Urban Design
June 30, 2020 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Urban Design...
Description
Disusun oleh : Syarifullah Jibran Rabian Nazri Astri Wulandari Ida Sitompul Rizki Kurnia Dewi Rintha Arini Joko Heriyanto Agrialdy Harya P
Definisi Urban Desain Urban design merupakan suatu hasil
perpaduan kegiatan antara profesi perencana kota, arsitektur, lansekap, rekayasa sipil, dan transportasi dalam wujud fisik
History.. Urban design mulai dipraktekkan
secara professional pada pertengahan abad 20 Namun,sebelumnya telah dikenal pada zaman Cina,Romawi dan Yunani kuno bangunannya masih belum tertata,namun ini adalah contoh yang jelas.
Masih history.. Penggunaan urban design di Eropa
berhubungan dengan renaissance Pada masa ini urban design tidak dilaksanakan oleh tenaga ahli,seperti : sculpture,arsitektur,garden design,surveying,astronomy dan military engineering Pada abad 18 dan 19,tenaga surveyor dan arsitek sebagian besar tidak terjun ke urban design
Akhir abad 19,urban design modern
menjadi salah satu cabang ilmu urban planning
Terbitnya sebuah buku Camillo sitte
yang berjudul City Planning According to Artistic Principles(1889),dengan konsep City Beautiful
Harvard,the first.. Urban design pertama kali di gunakan
sebagai contoh,ketika Harvard University menjadi tuan rumah Urban Design Conferences dari tahun 1956 Konferensi ini menyediakan sebuah platform bagi program urban design Harvard pada 1956-1960 Pada saat itu yang menjadi tentor ahlinya(authoritative works) adalah nama-nama beken,seperti Jane Jobs,Kevin lycnh,Gordon cullen,dan Christopher Alexander
The Authoritor Gordon Cullen meluncurkan The
Consice Townscape (1961),yang banyak menjadi inspirasi bagi pendesain kota. Sedangkan Jane Jobs mengeluarkan The Death and Life of Great Americans cities(1961) Jane mengkritik paham modern dari CIAM,sebagai penyebab meningkatnya angka kriminal
…. Kevin Lynch, The Image of the City
(1961),juga merupakan bagian awal dari perubahan Dia mereduksi teori urban design menjadi 5 dasar yaitu:paths, districts, edges, nodes, landmarks Dia juga membuat pemetaan yang populer,lebih baik dari konsep 2 dimensi fisik 50 tahun sebelumnya.
Catatan lainnya.. Rossi's Architecture of the City
(1966),mengenalkan konsep “historism” dan 'collective memory' untuk urban design Peter Calthorpe's The Next American Metropolis (1993),mengembangkan manifestasi untuk kehidupan kota yang lebih baik,dengan konsepnya Transit Oriented Development (TOD).
TEORI TEORI URBAN DESAIN
Path : Pembatas antara dua bangunan;
contoh : jalan, rel kereta api, dll Edge : Untuk pemutus linear; contoh : dinding Distrct : Memiliki ciri khas tertentu; contoh : ruang publik, perdagangan, dll Node : Pertemuan beberapa path, pusat keramaian; contoh : simpang lima Landmark : untuk mengetahui suatu daerah.
Image kota Sumber: Lynch, 1987
Akses : Jasa dan informasi Compability : Aktivitas yang berlangsung View : Aspek kejelasan, untuk daya tarik Identity : Sebagai identitas Sense : Segala sesuatu agar dapat dilihat,
sumber kebudayaan Livability : Kenyamanan
• Menurut Shirvani (1985) terdapat beberapa
elemen fisik Urban Design, yaitu: 2.Tata Guna Lahan (Land Use) Prinsip Land Use adalah pengaturan penggunaan lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam mengalokasikan fungsi tertentu, sehingga kawasan tersebut berfungsi dengan seharusnya. 4.Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing) Bentuk dan massa bangunan ditentukan oleh tinggi dan besarnya bangunan, massa bangunan, KDB, KLB, sempadan, skala, material, warna, dan sebagainya.
Prinsip-prinsip dan teknik Urban Design
yang berkaitan dengan bentuk dan massa bangunan meliputi: - Scale, berkaitan dengan sudut pandang manusia, sirkulasi dan dimensi bangunan sekitar - Urban Space, sirkulasi ruang yang disebabkan bentuk kota, batas, dan tiperipe ruang - Urban Mass, meliputi bangunan, permukaan tanah dan obyek dalam ruang yang dapat tersusun untuk membentuk urban space dan pola aktifitas dalam skala besar dan kecil
3. Sirkulasi dan Parkir (Circulation and Parking) - Sirkulasi kota meliputi prasarana jalan yang tersedia, bentuk struktur kota, fasilitas pelayanan umum, dan jumlah kendaraan bermotor yang semakin meningkat. - Semakin meningkatnya transportasi maka area parkir sangat dibutuhkan terutama di pusat-pusat kegiatan kota (CBD). 4. Ruang Terbuka (Open Space) - Open Space selalu berhubungan dengan lansekap. Lansekap terdiri dari elemen keras dan elemen lunak. - Open space biasanya berupa lapangan, jalan, sempadan sungai, taman, makam, dan
5. Jalur Pejalan Kaki (Pedestrian) Sistem pejalan kaki yang baik adalah: - Mengurangi ketergantungan dari kendaraan bermotor dalam areal kota - Meningkatkan kualitas lingkungan dengan memprioritaskan skala manusia - Lebih mengekspresikan aktifitas PKL dan mampu menyajikan kualitas udara 6. Simbol dan Tanda (Signages) - Simbol dan tanda digunakan untuk petunjuk jalan, arah ke suatu kawasan tertentu pada jalan tol atau di jalan kawasan kota. - Tanda yang didesain dengan baik menyumbangkan karakter pada fasade bangunan dan menghidupkan street space dan menmberikan informasi bisnis.
7. Pendukung Kegiatan (Activity Support) - Pendukung kegiatan adalah semua fungsi bangunan dan kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan kota. - Bentuk activity support antara lain taman kota, taman rekreasi, pusat perbelanjaan, taman budaya, perpustakaan, pusat perkantoran, kawasan PKL dan pedestrian, dan sebagainya. 8. Preservasi (Preservation) Preservasi harus diarahkan pada perlindungan permukiman yang ada dan urban place, hal ini untuk mempertahankan kegiatan yang berlangsung di tempat itu.
Teori Figure Ground Teori Linkage Teori Place Menurut Tracik (1986) dalam
suatu lingkungan permukiman ada rangkaian antara figure ground, linkage dan palce
Figure ground
menekankan adanya public civics space atau open space pada kota sebagai figure.
sirkulasi merupakan penekanan
pada hubungan pergerakan yang meruakan kontribusi yang sangat penting Menurut Fumihiko Maki, Linkage secara sederhana adalah perekat,
ditekankan bahwa integrasi
kota tidak hanya terletak pada konfigurasi fisik morfologi, tetapi integrasi antara aspek fisik morfologi ruang dengan masyarakat atau manusia yang merupakan tujuan utama dari
Dalam Urban Design mempertimbangkan hal-hal sbb :
Struktur kota, bagaimana suatu tempat saling berhubungan dengan satu sama lain Urban tipologi, kepadatan dan ketahanan, berhubungan dengan intensitas berguna Aksesibilitas, memberikan kemudahan, keamanan, dan pilihan ketika mencapai suatu pergeragakan Kemudahan pemahaman dan jalan, membantu masyarakat menemukan jalan sekitar dan bagaimana memhami ruang kerja Animasi, merancang suatu tempat menjadi pusat aktifitas publik
Lanjutan…..
Fungsi dan kecocokan, membentuk
ruang tempat sesuai yang diharapkan Penggunaan campuran komplementer, adanya interaksi antara setiap lokasi aktifitas Maksud dan karakteristik, mengenal dan menilai adanya perbedaan antara satu tempat dengan yang lain Jenis dan peristiwa, menjaga keseimbangan konsistensi dan variasi di dalam lingkungan kota
Komponen Urban Design dapat diuraikan dalam 3 skala Urban spatial structure Urban beautification Urban decoration
Lanjutan…. 1. Urban spatial structure
- berada dalam skala yang luas atau makro - melibatkan distribusi, scaling, dan kombinasi atau separasi dalam penggunaan lahan - menciptakan suatu integrasi yang utuh sesuai dengan format masyarakat
Lanjutan… 1.
Urban beautification - berada dalam skala menengah - melibatkan landscaping dan private area dalam suatu kota dan gambaran mengenai hubungan lokasi fisikal dari penggunaan lahan yang berbeda dan penempatan bangunan
LAnjutan… 1.
Urban decoration - berada dalam skala kecil - meliputi unsur-unsur mikro spt perawatan bangku, dan trotoar yang membantu dalam meningkatkan karakter suatu kota
Contoh Kasus Urban Design 1. Parkir Sepeda di Kota Groningen – Belanda Sebuah parkir sepeda di depan stasiun kereta
api kota Groningen, Belanda. Sebanyak 50% dari seluruh penduduk kota ini adalah pengguna sepeda untuk perjalanan keseharian mereka. di antara negara-negara maju di Eropa dan Amerika, negeri Belanda-lah yang menempati urutan teratas dalam jumlah prosentase pengguna sepedanya
perbandingan prosentase moda perjalanan untuk semua tujuan di antara negara maju di Eropa, Amerika dan Kanada
(sumber: John Pucher, Transportation Quarterly, 1998-2001).
2. Kota Peru, Spanyol
tata letak kota tersebut yang
berada di kaki bukit memanfaatkan bukit tersebut sebagai pusat orientasi keluar taman ditengah kota yang berbentuk lingkaran digunakan sebagai pusat orientasi ke dalam pembagian zona-zona diantaranya zona pemukiman, zona perindustrian, dll dirancang dengan sistem penempatan yang tepat dan teratur, dengan sistem radial.
kota Peru juga memperhatikan unsur
lingkungan sebagai bagian yang penting bagi kota karena kota tersebut dirancang untuk mempunyai hubungan yang timbal-balik dan saling mendukung dengan lingkungan sekitar. Tata kotanya yang memanfaatkan gunung
sebagai latar belakang orientasi keluar sehingga dengan demikian gunung tetap lestari, tidak rusak, serta mendukung keberadaan perkotaan ini sebagai petunjuk orientasi pintu keluar dari perkotaan ini
3. Tata bangunan dan lingkungan hemat energi di Los Angeles Bentuk atap datar, jalan & ruang parkir yang berupa aspal, dan kurang penghijauan menyebabkan urban heat island. Di Los Angeles melakukan gerakan cool community dengan menanam 3 pohon perbangunan
abaikan 8 elemen urban design 4. SEMARANG
Hamid Shirvani, (Land Use, Building Form & Massing, Circulation & Parking, Open space, Pedestrian Ways, Activity Support, Signage, Preservation). problematik kota Semarang dari kedelapan elemen perancangan kota: 1. Land Use (tata guna lahan) Pembangunan menyalahi peraturan tata guna lahan. Contohnya : Tata guna lahan kota Semarang yang pada beberapa tempat diperuntukkan sebagai lahan hijau untuk area resapan air, kini berubah fungsi menjadi perumahan real estat dan padang golf untuk kalangan elit.
2. Building Form & Massing (bentuk dan massa bangunan) Bangunan semakin tinggi, padat dan tidak manusiawi. Contohnya : Semakin banyak privatisasi bangunan komersial, mall dan hotel-hotel yang dibangun di kota Semarang dan menomorduakan area publik. 3. Circulation & Parking (sirkulasi dan parkir) Lalu lintas semakin padat, macet, dan parkir yang tidak tertata. Contohnya : Sebagian besar jalan raya sudah dipenuhi oleh kendaraan baik roda dua maupun roda empat, penuh polusi asap kendaraan, macet, banyak jalan rusak dan berlubang, serta parkir di pusat kota yang tidak tertata dengan baik.
4. Open space (ruang terbuka publik) Alih fungsi open space Contohnya : Banyak ruang terbuka publik beralih menjadi pusat perbelanjaan, tempat berjualan PKL. 5. Pedestrian Ways (area pejalan kaki) Dimana lagi dapat ditemukan area pejalan kaki yang nyaman di Semarang ? Contohnya : Area pejalan kaki pun berubah fungsi menjadi tempat berjualan. Penghijauan dan pohonpohon juga sangat kurang. Dimensi dan ukuran area pedestrian yang sangat kecil
6. Activity Support (aktivitas pendukung) Memudarnya kegiatan pendukung kota Semarang Contohnya : Kegiatan pendukung yang menjadi ciri khas kota Semarang seperti tradisi dugderan mulai luntur dari kebudayaan masyarakat kota. 7. Signage (penanda / reklame) Pemasangan reklame yang semakin semrawut dan tidak tertata. Contohnya : Simpang lima sebagai pusat kota Semarang saat ini berubah menjadi hutan reklame.
8. Preservation (konservasi terhadap bangunan bersejarah) Tidak ada upaya pelestarian terhadap bangunan bersejarah. Contohnya : Banyak bangunan kuno yang dibiarkan dalam kondisi tidak terawat, terkesan suwung. Disimpulkan bahwa kota Semarang belum ada satupun dari kedelapan elemen tersebut yang dapat memenuhi kriteria elemen perancangan kota
5. Central Park – New York
Bagi para turis, belum ke Amerika kalau belum mengunjungi tempat ini
kota yang tertata---memberikan ruang bagi pejalan kaki (pedestrian ways). Hidup hampir 24 jam sehari menghasilkan pendapatan disektor wisata kota 280 juta dollar AS menerapakan Trinary road system dan radar lalu lintas pedestrian ways Mengurangi ketergantungan pada kendaraan
Wajah kota Curitiba
Curitiba tercatat sebagai salah satu kota
terkumuh dan termacet di Brasil pada dasawarsa 1970-an Curitiba mampu bersolek diri secara radikal.
Kota itu kini menjadi kawasan paling apik di Negeri Samba. Bahkan, pada 1996, Curitiba dianugerahi predikat the most innovative city in the world. Merupakan Ecological capital of Brazil
Patut dicatat pula komitmen
serius Curitiba dalam menangkal banjir. Seolah tak ingin air bah berulang, Curitiba melipatgandakan jumlah ruang terbuka hijau (RTH)-nya. Dari semula satu meter persegi per kapita RTH pada 1970 menjadi 55 meter persegi per kapita pada 2002.
Jumlah pelipat gandaan ruang
terbuka hijau ini sudah melebihi 30 persen dari luas kota. Bandingkan dengan Jakarta yang areal RTH-nya cuma Sembilan persen. Padahal, agar terhindar dari banjir, minimal RTH adalah 30 persen luas kota. Banyak kota di Indonesia, seiring pembangunan gedung komersial, areal RTH-nya menurun secara drastis dan tak lagi
Bekas tempat pembuangan akhir
(TPA) disulap menjadi taman-taman yang lebat dan asri. Danau-danau artifisial dibangun di tengah kota. Sementara RTH dilipatgandakan, bangunan komersial terus dibangun. Keduanya tidak saling mengganggu. Banyak pemerintah kota di berbagai
dunia melirik Curitiba
kesimpulan Belajarlah dari Curitiba. Tercatat sebagai
salah satu kota terkumuh dan termacet di Brasil pada dasawarsa 1970-an, namun kini Curitiba berubah 180 derajad karena mampu bersolek diri secara radikal. Seharusnya Indonesia dapat mencontoh Central Park di New York dengan menyediakan taman-taman kota yang luas.
View more...
Comments