Vertigo Psikogenik
August 28, 2017 | Author: Rini Handayani | Category: N/A
Short Description
Download Vertigo Psikogenik...
Description
VERTIGO PSIKOGENIK Oleh : Dr. H. Yulizar Darwis, Sp. KJ, MM.
Pendahuluan Pusing (dizziness) adalah keluhan yang paling sering dikemukakan pasien dalam praktek umum, dan vertigo adalah salah satu keluhan yang disampaikan terkait pusing tersebut. Pusing dan vertigo adalah dua keluhan yang berbeda, sehingga untuk memastikan keluhan pusing tersebut sebagai vertigo perlu dirinci secara tepat pada pasien. Vertigo berasal dari bahasa Latin (Yunani) “ vertere “ yang berarti memutar. Pengertian vertigo adalah sensasi gerak atau rasa gerak memutar dari tubuh atau lingkungan sekitarnya. Bila tubuh yang terasa berputar disebut : vertigo subyektif, dan bila sekitarnya terasa berputar disebut : vertigo obyektif. Sebagai penyebab vertigo tersebut dapat berupa penyakit/gangguan yang menimbulkan gangguan dibagian perifer susunan vestibularis atau penyakit/gangguan dibagian sentral susunan vestibularis. Penyakit/gangguan yang menimbulkan gangguan dibagian sentral susunan vestibularis, antara lain : - Epilepsi Psikomotor - Spondilosis servikalis - Sindroma Wallenberg - Vertigo Psikogenik - Dsb. Vertigo Psikogenik Vertigo merupakan vertigo yang timbulakibat problema psikologik, tanpa didasari kerusakan/penyakit organic. Vertigo psikogenik biasanya memiliki cirri – cirri : - muncul saat berada ditempat keramaian - seolah - olah dibuat – buat (sebenarnya bukan dibuat-buat) - terkesan keluhan/gejalanya berlebihan Vertiga Psikogenik biasanya dijumpai pada gangguan-gangguan psikiatrik : - Gangguan fobia (Agorafobia) - Gangguan Panik (Panic Disorders) - Gangguan Cemas Menyeluruh (General Anxiety Disorders) - Gangguan Psikosomati (Psychomatic Disorders) - Gangguan Depresi (Depressive Disorders)
Psikodinamik Gangguan Jiwa Suatu gangguan jiwa biasanya dimulai denga adanya Konfik Psikis. Konflik psikis adalah terdapatnya keinginan berlawanan secara bawah sadar (unconscious level). Misalnya : - Ingin dicintai seseorang, tetapi orang tesebut tidak mencintai - Ingin dihargai, tetapi tidak memperoleh penghargaan - Ingin masuk Perguruan Tinggi, tetapi kemampuan terbatas - Ingin merasa aman, tetapi lingkungan mengancam - Dsb. Konflik psikis tersebut akan menimbulkan perasaan kecewa (frustrasi). Frustrasi akan menimbulkan perasaan takut, sedih, malu dan perasaan perasaan tidak enak lainnya, tetapi masih terkait dengan konlik psikis yang ada. Misalnya : - merasa malu karena tidak mendapat perhargaan - merasa sedih karena cintanya tidak berbalas - merasa takut karena lingkungan tidak aman - dsb. Perasaan perasaan tidak enak tersebut berada dialam sadar (conscious level) disebut : perasaan takut (fear). Perasaan takut (fear) tersebut tidak enak dan dicoba dihilangkan dengan menyelesaikan masalah berorientasi pada kenyataan. Cara ditempuh bisa dengan menghadapi masalah secara frontal (marah, mengamuk dsb.), menarik diri atau kompromi (bekerjasama). Bila dengan cara tersebut berhasil, maka rasa takut akan hilang. Tetapi bila dengan cara tersebut tidak berhasil, maka perasaan takut (fear) masih tetap ada. Perasaan takut (fear) tersebut selanjutnya akan dikurangi atau dihilangkan dengan menggunakan mekanisme defensif Repressi. Repressi adalah suatu mekanisme defensif, dimana perasaan takut dialam sadar (fear) dihilangkan dengan menekannya kealam bawah sadar (unconscious level) sehingga bisa ”dilupakan” atau ”tidak diingat.” Bila dengan Repressi ini berhasil maka perasaan takut akan hilang (menjadi baik). Tetapi bila dengan Repressi tersebut tidak berhasil, maka perasaan takut masih tetap ada, tetapi tidak terkait lagi dengan konflik pisikisnya. Timbul perasaan takut (kecemasan) yang tidak diketahui sebabnya, disebut : kecemasan yang bebas megambang (free floating anxiety). Kecemasan yang bebas mengambang inilah yang didalam Texkbook disebut : Ansietas (Anxiety). Ansietas ini adalah sebagai kumannya gangguan jiwa. Ansietas (free floating anxiety) akan dihilangkan dengan menggunakan mekanisme defensif spesifik, seperti : proyeksi, intoversi, regressi, displacement (pergeseran), konversi, undoing (peniadaan) dan sebagainya. Bila ansietas dihilangkan dengan mekanisme defensif Proyeksi (menyalahkan orang lain, padahal yang salah dirinya) secara patologik maka akan timbul gejala waham dan halusinasi, diagnosisnya Gangguan Paranoid atau Skizofrenia Paranoid. Bila yang digunakan Introversi (melamun) secara patologis akan timbul gejala Autisme (bicara/tertawa/menangis sendiri), maka diagnosisnya Gangguan Skizofrenia. Bila digunakan mekanisme defensif Regressi (kemunduran ketingkat perkembangan lebih rendah dengan respons tidak matang) timbul gejala telanjang, berak dicelana, makan
kotoran/sampah) maka diagnosisnya Skizofrenia Hebefrenik. Bila mekanisme defensif digunakan Pergeseran (displacement) timbul gejala fobia, maka diagnosisnya Gangguan Fobik. Bila yang digunakan Konversi (kecemasan diganti dengan gangguan fungsi organ atau kepribadian), terjadi kelumpuhan, kaku/kejang, anestesi, buta, tuli atau perubahan kepribadian (kesurupan) maka diagnosisnya Gangguan Histerik. Bila mekanisme defensif digunakan Undoing (kecemasan dihilangkan dengan mengulang ide/pikiran dan aktifitas ritualistik tertentu, bia tidak diulang terjadi perasaan tidak enak) timbul gejala-gejala obsesi dan/atau kompulsi, maka diagnosisnya Gangguan Obsesif Kompulsif. Bila mekanisme defensif digunakan Penurunan aktifitas mental dan fisik, maka diagnosisnya Gangguan Depresif. Bila kecemasan dikonversi kepada gangguan fisiologik, timbul keluhan/gejala fisik, maka diagnosisnya Gangguan Psikofisiologik (Gangguan Psikosomatik). Bila meknisme defensif digunakan tidak spesifik maka gajala dirasakan kecemasan yang bebas mengambang (ansietas), diagnosisnya Gangguan Cemas Menyeluruh. Bila saat-saat tertentu terjadi kecemasan yang memuncak, terjadi serangan panik, maka diagnosisnya adalah Gangguan Panik. BeberapaGangguan Jiwa dengan keluhan/gejala vertigo 1. Gangguan Fobia (Agorafobia) Pada gangguan Fobia terdapat kecemasan irasional terhadap obyek, aktifitas atau situasi tertentu, sehingga cendrung menghindari obyek, aktifitas atau situasi tersebut (Fobia). Pada Agorafobia timbul ketakutan irasional terhadap ruang terbuka dan aspek-aspek tekait lainnya, seperti : orang ramai dan kesukaran menyingkir ketempat yang aman. Dan bila individu berada dalam situasi tersebut, akan timbul keluhan/gejala : sesak nafas, vertigo, terasa mau pingsan dan sebagainya. 2. Gangguan Panik Gambaran penting gangguan panik adanya kecemasan hebat (panik) yang tidak terbatas pada obyek, aktifitas dan situasi tertentu. Gejala dominan biasanya dalam bentuk serangan mendadak palpitasi, nyeri dada, perasaan tercekik, pusing, vertigo, depersonalisasi/derealisasi, ketakutan mati, gila dan sebagainya. Serangan biasanya berlangsung beberapa menit. 3. Gangguan Cemas Menyeluruh Gambaran penting dari gangguan ini adanya kecemasan menyeluruh dan menetap yang tidak terbatas atau menonjol pada obyek, aktifitas dan situasi tertentu. Keluhan tegang berkepanjangan, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing dan keluhan epigastrik merupakan keluhan yang lazim dijumpai. 4. Gangguan Psikosomatik Pada Gangguan Psikosomatik timbulnya keluhan/gejala fisik (somatik) karena faktor-faktor psikis. Keluhan-keluhan atau gejala-gejala biasanya tekait dengan sistem organ, berupa : Kardiovaskuler (cepat lelah, jantung berdebar dsb.), Gastro intestinal (nyeri ulu hati, mual, muntah, diare dsb.), Respiratorius (sesak nafas,
-
asma), Dermatologi (gatal-gatal, eksim), Muskulo-skletal (encok, pegal, kejang), Urogenital (ngompol, impotensia, frigiditas, dispareunia, eyakulasi dini), Endokrinologi (hipotiroid, hipertiroid, dismenore), Serebrovaskuler (pusing, susah berkonsentrasi, lupa). Diagnosis Psikosomatik ditegakkan bila : terdapat keluhan fisik, tanpa kerusakan organik terdapat keluhan fisik yang sangat hebat disertai kerusakan organik, tetapi keluhan fisik tersebut tidak sebanding dengan kerusakan organik. Keluhan dirasakan terkait dengan organ tertentu, secara hipotesis karena adanya ” locus minores resistance ” (setiap individu memiliki daerah dengan daya tahan rendah). Daerah dengan daya tahan rendah tersebut akan terkena bila mengalami problema emosional (psikis).
5. Gangguan Depresi Pada Gangguan Depresi tidak jarang pula ditemui keluhan/gejala pusing dan vertigo. Tetapi disini disamping keluhan/gejala pusing atau vertigo dijumpai juga gangguan mood (afek) yang menonjol, seperti : perasaan sedih, murung, kehilangan semangat hidup, perasaan lesu-lemas, berpikir masa depan suram, putus asa, bunuh diri dan sebagainya. Diagnosis Diagnosis untuk vertigo psikogenik tentu terkait dengan Gangguan Psikiatrik yang mendasarinya (Gangguan Fobia, Gangguan Panik, Gangguan Cemas Menyeluruh, Gangguan Psikosomatik dan Gangguan Depresi). Vertigo merupakan salah satu keluhan/gejala dari Gangguan Psikiatrik tersebut. Maka diagnosis yang ditegakkan adala diagnosis Gangguan Psikiatrik. Terapi Terapi untuk Vertigo Psikogenik dikaitkan dengan terapi Gangguan Psikiatrik yang mendasarinya. Bila diperlukan dapat ditambah dengan obat-obat Anti vertigo, seperti : Anti histamin (Dipenhidramin, Dimenhidrinat, Piratiazin, Prometazin) dan sebagainya.
Kesimpulan 1. Vertigo Psikogenik adalah keluhan/gejala vertigo yang disebabkan faktor-faktor psikis, tanpa didasari kerusakan/penyakit organik. 2. Vertigo Psikogenik biasanya dijumpai pada Gangguan Gangguan Psikiatrik : Gangguan Fobik (Agorafobia), Gangguan Panik, Gangguan Cemas Menyeluruh, Gangguan Psikosomatik dan Gangguan Depresif. 3. Vertigo pada Gangguan Gangguan Psikiatri tersebut merupakan keluhan/gajala disamping keluhan-keluhan/gejala-gejala Gangguan Psikiatrik yang mendasarinya. 4. Diagnosis dan terapi disesuaikan dengan Gangguan Psikiatrik yang mendasarinya 5. Bila diperlukan dapat diberikan obat-obat anti Vertigo, disamping obat-obat untuk Gangguan Psikiatriknya.
Daftar Pustaka
1. Maramis, F, W : Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga cetakan 9, 2005.
University Press,
2. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III, 1993. 3. Wresoadmojo, B. R. Vertigo : Aspek Neurologi. Cermin Dunia Kedokteran. Rumah Sakit Marzuki Mahdi, Bogor, Indonesia, 2008. (online) available at http://www.google.com 4. Anonym. Sering pusing, Apakah kena Vertigo?. 2009. (online) available at http://www.google.com 5. Sadardjoen, S.S. Konsultasi Psikologi: Reaksi Panik dan Agorafobia. 2005. (online) available at http://www.google.com 6. Friedman, M. Dizziness, Vertigo, and Imbalance. 2007. (online) available at http://www.google.com 7. Anonym. Vertigo. 2009. (online) available at http://www.google.com 8. Erlina. Askep Vertigo. 2009. (online) available at http://www.google.com 9. Suryantoro, J. Bahaya Stres di Tempat Kerja. 2008. (online) available at http://www.google.com 10. Pasoepati. Vertigo , Apa yang dimaksud dg penyakit vertigo ? Apa yang menyebabkan penyakit Vertigo? Bgmna mengatasinya?. 2008. (online) available at http://www.google.com 11. Andra. Si Penyebab Kepala http://www.majalah-farmacia.com
Berputar.
2007.
(online)
available
at
12. Anonym. Gangguan Panik dan Agorafobia II. 2002. (online) available at http://www.google.com 13. Anonym. Psikosomatik, Gangguan Psikis Masyarakat Perkotaan. 2008. (online) available at http://www.google.com 14. Anonym. Vertigo. 2009. (online) available at http://www.google.com 15. Anonym. Ertigo Posisional Benigna : Pusing Tujuh Keliling. 2009. (online) available at http://www.google.com
16. Sidharta, priguna, M.D, Ph.D.2004. Neurologi klinis dalam praktek umum. Dian Rakyat : Jakarta. 17. Sidharta, priguna. 1999. Tata pemeriksaan klinis dalam neurologi. Dian Rakyat. Jakarta. 18. Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti, Sp.THT.2002. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala leher edisi ke lima. Gaya Baru. Jakarta. 19. Suriadi, ib kt. Serangan vertigo itu seperti apa?.http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2004/12/12/ink.html.printed date : 6/11/2007. 20. Anonim.Vertigo.http://www.info-sehat.com/content.php?S_Sid=896.Printed date : 6/11/2007. 21. Anonim.Vertigo.http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/2/8/k4.Htm.Printed date : 6/11/2007. 22. Mardjono dan sidharta.1987.Neurologi klinis dasar.Dian Rakyat.Jakarta 23. Ngoerah gst,ng,gd.2004.Dasar-dasar ilmu penyakit saraf.UGM.Yogyakarta.
Curriculum Vitae
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Tempat/tgl. Lahir Jenis Kelamin Agama Suku Pekerjaan
: : : : : :
Dr. H. Yulizar Darwis Sp. KJ, MM. Batusangkar, 12 Januari 1948. Laki-laki. Islam. Minangkabau. Psikiater/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Ulin/FK Unlam Banjarmasin Dosen Luar Biasa FK Unlam Banjarmasin Jalan Simpang Gatot Subroto VI No. 21 Banjarmasin 70236.
7. Alamat
:
8. Riwayat Pendidikan
: -
9. Riwayat Pekerjaan
: - Kepala Puskesmas Seunuddon dan Jeunib, Aceh Utara (1978-1981) - Dokter RS. Jiwa Jakarta (1981 – 1985). - Psikiater RS. Jiwa Jakarta (1985 – 1986). - Kepala Bidang Perawatan RS. Jiwa Padang (1986-1988) - Direktur RS. Jiwa Banjarmasin (1988 – 2001). - Dosen Luar Biasa/Kepala Bagian Psikiatri FK Unlam Banjarmasin (1998 – 2004). - Anggota Senat FK Unlam Banjarmain (1998 – 2004) - Dosen Akademi Keperawatan Suaka Insan Banjarmasin (1997 – 2004). - Dosen Akademi Keperawatan Muhammadiyah Banjarmasin (1997 – 2004). - Direktur RS. Dr.H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin (2002 – 2004) - Direktur Kesehatan Jiwa Masyarakat,Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat, Dep. Kesehatan RI (2004 – 2005). - Direktur Laboratorium Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Dep. Kesehatan RI (2005 – 2006).
SD Negeri di Batusangkar, Lulus tahun1960. SMP Negeri I Batusangkar, Lulus tahun 1963. SMA Negeri Batusangkar, Lulus tahun 1967. FK Universitas Andalas Padang, Lulus tahun 1977. Fakultas Pasca Sarjana (Bag. Psikiatri)UI Jakarta, Lulus tahun 1985. - Diklat Spamen LAN RI, Jakarta, tahun 1997. - Program Magister Manajemen Universitas Krisna Dwipayana Jakarta, Lulus tahun 1999.
- Direktur Bina Pelayanan Penunjang Medik, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Dep. Kesehatan RI (2006 -2007). - Direktur Bina Pelayanan Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, Dep. Kesehatan RI (2007 – 2008). - Psikiater/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Ulin/FK Unlam Banjarmasin (2008 – Sekarang).
10. Pengalaman
:-
Petugas UNDP (PBB) mengatar penderita Gangguan Jiwa ke Kolombo, Srilanka (1983). Peserta ” VII World Congress of Psychiatry “ di Wina Austria (1983). Ketua Panitia Simposium Stres dala Kehidupan Sehari-hari, Banjarmasin (1989). Peserta ” World Psychosocial Rehabilitation Congress ” di Montreal, Canada 1991). Peserta ” IX World Congress of Psychiatry “ di Rio de Janeiro, Brazilia (1993). Menunaikan Ibadat Haji di Saudi Arabia (1994, 2003). Peserta “ X World Congress of Psychiatry “ di Madrid Spanyol (1996). Peserta “ Asia Pacific Regional World Congress of Psychiatry “ di Beijing, China (1997). Tenaga Kesehatan Haji Indonesia, di Arab Saudi (1999). Peserta “ XI World Congress of Psychiatry “ di Hamburg, Jerman (1999). Peserta “ Collogicum Internationale Neuro Pharmacological Congress “ di Brussel, Belgia (2000) Peserta “ XII World Congress of Psychiatry “ di Yokohama, Jepang (2002). Peserta “ XIII World Congress of Psychiatry “ di Kairo, Mesir (2005). Peserta “ WHO Regional Meeting of Polyo Virus “ di New Delhi, India (2005. Peserta “ WHO Regional Meeting of Tuberculosa “ di Chenai, India (2006). Peserta “ External Quality Improvement of Laboratory Seminars “ di Hoo Chi Min City, Vietnam (2006).
-
-
Peserta “ WHO Meeting of Drugs Abuse “ di Yangoon, Myanmar (2007). Pembicara pada “ Asia Pacific Regional World Congress of Psychiatry “, dengan topik “ Community Mental Health Programs and Activities in Indonesia “ di Melbourne, Australia (2007). Pembicara/peserta pada beberapa seminar/symposium ditingkat Nasional dan Daerah.
11. Status
:
Kawin, dengan 3 (tiga) anak.
12. Hobby
:
Olah Raga (Golf) dan Rekreasi.
View more...
Comments