Unitron Corporation

March 24, 2017 | Author: Florensia Restian | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Unitron Corporation...

Description

Sumber I Solutions Unitron Question 2 There are two basic accounting methods for allocating joint cost to the five joint products:  the "physical units" or "average  cost" method, and the "relative sales value"  (RSV) or "net realizable  value" (NRV) method. Question 1 says the period began with zero inventories.  The objective is to assign the joint cost to the 400,000 units produced and for which we have sales demand information. The   physical   units   method   is   straightforward:     joint   cost   of   $200,000   divided   by   400,000   total   units produced = $0.50 per unit.  All rectifiers are assigned identical unit costs.  Since sales prices increase with increasing technical attributes across the five categories, gross margins will also increase from the low to high end products (negative 25% for 401 to 50% for 405).   The case says that no production costs are assigned to the by­product.  This is one alternative for dealing with by­products.  We also assume here that any revenue from by­product sales is credited to miscellaneous income, rather than being offset against the $200,000 manufacturing cost.  Otherwise, given the uncertainly about by­product revenues in the case, even the average cost calculation becomes very complex. If the “by­product” units (400s) are considered a joint product, the average cost is $.40 per unit ($200,000 ÷ 500,000 units). The RSV method has a number of twists that can result in many different unit costs for the five products. For inventory costing purposes, any systematic cost allocation system will do.  The basic idea of the relative sales value scheme is that all sales should show gross margin percent equal to the average gross margin percent across the full joint product set.  This average is 19% [(246 ­ 200) ÷ 246)].  This does imply 5 different costs for the 5 different products, based on the 5 different selling prices.  As long as no product switching occurs, the basic idea is easily preserved.  Note here that the relevant designation for a product is the sales designation.  Anything sold as a 401 will carry 401 cost. Here are the resulting unit cost numbers:                                 Unit Costs               401 402 403 404 405 $0.50 $0.50 $0.50 $0.50 $0.50

Physical units method Relative sales value  method [Sales price x (1­.19) $0.40 x .81 .32 $0.60 x .81 $0.70 x .81 $0.80 x .81 $1.00 x .81

.49

.57 .65

.81

Question 3

                      Costing Method                               Relative                                         Physical Unit                              Sales Value

Revenue    ($.40/unit x 6,000 units) Costs:    ($.50/unit x 6,000 units)

Gross Margin

$2,400 3,000

$(600)

$2,400 Method A: 3000 x .32                   3000 x .49

2,430

Method B: 2400 x .81 Method A: Method B:

1,944 $(30) $456

A problem arises under RSV costing when there is product switching (402’s sold as 401’s).  Now, there is a

choice: 1.

Stay with the 5 different costing numbers, which means the 402’s sold as 401’s still carry 402 costs.  The result, however, is consistent application of the rule and violation of the basic idea.  For sales of $2400 (6000 401’s) the basic idea is clear—reported gross margin should be 19% or $456, since 19% is the average gross margin percent, and this is a normal sale.

2.

In order to achieve the desired result (gross margin of $456), it is necessary to consider all 6000 of the items shipped to be 401’s.  This means violating the costing rule.  Use a 401 cost, not a 402 cost, for the 402’s shipped as 401’s.

Question 4 The toy company may be forcing Unitron to change its long­term view on joint products and by­products. The “seconds” are already large to be considered a by­product (sales of at least 35,000 units a year).  They are only exceeded by the 402 product line in number of units produced annually.  At a selling price of $0.25 per unit, the “seconds” have a relatively low sales value per unit.   And even this low selling price doesn’t have many takers. Only 35% of the units produced were sold, so far.   The key is what is the customer value associated with these “seconds”?  The mid­1970s were the start of the electronic toy market.  There may be more future demand from toy makers for “seconds” at the lower price.   Even Texas Instruments got into the toy business about this time with “Speak and Spell.” At the even lower selling price of $.15 per unit, the Toy Company’s 48,000 “seconds” will generate $7,200 incremental revenue and gross profit.  Based on RSV, 401’s generate only $7,480 gross profit annually.  Even the high tech 404’s and 405’s combined generate only $9,724 ($5,984 + $3,740) gross profit.  What does a product have to do to be called a joint product? However, giving “seconds” the status of a joint product does not significantly change the overall picture. Assume 83,000 units sold  at $.15/unit, sales value = $12,450 (35,000+48,000) Total joint products sales  revenue=$246,000+12,450 = $258,450 Total joint production costs = 200,000 Gross profit = $ 58,450 Gross profit percent of sales value 23% (versus 19%    now)

But, whether 400’s are considered joint products or by­products doesn’t really change the economics of the toy company offer.  The “Relevant Cost” for the “seconds,” for purposes of evaluating this offer is Opportunity Cost. If I sell them now for $.15, will I lose an opportunity to sell them later for enough more than $.15 to make up for the time value of the foregone cash inflow? Annual output is 100,000 units and inventory on hand is 65,000.  This is 13 batches, or 32+ weeks supply. That is, we have not sold any for 160 days at the $.25 price.  I would grab the order quickly!!   It is also probably true that once the toy company becomes a regular customer for 50,000 or so units a year, the 400 will be reclassified a joint product.  This really doesn’t affect management decisions.

Sumber II Kasus ini terjadi pada tahun 1974 di Boston dimana perusahaan berteknologi tinggi dimana menjadi pionir di “solid state” komponen elektronik yang berbasis untuk komputer “generasi ketiga” dan hampir mendekati sirkuit modern yang terintegrasi. Dasar dari isu yang terjadi adalah dilema klasik “ joint cost ”. Pada tahun 1974, perusahaan Unitron yang baru berjalan 20 tahun, tapi telah dengan sukses memposisikan

perusahaannya sebagai penghasil komponen elektronik berkualitas tinggi. Yang termasuk hasil produk perusahaannya adalah rectifiers, thyristors, zeners, diodes, dan peralatan high-voltage lainnya. Setiap produk mempresentasikan komponen dasar elektronik seperti seperti di bidang mini computers, pengendali proses, sistem defense, dan peralatan komunikasi. Dengan omset penjualan $30 million, Unitron jelas merupakan perusahaan yang lebih kecil dari industri komponen“ Big Three” di texas Instruments, Fairchild, dan Motorola. Namun, dengan berkonsentrasi dan memiliki kinerja yang tinggi dalam segmen berkualitas tinggi yang dipilih, Unitron telah menjadi pemimpin pasar dibanyak komponen khusus. Hal ini memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan, yang membuat mereka menjadi penentu harga di segmen tersebut. Rectifires adalah grup produk yang signifikan bagi Unitron. Fungsi dari Rectifier adalah dapat membuat aliran listrik melewati satu arah dimana ikut mencegah pergerakan diarah yang berbeda. Aksi ini sama dengan nilai dalam mekanisme fluida. Exhibit 1 menunjukkan langkah dalam produksi unit rectifier yang komplit dimana hampir sama dengan ½ bagian dari sebatang rokok. Nilai dari produk ini untuk pemakai terakhir, terutama ditentukan menjadi dua karakter; kecepatan respon dalam mengahalangi current reversals dan “surge capacity” atau tingkat tegangan maksimum rectifier dapat tahan. Sayangnya untuk semua perusahaan manufaktur termasuk Unitron, tidak ada metode yang diketahui dapat mengendalikan prosedur produksi untuk mendapat karakteristik listrik yang sama. Setiap satu batch produksi berbeda dari batch lainnya walaupun diproses dalam satu kondisi yang sama. Ditambah lagi, dalam setiap batch, satu unit produk tidak memiliki karakteristik yang persis sama. Dari setiap produksi yang berjalan, distribusi dari karakteristik unit hampir sama dengan standar “bell curve”. Proses produksi dimulai dengan menempatkan batch 50 wafer silikon (dibeli dari pemasok) dipanaskan di tungku pada suhu 1,200 derajat Celcius dan berisi gas metalik yang khusus dipersiapkan. Dengan mengubah konsentrasi impurities, karakteristik listrik yang berbeda dapat diinduksi dalam wafer. Namun, perbaikan dalam satu karakteristik sering disertai dengan penurunan lain. Meskipun pemantauan yang ketat dari kondisi tungku, perbedaan kecil dalam suhu dan distribusi gas yang terjadi dan mengubah variasi produk akhir. Setelah keluar dari tungku, setiap wafer dipotong menjadi 2,000 chip silikon, masing – masing sekitar ukuran dari ujung ballpoint. Exhibit 1 menunjukkan urutan produksi. Pertama chip disatukan di antara dua silinder logam untuk membuat “sandwich”. Langkah 2 “chip sandwich” diselimuti tabung kaca. Pada langkah 3, tabung diapanaskan dan selama itu, membentuk ikatan molekul dengan chip silikon. Kawat perak atau tembaga digabungkan pada tahap 4. Pada tahap 5, produk jadi di cat berdasarkan kode warna.saat meninggalkan tungku, setiap wafer dipotong menjadi 2.000 chip silikon, masing-masing sekitar ukuran dari ujung ballpoint Wafers dan chip diuji pada setiap langkah selama produksi untuk pengecekan cacat fisik dan elektrisitasnya. Sekitar 60% dari 100,000

chip dalam satu batch mencapai akhir langkah 3. Dari persentase ini, hanya sepertiga atau kurang dari sepertiga yang akhirnya dijual sebagai bagian dari lini produk reguler. 5,000 unit lainnya di level paling bawah dari distribusi memiliki keterbatasan pasar dan tidak dapat diperbaiki. Walaupun Unitron tidak mempertimbangkan item ini sebagai bagian dari lini produksi reguler, item ini ditawarkan sebagai item kualitas kedua untuk keperluan komponenyang relatif tidak mahal dan item yang dipakai pada mainan atau peralatan rumah tangga yang kecil. Tidak ada upaya pemasaran dikhususkan untuk unit “by product”. Keseluruhan proses manufacturing terangkum di Exhibit 2. Data produk cost untuk seri 400 Rectifiers ANNUAL COSTS Batch Costs Biaya bahan 2500 Biaya tenaga kerja 1600 Biaya overhead variable 2300 Total 6400 x 201 128.000 Non Variable Rectifier Biaya produksi 32.000 Biaya overhead pabrik 40.000 Total biaya produksi 200.000 1 Produksi rectifiers seri 400 telah berjalan kurang lebih 20 batch per tahun 2 Alokasi rectifiers seri 400 berdasarkan pada biaya tenaga kerja langsung Akuntansi – Permasalahan Biaya Bersama “Joint Cost” Setiap kali biaya produksi tidak dapat secara langsung ditetapkan untuk unit tertentu, system akuntansi biaya bergantung pada peraturan alokasi biaya ke tiap unit. Sebagai contohnya, biaya bahan baku langsung, yang biasanya teridentifikasi sebagai unit individual. Tetapi penyusutan peralatan harus dengan terpaksa dialokasikan ke unit produksi yang memakai peralatan tersebut. Dengan konsep “fully allocated cost per unit ” (biaya sepenuhnya dialokasikan per unit) dianggap perlu oleh sebagian besar perusahaan untuk tujuan menilai persediaan dan untuk menciptakan basis biaya untuk digunakan dalam pengambilan keputusan manajerial. Pembuatan silicon “sandwich” yang dilakukan oleh Unitron menciptakan komponen dengan karakteristik elektrik yang berbeda dan karena itu membedakan nilai penjualan, tetapi biaya produksi adalah biaya bersama“joint cost” sehubungan dengan batch-nya. Dengan kata lain, tidak ada cara untuk secara khusus dapat menemukan biaya pada masing – masing komponen yang diproduksi dalam satu batch. Intinya dapat dikatakan bahwa beberapa biaya tertentu terjadi bila memproduksi batch yang mengandung rectifiers yang memiliki karakteristik yang beragam. Ada dua teknik yang umum digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama “joint cost”. Metode pertama, membagi biaya bersama dengan total unit produksi yang dijual selama proses. Metode ini sering disebut pendekatan “average” (rata-rata) atau “physical unit ”. Normalnya,

mengahsilkan presentase marjin kotor untuk setiapproduk akhir karena biaya per unit dialokasikan sama rata terlepas dari nilai penjualanper unit. Metode kedua alokasi biaya bersama yang sering digunakan disebut dengan pendekatan nilai penjualan relatif “relative sales value”. Ini menetapkan biaya untuk unit berdasarkantiap pro-rata share per unitnya dari total semua unit yang diproduksi. Sebagai contoh, jika produk A, B dan C biaya produksi bersamanya $800, nilai penjualan masing -masing $500, $ 300 dan $200,alokasi biaya untuk memproduksi produk B 30% dari persentase marjin kotor dari semua produk selalu sama. Exhibit 3 menunjukkanpermasalahan biaya bersama dan contoh yang lebih detil mengenai dua metode akuntansi yang utama dari biaya bersama “joint cost ”. Permasalahan Bisnis Exhibit 4 menjelaskan harga penjualan dan tingkat persediaan sekarang untuk Rectifiers seri 400, terkait dengan penjualan dan produksi rutin. Kerusakan produk per unit batch terlihat konstan from batch to batch. Helen Barnes, lulusan MBA baru – baru ini, menjalani pelatihan 6 bulan pertamanya sebagai asisten manajer penjualan, Jim Jacoby. Di suatu pagi, Jim memanggil Helen untuk memperhatikan sebuah pe sanan 6,000 unit rectifiers seri 401 yang baru saja tiba. Sementara banyak pr oduk lain yang tidak memiliki persediaan, rectifiers biasanya punya jumlah p ersediaan. Meskipun begitu, sangat sedikit unit 401 yang tersedia di persedia an saat ini. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, order tersebut harus diga nti dengan unit yang menyamai atau bahkan melebihi spesifikasi produk yan g dipesan. Pelanggan pasti akan mau menerima rectifiers yang karakteristik performa-nya melebihi tingkat minimum yang ditentukan, tapi tentunya tanp a biaya tambahan untuk kualitas ekstra tersebut. Jim Jacoby menanyakan pada Helen – mana yang menurutnya akan lebih baik untuk Unitron: 1. Memenuhi pesanan tersebutdengan rectifiers seri 402, 2. Memacu laju produksi agar dapat memenuhi pesanan dengan seri 401, atau 3. Menolak pesanan tersebut karena mengalami “kehabisan stock.” Jika produksi tambahan dilakukan, tingkat persediaan untuk unit lain jug a akan meningkat. Jacoby memikirkan hal ini karena kinerjanya dievaluasi se cara berkala berkaitan dengan laba yang dihasilkan produk-produk rectifiers s etelah dikurangi biaya pemeliharaan persediaan. Selain karena kemungkinan persediaan rectifiers menjadi usang sebelum dipasarkan, tingkat persediaan yang lebih tinggi membutuhkan uang yang lebih banyak. Jacoby menanggun g biaya pemeliharaan 2% pada semua persediaan setiap bulannya. Dia serin g menjaga agar persediaan tidak lebih dari penjualan sebulan, karena dia ber pikir bahwa rasio perputaran sebesar 12kali adalah kompromi yang baik anta ra risiko stockout dan kelebihan investasi. Setelah mendiskusikan order ini, Jacoby juga meminta Barnes untuk me mberi pendapatnya mengenai tawaran yang baru-baru ini diterima dari sebu ah perusahaan boneka lokal untuk membeli 4,000 unit produk “seconds” seri 400 setiap bulannya dengan harga $0.15 perunit. Perusahaan boneka terseb

ut bersedia menanda-tangani kontrak pembelian sebesar 48,000 unit pada ta hun berikutnya. Jacoby berkata manajer produksi menolak hal ini karena men urutnya ini adalah suatu “harga cuma-Cuma”. Menurut manajer produksi, har ga $0.15 bahkan tidak cukup untuk menutupi pengeluaran per unit sebesar $ 0.32 dan tidak ada satu pun manusia waras yang akan mengikatkan diri mere ka pada kontrak jangka panjang pada tingkat harga yang bahkan tidak menut upi biaya variabelnya. Meskipun begitu, Jacoby terganggu dengan akumulasi pertumbuhan persediaan produk “seconds” walaupun unit ini persediaannya dianggap berjumlah nol (bukti 4). Dia bertanya apakah Helen setuju dengan manajer produksi bahwa Jacoby naïf jika menganggap $0.15 sebagai laba mu rni hanya karena nilai persediaan nol yang dikenakan pada unit-unit ini oleh d epartemen kos akuntansi. Masalah lain yang dipikirkan oleh Jacoby berkaitan dengan permintaan D epartemen Pertahanan berupa tawaran untuk 100,000 unit rectifiers seri 404. Permintaan tersebut meminta penawaran “kos tambah,” tapi Jim tidak yakin “kos” apa yang dimaksud. Dia merasa yakin pemerintah berharap dapat men awar di bawah daftar harga Unitron yaitu sebesar $0.80 per unit. Kemungkina n harga senilai $0.75 adalah kemungkinan harga yang mendekati penawaran pemerintah per unitnya. Pengiriman barang dijadwalkan selama 18 bulan den gan perincian 5,500 unit per bulannya. Unitron tidak ingin terlalu bergantung kepada bisnis dengan pemerintah dan berusaha keras sehingga pada tahun 1974 menghasilkan persentase bis nis 75% bisnis komersial dan 25% bisnis dengan pemerintah. Tetapi penawar an ini berguna untuk penggarapan sistem pertahanan yang baru yang tentun ya bisa menaikkan reputasi Unitron, tentunya jika tingkat harga dan besar ko snya dapat dibereskan. JAWABAN KASUS UNITRON 1.

2. Biaya per unit rectifiers dalam seri 400 dengan sistem biaya rata-rata dan sistem nilai penjualan relative

3. Jika menerima order sebanyak 6000 untuk seri 401 maka perhitungan biaya d an laba sebagai berikut: Costing Method Relative Physical Unit Sales Value Revenue ($.40/unit x 6,000 units) $2,400 $2,400 Costs: ($.50/unit x 6,000 units) 3,000 3000 x .36 3000 x .57 2790 Gross Margin $(600) $(390) 4. Menerima tawaran Toy Company, karena: 1. Keuntungan produk Regular Line dapat menutup Total cost sehingga produk sampingan dapat dijual dengan harga $ 0,15 2. Produk Sampingan tidak dibebani Carrying Cost karena tidak termasuk dalam produk regular line. 3. Dengan adanya kontrak, Penjualan produk sampingan akan menambah profit perusahaan tahun depan karena jumlah penjualannya dapat ditentukan dari kontrak tersebut. 5.

Metode yang tepat digunakan oleh perusahaan adalah Relatives Sales Value Costing, karena dengan menggunakan metode ini, pembebanan join cost lebih adil dibanding dengan metode fisik. Dampak dari kedua metode ini adalah profit per unit yang berbeda.

6. Pemesanan dari pemerintah untuk seri 404 dengan ju mlah unit 100,000 Menginginkan Profit margin 10% Harga yg ditawarkan $ 0,75 "Cost "

=

$ 0,75 $ 0,75

-

(10%x$0,75) $0,075 =0,675

a .

b .

Physical unit costing s ystem "cos t" cost/unit selisih cost

$ 0,675 $ 0,500 $ 0,175

Relative sales value c osting system "cos t" cost/unit selisih cost

$ 0,675 $ 0,430 $ 0,245

perhitungan harga minimal menggunakan jumlah cos t/unit yang paling besar yaitu dengan metode relative sales value c osting system cost sales value $ 0,43 profit margin 10% Acceptable price $ 0,473 Dengan melihat perhitungan harga minimal yaitu sebesar $ 0,473, mak a kelompok kami menyarankan sebaiknya Unitron Corporation menerima penawaran pembelian dari p emerintah dengan harg

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF