WRAP UP SKENARIO I BMS 2.docx

December 4, 2017 | Author: Belladina Mayyasha Martadipura | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

skenario 1 bms 2 wrap up yarsi...

Description

WRAP UP SKENARIO I KEKURANGAN OKSIGEN PADA PENCINTA ALAM

Kelompok Pembimbing Ketua Sekertaris Anggota

: A7 : dr. Siti Maulidia : Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064) : Belladina Mayyasha Martadipura (NPM: 1102013055) : Bendit Setiawan (NPM: 1102013056) Bening Irhamna (NPM: 1102013057) Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058) Bilgis Biladi (NPM: 1102013059) Bimasena Arya Yudha (NPM: 1102013060) Camelia F musa’ad (NPM: 1102013061) Chyntia Monica (NPM: 1102013062) Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH JAKARTA 10510 TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574

LANGKAH 1 1) Skenario Kekurangan Oksigen pada Pencinta Alam Desi, 19 tahun adalah anggota muda pencinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan lalu Desi mengikuti pelatihan tehnik mendaki gunung. Saat itu dijelaskan oleh instruktur, bahwa untuk mengikuti pelatihan ini tiap peserta harus berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Disamping itu untuk mendaki gunung diperlukan latihan dan adaptasi dengan perubahan tekanan oksigen yang semakin berkurang seiring dengan ketinggian tempat di atas permukaan laut (dpl). Pada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekurangan oksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar dari keadaan hipoksia selular yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel. 2) Kata Sulit  

Hipoksia seluler: Kekurangan oksigen pada sel Sungkup oksigen: Alat bantu napas yang berisikan oksigen

3) Pertanyaan sementara 1. Bagaimana mekanisme sesak nafas dan penyebabnya? 2. Kenapa perubahan oksigen dapat menyebabkan kelelahan otot dan sesak napas? 3. Mengapa hipoksia yang berkelanjutan dapat menyebabkan kematian sel? 4. Bagaimana penanganan pada seseorang yang mengalami hipoksia? 5. Bagaimana pengaruh hemoglobin pada perubahan tekananoksigen udara? 6. Bagaimana pengaruh suhu dalam hipoksia seluler? 7. Bagaimana mekanisme rantai respirasi? 8. Bagaimana mekanisme hipoksia? 9. Bagaimana oksigen mempengaruhi metabolisme? 10. Berapa ketinggian orang beresiko mengalami hipoksia? 11. Apa saja faktor yang menyebabkan hipoksia? 12. Bagaimana latihan dan adaptasi pada saat perubahan tekanan oksigen? 13. Bagaimana cara mencegah hipoksia? 14. Bagaimana mekanisme kematian sel? 4) Jawaban Sementara 1. Adanya penyumbatan pada saluran pernapasan. 2. Kadar Asam laktat yang tinggi. 3. Karena metabolisme terhambat sehingga bahan baku metabolisme berkurang. 4. Diberi sungkup oksigen, adaptasi pada setiap perubahan ketinggian, diberi napas buatan, diberi penghatan tubuh. 1

5. Ada, karena hipoksia menyebabkan hemoglobin sedikit jadi oksigen yang ikat juga sedikit. 6. Ada, hipotermia mempengaruhi hipoksia karena di keadaan suhu yang ekstrim kebutuhan oksigen meningkat dan ketinggian mempengaruhi oksigen yang tersedia. 7. Oksigen  hidung  trakea  bronkus  bronkiolus  alveolus  kapiler darah  sel 8. Suhu menurun  kebutuhan oksigen bertambah  hemoglobin sulit mengikat oksigen  hipoksia. 9. Ada di katabolisme dan anabolisme. 10. Ada pada batas tertentu, rata-rata orang mengalami hipoksia tetapi tergantung pada kemampuan adaptasi tubuh seseorang. 11. Tekanan, suhu, kondisi kesehatan seseorang. 12. Tarik napas yang dalam dan lebih banyak 13. Perhatikan batas ketinggian tertentu, latihan fisik terlebih dahulu.

5) Hipotesa Mekanisme hipoksia adalah kekurang oksigen karena suhu turun menyebabkan hipotermi dan tekanan naik menyebabkan metabolisme terhambat. Faktor dari hipoksia adalah suhu, tekanan udara, kondisi kesehatan tubuh, dan cara adaptasi tubuh. Penanganannya dengan cara diberi oksigen melalui sungkup oksigen, latihan fisik dan pembiasaan diri di tempat yang kadar oksigennya kurang. Hipoksia menyebabkan hipotermik, kematian sel, kelelahan otot, dan sesak napas. 6) Sasaran Belajar I.

Memahami dan menjelaskan mekanisme pernapasan a. Respirasi b. Metabolisme sel c. Peranan oksigen dalam kehidupan

II.

Memahami dan menjelaskan hemoglobin a. Struktur hemoglobin b. Fungsi hemoglobin c. Mekanisme hemoglobin dalam mengikat oksigen d. Pengaruh hemoglobin terhadap hipoksia

2

III.

Memahami dan menjelaskan Hipoksia a. Definisi hipoksia b. Klasifikasi hipoksia c. Mekanisme kematian sel akibat hipoksia d. Faktor penyebab hipoksia e. Dampak dari hipoksia f. Penanganan hipoksia

LANGKAH II Belajar Mandiri

LANGKAH III I.

Memahami dan menjelaskan mekanisme pernapasan a. Respirasi Respirasi menurut tempat pertukaran gas dibagi menjadi 2 yaitu:  

Respirasi Eksternal : Pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan dan sel jaringan. Respirasi Internal : Pertukaran O2 dan C02 yang mencakup reaksi metobolik intrasel dalam pemakaian O2 sebagai penghasil ATP.

Respirasi dipengaruhi oleh 2 mekanisme yang di dalam praktek nya lebih sering untuk bekerja bersama:  

Respirasi dada yang menggunakan interkostal sebagai otot respirasi utama. Respirasi Perut yang menggunakan diagfragma sebagai otot respirasi utama.

1. Inspirasi Inspirasi adalah proses penghirupan udara (O2) masuk ke dalam sirkulasi paru-paru. Mekanisme : Diagframa berkontrasi (turun) dan Otot interkostal eksternal berkontraksi Menyebabkan Rongga torak membesar 75% dan tekanan intraalveolus menurun 1mmHg Sehingga Udara mengalir ke dalam paru-paru mengikuti penurunan gradient tekanan (dari tinggi ke rendah) 3

Udara akan mengalir terus sampai tekanan atmosfer sama dengan tekanan intraalveolus. Inspirasi dalam berguna untuk memperbesar rongga torak lebih cepat ketika udara yang masuk dibutuhkan lebih banya. Dengan mengaktifkan otot inspirasi tambahan yang berada di leher. (Otot Stenokelidomastoideus dan Otot Skalenus) 2. Ekspirasi Ekspirasi adalah penghembusan udara (CO2) keluar dari paru-paru. Mekanisme: Diagfragma berelaksasi (kembali melengkung) dan Otot interkostal berelaksasi Menyebabkan Dinding dada paru-paru mengecil dan tekanan interalveolus meningkat Sehingga Udara yang banyak di paru-paru terpaksa keluar karena volume paru-paru mengecil dan tekanan di dalam nya sangat tinggi. Ekspirasi normal adalah aktifitas pasif yang tidak memerlukan energi. Karena terjadi hanya disebabkan oleh relaksasi (recoil) elastik dari paru-paru pada pascainspirasi. Tetapi, ekspirasi paksa adalah aktifitas aktif, karena otot-otot ekspirasi nya dipaksa untuk berkontrasi kuat untuk mengurangi volume toraks lebih cepat, agar O2 yang masuk juga lebih cepat ke paru-paru. Contoh pada saat berolahraga. Alat-alat respirasi:  hidung, merupakan jalan masuknya udara. Didalam rongga hidung udara akan mengalami penyaringan dan penghangatan.  faring, persimpangan tenggorokan dengan kerongkongan.  laring (pangkal tenggorokan) , didalamnya terdapat pita suara (syring)  trakhea (tenggorokan) , dindingnya terdiri atas epitel yang bersilia (bagian dalam) cincin tulang rawan yang berotot polos (tengah) dan jaringan ikat (lapisan luar) Trakhea merupakan jalan nafas dari hidung ke paru-paru  bronkus adalah percabangan trakhea ke kiri dan ke kanan  bronkhioulus , percabangan bronkus  alveoulus , terjadi pertukaran O2 dan CO2

b. Metabolisme sel

4

Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Anabolisme/AsimilasI/Sintesis yaitu proses pembentakan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi. Contoh : fotosintesis (asimilasi C) energi cahaya 6 CO2 + 6 H2O ———————————> C6H1206 + 6 02 klorofil glukosa (energi kimia) Pada kloroplas terjadi transformasi energi, yaitu dari energi cahaya sebagai energi kinetik berubah menjadi energi kimia sebagai energi potensial, berupa ikatan senyawa organik pada glukosa. Dengan bantuan enzim-enzim, proses tersebut berlangsung cepat dan efisien. Bila dalam suatu reaksi memerlukan energi dalam bentuk panas reaksinya disebut reaksi endergonik. Reaksi semacam itu disebut reaksi endoterm. 2. Katabolisme (Dissimilasi) yaitu proses penguraian zat untuk membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik tersebut. Contoh: enzim C6H12O6 + 6 O2 ———————————> 6 CO2 + 6 H2O + 686 KKal. energi kimia Saat molekul terurai menjadi molekul yang lebih kecil terjadi pelepasan energi sehingga terbentuk energi panas. Bila pada suatu reaksi dilepaskan energi, reaksinya disebut reaksi eksergonik. Reaksi semacam itu disebut juga reaksi eksoterm. Proses respirasi sel: Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan. Contoh: Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya: C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi (gluLosa) Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap : 1. Glikolisis. 2. Daur Krebs. 3. Transpor elektron respirasi. 5

1. Glikolisis:

Peristiwa perubahan : Glukosa  Glulosa - 6 - fosfat  Fruktosa 1,6 difosfat  3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam piravat. Jadi, Hasilnya:   

2 Asam piruvat 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi. 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa 2. Daur Krebs

(daur trikarbekdlat):

Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

Gbr. Bagan reaksi pada siklus Krebs 3. Rantai Transpor Elektron Respiratori Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan tingkat tinggi. Ketiga proses respirasi yang penting tersebut dapat diringkas sebagai berikut: 6

PROSES

AKSEPTOR

1. Glikolisis: Glukosa ——> 2 asam piruvat 2. Siklus Krebs: 2 asetil piruvat ——> 2 asetil KoA + 2 C02 2 asetil KoA ——> 4 CO2 3. Rantai trsnspor elektron respirator: 10 NADH + 502 ——> 10 NAD+ + 10 H20 2 FADH2 + O2 ——> 2 PAD + 2 H20

ATP

2 NADH

2 ATP

2 NADH 6 NADH

2 ATP 2 PADH2 30 ATP 4 ATP

Total

38 ATP

Proses fermentasi: Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob. Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi enzim Prosesnya : 1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).

enzim C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi 2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat. 2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD piruvat dehidrogenasa Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat : 8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP. Proses Glikogenesis: Proses biosintesis glikogen dari glukosa yang selanjutnya disimpan dalam hati. Prosesnya:

7

Proses Glikogenolisis: Perubahan glikogen yang ada dalam sel menjadi glukosa. Prosesmya:

c. Peranan oksigen dalam kehidupan Menjalankan fungsi organ dalam tubuh a. Menjalankan fungsi otak (menggunakan 20% O2 dalam tubuh) b. Menjalankan fungsi jantung (menggunakan 5% O2 dalam tubuh) c. Menjalankan fungsi otot (menggunakan 15% O2 dalam tubuh) d. Menjalankan fungsi ginjal (menggunakan 20% O2 dalam tubuh) e. Menjalankan fungsi usus (menggunakan 35% O2 dalam tubuh) f. Menjalankan fungsi kulit, tulang, dan organ lainnya (menggunakan 10% O2 dalam tubuh) II.

Memahami dan menjelaskan hemoglobin a. Struktur hemoglobin 8

Hemoglobin (Hb) adalah malprotein (protein yang mengandung zat besi) didalam sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Molekul Hb manusia terdiri dari 4 subunit protein berbentuk globul. 1 subunit, dapat membawa 1 molekul oksigen. Maka setiap molekul Hb, dapat mengangkut 4 molekul oksigen. Setiap subunit terdiri dari 1 rantai polipeptida yang mengikat molekul lain, disebut heme. b. Fungsi hemoglobin 1. Mengikat oksigen (fungsi utama) 2. Mempertahankan bentuk eritrosit 3. Mengatur pertukaran oksigen dan karbondioksida dalam jaringan-jaringan tubuh 4. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar c. Mekanisme hemoglobin dalam mengikat oksigen Mula-mula hemoglobin mengikat oksigen membentuk oksihemoglobin kemudian dibawa ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Mekanisme pengikatan oksigen oleh hemoglobin merupakan reaksi kesetimbangan: Hb(aq) + O2(aq)

HbO2(aq)

Reaksi pengikatan oksigen oleh hemoglobin terjadi dalam paru-paru. Reaksi berjalan ke arah kanan karena oksigen bertambah. Ketika oksigen beredar ke jaringan, maka kesetimbangan berjalan ke arah kiri sehingga konsentrasi HbO2 berkurang. Keempat subunit hemoglobin dapat bekerja sama mengikat oksigen. Hemoglobin dapat berada dalam keadaan “kuat” atau “tegang” (T) yang inaktif atau keadaan “rileks” (R) atau aktif. Dalam keadaan T, hemoglobin menolak pengikatan oksigen. Dalam keadaan R, oksigen mudah berikatan dengan hemoglobin. Pengikatan oksigen pertama ke subunit hemoglobin deoksigenasi (yang berada dalam keadaan T) memerlukan energi yang cukup banyak untuk mematahkan ikatan elektrostatik (garam) antara subunit. Namun, apabila salah satu subunit telah mengikat oksigen, terjadi perubahan konformasioal dikernal sebagai kerja sama positif (positive cooperativity), menentukan kurva saturasi oksigen hemoglobin yang berbentuk sigmoid. Apabila jumlah oksigen dalam darah (pO2) rendah, pO2 harus meningkat cukup banyak agar hemoglobin dapat mengikat oksigen pertama. Namun apabila beberapa oksigen telah terikat diperlukan sedikit peningkatan pO2 agar persen saturasi hemoglobin oleh oksigen banyak meningkat. Hasilnya adalah kurva saturasi oksigen yang banyak berbentuk sigmoid.

d. Pengaruh hemoglobin terhadap hipoksia

9

Perubahan fisiologis yang terjadi saat berada di tempat yang terletak tinggi dengan waktu yang cukup lama mengakibatkan jumlah eristrosit serta konsentrasi BP-Gnya atau bifosfogliserat meningkat .dengan meningkatnya kadar BPG ini mengakibatkat struktur hemoglobin menjadi tidak stabil sehingga mengakibatkan menurunnya afinitas HbA (hemoglobin dewasa normal) terhadap O2 dimana pada dasarnya meningkatakan pembenasan o2 pada jaringan menurun sehingga terjadilah hipoksia.dalam hal ini bpg yang rusak mengakibatkan terhambatnya enzim P50 untuk membantu menyebarkan o2 ke jaringan. Tipe tipe hemoglobin: 1. Hemoglobin F, ditemukan pada janin dan ketika dewasa Hemoglobin F akan diganti menjadi Hemoglobin A. 2. Hemoglobin A, ditemukan pada orang dewasa, pada penyakit thalassemia level Hemoglobin A menjadi rendah, sebaliknya kadar Hemoglobin F akan meningkat. 3. Hemoglobin A2, merupakan.hemoglobin yang normal, tetapi hanya ada pada sebagian kecil orang dewasa. Hemoglobin adalah tetramer yang terdiri dari pasangan dua sub unit polipeptida yang berlainan .huruf yunani digunakan untuk menamai masing masing jenis sub unit.komposisi sub unit hemiglobin utama adalah (α2 dan β2). III.

Memahami dan menjelaskan Hipoksia a. Definisi hipoksia Hipoksia merupakan keadaan di mana terjadi defisiensi oksigen, yang mengakibatkan kerusakan sel akibat penurunan respirasi oksidatif aerob sel. Hipoksia merupakan penyebab penting dan umum dari cedera dan kematian sel. Tergantung pada beratnya hipoksia, sel dapat mengalami adaptasi, cedera, atau kematian. Hipoksia adalah penurunan asupan oksigen ke jaringan dibawah kadar fisiologis sekalipun perfusi darah ke jaringan yang memadai. (Menurut Dorland ed. 28) b. Klasifikasi hipoksia 1. Hipoksia Hipoksik Disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk ke paru-paru sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah dan gagal untuk masuk ke dalam sirkulasi darah. Kegagalan bisa disebabkan karena adanya sumbatan karena alamiah atau trauma mekanik misalnya karena tenggelam. 2. Hipoksia Anemik

10

Disebabkan karena hemoglobin tidak dapat mengikat atau membawa oksigen untuk metabolisme seluler, contohnya keracunan CO karena afinitas CO lebih besar daripada afinitas oksigen sehingga hemoglobin lebih mudah mengikat CO dibandingkan oksigen. 3. Hipoksia Stagnan Keadaan dimana hemoglobin tidak mampu membawa oksigen karena kegagalan sirkulasi seperti heart failure atau embolisme.\ 4. Hipoksia Histotokik Disebabkan karena jaringan tidak mampu menyerap oksigen, contohnya keracunan sianida karena sianida menginaktifkan enzim oksidatif jaringan secara radikal. Contohnya, seseorang yang terkena racun sianida. Tingkatan hipoksia berkaitan dengan tekanan atmosfer, ketinggian, dan saturasi oksigen dalam darah: 1. Indifferent stage a. Muncul saat 5000 kaki b. Memanjangnya daya adaptasi gelap c. Bagi penerbang fighter, apabila sudah terkena kelainan di tahap ini diwajibkan memakai masker oksigen 2. Compensatory stage a. Adanya kompensasi faali terhadap hipoksia b. Gejala hipoksia tidak terlalu terlihat c. Gejala berupa:  Pernafasan yang cepat  Peningkatan dari nadi, sirkulasi, dan curah jantung 3. Disturbance stage a. Pada tahap ini penderita sudah tidak bisa memenuhi kebuthan oksigen dalam jaringan b. Gejala dalam tahap ini terbagi dua:  Gejala Subjektif, meliputi:  Malas  Ngantuk  Euphoria  Pusing dan sakit kepala  Gejala Objektif, meliputi:  Panca indera, Kedua pengelihatan menurun tajam. Daya perabaan dan rasa sakit makin lama semakin menghilang.  Fungsi Otak, Daya ingat berkurang, kecerdasan menurun, kemampuan membuat keputusan menurun  Sifat Kepribadian Bisa timbul rasa euphoria, kepercayaan diri yang berlebihan. Tetapi, gejala ini tergantung kepada sifat dasar kepribadian penderita, 11

 Fungsi Psikomotor Koordinasi gerak otot menurun. Gerakan kaku.  Gejala hiperventilasi  Cyanosis 4. Critical stage a. Terjadi kegagalan sirkulasi serta system saraf pusat yang menyebabkkan kesadaran menghilang b. Gejala, meliputi:  Menarik nafas yang panjang secara terus menerus  Frekuensi nadi dan pernafasan cepat  Sianosis  Lemas  Kejang-Kejang  Pingsan Tabel Tingakatan Hipoksia (Suroto, 1995) Tingkat Hipoksia Tingkat

Bernapas udara (Ketinggian dalam kaki)

Indifferent stage Compensatory stage Disturbance Stage Critical Stage

0-10000 10000-15000 15000-20000 20000-23000

Saturasi oksigen dalam darah 95%-90% 90%-80% 80%-70% 70%-60%

c. Mekanisme kematian sel akibat hipoksia Sel manusia mengalami metabolism aerob yang membutuhkan oksigen didalam prosesnya, apabila kekurangan oksigen maka tubuh akan mengganti proses metabolism aerob dengan anaerob , yang menghasilkan energy lebih sedikit daripada metabolism aerob. Sehingga energi tersebut tidak cukup utnuk mempertahankan membrane sel, yang menyebabkan sel mengalami kerusakan dan kematian. d. Faktor penyebab hipoksia 1. Ketinggian tempat 2. Kecepatan naik 3. Lamanya di ketinggian 4. Suhu Lingkungan 5. Kegiatan Fisik 6. Faktor Individual: toleransi perorangan, kesamaptaan jasmani, aklimatisasi, emosi e. Dampak dari hipoksia Pada saat sel kekurangan ATP, sel tersebut tidak dapat lagi mempertahankan fungsi selulernya, termasuk fungsi transpor natrium dan kalium memlalui pompa natrium kalium. Tanpa pemompaan natrium kalium, sel akan mulai

12

menimbun natrium karena natrium berdifusi ke dalam sel mengikuti penurunan gradien konsentrasi dan gradien listrik. Potensial listrik yang melintasi membran mulai turun seiring dengan penumpukan natrium sebuah ion positif, intrasel. Tekanan osmotik di dalam sel meningkat, sehingga terjadi penarikan air ke dalam sel. Sel iskemik (yang mengalami kekurangan oksigen atau suplai darah) mulai membengkak sehingga terjadi dilatasi retikulum endoplasma, penurunan fungsi mitokondria, dan peningkatan permeabilitas membran sel. Pembengkakan sel dapat menyebabkan pecahnya vesikel lisosom sehingga melepaskan enzim enzim mereka dan lisis (terurainya) sel. Kematian sel ditandai oleh peningkatan kadar enzim intrasel yang melebihi normal di dalam sirkulasi umum. Akibat lain dari hipoksia adalah pembentukan asam laktat, yang terjadi selama glikolisis anaerob. Peningkatan asam laktat menyebabkan pH dalam sel dalam darah menurun. Penurunan pH (peningkatan keasaman) intrasel menyebabkan kerusakan struktur inti membran sel, dan mikrofilamen, juga mempengaruhi potensial listrik yang melewati membran. f. Penanganan hipoksia    

Longgarkan pakaian, agar lebih mudah bernafas Apabila sedang dipegunungan, bawa penderita ke lokasi yang lebih rendah Pemberian tabung oksigen secepatnya Terapi hiperbarik

13

DAFTAR PUSTAKA http://biologimediacentre.com/sistem-respirasi-3-respirasi-pada-manusia/ http://nurul_q.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/35110/Metabolisme+Sel.doc. http://blog.uin-malang.ac.id/alan/2011/01/10/hemoglobin-kadar-struktur-cara-mengukur-dll/ http://www.news-medical.net/health/Hypoxemia-What-is-Hypoxemia-(Indonesian).aspx Asmadi. (2008) Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba Medika. Jakarta. http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123359-S09089fk-Aktivitas%20spesifik-Literatur.pdf http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._KESEHATAN_%26_REKREASI/PRODI. _KEPERAWATAN/197610152008011IKBAL_GENTAR_ALAM/insufisiensi_pernafasan.pdf Marks, Dawn. Ph D. 2000. Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach. Jakarta: EGC

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311002/BAB%20II.pdf http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/123359-S09089fk-Aktivitas%20spesifik-Literatur.pdf Kamus Dorland ed. 28 http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311002/BAB%20II.pdf Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patologi Ed. 3. Jakarta: EGC. Marks, Dawn B., Marks, Allan D., Smith, Colleen M. 2000. Biokimia kedokteran dasar: sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC. Sumardjo, Damin. 2006. Pengantar Kimia: Buku Paduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta. EGC.

14

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF