April 23, 2017 | Author: Ashri Prawesthi Dharmaraty | Category: N/A
Dilakukan pada saat mengusulkan penawaran untuk mendapatkan paket pekerjaan di PUPR. Copyright PT RDM...
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI
DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS
PT REKA DESINDO MANDIRI
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S
A. ORGANISASI PERUSAHAAN A.1 L ATAR B ELAKANG PT.
Reka
Desindo
Mandiri
(RDM)
pada
awalnya
didirikan
untuk
memberikan jasa konsultansi perencanaan, rekayasa, dan manajemen, khususnya dalam bidang Tata Lingkungan. Dalam perkembangannya, saat ini dicakup juga pelayanan jasa konsultansi dalam bidang Teknik Sipil, seperti Perencanaan Transportasi, Perencanaan Pengelolaan Lalu Lintas, Rekayasa Jaringan Jalan, Jembatan, Pelabuhan, Irigasi, serta perencanaan Teknik
Sipil
penunjang
kegiatan-kegiatan
pertanian,
perkebunan,
perikanan, dan perternakan. Juga perkembangan berikutnya ke arah Bidang Komputerisasi, seperti pembuatan program-program simulasi, database, sampai digitasi pemetaan berikut sistem informasinya. Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran dan perhatian akan pentingnya
mempertahankan
kelestarian
lingkungan,
RDM
telah
memutuskan untuk berperan aktif dengan menawarkan layanan jasa konsultansi yang lebih luas dalam bidang penanganan dan pengelolaan buangan/limbah, baik yang berasal dari aktivitas industri maupun domestik/masyarakat, pengelolaan lingkungan kerja/higiene industri, dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). Cakupan layanan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan yang berwawasan lingkungan. Untuk itu RDM saat ini ditunjang oleh suatu tim tenaga ahli yang memadai, baik dalam hal kualitas, kuantitas, maupun jenis bidang keahlian. Walaupun RDM baru didirikan pada tahun 1991, namun kapasitas dan pengalaman para tenaga ahli dan staf pendukungnya, yang mencakup berbagai bidang sesuai lingkup layanan perusahaan
memungkinkan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
ditawarkan layanan jasa konsultansi yang handal dan berkualitas. Selain itu kerja sama yang erat dengan pusat-pusat penelitian di beberapa perguruan tinggi terkemuka dan beberapa konsultan nasional maupun internasional, menambah potensi perusahaan dalam memberikan layanan dan jasa secara maksimum.
A.2 A DMINISTRASI
DAN
P ERSONALIA
PT REKA DESINDO MANDIRI, berkantor pusat di Jakarta. Saat ini total personil yang terlibat mencapai lebih dari 40 orang, diantaranya berkualifikasi sebagai tenaga ahli dalam bidang teknik sipil, teknik lingkungan, perencana kota/tata ruang, geologi, komputer dan sistem informasi, geodesi, mekanika tanah dan pondasi, serta perikanan. PT REKA DESINDO MANDIRI, juga menggalang kerjasama yang erat dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta terkemuka dalam rangka memperbesar kapasitas profesionalnya. Kerjasama ini memungkinkan para tenaga ahli yang terlibat selalu dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya ilmu terapan dalam bidang-bidang yang sesuai dengan lingkup layanan perusahaan. Data Administrasi PT Reka Desindo Mandiri Nama
:
PT REKA DESINDO MANDIRI
Akte Perusahaan
:
Pendirian
:
Perubaha n Terakhir
:
Alamat
:
No. 46 Tanggal 31 Oktober 1991, Notaris : Mohammad Ali No. 12 Tanggal 11 Februari 2011, Notaris : Trismorini Asmawel, SH
Kantor :
Jalan Metro Duta Niaga Blok B II/B-A4 Pondok Indah, Jakarta (12310) Studio : Jalan Darmawangsa X No. 18 Kebayoran Baru, Jakarta (12160) Telepon & Fax (021) 7393947 email:
[email protected] REFERENSI BANK
:
Bank Bukopin Kantor Cabang Saharjo, No. Rek. 1001 078 425
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NPWP
:
Bank Danamon Kantor Cabang Panglima Polim, No. Rek : 004020640 No. 01.567.337.9-013.000
IUJK
:
1.601013.3117.3.00689 dan 1.601013.3117.3.00690 Pemerintah Propinsi DKI Jakarta
TDR
:
No. 1863/97/2/00176, Pemerintah DKI Jakarta
TDP
:
No. 09.03.1.82.6942 Kandep Perdagangan, Departemen Perdagangan
INKINDO
:
No. 7134/P/1127.DKI
Sertifikat Badan Usaha dikeluarkan LPJK No. 0102/INKINDO/09/5/08
:
Bidang Layanan Usaha
: Tata Lingkungan No. Registrasi: 1-3171-5-08-1-09-601013 : Jasa Enjiniring Terpadu No. Registrasi: 3-3171-3-08-1-09-601013
Personalia inti PT Reka Desindo Mandiri adalah sebagai berikut : 1. Komisaris
: Ir. Dewi Wulan Mulyandini
2. Direktur Utama
: Ir. Rosa Ardiana
3. Direktur
: Ir. Bona Siregar
a. Manager Teknik
: Ir. Iwan Prijambodo
b. Manager Administrasi
: Sunaryo Pangestu, SE
c. Manager Keuangan
: Ir. Yana Mulyana
Gambar 6: Struktur Organisasi PT. Reka Desindo Mandiri
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
A.3 L INGKUP P ELAYANAN Layanan PT. Reka Desindo Mandiri mencakup pemberian jasa konsultansi dalam bidang-bidang berikut ini: 1 Survey dan Investigasi 4. Pre-feasibility dan Feasibility Studies 5. Analisa Dampak Lingkungan, Perencanaan dan Menejemen 6. Perencanaan, Desain and Dokumentasi 7. Detailed Engineering Design 8. Monitoring dan Evaluasi 9. Manajemen Proyek 10.
Analisa Keuangan dan Ekonomi
11.
Penilaian Proyek dan Program/ Appraisal
12.
Costing, Budgeting and Financial Programming
13.
Administrasi Kontrak
14.
Pengawasan Proyek/Construction Supervision
RDM juga mengembangkan pelayanan yang lebih luas untuk memenuhi keinginan clientnya, pelayanannya dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
2 Lingkungan, Sanitasi dan Sampah a Perencanaan Lingkungan d. Pra Studi Kelayakan Lingkungan e. Manajemen Limbah Industri f. Pengumpulan dan Pengolahan Limbah Padat Industri g. Menejemen Persampahan h. Plumbing i. Pegendalian Polusi Udara / Air Pollution Control j. Drainase 15.
Perencanaan dan Manajemen Lingkungan
a Sistim Pengembangan Menejemen dan Monitoring Lingkungan k. Environmental Impact Assessment & Environmental Auditing l. Environmental Economic Assessment
16.
Managemen Sumber Air / Air Bersih & Pengolahan
a Water Resources Development and Data Management m. Catchment Area and Reservoir n. Environmental Economic Assessment o. Banjir / Flood Mitigation p. Dam and River Improvement/Management Assessment q. Master Plan Air Bersih / Water Supply Master Plan r. Pumping, Reticulation and Pipelines s. Water Treatment Plan Design t. Water System Management 17.
Teknik Sipil / Civil Engineering
a Desain Bendungan dan Bangunan Pelimpah (Dam and Spillway)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
u. Desain Saluran Drainase v. Desain Sarana Dasar / Basic Infrastructure w. Desain Sistim Irigasi x. Desain Jalan dan Jembatan y. Desain Pelabunan dan Dermaga z. Design of Apron and Runway 18.
Transportasi dan Perencanaan Lalulintas
a Studi Transportasi Terpadu aa.
Perencanaan dan Operasional Transportasi Umum
ab.
Kebijaksanaan Transportasi dan Investasi
ac.Planning and Design of Traffic ad.
Urban Traffic Management
ae.
Traffic Engineering Design
19.
Manajemen Perencanaan
a Project Feasibility Study af. Organization and Personnel ag.
Maintenance Management System
A.4 P ERALATAN A.4.1
P ERALATAN K ANTOR Peralatan PT Reka Desindo Mandiri ITEM
Computers
BRAND / TYPE Server Dual-Core Intel® Xeon® Processor 3065 2.33GHz
NO. OF UNITS 1 Unit
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
ITEM
BRAND / TYPE
NO. OF UNITS
Intel® Core™ Duo E2180 2.0Ghz 512MB DDR2
4 Unit
Intel® Pentium® dual core E2200 2,2Ghz 1GB DDR2 160GB
3 Unit
Pentium 4 630, 256MB DDR2, 80GB
5 Unit
AMD Athlon™ 64 X2 4200+ 2.2GHz 512MB DDR2
4 Unit
Fujitsu notebook
3 Unit
Asus notebook
4 Unit
BenQ notebook
1 Unit
Canon IX 5000
2 Unit
Canon IX 4000
1 Unit
HP LaserJet 1020
2 Unit
HP LaserJet 1300
2 Unit
HP LaserJet 1200
2 Unit
Roland
1 Unit
CutJet A0
1 Unit
Wacom A3
1 Unit
Wacom A0
1 Unit
Scanner
HP Scanjet 4C
1 Unit
Electronic Typewriter
Canon F-300
1 Unit
Brother CE-600
1 Unit
Photocopy Machine
Canon NP-125
1 Unit
Toshiba N- 250
1 Unit
Planimeter
Mitutoyo
3 Units
Printers
Plotter
Digitizer
A.4.2
O PERASIONAL ITEM
Kendaraan/Car
DAN
K ENDARAAN P ROYEK BRAND / TYPE
NO. OF UNITS
Kijang Inova, 2013
1 Unit
Avanza Th 2008, 2009
2 Unit
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
A.4.3
I NVESTIGASI T ANAH ITEM
Boring Machines
BRAND / TYPE
NO. OF UNITS
TOHO
2 Units
YBM S-2
2 Units
High Pressure Pumps
TOHO
2 Units
Sounders
Local 2.5 T
5 Units
Pocket Penetrometer
Local - 10 T
1 Unit
DynamicCone Penetrometer
Soil Test
5 Units
Hand Boring Machines
Soil Test
5 Units
Theodolithe
Sokkisha
4 Units
Sokkisha
2 Units
Autometer
Topcon
1 Unit
EDM (Electronic Distance Meter)
Sokkisha
I Unit
T–0 T–2
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S
B. DAFTAR PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR Daftar Pengalaman Kerja Sejenis 10 (sepuluh) tahun terakhir
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
1
2
3
1
Satuan Kerja Pengembangan Perkotaan, Direktorat Penataan Ruang Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum
Fasilitasi Pengembangan Kapasitas Kerjasama Lintas Wilayah Lembaga Pengelola KSN Perkotaan (Jabodetabekpunjur, Mebidangro, Sarbagita, Mamminasata, Cekungan Bandung, Gerbangkertasusila)
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
2
Satuan Kerja Pengembangan Wilayah Nasional, Direktorat Penataan Ruang Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum
Penyusunan Rancangan Perpres RTR KSN Taman Nasional Komodo (Th ke II)
3
Satuan Kerja Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah I, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
Bimbingan Teknis Penyelesaian RDTR di Wilayah I
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
4
5
ORANG BULAN
MITR NILAI KONTRAK
A
KERJA
7 bulan
6 72
Rp.
1,071,724,500
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
9 bulan
64
Rp.
1,046,144,000
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 bulan
113
Rp.
8
7
1,265,833,80
-
-
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
MITR
ORANG BULAN
NILAI KONTRAK
A
KERJA
0 4
54
Satuan Kerja Pengembangan Wilayah Nasional, Direktorat Penataan Ruang Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum
Penyusunan Rancangan Perpres RTR KSN Taman Nasional Komodo
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 bulan
Satuan Kerja Bina Program dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
Penyiapan Materi Teknis Penyusunan Kebijakan dan Strategi Nasional Penyelenggaran Penataan Ruang
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 bulan
6
Satuan Kerja Pembinaan Penataan Ruang Daerah Wilayah II, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
Konsultan Manajemen Regional Pendampingan Teknis Perencanaan Tata Ruang Kabupaten Di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 bulan
214
Rp. 3,568,400,000
-
7
Satuan Kerja Pengembangan Wilayah Nasional, Direktorat Penataan Ruang Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum
Penyusunan RTR Kawasan Strategis Nasional Selat Sunda
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
6 bulan
56
Rp. 911,174,000
-
8
Satuan Kerja Bina Program dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum
Evaluasi Program Keterpaduan Infrastruktur Ke-PU-an yang Berbasis Penataan Ruang
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
6 bulan
70
Rp. 885,280,000
-
5
Rp.
-
930,391,000 56
Rp.
-
711,826,500
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
9
Satuan Kerja Perencanaan dan Pengendalian Program Infrastruktur Permukiman, Direktorat Bina Program, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum
Konsultan Manajemen Pusat (KMP) Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Tahun 2011
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
6 bulan
10
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura
Penyusunan Rencana Tata Bangunan Lingkungan dan DED Kawasan Wisata di KKJSM (Kawasan Kaki Jembatan Suramadu Sisi Madura)
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
11
Badan Pengembangan Wilayah Surabaya Madura
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Khusus Madura
12
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan, Kementerian Perumahan Rakyat
13
14
ORANG BULAN
MITR NILAI KONTRAK
A
KERJA
Rp. 1,839,563,000
-
7 bulan
Rp. 1,426,568,000
-
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
5 bulan
Rp. 1,186,020,000
-
Rencana Rinci Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan di Kabupaten Lebak (RR1104)
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
6 bulan
Rp. 585,255,000
-
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Sangat Berkembang, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
Penyiapan Raperpres Kawasan Cagar Budaya Candi Borobudur dan Candi Prambanan
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 bulan
28
Rp. 1.192.400.000
-
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Nasional,
Penyiapan Standar Teknis Fungsi Ruang Kawasan
Tata LIngkungan/
8 Bulan
56
Rp. 974.182.000
-
47
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
MITR
ORANG BULAN
NILAI KONTRAK
A
KERJA
Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
Budidaya
Jasa Perencanaan urban
15
Satuan Kerja Penyediaan Perumahan, Kementerian Negara Perumahan Rakyat
Rencana Rinci Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan di kota Batam
Tata LIngkungan
6 Bulan
32
Rp. 515.509.500
-
16
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Sangat Berkembang, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
Peningkatan Penataan Kawasan JABODETABEKPUNJUR
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
20 Bulan
15
Rp. 3.594.250.000
-
17
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Nasional, Direktorat Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum
Kajian Pengembangan Wilayah Sebagai Implikasi Pembangunan Jembatan Selat Sunda
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
8 Bulan
56
Rp. 891.770.000
-
18
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Telah Berkembang, Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Kawasan Danau Toba, Provinsi Sumatera Utara
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
7 Bulan
51
Rp. 739.431.000
-
19
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Kawasan Pengembangan Baru, Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Bantuan Teknis Pelaksanaan Penataan Ruang Kab. Lembata, Provinsi NTT
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
12 Bulan
61
Rp. 1.010.196.000
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
MITR
ORANG BULAN
NILAI KONTRAK
A
KERJA
20
Satuan Kerja, Pembinaan Penataan Ruang Nasional, Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang Kawasan Perbatasan
Tata LIngkungan/ Jasa Perencanaan urban
4 Bulan
40
Rp. 680.634.000
-
21
Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Penyiapan Peta RAPERPRES Kawasan Perbatasan Skala 1:100.000 (Prop. NTT/Timor Leste, Maluku/Timor Leste, Australia)
Tata LIngkungan/ Jasa Pengembangan kota & wilayah, tata lingkungan lainnya
7 Bulan
76
Rp. 877.613.500
-
22
Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum
Penyusunan Konsep Penilaian Asset dalam rangka penyelenggaraan KPS Fasilitasi Peninjauan Kembali RTRW Provinsi Bangka Belitung
Tata LIngkungan/ Jasa Pengembangan kota & wilayah
7 Bulan
45
Rp. 544.900.000
-
23
Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang di Rembang, Jawa Tengah
Tata LIngkungan/ Jasa Pengembangan kota & wilayah
4 Bulan
30
Rp. 348.519.600
-
24
Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Bantuan Teknis Pengembangan Kawasan Khusus (Wilayah Timur) Paket PKK-4
Tata Lingkungan Pengembangan kota & wilayah
6 Bulan
32
Rp. 640.454.000
-
25
Satuan Kerja Pengelolaan Kawasan
Bantuan Teknis Pengembangan KASIBA
Tata Lingkungan
6 Bulan
29
Rp. 496.261.920
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
MITR
ORANG BULAN
NILAI KONTRAK
A
KERJA
Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Wilayah Barat (PKB-6)
/Pengembangan kota & wilayah
26
Badan Perencanaan Daerah, Kota Salatiga
Penyusunan Review RTBL Tahun 1997/1998 Kota Salatiga
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah, Tek Lingkungan
4 Bulan
27
Rp. 253.489.000
-
27
Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Propinsi Sumatera Utara
Perencanaan Peremajaan Kawasan Kota Medan
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah, Tek Lingkungan
5 Bulan
27
Rp. 418.385.000
-
28
Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
Bantuan Teknis Penataan Dan Revitalisasi Kawasan Kerinci, Propinsi Jambi
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah, Tek Lingkungan
6 Bulan
35
Rp. 345.033.000
-
29
Perencanaan dan Pemrograman Pembangunan Infrastruktur (Paket IV)
Satuan Kerja BRRInfrastruktur Kawasan dan Permukiman NAD. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-NIAS
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah, Tek Lingkungan
11 Bulan
127
Rp. 4.600.805.000
-
30
Satuan Kerja BRR-Bantuan Perumahan dan Permukiman Kembali. Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-NIAS
Perencanaan Pembangunan Kawasan Permukiman Kembali
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah, Tek Lingkungan
5 Bulan
213
Rp. 6.439.000.000
-
31
Satuan Kerja Kegiatan Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Penyusunan Rencana Rinci Penataan Kawasan Khusus Kota Nunukan
Tata Lingkungan /Pengembangan
7 Bulan
21
Rp. 359.667.000
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO .
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
NAMA PAKET PEKERJAAN
LINGKUP LAYANAN
PERIODE
MITR
ORANG BULAN
NILAI KONTRAK
A
KERJA
Propinsi Kalimantan Timur
kota & wilayah
32
Satuan Kerja Pengembangan Permukiman, Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Bantuan Teknis Perencanaan Peremajaan Kota (Urban Renewal) Pada Kawasan Metropolitan Medan dan DED Kawasan Terpilih
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
3 Bulan
25
Rp. 298.386.000
-
33
Satuan Kerja Pengembangan Permukiman, Kementrian Negara Perumahan Rakyat
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Perumahan
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
3 Bulan
25
Rp. 552.457.840
-
34
Satuan Kerja Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum.
Bantuan Teknis Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Lombok Barat , Kawasan Bali Utara , dan Kawasan Danau Tondano
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
4 Bulan
13
Rp. 1.359.710.000
-
35
Badan Perencana Daerah Pemerintah Kota Depok
Penyusunan Revisi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Depok Tahun 2000-2010
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
6 Bulan
10
Rp. 519.337.500
-
36
Direktorant Jendral penataan Ruang Proyek Pendayagunaan Penataan Ruang Nasional
Penyelesaian Peta Peta Pendukung Rakeppres Penataan Ruang Pulau Sumatera ,Kalimantan Jawa Bali Dan Kawasan Perbatasan Kasaba
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
6 Bulan
72
Rp. 3.183.865.000
-
37
Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Kimpraswil
Penjabaran RT/RW Propinsi ( Bantek ) Pada Kabupaten / Kota Wilayah Tengah
Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
6 Bulan
152
Rp. 1.857.000.000
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
NO . 38
PENGGUNA JASA/ SUMBER DANA
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ( BAPEDA )
NAMA PAKET PEKERJAAN
Revisi Tata Ruang Kota Ambon dan Penyusunan Rencana Detail Kawasan Khusus
LINGKUP LAYANAN Tata Lingkungan /Pengembangan kota & wilayah
PERIODE
5 Bulan
ORANG BULAN
78
MITR NILAI KONTRAK
A
KERJA
Rp. 1.700.000.000
-
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S
C. URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S
D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA DAN PERSONIL/FASILITAS PENDUKUNG D.1 T ANGGAPAN D AN S ARAN T ERHADAP K ERANGKA A CUAN K ERJA D.1.1
T ANGGAPAN U MUM T ERHADAP L ATAR B ELAKANG
Pengembangan wilayah didasarkan pada potensi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif daerah, serta posisi geografis strategis di masing-masing pulau. Adapun tema pengembangan wilayah di Pulau Jawa - Bali adalah sebagai berikut: 1. Mempertahankan
fungsi
Kalimantan
sebagai
paru-paru
dunia,
dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem bencana alam banjir dan kebakaran hutan; 2. Lumbung komoditas
energi batu
nasional bara,
dengan
termasuk
pengembangan
pengembangan
hilirisasi
energi
baru
terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA masing-masing provinsi; 3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa; 4. Menjadikan
Kalimantan
sebagai
salah
satu
lumbung
pangan
nasional. Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Pulau Kalimantan, maka tema besar Pembangunan Wilayah Kalimantan:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
1. Mempertahankan
fungsi
Kalimantan
sebagai
paru-paru
dunia,
dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem pencegahan
dan
penanggulangan
bencana
alam
banjir
dan
kebakaran hutan. 2. Lumbung
energi
komoditas
batu
nasional bara,
dengan
termasuk
pengembangan
pengembangan
hilirisasi
energi
baru
terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA masing-masing provinsi 3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa. 4. Menjadikan
Kalimantan
sebagai
salah
satu
lumbung
pangan
nasional. Tujuan pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan tahun 2015-2019 adalah mendorong percepatan dan perluasan pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan dengan menekankan keunggulan dan potensi daerah, melalui: 1. Pengembangan hilirisasi komoditas batu bara, serta pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijih besi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa, 2. Penyediaan infrastruktur wilayah, 3. Peningkatan SDM dan ilmu dan teknologi secara terus menerus. Adapun sasaran pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan pada tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut: 1. Dalam rangka percepatan dan perluasan pengembangan ekonomi Wilayah
Pulau
pertumbuhan
Kalimantan, ekonomi
akan
dengan
dikembangkan
memanfaatkan
pusat-pusat potensi
dan
keunggulan daerah, termasuk diantaranya adalah pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan sebagai penggerak ekonomi daerah pinggiran lainnya. 2. Sementara itu, untuk menghindari terjadinya kesenjangan antar wilayah di Kalimantan, maka akan dilakukan pembangunan daerah tertinggal dengan sasaran sebanyak 9 Kabupaten tertinggal dapat
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
terentaskan dengan sasaran outcome:
(a) meningkatkan rata-
rata pertumbuhan ekonomi di daerah tertinggal sebesar 6,85 persen; (b) menurunnya persentase penduduk miskin di daerah tertinggal menjadi 11,06 persen; dan (c) meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di daerah tertinggal sebesar 72,75. 3. Untuk mendorong pertumbuhan pembangunan kawasan perkotaan di Kalimatan, maka akan dipercepat pembangunan 1 Kawasan Perkotaan Metropolitan, serta mewujudkan optimalisasi peran 4 kota otonom berukuran sedang sebagai penyangga (buffer) urbanisasi, serta membangun 4 kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan kawasan perkotaan. 4. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan dengan sasaran berkurangnya
kemiskinan
dan
meningkatkan
keberdayaan
masyarakat di desa-desa tertinggal dan mendorong perekonomian desa berbasis komoditas unggulan menuju desa mandiri. 5. Meningkatkan
keterkaitan
desa-kota,
dengan
memperkuat
sedikitnya 7 pusat-pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL). 6. Dalam rangka mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman, maka akan 12
Pusat
Kegiatan
Strategis
Nasional
(PKSN)sebagai
pusat
pertumbuhan ekonomi kawasan perbatasan negara yang dapat mendorong pengembangan kawasan sekitarnya. 7. Sasaran untuk Wilayah Pulau Kalimantan adalah: (a) Meningkatnya proporsi penerimaan pajak dan retribusi daerah sebesar 45% untuk propinsi dan 10% untuk kabupaten/kota; (b) Meningkatnya proporsi belanja modal dalam APBD propinsi sebesar 35% dan untuk Kabupaten/Kota sebesar 40% pada tahun 2019 serta sumber pembiayaan lainnya dalam APBD; (c) Meningkatnya jumlah daerah yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian (WTP) sebanyak 5 provinsi dan 27 kabupaten/kota di wilayah Kalimantan; (d) Terlaksananya penggunaan block grant (inpres) yang efektif dengan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
proyek awal Provinsi Kalimantan Tengah;
(e)
Meningkatnya kualitas dan proporsi tingkat pendidikan aparatur daerah untuk jenjang S1 sebesar 50% dan S2-S3 sebesar 10%; (f) Terlaksananya diklat kepemimpinan daerah serta diklat manajemen pembangunan, kependudukan, dan keuangan daerah di seluruh wilayah Kalimantan sebesar 75 angkatan;
(g)
Meningkatnya implementasi pelaksanaan SPM di daerah, khususnya pada pendidikan, kesehatan dan infrastruktur; (h) Meningkatnya persentase jumlah PTSP sebesar 100%; (i) Meningkatnya persentase jumlah perizinan terkait investasi yang dilimpahkan oleh kepala daerah ke PTSP sebesar 70%; (j) Terlaksananya sinergi perencanaan dan penganggaran di wilayah Kalimantan (dengan proyek awal Provinsi
Kalimantan
Tengah
dan
Kalimantan
Timur)
(k)
Terlaksananya koordinasi pusat dan daerah melalui peningkatan peran gubernur sebagai wakil pemerintah;
(l)
terlaksananya sistem monitoring dan evaluasi dana transfer secara on-line
di wilayah
Kalimantan
(dengan proyek
awal Provinsi
Kalimantan Timur. 8. Sasaran penanggulangan bencana adalah mengurangi indeks risiko bencana pada 18 kabupaten/kota sasaran (Kota Pontianak, Kota Singkawang, Kota Palangka Raya, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kota Tarakan, Kabupaten Bengkayang, Sambas, Sintang, Kapuas Hulu, Ketapang, Landak, Kotabaru, Barito Kuala, Tanah Laut, Kapuas, Kutai Kertanegara, Nunukan) yang memiliki indeks risiko bencana tinggi, baik yang memiliki berfungsi sebagai PKN, PKSN, PKW, KEK, Kawasan Industri maupun pusat pertumbuhan lainnya. Sehubungan dengan sasaran tersebut, diharapkan pada akhir tahun 2019, pembangunan Wilayah Pulau Kalimantan semakin meningkat. Hal ini dicerminkan dengan makin meningkatnya kontribusi PDRB Wilayah Pulau Kalimantan terhadap PDB Nasional, yaitu dari sekitar 8.7 persen (2013) menjadi 9.6 persen (2019). Dengan demikian, kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Wilayah Pulau Kalimantan. Secara rinci target pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan pengangguran dalam kurun waktu 2015-2019 di Wilayah Pulau Kalimantan dapat dilihat pada grafik-grafik berikut: 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
2015 2016 2017 2018 2019
Gambar 7: Sasaran Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan Tahun 2015 - 2019 9 8 7 6 5 4
2015
3
2016
2
2017
1
2018
0
2019
Gambar 8: Sasaran Tingkat Kemiskinan Pulau Kalimantan Per Provinsi Tahun 2015 - 2019
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
10 9 8 7 6 5
2015
4
2016
3
2017 2018
2
2019
1 0
Gambar 9: Sasaran Tingkat Pengangguran Pulau Kalimantan Per Provinsi Tahun 2015 - 2019
Dengan latar belakang tersebut, konsultan memahami kondisi tersebut dan merasa diperlukan suatu kajian untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali. D.1.2
T ANGGAPAN M AKSUD
DAN
T UJUAN P EKERJAAN
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung keterpaduan pembangunan Pulau Jawa - Bali melalui penyusunan rencana infrastruktur yang terintegrasi, khususnya infrastruktur PUPR. Sementara itu, tujuannya adalah untuk menyusun Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa - Bali. Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini akan dibantu oleh konsultan melalui pendekatan dan metode yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya pada bagian ini. Pada intinya, konsultan memahami bahwa keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR sangat
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan nasional. Apa yang selama ini menjadi kendala dalam menyusun pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu perlu dihapuskan dan apa yang selama ini menjadi potensi, perlu dioptimalkan.
D.1.3
T ANGGAPAN T ERHADAP K ELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah: 1. Laporan Hasil Pengumpulan Data a. Laporan Hasil Survei, yang berisi: Keadaan dan kondisi infrastruktur Rencana telah
pengembangan/pembangunan
dimiliki
daerah
-
Inventarisasi
infrastruktur isu-isu
yang
strategis
pelaksanaan pembangunan infrastruktur b. Dokumentasi Foto 2. Dokumen Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa - Bali, yang setidaknya memuat: a. Rencana pengembangan infrastruktur masing-masing sektor (sektoral dan spasial); b. Rencana keterpaduan pengembangan infrastruktur lintas sektor (sektoral dan spasial); c. Rencana pentahapan pembangunan; d. Rencana pembiayaan pembangunan; e. Pemetaan dan database infrastruktur PUPR. 3. Policy Brief Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa - Bali. Keluaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini, dapat dipahami konsultan sebagai hasil yang akan dicapai dengan baik. Selain pelaporan pekerjaan, konsultan juga akan memberikan rangkuman kajian dan juga Buku Deluxe Rencana Induk yang diharapkan menjadi buku panduan dalam mengoptimalkan pengembangan infrastruktur PUPR.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
D.1.4
T ANGGAPAN T ERHADAP R UANG L INGKUP
DAN
P ELAKSANAAN
P EKERJAAN Ruang Lingkup Pekerjaan ini adalah: 1. Inventarisasi dokumen-dokumen perencanaan yang terkait dengan penyelenggaraan infrastruktur PUPR antara lain RTRWN, RPJMN, RTR Pulau Jawa - Bali, dokumen perencanaan sektor (misalnya Rencana Induk Jaringan Jalan, Rencana Induk SPAM, RPIJM). 2. Evaluasi kebijakan dan strategi nasional lintas sektor terkait pembangunan infrastruktur, khususnya infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali. 3. Melakukan survei pengumpulan data dan informasi primer dan sekunder untuk mengenali kondisi eksisting, isu strategis, potensi dan tantangan, serta dokumen-dokumen perencanaan daerah. 4. Evaluasi
dan analisis
terhadap kondisi
eksisting
pelaksanaan
infrastruktur, isu strategis, potensi dan tantangan, serta dokumendokumen perencanaan. 5. Penyusunan draft Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa - Bali. 6. Melakukan
FGD/workshop
untuk
menampung
masukan,
mengkoordinasikan dan memfinalisasi draft dokumen Rencana Induk. 7. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Jawa - Bali. Kegiatan ini akan dilaksanakan secara kontraktual yang melibatkan tenaga-tenaga ahli sesuai dengan bidangnya untuk mencapai tujuan dan sasaran dari kegiatan ini. Beberapa kegiatan yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa dalam kegiatan ini adalah: 1. Koordinasi dan Konsultasi dengan Tim dari Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR serta pihak terkait lainnya secara berkala untuk mendapatkan penjelasan Kerangka Acuan Kerja (KAK); masukan pada setiap kemajuan (progres) kegiatan, rencana pelaksanaan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
kegiatan lainnya dan survei; serta quality control atas setiap output dan sub output yang dihasilkan konsultan; 2. Pelaksanaan Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Draft Laporan Akhir di lingkungan Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, masing-masing sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta; 3. Pelaksanaan Rapat Koordinasi sebanyak 8 (delapan) kali di Jakarta; 4. Pelaksanaan Survei wilayah studi sebanyak 10 (sepuluh) kali; 5. Pelaksanaan Workshop Awal dan Akhir masing-masing sebanyak 1 (satu) kali di Jakarta. Tahapan kegiatan yang ditulis pada KAK, akan disempurnakan oleh konsultan dalam sub bab metode pelaksanaan pekerjaan. Pada intinya apa yang dituangkan di dalam KAK, tidak akan menyulitkan konsultan dan konsultan telah sepaham dengan hal-hal tersebut. D.1.5
T ANGGAPAN T ERHADAP T EMPAT P ELAKSANAAN
Di dalam KAK, kegiatan ini dilakukan di Jakarta dengan mengambil lokasi survey lapangan dilakukan di seluruh provinsi yang berada di Pulau Jawa Bali, meliputi 5 provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Provinsi Kalimantan Utara. Hal ini dikarenakan infrastruktur PU banyak dibutuhkan di wilayah tersebut.
D.1.6
T ANGGAPAN T ERHADAP J ANGKA W AKTU P ELAKSANAAN
Berdasarkan Dokumen KAK, waktu pelaksanaan yang ditetapkan adalah 6 (enam)
bulan
kalender.
Tentunya
sebagai
perusahaan
yang
berpengalaman dalam bidang konsultan dan engineering, konsultan harus dapat
menyelesaikan
kegiatan
sesuai
dengan
batas
waktu
yang
ditentukan. Selain itu konsultan akan menyusun rencana kerja yang dilengkapi dengan jadwal pelaksanaan dan pembagian tugas bagi tenaga ahli.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
D.2 T ANGGAPAN D AN S ARAN T ERHADAP P ERSONIL /F ASILITAS P ENDUKUNG D.2.1
T ANGGAPAN T ERHADAP T ENAGA A HLI
YANG
D ILIBATKAN
Mengacu pada KAK terdapat 16 (enam belas) tenaga ahli yang terlibat (termasuk ketua tim), yang teralokasikan dalam kegiatan ini. Banyaknya tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini memang sangat diperlukan untuk penyusunan sebuah Rencana Induk. Apalagi Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali. Waktu yang sangat singkat yaitu 6 (enam) bulan, tentunya akan melibatkan banyak tenaga khususnya dalam kegiatan survey lapangan. Keseluruhan tenaga tersebut di bantu oleh asisten (S1) sebanyak 10 orang dengan kualifikasi Sarjana Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Sarjana Ahli Teknik Sipil, Sarjana Ahli Teknik Jalan dan Transportasi, Sarjana Ahli Teknik Sumber Daya Air, Sarjana Ahli Sanitasi, Sarjana Ahli Air Minum, Sarjana Ahli Permukiman, Sarjana Ahli GIS, Sarjana Ahli Ekonomi, dan Sarjana Ahli Statistik dengan pengalaman selama 0 (nol) tahun/fresh graduate. Dengan dukungan profesional staff dari berbagai disiplin ilmu yang sangat relevan dan dipimpin oleh seorang ketua tim dengan pengalaman yang cukup baik dan bantuan supporting staff, konsultan cukup merasa optimis tujuan pekerjaan ini tercapai dengan baik. Berkaitan dengan keterlibatan tenaga ahli, konsultan akan berusaha menyusun rencana kerja yang efektif dan efisien sehingga kegiatan ini dapat mencapai tujuannya dengan jumlah orang bulan yang ada. Untuk itu diharapkan PPK bersama konsultan dapat bekerja sama dalam pengadaan/inventarisasi data-data tersebut selain itu dapat juga terjalin kerjasama yang baik dengan tim supervisi sebagai mitra kerja bukan sebagai atasan dan bawahan sehingga diharapkan terjadi tim yang sinergi dan solid untuk mencapai tujuan dan sasaran dari pekerjaan ini. Konsultan menyarankan dan mengharapkan pula dukungan dari PPK dalam hal penyediaan ruangan untuk diskusi dan pembahasan mengenai hasil yang
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
telah
dilakukan
oleh
konsultan
maupun
dalam
kerangka
untuk
membangun kesepahaman. D.2.2
T ANGGAPAN T ERHADAP T ENAGA P ENDUKUNG D ILIBATKAN
Selain 16 (enam belas) tenaga ahli yang dibutuhkan, pekerjaan ini juga melibatkan tenaga pendukung untuk kelancaran pekerjaan. Tenaga pendukung adalah pegawai di kantor konsultan yang penganggarannya akan dibebankan pada anggaran pengeluaran konsultan. D.2.3
T ANGGAPAN T ERHADAP F ASILITAS P ENDUKUNG
Seperti yang telah dijabarkan di atas mengenai peralatan/fasilitas pendukung yang dimiliki oleh konsultan, maka akan dikerahkan untuk kemajuan pekerjaan ini. Namun demikian, perlu juga fasilitasi peralatan dan ruang yang disediakan pihak pemberi kerja untuk kelancaran diskusi di tempat pemberi kerja.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PENYUSUNAN RENCANA INDUK PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR DI PULAU JAWA - BALI D O KUME N P E NAWA RA N TE K NI S
E. PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA E.1 U MUM Pada bab ini akan diuraikan Pendekatan, Metodologi yang digunakan oleh konsultan dalam mempersiapkan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali. Bertitik tolak dari tinjauan dan studi literatur di atas dikaitkan dengan pemahaman terhadap kerangka acuan kerja, maka pendekatan dan metodologi terhadap proyek dapat diuraikan pada sub bab di bawah ini:
E.2 P ENDEKATAN T EKNIS E.2.1
DAN
M ETODE
D ASAR H UKUM
Beberapa dasar hukum atau kebijakan dalam penyusunan pekerjaan ini antara lain adalah: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan. 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang memayungi sistem perencanaan sektoral skala nasional, beserta peraturan perundangan turunannya. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan 4. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UU 26/2007). Berdasarkan Pasal 32 dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang
dilakukan
melalui
pelaksanaan
program
beserta
pembiayaannya dengan memperhatikan standar pelayanan minimal dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Permukiman. 6. Peraturan
Pemerintah
Penyelenggaraan
Nomor
Penataan
15
Ruang,
Tahun
pada
Pasal
2010 97
tentang ayat
(1)
menyatakan bahwa program pemanfaatan ruang meliputi beberapa program
fisik
pembangunan
dan
nonfisik,
sektoral
termasuk
dan
wilayah.
di
dalamnya
Sesuai
program
dengan
asas
pelaksanaan penataan ruang yang di antaranya adalah asas keterpaduan, keselarasan, dan keberlanjutan, maka dalam rangka pelaksanaan program pemanfaatan ruang berdasarkan asas-asas penataan ruang tersebut perlu disusun rencana induk masingmasing sektor di setiap wilayah sebagai acuan pelaksanaan pembangunan fisik, sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 98 ayat (3) dan (4) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010. Kebijakan lain yang terkait adalah kebijakan yang berlaku di daerah yaitu di 5 (lima) provinsi di Pulau Jawa - Bali yang terkait dengan perda tata ruang masing-masing provinsi, kabupaten/kota. E.2.2
P ENDEKATAN T EKNIS
Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali akan melakukan pendekatan sebagai berikut: 1 Pendekatan normatif Hasil kajian disusun dengan memperhatikan ketentuan perundangundangan yang ada, baik perundang-undangan sektoral maupun bidang penataan ruang, termasuk juga ketentuan hukum mengenai upaya penyelesaian konflik pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. 2 Pendekatan partisipatif Hasil kajian dirumuskan dengan melibatkan seluruh pemangku kepetingan yang terkait dengan penyelenggaraan penataan ruang, antara lain melalui forum pembahasan dan diskusi. Hal ini dimaksudkan agar hasil kajian dapat dipahami oleh para pemangku
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
kepentingan sehingga hasilnya bermanfaat bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan infrastruktur bidang PUPR. 3 Pendekatan teknis-akademis Metodologi
pelaksanaan
survey
dan
analisis
disusun
dengan
menggunakan metodologi survai, teknik analisis, dan penarikan kesimpulan
(hasil)
yang
dapat
dipertanggunjawabkan
secara
akademis. Konsep Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR termasuk daftar program prioritas pembangunan infrastruktur disusun berdasarkan kajian peraturan perundangan yang berlaku. E.2.3
A RAH K EBIJAKAN P EMBANGUNAN N ASIONAL
Daerah yang maju, mandiri dan berdaya saing menjadi kekuatan utama dalam
membangun
kemajuan
dan
kemandirian
bangsa;
serta
memperkuat daya saing antarbangsa khususnya menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Oleh sebab itu, pengembangan wilayah menjadi sangat penting dan fundamental dalam mengoptimalkan sumber daya daerah baik sumber daya alam, sumber daya mansia dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan tetap mengutamakan nilai-nilai keutamaan dan budaya bangsa, dan kaidah pembangunan yang berkelanjutan. Semangat dan tekad kuat membangun daerah untuk meraih kemajuan, meningkatkan kemandirian, dan memperkuat daya saing menjadi bagian dari visi dan misi Presiden RI 2014-2019 khususnya misi keempat: Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; misi kelima: Mewujudkan bangsa yang berdaya saing dan misi keenam: Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. Selain itu, komitmen untuk mengembangkan wilayah dan memajukan daerah dipertegas dalam agenda prioritas (NAWACITA) kedua, yaitu: Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; prioritas ketiga: Membangun Indonesia dari
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan;
prioritas
kelima:
Meningkatkan
kualitas
hidup
manusia
Indonesia; prioritas keenam: Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; prioritas ketujuh: Mewujudkan kemandirian
ekonomi
dengan
menggerakan
sektor-sektor
strategis
ekonomi domestik; serta prioritas kesembilan: Memperteguh Ke-Bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. Misi dan agenda prioritas tersebut menjadi dasar dalam merumuskan arah kebijakan nasional pengembangan wilayah yang menjadi bagian integral dari agenda pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Tekad
dan
semangat
mengurangi
kesenjangan
antardaerah
dan
memajukan daerah menjadi sendi utama dalam merumuskan tujuan, arah kebijakan dan strategi, serta prioritas program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah melalui kementerian/lembaga dan satuan kerja perangkat daerah di setiap wilayah. Pengembangan wilayah didasarkan pada pembagian 7 (tujuh) wilayah pembangunan, yaitu: Wilayah Papua,
Wilayah
Maluku, Wilayah Nusa
Tenggara, Wilayah
Sulawesi, Wilayah Kalimantan, Wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Sumatera, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau untuk menjamin kebijakan, program dan kegiatan yang konsisten, terpadu dan bersifat lintas sektor, mempertimbangkan kesesuaian tata ruang wilayah, sistem hukum dan kelembagaan yang andal; serta meperkuat koordinasi dan kerjasama yang solid antara kementerian/lembaga dan satuan kerja perangkat daerah dalam perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan. Isu utama pembangunan wilayah nasional adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah khususnya kesenjangan antara Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI). Salah satu indikator
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
kesenjangan adalah kontribusi PDRB KBI selama 30 tahun (1983-2013) sangat dominan dan tidak pernah berkurang dari 80 persen terhadap PDB. Dalam lima tahun mendatang (2015-2019), arah kebijakan utama pembangunan wilayah nasional difokuskan pada upaya mempercepat pengurangan
kesenjangan
pembangunan
antarwilayah
dengan
mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan wilayah KTI, yaitu Sulawesi, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara dan Papua, dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan di Wilayah Jawa-Bali dan Sumatera. Kerangka pengembangan wilayah nasional untuk mempercepat dan memperluas pembangunan wilayah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mendorong percepatan pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, sebagai penggerak utama pertumbuhan (engine of growth), di masing-masing pulau, dengan menggali potensi dan keunggulan daerah, terutama untuk pengembangan pangan, energi, maritim, pariwisata dan industri. Industrialisasi perlu didorong untuk mengolah bahan mentah, agar dapat meningkatkan nilai tambah serta menciptakan kesempatan kerja baru. 2. Kedepan, dilakukan percepatan pembangunan ekonomi wilayah berbasis maritim (kelautan) dengan memanfaatkan sumber daya kelautan dan jasa maritim, yaitu peningkatan produksi perikanan; pengembangan
energi
dan
mineral
kelautan;
pengembangan
kawasan wisata bahari; dan kemampuan industri maritim dan perkapalan. 3. Dikarenakan adanya keterbatasan dana pemerintah, maka tidak semua wilayah dapat dikembangkan pada saat yang bersamaan. Oleh karena itu, perlu dipilih pusat-pusat pertumbuhan yang mempunyai
komoditas
prospektif
(nilai
tambah
tinggi
dan
menciptakan kesempatan kerja tinggi), terutama yang berada di masing-masing koridor ekonomi. Selain itu, prioritas juga akan diberikan pada pengembangan kawasan pesisir yang mempunyai sumber daya kelautan dan jasa maritim.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
4. Investasi Pemerintah, BUMN/BUMD, dan Swasta perlu dioptimalkan pada klaster-klaster industri untuk memicu dampak penggandanya (multiplier effect) pada daerah sekitarnya, termasuk di wilayahwilayah tertinggal. Memberikan captive budget APBN belanja modal untuk Kawasan Timur Indonesia. Belanja modal ini diharapkan akan menyuntikkan pembangunan infrastruktur di kawasan ini sehingga dapat mendorong investasi investasi lebih cepat. Jika investasi dapat digeser ke kawasan timur, maka pemerataan pembangunan antarwilayah lebih mudah dicapai. 5. Upaya
peningkatan
pembangunan
ekonomi
di
semua
pusat
pertumbuhan tersebut, harus tetap mengacu Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai pedoman untuk menjaga keseimbangan alam dan kelangsungan keserasian ekosistem dan lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, diharapkan dapat diciptakan pertumbuhan yang inklusif yang dapat menjangkau seluruh wilayah dan masyarakat dengan tetap menjaga keberlanjutan di masa depan. 6. Keterkaitan
antara
pusat
pertumbuhan
wilayah
dan
daerah
sekitarnya, perlu difasilitasi dengan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dan terhubung dengan baik dan terpadu, khususnya infrastruktur
jalan
dan
perhubungan,
baik
perhubungan
laut
maupun udara, termasuk jaringan informasi dan komunikasi, serta pasokan energi, sehingga tercipta konektivitas nasional, baik secara domestik
maupun
secara
internasional
(locally
integrated,
internationally connected). Prioritas khusus akan diberikan pada peningkatan
fungsi
dan
peran
perhubungan
laut
sebagai
pengembangan poros maritim. 7. Untuk memperlancar distribusi logistik barang, jasa, dan informasi, maka pemerintah pusat dan daerah, maupun melalui kerja sama dengan
dunia
menurunkan mengurangi dwelling
usaha,
biaya ekonomi
time
termasuk
transaksi biaya
(waktu
BUMN,
logistik tinggi;
tunggu
(c)
kapal
berupaya
untuk
(a)
(transaction
cost);
(b)
menurunkan di
rata-rata
pelabuhan);
(d)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
mengembangan sistem logistik dan distribusi secara elektronik, terutama untuk proses preclearance sampai dengan post clearance; dan (e) optimalisasi perijinan ekspor-impor secara terintegrasi dan elektronik antar sektor. 8. Selain itu, perlu dilakukan pula peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK untuk mendukung pengembangan klaster-klaster industri. Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil dan cerdas (skilled
labor)
merupakan
modal
utama
untuk
merintis
terbangunnya proyek-proyek besar di setiap klaster industri. 9. Dari sisi regulasi, Pemerintah secara berkelanjutan terus berupaya untuk menciptakan dan meningkatkan iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif bagi para investor. Pemerintah perlu melakukan
deregulasi
(debottlenecking)
terhadap
beberapa
peraturan yang menghambat pelaksanaan investasi. Fasilitasi dan katalisasi secara bertahap akan terus diberikan oleh Pemerintah melalui pemberian insentif fiskal dan non fiskal. 10.
Pemerintah
secara
berkelanjutan
perlu
berupaya
untuk
meningkatkan koordinasi, sinkronisasi dan sinergi kebijakan antar Kementerian/Lembaga dan antara Kementerian/ Lembaga dengan Pemerintah Daerah. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah perlu bersinergi dan meningkatkan kualitas belanjanya sehingga menjadi stimulus bagi berkembangnya usaha dan investasi di daerah. 11.
Untuk
menciptakan
iklim
investasi
yang
kondusif
bagi
investor, perlu dilakukan peningkatkan dan penguatan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah termasuk kejelasan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, serta peningkatan kapasitas aparatur, kelembagaan, dan keuangan pemerintah daerah. 12.
Untuk
menghindari
timbulnya
kesenjangan
baru
antara
wilayah koridor ekonomi dengan wilayah sekitarnya di setiap pulau, maka pembangunan daerah tertinggal, termasuk desa tertinggal, perlu ditingkatkan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi lokal,
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
penciptaan akses transportasi lokal ke wilayah pertumbuhan, dan percepatan pemenuhan infrastruktur dasar. 13.
Pada
saat
yang
bersamaan
diperlukan
percepatan
peningkatan pembangunan kawasan perkotaan untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman; hijau yang berketahanan iklim dan bencana; cerdas; dan mempunyai daya saing kota. Disamping itu, diperlukan juga peningkatan pembangunan kawasan perdesaan
yang
bertujuan
untuk
mewujudkan
kemandirian
masyarakat dan menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi kota-desa. 14.
Selain daripada itu, akan dilakukan pula penanganan kawasan
perbatasan yang ditujukan untuk mewujudkan kawasan perbatasan sebagai halaman depan negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan pembangunan kawasan perbatasan terdiri: (i) pendekatan keamanan (security approach) dan (ii) pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach). 15.
Hampir seluruh wilayah di Indonesia memiliki risiko tinggi
terhadap
bencana.
Oleh
karena
itu,
diperlukan
penguatan
kemampuan mitigasi dan penanganan daerah bencana, terutama daerah dengan risiko kebencanaan tinggi untuk meningkatkan kewaspadaan bencana dan mencegah risiko bencana. Dengan
kerangka
pembangunan
wilayah
tersebut
diharapkan
kesenjangan antarwilayah antara KBI dan KTI dapat berkurang. Kerangka pengembangan wilayah dan sketsa hirarki pusat-pusat pertumbuhan dan hinterland dapat dilihat pada Gambar 1.3 dan Gambar 1.4.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pemban gu-nan Kawasan Perkotaa n
Pengem ba-ngan Kawasan Perbatas an
RTRW RTRW Nasional & RTRW Pulau
6
Pengem Pengem ba-ngan Kawasan Strategis
Mengurangi Kesenjangan Antar Wilayah Wilayah
Tata Kelola Pemerint Pemerint a-han & Otonomi Daerah
Pengem ba-ngan Kawasan Pedesaa n
Pengem ba-ngan Kawasan Tertingga l
Penangg Penangg u-langan Risiko Bencana
Kerangka Pengembangan Wilayah Jangka Pendek 2015 - 2019 (Sumber: Bappenas 2014)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
ara Internasional Masa Depan di Indonesia (Sumber: Menko erekonomian 2014)
Gambar 6:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
E.2.4
A RAH K EBIJAKAN D AN S TRATEGI P ENGEMBANGAN W ILAYAH
Kebijakan
dan
strategi
pengembangan
wilayah
dalam
rangka
pembangunan nasional, dibagi menjadi beberapa pengembangan sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Strategis1 Arah
Kebijakan
percepatan
Pengembangan
pengembangan
Kawasan
pusat-pusat
Strategis
pertumbuhan
adalah ekonomi
wilayah, terutama di Luar Jawa (Sumatera, Maluku, Kalimantan, Sulawesi,
dan
Papua)
dengan
memaksimalkan
keuntungan
aglomerasi, menggali potensi dan keunggulan daerah yang selaras serta
peningkatan
efisiensi
dalam
penyediaan
infrastruktur.
Pendekatan ini pada intinya merupakan integrasi dari pendekatan sektoral dan regional. Setiap wilayah akan mengembangkan potensi dan keunggulannya, melalui pengembangan industri manufaktur, industri pangan, industri maritim, dan pariwisata serta sektor mikro lainnya. Strategi
yang akan
dilakukan dalam pengembangan
kawasan strategis tersebut adalah: a. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah b. Percepatan Pembangunan Konektivitas c. Peningkatan Kemampuan SDM dan IPTEK d. Regulasi dan Kebijakan e. Peningkatan Iklim Investasi dan iklim usaha 2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan a. Pembangunan Perkotaan Arah kebijakan pembangunan wilayah perkotaan difokuskan untuk membangun kota berkelanjutan dan berdaya saing menuju masyarakat kota yang sejahtera berdasarkan karakter fisik,
1
Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan untuk
mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumber daya alam dan kegiatan budi daya unggulan sebagai “penggerak utama pengembangan wilayah.” Pusat-Pusat pertumbuhan tersebut dapat berupa KEK, KI, KPBPB dsb.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
potensi
ekonomi
dan
budaya
lokal.
Untuk
itu,
strategi
pembangunan perkotaan tahun 2015-2019 adalah :
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP)
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana
Pengembangan kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi dan budaya lokal
Peningkatan Kapasitas Tata Kelola Pembangunan Perkotaan
b. Pengembangan Desa dan Kawasan Perdesaan Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, pengembangan desa dan kawasan perdesaan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa
dan
kualitas
penanggulangan kemiskinan
melalui
hidup
manusia
serta
pemenuhan kebutuhan
dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, kebijakan pembangunan desa dan kawasan perdesaan, termasuk di kawasan perbatasan, daerah tertinggal, pulau-pulau kecil terluar tahun 2015-2019 dilakukan dengan strategi sebagai berikut:
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa, termasuk permukiman
transmigrasi,
sesuai
dengan
kondisi
geografisnya,
Penanggulangan ekonomi
kemiskinan
masyarakat
dan
Desa
pengembangan
usaha
termasuk
permukiman
manusia,
peningkatan
transmigrasi,
Pembangunan keberdayaan,
sumber dan
daya
pembentukan
modal
sosial
masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi,
budaya
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pengawalan
implementasi
UU
Desa
secara
sistematis,
konsisten, dan berkelanjutan melalui koordinasi, fasilitasi, supervisi, dan pendampingan,
Pengembangan
kapasitas
dan
pendampingan
aparatur
pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan,
Pengelolaan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
hidup
berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi
Pengembangan
ekonomi
kawasan
perdesaan
termasuk
kawasan transmigrasi untuk mendorong keterkaitan desa-kota c. Peningkatan Keterkaitan Perkotaan dan Perdesaan Peningkatan keterkaitan desa-kota bertujuan untuk mengurangi kesenjangan
antara
menghubungkan
perkotaan
keterkaitan
dan
fungsional
perdesaan antara
dengan
pasar
dan
kawasan produksi, melalui penguatan sedikitnya 39 pusat pertumbuhan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) atau Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi 27 pusat pertumbuhan di KTI dan 12 pusat pertumbuhan di KBI. Arah kebijakan dan strategi peningkatan keterkaitan desa-kota tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan desa, serta antar pulau.
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota
melalui
pengembangan
klaster
khususnya
agropolitan, minapolitan, pariwisata, dan transmigrasi.
Peningkatan
Kapasitas
Tata
Kelola,
Kelembagaan,
Masyarakat dalam Peningkatan Keterkaitan Kota-Desa.
dan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah Peningkata n Kemampu an SDM dan IPTEK (Science dan Techno Park)
INDUSTRIALISA SI/ HILIRISASI
Regulasi dan Kebijakan (menghap us kebijakan yang mengham bat investasi
Percepatan Pembangu Pembangu nan Konektivita s dan SISLOGNA S
Peningkata n Iklim Investasi dan Iklim dan Iklim Usaha (PTSP, Insentif Insentif Fiskal dan Non Fiskal
6 Percepatan Pengembangan Pusat-Pusat Pertumbuhan Melalui Industrialisasi/Hilirisasi (Sumber: Bappenas, 2014)
3. Pengembangan Daerah Tertinggal2 dan Kawasan Perbatasan3 a. Pengembangan Daerah Tertinggal
2Daerah
Tertinggal adalah meliputi kabupaten yang masih dalam kategori tertinggal berdasarkan
kriteria ekonomi; SDM; infrastruktur; kapasitas keuangan daerah; aksesibilitas; dan karakteristik daerah.
3
Kawasan Perbatasan Negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara geografis dan
demografis berbatasan langsung dengan negara tetangga dan atau laut lepas.Kawasan perbatasan Negara meliputi kawasan perbatasan darat dan kawasan perbatasan laut termasuk pulau-pulau kecil terluar.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Arah kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal difokuskan pada:
Upaya pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhanpelayanan dasar publik;
Pengembangan perekonomian masyarakat yang didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur penunjang konektivitas antara daerah tertinggal dan kawasan strategis.
Strategi pengembangan daerah tertinggal sebagai berikut:
Mengembangkan
perekonomian
masyarakat
di
daerah
tertinggal dalam rangka meningkatkan nilai tambah sesuai dengan karakteristik, posisi strategis, dan keterkaitan antar kawasan,
Meningkatkan aksesibilitas
yang menghubungkan daerah
tertinggal dengan pusat pertumbuhan melalui pembangunan sarana dan prasarana transportasi,
Meningkatkan kualitas SDM, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), dan kapasitas tata kelola pemerintahan daerah,
Mempercepat pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pelayanan dasar publik, terutama di bidang pendidikan, kesehatan,
transportasi,
telekomunikasi,
serta
air
bersih,
mendukung
energi/listrik,
upaya
pemenuhan
kebutuhan dasar,
Melakukan penguatan regulasi terhadap daerah tertinggal dan pemberian
insentif
kepada
pihak
swasta
dalam
pengembangan iklim usaha di daerah tertinggal,
Melakukan pembinaan terhadap daerah tertinggal yang sudah terentaskan
melalui
penguatan
kapasitas
kelembagaan
pemerintahan daerah dan peningkatan kapasitas SDM;
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Mendukung
pengembangan
kawasan
perdesaan
dan
transmigrasi sebagai upaya pengurangan kesenjangan antar wilayah.
Mempercepat pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat, yang difokuskan pada (i) pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal, (ii) peningkatan pelayanan pendidikan dan kesehatan terutama di wilayah terisolir, (iii) pembangunan infrastruktur transportasi untuk membuka keterisolasian, (iv) pemihakan terhadap
Orang
Asli
Papua,
(v)
penguatan
kapasitas
kelembagaan pemerintah daerah melalui pemantapan sistem tata kelola yang baik, (vi) pembangunan sentra logistik untuk mengatasi kemahalan, (vii) pengembangan energi baru dan terbarukan terutama di wilayah terisolir, (viii) penguatan kelembagaan percepatan pembangunan Provinsi Papua dan Papua Barat. b. Pengembangan Kawasan Perbatasan Pengembangan kawasan perbatasan 2015-2019 difokuskan pada 26
Pusat
Kegiatan
Strategis
Nasional4
(PKSN)
Kawasan
Perbatasan dan 187 lokasi prioritas (lokpri) perbatasan. Arah kebijakan mewujudkan
pengembangan kawasan
kawasan
perbatasan
perbatasan
sebagai
adalah
halaman
depan
negara yang berdaulat, berdaya saing, dan aman. Pendekatan
pembangunan
kawasan
perbatasan
terdiri:
(i)
pendekatan keamanan (security approach), dan (ii) pendekatan peningkatan kesejahteraan masyarakat (prosperity approach). Sehubungan
dengan
hal
tersebut,
strategi
pengembangan
kawasan perbatasan diperlukan melalui:
Pengembangan
pusat
pertumbuhan
ekonomi
kawasan
perbatasan negara berdasarkan karakteristik wilayah, potensi lokal, dan mempertimbangkan peluang pasar negara tetangga
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
dengan didukung pembangunan infrastruktur transportasi, energi, sumber daya air, dan telekomunikasi;
Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang handal serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memanfaatkan
dan
mengelola
potensi
lokal,
untuk
mewujudkan kawasan perbatasan negara yang berdaya saing;
Pembangunan konektivitas simpul transportasi utama Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) dengan lokasi prioritas (Kecamatan disekitarnya), Pusat Kegiatan Wilayah (Ibukota Kabupaten), Pusat Kegiatan Nasional (Ibukota Provinsi);
Transformasi kelembagaan lintas batas negara, yaitu Costum, Immigration, Quarantine, Security (CIQS) menjadi satu sistem pengelolaan yang terpadu;
Peningkatan kualitas dan kuantitas, serta standarisasi sarana prasarana pengamanan perbatasan laut dan darat, serta melibatkan peran aktif masyarakat dalam mengamankan batas dan kedaulatan negara;
Penegasan batas wilayah negara di darat dan laut melalui Prainvestigation, refixation, maintenance (IRM), pelaksanaan IRM, penataan kelembagaan diplomasi perundingan yang didukung oleh kelengkapan data/peta dukung dan kapasitas peran dan fungsi kelembagaan yang kuat; dan
Peningkatan
kerjasama
perdagangan
(Border
Trade
Aggreement) dan kerjasama pertahanan dan keamanan batas wilayah dengan negara tetangga. 4 Penanggulangan Bencana Untuk mengantisipasi risiko bencana yang sudah ada dan yang berpotensi
dimasa
dikelola/diminimalisasi
yang akan
akan dapat
datang
bila
mengakibatkan
tidak
terjadinya
kemunduran dari pembangunan yang sudah dilakukan. Sehubungan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
dengan hal tersebut, maka arah kebijakan didalam penanggulangan bencana adalah: a. mengurangi risiko bencana; dan b. meningkatkan ketangguhan menghadapi bencana. Strategi penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana adalah sebagai berikut. a. Internalisasi
pengurangan
risiko
bencana
dalam
kerangka
pembangunan berkelanjutan di pusat dan daerah, b. Penurunan tingkat kerentanan terhadap bencana, c. Peningkatan
kapasitas
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana, 5. Pengembangan Tata Ruang Wilayah Nasional Untuk mendukung pelaksanaan percepatan pembangunan wilayah, diperlukan
landasan
utama
pembangunan,
yaitu:
penataan,
pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang ditujukan untuk pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang. Acuan untuk pengembangan tata ruang wilayah nasional mengacu pada PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Adapun arah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah nasional adalah sebagai berikut: 1. Kebijakan terkait pengembangan struktur tata ruang: 2. Kebijakan terkait pengembangan pola ruang: Untuk melaksanakan arah kebijakan pengembangan tata ruang wilayah nasional tersebut, maka strategi pengembangan tata ruang wilayah sebagai berikut: 1. Peningkatan Prasarana,
Kualitas
dan
Jangkauan
Pelayanan
Jaringan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
2. Pemeliharaan dan Perwujudan Kelestarian Fungsi Lingkungan Hidup, 3. Pencegahan
Dampak
Negatif
Kegiatan
Manusia
Terhadap
Kerusakan Lingkungan Hidup, 4. Pengendalian Perkembangan Kegiatan Budi Daya Sesuai Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan, 5. Pelestarian
dan
Peningkatan
Fungsi
dan
Daya
Dukung
Lingkungan Hidup,
7 Rencana Tol Laut Dalam Mendukung Poros Maritim Dunia (Sumber: Bappenas, 2014)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
8 Pengembangan Transportasi Penyeberangan Komplemen Konsep Tol Laut
(Sumber: Bappenas, 2014)
Lhokseum awe KEK SEI
Tarakan
MANGKEI
1 Kabupaten
Simalungun, Sumut
Padang Pariaman
KEK TANJUNG API-API
2
Kab. Banyuasin, Sumatera Selatan
KEK TANJUNG LESUNG Kab. Pandeglang, Banten
KEK MBTK
Kabupaten Kutai Timur, Kaltim
3
Jawa Barat
4
KEK BITUNG KEK MOROTAI Kota Bitung,8 Sulawesi Kab. Pulau Utara KEK PALU 6 Morotai, Maluku Raja Kota Palu, Utara Sorong Sulawesi Ampat 5 Papua Tengah Barat Teluk
Bituni, Garombin Papua g, Kab. Batu Barat Baru. Licin Taka Sulsel Bonerate, Merauke Selayar Keterangan 7 Sulawesi KEK MANDALIKA Selatan Lokasi KEK yang telah ditetapkan s. Kab. Lombok Tengah, NTB Indikasi Lokasi KEK 2014-2019 2014
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
9 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Ekonomi Khusus
(Sumber: Bappenas, 2014)
10 Pengembangan Infrastruktur Penunjang Kawasan Strategis Pariwisata Nasional
(Sumber: Bappenas, 2014)
11 Koridor Pengembangan Ekonomi Indonesia Berdasarkan MP3EI
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali Sumber: Master Plan Percepatan dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
E.2.5
A RAH K EBIJAKAN D AN S TRATEGI P ENGEMBANGAN P ULAU J AWA - B ALI
Berdasarkan potensi dan keunggulan Wilayah Pulau Kalimantan, maka tema besar Pembangunan Wilayah Kalimantan: 1. Mempertahankan
fungsi
Kalimantan
sebagai
paru-paru
dunia,
dengan meningkatkan konservasi dan rehabilitasi DAS, lahan kritis, hutan lindung, dan hutan produksi; serta mengembangkan sistem pencegahan
dan
penanggulangan
bencana
alam
banjir
dan
kebakaran hutan. 2. Lumbung komoditas
energi batu
nasional bara,
dengan
termasuk
pengembangan
pengembangan
hilirisasi
energi
baru
terbarukan berbasis biomassa dan air atau matahari atau sesuai dengan kondisi SDA masing-masing provinsi, 3. Pengembangan industri berbasis komoditas kelapa sawit, karet, bauksit, bijihbesi, gas alam cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa. 4. Menjadikan
Kalimantan
sebagai
salah
satu
lumbung
pangan
nasional. Arah kebijakan dan strategi wilayah Kalimantan dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pengembangan Kawasan Strategis Kebijakan pengembangan kawasan strategis bidang ekonomi di Wilayah Pulau Kalimantan difokuskan untuk pusat produksi dan pengolahan hasil perkebunan, tambang, dan lumbung energi nasional yang berdaya saing. Percepatan pembangunan kawasan strategis dilakukan melalui strategi sebagai berikut: a. Pengembangan Potensi Ekonomi Wilayah di Pulau Kalimantan b. Peningkatan
konektivitas
antara
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi dengan kawasan-kawasan penyangga sekitarnya yang meliputi:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Menyiapkan
sarana
prasarana
pengembangan
kawasan
pertumbuhan Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), dan kawasan pertumbuhan lainnya di Kalimantan dengan kawasan pendukung di sekitarnya (hinterland);
Peningkatan akses jalan industri Ketapang menuju pelabuhan;
Jalan tembus dari kawasan industri menuju ke pelabuhan Pontianak;
Pelabuhan dermaga Batulicin dengan kedalaman 22 m;
Mempercepat pembangunan dan pengembangan jaringan jalan yang meliputi pembangunan ruas jalan akses kawasan industri Batulicin ke pelabuhan Batulicin, pelebaran jalan Samarinda–Tenggarong, dan tol Samarinda–Balikpapan;
Pembangunan Jalan Akses Maloy;
Mempercepat pembangunan Jembatan Kembar Mahakam dan Jembatan Loa Kulu;
Pembangunan Jalan Askes dan Jembatan di kawasan Pulau Balang;
Mempercepat pembangunan dan pengembangan pelabuhan Kuala Samboja, pelabuhan Seibuku, terminal peti kemas Palaran,
pelabuhan
Samarinda,
Pelabuhan
Internasional
Maloy, fasilitas pelabuhan Kariangau serta bandara Samarinda Baru untuk meningkatkan distribusi logistik;
Pengembangan distribusi air baku;
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pembangunan waduk/bendung, jaringan irigasi dan sumber air baku penunjang kawasan strategis.
c. Pe ng ua ta n
Kemampuan SDM dan IPTEK
d. Penguatan Regulasi bagi Peningkatan Iklim Investasi dan Iklim Usaha 12 Peta Lokasi Pusat-Pusat Pertumbuhan Wilayah Pulau Kalimantan RPJMN 2015-2019 (Sumber: Bappenas, 2014) 2. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Pedesaan
a. Pengembangan Kawasan Perkotaan Arah kebijakan pengembangan kawasan perkotaan di Wilayah Pulau Kalimantan diprioritaskan pada percepatan keterkaitan dan manfaat antarkota dan desa dengan kota, Penguatan Sistem Perkotaan
Nasional
pembentukan
1
(SPN)
Kawasan
Berbasis perkotaan
Kewilayahan metropolitan
melalui baru;
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
optimalisasi 3 kota sedang sebagai buffer urbanisasi; dan membangun 3 kota baru publik yang mandiri dan terpadu sebagai sebagai pengendali (buffer) urbanisasi di kota dan kawasan
perkotaan.
Percepatan
pembangunan
kawasan
perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:
Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional (SPN)
Percepatan pemenuhan Standar Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk mewujudkan kota layak huni yang aman dan nyaman pada Kawasan Metropolitan Baru, Kota Sedang, dan Kota Baru Publik di Wilayah Kalimantan
Perwujudan Kota Hijau yang Berketahanan Iklim dan Bencana
Perwujudan Kota Cerdas dan Berdaya Saing
Kebijakan
untuk
Meningkatkan
Kapasitas
Tata
Kelola
Pembangunan Perkotaan b. Pengembangan Kawasan Pedesaan Sesuai
amanat
pengembangan
UU desa
No.
6
dan
Tahun
kawasan
2014,
arah
perdesaan
kebijakan
di
Wilayah
Kalimantan adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa
dan
kualitas
hidup
manusia
serta
penanggulangan
kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, membangun potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Pembangunan desa dan kawasan perdesaan diarahkan pula untuk membangun keterkaitan ekonomi lokal antara perkotaan dan perdesaan melalui integrasi kawasan perdesaan mandiri pada 7 kawasan pertumbuhan. Percepatan pembangunan
kawasan
perdesaan
di
Wilayah
Kalimantan
dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:
Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum Desa termasuk permukiman transmigrasi sesuai dengan kondisi geografisnya
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Penanggulangan ekonomi
kemiskinan
masyarakat
dan
Desa
pengembangan
usaha
termasuk
permukiman
manusia,
peningkatan
transmigrasi
Pembangunan keberdayaan,
sumber dan
daya
pembentukan
modal
sosial
budaya
masyarakat Desa termasuk permukiman transmigrasi
Pengembangan
kapasitas
dan
pendampingan
aparatur
pemerintah desa dan kelembagaan pemerintahan desa secara berkelanjutan
Pengelolaan
sumber
daya
alam
dan
lingkungan
hidup
berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan perdesaan termasuk di kawasan transmigrasi c. Peningkatan Keterkaitan Kota dan Desa di Wilayah Pulau Kalimantan Peningkatan
keterkaitan
desa-kota
di
Wilayah
Kalimantan
diarahkan dengan memperkuat pusat-pusat pertumbuhan, yaitu kawasan Sambas dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Rasau Jaya dan sekitarnya (Provinsi Kalbar), Gerbang Kayong dan sekitarnya (Prov. Kalbar), Pangkalan Bun dan sekitarnya (Provinsi Kalteng), Marabahan dan sekitarnya (Prov. Kalsel), Sangata dan sekitarnya (Provinsi. Kaltim), serta Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya (Provinsi
Kaltim).
transmigrasi, kawasan
Kawasan-kawasan ini mencakup
kawasan
pariwisata.
agropolitan Percepatan
dan
kawasan
minapolitan,
pembangunan
serta
keterkaitan
kawasan perkotaan di Wilayah Kalimantan dilakukan melalui berbagai strategi, sebagai berikut:
Perwujudan konektivitas antara kota sedang dan kota kecil, antara kota kecil dan desa, serta antar pulau
Perwujudan keterkaitan antara kegiatan ekonomi hulu dan hilir desa-kota melalui pengembangan klaster khususnya
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pe nin gk ata n
tata kelola ekonomi lokal yang berorientasi kepada keterkaitan desa-kota.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
13 Peta Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan PerkotaanPedesaan di Pulau Kalimantan 2015-2019 (Sumber: Bappenas, 2014)
3. Pengembangan Daerah Tertinggal dan Kawasan Perbatasan a. Pengembangan Daerah Tertinggal Pembangunan daerah tertinggal dilakukan melalui strategi sebagai berikut:
Pemenuhan Pelayanan Dasar Publik -
Bidang Pendidikan
-
Bidang Kesehatan
-
Bidang Energi
-
Bidang Informasi dan Telekomunikasi
-
Bidang Permukiman dan Perumahan
Pengembangan Ekonomi Lokal Penguatan Konektivitas dan Sislognas Penguatan Kemampuan SDM dan IPTEK Penguatan Regulasi dan Insentif
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pem bina an
Daerah Tertinggal Terentaskan
Pengembangan Kawasan Perdesaan dan Transmigrasi
14 Peta Sebaran Daerah Tertinggal di Pulau Kalimantan 2015-2019 (Sumber: Bappenas, 2014) b. Pengembangan Daerah Perbatasan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Arah kebijakan Pengembangan Kawasan Perbatasan di Wilayah
Pulau
Kalimantan
difokuskan
untuk
meningkatkan peran sebagai halaman depan negara yang maju
dan
berdaulat
perbatasan
darat
dengan
dan
negara
laut.
Fokus
Malaysia
di
Pengembangan
Kawasan Perbatasan di Wilayah Pulau Kalimantan diarahkan pengembangan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di Wilayah Pulau Kalimantan, yaitu PKSN Jagoi Babang, PKSN Nanga Badau, PKSN PalohAruk, PKSN Entikong, PKSN Jasa, PKSN Long Pahangai, PKSN Long Nawan, PKSN Simanggaris, PKSN Long Midang, PKSN Nunukan, PKSN Tanlumbis dan PKSN Tarakan; serta mempercepat Prioritas
pembangunan
(Lokpri)
di
tahun
Kecamatan
2015-2019.
Lokasi Strategi
pengembangan kawasan perbatasan diarahkan untuk mewujudkan kemudahan aktivitas masyarakat kawasan perbatasan dalam berhubungan dengan negara tetangga dan pengelolaan sumber daya darat dan laut untuk menciptakan
kawasan
perbatasan
yang
berdaulat.
Strategi tersebut dilakukan sebagai berikut:
Penguatan
pengelolaan
pemeliharaan,
dan
pengamanan
fasilitasi
penegasan,
kawasan
perbatasan
Kalimantan
Pengembangan Ekonomi Lokal
Penguatan Konektivitas dan Sislognas
Penguatan Kemampuan SDM dan Iptek
Penguatan Regulasi dan Insentif
Adapun sebaran lokasi prioritas pengembangan kawasan perbatasan Berdasarkan Bappenas, 2014 dapat dilihat berikut: Daftar Lokasi Prioritas Pengembangan Kawasan Perbatasan Wilayah Pulau Kalimantan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
No. 1. 2. 3. 4.
Kabupaten Sambas Bengkayang Sanggau Sintang
5. Kapuas Hulu
Kecamatan Lokasi Prioritas Paloh; Sajingan Besar Jagoi Babang; Siding Entikong; Sekayam Ketungau Hulu; Ketungau Tengah Badau; Puring Kencana; Batang Lupar;
Embaloh
Putussibau 6. Mahakam Ulu 7. Malinau
Putussibau
Selatan Long Apari; Long Pahangai Kayan Hulu; Pujungan; Kayan Hilir;
8. Nunukan
Utara;
Hulu;
Bahau
Hulu;
Kayan
Selatan Sebatik Barat; Krayan Selatan; Krayan;
Lumbis;
Sebuku;
Sebatik;
Lumbis
Ogong;
Simanggaris;
Tulin
Onsoi;
Sebatik Tengah; Sebatik Timur; Sebatik Utara.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
15 Peta Sebaran Lokasi Prioritas Kawasan Perbatasan di Pulau Kalimantan 2015-2019 (Sumber: Bappenas, 2014) 4. Penanggulangan Bencana
Untuk mendukung pengembangan wilayah Pulau Kalimantan, arah kebijakan penanggulangan bencana diarahkan untuk mengurangi risiko
bencana
dan
meningkatkan
ketangguhan
pemerintah,
pemerintah daerah dan masyarakat terhadap bencana.Strategi penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana di wilayah Pulau Kalimantan adalah sebagai berikut: a. Internalisasi
Pengurangan
Risiko
Bencana
Pembangunan Berkelanjutan b. Penurunan Kerentanan Terhadap Bencana
dalam
Kerangka
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
c. Peningkatan
kapasitas
penyelenggaraan
penanggulangan
Bencana
16 Peta Indeks Resiko Bencana di Pulau Kalimantan 2015-2019 (Sumber: Bappenas, 2014)
5. Prioritas Program Pembangunan Nasional di Pulau Kalimantan
Prioritas Program Pembangunan Nasional Jangka Menengah di Pulau Kalimantan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah dapat dilihat pada tabel berikut:
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Tabel. 1:
Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan Perhubungan
KALIMANTAN BARAT
Provinsi
Perhubungan Darat PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak
Udara Pengembangan Bandara Supadio Pembangunan Bandara Singkawang
Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang)
Perhubungan Laut Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang) Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing* Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar
Jalan Pembangunan Jalan Siduk - Sei Keli Nangatayap Pembangunan Jalan Ketapang - Siduk Sukadana - Teluk Batang Pembangunan Jalan Tebas-SentebangTn.Hitam-JerujuLiku - Merbau Temajok Pembangunan Jalan Tn.Hitam Sp.Bantanan Galing - Aruk Pembangunan Jembatan Tayan Pembangunan Jalan Nanga Pinoh - Batas Kalteng Pembangunan Jembatan Kapuas II Pembangunan Jalan Lingkar Luar Pontianak Pembangunan Jalan
ASDP Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian*
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
KALIMANTAN TENGAH
Provinsi
Perhubungan Darat
Perhubungan
Perhubungan
Udara
Laut
Pembangunan Jalur KA : Kudangan – Nanga Bulik – Kumai
Pengembangan Bandara Tjilik Riwut
Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Kuala Kurun – Rabambang – Tumbang Samba – Sampit- Kuala Pembuang – Teluk Segintung Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba – Rantau Pulut -Nanga
Pembangunan Bandara Muara Teweh
Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai Pengembangan Pangkalan Bun
Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang
Jalan Perbatasan Ruas Temajuk - Gunung Kukud - Simpang Tanjung Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Teberau Bts.Kec.Siding - Bts. Kab. Sanggau - Bts Kec Sekayam - Bts. Kab. Sintang Pembangunan Jalan Perbatasan Ruas Putussibau - Nanga Era - Bts Kaltim Pembangunan Jalan RASAU - SEPULAU Pembangunan Jalan PalangkarayaBukittliti-Bkt.BatuBuntok-Ampah
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok
Pembangunan Jalan Sampit-SamudaUjung Pandaran
Pemb. Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir
Pembangunan Jalan Tumbang SambaTbg Senawang-Bts Kalbar
Pengadaan Bus Air
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Perhubungan Provinsi
Perhubungan Darat
Udara
KALIMANTAN SELATAN
Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun – Rambambang – palangkaraya – Pulang Pisau – Batanjung (Kuala Kapuas) Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu – Bangkuang / Mangkatip - Batanjung Pembangunan Jalur KA BanjarmasinPalangkaraya
Pembangunan KA Tanjung-ParinginRantau- MartapuraBandara Syamsoedin Noor Banjarmasin Pembangunan jalur kereta api : Banjarmasin Pelaihari Batu Licin Sengayam Tanah Grogot Pembangunan Jalur KA
Perhubungan Laut Pengembangan Pelabuhan Bagendang*
Jalan
ASDP
Pembangunan Jembatan Tumbang Samba
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM
Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam
Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru* Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Petanak*
Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin
Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku)
Pembangunan Jalan akses menuju Pelabuhan Pelaihari di Kabupaten Tanah Laut
Pengembangan
Pembangunan Jalan
Pembangunan Jalan akses Kawasan Industri Batulicin ke Pelabuhan Batulicin
Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku*
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Perhubungan
Perhubungan
Udara
Pembangunan Jalur KA BanjarmasinPalangkaraya
Laut Pelabuhan Pelaihari/Swaranga n Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin
Pengembangan Pelabuhan Marabatuan
Perhubungan Darat Tanjung-Balikpapan
Jalan Benua Anyar Margasari-Ma. Muning-Kandangan Pembangunan Jalan Kandangan Hampang- Batu Licin Pembangunan Jalan Kawasan Industri Batulicin Ruas BatulicinLumpangi, Batulicin-Mentewe, Batulicin-Pagatan, Batulicin-S.Kupang, dan Simp. KodecoMentewe Pembangunan Jalan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin (Trisakti - Pasir Mas - Jembatan Barito) Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Trisakti dan Pelabuhan Pelaihari Peningkatan Jalan Ambungan - Tajau Pecah Pembangunan Jalan Lingkar (Sei Ulin dan Batu Licin) Pembangunan Jembatan
ASDP
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
KALIMANTAN TIMUR
Provinsi
Perhubungan Darat
Perhubungan
Perhubungan
Udara
Laut
Jalan
Pembangunan jalur KA antara Balikpapan Samarinda
Pembangunan Bandara Tana Paser
Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran
Pembangunan jalur KA antara Muara Wahau Muara Bengalon (swasta)
Pengembangan Bandara Bontang
Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang *
Pembangunan jalur KA antara Murung Raya – Kutai Barat – Paser – Penajam Paser Utara – Balikpapan (swasta) Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan
Pengembangan Bandara Samarinda Baru
PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda* PengembanganSistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan
Pembangunan Bandara Perintis Long Apari
Pelabuhan
Kuala
Penghubung Pulau Laut Pembangunan Jalan Akses Jembatan Pulau Balang Pembangunan Jalan SangkulirangTaliyasan-GunturTanjung Redep Pembangunan Jalan Tol Samarinda Balikpapan
Samboja Pengembangan Bandara Datah Dawai
Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau) Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot Pengembangan Pelabuhan Samarinda Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai
Pembangunan Jalan Akses Maloy
Pembangunan Jembatan Loa Kulu Pembangunan Jembatan Pulau Balang Pembangunan Jembatan Tullur Aji Jejangkat Pembangunan Jalan Singkuang – Bandara Kalimarau
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Perhubungan
KALIMANTAN UTARA
Provinsi
Perhubungan Darat
Udara
Perhubungan Laut pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project
Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan
Pengembangan Pelabuhan Nunukan
Pengembangan Bandara JuwataTarakan Pembangunan Bandara Maratua
Pengembangan Pelabuhan Tarakan Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor
Jalan
Pembangunan Jembatan Kelay (Kab. Berau) Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai Pembangunan Jalan Lingkar Samarinda Pembangunan Jalan Perbatasan Bts Kalbar - Tiong Ohang - Long Pahangai-Batas Kaltara Pembangunan Jalan Perbatasan Long Nawang - Long Bujungan - Long Kemuat - Langap – Malinau Pembangunan Jalan Mesalong-Sasipu-Tou Lumbis Pembangunan Jalan Perbatasan Malinau – Punan - Long Bawan – Long Midang
ASDP
Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Perhubungan Provinsi
Perhubungan Darat
Perhubungan
Udara Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan
Laut Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka
Pembangunan Bandar Udara Sebatik
Pengembangan Pelabuhan Malundung Pengembangan Pelabuhan Sebatik
Jalan
ASDP
Pembangunan Jalan Long Nawang – Metulang – Long boh – Bts Kaltim Pembangunan Jalan Penghubung Kab. Bulungan – Tarakan Pembangunan Jembatan Pendukung Pengembangan Kota Baru Tarakan
Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam
Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung)
Tabel. 2:
Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan (lanjutan)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
KALIMANTAN BARAT
Provinsi
Ketenagalistrikan PLTU Kalbar-1 200 MW
PLTG/MG Mobile PP Kalbar 100 MW
Telekomunikasi & Informatika Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
Sumber Daya Air Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.I. Sanggau Ledo Bengkayang
Pembangunan Outer Ring Canal Kota Metropolitan Pontianak Kota Pontianak
Pendidikan Peningkatan pelayanan pendidikan daerah perbatasan dan pulau (dalam bentuk sekolah berasrama). Pembangunan Politeknik di Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu dan
Kesehatan Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (difokuskan untuk 10 kabupaten tertinggal dan daerah perbatasan) Pemenuhan tenaga medis
Sanggau. PLTG/MG Pontianak Peaker-1 100 MW
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
Pembanguan PLTS Komunal dan PLTMH
Perkuatan Tebing Sungai Kapuas Sei Nipah Kuning Kota Pontianak Kota Pontianak Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kota Sintang Kab Sintang Pembangunan Sarana/Prasarana Pengendali Banjir Kab. Kapuas Hulu Kab Kapuas Hulu Pembangunan Bendungan Segedong Kab Pontianak Pembangunan Bendungan Kapuas
Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dasar Peningkatan sarana dan prasarana kesehatan rujukan (Kab. Sanggau, Kab. Kapuas Hulu, Kab. Sambas, Kab. Bengkayang) Pengendalian penyakit HIV dan AIDS
Penanggulangan gizi buruk
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
KALIMANTAN TENGAH
Provinsi
Ketenagalistrikan
Telekomunikasi & Informatika
PLTMG Bangkanai (FTP2) 140 MW
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
PLTU Kalselteng 1 100 MW
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
Sumber Daya Air Hulu Kab Kapuas Hulu Peningkatan kapasitas Waduk Panepat ( 10 Ha) Kota Pontianak Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Kota Ketapang Kab Ketapang Pembangunan Prasarana Pengambilan dan Saluran Pembawa Air Baku Sungai Potan Kab Kapuas Hulu Pembangunan Prasarana Air Baku Kotawaringin Barat Kab Kotawaringin Barat Revitalisasi lahan rawa ex PLG
Pendidikan
Kesehatan
Program PAUD : a. BOP PAUD; b. Rintisan PAUD; dan c. Gugus PAUD
Pelayanan Kesehatan Dasar : Diperlukan akreditasi dan peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar Pelayanan Kesehatan Perorangan : a. Membangun sistem penanggulangan kegawat daruratan terpadu; b. Peningkatan pemenuhan layanan spesialistik; dan c. Peningkatan kepastian tenaga kesehatan strategis untuk mendukung target MDGs
Program Pendidikan Dasar a. Peningkatan mutu SD; b. Peningkatan mutu PK-PLK; c. Peningkatan mutu SMP; dan d. P2TK Dikdas (tunjangan guru kualifikasi, daerah khusus/terpencil, tunjangan profesi,
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
Persiapan Jaringan Kabel Listrik bawah Laut KalimantanTengah ke Jawa tengah
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air
Pendidikan dan tunjangan fungsional non-PNS) Program Pendidikan Menengah dan Luar Biasa : a. Layanan Peningkatan mutu Pendidikan SMA; b. Layanan Peningkatan mutu SMK; dan c. P2TK Dikmen (tunjangan kualifikasi guru, daerah khusus/terpencil, tunjangan profesi, dan tunjangan fungsional non-PNS) Program Pendidikan Non-formal dan Informal : Peningkatan mutu Layanan kursus dan keterampilan
Kesehatan
Peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana : Peningkatan/pengemba ngan rumah sakit jiwa kalawa atei
Program Jaminan Kesehatan dan Kefarmasian : a. Jaminan kesehatan, diperlukan untuk pembayaran premi (Jamkesda Kalteng Barigas) agar masyarakat miskin yang belum menerima (JKNPBI) dapat masuk dalam kartu Kalteng Barigas; b. Peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan; dan c. Peningkatan produksi dan distribusi
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air
Pendidikan
KALIMANTAN SELATAN
Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan
PLTGU/MGU Kalsel Peaker 1 200 MW
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Lanjutan Pembangunan Jaringan Irigasi D.I Batang Alai
Pembangunan sekolah baru SD, SMP, SMA/SMK
PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Seberang Barito) 100 MW
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Barito di Marabahan, Kab Batola Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Martapura, Kota Banjarmasin Pembangunan
Pembangunan ruang kelas baru SD, SMP, SMA/SMK.
PLTG/MG Mobile PP Kalselteng (Trisakti dan Kayutangi) 100 MW PLTU Kalsel (FTP2)
Kesehatan kefarmasian Penanggulangan Masalah Kesehatan : a. Penanganan krisis kesehatan; b. Penanganan rabies; c. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM); d. Sistem Surveillance terpadu; e. Universal Child Immunization (UCI); f. Eliminasi Malaria; g. Pemberantasan Tb paru; h. Penemuan kasus HIV/AIDS; dan i. Penanggulangan filariasis Pembangunan Puskesmas yang terakreditasi (1 kecamatan = 1 puskesmas) Peningkatan sarana prasarana kesehatan
Rehabilitasi ruang kelas SD, SMP, SMA/SMK.
Bina gizi kesehatan ibu dan anak
Peningkatan
Penyehatan lingkungan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan 2x100 MW
PLTU Kalselteng 2 100 MW
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi Pembangunan PLTS Komunal Program Listrik Gratis
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air Pengendali Erosi dan Proteksi Sungai Martapura, Kab Banjar Pembangunan Pengendali Erosi dan Proteksi S. Tabalong (3 Lokasi) Pengendalian Banjir Santui, Kintap dan Batu Licin Pengendalian Banjir, Jorong, Asam - Asam & Kintap Pengendalian Banjir Kandang Jaya Normalisasi Sungai Martapura Pembangunan Pengaman Pantai Aluh Aluh Pembangunan Waduk Tapin Tanah Bendungan Tapin Pembangunan Embung Tala Pembangunan Embung Tanbu Pembangunan Air Baku Banjar Bakula
Pendidikan
Kesehatan
kualifikasi pendidikan guru (S1) Pendidikan keaksaraan dan pendidikan paket A, paket B, dan paket C
BOK
Provinsi
Ketenagalistrikan
KALIMANTAN TIMUR
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
PLTG/MG Kaltim Peaker 2 100 MW
Telekomunikasi & Informatika Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan
Sumber Daya Air
Pendidikan
Pembangunan Waduk Teritip Kab. Balikpapan
Pengembangan Politeknik Negeri Samarinda (penguatan Program Studi Nautika)
PLTU Kaltim (FTP2) 2x100 MW
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pembangunan Bendung Tepian Buah (1.500 Ha) Kab. Berau
Pengembangan Institut Teknologi Kalimantan serta Institut Seni dan Budaya (ISBI)
PLTU Kaltim 4 100 MW
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
Pembangunan Bendung Sidomukti Kab. Kukar
Penyediaan layanan pendidikan di daerah perbatasan (Kab. Mahakam Ulu)
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi
Pembangunan Bendung Sukabumi Kab. Kukar
Pembangunan asrama untuk SMA unggulan, terutama untuk daerah perbatasan (Kab. Mahakam Ulu)
PLT Biomass sawit dan
Pembangunan
Kesehatan Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan dasar : 1. Pembangunan puskesmas baru: Long Apari, Long Bagun dan Long Pahangai (Kab. Mahakam Ulu, Kaltim); 2. Rehabilitasi puskesmas; 3. Alat Kesehatan; dan 4. Pusling perairan (Kab. Berau, Kutai Barat dan Mahakam Ulu) Pengembangan puskesmas 24 jam menjadi RS Pratama (Diusulkan untuk Kab. Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda (lokasi perbatasan)) Pemenuhan peralatan kesehatan RS Pratama (Lokasi di 5 kabupaten: Kab. Paser, Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kab. Mahakam Ulu, Kab. Berau)
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan limbah sawit (Energi Baru Terbarukan) PLTS Komunal
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air Bendung Ritan Lama Kab. Kukar Pembangunan Bendung Mejang Kab. Kutim Peningkatkan DR. Sebakung Kab. PPU Pembangunan Bendali V Banjir Papan Lestari Sepinggan Kota Balikpapan Kota Balikpapan Lanjutan Penanganan Banjir dan Pengaman Tebing Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota Samarinda Pembangunan Pintu Air dan Pompa Banjir Muara Sungai Karang Mumus Kota Samarinda Kota Samarinda Lanjutan Pembangunan Bendungan Teritip Kota Balikpapan Kota Balikpapan Pembangunan Bendungan Sepaku Semoi Kab. PPU Pembangunan Bendungan Lambakan Kab. PPU Pengerukan dan Konservasi DAS Danau
Pendidikan
Kesehatan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air
Pendidikan
Kesehatan
Pembangunan untuk RS Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu), Kab. Nunukan (sebayu dan krayan), Kab. Malinau (long ampung, RS Langap). Penyediaan alkes, jaringan, untuk RS Pratama di Pratama di Kab. Tana Tidung (Tana lia, bebatu), Kab. Nunukan
KALIMANTAN UTARA
Semayang Kab. Kukar Pengerukan dan Konservasi DAS Danau Melintang Kab. Kukar Pembangunan Embung Aji Raden Kota Balikpapan Pembangunan Intake Keledang Kapasitas 900 Lt/dt Kota Samarinda Pengadaan & Pemasangan Jaringan Transmisi Air Baku Dia 800 mm Intake Loa Kulu -IPA Lok Bahu L = 8.4 KM Kota Samarinda PLTMG Tanjung Selor 15 MW
Pembangunan Tower Telekomunikasi di daerah pedalaman dan perbatasan
Pembangunan DR. Sepunggur Kab. Bulungan
Pembangunan sekolahbaru TK, SD, SMP, SMA, SMK
PLTMG Nunukan 2 10 MW
Pembangunan Serat Optik antar seluruh kabupaten/kota
Pembangunan DR. Salim batu Kab. Bulungan
Pengembangan sarana dan prasarana pendidikan
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan
Pengembangan jaringan transmisi dan distribusi PLTA Besahan (Kayan 3) dan PLTA Long Sempanjang Total kapasitas 1000 MW
Telekomunikasi & Informatika
Pengembangan transmisi penyiaran TVRI
Sumber Daya Air
Pembangunan DR. Teras Baru Kab. Bulungan Pembangunan Pengendalian Banjir Tanjung Belimbing (Kanal, Retarding Basin dan Drainase) Kota Malinau Kab. Malinau Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.R. Tanjung Buka Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.R. Sepunggur Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.R. Salim Batu Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.R. Teras Baru Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.R. Selang Ketok Pembangunan/Peningk atan Jaringan Irigasi D.T. Tanah Kuning
Pendidikan
Pembangunan asrama sekolah
Kesehatan (sebayu dan krayan), Kab. Malinau (long ampung), RSUD Tarakan besera pembangunan gedung radioterapi, Pembangunan RS type D di Kota Tana Tidung (pengembangan dari Puskesmas menjadi RS) Pengadaan tenaga kesehatan di Kab. Malinau (dokter spesialis, bidan, perawat, ahli gizi) Pembangunan baru RS Provinsi tipe A di Tanjung Selor, Kaltara
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi
Ketenagalistrikan
Telekomunikasi & Informatika
Sumber Daya Air
Pendidikan
Kesehatan
Persiapan Pembangunan 5 Bendungan di Sungai Kayan (Kab Bulungan) dan 3 bendungan di Sungai Mentarang (Kab Malinau) Pembangunan embung di Kota Tarakan Pembangunan Waduk PLTA Besahan (Kayan -K3) dan Pembangunan Waduk PLTA Long Sempajang (Mentarang 3) (1000 MW)
Tabel. 3: Daftar Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional di Pulau Kalimantan Untuk Perumahan dan Infrastruktur Energi(lanjutan) Provinsi KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR
Perumahan SPAM Regional Banjarbakula Rusunawa Kab Banjar 4TB, Kab Kotabaru 1TB, Banjarmasin 2TB, Hulu Sungai Utara 1 TB Penanganan Kawasan kumuh di Banjarmasin, Kab Barito Kuala, Kotabaru, dan Kab Banjar Pembangunan TPA Sanitary Landfil dan IPAL (Samarinda, Balikpapan, Bontang) Pengurangan Kawasan Kumuh (Samarinda, Balikpapan dan Bontang)
Infrastruktur Energi
Pembangunan Jaringan gas kota di Samarinda
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Provinsi KALIMANTAN UTARA
Perumahan Pembangunan rumah khusus daerah perbatasan 230 KK di Kec Krayan Selatan dan 845 KK di Kec Lumbis Ogong Pembangunan infrastruktur kawasan permukiman untuk rumah khusus di daerah perbatasan Pembangunan konsep persampahan ramah lingkungan untuk Ibu Kota Kaltara
Infrastruktur Energi
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
E.3 P ROGRAM K ERJA Program kerja kegiatan ini adalah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan a. Persiapan Dan Mobilisasi Tahap
pertama
dari
metodologi
pelaksanaan
kajian
adalah
persiapan dan mobilisasi. Persiapan dan mobilisasi dilaksanakan untuk memastikan seluruh sumberdaya yang diperlukan telah tersedia sehingga siap untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa Bali. b. Pengumpulan Literatur Dan Kebijakan Serta Data Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali perlu didahului dengan pengumpulan literatur (data sekunder) dari Kementerian PUPR sendiri dan juga lintas kementerian/lembaga
yang
berkaitan
dengan
pengembangan
infrastruktur. Pengumpulan literatur yang utama adala undangundang terkait pengembangan infrastruktur, kemudian Kebijakan Pembangunan Nasional, dokumen MP3EI, dokumen RPJMN, dokumen Renstra PUPR, dokumen RPI2JM, Dokumen RTRWNasional dan lain sebagainya. c. Kajian Awal Penyelenggaraan Infrastruktur PU Berdasarkan
literatur
penyelenggaraan kelembagaannya,
dan
kebijakan
infrastruktur maka
dilakukan
PUPR,
serta
data
terkait
pembiaayaan
pengkajian
awal
dan
terhadap
penyelenggaraan infrastruktur PUPR untuk lebih memantapkan rencana kerja dan logical framework. 1. Pemantapan Rencana Kerja Dan Logical Framework
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Pemantapan rencana kerja dan kerangka logis analisis serta pengembangan dilakukan dengan berdasarkan kajian awal dari hasil pengumpulan literatur, data, dan kebijakan yang terkait. Disamping itu, diharapkan pula dari hasil kajian penyelenggaraan infrastruktur PUPR dapat disusun rencana induk yang lengkap dengan keluaran dari setiap tahapan kegiatannya.
2. Pembahasan Dengan Tim Teknis Pembahasan bersama tim teknis dilakukan untuk mendiskusikan rencana kerja dan kerangka logis dari pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa Bali. Dalam kegiatan ini, diharapkan seluruh masukan dari tim teknis, sebagai narasumber, dapat menjadi pedoman dan dasar pijakan dalam pengembangan dan penyusunan kajian secara komprehensif. 2. Tahap Desk Study Kajian Data Dan Literatur Tahapan desk study melibatkan beberapa kajian singkat, sehingga bentuk
keluaran
kajian
bukan
berupa
laporan-laporan
terpisah,
melainkan sebagai sub-bab singkat yang menjawab beberapa isu penting dalam merumuskan analisa dan solusi. a. Kajian Pentingnya Infrastruktur Dalam Pembangunan Ekonomi Ketersediaan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi terkait sangat erat. Pembangunan infrastruktur diyakini mampu menggerakkan sektor
riil,
menyerap
tenaga
kerja,
meningkatkan
konsumsi
masyarakat dan pemerintah, serta memicu kegiatan produksi. Sektor infrastruktur dipahami secara luas sebagai enabler terjadinya kegiatan ekonomi produktif di sektor-sektor lain. Jika perekonomian merupakan
"mobil"
maka
infrastruktur
adalah
"roda"
yang
memungkinkan mobil tersebut bergerak dan melaju. Tahapan ini
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
dimaksudkan untuk mengkaji peranan infrastruktur PUPR terhadap pembangunan perekonomian di Indonesia. b. Kajian Penyelenggaraan Pembangunan Infrastruktur PUPR Kajian penyelenggaraan pembangunan infrastruktur PUPR bertujuan untuk mengetahui data empiris penyelenggaran pembangunan infrastruktur
PUPR
dari
tahun
ke
tahun,
serta
kendala
dan
permasalahan yang dihadapi dalam pembahgunan infrastruktur tersebut. c. Kajian Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur PUPR Kajian pembiayaan Pembangunan Infarstruktur PUPR bertujuan untuk mengetahui Pola Pembiayaan Infrastruktur PUPR selama ini dan alternatif Sumber Pembiayann serta Kemungkinan alternatif pembiayaan lainnya.
d. Kajian Pembangunan Infrastruktur PUPR terkait Penataan Ruang Kajian ini akan membahas pembangunan infrastruktur terkait penataan
ruang
baik
RTRWNasional,
Provinsi
maupun
Kabupaten/Kota. Dalam setiap rencana program pengembangan di setiap dokumen RTRW, akan direncanakan program-program terkait perencanaan infrastruktur. Selain itu, pengembangan infrastruktur yang direncanakan di dalam dokumen penataan ruang, terkait dengan pengembangan Sistem Pusat Kegiatan (Nasional, Wilayah, Lokal dan lain sebagainya). 4. Analisis dan Pengembangan a. Analisis Kebijakan Sektor dan Lintas Sektor Pada
tahapan
ini
akan
dikaji
lebih
mendalam
kontribusi
infrastructure fund dalam mendanai pembangunan infrastruktur PUPR.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
b. Analisis Kondisi Eksisting Infrastruktur Sebagaimana infrastruktur
telah
dijelaskan
ke-PU-an
dalam
mempunyai
kerangka
peran
vital
acuan dalam
kerja, rangka
pengembangan wilayah dan pelayanan kebutuhan dasar (basic needs)
masyarakat.
Infrastruktur
merupakan
modal
sosial
masyarakat (social overhead capital) yang memegang peranan penting dalam mendukung ekonomi, sosial-budaya, serta kesatuan dan persatuan yang mengikat dan menghubungkan antar daerah yang ada di Indonesia. Ketersediaan infrastruktur adalah basic determinant atau kunci bagi perkembangan ekonomi. Berdasarkan pada hal tersebut, program keterpaduan infrastruktur ke-PU-an (jalan, SDA, perkotaan dan perdesaan) yang berbasis penataan ruang akan dievaluasi kinerjanya. Dengan terpadunya program infrastruktur ke-PU-an pada tahun 2012, diharapkan akan berdampak meningkatkan perekonomian secara keseluruhan. Akan tetapi
seberapa
jauh
dampak
tersebut
dalam
meningkatkan
perkembangan perekonomian baik secara sektoral maupun wilayah? Berdasarkan pada kerangka acuan kerja dan arahan dari tim supervisi pemberi tugas, Secara sederhana permasalahan tersebut dapat dirumuskan dalam kerangka pikir input – proses – output – dampak. Sebagai input adalah proram APBN infrastruktur PU tahun 2014-2015 (RK/KL). Prosesnya adalah transaksi intra dan antar sector serta intra dan antar wilayah (data IRIO 2014). Outputnya adalah peningkatan produksi, peningkatan jumlah tenaga kerja, dan dampaknya
adalah
peningkatan
pendapatan.
tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Kerangka
pikir
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Untuk mengetahui seberapa jauh perkiraan output dan dampak tersebut, akan dilakukan dengan analisis IRIO. IRIO (Intererional Input Output) merupakan pengembangan dari model input-output (I-O). Jika model I-O merangkum keterkaitan antarsektor didalam satu wilayah, artinya hanya berbicara satu wilayah saja, maka IRIO berbicara keterkaitan antarsektor lebih dari satu wilayah. Dengan demikian dalam IRIO kita bisa melakukan analisis keterkaitan antarsektor dalam satu wilayah (intraregional) dan antarwilayah (interregional). Jika dengan model I-O dapat dilakukan analisis ekonomi sektoral, maka dengan model IRIO dapat dilakukan analisis ekonomi sektoral dan spasial. Karena itu, untuk memahami analisis IRIO, terlebih dahulu dimulai dengan memahami analisis I-O. Analisis I-O sangat berguna dalam menganalisis perekonomian dan perencanaan pembangunan ekonomi suatu wilayah. Hal ini karena :
Dapat
menggambarkan
perekonomian
wilayah
secara
keseluruhan beserta kait mengkait antar sector. Jika terjadi perubahan pada salah satu atau lebih sector, pengaruhnya secara keseluruhan dapat diperkirakan. Perekonomian wilayah merupakan suatu system yang saling berhubungan, bukan sekedar kumpulan sector-sektor.
Dapat melihat forward linkage (kaitan kedepan) ke jalur output dan backward linkage (kaitan kebelakang) ke jalur input dari setiap sector. Melalui dua keterkaitan ini akan dapat diwujudkan hubungan antar sektor yang saling menunjang dan bersinergi
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
satu sama lain. Sehingga pembangunan berjalan efektif – efisien dan perekonomian dapat tumbuh lebih cepat.
Dapat memperkirakan pertumbuhan ekonomi dan perbaikan kemakmuran melalui skenario perubahan permintaan akhir. Hal ini dapat dianalisis melalui perubahan input antara dan input primer.
Dapat digunakan untuk meghitung kebutuhan tenaga kerja dan modal dalam perencanaan pembangunan ekonomi wilayah, dengan cara merubah input dalam bentuk tenaga kerja dan modal.
d. Analisa Prediksi Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Analisis Prediksi Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur dibagi menjadi kelompok infrastruktur berikut:
Bina Marga -
Peta jaringan jalan
-
Panjang dan kondisi jalan kabupaten/kota, provinsi, nasional
Cipta Karya -
Peta pelayanan/jaringan air minum, persampahan, limbah, kawasan kumuh, dan drainase
- Tingkat pelayanan air minum, persampahan, limbah, dan drainase kabupaten/kota -
Kapasitas terpasang dan terlayani infrastruktur air minum dan air limbah
-
Kondisi
infrastruktur
air
minum,
persampahan,
kawasan kumuh, dan drainase kabupaten/kota
Sumber Daya Air -
Peta jaringan/pelayanan irigasi dan wilayah sungai
-
Tingkat pelayanan irigasi
-
Kondisi infrastruktur sumber daya air
Perumahan -
Data backlog perumahan kabupaten/kota
- Jenis bantuan pembiayaan perumahan bagi MBR
limbah,
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Adapun
analisis
perhitungan
kebutuhan
infrastruktur
PUPR
berdasarkan undang-undang yang berlaku misalnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan Perkotaan, Permenpera 34 Tahun 2006 tentang PSU, Permenpera Nomor 9 Tahyn 2008 tentang Rumah Susun dan lain sebagainya.
e. Analisis Gap Kebutuhan dan Kondisi Eksisting Infrastruktur
Analisis Carrying Capacity Ratio (CCR) Dalam menganalisis jumlah KK maksimum untuk penyediaan lahan budidaya lahan sawah dan ladang digunakan metode CCR. Metode ini menggunakan data luas lahan yang dipanen dalam setahun, persen penduduk petani dikalikan jumlah KK, dan ratarata lahan dimiliki petani. Perhitungan metode ini adalah sebagai berikut: Axr CCR = ---------------------------------Hxhxf Sehingga diperoleh: Axr H = -----------------------------CCR x hx f Keterangan CCR
: Kemampuan daya dukung (Carrying Capacity Ratio)
A
:Jumlah total area yang digunakan untuk kegiatan pertanian
r
: Frekuensi panen per hektar
H
: Jumlah KK (rumah tangga)
h
: Persentase jumlah penduduk yang tinggal
f
: Ukuran lahan pertanian rata-rata yang dimiliki petani
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR di Pulau Jawa - Bali
Analisis Peruntukan Lahan Analisis Pertuntukan lahan dapat dilakukan dengan mendasarkan SK Menteri Pertanian no 837/KPTS/UM/11.1980. Dalam metode analisis ini ditentukan tiga faktor, yaitu: 1) kemiringan lereng, 2) jenis tanah dan 3) curah hujan. Ketiga
faktor
tersebut
masing-masing
ditetapkan
skornya
kemudian hasilnya dijumlah dan menghasilkan indeks lokasi. Indeks
lokasi