Whole Mount
April 23, 2019 | Author: syubidupidapap | Category: N/A
Short Description
Download Whole Mount...
Description
WHOLEMOUNT
Oleh : Nama : Prasetyo Hade NIM : B1J008190 Rombongan: VIII Kelompok : 1 Asisten : Dewi Indriyati
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2009
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelas aves memiliki organ embrionik yang spesial berupa membran fetal. Perkembanga Perkembangan n embrional embrional dimulai sejak terjadinya terjadinya fertilisasi fertilisasi dan berakhir berakhir pada saat penetasan atau kelahiran. Aves dalam hal ini diwakili oleh ayam, merupakan hewan yang tergolong dalam hewan amniota, karena janinnya mempunyai selaput ekstra embrional yang dinamakan amnion (Kimball, 1983). Wholemoun Wholemountt merupakan merupakan mikrotekni mikroteknik k keseluruhan keseluruhan dari suatu objek untuk untuk meliha melihatt stuktu stuktur-s r-stru truktu kturr yang yang berhub berhubung ungan an dengan dengan organ organ embrio embrio seluru seluruhny hnyaa (Kosasih, 1975). Tingkat kesukaran dalam metode ini adalah menentukan lokasi pemotongan yang tepat. Hal ini harus diperhatikan dalam skema umum organ yang tampak dalam wholemount. Ayam merupakan jenis aves yang mempunyai organ embrionik spesial yaitu membran fetal diantaranya amnion. Membran ini sangat penting, karena menjaga kelembaban embrio dan mencegah kerusakan embrio. Membrane fetal lainnya yaitu serosa, kantong vitelus atau kantung yolk (Djuhanda, 1981). Bagian Bagian pembel pembelaha ahan n telur telur yang yang aktif aktif adalah adalah bagian bagian keping keping lembag lembagany anya. a. Pembelahan dimulai pada waktu telur melalui oviductus. Telur mendapat albumen dan selaput lainnya. Albumen kental yang terputar dan berbentuk seperti tali disebut kalaza kalaza.. Kalaza Kalaza berfun berfungsi gsinya nya untuk untuk menjag menjagaa keseim keseimban bangan gan sel telur telur agar agar tetap tetap terletak sentral dalam albumen dan keping lembaganya selalu menghadap ke atas (Yatim, 1982). Preparat praktikum wholemount ini menggunakan telur ayam kampung yang sudah diinkubasi selama 1-3 hari. Namun, apabila waktu inkubasi kurang, maka embrio tidak dapat terlihat dengan jelas. Wholemount digunakan untuk mengamati
perkembangan embrio ayam umur 1-3 hari. Telur ayam digunakan dalam praktikum wholemount karena telur ayam lebih mudah didapatkan dan embrio ayam mudah untuk diambil dan diamati perkembangannya.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mendapatkan preparat wholemount dan untuk mengetahui rangkaian perkembangan embrio ayam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Embriolog Embriologii reptil, reptil, burung, burung, dan mamalia mamalia dipisahkan dipisahkan dari Cyclostoma Cyclostomata ta (ikan dan amfibi amfibi), ), karena karena memili memiliki ki organ organ embrio embrionik nik yang yang spesi spesial. al. Organ Organ embrion embrionik ik tersebut tersebut disebut membran fetal dan terletak di antara amnion. amnion. Membran Membran ini penting dalam menjaga kelembaban embrio dan mencegah kerusakan (Pattern, 1971). Amni Amnion on meru merupa paka kan n orga organ n evol evolus usii rept reptil il ke aves aves dan dan berfu berfung ngsi si untu untuk k menyesuaikan dengan tempat hidupnya yang baru dari habitat air ke habitat darat (terrestrial) dan udara. Membran fetal yang lain, serosa disamakan dengan korion pada ikan. Ikan dan amfibi belum memiliki alantois sebagai membrana fetal. Hal ini diseba disebabka bkan n pada pada embrio embrio ikan ikan dan amfibi amfibi,, pertuk pertukaran aran gas dan pembua pembuanga ngan n sisa sisa metabolisme terjadi langsung melalui transmembran dari embrio ke medium air di sekitarnya (Rugh, 1962). Telur Aves memiliki yolk yang banyak. Kandungan yolk berfungsi untuk meny menyed edia iaka kan n cadan cadanga gan n maka makana nan n bagi bagi perk perkem emba bang ngan an embr embrio io kecu kecual alii udar udara. a. Kebutuhan mineral seperti Ca2+ pada embrio dapat di serap dari cangkang telur (Huettner, (Huettner, 1961). Ovum pada Aves merupakan merupakan bulatan yolk dengan dengan bioplasma bioplasma dan intinya, sedangkan telur yang terdiri dari cangkang telur, albumen (putih telur) dan yolk (kuning telur). Ovum merupakan suatu sel yang berukuran sangat besar. Hal ini disebabkan kandungan yolk yang besar pula (Djuhanda, 1981). Tipe Tipe telu telurr Aves Aves adal adalah ah telo telole lecit citha hall bera beratt atau atau seri sering ng dise disebu butt deng dengan an megalecithal. Hal ini disebabkan oleh volume yolk hampir mengisi seluruh bagian ovum ovum..
Tipe Tipe
pemb pembel elah ahan an
pada pada
Aves Aves
meru merupa paka kan n
pemb pembel elah ahan an
mero merobl blas asti tik. k.
Pembelahan pada Aves juga disebut dengan meroblastik diskoidal karena bagian yang membelah berberntuk seperti cawan atau diskus atau perisai (Soeminto, 2000). Telur bangsa burung burung dilengkapi dilengkapi dengan yolk yang banyak banyak untuk mengantisipas mengantisipasii kebutuhan bahan makan embrio yang secara keseluruhan harus dipenuhi oleh telur
tempatnya berkembang, kecuali kebutuhan oksigen (Strorer and Usinger, 1961). Telur ayam mewakili karakteristik pembelahan telur dengan yolk banyak. Telur elur ayam ayam sering sering digunak digunakan an dalam dalam pengam pengamatan atan
atau mempelaj mempelajari ari embrio embriolog logii
karena proses diferensiasi diferensiasi awal dari sistem organ organ dan dasar pembentuka pembentukan n tubuhnya tubuhnya muda mudah h dime dimeng ngert erti. i. Untu Untuk k melih melihat at stru strukt ktur ur yang yang berh berhub ubun unga gan n deng dengan an embr embrio io digunakan metode wholemount (Pattern, 1971). Aves mempunyai telur megalecithal atau telolecithal. Deutoplasma banyak, dan terbentuk lapisan yang mengisi hampir semua telur, sedangkan semua inti dan sedikit sedikit sitoplasma sitoplasma menempati hanya daerah puncak puncak kutub kutub animal. animal. Yolk berlapis berlapis terdiri dari yolk kuning dan yolk putih. Perbedaan warna ini dikarenakan yolk kuning mengandung karotenoid, granula dan globula. (Yatim, (Yatim, 1982). Proses gastrulasi embrio ayam mengalami proses-proses dasar yang sama dengan dengan gastru gastrulasi lasi embrio embrio amfibi. amfibi. Perbed Perbedaan aan paling paling pentin penting g adalah adalah dalam dalam telur telur burung atau ayam yolknya sangat banyak sehingga walaupun pada embrio burung atau ayam terbentuk juga blastopor, tetapi tidak sebagai blastopor yang bulat dan berlubang seperti pada amfibi. Adanya hambatan yolk yang banyak, menyebabkan blastopor embrio ayam hanya berupa satu sayatan membujur kearah cranio-caudal (Syahrum, 1994).
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mangkuk, alat peneropong, sendok, sendok, gunting, gunting, gelas arloji, arloji, kertas saring, pipet tetes, gelas benda, kompor listrik, gelas beker, kamera digital dan pensil. Bahan Bahan yang yang diguna digunakan kan pada pada prakti praktikum kum ini adalah adalah telur telur ayam ayam fertil fertil yang yang sudah diinkubasi selama 1-3 hari, larutan garam fisiologis, larutan Bouin dan alkohol (50%, 60%, 70%, 80%, 90%, absolut), eosin, formalin, xilol, pewarna hematoxilin, dan canada balsam.
B. Metode
1. Sediak Sediakan an telur telur ayam fertil fertil ayam kampun kampung g (ayam bukan bukan ras = buras) buras) yang yang telah diinkubasikan atau dierami oleh induk ayam selama 1-3 hari. 2. Telur diterop diteropong ong untuk untuk mengeta mengetahui hui ada tidakn tidaknya ya embrio embrio di dalamn dalamnya ya 3. Larutan Larutan garam fisiolo fisiologis gis hangat hangat disediaka disediakan n di dalam dalam mangkuk mangkuk secukupn secukupnya ya 4. Telur Telur dimasukk dimasukkan an ke dalam dalam larutan larutan garam fisiolo fisiologis gis,, kemudi kemudian an bagian bagian yang yang menghadap ke permukaan air ditandai dengan pensil, setelah itu bagian yang tumpul ditusuk dengan jarum sehingga udara di dalamnya keluar 5. Bagian Bagian cangkang cangkang telur telur yang telah telah ditandai ditandai diguntin digunting g secara hati-hat hati-hati, i, setelah setelah itu cangkang diangkat maka akan terlihat blastodiskus atau embrioblas 6. Blasto Blastodis diskus kus dipotong dipotong dengan dengan guntin gunting, g, dengan dengan hati-ha hati-hati ti ditusu ditusukka kkan n ujung ujung runc runcin ing g
embr embrio iobl blas as pada pada bata batass
embr embrio iobl blas as,,
kemu kemudi dian an dipo dipoto tong ng seca secara ra
keseluruhan dan dipindahkan pada gelas arloji 7. Posisi Posisi embrioblas embrioblas dibalik dibalik untuk untuk membersi membersihkan hkan yolk yolk yang yang menempel menempel dengan dengan larutan garam fisiologis sampai bersih.
8. Dis Disedia ediaka kan n kerta ertass sarin aring g uku ukuran ran 3,5 3,5 x 3,5 cm. cm. Kert Kertas as dili dilip pat dua di tengahnya, tengahnya, pelipatan diulang diulang tegak lurus pelipatan pelipatan pertama, pertama, kemudian kemudian dilipat dilipat diagon diagonal al dan dipoto dipotong ng ujung ujung-uj -ujung ungnya nya.. Usahak Usahakan an lubang lubangnya nya sesuai sesuai dengan dengan ukuran embrio 9. Kertas Kertas saring saring ditempel ditempelkan kan pada embrio embrio sedemiki sedemikian an rupa sehingga sehingga embrio embrio tepat berada di tengah-tengah lubang dan embrio menempel pada tepi lubang kertas saring 10. 10. Masu Masukk kkan an embr embrio io ayam ayam ters terseb ebut ut ke dala dalam m fiks fiksat atif if (laru (laruta tan n Boui Bouin) n) dan dan difiksasi selama 2 x 24 jam setelah itu dibersihkan dengan alkohol 70% yang dicampur amonia. 11. Tetesi Tetesi embrio embrio dengan dengan formal formalin in untuk untuk membun membunuh uh sekali sekaligus gus mengaw mengawetk etkan an embrio tersebut selama 30 menit. Kemudian dilanjutkan dengan stainingisasi dengan hematoxilin. 12. 12. Pewa Pewarn rnaa aan n hema hemato toxi xili lin n diaw diawal alii deng dengan an pemb pember ersi siha han n prep prepara aratt deng dengan an merendam dalam air selama beberapa detik kemudian rendam dalam hematoxilin selama kuran lebih 7 detik, selanjutnya bilas dengan akuades dan mulai masuk tahap dehidrasi dengan alkohol. 13. Dehidrasi Dehidrasi dilakukan dilakukan setelah setelah staining staining dengan hematoxilin, hematoxilin, dengan tahapan rendam daam alkohol 50 %, 60 %, 70 %, 80 %, 90 %, alkohol absolut masingmasing 10 menit. 14. 14. Kemi Kemiud udian ian masu masuk k keta ketaha hap p stai staini ning ngis isas asii deng dengan an eosi eosin n deng dengan an taha tahapa pan, n, rendam dalam eosin selama 10 menit lalu dimasukkan kedalam xilol : alkohol deng dengan an perb perban andi ding ngan an bert bertur urut ut-tu -turu rutt 3:1, 3:1, 1:1, 1:1, 1:3 1:3 sela selama ma 10 meni menit. t. Lalu Lalu dikeringkan di udara bebas.
15. Lakukan Lakukan proses labeling labeling dengan memberi canada balsam dan tutup dengan kaca penutup, diberi label nama preparat, dan diamati dibawah mikroskop.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil
Embrio ayam umur 24 jam
Embrio ayam umur 48 jam
Embrio ayam umur 36 jam
Embrio ayam umur 60 jam
Embrio ayam umur 72 jam
B. Pembahasan
Wholemount merupakan sediaan mikroteknik keseluruhan dari suatu objek yang diamati diamati pada praktikum praktikum ini yaitu embrio ayam umur antara 24-48 jam. Hal ini didasarkan atas dari hasil praktikum bahwa embrio pada telur yang dimilki masih berup berupaa blasto blastodis diskus kus atau atau embrio embriobla blas, s, sehing sehingga ga organorgan-org organ an lain lain yang yang belum belum terbentuk tidak bisa diamati. Disediakan preparat awetan dari embrio ayam yang telah ada untuk mengatasi kekurangan itu. Perkembangan embrio dari telur yang beryo beryolk lk banyak banyak,, kanton kantong g vitelu viteluss menjad menjadii pembun pembungku gkuss vitelu viteluss (yolk) (yolk) yang yang ada, ada, menc mencern ernaa dan dan meny menyera erap p zat-za zat-zatt maka makana nan n yang yang ada ada untu untuk k died diedark arkan an mela melalu luii pembu pembuluh luh darah darah ke seluru seluruh h tubuh tubuh embrio embrio.. Sedang Sedangkan kan amnion amnion yang yang merup merupaka akan n pembungkus embrio langsung mempunyai rongga amnion yang berisi cairan yang disebut liquor amnii (Kosasih, 1975). Embriologi sebenarnya adalah suatu satuan proses yang sangat majemuk, tetapi untuk memudahkan memudahkan pengertiann pengertiannya ya proses proses itu dibagi menjadi menjadi 6 tahapan. tahapan. Batas antara tahapan itu sebenarnya juga tidak jelas, ada yang tumpang-tindih satu dengan yang lain. Stadium morula merupakan tahap pertama dalam embriologi. Sel-sel hasil pembelahan masih bergandengan satu dengan yang lain. Sel orisinil (zigot) tetap saja besarnya, hanya membelah dan tiap belahan tumbuh mencapai besar tertentu. Sel yang membelah itu hanya terdapat pada sel-sel dalam kutub animal. Pembelahan selsel morula selanjutnya membentuk bola sel-sel yang berongga (blastula). Rongga itu disebut blastocoel (Brotowidjoyo, 1994). Perkembangan embrional dimulai dengan persatuan sel kelamin jantan dan betina (singami), diikuti dengan fusi kedua intinya (kariogami). Beberapa hewan, telur dapat berkembang tanpa melalui pembuahan, yaitu melalui suatu proses yang disebut partenogenesis. Tubuh hewan dewasa mengalami pembelahan yang dapat
dika dikata taka kan n lebi lebih h jaran jarang, g, karen karenaa hany hanyaa bebe bebera rapa pa jarin jaringa gan n terte tertent ntu u yang yang masi masih h memperlihat memperlihatkan kan aktivitas aktivitas pembelahan pembelahan sel. Perbedaan Perbedaan ditunjukk ditunjukkan an pada individu individu muda, teristimewa di dalam embrio, pembelahan sel begitu aktif. Hal yang perlu diingat bahwa pembelahan sel merupakan dasar pertumbuhan embrio (Soeminto, 2000). Urutan alur pembelahan segmentasi pada ayam sama dengan pada amphioxus maup maupun un katak katak.. Alur Alur pert pertam amaa yait yaitu u merid meridio iona nal, l, kedu keduaa meri meridi dion onal al tega tegak k luru luruss pembelahan pertama, ketiga latitudinal, keempat meridional, dan kelima latitudinal. Setelah pembelahan kelima selesai, embrio tersusun dari 32 blastomer dan dicapai stadiu stadium m morula morula.. Blastu Blastulas lasii ayam ayam sama sama dengan dengan blastu blastulas lasii pada pada telur telur ikan, ikan, yaitu yaitu dengan terbentuknya rongga segmentasi di antara sel-sel blastomer di permukaan dengan yolk yang ada di bawahnya. Atap blastosol terdiri dari sel-sel blastomer hasil segmentasi sebelumnya, dengan lantai permukaan yolk dan pada bagian lateralnya terdapat zona penghubung yang terdiri dari blastomer yang berlekatan di bawahnya. Tahap Tahap selanj selanjutn utnya, ya, yaitu yaitu gastru gastrulas lasi, i, terjad terjadii melalu melaluii epibol epibolii sel-se sel-sell permuk permukaan aan,, involusi dan delaminasi (Soeminto, 2000). Menurut Huettner (1961), embrio ayam pada stadium 24 jam bagian yang terbentuk masih sederhana. Adapun struktur embrio yang telah terbentuk yaitu stria primitiva, mesoderma, proamnion, mesenkim, pulau-pulau darah, somit, usus depan, notochord, lipatan neural dan vesikula amnio-kardiak. Bagian yang aktif pada pembelahan sel telur ayam adalah keping lembaganya (blastodiskus). Pembelahan sudah dimulai ketika telur melalui oviduk yang jalannya berputar-pu berputar-putar tar sehingga sehingga albuminny albuminnyaa turut berputar disebut disebut kalaza dengan fungsi fungsi kalaza kalaza untuk untuk menjag menjagaa agar agar sel telur tetap tetap terlet terletak ak sentra sentrall di dalam dalam albumi albumin n dan keping lembaganya selalu menghadap ke atas ata s (Nelson, 1953).
Notoc Notochor hord d tumbuh tumbuh ke bagian bagian depan depan nodus nodus hensen hensen,, segaris segaris dengan dengan stria stria primitiva yang menghilang. Permukaan pembentukan daerah embrio yaitu dengan terbentuknya keping neural. Keping neural akan membentuk lipatan neural. Lapisan anterior dari keping neural membentuk suatu peninggian dan tumbuh kebagian depan di atas atas ectoder ectoderm. m. Kemudi Kemudian an lipata lipatan n kepala kepala yang yang terbent terbentuk uk akan akan berdif berdiferen erensia siasi si menjad menjadii kepala. kepala. Daerah Daerah antara antara lipatan lipatan kepala kepala dan ectoder ectoderm, m, sebelah sebelah bawahn bawahnya ya terbentuk suatu struktur yang mempunyai kantong yang disebut kantong subsefalik (Yatim, 1982).
Gambar skematis embrio ayam umur 24 jam
Embrio yang telah berumur 24 jam, lipatan neuralnya mendekat satu sama lain. Persatuan Persatuan lipatan neural neural pertama-tama pertama-tama terjadi di bagian depan somit pertama. pertama. Embrio umur 33 jam, bumbung neural yang telah terbentuk dapat dibedakan menjadi bagian anterior yang agak lebar, bagian tengah, serta posterior yang menyerupai bumbung. Persatuan lipatan neural yang paling akhir, terjadi di bagian depan dan di
belak belakang ang,, sehing sehingga ga terbent terbentuk uk lubang lubang-lu -luban bang g neurop neuroporu orus-a s-ante nterio riorr dan posteri posterior. or. Belakang Belakang somit somit terakhir terakhir terdapat terdapat lipatan lipatan neural yang mengemban mengembang g dan menghilang menghilang dalam ectoderm (Yatim, 1982). Bagi Bagian an bela belaka kang ng lipa lipata tan n neur neural al memb membata atasi si suat suatu u daera daerah h dang dangka kall pada pada ectoderm yang disebut sinus sinus phromboidalis. phromboidalis. Stria primitiva terus makin menghilang. menghilang. Daerah Daerah dianta diantara ra kedua kedua lapisa lapisan n ectode ectoderm rm dari dari tiap lipata lipatan n neural neural yang yang menyat menyatu u terlepas sel-sel yang akan menjadi dua batang neural crest di kiri-kanan bumbung neural. Neural crest ini bersegmen dan merupakan primordial dari akar dorsal saraf spinal dan juga ganglia dari sistem saraf otonom (Yatim, 1982). Bagian mesoderm dapat dibentuk tiga bagian, yaitu mesoderm dorsal atau
mesoderm segmental membentuk somit, pada somit-somit sehingga terjadi rongga Mesode derm rm inte interm rmed edie ierr tida tidak k bers berseg egme men n teta tetapi pi wala walaup upun un demi demiki kian an miosol . Meso membentuk nefrotom yang bersegmen-segmen. Mesoderm lateral terdiri dari lapisan somatis dan lapisan splankhnis yang melebar jauh di luar embrio, karenanya pada selom dapat dibedakan dua daerah yaitu intra dan ekstra embrionik selom (Saunders, 1982). Menurut Djuhanda (1981), embrio utuh akan membentuk 12 somit pada umur inkubasi 22 jam. Embrio ayam yang diinkubasi selama 33 jam akan memperlihatkan tahap-tahap tahap-tahap pokok perkembang perkembangan an dan pembentuk pembentukan an sistem syaraf pusat dan sistem sistem sirkul sirkulasi asi.. Selama Selama period periodee inkuba inkubasi si 33 jam menunj menunjuka ukan n adanya adanya peruba perubahan han pada pada daerah usus depan dan somit serta diferensiasi pada mesoderm luser media yang menandai pembentukan organ urinaria. Vesikula optika tersusun sebagai sepasang pertumbuhan kolateral prosencephalon. Vesikula ini secara meluas dan menduduki seluruh luas kepala. Rongga vesikula optika (optisol), pada mulanya mempunyai hubungan yang luas dengan rongga prosencephalon.
Gambar skematis embrio ayam umur 33 jam.
Embrio ayam yang telah diinkubasi selama 72 jam memiliki ± 35 pasang somit. somit. Embrio Embrio mengalami mengalami pelekukan pelekukan servikal, servikal, sehingga sehingga daerah rhombenceph rhombencephalon alon berad beradaa di sebela sebelah h dorsal dorsal dan telenc telenceph ephalo alon n mendek mendekati ati perkem perkemban bangan gan jantun jantung. g. Lipatan kepala makin berkembang ke arah ar ah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail
fold (berkembang ke arah anterior), dan lateral body fold semakin menutup. Mata terleta etak
lebih
ke
ara arah
kaudal
dari ari
pada ada
otosis.
Daerah rah
ventro-l ro-laater teral
rhombencephalon menjadi tempat berkembang derivat neural crest berupa pasangan ganglion saraf-saraf kranial. Di daerah setinggi AIP, terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud atau wing bud , merupakan primordia saya sayap, p, seda sedang ngka kan n di daera daerah h caud caudaa dibe dibent ntuk uk lower yaitu primor primordia dia kaki kaki lower bud yaitu (Syahrum, 1994).
Gambar skematis embrio ayam umur 72 jam.
Permukaan blastoderma area opaka menjadi bertambah lebar, pada bagian posterior tampak berbintik bintik, yaitu pulau-pulau pulau-pulau darah yang kelak akan menjadi sebagaian besar sistem pembuluh ekstra embrional. Area opaka yang berbintik-bintik sekarang disebut area opaka vaskulosa. Bintik-bintik tersebut disebabkan penebalan penebalan setempat pada mesoderm yaitu pada lapisan splankhnis. Mula-mula pulau pulau darah merupakan kumpulan sel-sel yang kompak, selanjutnya terjadi rongga dan terpisah menjadi kumpulan sel-sel sentral. Sel-sel sentral ini kelak akan menjadi butir-buti butir-butirr darah yang mengandun mengandung g hemoglobi hemoglobin, n, sedangkan sedangkan sel-sel perifer yang tinggal, membangun dinding pembuluh darah yang disebut endothelium. Pulau-pulau darah itu sedemikian banyaknya, sehingga bersentuhan satu sama lain, dan terjadi
suatu jaringan pembuluh kapiler yang disebut retikulum. Akhirnya rongga-rongga di dalam pulau darah tersebut diisi dengan plasma darah (Balinsky, 1970).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Ke Kesi simp mpul ulan an
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil kesimpulan: 1. Whol Wholem emo ount unt
meru erupak pakan
meto etode
untu ntuk
melih elihat at
stru struk kturtur-st stru ruk ktur tur
yang ang
berhubungan dengan organ embrio seluruhnya. Wholemount yang diamati yaitu embrio ayam umur antara 24-48 jam. 2.
Embrio ayam umur antara 24-48 jam masih berupa blastodiskus atau embrioblas.
B. Saran 1.
Alat yang seharusnya seharusnya ada dalam praktikum praktikum (untuk (untuk melakukan melakukan peneropongan peneropongan telur) sedang dalam kondisi kondisi rusak sehingga praktikan praktikan tidak tahu seperti seperti apa alat tersebut. Diharapkan praktikum ke depannya agar segera dapat diadakan.
2.
Telur yang dibawa masing-masing masing-masing kelompok kelompok praktikan praktikan adalah rata-rata rata-rata telur yang dierami berkisar umur antara 24-48 jam. Jadi praktikan tidak mengetahui secara langsung bentuk embrio ayam yang berumur 48 jam dan 72 jam dan hanya disediakan preparat awetan dari embrio tersebut.
DAFTAR REFERENSI
Balins Balinsky, ky, B.I. B.I. 1970. 1970. An Introd Introduct uction ion to Embryo Embryolog logy. y. W.B. W.B. Saunde Saunderr Compan Company, y, London. Brotowidjoyo, M. D. 1994. Zoologi Dasar. Erlangga, Jakarta. Djuhanda, Tatang, 1981. Embriologi Perbandingan. C.V. Armico, Bandung.
Huettner, A.F. 1961. Fundamentals of Comparative Embryology of The Vertebrates. The Mc Millan Company, New York. Kimball, J.W. 1983. Biologi 2 Edisi 1. Erlangga: Jakarta. Kosasih, G. 1975. Embriologi Kedokteran. CV EGC, Jakarta. Nelson, O. R. 1953. Comparative Embryology of The Vertebrates. The Blankston Co. Inc, New York. Pattern, B.M. 1958. Foundations of Embyology. McGraw-Hill Book Co.Ltd, New York. Rugh Rugh,, R. 1962 1962.. Expe Experim rimen ental tal Embr Embryo yolo logy gy.. Burg Burges esss Publ Publis ishi hing ng Comp Compan any, y, Minnesota. Saunde Saunders, rs, J.W. J.W. 1982. 1982. Develo Developme pmenta ntall Biolog Biology. y. MacMill MacMillan an Publis Publishin hing g Co., Co., New York. Soeminto, 2000. Embriologi Vertebrata. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto. Strorer and Usinger. 1961. Elements of Zoology. Zoology. Mc Graw-Hill Gr aw-Hill Book Company Inc., New York. Sugimoto et al., 2006. Ovalbumin in Developing Chicken Eggs Migrates from Egg White to Embryonic Organs while Changing Its Conformation and Thermal Stability. Vol. 274. No.16, Issue I ssue of April 16, pp.11030-11037, 2006. Syahrum, M.H. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Yatim, W. 1982. Reproduksi dan Embriologi. Tarsito, Bandung.
View more...
Comments