Y
August 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Y...
Description
Formulasi & Teknologi Sediaan Non Solid SUPOSITORIA (SUPPOSITORIES) (1)
Melviani 2019
DEFINISI FI ed IV
adalah adalah sdiaan sdiaan padat padat dalam dalam berbagai berbagai bobot bobot dan dan bentuk, bentuk, yang yang diberikan diberikan melalui melalui rektal, rektal, vagina vagina atau atau uretra. uretra. Umumnya Umumnya meleleh, meleleh, melunak, melunak, atau atau melarut pada suhu tubuh. melarut pada suhu tubuh. Suppositoria Suppositori a dapat Suppositoria Supposito ria dapatbertindak bertindaksebagai sebagai pelindung pelindung jaringan jaringan setempat, setempat, sebagai sebagai pembawa pembawa zat zat terapetik terapetik yang yang bersifat bersifat lokal lokalatau atau sistemik. sistemik.
ISTILAH ATAU NAMA LAIN
Supositoria rektal (rectal suppository)
Supositoria vaginal (vaginal suppository)
Ovula (ovulae (ovulae))
Pessaries
Supositoria uretral (urethral suppository) Bougies
Supositoria nasal, aural
Bougies
SUPPOSITORIA BERDASARKAN BAHAN DASAR (BASIS) -- FI EDISI IV
Supositoria lemak coklat
Supositoria dengan dasar lemak pengganti lemak coklat (minyak nabati terhidrogenasi dan
lemak padat). (Lokal: Lemak tengkawang). Supositoria gelatin tergliserinasi
Supositoria dengan bahan dasar polietilen glikol
Supositoria dengan bahan dasar surfaktan
PENGGUNAAN TERAPETIS
Efek lokal (via vagina, rektum atau uretra): emolien, astringen, antibakteri, hormon, steroid, anestesi lokal, mengobati konstipasi, hemoroid (wasir/ambeien).
Rocket Suppository For Haemorrhoid
PENGGUNAAN TERAPETIS
Efek lokal
Antihemorrhoid bisa mengandung mengandung sejumlah komponen, spt: anestetik lokal, vasokonstriktor,
astringen, analgesik, emolien, zat protektif. Supositoria vaginal, efek lokal spt: antiseptik ( feminine feminine hygiene), kontraseptif (nonoxynol-9), antipatogen spt trikhomonasida utk vaginitis krn Trichomonas vaginalis, antifungi utk Candida albicans.
PENGGUNAAN TERAPETIS
Efek sistemik : absorpsi obat melalui membran mukosa rektum atau vagina (jarang).
PENGGUNAAN TERAPETIS
Efek sistemik : analgetika, antispasmodik, sedatif, tranquilizer, antibakteri.
Prochlorperazine dan chlorpromazine utk mual, muntah
(nausea, vomiting) dan tranquilizer. Oxymorphone HCl utk analgesia opioid.
Ergotamin tartrat utk migrain.
Indometasin, NSAID, analgesik antipiretik
Ondansetron utk mual muntah (nausea, vomiting)
KEUNTUNGAN RUTE REKTAL UNTUK PENGHANTARAN OBAT SISTEMIK
Berguna pada situasi ketika absorpsi oral tidak memungkinkan, misal: Pasien dlm keadaan tidak sadar, spt: dlm perawatan intensif (intensive care, spt di postoperative) ICU), kondisi pasca operasi ( postoperative Pasien muntah-muntah (spt pd infeksi saluran GI) Obat (zat aktif) mengiritasi saluran cerna gastroirritant drugs drugs), spt. Obat-obat ( gastroirritant AINS (NSAID), (NSAID), terutama terutama pd penggu penggunaan naan kronik.
Rute oral tidak bisa Pasien – GIT problems, Mual atau pasca operasi
Obat yg bs disalahgunak an, spt pd bunuh diri.
Obat dg rasa yg tdk enak.
Zat aktif mengalami first pass effect
Keuntungan
Zat aktif rusak olah asam atau lambung enzim GI
Anak kecil, usia lanjut, gangguan mental
Zat aktif memberi efek samping di GIT
Kondisi GI mempenga ruhi absorpsi
Umur pakai/Shelf pakai/ Shelf life life (kondisi simpan ketat).
Iritasi mukosa
Traditional Issuesfeeling of aversion
Bocor/ rembes Kerugian
Produksi skala besar sukar dan mahal
Absorpsi tdk sempurna Variasi Proctitis.
interintradan subyek
BENTUK DAN UKURAN
BENTUK: seperti peluru, terpedo atau jari-jari kecil
UKURAN: USP SP:: Bas Basiis ol oleu eum m ccac acao ao dew ewas asa a 2 g anak ½ dewasa FI : Ba Basi siss ol oleu eum m ca caca cao o de dewa wasa sa 3 g anak 2 g
Examples of the different shapes and sizes of suppositories. Taken from Allen L V Jr (2008) Suppositories. London: Pharmaceutical Press.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT DARI SUPPO REKTAL:
1. Faktor-faktor fisiologis a. Kandungan kolon:
Absorbsi meningkat jika rektum/kolon pada kondisi kosong kosong (terutama untuk sistemik). Yang mengganggu absorbsi rectum: diare, colonic obstruction obstruction (tumor), dehidrasi jaringan
b. Jalur/rute sirkulasi:
Obat didistribusikan ke seluruh tubuh tidak melalui me lalui hati, sehingga obat tidak dimetabolisme oleh hati
PENEMPATAN SUPOSITORIA DI REKTUM
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT DARI SUPPOSITORIA SU PPOSITORIA REKTAL c. pH dan tidak adanya kemampuan mendapar
dari cairan rektum pH cairan rektum 6,8 (agak asam) pH mukosa rektum sangat berperan dalam mengontrol kecepatan absorbsi obat Shankes: Obat-obat yang bersifat asam & basa lemah lebih cepat diabsorbsi daripada asam & basa kuat yang mudah terionkan Kesimpulan penilitian: “Barier “Barier pemisah lumen kolon dg darah bersifat permeabel terhadap bentuk obat yang tak-terionkan”. tak-terionkan ”.
Absorbsi obatakan akanmenaikkan meningkatjumlah meningkat denganobat mengubah pH mukosa rectum yang tak-terionkan.
TABEL PENGARUH PH INTRALUMEN TERHADAP ABSORBSI OBAT: Obat
pKa
pH-larutan 6,8 - 7,2 3,6 – 4,0
Asam: Salisilat Benzoat Fenol
3,0 4,2 9,9
% diabsorbsi 12 19 36
% diabsorbsi 42 ± 3 50 ± 7 37 ± 1
Basa: Anilin Quinin
4,6 8,4
44 20
32 ± 5 9±1
Catatan: phenol (asam lemah) yang hampir tak terionisasi pada pH 7
dan 4, perubahan absorbsi hanya sedikit dengan turunnya pH
Faktor–faktor yang mempengaruhi absorpsi obat dari suppositoria rektal Pengaruh pH intralumen terhadap absorbsi obat:
Riegelman & Crowell mendemonstrasikan bahwa langkah pembatas kecepatan absorbsi adalah difusi obat ke tempat pada mukosa rektal tempat terjadinya absorbsi
Difusifitas tersebut dipengaruhi oleh:
Sifat obat (adanya surfaktan, kelarutan obat dalam air-
lipid) Keadaan fisiologis kolon (jumlah dan sifat kimia dari cairan & zat padat yang ada)
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT DARI SUPPOSITORIA REKTAL
Membran dinding lumen rektum dilapisi oleh mukosa yg bertindak sbg penghalang mekanis (mechanical barrier) bagi perjalanan obat menuju pori pd lumen, tempat terjadinya absorpsi.
FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ABSORPSI OBAT DARI SUPPOSITORIA REKTAL
Obat yg dpt diabsorpsi di usus halus dan usus besar dpt pula diabsorpsi di daerah anorektal.
Kemiripan pola absorpsi dari usus halus dan usus besar tsb membuat obat yg lewat (dan tidak terabsorpsi) di usus halus absorpsinya juga jelek di kolon.
Sebaliknya, obat yg baik absorpsinya di kolon kemungkinan besar akan baik pula absorpsinya di usus halus, jika diberikan p.o.
2. Karateristik Fisiko-kimia obat: a. Kelarutan obat dalam lemak-air
Obat lipofilik dalam basis suppositoria berlemak dg konsentrasi rendah sulit untuk lepas dari basis.
Allawa dan Riegelman melaporkan: melaporkan: “Obat yang sangat larut (mudah larut) dalam basis oleum cacao dan terdapat dalam jumlah sedikit (dosis kecil) tidak/sukar terlepas ke cairan sekitar dibandingkan dengan obat yang sukar (sedikit) larut dan larut dan terdapat dalam jumlah banyak (mendekati jenuh)”
Maka, untuk supositoria dg dasar (basis) lemak, obat dlm bentuk garam yg larut dlm air dan tdk larut dlm lemak lebih menguntungkan.
Utk supositoria dg dasar larut-air, yg pelepasan obatnya tjd dg melarutnya dasar supo (basis), obat dlm btk garam larut-air mempercepat absorpsi.
Misal: Utk meningkatkan laju absorpsi dari supositoria, bentuk
Efedrin sulfat
Quinin HCl
Na barbital Na salisilat
lebih disukai daripada bentuk basa dan asamnya
Pembatas kecepatan (rate limiting step) absorpsi obat dari supositoria adalah partitioning dari obat yg terlarut dari basis yg meleleh dan bukan laju pelarutan dari obat dlm cairan tubuh.
Riegelman dan Crowell menunjukkan bhw laju difusi obat ke permukaan supositoria, ukuran partikel obat, dan adanya surfaktan adl faktor yg berpengaruh pd pelepasan obat dari supositoria.
Larutnya obat dlm padatan PEG dan basis lemak memperlama absorpsi, krn obat lambat keluar ke cairan sekitar.
b. Ukuran partikel
Ukuran partikel kecil kelarutan besar absorbsi meningkat. Ukuran partikel yg besar memperlambat pelarutan, shg juga memperlambat absorpsi.
Surfaktan bisa meningkatkan dan juga bisa menurunkan laju absorpsi obat. Pd NaI, absorpsi dipercepat dg adanya surfaktan dan berbanding lurus dg turunnya tegangan permukaan pembawa (vehicle (vehicle). ). Surfaktan yang larut dlm cairan rektum juga membantu melepas (mencuci) (me ncuci) lapisan mukosa rektum sbg penghalang mekanis (fisis) absorpsi. Pd fenol, absorpsi obat menurun dg adanya surfaktan, kemungkinan krn terbentuknya kompleks obat-surfaktan.
LANJUTAN …..
Karateristik fisiko-kimia dari basis dan adjuvan (bahan pembantu): Basis harus dapat mencair, melunak atau melarut melepaskan obat Tidak boleh ada interaksi antara basis dan obat, jika terjadi interaksi obat-basis maka dapat mengganggu absorbsi dan pelepasannya Basis tidak boleh mengiritasi membran mukosa rektum, shg tidak sakit saat BAB. Bentuk garam efedrin HCl, Na-barbital & Na-salisilat diabsorbsi lebih baik dibanding dalam bentuk asam/basanya
LANJUTAN …..
Karateristik fisiko-kimia dari basis dan adjuvan (bahan pembantu): Basis harus dapat mencair, melunak atau melarut melepaskan obat Tidak boleh ada interaksi antara basis dan obat, jika terjadi interaksi obat-basis maka dapat mengganggu absorbsi dan pelepasannya Basis tidak boleh mengiritasi membran mukosa rektum, shg tidak sakit saat BAB. Bentuk garam efedrin HCl, Na-barbital & Na-salisilat diabsorbsi lebih baik dibanding dalam bentuk asam/basanya
Komponen Suppo:
ZAT AKTIF
Zat aktif dipilih sesuai dengan maksud terapi
(lokal or sistemik) sistemik) Pemilihan ZA atas pertimbangan dari sifat fisikokimiawi (physical kimiawi (physical state, bulk density, solubility, dll.) juga farmakokologi
BASIS (BAHAN DASAR) SUPPO YANG IDEAL MEMPUNYAI MEMPUNYAI SIFAT: 1.
Dapat meleleh pada suhu tubuh atau dapat larut atau terdispersi dalam cairan tubuh.
2.
Dapat melepaskan obatnya
3.
Dapat mempertahankan bentuknya setelah dicetak & tidak mudah patah
4.
Tidak toksis, tidak mengiritasi selaput lendir
5.
Stabil dalam penyimpanan Dapat bercampur dengan bahan aktifnya
6.
PEMILIHAN BASIS SUPPO: 1. Pertimbangan umum: a. Selama produksi (during production): Contraction : dengan alat pencetak Inertness : tidak berinteraksi antara basis dg ZA Solidification : waktu pemadatan Viscosit Viscosity y : saat pencampuran pencampura n (blending) (blendi ng) b. Selama penyimpanan (during storage): Impurity : tidak terkontaminasi mikrobial Softening : tidak lunak, penting dalam storage
Stability : tidak mudah teroksidasi, hidrolisis, dll.
PEMILIHAN BASIS SUPPO: c. Selama penggunaan (during use):
Release : dipilih yang bisa melepaskan sampai ke tempat aksi (target site)
Tolerance: minimal toxixity dan tidak mengiritasi mucosa rektal
MACAM-MACAM BASIS SUPPO 1. Natural bases (basis dari alam) = basis berlemak Contoh : Oleum Cacao Macam-macam asam lemak yang dihidrogenisasi
dari minyak nabati (minyak palem dan minyak biji kapas) Gabungan gliserin dg asam lemak BM tinggi (asam palmitat & asam stearat)
2. Synthetic bases = basis larut air Contoh : Polietilen glikol (PEG) Gliserin gelatin
3. Semisynthetic bases Contoh :
Novata, Suppocire, Wecobee dan Witepsol
Macam-macam basis yang bisa digunakan:
Oleum Cacao
PEG
Gelatin
OLEUM CACAO (MINYAK COKELAT): Stru St rukt ktur ur kim kimia ia
Tri rigl glis iser erid ida a (Ole (Oleo o pal palmi mito to ste stear arin in & ole oleo o disterin)
Organoleptis
Bentuk : lemak padat rapuh W arna : putih kekuningan Bau & rasa : seperti coklat
Titik leleh
30oC – 35oC (86oF – 95oF)
Angka Iod
34 – 38
Angka asam asam
Tidak lebih lebih dari 4
Penyimpanan
Dingin, kering, terlindung dari cahaya
OLEUM CACAO (MINYAK COKELAT) Keuntungan:
Tidak berbahaya Lunak/lembut Tidak reaktif (inert) Meleleh pada suhu tubuh
Kerugian: Kerugian:
Mudah menjadi tengik Meleleh pd udara panas Menjadi cair bila dicampur dengan obat-obat ttt dan pemanasan yang terlalu lama Terisomerisasi (polimorfi) dgn titik leleh yang lebih rendah karena dipanaskan
OLEUM CACAO (MINYAK COKLAT):
Merupakan basis suppositoria yang paling banyak digunakan.. digunakan
Memenuhi sebagian syarat basis yang ideal ideal
Harus disimpan ditempat dingin, kering & terlindung dari cahaya
Kejelekannya: mempunyai bentuk polimorphy.
Komposisi ol cacao:
Asam palmitat 24% Asam sterat 35% Asam oleat 39%
Asam tak jenuh 2%
CACAO: 1.
Bentuk α: Titik leleh 240C Diperoleh dari lelehan minyak coklat yang didinginkan segera sampai suhu 00C .
2.
Bentuk β’ metastabil = beta prima
Titik leleh 28-310C Terjadi bila lemak coklat yang cair diaduk pada suhu 18-23 0C
Bentuk β stabil: Titik leleh 34-350C Diperoleh dari bentuk β metastabil yang perlahan-lahan berubah bentuk. Perubahan ini disertai penyusutan volume. 4. Bentuk γ: Titik leleh 180C Diperoleh dari minyak coklat yang sebelum memadat (20 0C) dituang ke dalam wadah yang telah didinginkan pada suhu sangat dingin. 3.
BENTUK KRISTAL & SIFAT OL. CACAO Sifat-sifat
Bentuk γ
Bentuk α
Bentuk β
Stabilitas
Kurang
Sedang
Paling stabil
Rendah
Sedang
Tinggi
Seperti gelas (bening)
-
Seperti tepung
(relatif) Titik lebur (leleh) Rupa
SIFAT-SIFAT OLEUM CACAO:
Pada pemanasan yang berlebihan, dapat merubah titik leburnya menjadi lebih rendah dari suhu kamar sehingga sukar membeku.
Pemanasan yang tinggi lemak coklat akan mencair sempurna seperti minyak dan kehilangan semua inti kristal stabil, yang berguna untuk memadat. Bila didinginkan dibawah 15 0C akan mengkristal dalam bentuk kristal metastabil
SIFAT-SIFAT OLEUM CACAO:
Pemanasan oleum cacao sebaiknya dilakukan sampai cukup meleleh dan dapat dituang . Penambahan beberapa bahan obat akan menurunkan titik leleh minyak cokelat:
Minyak menguap Kreosot Fenol Kloralhidrat Champor
CARA MENCEGAH BENTUK YANG TAK STABIL OL CACAO: Massa dilelehkan sempurna kristal yang tersisa dapat mencegah bentuk yang tak stabil Dengan menambah sedikit kristal stabil ke dalam ol. cacao yang sudah dilelehkan mempercepat perubahan bentuk tak stabil ke bentuk yang stabil ( seeding seeding) Lelehan yang memadat didiamkan pada suhu antara 28-32oC untuk beberapa jam/hari
PENAMBAHAN EKSIPIEN DALAM SEDIAAN SUPPO BASIS OL. CACAO:
Cera flava
+ < 3% TL 6% TL> 37oC
Cetaceum 18-28%
Meningkatkan titik lebur oleum cacao:
Meningkatkan daya serap terhadap air
Tween 60:
Meningkatkan absorbsi air larut tetap tersuspensi Membuat zat-zat yang tidak dalam lemak
Aluminium stearat, silika:
Meningkatkan kestabilan
BASIS YANG LARUT AIR (WATER SOLUBLE) Yang termasuk basis yang yang larut air: a. Gelatin-Gliserin (glicero (glicero gelatin) b. Polietilen glikol
Basis sering digunakan untuk suppo vagina dimana dikehendaki efek obat yang lebih lama.
Sifat basis suppo glicero gelatin: 1. 1. Higroskopis 2. Mengakibatkan dehidrasi dan iritasi jaringan. 3. Adanya air dalam formula suppositoria dapat mengurangi kerjanya. kerjanya.
BASIS GELATIN-GLISERIN (GLICERO (GLICERO GELATIN)
Gelatin tipe A
US P
Gelatin tipe B
(Pharmagel A)
(Pharmagel B)
Bereaksi asam
Bereaksi sedikit asam
pH 3 - 4,5
pH 5 – 7
Boric acid tidak boleh pakai tipe B
Ichtamol & protagol tidak boleh pakai tipe A
CTM boleh pakai basis tipe A dan B
CONTOH FORMULA BASIS GELATINGLISERIN Komponen
Formula I
Formula II
Formula III
Obat + air
10
10
37
Gelatin
20
25
25
Gliserin
70
65
20
-
-
18
PEG
Hasil: Formula II paling keras. Penggantian gliserin oleh PEG lebih baik karena menjadi lebih mudah larut, shg lebih mudah diabsorbsi. Gelatin + 5% baik untuk rectal rectal dewasa 4 g, untuk anak 2,5 g. Berat suppo dengan basis glicero gelatin untuk
POLIETILEN GLIKOL (PEG): Pertama kali dikembangkan di Jerman dan negara Eropa lain selama perang dunia II Nama lain PEG :
Postonal (Jerman)
Carbowax (USA) dan Scurol (Prancis)
PEG dariair. polimerisasi etilen oksida rantaiterbentuk panjang dan
SIFAT-SIFAT BASIS PEG:
Stabil (tidak terhidrolisa/terurai)
Melarut dalam cairan tubuh
Higroskopis
Tidak membantu tumbuhnya bakteri
Dapat merangsang membran mukosa jikakandungan jikakandung an air kurang dari 20 20 %
DAFTAR TL DAN KELARUTAN DARI PEG BM rata-rata
Titik lebur (oC)
Kelarutan dalam air (%)
400
4–8
100
600 1000
20 – 25 37 – 40
100 70
1500
38 – 41
73
1540 4000
43 – 46 53 – 56
70 62
6000
60 – 63
50
BM Semakin tinggi maka semakin tinggi titik lebur,
semakin rendah kelarutan dan semakin higroskopis
BASIS PEG Dapat digunakan untuk obat:
Aminophylin Benzokain Yodoform Sulfonamid Zinci okside
Titik lebur akan turun jika dicampur dg obat: Asam tanat Balsam peruvianum Chloral hidrat
Ichtamol
CONTOH FORMULA BASIS PEG BM PEG
FI
F II
F III
F IV
1000
96%
75%
-
-
4000
4%
25%
-
-
1540
-
-
70%
30%
6000 Obat + air
-
-
30% -
50% 20%
Total
100%
100%
100%
100%
KETERANGAN FORMULA: FI FII
: TL rendah jika diinginkan efek yang cepat c epat : TL lebih tinggi dan lebih stabil daripada FI
FIII
: untuk suppo yang mengandung zat-zat yang dapat menurunkan TL basis : mengandung air untuk membuat suppo dengan zat larut dalam air tidak larut dalam PEG Misal : Luminal Na, Protargol.
FIV
Suppo dengan basis FI-FIII tidak mengandung air sebelum dipakai dicelupkan dalam air untuk
mencegah iritasi
EMULSIFYING BASES
Merupakan campuran basis
Merupakan kombinasi dari zat-zat yang hidrophilik dan lipofilik yang dapat membentuk emulsi.
contoh : polioksil 40 stearat
BASIS CAMPURAN SUPPO:
1.
Merupakan campuran basis (basis emulsi = emulsifying bases) Merupakan kombinasi dari zat-zat yang hidrophilik dan lipofilik yang dapat membentuk emulsi atau terdispersi dalam cairan berair. Contoh : Polioksil 40 stearat (SAA)
Larut dalam air Titik lebur 39 – 45 oC
2.
Sabun
3.
Gliserin suppo USP, mengandung sodium
stearat
GLISERIN SUPPO USP R/Gliserin 91 Sodium stearat 9 Akuadest 5
Cara pembuatan:
Gliserin dipanaskan pada 120oC ditambah sodium stearat hingga larut, aduk-aduk lalu ditambah akua.
Campuran panas dituang ke cetakan (setelah dicampur obatnya)
CARA PENGGUNAAN SUPPO:
Suppodulu dengan basis oleum cacao sebelum cacao sebelum dipakai dibasahi dengan minyak, sedangkan yang basisnya PEG sebelum PEG sebelum dipakai dibasahi dulu dengan air.
MACAM SUPPO BERDASAR CARA PENGGUNAANNYA: 1.
Suppositoria Analia (lewat Anus) Untuk efek lokal dan sistemik, bentuk terpedo. Untuk efekefek lokalsistemik contoh: obat hemorrhoid, Untuk contoh: sedativ, analgesik, transquilizer. Contoh: anusol HC, Dulcolax
2. Suppo Vaginalia (lewat V) Terutama untuk efek lokal selaput lendir, bentuk bulat atau bulat telur, beratnya 5 gram. contoh : albothyl vaginal suppo
contoh : albothyl vaginal suppo
PENGGUNAAN SUPPO
Pemilihan Adjuvants
DIPILI H DENGAN ADJUVANTS DIPILIH TUJUAN UNTUK: To improve incorporation of powdered actives (memperbaiki penyatuan dengan zat aktif) Contoh: Mg karbonat, neutral oil dan air To improve hydrophilicity (memperbaiki hidopilisitas) To improve viscosity (memperbaiki viscositas) To alter melting temperature (mengubah suhu lebur)
To improve mechanical strength (memperbaiki tekanan mekanik = kekerasan) To change appearance (mengubah penampilan) To protect againts degradation (melindungi dari degradasi)
To modify absorption (memodifikasi absorbsi)
TO IMPROVE INCORPORATION OF POWDERED ACTIVES Contoh:
Mg karbonat,
Neutral oil (viskositas rendah mengandung C8 – C12)
Water (1-2%), tergantung kapsitas absorbsi dari basis
TO IMPROVE HYDROPHILICITY
Jika digunakan konsentrasi rendah dapat meningkatkan absorbsi, namun jika lebih banyak justru menurunkan absorbsi
Contoh: Surfaktan anionik: garam empedu, calsium oleat, cetil stearil alkohol 10%, SLS (1%), Na stearat (1%), trietanolamin stearat (3-5%)
Surfaktan nonionik dan amfoterik: tween, span, PEG 400 miristat, PEG 400 stearat (Myrj), dll. Partial gliserides: gliserin mono stearat, gliserin mono oleat, asam mono-di gliserid palmitat, dll.
TO IMPROVE VISCOSITY
Fatty acids & derivatives: aluminium mono stearat, gliserii mono staerat, asam stearat
Fatty alkohol: cetil, myristil, dan stearyl alkohol
Serbuk inert: bentonit, coloidal silica
TO ALTER MELTING TEMPERATURE Misal :
Asam-asaam lemak & derivatnya (gliserol stearat dan asam staerat)
Lemak alkohol: cetil alkohol, cetil stearil alkohol
Hidrokarbon: parafin
Waxes/malam: beeswax dan carnauba wax)
TO IMPROVE MECHANICAL STRENGTH Bahan-bahan:
Polisorbat
Castol oil Fatty acid monogliserides
Gliserin, dan
PEG
TO CHANGE APPEARANCE Bahan-bahan yang bisa digunakan:
Colorants baik yang hidrosoluble, liposoluble dan insoluble material
TO PROTECT AGAINTS DEGRADATION Antioksidan
BHT
BHA Ascorbic acid
Propil galat, dll.
TO MODIFY ABSORPTION
Enzim depolimerisasi : mucopolisakaridase
Dapat meningkatkan kecepatan pentrasi zat aktif
POKOK BAHASAN
Metode pembuatan suppo
Pengemasan suppo Formulasi sediaan suppo
Metode Pembuatan Suppo
METODE PEMBUATAN SUPPO Empat (4) cara pembuatan sediaan suppo:
Dengan tangan (hade made = hand shaping = hand rolling)
Cetak penuangan
Cetak dingin (kompresi = compression = cold
compression = pressing) Dengan mesin cetak otomatis
MENCETAK DENGAN TANGAN Merupakan cara yang paling sederhana dan mudah
Tidak menggunakan alat-alat yang sulit dan mahal Tidak perlu dibuat massa yang berlebihan
Hanya cocok untuk basis oleum cacao dan dalam jumlah sedikit Sukar dikerjakan di daerah panas Suppo yang dihasilkan tidak sebaik suppo yang
dibuat dengan cara lain Sebelum mencetak tangan dicelupkan dalam air es Juka diperlukan penggunaan penabur hendaknya dipakai sedikit amilum (licopodium/talk)
CARA MENCETAK DENGAN TANGAN:
Bahan obat diserbuk/dilarutkan dg air
Ditambah basis Diaduk ad homogen Massa digulung mjd bentuk silinder
Kmd dipotong sesuai yang diinginkan
CARA MENCETAK TUANG: Melebur Melebur basis basis
Mencampurkan Mencampurkan bahan bahanobat obat (diemulsikan/dispersi) (diemulsikan/dispersi)
Merupakan metode yang paling umum dipakai dalam pembuatan suppo baik dalam jumlah kecil maupun besar besar
Melepaskan suppo
Menuang Menuang ke ke dalam dalamcetakan cetakan
Mendinginkan Mendinginkan
Melepaskan suppo dari daricetakan cetakan
suppo suppo
Cetakan suppo dari steinless Metode cetak tuang
Cetakan
Suppositoria
Cetakan suppo dari plastik Metode cetak tuang
Cetakan suppo dari karet Metode cetak tuang
CETAK DINGIN (KOMPRESI) Pembuatan lebih mudah
Kerugian:
Keuntungan:
Hasilnya lebih baik dan
seragam Tidak diperlukan pemanasan
Kemungkinan terjadinya endapan zat aktif yang tidak larut dalam basis dapat dihindari •
Adanya kemungkinan
udara masuk (sehingga memungkinkan reaksi oksidasi)
•
Cara ini tidak cocok untuk basis gelatin-gliserin Cari ini paling sesuai untuk obat-obat yang termolabil
CARA CETAK DINGIN (KOMPRESI) Obat dicampur homogen dengan basis
Dimasukkan dalam Silinder mesin pencetak
Cetakan bisa diganti roda Silinder Silinder
Massa ditekan Dengan memutar roda
Papan yang bisa dipasang/lepas Papan penahan dilepas
Diulang-ulang sehingga Semua bahan tercetak
Suppo diambil
MESIN CETAK SUPPO OTOMATIS
Proses pembuatan mulai dari penuangan, pendinginan, dan pemindahan massa suppo dikerjakan dengan mesin
Pengisian massa suppo ke dalam cetakan dan pelepasan suppo dari cetakan termasuk pembersihan cetakan dilakukan secara otomatis Mesin pencetak berputar bisa menghasilkan suppo 3500 – 6000 suppo/jam Mesin dengan pencetak baris lurus kapasitas
10.000 suppo/jam
Mesin cetak berputar 1
(rotary) 4 2 5
3
Mesin cetak suppo berputar : 1. Alat pengisi (hopper) 2. Tempat mengeluarkan suppo 3. Meja pendingin berputar 4. Alat pengerok dan 5. Tempat masuk dan keluarnya bahan pendingin.
CARA KERJA MESIN OTOMATIS: Hopper diisi dengan Pengisian ke cetakan massa suppo Dicampur homogen, Diaduk dan panas ttt
Sirkulasi pendingin Disesuaikan dg kecepatan Putar meja
Sesudah massa memadat Kelebihan massa dipotong Dikumpulkan (dicetak lagi)
Suppo yg sudah jadi
(telah diolesi lubrikan) lewat filler
Cetakan ditutup & dibersihkan
Dikeluarkan dari meja cetak Dg membuka cetakan
Dan proses pencetakan Diulang-ulang
DENGAN MESIN CETAK OTOMATIS: Catatan:
Cetakan harus dijaga tetap bersih untuk menghindari sisa massa suppo yang dapat mengganggu penutupan
Penutupan yang tidak sempurna dapat mengakhibatkan mengakhibatka n berat suppo berlebihan
Untuk pembersihan cetakan digunakan semprotan udara dengan tekanan tekanan
Mesin cetak suppo berputar
Proses pengisian suppo kedalam cetakan pd
mesin cetak berputar
Mesin cetak suppo dengan pencetak baris lurus lurus
Mesin pencetak suppo
CETAKAN SUPPOSITORIA Plastik:
Logam terbuat dari:
Kuningan
Aluminium Stainless steel
Terbuat dari plastik
Cocok untuk basis gelatin gliserin
Hasilnya lebih memuaskan dari pada plastik
Catatan: setiap habis dipakai harus dibersihkan
dengan hati-hati, tidak boleh dengan alat kasar/keras goresan suppo sukar dilepaskan dari cetakan
KALIBRASI CETAKAN SUPPO Kenapa harus dikalibrasi??? Perbedaan basis dipakai & obat yang
Perbedaan berat suppo hasil cetakan Perlunya kalibrasi cetakan suppo
KALIBRASI CETAKAN SUPPO Kalibrasi cetakan:
Dengan membuat suppo dengan basis yang akan digunakan
Suppo dikeluarkan dari cetakan dan ditimbang Berat rerata suppo dihitung
KALIBRASI CETAKAN SUPPO Jika jumlah obat sedikit/kecil, sehingga tidak mempengaruhi berat suppo yang dicoba maka bisa diabaikan (misal: 30 mg/suppo) Jika densitas obat sama densitas basis, maka jumlah berat yang sama dikurangkan dikurangkan dengan jumlah berat basis Jika densitas obat tidak sama basis, maka banyaknya basis yang digantikan tempatnya harus diperhitungkan Ini berlaku untuk pembuatan suppo dg kompresi maupun peleburan
CONTOH: R/ Acid Acid ta tann nnic ic 0,20 0,200 0 Ol. Cacao
qs
M.f. suppo dtd no v
Berapa ol. cacao yang diperlukan bila tiap suppo beratnya 3 g?
Jika diketahui: densitas acid tannic 1,4 g/cc dan densitas ol. cacao 0,86 g/cc g/cc
TABEL FAKTOR OLEUM CACAO DARI BEBERAPA OBAT
Acetosal : 1,1 Aminiphylin : 1,1 Acid salicyl : 1,3 Acid tannic : 1,6
Bismut subgalat : 2,9 Phenobarbital : 1,2 Keterangan:
Jika densitas obat percobaan yang dipakai tidak diketahui, maka perlu ditentukan dalam Demikian juga jika dipakai basis yang lain Caranya:
Campuran obat-basis dimasukkan dalam cetakan, tambah lagi basis secukupnya.
Timbang suppo yang terjadi dan selisih beratnya merupakan berat baisi yang diperlukan
URUTAN YANG LEBIH JELAS SBB:
Menimbang obat untuk 1 (satu) suppo
Mencampur obat tersebut dangan sedikit basis yang telah dilelehkan, kemudian masukkan ke dalam cetakan
Tambahkan basis yang telah dilelehkan sampai cetakan penuh.
Dinginkan sampai suppo memadat, keluarkan suppo dari cetakkan dan timbang
Berat suppo dikurangi dengan berat obatnya
merupakan berat basis yang harus ditambahkan
DOSAGE REPLACEMENT FACTOR REPLACEMENT FACTOR (NILAI TUKAR)
Jumlah basis yang digantikan obat dalam suppo dapat dihitung dengan menggunakan faktor pengganti f = dosage replacement factor (nilai tukar).
Nilai tukar adalah berat lemak coklat (oleum cacao) yang mempunyai volume sama dengan volume 1 (satu) gram obat.
Harga f dari beberapa obat terhadap ol.cacao tercantum dalam tabel berikut.
HARGA F DARI BEBERAPA OBAT TERHADAP OL.CACAO
Obat Asam borat
f 0,67
Obat Chloralhydrat
f 0,67
Phenobarbital Balsam peruv. Bi. Subnitrat Bi. Subgalat Camphore Cera alba/flava Spermaceti
0,81 0,83 0,33 0,37 1,49 1,0 1,0
Quinin Hidroklorit Ichtyol Oleum ricini Phenol SA Teofilin Na-ace Na-acetat tat Zinc oxide
0,83 0,91 1,0 0,9 0,6 0,6 0,15-0,25
CONTOH 1: R/ Phen Phenob obar arbi bita tall 0,10 0,100 0 Oll.cacao O
qs
M.f. supp dtd
no v
Berapa ol. Cacao yang diperlukan jika berat suppo 3 g?
JAWABAN:
Untuk membuat 5 suppo maka jumlah phenobarbital = 5 x 0,100 g = 0,5 g Jumlah ol.cacao yang dipindahkan oleh 0,5 g phenobarbital adalah = 0,5 x 0,81 = 0,405 g
Berat total (5) suppo = 5 x 3 g = 15 g Jadi ol.cacao yang diperlukan adalah = 15 – 0,405 g = 14,595 g Catatan: Pembuatan suppo harus dikerjakan dengan massa yang berlebihan untuk mengantisipasi massa yang hilang
CONTOH 2:
Buatlah 15 suppositoria yang mengandung aminophyllin 0,5 gram.
Jika dikehendaki berat 1 suppo = 3 g & harga f
aminofilin 0,86. Hitunglah jumlah ol.caco yang diperlukan! Jawaban:
Berat total 15 suppo = 15 x 3 g = 45 g Aminophyllin yang diperlukan = 0,5 g x 15 = 7,5 g
Nilai tukar aminophyllin = 7,5 x 0,86 = 6,45 g
Jadi tambahan lemak coklat yang diperlukan
sebanyak = sebanyak = 45 g – 6,45 g = 38,55 g .
TUGAS QUIS: R/ Ch Chlo lora rall hid hidra ratt 0, 0,15 15 Oll.caco O M.f supp dtd
qs no. X
Berapa ol. Cacao yang diperlukan jika berat suppo 3 g?
Nilai tukar chloral hidrat (f) = 0,67
Pengemasan Suppo
KEMASAN SUPPOSITORIA Suppo harus dikemas dengan rapat dan satu sama lain tidak saling bersentuhan Kemasan yang tidak baik bisa menyebabkan: cacat/ noda, pecah/deformasi karena pelelehan/sentuhan Suppo biasanya dikemas dalam timah/aluminium/ plastik atau kertas strip Pengemasan suppo dapat kerjakan dengan tangan atau dengan mesin
Kebanyakan suppo tidak dikemas satu-persatu, namun dikemas dalam dos/plastik 6-12 suppo Suppo yang mengandung zat higoskopis & zat mudah menguap memerlukan kontainer/plastik.
Suppo gelatin glieserin memerlukan kemasan yang di sealed sealed .
MESIN CETAK LANGSUNG DALAM KEMASAN ( IN-PACKAGE IN-PACKAGE MOLDING )
Merupakan metode untuk mencetak suppo langsung dalam bahan pembungkusnya. pembungkusnya. Kapasitas 12.000 – 20.000 suppo per jam Bahan pembungkus dapat berupa:
Plastik aluminium foil Polipropilen Pernis meliminasi dua strip Lembaran paralel yang sudah terbentuk
MESIN CETAK LANGSUNG DALAM KEMASAN IN-PACKAGE MOLDING ) ( IN-PACKAGE Keuntungan:
Kerugian:
Laju produksi tinggi Tidak perlu pengerokkan/ pemotongan massa suppo Tidak terdapat penanganan bulk dan penyimpanan suppo yang belum dibungkus Pemeliharaan suhu yang terkontrol
Ketergantungan pada bentuk cetakan dan kesempurnaan tutup/seal untuk memperoleh bentuk suppo yang baik
PENGEMASAN (PACKAGING/VERPACKING)
Suppo gliserin-gelatin dikemas dalam wadah gelas tertutup rapat
Suppo oleum cacao dikemas secara pisah atau dipisahkan satu sama ygterpisahlainnya pada celah-celah pada kotak.
Suppo pada umumnya dikemas dalam alufoil (aluminium foil) dan juga bisa pakai stripping.
Macam-macam pengemas
Box
Stripping
Form Formulasi ulasi Sediaan Suppo
SUATU PENDEKATAN DALAM FORMULASI SUPPOSITORIA Pertama kali yang perlu diperhatikan: Apakah pengobatan pengobatan tersebut untuk untuk tujuan lokal atau atau sistemik???
Apakah suppositoria suppositoria tersebut digunakan digunakan lewat rectal, vaginal, atau uretral???
Efek apakah yang dikehendaki: cepat, lambat atau diperpanjang (prolonged)???
SUPPO UNTUK EFEK SISTEMIK Basis:
Macam basis
Ketersediaan di pasaran
Obat dapat terdispersi homogen & dapat melepaskan obatnya
Kemampuan melepaskan obat suppo o padadari 36-37 C dalam air
Stabilitas pada suhu 4oC dan suhu kamar setelah dicampurkan
Obat:
Perlu diketahui kelarutannya dalam air dan pelarut lain
Bila obat larut dalam air basis lemak dengan kemampuan mendukung air kecil
Bila obat sangat larut dalam lemak basis yang campur atau larut dalam air dengan penambahan surfaktan
manaikkan kelarutannya.
SUPPO UNTUK EFEK SISTEMIK
Setelah parameter-parameter di atas diteliti dan dievaluasi, kemudian: Uji toksisitas/iritasi pada hewan Ketersediaan hayati obat pada hewan
Uji klinis pada manusia
Sebelum dilakukan uji pelepasan obat secara invitro, suppo disimpan pada suhu kamar (25 ±3oC) selama paling sedikit 48 jam (2 hari)
Terlebih dahulu harus dilakukan uji kekerasan/ ketahanan terhadap tekanan mekanik ( fragilitas fragilitas & brittleness)
SUPPO UNTUK EFEK SISTEMIK
Isi cairan dalam rektum sedikit
Sehingga uji kecepatan pelarutan/pelepasan obat in vitro yang menggunakan air dalam jumlah besar dipandang hanya sebagai:
Petunjuk formulasi setelah formula diproduksi Dipakai sebagai prosedur kontrol kualitas
Dalam beberapa hal ada korelasi antara in vitro–in vivo kecepatan pelepasan (release rate)
SUPPO UNTUK EFEK LOKAL Obat Obat Basis Basis Umumnya dapat diabsorbsi, misalnya Tidak dapattidak diabsorbsi untuk : Melelehnya lambat Haemorroid (wasir) Melepaskan obat juga lambat (berlawanan Lokal anaestetik dengan untuk efek sistemik)
Antiseptik
Efek–lokal jam 4 jampada umumnya berlangsung 0,5
MASALAH-MASALAH SPESIFIK DALAM FORMULASI SUPPOSITORIA a. Air dalam suppo
g. Penyusutan volume
b. Higroskopisitas c. Ketidakcampurkan
h. Penambahan zat
(incompatibilitas)
pelumas (lubricant)
i.
Faktor pengganti dosis
j.
Pengawasan bobot dan volume
d. Viskositas (viscosity ) e. Kerapuhan
( fragilitas/brittlenes fragilitas/brittlene s s)
k. Ketengikan (rancidity)
dan antioxidant
f.
Kerapatan (density)
A. AIR DALAM SUPPO Penggunaan air sebagai pelarut supaya dibatasi, karena: Air dapat mempercepat mempercepat oksidasi oksidasi lemak Jika air menguap, zat-zat yang terlarut kristal keluar Kecuali: Bila air berada dalam jumlah banyak (>50%) dapat meningkatkan absorbsi obat (dampak positif). Mempercepat reaksi antar bahan Sebagai media yang baik untuk pertumbuhan
bakteri dan fungi (prn ditambah preservatif, metil/propil paraben).
B. HIGROSKOPISITAS
Umumnya terjadi pada basis gelatin-gliserin dan basis PEG Pada basis gelatin gliserin:
Tergantung kelembaban dan temperatur Iklim kering air menguap
Iklim kelembaban tinggi
menyerap
air
Pada basis PEG, kecepatan menarik air tergantung:
Kelembaban udara Temperatur Panjang rantai molekul, semakin tinggi BM maka higroskopitasnya semakin menurun, dengan penurunan bermakna auntuk seri 4000 & 6000.
C. KETIDAKTERCAMPURKAN (INCOMPATIBILITAS)
Basis PEG incompatibel dengan: garam perak, aspirin, aminopirin, ichtamol, benzokain, iodoklor
hidroksi quinolin, asam tanat, sulfonamid, kinin, dll. Zat-zat seperti: Na-barbital, asam salisilat, dan champor, jika dicampur dg PEG cenderung kristal keluar
Jika kadar asam salisilat tinggi akan menurunkan titik lebur PEG suppo meleleh
Pinisilin G dalam basis PEG
terurai,
maka baik
menggunakan basis oleum cacao (stabil)
D. VISKOSITAS Viskositas oleum cacao lebih rendah dari gelatingliserin maupun PEG Jika viscositas sangat rendah obat yang tak larut
kadar obat tidak uniform akan mengendap Cara penanggulangan masalah-masalah dari basis yang mempunyai viskositas rendah :
Pemanasan ol.cacao serendah mungkin
Gunakan basis dengan kisaran lebur lebih sempit yang mendekati temperatur tubuh Penambahan ± 2% aluminium monostearat Penambahan Penambahan:: setil, stearil, miristil alkohol, atau asam
stearat dapat memperbaiki kondisi suppo.
E. KERAPUHAN (FRAGILITAS/BRITTLENESS)
Suppo dg basis ol.cacao biasanya tidak rapuh & elastis.
Basa–basa lemak sintetis dg derajat hidrogenasi yang tinggi & kandungan stearat tinggi, dg kandungan padatan rapuh. tinggi pada suhu kamar
biasanya lebih
Keretakan tersebut seringkali karena pendinginan yang tiba-tiba dalam suatu cetakan yang sangat dingin
Suppo yang rapuh, menyulitkan dalam: pembuatan, pengemasan & pemakaian
Pengatasannya dengan jalan:
Perbedaan suhu basis yang meleleh dg cetakan ce takan sekecil mungkin
Penambahan sedikit: tween 80, 85, monogliserida asam lemak, minyak jarak, gliserin, atau propilen glikol.
F. KERAPATAN (DENSITY)
Kerapatan basis harus diketahui untuk menghitung jumlah obat setiap suppo.
Volume cetakan sudah tertentu, tertentu, shg berat berat suppo tergantung kerapatan massa (obat + basis).
Jika terjadi kontraksi (penyusutan volume) dalam cetakan selama pendinginan, maka penambahan pengganti harus dilakukan untuk mendapatkan berat suppo yang diinginkan.
Contoh perhitungan sudah dijelaskan pada bab dahulu (lihat catatan tentang nilai tukar & f)
G. PENYUSUTAN VOLUME (VOLUME KONTRAKSI)
Adanya volume kontraksi maka: Menguntungkan:
Membantu suppo lepas dari cetakan Mengurangi/tidak Mengurangi/ tidak perlu zat pelumas/lubricant.
Merugikan karena: karena:
Terjadinya lubang pada ujung yang terbuka dari cetakan tsb. Bobot suppo jadi lebih kecil (berkurang) Penampilan suppo tidak sempurna sempurna
Dapat diantisipasi dg: Menuangkan massa suppo sedikit
diatas beku ke dalam cetakan dihangatkan suhu yangsuhu hampir sama dg massa yangyang dituang. Cetakan dg didisi berlebih kelebihan dipotong.
H. PELUMAS/LUBRIK PELUMAS/LUBRIKAN AN Suppo basis PEG mempunyai volume penyusutan tinggi sehingga tidak perlu pelumas Oleum cacao melengket pada cetakan suppo
karena volume penyusutannya maka perlu penambahan pelumasrendah, zat pelumas. . Zat pelumas yang bisa digunakan misal:
Minyak mineral
Natrium lauril sulfat Silicon Alkohol Tinctur sabun hijau
Dilapisi dgn politetrafluoro etilen (Teflon), dll .
I. FAKTOR PENGGANTI DOSIS (NILAI TUKAR) Sudah dibahas pada nilai tukar tukar
J. PENGAWASAN BOBOT DAN VOLUME Jumlah bahan aktif dalam suppo tergantung pada:
Konsentrasi dalam massa Volume ruang cetakan cetakan BJ (basis Variasi volume antar cetakan: cetakan: Tidak lebih dari 2% 2% Variasi bobot antar antar suppo: Tidak lebih dari ± 5% (Farmakope Jerman dan Rusia) Penyimpangan diizinkan ± 10% dan tidak boleh
±
lebih dari 20 % (Farmakope Nordica)
K. KETENGIKAN DAN ANTIOXIDANT Ketengikan disebabkan oleh autooksidasi dan autooksidasi dan penguraian berturut-turut dari lemak tak jenuh jenuh menjadi aldehid jenuh dan tak jenuh dengan jenuh dengan BM rendah/medium Kandungan asam lemak jenuh dalam basis semakin rendah maka semakin besar daya tahan basis tsb terhadap ketengikan. Ingat angka IOD…..??? Angka ini menyatakan banyaknya gram iod yang iod yang bereaksi dengan 100 g lemak atau lemak atau bahan lain yang
tidak jenuh. jenuh. Semakin tinggi semakin tengik
MACAM–MACAM ANTIOKSIDAN (OXIDANT)
Senyawa Fenol: m atau p difenol
Propil galat Tanin
Asam askorbat (Vitamin C)
Tokoferol (vit E)
Naftol
Asam tanat
Butil hidroksi anisol
(BHA) Butil hidroksi toluen (BHT)
Hidroquinolin, dll.
Sesamol dalam oleum sesami
KONTROL KUALITAS SUPPO Physical analysis:
Visual evaluation
(penampilan) Melting point (titik lebur) Liquifaction time
(waktu lebur/ pelunaan) Mechanical strength
Chemical testing: Analitycal testing
Disolution testing
Melting and solidifications
VISUAL EVALUATION (PENAMPILAN) Surface
appearance and color can be verified visually to assess:
Absence of fissuring (tiadanya (tiadanya celah/retak)
Absence of pitting (tiadanya (tiadanya lubang) Absence of fat blooming (tiadanya (tiadanya pemekaran lemak) Absence of exudation exudation (tiadanya (tiadanya keluarnya cairan) Absence of migration migration of of the active ingredients
The test to verify of the active ingredients withinthe thehomogeneity mass.
PENAMPILAN SUPPO Cara uji : Suppo dibelah memanjang Penyebab penampilan yang jelek:
Adanya udara udara yang terjerat karena karena penuangan suppo yang terlalu kental Peberian pelicin yang berlebihan, sedang suppo tidak mengalami kontraksi volume Adanya lubang lubang di ujung ujung terbuka, terbuka, kerena kerena suppo kontraksi volume pengisian dingin
Rapuh basis tidak elastis Pencampuran yang tidak homogen homogen
Visual evaluation: evaluation: Perhatikan warna, warna, bentuk, permukaannya! permukaannya!!! !!
MECHANICAL STRENGTH Tujuan : Untuk mengukur karapuhan/kegetasan/mudah karapuhan/kegetasa n/mudah patah dari suppo shg dapat dipakai untuk menjamin bahwa suppo tersebut dapat dikemas dan dikirimkan tanpa/dengan kerusakan yang minimal. Nama lain : uji kekerasan, kerengasan, kerapuhan, atau kehancuran suppo Menggunakan alat hardness tester The mechanical strength should in no case be b e less
than 1.8 to 2 kg. kg.
Thermometer
Hardness tester
Chamber Sirkulator Tempat suppo
Tempat bandul pemberat Beban awal 600 g
Bandul pemberat @200 g
CARA KERJA HARDNESS TESTER:
Siapkan suppositoria yang akan ditetapkan waktu hancurnya Hubungkan semua sistem sirkulasi air pada
alat tersebut Alirkan air 25oC
sehingga ruang (chamber) untuk suppositoria mempunyai suhu 25 C Letakkan suppositoria suppositoria pada tempat
pemeriksaan (jangan dibebani apapun) dan biarkan beberapa waktu hingga suppositoria mencapai temperatur ruang stopwatch). Mulailah Siapkan pencatat waktu ( stopwatch
o
memberi beban (600 g) suppositoria dan pada saat yang sama jalankan pencatat waktu.
CARA KERJA HARDNESS TESTER:
Tambahkan beban 200 g tiap interval 1 menit selama suppositoria belum hancur. Hentikan pencatat waktu bila suppositoria sudah hancur (beban telah sampai pada batas yang ditentukan) Lakukan percobaan tersebut untuk masing-masing masing-masing suppositoria sebanyak minimal 2 kali. Catatlah berapa waktu dan beban yang diperlukan sehingga masing-masing suppositoria tersebut hancur
Pembacaan beban sbb.:
Antara 0 – 20 detik : beban tambahan ta mbahan dianggap dian ggap tidak ada
Antara 21
40 detik: beban be ban tambahan tambaha n dihitung setengahnya set engahnya
Antara 41 – 60 detik: beban be ban tambahan tambaha n dihitung penuh pen uh Tetapkan pengaruh formulasi terhadap waktu hancur suppositoria
MELTING POINT (UJI KISARAN LELEH/LEBUR) Uji kisaran meleleh makro: merupakan suatu ukuran waktu yang diperlukan suppo untuk meleleh sempurna dalam penangas air pada temperatur tetap (370C) Uji kisaran meleleh mikro: adalah kisaran leleh yang diukur dalam pipa kapiler hanya
untuk basis brlemak Tujuan uji ini:
Untuk mengecek karateristik fisik dan karakteristik absorpsi dari suppo.
Uji ini sering digunakan sebagai indikator ketersediaan ketersed iaan obat di dalam rektum
Alat uji kisaran leleh/lebur
LIQUEFACTION TIME (WAKTU MELUNAK/PENCAIRAN)
Suatu modifikasi dari metode dikembangkan oleh Krowczynski’s
yang
Pengujian bisa dilakukan pada rentang suhu o o antara 35,5 C – 37 C. Uji ini dimaksudkan untuk mengukur/ memperkirakan waktu suppo melunak/mencair
pada suhu tubuh (in vivo) A rule of thumb is that liquefaction time should be no longer than 30 minutes.
iquefaction time aparatus
CARA KERJA LIQUEFACTION TIME
Siapkan suppositoria yang akan ditetapkan waktu lelehnya
Hubungkan semua sistem sirkulasi air pada alat tersebut Alirkan air pada 37oC
Masukkan suppositoria yang akan ditentukan waktu lelehnya dalam bagian spiral dari alat tersebut.
Aturlah batan batang g kaca hingga hingga tepat menyentuh suppositoria
CARA KERJA LIQUEFACTION TIME
Masukkan bagian alat tersebut ke dalam tabung untuk air mengalir sedemikian rupa sehingga skala nol sejajar dengan permukaan air di luarnya. Pada waktu air menyentuh suppositoria, mulailah menjalankan pencatat waktu. waktu . Pencatatan waktu dihentikan bila tidak lagi terlihat bagian suppositoria yang berada pada spiral kaca tersebut (fraksi suppositoria hilang dari spiral kaca).
Tetapkan pengaruh formulasi terhadap waktu leleh suppositoria. suppositoria.
HOMOGENITAS CAMPURAN SUPPO
Dilihat secara visual dengan cara dibelah memanjang
Analisis secara secara kimia: Kandungan obat harus seragam untuk setiap suppo
Pengecilan ukuran partikel obat yang tesuspensi akan menjamin keseragaman kandungan obat kandungan obat dan mengurangi
pengendapan selama akan penuangan pengendapan selama dan pendinginan
KANDUNGAN OBAT DAN VARIASI BERAT
Formulator harus menghitung jumlah yang tepat untuk masing-masing suppo
Jumlah obat tergantung densitas relatif dari basis dan obat. obat. Adanya volume volume kontraksi pad pada a pendinginan lebih kompleks persoalannya. Jumlah obat yang tepat sering ditentukan melalui percobaan dengan membuat suppo
Gunakan perhitungan dosage replacement factor (f)
KANDUNGAN OBAT DAN VARIASI BERAT
Kandungan obat akan tergantung pada berat suppo yang dipengaruhi oleh:
Volume cetakan Variasi volume cetakan cetakan Variasi yang ditimbulkan ditimbulkan selama p proses roses pebuatan seperti: pemotongan, penutupan cetakan yang tidak sempurna, adanya gelembung udara, dll.
ANALYTICAL TESTING There are generally four steps involved in i n the analysis of active ingredients in unit dose formulations.
There are as follows :
Preparation of uniform composite Extraction of the drug from the excipients Separation of the excipient from the mixture Analysis that selectively selectively quantitie quantitiess the active component
DISSOLUTION TESTING (UJI DISOLUSI)
Preparasi uji disolusi suppo hampir sama dengan uji disolusi untuk sediaan yang lain (tablet) Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui kecepatan dan jumlah pelepasan zat aktif dari sediaan suppo. suppo. Namun, pada uji pelepasan suppo secara in vitro ini ada beberapa kesulitan, karena aanya pelelehan, perubahan
bentuk dan dispersi dari suppo.
METHODS OF DISSOLUTION TESTING:
Basket method (metode keranjang) Paddle method (metode dayung) Beaker method (metode beker) Membrane diffusion method (metode difusi membran) Dialysis method (metode dialisis) Continues flow method (metode aliran kontinyu)
Determination of disolution test model USP XXXIII with paddle
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN DISOLUSI:
Faktor teknologi dan formulasi:
Metode fabrikasi Perbedaan eksipien (filler, binder, disintegrant, lubricants, dll)
Faktor yang berhubungan dengan sifat fisikokimia obat maupun basis:
Kelarutan (solubility), Ukuran partikel, Bentuk kristal, dll.
Kondisi percobaan:
Alat disolusi, suhu percobaan, kecepatan pengadukan dan komposisi medium disolusi
METODE PENGUNGKAPAN HASIL:
Secara umum adalah menghitung jumlah dan kecepatan pelepasan obat dari suppo
Metode klasik:
T20, T50, T90, C20, C30, Qt, dll.
Metode khan:
Konsep “Dissolution “Dissolution Efficiency” Efficiency” = DE
PENYIMPANAN SEDIAAN SUPPO
Suppo harus terlindung dari panas, sehingga lebih baik disimpan di almari pendingin
(refrigerator) Suppo basis PEG dan suppo yang dikemas dengan baik cenderung tahan terhadap temperatur sedikit di atas suhu tubuh Suppo basis gelatin-gliserin harus terlindung dari panas, lembab, dan udara kering. Sehingga
harus dikemas dalam wadah yang tertutup baik dan ditempatkan ditempat dingin
STABILITAS SEDIAAN SUPPO
Suppo (zat aktif & basis serta adjuvant) harus stabil secara kimia dan fisika pada o
o
temperatur kamar (25suppo C) dan dingin (4 C) Pengkajian stabilitas dilakukan pada kedua suhu tersebut Suppo dengan basis oleum cacao dalam
penyimpanan terkadang menjadi “bloom”” “bloom yaitu terbentuknya serbuk putih yang melekat pada permukaannya. Suppo dengan basis oleum cacao dalam
penyimpanan terkadang terbukti bisa menjadi lebih keras.
CONTOH FORMULA
Di jurnal yang sudah di selesaikan
View more...
Comments