Uji Vigor Benih

October 8, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Uji Vigor Benih...

Description

 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam jiwa benih terdapat suatu istilah yang dinamakan vigor  benih.Vigor benih adalah kemampuan benih untuk bertahan hidup maupun daya kecambahnya pada kondisi lingkungan suboptimum. Kondisi suboptimum bisa  berupa tanah salin, tanah asam maupun kekeringan. Benih Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi. Benih yang vigor akan dapat tumbuh cepat dan serempak. Uji vigor dapat dilakukan pada media tumbuh yang optimum dengan menilai kecepatan tumbuh benih dan keserempakan tumbuhnya. Uji vigor dapat dilakukan dengan menanam benih pada media suboptimum. Tolak ukur kecepatan tumbuh (KCT) mengindikasikan Vigor Kekuatan Tumbuh (VKT) karena benih yang cepat tumbuh lebih mampu menghadapi kondisi lapang yang suboptimum. KCT diukur dengan jumlah tambahan perkecambahan setiap hari atau etmal pada kurun waktu perkecambahan dalam kondisi optimum. Secara teoritis, KCT maksimal ialah 50% per etmal apabila benih tumbuh normal 100% sesudah dua etmal. Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan diukur berupa; benih yang  berkecamabah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada  berbagai lingkungan yang memadai. Selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan. Keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih (fisiologis) atau kesehatannya.

1.2 Tujuan

Tujuan praktium Uji Vigor Benih ini, yaitu : 1.  Mahasiswa mampu mengetahui pengujian vigor pada benih. 2.  Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam vigor. 3.  Mahasiswa mampu mengetahui komponen yang diamatii dalam pengujian vigor benih.

1

 

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vigor

Vigor benih adalah kemampuan tumbuh benih menjadi tanaman  berproduksi normal dalam kondisi sub optimum. Beberapa kondisi sub optimum dilapang misalnya : kondisi kekeringan, tanah salin, tanah asam, tanah penyakit, dsb. Benih yang mampu mengatasi kondisi tersebut termasuk lot benih bervigor tinggi ( Amira 2011). Vigor benih adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal  pada kondisi suboptimum di lapang sesudah disimpan disi mpan dalam kondisi simpan yang suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum. Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari fenotipe kecambah atau  bibitnya, yang selanjutnya mungkin mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untu untuk k ketahananya terhadap berbagai kondisi yang menimpanya (Bewley and Black 2005). Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor dipisahkan antara vigor genetik dan vigor fisiologi. Vigor genetik adalah vigor benih dari galur genetik yang berbeda-beda, sedang vigor fisiologi adalah vigor yang dapat dibedakan dalam galur genetik yangsama. Vigor fisiologi dapat dilihat antara lain dari indikasi tumbuh akar dari plumula atau koleptilnya, ketahanan terhadap serangan  penyakit dan warna kotiledon dalam efeknya terhadap Tetrazolium Test. Informasi tentang daya kecambah benih yang ditentukan di laboratorium adalah  pada kondisi yang optimum. Padahal kondisi lapang yang sebenarnya jarang di dapati berada pada keadaan yang optimum. Keadaan sub optimum yang tidak menguntungkan di lapangan dapa tmenambah segi kelemahan benih dan mengakibatkan turunnya persentase perkecambahan serta lemahnya pertumbuhan selanjutnya. Secara ideal semua benih harus memiliki kekuatan tumbuh yang tinggi, sehingga bila ditanam pada kondisi lapangan yang beraneka ragamakan tetap tumbuh sehat dan kuat serta berproduksi tinggi dengan kualitas baik (Bagod 2006).

2

 

Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari  performance fenotipe kecambah atau bibitnya, yang selanjutnya mungkin dapat  berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahananya terhadap berbagai kondisi yang menimpanya (Bewley and Black. 1985). Vigor dikelompokkan ke dalam dua golongan golongan yaitu vigor genetik dan vigor fisiologi. Indikasi tanaman yang memiliki vigor tinggi dapat dilihat dari  performansi fenotip kecambah atau bibitnya, yang selanjutnya mungkin dapat  berfungsi sebagai landasan pokok untuk ketahanannya terhadap berbagai unsur  pencemaran yang ada ketika ditumbuhkan (Kartasapoetra, 2006).

2.2 Viabilitas 

Viabilitas adalah kemampuan benih atau daya hidup benih untuk tumbuh secara normal pada kondisi optimum. Berdasarkan pada kondisi lingkungan  pengujian viabilitas benih dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai (unfavourable). Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai termasuk kedalam pengujian vigor benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai sebelum benih dikecambahkan tergolong untukmenduga parameter vigor daya simpan benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan selama pengecambahan benih maka tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter viabilitas tumbuh benih (Soetopo 2005).

2.3 Benih

 Negara Indonesia adalah negara agraris yang begitu melimpah akan kekayaan alam dengan kondisi iklim yang sangat mendukung bagi pengembangan  budidaya tanaman. Namun demikian, petani jjuga uga menyadari bahwa kondisi iklim dan cara bercocok tanam saja belum menjadi jaminan bahwa tanaman dapat  berproduksi secara optimal dan kegiatan usaha tani yang dilakukan akan berhasil. Bagi petani sebagai langkah awal di dalam usaha pembudidayaan tanaman perlu adanya penyiapan benih dengan kualitas yang baik. Wacana tentang kualitas benih  berkaitan erat dengan viabilitas dan vigor benih (Lesilolo et al., 2013). 2013).

3

 

Benih yang bermutu akan menghasilkan tanaman yang bermutu pula. Mutu benih mencakup mutu genetis, mutu fisiologis dan mutu fisik. Mutu genetis ditentukan oleh derajat kemurnian genetis sedangkan mutu fisiologis ditentukan oleh laju kemunduran dan vigor benih (Ichsan, 2006).

4

 

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum teknologi benih tentang uji vigor benih ini dilakasanakan pada hari Kamis tanggal 26 September 2019 pada pukul 15.00 - 17.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Lt.1, Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada saat praktikum tentang uji vigor benih ini, yaitu: HVS, alat tulis, paku, gelas pelastik dan label. Sementara bahan yang digunakan  pada saat praktikum tentang uji vigor benih ini, yaitu: benih jagung, pasir, tanah dan pecahan batu bata

3.3. Cara Kerja

Adapun cara kerja dalam praktikum uji vigor benih ini, yaitu : 1. Disiapkan alat dan bahan. 2. Dilubangi bagian bawah gelas plastic sekitar 3 sampai 5 lubang menggunakan  paku 3. Diisi wadah dengan 3 buah ulangan. Ulangan pertama diisi dengan pasir, ulangan kedua diisi dengan pecahan batu bata, sedangkan ulangan ketiga diisi dengan tanah liat. 4. Dimasukkan benih kacang hijau ke dalam media tanam kurang lebih 5 buah  benih. 5. Diamati tinggi kecambah dan panjang akarnya pada hari ke-4.

5

 

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung Media Pasir

Tanah

Pecahan batu bata

Jagung baru

0 cm

1,2 cm

5 cm

Jagung kadaluwarsa

0 cm

0 cm

0 cm

Benih

Tabel 2. Pengamatan Panjang Akar Tanaman Media Benih

Pasir

Tanah

Pecahan batu bata

Jagung baru

0 cm

5 cm

4,5 cm

Jagung kadaluwarsa

0 cm

0 cm

1 cm

4.2 Pembahasan

Vigor Benih adalah kemampuan benih menghasilkan tanaman normal  pada lingkungan yang kurang memadai (suboptimum) dan mampu di simpan pada kondisi simpan yang sub optimum. Vigor adalah sejumlah sifat-sifat benih yang mengidikasikan pertumbuhan dan perkembangan kecambah yang cepat dan seragam pada cakupan kondisi lapang yang luas. Vigor benih untuk tumbuh secara spontan merupakan landasan bagi kemampuan tanaman mengabsorpsi sarana produksi secara maksimal sebelum panen. Juga dalam memanfaatkan unsur sinar matahari khususnya selama periode pengisian dan pemasakan biji. Cakupan vigor benih meliputi aspek-aspek fisiologis selama proses perkecambahan dan  perkembangan kecambah. Vigor benih adalah kemampuan benih menumbuhkan tanaman normal  pada kondisi suboptimum di lapang sesudah disimpan disi mpan dalam kondisi simpan yang

6

 

suboptimum dan ditanam dalam kondisi lapang yang optimum. Tanaman dengan tingkat vigor yang tinggi mungkin dapat dilihat dari fenotipe kecambah atau  bibitnya, yang selanjutnya mungkin mungkin dapat berfungsi sebagai landasan pokok untu untuk k ketahananya terhadap berbagai kondisi yang menimpanya (Bewley and Black 2005). Vigor benih bukan merupakan pengukuran sifat tunggal, tetapi merupakan sejumlah sifat yang menggambarkan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan penampilan suatu lot benih yang antara lain : Kecepatan dan keserempakan daya berkecambah

dan pertumbuhan kecambah. Kemampuan

munculnya titik tumbuh kecambah pada kondisi lingkungan yang tidak sesuai untuk pertumbuhan. Kemapuan benih untuk berkecambah setelah mengalami  penyimpanan. Percobaan yang dilakukan pada paktikum ini yaitu pengujian vigor benih  jagung pada media tanam pasir, tanah merah dan batu bata yang sudah dihaluskan. Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.

Sifat

pasir

cepat

kering

sehingga

akan

memudahkan

proses

 pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Sementara bobot pasir yang cukup berat akan mempermudah tegaknya setek batang. Keunggulan media tanam pasir lainnya adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan sistem aerasi serta drainase media tanam. Media tanah merah sebenarnya tidak menjadi material pokok dalam  pembuatan media tanam tanaman pot. Lebih baik jika tanah merah digunakan sebagai material campuran, karena tanah merah bersifat minim unsur hara sehingga perlu dikombinasikan dengan bahan-bahan lain yang kaya akan unsur hara. Tanah merah dengan ciri warna merah terasi sangat bagus dijadikan material campuran media tanam pot karena tidak mudah lengket, dan bertekstur lembut, serta cenderung dapat menyimpan air. Sedangkan media tanam batu bata halus dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya,

7

 

ukuran batu-bata yang akan digunakan sebagai media tanam dibuat kecil seperti kerikil atau ditumbuk halus. Karena semakin kecil ukurannya, kemampuan daya serap batu bata terhadap air maupun unsur hara akan semakin baik. Selain itu, ukuran yang semakin kecil juga akan membuat sirkulasi udara dan kelembapan di sekitar akar tanaman berlangsung lebih baik. Walaupun miskin unsur hara, media  pecahan batu bata tidak mudah melapuk. Dengan demikian, pecahan batu bata cocok digunakan sebagai media tanam di dasar pot karena memiliki kemampuan drainase dan aerasi yang baik. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa mampu melaksanakan pengujian vigor terutama pada benih tanaman ta naman pangan, menghitung tinggi kecambahan dan  panjang akar dengan tiga ulangan, ulangan, serta agar mahasiswa dapat mengetahui mutu  benih. Terlebih dahulu lubangi aqua gelas dengan menggunakan paku, maksudnya agar sirkulasi air dan udara lancar. Kemudian masukkan pasir, tanah merah dan pecahan batu bata pada aqua gelas yang berbeda. Setelah itu, masukkan 4 benih kedalam media tanam dengan kedalaman ± 1 cm, lalu siram setiap hari. Data yang didapat pada tabel hasil diatas menunjukkan hampir semua  percobaan yang dilakukan tidak ada perkecambahann yang berarti. Pada tanaman  jagung kadaluwarsa, pada media tanah manapun, baik media pasir, tanah dan  pecahan batu bata tidak ada benih yang tumbuh atau berkecambah. Tetapi, pada  pengamatan akar tanamannya, terdapat radikula yang muncul pada media pecahan  batu bata. Sebaliknya, pada benih jagung baru, jagung tidak tumbuh atau  berkecambah pada media tanam pasir. Sedangkan, pada media tanah muncul kecambah jagung dengan ukuran 1,2 cm dan pada media tanam pecahan batu bata, muncul kecambah jagung dengan ukuran 5 cm. Sedangkan pada pengamatan akar tanamannya, pada media pasir tidak di temukan munculnya radikula. Sedangkan  pada media tanam tanah muncul radikula dengan panjang akar 5 cm dan terakhir t erakhir  pada media tanam pecahan batu bata, muncul radikula dengan panjang akar 4,5 cm. Itu merupakan hasil dari total keseluruhan.

8

 

Seperti hasil penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang demikian erat antara kecepatan berkecambahnya benih dengan vigor tanamannya. Ternyata dari adanya kenyataan bahwa benih yang kecepatan  berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkannya akan lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan. Dengan demikian jelas  bahwa kecepatan berkecambahnya benih merupakan aspek penting dari vigor tanamannya, serta memberikan indeks vigor dari setiap kelompok benih. Karena itu perlu dilakukan pengujian tentang kecepatan berkecambah tersebut, yang  penilaiannya dapat dilakukan dengan beberapa cara. Faktor lingkungan juga  berpengaruh besar terhadap daya kecambah benih jagung jagung ini.

9

 

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Dari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Faktor yang mempengaruhi keserempakan dan kecepatan tumbuh benih antara lain mutu benih yang rendah, kurang selektif dalam memilih benih dan faktor lingkungan itu sendiri saat dilakukannya pratikum. Pengujian vigor benih  bertujuan agar mampu melaksanakan pengujian vigor benih, serta mengukur tinggi kecambah dan panjang akar.

5.2 Saran

Sebelum memulai praktikum diharapkan mahasiswa terlebih dahulu memahami teori dari uji vigor benih agar lebih memudahkan dalam praktikum dan meminimalisir terjadinya kesalahan pada saat melakukan praktikum.

10

 

DAFTAR PUSTAKA

Amira 2011. Analisis Kemurnian Benih. http://www.leonheart45.blogspot.com. Di akses pada tanggal 27 November 2013. Bagod 2006. Biologi: Sains Kehidupan. Surabaya: Penerbit Yudhistira. Bewley and Black 2005. Physiology and Biochemistry of Seed in Relation to Germination. New York: Heidelberg. Lesilolo,M.K.,Riry, J dan E.A.Matatula. 2013. Pengujian Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa jenis Tanaman yang Beredar di Pasar Ambon. Jurnal Agrologia, Vol. 2, No. 1, April 2013, Hal. 1-9. 1 -9. Kartasapoetra, dkk., 1992. Teknologi Benih, Pengolahan Benih dan Tuntunan Praktikum. Rineka Cipta, Jakarta. Ichsan, C.N. 2006. Uji Viabilitas dan Vigor Benih Beberapa Varietas Padi (Oryza Sativa L.) yang Diproduksi pada Temperatur yang Berbeda Selama Kemasakan. Jurnal Floratek. 2: hal. 37-42.

11

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF