Visualisasi Gaussian Dispersion Model Dalam SIG Untuk AMDAL
May 8, 2017 | Author: Iman Wibowo | Category: N/A
Short Description
Download Visualisasi Gaussian Dispersion Model Dalam SIG Untuk AMDAL...
Description
APLIKASI GAUSSIAN DISPERSION MODEL DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN
PENDAHULUAN Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemar udara yang keluar dari suatu kegiatan sebagai sumbernya, disebut sebagai emisi. Menurut PP No. 41 tahun 1999 emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar. Emisi dapat mempengaruhi kualitas udara ambien di sekitar lokasi kegiatan tersebut. Pencemaran kualitas udara merupakan salah satu komponen fisik-kimia yang ditinjau didalam Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Prakiraan dampak adalah kajian lebih spesifik apabila dibandingkan dengan identifikasi dampak, karena pada prakiraan dampak harus dapat menunjukkan dampak yang muncul dengan lebih jelas. Hal ini akan menjadi lebih baik apabila dampak yang muncul dapat dikuantifikasi. Tidak semua dampak yang muncul dapat di kuantifikasi, tetapi untuk komponen fisikkimia biasanya tidak terlalu sulit untuk dikuantifikasi (Leopold, 2008). Model dispersi Gaussian merupakan salah satu model yang sering digunakan dalam memprakirakan penyebaran polusi udara. Output model ini dapat mengetahui nilai besaran konsentrasi polutan baik secara lateral (x,y) maupun vertikal (z). Nilai-nilai tersebut didalam AMDAL pada umumnya telah tercantum, namun berkaitan dengan tingkat pentingnya dampak, analisa lanjutan pada sebagian studi AMDAL belum dilakukan. Dimana tinjauan pentingnya dampak masih bersifat semi-subyektif yang sebagian masih didasarkan unsur kira-kira dan keputusan dari pengalaman tenaga ahli. Dengan adanya fasilitas pengolahan data spasial berbasis komputer dalam hal ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG), maka proses studi AMDAL dapat diperoleh hasil yang lebih obyektif. Seperti diketahui dalam studi AMDAL tentu tidak lepas dari unsur geografis baik berupa batas wilayah kegiatan, batas ekologi, batas administratif lokasi kegiatan, dan komponen lingkungan. Sehingga dalam studi AMDAL tinjauan mengenai tingkat pentingnya dampak terutama dampak-dampak yang terkuantifikasi, dapat dilakukan pengolahan dengan SIG. PEMBAHASAN Model Dispersi Gaussian Pemodelan pencemaran udara adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan hubungan sebab akibat antara emisi, meteorologi, konsentrasi atmosfer, deposisi, dan faktor lainnya. Model dispersi Gaussian merupakan salah satu model pengukuran materi
1
di atmosfer yang telah di rekomendasikan oleh badan energi atom internasional (IAEA). Model ini mengasumsikan bahwa penyebaran polutan udara mempunyai probabilitas distribusi normal. Pada dasarnya formulasi Gaussian merupakan suatu formulasi matematis yang ditemukan oleh Johann Carl Friedrich Gauss sebagai berikut.
Dimana untuk konstanta a,b,c >0 dan e ≈ 2.718281828. Karakteristik analisa dalam model dispersi Gaussian meliputi: parameter penyebaran, bentuk penyebaran sesuai koordinat, arah angin dan kecepatan, dampak polutan sesuai pola angin. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai pengembangan distribusi Gauss, yang diterapkan pada model dispersi udara dengan sumber emisi berupa titik. Berkaitan dengan aplikasinya di dalam AMDAL, prakiraan komponen lingkungan yang terkena dampak berada di permukaan tanah (elevasi = 0). Sehingga formulasi model dispersi Gaussian dengan nilai elevasi (z=0) adalah sebagai berikut.
Dimana : C(x,y,z) = Tingkat konsentrasi (μg/m3) pada koordinat x,y,z x = Nilai koordinat relatif horizontal searah angin y = Nilai koordinat relatif tegak lurus arah angin z = Nilai koordinat vertikal Q = Laju emisi polutan (μg/detik) q = Laju emisi polutan per satuan jarak (g/s-m) u = Kecepatan angin rata-rata dalam arah x (m/detik) H = Tinggi emisi (tinggi cerobong + tinggi asap) σy,σz = Koefisien dispersi lateral dan vertikal Nilai koefisiean (σ) ditentukan berdasarkan tipe kondisi atmosfer, yang diklasifikasikan oleh Pasquill pada tahun 1961. Tabel 1. Klasifikasi tipe atmosfer Kecepatan Angin Intensitas Matahari (Siang) Tutupan Awan (Malam) m/s mil/jam Kuat Sedang Rendah >50%
View more...
Comments