Warthin Docs

June 19, 2019 | Author: Andri Mulia | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Warthin Docs...

Description

BAB I PENDAHULUAN

Kelenjar liur di tubuh secara anatomis terdiri dari kelenjar liur mayor dan kelenjar liur minor. Kelenjar liur mayor terdiri dari kelenjar kelenjar parotis, submandibula, submandibula, dan sublingual. Sementara kelenjar liur minor tersebar dari 600 sampai 1000 kelenjar kecil kecil yang yang tersebar di rongga mulut dan faring. 1 2 ,

Tumor jinak parotis merupakan tumor yang jarang terjadi dengan insiden 1% dari seluruh neoplasma kepala leher. Meskipun insiden berbeda-beda, dari berbagai kepustakaan sekitar 75 % tumor t umor kelenjar ke lenjar liur berasal dari parotis dan dan hampir 80% merupakan tumor tumor  jinak. Tumor jinak terbanyak adalah adenoma adenoma pleomorfik dan diikuti dengan tumor Warthin  papillary cystadenoma cystadenoma limpomatosum limpomatosum.. 3, 4,5,6  atau disebut juga  papillary

Tumor Warthin banyak terjadi pada laki-laki dibanding

wanita,

biasanya

pada

umur 50-70 tahun. Tumor ini tumbuh lambat di kutub bawah kelenjar parotis dan dihubungkan dengan kebiasaan merokok. 5 6 ,

Diagnosis tumor Warthin ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan pemeriksaan histopatologi. Penatalaksanaan tumor Warthin

adalah dengan pengangkatan

parotidektomi parotidektomi superfisial dan enukleasi. enukleasi. 5 7 ,

1

tumor

dengan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 ETIOLOGI

Etiologi keganasan kelenjar liur pada umumnya belum diketahui secara pasti. Merokok  diduga kuat berperan dalam perkembangan tumor ini. Dilaporkan bahwa

perokok 

mempunyai risiko 4-8 kali dibanding yang tidak perokok. 6 7 ,

2.2 EPIDEMIOLOGI

Tumor Warthin pertama kali dilaporkan oleh Hildebrand dan diduga sebagai kista kongenital leher. Tahun 1929 Warthin mempelajari semua tumor parotis yang diobati di Universitas Michigan dan dilaporkan dua kasus  papillary cystadenoma lymphomatosum. Lesi ini digambarkan sebagai tumor kelenjar dengan stroma limpoid. Tahun 1944 Martin dan Ehrlich pertama kali menggunakan

istilah

tumor

digunakan

adalah

adenolimpoma dan  papilary cystadenoma

untuk

tumor

ini

Warthin.

Istilah

lain

yang juga

limpomatosum. 2

Tumor Warthin merupakan tumor jinak yang hampir parotis

sering

terjadi

di

kelenjar

dibanding kelenjar liur lainnya. Presentasinya 5-6% dari seluruh tumor kelenjar

ludah. Dari seluruh tumor jinak kelenjar parotis tumor Warthin menduduki peringkat kedua terbanyak setelah adenoma pleomorfik, dengan insidensi 6-10% dari seluruh tumor jinak  kelenjar parotis.1 2 ,

Secara umum tumor ini lebih banyak pada pria dibanding wanita dengan perbandingan 5:1. Umur 40-70 an merupakan dekade terbanyak yang menderita tumor ini. Puncak insiden terjadi pada usia tujuhpuluhan. 2 6 8 9 ,

2

,

,

Tumor ini didiagnosis

jarang

rata-rata

terjadi

pada

bangsa

berkulit hitam

Afrika.

Tumor

setelah berukuran 2,5cm. Kebanyakan tumor berlokasi di kutub

bawah. Tumor bisa tumbuh bilateral kira-kira 10-12% dan tumor Warthin yang multipel dapat terjadi pada satu kelenjar parotis. Kekerapannya diperkirakan6%. 10 11 ,

Terdapat hubungan kuat antara kebiasaan merokok dengan tumor Warthin, kekerapannya delapan kali dibanding yang tak merokok. Mekanismenya tidak diketahui dengan pasti. Diduga tembakau pada rokok menyebabkan metaplasia di kelenjar parotis.5 6 10 ,

,

Paparan radiasi dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor Warthin. Penelitian pada orang-orang Jepang yang terpapar radiasi ledakan bom atom di Hiroshima menunjukkan

dan

Nagasaki

peningkatan risiko sebanyak 3,5 sampai 11 kali. 10

2.3 ANATOMI

Kelenjar liur terdiri atas kelenjar liur mayor dan kelenjar

liur

minor.

Kelenjar

parotis termasuk kelenjar liur mayor bersama dengan kelenjar submandibula dan lingualis. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terbesar dengan berat 15 sampai 30 gram. Bentuknya segitiga, bagian ujungnya berada tepat dibawah sudut mandibula dan dasarnya di sepanjang arkus zygomatikus. Bagian anterior kelenjar berbatasan dengan tepi posterior ramus mandibula dan sedikit melapisi tepi posterior muskulus massester. Bagian posterior kelenjar dikelilingi

oleh

telinga,

prosesus

mastoid,

dan

tepi

anterior

muskulus

sterno-

kleidomastoideus.1 11 ,

Walaupun secara anatomi kelenjar parotis merupakan struktur yang saling terkait. pada pembedahan atau

lateral

lebih dan

mudah

untuk

menggambarkannya sebagai

lobus

superfisialis

lobus profunda atau medialis. Kedua lobus ini dipisahkan oleh nervus

3

fasialis. Nervus ini keluar dari foramen stilomastoideus dan berjalan di depan muskulus digastrikus venter posterior, di sebelah lateral dari prosesus stiloideus, arteri karotis eksterna dan vena fasialis posterior. Saraf ini berjalan ke anterior sepanjang 2 cm dan terbagi menjadi dua cabang utama yaitu temporofasialis dan servikofasialis. Dari kedua cabang ini nervus fasialis terbagi lagi menjadi lima cabang yaitu temporalis, zigomatikum, bukalis, mandibularis dan servikalis. Cabang mendibularis dan servikalis berada tepat di bawah muskulus platisma pada fasia leher dalam. 12 13 ,

Gambar 1. Tumor Warthin

Sekresi kelenjar dialirkan melalui sistem saluran yang bersatu pada satu duktus yaitu duktus stenson. Panjang saluran ini 6 cm. Duktus stenson berada di sepanjang tepi anterior kelenjar, melewati permukaaan lateral muskulus massester, menembus lapisan lemak di pipi dan muskulus buccinators, tepat di depan dari tepi anterior muskulus massester. Ujung saluran ini berada di mukosa pipi rongga mulut, berhadapan dengan gigi molar kedua bagian atas. 8 13 ,

4

GAMBAR 2. Glandula parotis 2.4 HISTOPATOLOGI

Histopatologi merupakan dasar penegakkan diagnosis yang rasional dari tumor kelenjar liur. Tumor Warthin dilapisi oleh kapsul tipis. Merupakan tumor yang kistik dan solid, terdiri dari komponen epitel dan komponen limpoid. 8 11 ,

Gambar 2. Tumor warthin yang telah direseksi 5

Epitel disusun oleh dua lapis sel. Sel yang menghadap ke arah lumen merupakan epitel kolumnar dan terlihat inti selnya yang tunggal dan berbentuk oval, tersusun palisade. Pada bagian basal disusun oleh epitel kubis. 11 Stroma disusun oleh jaringan limpoid dengan berbagai

derajat dengan sel

germinativum. Peningkatan jumlah sel mast dan sel plasma juga terlihat. Sel goblet juga ada namun dalam

jumlah yang tidak banyak. Pada lesi perifer dapat ditemukan fibrosis

yang luas, kolagen hiposeluler dan proliferasi gelendong miofibroblastik . 11

Gambar 3. Tumor Warthin. A. Pandangan menunjukkan elemen epitel dan limfoid.

Perhatikan pusat germinal folikel bawah epitel. B, Ruang kistik memisahkan lobulus dari epitel neoplastik yang terdiri dari lapisan ganda sel epitel eosinofilik didasarkan pada stroma limfoid reaktif.

2.5 GEJALA KLINIS

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya benjolan pada angulus mandibula atau sedikit di depan atau di belakang telinga dengan konsistensi padat kenyal, permukaan licin dan mudah digerakkan. Bila tumor ini sukar digerakkan maka perlu dipikirkan adanya suatu proses radang atau suatu keganasan atau tumor berada pada lobus profunda dari 6

parotis. Tumor ini dapat ditemukan bilateral sekitar 10-12%. 2,8,16 Pada tumor ini tidak ditemukan tanda-tanda paresis fasialis, sama seperti umumnya tumor jinak parotis.16 2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK 1.

Biopsi aspirasi jarum halus ( BAJAH)

BAJAH dari tumor kelenjar liur adalah suatu pemeriksaan

yang sederhana dan

cukup akurat. Informasi dari pemeriksaan sitologi dapat membantu menerangkan keadaan tumor pada pasien dan rencana tindakan selanjutnya. 1 17 ,

Keakuratan pemeriksaan ini tergantung dari keterampilan ahli sitopatologi, karena tidak mudah memperkirakan letak tumor sehingga dapat terbawa sewaktu aspirasi. 16

Orell

melaporkan sensitivitas pemeriksaan BAJAH 85,5-99% dengan spesifitas 96,3-100%. 17 2.Radiologi

Tomografi

komputer

dapat membedakan antara

(TK)

tumor

dan

pencitraan resonansi magnetik (PRM) tidak 

jinak atau ganas. TK dan PRM berguna untuk 

menentukan perluasan tumor serta memperlihatkan keterlibatan ruang parafaring sehingga dapat dibedakan tumor yang berasal dari lobus dalam kelenjar parotis yang melibatkan ruang parafaring dengan tumor yang berasal dari struktur parafaring sendiri. 15 16 ,

3. Potong beku

Pemeriksaan potong beku masih kontroversi. Keakuratan hasil pemeriksaannya sekitar 83-86%. Lima sampai 24% tumor ganas disimpulkan sebagai tumor jinak dari hasil pemeriksaan potong beku, dan sekitar 0-2% kasus tumor jinak disimpulkan sebagai tumor ganas.17 18 ,

7

4.Biopsi terbuka

Cara ini jarang digunakan kecuali kasus yang pada pemeriksaan BAJAH tidak dapat menentukan diagnosis. 17

2.7 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan tumor Warthin

dengan

pembedahan.

Pembedahan

yang

dilakukan dapat dengan eksisi, parotidektomi superfisial, parotidektomi profunda dan enukleasi. 1,7,8,18 Parotidektomi superfisial adalah pengangkatan tumor parotis dengan mengangkat seluruh lobus superfisial parotis dengan pengangkatan saraf fasialis atau dengan preservasi

saraf fasialis. Teknik ini digunakan

pada

tumor

parotis

yang

hanya

mengenai lobus superfisial.1 15 ,

Parotidektomi profunda adalah pengangkatan tumor

parotis dengan mengangkat

lobus profunda parotis. Parotidektomi total adalah mengangkat kedua lobus dari parotis yaitu lobus profunda dan lobus superfisial. 18 Enukleasi

merupakan

suatu

teknik

pengangkatan

tumor

tanpa

melakukan

pengangkatan terhadap kelenjar parotis. 6 Teknik ini tepat dilakukan untuk menghindari trauma pada nervus fasialis. 8 2.8 KOMPLIKASI OPERASI

Komplikasi pengangkatan parotis dibagi atas komplikasi cepat dan komplikasi lambat. 1



Komplikasi cepat adalah:



Paresis nervus fasialis

8



Pendarahan



Infeksi



Trismus



Sialokel



Seroma

Komplikasi lambat adalah:



Sindroma Freys



Tumor rekuren



Kosmetik yang jelek 



Defisit jaringan lunak 



Skar hipertropi atau keloid

2.9 PROGNOSIS

Tumor Warthin mempunyai prognosis baik. Tumor ini jarang berubah menjadi ganas dan jarang rekuren.3

,

9

BAB III PENUTUP

Tumor Warthin merupakan tumor jinak kelenjar air liur yang khusus terjadi di kelenjar parotis. Nama lain dari tumor ini adalah lymphomatosum cystadenoma papiler. Tumor Warthin timbul pada kelenjar parotis secara bilateral ataupun multifokal. Tumor Warthin merupakan tumor jinak yang hampir parotis

sering

terjadi

di

kelenjar

dibanding kelenjar liur lainnya. Presentasinya 5-6% dari seluruh tumor kelenjar

ludah. Dari seluruh tumor jinak kelenjar parotis tumor Warthin menduduki peringkat kedua terbanyak setelah adenoma pleomorfik, dengan insidensi 6-10% dari seluruh tumor jinak  kelenjar parotis. Tumor Warthin mempunyai prognosis baik. Tumor ini jarang berubah menjadi ganas dan jarang rekuren.

10

DAFTAR PUSTAKA

1. Davids WE, Young Soh. Salivary Gland Neoplasms. In Bailey BJ, Jonhson TJ, editors. Head and neck

surgery

otolaryngology,

4 th

ed, Philadelphia

: Lippincot William &

Wilkins; 1998. p.1515-25 2. Nathans EN, Michael EJ. Salivary Gland Tumors. In : Paparella,

Gluckn, Meyer,

editors. Otolaryngology Head and Neck, 1st vol 3. Philadelpia : WB Siounded Company; 1991. p. 2099-2103 3. David NK. Surgical

onkology. USA: Landes Bioscience; 2000

4. Chahin F, Kaufmann MR. Salivary gland tumors, minor, benign. Available from: www.emedicine.medscape. com. 5. Rizzi Mark D,Thompson Lester Dr. Papillary cystadenoma lymphomatosum-Warthin tumor-patology clinic. Laryngoscope 1994; 17: 607-803 6. Patil

K,

Mahima

VG,

Kalla

S.

Papillary cystadenoma lymphomatosum : case

report and review literature. Indian Journal of Dental research 2005; 16 :153-8. ’

7. Kotwall CA. Smoking as an etiologis factor in the development of warthin s

of 

parotid gland. Am J Surgery 1992; 164: 646-7 8. Probet R, Grevers G, Heinrich.

Basic Oto- laryngology. New York : Thieme; 2006

9. Dubner S. Parotid tumors, Benign. Avaliable from: www.emedicine.medscape. com. 10. Teymoortash A.Head and Neck: Salivary gland: Warthin s ’

tumors.

Avaliable

from: www.AtlasGeneticsOncology. org. 2008 11. Simpson RHW, Eveson JW. Warthin Tumour. In: Barnes, Reichart EP, Sidranskr D, editors. Pathology & Genetics head and neck tumours, 2 nd, Washington: WHO;2003. p.263Larry, JS. Salivary Glands: Benign and Malignant Desease. In : Lee,KJ, editors. Essential Otolaringologist, 8 th ed, USA: Mc Graw-Hill Companies; 2003. p. 535-65 13.

Carroll WR, Morgan CE. Desease of the Salivary Glands. In:Ballengers, editors.

Manual of Otholaryngology Head and Neck Surgery. London,BL. Dekler; 2002. p.507-14

11

14.

Netter. Interactive Atlas of Human Anatomy. USA : WB Saunders; 2002

15.

Pasha

16.

Johson J. Parotid. In: Myers USA.1997. p.504- 518

17.

Strome M. The Parotid

R. Otolaryngology-

Head and Neck Surgery. London: Singular; 2000.

Neoplasm. In: Pasha Pensak ML. Countroversies in

otolaryngology. New York: Thieme; 2001. p. 344-347 18.

Califano.

Parotidectomy.

ticDissection.com. 19.

Robert

L,

Ava-liable

from:www.ThoracicAor-

Accessed January, 8, 2010 Hatch,

Sejal.

Warthin

Tumor

:

A Common, Benign Tumor

Presenting as a Highly Suspicious mass.The Journal of the American Board of Family Practice 2005;18: 320-2.

12

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF