UVEITIS

October 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download UVEITIS...

Description

 

REFERAT

DIAGNOSIS DIAGNO SIS DAN TAT TATALAKSANA ALAKS ANA ENDOFT ENDOF TALMIT ALMITIS IS

Pembimbing: dr. dr. Dewi Prita Dharmastuti, Sp.M

Disusun Oleh: Joseph Nelson Leo (112017124) Abdul Siddiq (1 (112017) 12017) Fanny Mariska (112017) Roy N. L Tuka (112017)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT MATA DR. YAP YOGYAKARTA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA PERIODE 21 OKTOBER 2019 – 23 NOVEMBER N OVEMBER 2019 BAB I PENDAHULUAN

1

 

Uveitis adalah inflamasi di uvea yaitu iris, badan siliar dan koroid yang dapat menimbulkan kebutaan. Di negara maju, 10% kebutaan pada populasi usia produktif  adalah adal ah akibat akibat uveitis. uveitis.1  Uveitis Uveitis dapat disebabka disebabkan n oleh kelainan kelainan di mata mata saja atau merupakan meru pakan bagian bagian dari kelainan kelainan sistemik sistemik,, trauma, trauma, iatrogen iatrogenik ik dan infeksi, infeksi, namun namun sebanyak seba nyak 20-30% 20-30% kasus kasus uveitis uveitis adalah adalah idiopati idiopatik. k. Secara Secara anatomi, anatomi, uveitis uveitis dibagi dibagi 2

menjadi uveitis anterior, intermediet, posterior, dan panuveitis. In Insid sidens ens uveit uveitis is anteri anterior or di negara negara maju maju lebih lebih tingg tinggii diband dibanding ingkan kan negara negara  berkembang karena ekspresi human leukocyte antigen (HLA-B27) antigen (HLA-B27) yang merupakan faktor predisposisi uveitis anterior, lebih tinggi di negara maju. 3  Uveitis posterior  menjadi penyebab kebutaan kelima di negara berkembang seperti Amerika Selatan, India Ind ia,, dan Afrika Afrika karena karena ti tingg nggin inya ya penyak penyakit it infeks infeksii khusus khususnya nya toksop toksoplas lasmo mosis sis,, tuberkul tube rkulosis osis,, HIV dan sifilis. sifilis.4,5  Panuveit Panuveitis is adalah adalah peradanga peradangan n seluruh seluruh uvea dan sekit sek itarn arnya ya sepert sepertii vitreu vitreus, s, retina retina,, dan nervus nervus optik. optik. Penyeb Penyebab ab terse terseri ring ng adala adalah h tuberkulosis tuberkul osis,, sindrom sindrom Vogt-Koya ogt-Koyanagi nagi-Har -Harada ada (VKH), (VKH), oftalmia oftalmia simpatik simpatika, a, dan  penyakit Behcet. Behcet.

Gejal Ge jalaa uveit uveitis is umumn umumnya ya ri ringa ngan n namun namun dapat dapat member memberat at dan menim menimbul bulkan kan komplikasi kebutaan bila tidak ditatalaksana dengan baik. Selain itu, uveitis dapat mengakibatkan peradangan jaringan sekitar seperti sklera, retina, dan nervus optik  sehingga memperburuk perjalanan penyakit dan meningkatkan komplikasi. Karena uveitis dapat menimbulkan kebutaan, dokter harus mampu menegakkan diagnosis klinis, memberikan terapi awal, menentukan rujukan serta menindaklanjuti pasien rujukan balik yang telah selesai ditatalaksana ditatalaksana oleh dokter spesialis.

2

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi dan Fisiologi Traktus Traktus Uvealis

Traktus Tra ktus uvealis terdiri atas iris, corpus ciliare dan koroid. Bagian ini merupakan lapisan vaskuler tengah tengah mata dan dilindungi dilindungi oleh kornea dan sclera. sclera. Struktur ini ikut ikut mendarahi retina. Uvea dibagi menjadi 3 bagian yaitu iris dibagian anterior, badan ciliare di tengah dan koroid diposterior Traktus Uvealis. 1,2

Gambar 1. Uvea

Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2 pada setiap otot rektus superior, medial, inferior dan satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar anterior dan posterior ini bergabung menjadi satu membentuk arteri sirkulus major pada badan siliar. Uvea posterior mendapat perdarahan dari 15- 20 buah arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera disekitar tempat masuk saraf optic. 6 Vaskularisasi uvea berasal dari arteri siliaris anterior dan posterior yang berasal dari arteri oftalmika. Vaskularisasi iris dan badan siliaris berasal dari sirkulus arteri mayoris iris yang terletak di badan siliaris yang merupakan anastomosis arteri siliaris anterior dan arteri siliaris posterior longus. Vaskularisasi koroid berasal dari arteri siliaris posterior longus dan brevis.1,2,7

3

 

Gambar 2. Perdarahan Uvea

Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm didepan foramen optik, yang menerima 3 akar saraf  dibagian posterior yaitu :6 1. Saraf Saraf sensoris, sensoris, yang berasal berasal dari dari saraf nasosili nasosiliaris aris men mengandu gandung ng serabut serabut saraf  sensoris untuk kornea, iris, dan badan siliar. 2. Saraf Saraf simpatis simpatis membuat membuat pupil berdila berdilatasi tasi,, yang berasal berasal dari saraf simpat simpatis is yang melingka melingkari ri arteri arteri karotis; karotis; mempersarafi mempersarafi pembuluh pembuluh darah darah uvea dan untuk dilatasi pupil. 3. Akar saraf saraf motor motor memberik memberikan an saraf parasim parasimpati patiss untuk mengecil mengecilkan kan pupil. pupil. Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis parasimpatis yang melakukan sinaps. A. Iris

Iris adalah perpanjangan corpus cilliare ke anterior. Iris berupa permukaan  pipih dengan apertura bulat yang terletak di tengah, pupil. Iris terletak   bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan memisahkan bilik mata depan dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueous humor. Didalam stroma iris terdapat sfingter dan otot-otot dilator. Kedua lapisan berpigmen pekat  pada permukaan posterior posterior iris merupakan merupakan perluasan neuroretina neuroretina dan lapisan epitel 6

 pigmen retina retina kearah anterior anterior..

4

 

Pendar Pen daraha ahan n ir iris is didapa didapatt dari dari circul circulus us major major iris. iris. Kapile Kapilerr-kap kapil iler er iris iris memp me mpun unya yaii la lapi pisa san n endo endote tell ya yang ng ta tak k be berl rlub uban ang g (nonfenestrated ) seh sehin ingga gga normalnya tidak membocorkan fluoresein yang disuntikkan secara IV. IV. Persarafan sensoris iris melalui serabut-serabut dalam nervi cilliares. 6 Iris Iris mengen mengendal dalika ikan n banyak banyaknya nya cahaya cahaya yang yang masuk masuk ke dalam dalam mata mata.. Ukuran pupil pada prinsipnya ditentukan oleh keseimbangan antara konstriksi akibat aktivitas parasimpatis yang dihantarkan melalui nervus kranialis III dan dilatasi yang ditimbulkan oleh aktivitas simpatis.6

Gambar 3. Bagian Penampang Mata

B. Corp Corpus us Cil Cilia iarre

Corpus Cor pus ci cilia liare re yang yang secara secara kasar kasar berben berbentu tuk k segit segitiga iga pada pada potong potongan an melin me lintan tang, g, memb membent entang ang ke depan depan dari dari uj ujung ung anter anterior ior koroid koroid ke pangka pangkall iris iris (sekitar 6 mm). corpus cilliare terdiri atas zona anterior yang berombak-ombak,  pars plicata (2 mm), dan zona posterior yang datar, datar, pars plana (4 mm). Processus ciliares berasal dari pars plicata. Processus ciliare ini terutama terbentuk dari kapiler dan vena yang bermuara ke vena-vena vorticosa. Kapiler-kapile Kapiler-kapilernya rnya besar  dan berlubang-lubang sehingga membocorkan fluoresein yang disuntikkan secara intravena. 6

5

 

Ada 2 lapisan epitel siliaris yaitu satu lapisan tanpa pigmen disebelah dalam dal am yang yang merup merupaka akan n perlu perluasa asan n neuror neuroret etina ina ke anteri anterior or dan satu satu lapis lapisan an  berpigmen disebelah disebelah luar, luar, yang merupakan perluasan perluasan lapisan lapisan epitel pigmen pigmen retina. Procesus cilliares dan epitel siliaris pembungkusnya berfungsi sebagai pembentuk  aqueous humor.6 Radang badan siliar akan mengakibatkan melebarnya pembuluh darah di daerah limbus, yang akan mengakibatkan mata merah yang merupakan gambaran karakteristik peradangan intraocular.6 Muscullus Muscu llus cilliare cilliaress tersusun tersusun dari gabungan gabungan serat-ser serat-serat at longitud longitudiona ional, l, sirkular, dan radial. Fungsi serat-serat sirkular adalah untuk mengerutkan dan relaksasi serat-serat zonula yang berorigo di lembah-lembah di antara procesus cilliares. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa sehingga lensa dapat mempu me mpunya nyaii berbag berbagai ai focus focus baik baik untuk untuk objek objek berjar berjarak ak dekat dekat maupu maupun n yang yang  berjarak jauh jauh dalam lapangan lapangan pandang.6 Serat-serat longitudinal muscullus cilliaris menyisip ke dalam anyaman trabekula untuk mempengaruhi besar porinya. Bila musculus ciliaris berkontraksi akan membuka membuka anyaman anyaman trabekul trabekulaa dan memperc mempercepat epat pengalir pengaliran an cairan cairan mata mata melal me lalui ui sudut sudut bilik bilik mata. mata. -pembu -pembuluh luh darah darah yang yang menda mendarah rahii corpus corpus cil cilli liari ariss  berasal dari circulus arteriosus major iris. Persarafan sensoris iris melalui sarafsaraf siliaris.6

C. Koroid

Koroid adalah segmen posterior uvea, diantara retina dan sclera. Koroid tersusun atas tiga lapis pembuluh darah koroid; vesikuler besar besar,, sedang dan kecil. Semakin Sema kin dalam dalam pembuluh pembuluh terletak terletak di dalam dalam koroid, koroid, semakin semakin lebar lebar lumennya lumennya.. Bagian dalam pembuluh darah koroid dikenal sebagai koriokapilaris. Darah dari  pembuluh koroid dialirkan melalui empat vena vorticosa, satu di tiap kuadran  posterior.. Koroid di sebelah dalam dibatasi oleh membran bruch dan disebelah  posterior luar oleh sclera. Ruang suprakoroid terletak diantara koroid dan sclera. Koroid melekat erat ke posterior pada tepi-tepi nervus opticus. Di sebelah anterior koroid  bergabung dengan corpus cilliares. Kumpulan pembuluh darah koroid mendarahi  bagian luar retina retina yang menyokongnya. menyokongnya.6

6

 

Gambar 4. Lapisan Koroid

Defenisi Uveitis

Istilah " uveitis " menunjukkan peradangan pada iris (iritis, iridocyclitis), corpus ciliar (uveitis intermediate, cyclitis, uveitis perifer, atau planitis pars), atau koroid (choroiditis). (choroidit is). Uveitis dapat juga digunakan pada inflamasi retina (retinitis), pembuluh darah retina (vaskulitis retina), dan saraf optik intraokular (papillitis). Uveitis juga dapatt terjadi dapa terjadi sekunder sekunder pada peradanga peradangan n kornea kornea (kerati (keratitis) tis),, sclera sclera (sclerit (scleritis), is), atau keduanya.7

The Intern Internati ationa onall Uveit Uveitis is Study Study Group Group (IUSG) (IUSG)   dan The Standar Standardiza dization tion of  Uveitis Nomenclatur  Nomenclatur   (SUN) (SUN) membagi membagi uveitis uveitis berdasar berdasarkan kan anatomi anatomi,, etiologi etiologi,, dan  perjalanan penyakit. Secara anatomi, uveitis dibagi menjadi uveitis anterior, anterior, uveitis intermed inte rmediet, iet, uveitis uveitis posterio posterior, r, dan panuveit panuveitis is sedangkan sedangkan menurut menurut etiologi etiologi,, uveitis uveitis dibagi menjadi infeksi (bakteri, virus, jamur, dan parasit), non-infeksi, dan idiopatik. Berdasarkan perjalanan penyakit, uveitis dibagi menjadi akut (onset mendadak dan durasi kurang dari empat minggu), rekuren (episode uveitis berulang), kronik (uveitis  persisten atau kambuh sebelum tiga tiga bulan setelah pengobatan dihentikan) dihentikan),, dan remisi (tidak ada gejala uveitis selama tiga bulan atau lebih). 2

Uveitis Anterior

7

 

Uveitis anterior adalah inflamasi di iris dan badan siliar. Inflamasi di iris saja disebut iritis sedangkan bila inflamasi meliputi iris dan badan siliar maka disebut iridosiklitis. 8  Uvei Uveiti tiss ante anteri rior or da dapa patt te terj rjad adii akib akibat at ke kela lain inan an sist sistem emik ik sepe sepert rtii spondiloartropati, artritis idiopatik juvenil, sindrom uveitis fuchs, kolitis ulseratif, 5

 penyakit chron, penyakit whipple, tubulointerstitial nephritis and   uveitis uveitis..   Infeksi yang sering menyebabkan uveitis  uveitis  anterior adalah virus herpes simpleks (VHS), virus varisela zoster (VVZ), tuberkulosis, dan sifilis.3

Uveitis anterior akut umumnya terjadi di satu mata namun pada kasus kronik  dapat melibatkan kedua mata. Uveitis anterior akut dapat disebabkan oleh trauma,  pasca-operasi,, dan reaksi hipersensitivitas.  pasca-operasi hipersensitivitas. Frekuensi uveitis anterior kronik lebih  jarang dan umumnya asimtomatik asimtomatik namun dapat menimbulkan menimbulkan komplikasi seperti katara kat arak k dan glauko glaukoma. ma. Uveiti Uveitiss anter anterior ior pada pada anak anak menin meningka gkatk tkan an kompli komplikas kasii strabismus, keratopati, katarak, edema makular, dan glaukoma yang mengganggu  penglihatan serta serta memicu ambliopia ambliopia sehingga sehingga perlu diterapi diterapi secara agresif. agresif.2

Gejala uveitis anterior umumnya ringan-sedang dan dapat sembuh sendiri, namun  pada uveitis berat, tajam penglihatan penglihatan dapat menurun. Gejala klinis dapat berupa mata mera me rah, h, ny nyer eri, i, fo foto tofo fobi bia, a, da dan n pe penu nuru runa nan n ta taja jam m pe peng ngli liha hata tan. n. Uvei Uveiti tiss ante anteri rior  or  menye me nyebab babkan kan spasme spasme otot otot siliar siliar dan sfi sfingt ngter er pupil pupil yang yang menim menimbul bulkan kan nyeri nyeri tump tumpul ul/b /ber erde deny nyut ut sert sertaa fo foto tofo fobi bia. a. Ji Jika ka di dise sert rtai ai ny nyer erii he heba bat, t, pe perl rlu u dicu dicuri riga gaii  peningkatan tekanan bola mata. Spasme sfingter pupil mengakibatkan mengakibatkan miosis dan memicu sinekia posterior. Penurunan tajam penglihatan terutama akibat kekeruhan cairan akuos dan edema kornea walaupun uveitis tidak selalu menyebabkan edema kornea.5,8

Tanda uveitis anterior akut adalah injeksi siliar akibat vasodilatasi arteri siliaris  posterior longus dan arteri siliaris anterior yang memperdarahi memperdarahi iris serta badan siliar. Di bilik mata depan terdapat pelepasan sel radang, pengeluaran protein (cells ( cells   and   flaree) dan endapan sel radang di endotel   flar endotel   kornea (presipitat keratik). Presipitat keratik  haluss umumnya halu umumnya akibat akibat inflamas inflamasii nongranul nongranulomat omatosa osa dan presipit presipitat at keratik keratik kasar  kasar   berhubungan dengan dengan inflamasi granulomatosa granulomatosa..9

8

 

Derajat inflamasi dapat ditentukan dengan menghitung sel di bilik mata depan seluas 1x1 mm lapang pemeriksaan slit pemeriksaan  slit beam. beam. Hasil pemeriksaan dinyatakan sebagai derajat 0 (sel 50). >50). Untuk derajat derajat trace trace dan  dan +1, jumlah sel dituliskan dalam kurung setelah  penulisan derajat, sebagai contoh +1 (sel 6). Hal itu untuk memudahkan penilaian ketika keti ka dilakukan dilakukan pemeriks pemeriksaan aan ulang ulang menginga mengingatt rentang rentang jumlah jumlah sel dalam dalam kedua kelompok tersebut sangat kecil. Flare kecil. Flare dinilai  dinilai berdasarkan kekeruhan cairan akuos di  bilik mata depan. Derajat 0 bila tidak terdapat flar terdapat  flaree, +1 (derajat ringan), +2 (derajat sedang, iris dan lensa terlihat jelas), +3 ( flar ( flaree tampak jelas, iris dan lensa tidak jelas), dan +4 ( flare  flare hebat dengan fibrin di cairan akuos).

Derajat Dera jat inflamas inflamasii bermanfa bermanfaat at untuk untuk menilai menilai keparahan keparahan dan efektivi efektivitas tas terapi. terapi. Uveitis anterior dikatakan inaktif atau mereda bila dijumpai sedikit sel di bilik mata depan. Terapi dinilai berhasil bila jumlah sel menurun dua derajat atau menurun sampai derajat 0 sedangkan inflamasi dinilai memburuk bila jumlah sel meningkat dua derajat atau meningkat ke derajat +3 atau +4. 2,8

Uveitis Intermediet

Uveitis intermediet adalah peradangan di pars plana yang sering diikuti vitritis dan uveitis posterior. Penyakit tersebut biasanya terjadi pada usia dekade ketigake keem empa patt da dan n 20 20% % te terj rjad adii pa pada da anak anak..9,11  Penyebabn Penyebabnya ya sebagian sebagian besar besar idiopati idiopatik  k  (69,1%), sarkoidosi (69,1%), sarkoidosiss (22,2%), (22,2%), multiple sclerosis  sclerosis  (7,4%), (7,4%), dan lyme disease  disease  (0,6%). Se Sellai ain n itu, tu, da dapa patt ju juga ga di dise seba babk bkaan ole leh h infeks feksii  Mycobacteri  Mycobacterium um   tuberculosis tuberculosis,, Toxoplasma, Candida, dan sifilis.2,9

Gejala uveitis intermediet biasanya ringan yaitu penurunan tajam penglihatan tanpa disertai nyeri dan mata merah, namun jika terjadi edema makula dan agregasi sel di vitreus ( snowballs, Gambar  snowballs, Gambar 5) penurunan tajam penglihatan dapat lebih buruk. Pa Pars rs plan planit itis is be beru rupa pa be berc rcak ak pu puti tih h akib akibat at agre agrega gasi si sel sel infl inflam amas asii da dan n jari jaring ngan an fibrovaskular (snowbank) yang yang   menunjukkan inflamasi berat  berat  dan memerlukan terapi

9

 

agresif. 13 Vaskulitis retina perifer terjadi pada 20-60% kasus. Komplikasinya adalah edema makula (12-51%), glaukoma (20%), dan katarak (15-50%).9,10,11

Gambar 5. Snowballs Snowballs:: Bercak Putih Kekuningan di Vitreus2

Uveitis Posterior

Uvei Uv eitis tis poster posterior ior adalah adalah perada peradanga ngan n lapisa lapisan n koroid koroid yang yang sering sering meliba melibatka tkan n  jaringan sekitar seperti vitreus, retina, dan nervus optik. Infeksi paling sering dise diseba babk bkan an ol oleh eh T.gondii T.gondii,,  M.tuber  M.tuberculosis culosis,, sifi ifilis, VHS, VVZ, cytomegalovirus (CMV),, dan HIV. (CMV) HIV. Pada kasus non-infeksi, uveitis posterior disebabkan oleh koroiditis multifok mult ifokal, al, birdshot choroidopathy,  choroidopathy,  sarkoidosis, dan neoplasma. 12  Uveitis posterior  timbul perlahan namun dapat terjadi secara akut. Pasien mengeluh penglihatan kabur  yang yan g tidak tidak diser disertai tai nyeri, nyeri, mata mata merah merah,, dan fotofo fotofobia bia.. Kompl Komplika ikasi si dapat dapat berupa berupa katarak, kata rak, glaukoma glaukoma,, kekeruha kekeruhan n vitreus, vitreus, edema edema makula, makula, kelainan kelainan pembuluh pembuluh darah darah retina ret ina,, parut parut retina retina,, ablasi ablasio o retina retinae, e, dan atrofi atrofi nervus nervus optik. optik.5  Prognosis Prognosis uveitis  posterior lebih buruk dibandingkan uveitis anterior karena menurunkan tajam 13

 penglihatan dan dan kebutaan apabila apabila tidak ditatalaksana ditatalaksana dengan baik. baik.

Panuveitis

Panuveitis adalah peradangan seluruh uvea dan struktur sekitarnya seperti retina dan vi vitre treus. us. Penyeb Penyebab ab te terse rserin ring g adala adalah h tuberk tuberkul ulosi osis, s, sindro sindrom m VKH, VKH, oftal oftalmia mia simpatika, penyakit behcet, dan sarkoidosis. Diagnosis panuveitis ditegakkan bila terdapat koroiditis, vitritis, dan uveitis anterior. 14

Uveitis Non-Infeksi

10

 

Uvei Uv eitis tis non-in non-infek feksi si dapat dapat terjad terjadii hanya hanya di mata mata namun namun dapat dapat juga juga sebaga sebagaii  peradangan ikutan pada penyakit autoimun atau neoplasma di organ lain.1 Penyakit autoimun yang sering menimbulkan menimbulkan uveitis adalah spondiloartropati, spondiloartropati, artritis idiopatik   juvenil,

sindrom

uveitis

fuchs,

kolitis

ulseratif

chron,

penyakit

whipple,

tubulointers tubuloin terstiti titial al nephriti nephritiss and   uveitis uveitis,, sindro sindrom m VKH, VKH, sindro sindrom m behcet behcet,, uveit uveitis is fakogenik, dan sarkoidosis. Perlu diperhatikan bahwa sebelum menyatakan uveitis se seba baga gaii

kasu kasuss

au auto toim imun un,,

peny penyeb ebab ab in infe feks ksi, i, trau trauma ma dan dan

neop neopla lasm smaa

haru haruss

disingkirkan.9

Pada spondiloartropati, uveitis bersifat akut, kelainan di satu mata dan sering  berulang.15 

Mani Manife fest staasi

uv uvei eittis

ant nter eriior

da dapa patt

dijadi jadika kan n

pe pen nan anda da

awa awal

spondi spo ndilo loart artrop ropati ati te terut rutam amaa pada pada undiffer undifferentiated entiated spondyloarthropathy spondyloarthropathy..14,15  Uveitis terjadi pada 10-40% kasus ankilosing spondilitis yang merupakan inflamasi kronik  ligamen, kapsul sendi dan osifikasi sendi. Penyakit tersebut menyerang sendi aksial sepert sep ertii verte vertebra braee dan sendi sendi sakroi sakroili liaka aka pada pada pasien pasien berusi berusiaa dekade dekade ketiga ketiga dan spondilitis dapat juga menimbulkan uveitis anterior akut, skleritis, episkleritis, dan keratitis.

Pada artritis psoriasis, uveitis terjadi perlahan, melibatkan segmen posterior, dan mengenai kedua mata.16  Komplikasi yang sering adalah sinekia posterior, katarak, hiperten hipe rtensi si okular, okular, glaukoma, glaukoma, dan edema edema makula. makula. Lesi psoriasis psoriasis terdapat terdapat di kulit kulit kepala, tubuh, lengan, dan kaki.4

Artritis reumatoid juvenil merupakan penyebab tersering uveitis anterior pada anak yang berusia kurang dari 16 tahun. Gejala artritis dapat berupa oligoartikular  dan polia poliartr rtriku ikular lar.. Gejal Gejalaa si siste stemi mik k melip meliputi uti demam, demam, ruam, ruam, limfa limfaden denopa opati, ti, dan hepatosplenomegali.

Sind Sindrrom uvei uveiti tiss fu fuch chss adal adalah ah inflamas inflamasii  nongr nongranul anulomat omatosa osa kronik kronik dengan dengan manifest mani festasi asi uveitis uveitis anterior anterior,, heterokr heterokromia omia iris, iris, dan katarak. katarak. Pada inflamas inflamasii berat, berat, dapat terjadi vitritis dan koroiditis.4

11

 

Kolitis ulseratif chron dan penyakit whipple adalah penyakit usus yang dapat menimbulkan menimbul kan uveitis anterior, keratitis, vitritis, retinitis, perdarahan retina, cottonwool spots, spots, dan koroiditis.2

Tubulointerstitial ubulointerstitial nephritis and uveitis adalah penyakit yang menimbulkan menimbulkan gejala anemia, hipertensi, gagal ginjal, uveitis anterior, intermediet dan uveitis posterior. Inflamasi bersifat nongranulomatosa nongranulomatosa disertai edema diskus optik dan makula.4

Sindrom VKH ditandai dengan inflamasi di jaringan bermelanosit seperti uvea, telinga, dan meninges; sering terjadi pada ras Hispanik dan Jepang serta berhubungan de deng ngan an HLAHLA-DR DR1 1 da dan n HLAHLA-DR DR4. 4. Geja Gejala lany nyaa be beru rupa pa uv uvei eiti tis, s, ke kela lain inan an ku kuli lit, t, gangguan pendengaran dan sistem saraf. Uveitis anterior granulomatosa terjadi di kedua mata dan uveitis posterior memberikan gambaran inflamasi multifokal dengan infiltra infi ltrasi si difus difus di koroid. koroid. Gejala Gejala lain adalah adalah nodul nodul dalen-fuc dalen-fuchs, hs, vitriti vitritis, s, papilit papilitis, is, ablasio retinae eksudatif, depigmentasi fundus dan limbus ( sugiura sign). sign). Kelainan kulit meliputi alopesia dan vitiligo sedangkan gangguan pendengaran dapat berupa tini tinitu tus, s, ve vert rtig igo, o, da dan n tu tuli li.. Gang Ganggu guan an sara saraff be beru rupa pa pa pare resi siss ne nerv rvus us kran krania iall da dan n ensefalopati.

Sindrom behcet adalah ulkus aftosa rekuren setidaknya tiga kali dalam setahun disertai minimal dua gejala berikut: ulkus genital, inflamasi mata, lesi kulit, dan reaksi patergi. Gejala lain adalah lesi vaskular, artritis, dermatografia, kelainan saraf,  penyakit hati dan ginjal. Keterlibatan Keterlibatan mata terjadi pada 70% kasus dan lebih berat  pada laki-laki. Kelainan terjadi di kedua mata dan sering kambuh namun dapat membaik mem baik secara secara spontan. spontan. Gejala Gejala okular okular meliput meliputii uveitis uveitis anterior anterior dan panuveiti panuveitis. s. Selain itu, dapat terjadi konjungtivitis, ulkus konjungtiva, episkleritis, dan skleritis. Pada kasus berat dapat timbul sinekia posterior, posterior, katarak, glaukoma, ablasio dan atrofi retina. 4

Uveitis Uve itis fakogenik fakogenik adalah adalah uveitis uveitis akibat akibat respons respons imun terhadap protein lensa lensa dengan deng an faktor faktor predispo predisposisi sisi berupa berupa trauma, trauma, pasca-ope pasca-operasi rasi,, atau degeneras degenerasii kapsul kapsul lensa. Gejala klinisnya adalah mata merah, penglihatan kabur, nyeri, fotofobia, dan

12

 

 peningkatan tekanan intraokular. intraokular. Apabila fragmen lensa masuk ke dalam cairan vitreus dapat timbul vitritis. 4

Sarkoidosis adalah inflamasi granulomatosa nonkaseosa di seluruh organ namun lebih lebi h sering sering di paru dan kelenjar kelenjar limfe. limfe. Sarkoido Sarkoidosis sis sering sering menyebab menyebabkan kan uveitis uveitis anterior granulomatosa granulomatosa tetapi di Indonesia lebih jarang ditemukan. Kelainan terjadi di keduaa mata kedu mata berupa berupa presipit presipitat at keratik, keratik, nodul di trabecular meshwork , vitreus keruh, lesi lesi

mult multip ipel el

kori korior oret etin inaa

peri perife ferr,

peri perifl fleb ebit itis is

se segm gmen enta tall

dan dan

nodu nodula larr

atau atau

makroaneurisma makroaneuri sma retina, serta nodul diskus optik.4

Oftalmia simpatika merupakan panuveitis granulomatosa di kedua mata akibat tr traum aumaa ta tajam jam di mata mata at atau au pascapasca-ope operas rasi. i. Faktor Faktor risiko risikonya nya adalah adalah prolap prolapss uvea uvea dengan gejala mata merah, penglihatan kabur, dan fotofobia. Kelainan klinis berupa uveitis anterior, anterior, vaskulitis, vaskulitis, ablasio retinae eksudatif, edema diskus optik, dan infiltrat koroid.4 Uveitis Infeksi

Uveitis Toksoplasmosis

Sebanyak 20-60% kasus uveitis posterior disebabkan oleh T.gondii T.gondii dengan  dengan gejala utama necrotizing chorioretinitis. Toksoplasmosis  kongenital biasanya di kedua mata chorioretinitis. Toksoplasmosis  sehingga umumnya disertai strabismus, nistagmus, nistagmus, dan kebutaan. Pada orang dewasa chori cho riore oreti tinit nitis is toksop toksoplas lasma ma biasan biasanya ya akibat akibat reakti reaktivas vasii infeks infeksii kongen kongenita ital. l. Lesi Lesi toksop tok sopla lasmo smosis sis di didap dapat at umumny umumnyaa di satu satu mata mata namun namun jika jika dijum dijumpai pai lesi lesi aktif  aktif  toksoplasmosis di kedua mata pada orang dewasa, perlu dipikirkan kemungkinan HIV.. Dapat HIV Dapat ditemuka ditemukan n lesi nekrosis fokal fokal di retina, retina, berwarna berwarna putih putih kekuninga kekuningan n seperti kapas dan batas tidak jelas (Gambar 6). Pada proses penyembuhan, batas lesi menjadi lebih tegas disertai pigmentasi perifer.16

13  

Uveitis Tuberkulosis Tuberkulosis

Gambaran uveitis anterior tuberkulosis umumnya iridosiklitis granulomatosa di kedua mata, nodul di tepi iris (nodul koeppe, Gambar 7) atau di permukaan iris (nodul busacca, Gambar 8), presipitat keratik, hipopion, dan sinekia posterior. posterior. Uveitis intermedi interm ediet et dapat dapat berupa berupa pars pars plani planitis tis,, vi vitri triti tis, s, vitr vitreous eous snowballs, snowbanking , granuloma perifer, perifer, vaskulitis dan edema makular sistoid. Pada uveitis posterior dapat timbul koroiditis, tuberkel (Gambar 9), tuberkuloma atau abses subretina dengan gambaran khas koroiditis serpiginosa.4

Gambar 6. Retinokoroiditis Toksoplasmosis. Papil Bulat, Bulat, Batas  Batas Tidak Tidak Tegas Tegas dengan  dengan eksudat  Berwarna Putih Kekuningan  Kekuningan di Daerah Makula.

Gambar 7. Nodul Koeppe di Tepi Pupil 4

14  

Gambar 8. Nodul Busacca di Permukaan Iris4

Gambar 9. Tuberkel Tuberkel Koroid pada TB Milier Berupa Nodul Putih Keabu-abuan.

Uveitis Sifilis

Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum yang pallidum yang ditularkan melalui abrasi kulit atau mukosa saat berhubungan seksual. Pada sifilis kongenital, T.pallidum ditularkan melalui plasenta dari ibu  ibu  yang mengidap sifilis. Sifilis dapat menyebabkan kelainan di semua organ termasuk mata dengan gejala uveitis, keratitis, korioretinitis, korioretinitis, retinitis, vaskulitis retina, dan neuropati optik.4 Uveitis merupakan manifestasi tersering sehingga sifilis okular harus dicurigai sebagai bagian dari infeksi sistemik. Uveitis dapat terjadi 6 minggu setelah infeksi  primer namun dapat muncul beberapa tahun setelah infeksi primer. primer. Uveitis terjadi di kedua mata berupa peradangan granulomatosa atau nongranulomatosa. Di iris dapat dijumpai nodul kekuningan (roseola) yang merupakan dilatasi kapiler iris. Gejala lain adalah korioretinitis, neuritis optik, dan neuroretinitis. Barile e t al 2 23  3  menemukan  bahwa 71% kasus uveitis sifilis  sifilis  terjadi di segmen anterior, anterior, sedangkan Amaratunge Amaratunge et  al 2 24  4  menyatakan sifilis lebih sering menyerang  menyerang   segmen posterior dan keterlibatan segmen anterior mengarah pada koinfeksi dengan HIV.

 Infeksi Virus Virus

Uveitis Uve itis anterior anterior merupakan merupakan bentuk uveitis uveitis yang paling sering sering dijumpa dijumpaii pada infeksi infe ksi virus virus terutam terutamaa HSV, HSV, VVZ, dan CMV.25,2 CMV.25,26 6 Infeksi Infeksi virus virus pada individu individu

15  

imunokompeten imunokompe ten umumnya asimtomatik namun pada gangguan imunitas dapat timbul gejala akut.27

HSV merupakan penyebab uveitis tersering di Amerika Serikat terutama pada usia di bawah 60 tahun. HSV umumnya menimbulkan kelainan di satu mata dengan tanda khas atrofi iris dan keratitis herpetik. Diagnosis uveitis anterior HSV sulit ditega dit egakka kkan n tanpa tanpa ta tanda nda khas khas te terse rsebut but sehing sehingga ga diperl diperluka ukan n inform informasi asi mengen mengenai ai riwayat herpes di bibir atau genital. Gejala lain adalah dilatasi pupil, peningkatan tekanan intraokular dan sinekia posterior.

Uvei Uv eitis tis anteri anterior or juga juga dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh herpes herpes zoste zosterr oftalm oftalmiku ikuss yang yang merupakan reaktivasi VZV dorman di ganglion sensorik nervus kranial V. V. Reaktivasi virus terjadi akibat penurunan sistem imun terkait usia. Gejalanya berupa uveitis granulom gran ulomatos atosa, a, atrofi atrofi iris, iris, dan peningkat peningkatan an tekanan tekanan intraoku intraokular lar.. Uveitis Uveitis anterior  anterior  zoster umumnya didahului dengan lesi di kulit sesuai dengan persarafan trigeminal cabang oftalmik.

Pada pasien pasien imunokom imunokompete peten, n, infeksi infeksi CMV sering asimtom asimtomatik atik namun namun dapat dapat menjadi infeksi oportunis pada pasien dengan gangguan kekebalan. CMV menyerang satu sat u mata mata namun namun dapat dapat berkem berkemban bang g di kedua kedua mata mata.. Di segme segmen n anteri anterior or,, CMV CMV menimbulkan menimbul kan uveitis, endotelitis, presipitat keratik, peningkatan tekanan intraokular, intraokular, atrofi iris dan katarak. Di segmen posterior, infeksi CMV mengganggu penglihatan karena kelainan di makula, vitritis, vitritis, retinitis, dan neuritis optikus.

HSV, VZV dan CMV juga dapat menyebabkan keratitis dengan karakteristik  yang berbeda. berbeda. Sekitar Sekitar 60% kasus HSV memperl memperlihat ihatkan kan ulkus dendritik, dendritik, keratit keratitis is disiformis, dan keratitis interstisial. Pada HSV, keratitis dendrit berupa infiltrat di epitel epit el kornea kornea berbentu berbentuk k dendrit, dendrit, lesi bercabang bercabang dan membent membentuk uk bu bullb diujungnya. VZV dapat menyebabkan ulkus  ulkus  pseudodendrit  pseudodendritik, ik, keratitis numularis, dan keratitis limbal. Pada CMV, kelainan kornea berupa endotelitis, presipitat keratik berbentuk  ko koin in de deng ngan an at atau au ta tanp npaa edem edemaa ko korn rnea ea.. Kada Kadang ng-k -kad adan ang g timb timbul ul uv uvei eiti tiss da dan n  peningkatan intraokular intraokular.. Atrofi Atrofi iris dapat dapat terjadi pada pada ketiga infeksi infeksi virus.4,17

16  

Infeksi Jamur

Uveitis jamur

dapat

disebabkan

oleh

 Histoplasma  Histoplasm a

capsulatum, capsulatum,

 Pneumocystis choroiditis, Pneumocytis  Pneumocystis Pneumocytis jirovecii, jirovecii, Cryptococcal choroiditis , Candida  Candida,, dan   Coccidio dan Coccidioidom idomycos ycosis is yang yang   umum umumnya nya terjadi terjadi pada individu individu dengan dengan gangguan gangguan imun. Presum imun.  Presumed ed ocular histoplasmosis histoplasmosis syndrome syndrome (POHS)  (POHS) terjadi akibat respons imun terhadap antigen. Gejala klinis yang khas berupa trias infiltrat putih multipel, parut atrofi koroid, perubahan pigmen peripapiler, peripapiler, dan makulopati.

Infe Infeks ksii  P dan Cryptococcus merupakan penyebab penyebab utama utama mortalit mortalitas as  P.jir .jirovecii ovecii   da Cryptococcus   merupakan  pasien AIDS. AIDS. Tanda Tanda khas infeksi P infeksi  P.jirov .jirovecii ecii adalah  adalah lesi bulat multipel berwarna putih kekuningan di koroid, sedangkan pada koroiditis koroiditis kriptokokus dapat berupa vaskulitis, eksudat, papiledema, papiledema, dan disfungsi otot okular. C.albicans C.albicans dapat  dapat menginfeksi mata  pascatraumaa atau pasca-operasi.  pascatraum pasca-operasi.  Asperg  Aspergillus illus   da dan Co Cocci ccidio diomy mycos cosis is lebi lebih h jarang jarang menyebabkan uveitis  uveitis dibandingkan Candida Candida..1

Diagnosis Uveitis

Uveitis dapat disebabkan oleh peradangan uvea, merupakan bagian dari penyakit sistemik, perluasan peradangan di kornea dan sklera, serta trauma walaupun sebagian idiopati idio patik. k. Diagnosis Diagnosis klinis klinis mudah mudah ditegakk ditegakkan an tetapi tetapi diagnosi diagnosiss pasti pasti berdasark berdasarkan an etiologi etio logi merupaka merupakan n tantanga tantangan n bagi dokter dokter spesiali spesialiss mata mata sehingga sehingga penatala penatalaksaan ksaan uveitis yang cepat dan tepat untuk mencegah kebutaan juga sulit.

Anamnesis dan pemeriksaan mata  bernilai  tinggi dalam menentukan diagnosis

klinis kelainan mata. Sandler28 menyatakan bahwa 56% diagnosis diperoleh dari anamnesis dan meningkat sampai 73% setelah pemeriksaan fisik termasuk mata. Pemeriksaan laboratorium hanya meningkatkan 5% diagnosis namun paling banyak  meme me merlu rlukan kan biaya biaya sehing sehingga ga perlu perlu dipili dipilih h se sesua suaii kebutu kebutuhan han setiap setiap pasie pasien n ( cost  effective and taylor made). made).4,18

17  

Klasi Klasifik fikasi asi uveit uveitis is yang yang disusu disusun n oleh oleh SUN SUN sangat sangat memb membant antu u menega menegakka kkan n diagnosis uveitis. Pada klasifikasi tersebut, uveitis dibagi menjadi uveitis anterior, uveitis intermediet, uveitis posterior, dan panuveitis. Gejala uveitis anterior dapat  berupa nyeri, fotofobia, penglihatan kabur, kabur, injeksi siliar, siliar, dan hipopion. Uveitis  posterior dapat menurunkan tajam penglihatan penglihatan namun tidak disertai nyeri, mata merah me rah,, dan fotofo fotofobia bia bahkan bahkan sering sering as asim imtom tomati atik. k. Gejal Gejalaa uveit uveitis is interm intermedi ediet et umumn um umnya ya ringan ringan,, mata mata te tenan nang g dan ti tidak dak nyeri nyeri namun namun dapat dapat menur menurunk unkan an taj tajam am  penglihatan. Panuveitis merupakan peradangan seluruh uvea yang menimbulkan menimbulkan koroid kor oiditi itis, s, vitri vitritis tis,, dan uveit uveitis is anter anterior ior.. Dalam Dalam meneg menegakk akkan an diagn diagnosi osis, s, perlu perlu diperhatikan apakah uveitis terjadi di satu mata atau di kedua mata. Selain itu, perlu diperhatikan usia, ras, onset, durasi, tingkat keparahan gejala, riwayat penyakit mata dan penyakit sistemik sistemik sebelumnya.4

 Slit-lamp digunakan untuk menilai segmen anterior karena dapat memperlihatkan

injeksi siliar dan episklera, skleritis, edema kornea, presipitat keratik, bentuk dan  jumlah sel di bilik bilik mata, hipopion serta keke kekeruhan ruhan lensa. lensa.7,12 Pemeriksaan oftalmoskop indirek ditujukan untuk menilai kelainan di segmen posterior seperti vitritis, retinitis,  perdarahan retina, retina, koroiditis koroiditis dan kelainan papil papil nervus optik. optik.

Pemeriksaan laboratorium bermanfaat  pada kelainan sistemik misalnya darah

 perifer lengkap, laju endap darah, serologi, urinalisis, urinalisis, dan antinuclear antibody antibody..17 Pemeriksaan laboratorium laboratorium   tidak bermanfaat pada kondisi tertentu misalnya uveitis ringan dan trauma.

Untuk mendiagnosis infeksi virus dapat dilakukan pemeriksaan PCR, kultur dan tes serologi. Sensitivitas serologi akan meningkat bila disertai pemeriksaan koefisien goldmann-witmer yaitu membandingkan konsentrasi hasil pemeriksaan cairan akuos dengan serologi darah.4

Diagnosi Dia gnosiss pasti pasti toksopla toksoplasmos smosis is ditegakk ditegakkan an jika pemeriksaan pemeriksaan IgM Toxoplasma memberi mem berikan kan hasil hasil positif positif atau jika titer antibodi antibodi IgG Toxoplasma Toxoplasma meningkat  meningkat secara  bermakna (4x lipat) atau terjadi konversi IgG dari negatif ke positif pada  pemeriksaan  pemeriksaa n kedua dengan interval 2-3 minggu. Pemeriksaan cairan intraokular  intraokular 

18  

dengan PCR sangat spesifik. Perbandingan kadar IgG Toxoplasma Toxoplasma cairan  cairan akuos dan serum cukup sensitif (48–90%).

Diagnosis tuberkulosis okular ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan mata, ma ta, dan pemeri pemeriksa ksaan an penunj penunjang ang sepert sepertii rontge rontgen n toraks toraks,, tes tuberk tuberkuli ulin, n, dan  pemeriksaan  pemeriksaa n sputum dengan pewarnaan ziehl-neelsen. ziehl-neelsen. Pemeriksaan Pemeriksaan lainnya adalah PCR (menggunakan spesimen dari aqueous aqueous   tap atau biopsi vitreus), dan interferondan interferon gamma

release release

assay

(I (IG GRA).

PCR PCR

sang sangaat

spe spesif sifik

un unttuk   mendeteksi

 Mycobacterium  Mycobacteri um   namun namun sensit sensitivi ivitas tasnya nya bervar bervarias iasi. i. Diagno Diagnosis sis pasti pasti ditega ditegakka kkan n  berdasarkan gejala klinis dan ditemukannya  Mycobacteri  Mycobacterium um   dari spesimen okular  (kultur atau amplifikasi DNA).

Pemer Pe meriks iksaan aan serolog serologii sifi sifilis lis dibagi dibagi menjadi menjadi  nont nontrepo reponema nema dan treponem treponema. a.

Serologi nontreponema nontreponema meliputi meliputi venereal disease research  research  laboratory (VDLR) dan rapid plasma reagin sedangkan serologi treponema meliputi fluor meliputi  fluorescent  escent   treponemal  antibody absorbed dan dan T.pallidum  T.pallidum particle agglutination. agglutination .17 Optica Opt icall cohere coherence nce tomogr tomograph aphyy (OCT) (OCT)   meru merupakan pakan pemeriks pemeriksaan aan non-invas non-invasif  if 

yang dapat memperlihatkan edema makula, membran epiretina, dan sindrom traksi vitreo vit reomak makula ula.. Saat Saat ini tel telah ah dikem dikemban bangka gkan n high-definition high-definition    spectral-dom  spectral-domain ain OCT yang memberikan resolusi lebih tinggi  tinggi  dan waktu lebih lebih singkat singkat dibandingkan dibandingkan timedomain OCT. domain  OCT. Spectral-domain Spectral-domain OCT  OCT bermanfaat pada uveitis dengan media keruh.19

USG B USG  B--scan scan   sangat membantu memeriksa  segmen posterior mata pada keadaan

mediaa keruh medi keruh misalnya misalnya pada katarak katarak dan vitritis. vitritis. USG  B-scan  B-scan   dapat membedakan ablasi abl asio o retina retinaee eksuda eksudati tiff dengan dengan regma regmatos tosaa serta serta memb membeda edakan kan uveit uveitis is akibat akibat neoplasma atau abses. USG

 B-scan dapat menilai penebalan koroid seperti  seperti   pada sindrom VKH dan menilai  pelebaran ruang tenon yang sangat khas pada skleritis skleritis posterior  posterior .13 Fund Fu ndus us  fluoresen angiografi   (FF (FFA) adalah  foto fotograf grafii fundus fundus yang dilakukan dilakukan

 berurutan dengan cepat setelah injeksi zat warna natrium fluoresen (FNa) intravena. FFA memberikan informasi mengenai sirkulasi pembuluh darah retina dan koroid, detail deta il epitel epitel pigmen pigmen retina retina dan sirkulas sirkulasii retina retina serta serta menilai menilai integrit integritas as pembuluh pembuluh

19  

darah saat fluoresen bersirkulasi di koroid dan retina. Fluoresen diekskresi dalam 24  jam dan pada waktu waktu tersebut dapat menyebabkan menyebabkan urin pasien berwarna berwarna oranye. oranye.

Cara Pemeriksaan Pemeriksaan FFA. FFA. Sebanyak 5 ml  fluoresen 10% disuntikkan intravena

kemudian mata pasien disinari cahaya biru dan fundus dilihat melalui filter kuning. Pada keadaan normal, fluoresen cahaya biru tidak dapat menembus filter kuning sehingga tidak terlihat apapun. Fluoresen di dalam pembuluh koroid dan retina akan menyerap meny erap sinar biru dan memancar memancarkan kan sinar sinar kuning kuning sehingga sehingga sinar kuning kuning akan melewati filter dan tervisualisasi. Hanya jaringan mengandung fluoresen yang dapat dilihat.

Pada keadaan keadaan normal, normal, fluoresen fluoresen tidak dapat dapat melewati melewati tight cellular junctions yaitu endotel pembuluh darah retina dan epitel pigmen retina sedangkan di sirkulasi koroid, fluoresen bebas keluar melalui kapiler koroid menuju membran bruch. FFA dapat menggambarkan keadaan sawar darah-retina dan setiap kebocoran fluoresen ke retina merupakan kondisi abnormal. Kapiler di prosesus siliaris bersifat permeabel sehingga fluoresen segera terlihat di akuos setelah injeksi intravena. Fluoresen di akuos dan vitreus memancarkan sinar kuning yang merefleksikan struktur berwarna  putih di dalam mata seperti diskus optik, optik, serat bermielin, dan eksudat kasa kasar, r, sehingga struktur tersebut tampak seolah-olah seolah-olah berfluoresensi berfluoresensi (pseudofluoresen).   Dalam keadaan normal fluoresen memerlukan memerlukan waktu 10-15 detik untuk mencapai arteri siliaris brevis. Sirkulasi koroid terjadi satu detik lebih awal sebelum sirkulasi retina dan fluoresen berada di sirkulasi retina selama 15-20 detik. FFA dibagi menjadi lima fase:

1. Fase Fase koroid koroid

Fluoresen masuk melalui arteri siliaris brevis dan mengisi lobus-lobus di kapiler  koroid yang akan terlihat sebagai gambaran bercak-bercak, diikuti pengisian dan keluarnya kelu arnya fluorese fluoresen n dari kapiler kapiler koroid koroid kapilari kapilariss yang memberi memberikan kan gambaran gambaran kebocoran fluoresen difus. Pembuluh darah silioretina dan kapiler diskus optik   prelaminar terisi terisi pada fase fase ini.

20  

2. Fase arteri arteri

Pengisian arteri retina sentral terjadi satu detik setelah pengisian koroid.

3. Fase kapilari kapilariss

Fase kapiler terjadi dengan cepat setelah fase arteri. Jaringan kapiler perifovea terlihat sangat mencolok karena sirkulasi koroid di bawahnya tersamarkan oleh  pigmen luteal di retina dan pigmen melanin di epitel pigmen retina. Bagian tengah cincin kapiler merupakan zona avaskular fovea sehingga tidak ada fluoresen yang mencapai daerah tersebut.

4. Fase Fase vena vena Pa Pada da pe peng ngis isia ian n awal awal ve vena na,, fl fluo uore rese sen n ta tamp mpak ak seba sebaga gaii ga gari riss ha halu luss ya yang ng menghilang setelah seluruh vena terisi.

5. Fase Fase akhir  akhir 

Setelah 10-15 menit, hanya sebagian kecil fluoresen yang tersisa di sirkulasi darah. Fluoresen yang telah meninggalkan sirkulasi menuju ke struktur okular tampak   jelas pada fase ini.

Pada uveitis, pemeriksaan FFA bermanfaat mendokumentasikan fundus saat awal dan selama perjalanan penyakit, mengikuti respons terapi, membedakan uveitis aktif  atau tidak aktif, mengonfirmasi kelainan yang terjadi seperti edema makula sistoid, neovaskularisasi neovaskulari sasi koroid, vaskulitis retina, mengidentifikasi mengidentifikasi daerah kapiler non-perfusi dan neovaskularisasi retina. Pewarnaan dan kebocoran fluoresen dari pembuluh darah retina reti na (arteri, (arteri, vena, kapiler) kapiler) fokal atau difus difus menunjuk menunjukkan kan vaskuliti vaskulitiss yang dapat dapat terjadi pada tuberkulosis, sarkoidosis, lupus eritematosus, penyakit behcet, dan lainlain.

21  

Efek samping FFA adalah perubahan warna kulit yang menjadi lebih gelap akibat zat warna fluoresen, melihat bayangan merah setelah terpapar kilatan cahaya kamera,  perubahan warna urin, mual dan muntah pada 10% kasus yang umumnya bersifat seme sement ntar araa da dan n ti tida dak k di dibu butu tuhk hkan an ta tata tala laks ksan anaa kh khus usus us.. Se Sela lain in itu itu da dapa patt terj terjad adii vasovagal syncope pada syncope pada 1% kasus, reaksi anafilaksis seperti bronkospasme, urtikari urtikaria, a, hipo hipote tens nsii (
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF