Uas Laporan Massa Neraca Tiga Lengan
September 10, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Uas Laporan Massa Neraca Tiga Lengan...
Description
LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN MASSA DENGAN MENGGUNAKAN NERACA TIGA LENGAN
Tujuan Praktikum :
Untuk
mengetahui
nilai
hasil
pengukuran
benda
dengan
menggunakan neraca tiga lengan A. Dasar Teori
Pengukuran yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah
measurement
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur. Artinya memberi angka terhadap sesuatu yang disebut objek pengukuran atau objek ukur. Karekteristik dari pengukuran, yaitu: 1) perbandingan antara atribut yang di ukur dengan alat ukurnya, maksudnya apa yang di ukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu sendiri; 2) hasilnya dinyatakan secara kuantitatif artinya, hasil pengukuran berwujud angka; 3) hasilnya bersifat deskriptif, maksudnya hanya sebatas memberikan angka yang tidak diinterpretasikan lebih jauh. Dari ketiga karakteristik yang disebutkan tersebut maka dapat dikemukakan bahwa pengukuran merupakan pengambilan keputusan yang menghasilkan sebuah angka tetapi angka yang diberikan tidak memberikan interpretasi lebih jauh Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa dan waktu. Macam-macam waktu. Macam-macam alat ukur panjang, massa dan waktu. Kali
ini
akan dibahas mengenai alat pengukur massa.
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak dipengaruhi gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Lebih jelasnya massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca atau timbangan. Untuk melakukan proses pengukuran massa/penimbangan suatu zat atau benda alangkah lebih baiknya kita juga mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan
timbangan itu sendiri. Hal yang perlu diketahui diantaranya adalah cara kalibrasi, penanganan timbangan, kebersihan timbangan dan cara mengoprasikan timbangan tersebut. Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang akan kita gunakan yaitu neraca ohaus tiga lengan neraca ohaus tiga lengan adalah alat ukur besaran massa. Yang membedakan masing-masing alat ukur ini adalah ketelitiannya. Neraca Ohaus tiga lengan memiliki ketelitian hingga 1/100 gram. Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus tiga lengan. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 610 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar yang digunakan dalam akurasi tertentu. Adapun teknik pengkalibrasian pada neraca ohauss adalah dengan memutar tombol kalibrasi pada ujung neraca ohauss sehingga titik kesetimbangan lengan atau ujung lengan tepat pada garis kesetimbanagn , namun sebelumnya pastikan semua anting pemberatnya
terletak
tepat
pada
angka
nol
di
masing-masing
lengan.
Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus tiga lengan sama Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain: 1. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar; 2. Meletakkan benda yang akan diukur massanya; 3. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 4. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya.
KETIDAKPASTIAN Sulit untuk mendapatkan nilai sebenarnya suatu besaran melalui pengukuran, oleh karena itu maka setiap hasil pengukuran harus dilaporkan dengan ketidakpastiannya. Ketidakpastian dibedakan atas, ketidakpastian mutlak dan ketidakpastian relatif. Ketidakpastian dapat terjadi pada pengukuran tunggal dan berulang. Ketidakpastian mutlak :
Ketidakpastian mutlak adalah suatu nilai yang disebabkan keterbatasan alat ukur. Pada pengukuran tunggal, nilai n ilai ketidakpastian yang umum ditentukan adalah dari setengah
NST. Untuk suatu besaran X maka ketidakpastian mutlaknya dalam pengukuran tunggal adalah : X =
1⁄2 NST
Dengan hasil pengukuran ditulis X = x X Pada pengukuran berulang, nilai ketidakpastian dapat dilaporkan hasil pengukurannya dengan cara menggunakan kesalahan
1⁄2 rentang atau dengan menggunakan standar
deviasi. Kesalahan
⁄ rentang :
salah satu cara untuk menyatakan ketidakpastian pada pengukuran berulang adalah secara kesalahan
1⁄2 rentang, caranya sebagai berikut :
a. Kumpulkan hasil pengukuran variabel x , misalnya n buah, yaitu : x 1 ,x2, ... xn b. Cari nilai rata-ratanya atau x = (x 1 + x2 + ... + xn) / n c. Tentukan xmax dan xmin dari kumpulkan data x dan ketidakpastiannya dapat dituliskan : x = (xmax - xmin ) / 2 d. Ditulis hasilnya : X = x x Standar diviasi :
Jika pengamatan ada n kali pengamatan dan terkumpul data x 1 , x2 ,..., xn maka nilai
rata-rata dari besaran : x = 1/n (x 1 , x2 ,..., xn) = 1/n j=1 j=1 x j Kesalahan dari nilai-nilai rata-rata terhadap nilai sebenarnya besaran x yang dinyatakan oleh standar deviasi adalah : Sx =
− ) = √ n xj ( xj)/n(n1) √ −
Jadi penulisan hasil pengukuran adalah :
X = x Sx Ketidakpastian relatif : Ketidakpastian yang dibandingkan dengan hasil pengukuran disebut ketidakpastian relatif, atau ditulis : KTPrelatif = = x/x Hasil pengukuran dilaporakan jika menggunakan KTP
relatif
adalah :
X = x (KTPrelatif x 100 ) X = x (x/x . 100) Ketidakpastian pada fungsi variabel (perambatan ketidakpastian) : Perambatan ketidakpastian adalah jika suatu variabel merupakan fungsi dari variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian maka variabel itu akan disertai pula oleh ketidakpastian. Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a a ) dan (b b) untuk kedua hasil pengukuran itu dilakukan operasi matematik dasar maka diperoleh besaran baru. Contoh perambatan ketidakpastian Variabel yang
Operasi
Hasil
ketidakpastian
Penjumlahan
p=a+b
p = a + b
Pengurangan
q = a-b
q = a- b
Perkalian
r=axb
r/r = a/a + b/b
Pembagian
S =a/b
s/s = a/a + b/b
Pangkat
t = a2
t/t = n a/a
terlibat (a a)
(b b)
Angka Berarti (Significant Figures)
Angka berarti (AB) adalah jumlah digit angka yang akan dilaporkan pada hasil akhir pengukuran. AB berkaitan dengan KTP relatif (). Semakin kecil KTP relatif maka semakin tinggi mutu pengukuran atau semakin tinggi ketelitian hasil pengukuran yang dilakukan. Aturan praktis yang menghubungkan antara KTP relatif dan AB adalah: AB = 1 – 1 – log log (KTP relatif) Contoh penggunaan AB: Nilai yang terukur
1,707 x 103
AB
KTP relatif ()
Hasil Penulisan
0.1
4
(1,707 0,001) x 103
1
3
(1,70 0,01) x 103
10
2
(1,7 0,1) x 103
B. Alat dan Bahan
No. Nama bahan dan bahan
Jumlah
1.
Neraca ohaus tiga lengan
1
2.
Batang magnet
1
3.
Beban 100 g
1
Gambar
4.
Beban 50 g
1
5.
Lem glukol
1
6.
Jaring kawat
1
C. Langkah Percobaan
a. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala skala diarahkan pada angka nol. b. Periksa bahwa neraca pada posisi seimbang. c. Meletakkan benda yang akan diukur massanya. d. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakam skala yang kecil. e. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0. f. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil. g. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan benda yang berbeda. h. Catat hasil pengukuran pada tabel hasil. Foto Percobaan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
No. Jenis Benda
Lengan I
Lengan II
Lengan III
Massa (gram)
1.
Beban 50 g
0 gram
50 gram
0 gram
50
2.
Beban 100 g
6,6 gram
90 gram
0 gram
96,6
3.
Batang Magnet
9,3 gram
50 gram
0 gram
59,3
4.
Lem Glukol
7,5 gram
20 gram
0 gram
27,5
5.
Jaring Kawat
10 gram
0 gram
0 gram
10
Perhitungan
1. Beban 50 gram Lengan I
: 0
gram
Lengan II : 50 gram Lengan III :
0 gram
= + + = 0 + 50 ++ 0 = 50 Hasil pengukuran:
= ± ∆ = (50 ±0,05) ±0,05) (Dimana X = massa)
∆ )x 100% , ) x 100% X= ( x , ) x 100% X = (50 X= (x
= (50 0,001) x 100% gram
Angka berarti
= 1 ∆ = 1 0,0,5005 = 1 (3 3)) = 4 2. Beban 100 gram Lengan I
: 6,6 gram
Lengan II : 90 gram Lengan III :
0 gram
= + + == 6,96 6.6 + ++ 0 96.6 + 90 Hasil pengukuran:
= ± ∆ = (96.6 ±0,05) ±0,05) (Dimana X = massa)
∆ X= (x )x 100% , ) x 100% X= ( x , ) x 100% X = (96,6 ,
= (96,6 0,00051) x 100% gram Angka berarti
= 1 ∆ = 1 0,96,056 = 1 (3,28686)) =4,286 ≈4 3. Batang magnet Lengan I
: 9,3 gram
Lengan II : 50 gram Lengan III III : 0 gram
= + + == 9,59 3,3 + ++ 0 59,3 + 50 Hasil pengukuran:
= ± ∆ = (59,3±0,05) (Dimana X = massa) X= (x
∆ )x 100%
, ) x 100% , ) x 100% X = (59,3 ,
X= ( x
= (59,3 0,0084) x 100% gram Angka berarti
= 1 ∆
= 1 log log((0,59,053) = 1 (3,074) =4,07 ≈4 4. Lem glukol Lengan I
: 7,5 gram
Lengan II
: 20 gram
Lengan III
: 0 gram
= + + = 7,5 ++ 20 ++ 0 = 27,5 Hasil pengukuran:
= ± ∆ = (27,5±0,05 27,5±0,05)) (Dimana X = massa)
∆ )x 100% , ) x 100% X= ( x , X = (27,5 , ) x 100% X= (x
= (27,5 0,0018) x 100% gram Angka berarti
= 1 ∆ = 1 0,27,055
= 1 (2,74036) =3,7403≈4 5. Jaring kawat Lengan I
: 10 gram
Lengan II
: 0 gram
Lengan III
: 0 gram
= + + = 10 ++ 0 + 0 = 10 Hasil pengukuran:
± ∆ ) = (10±0,05 (Dimana X = massa)
∆ )x 100% , ) x 100% X= ( x , ) x 100% X = (10 X= (x
= (10 0,005) x 100% gram Angka berarti
= 1 ∆ = 1 0,1005 = 1 (2,3010) =3,301029≈3
E. Pembahasan
Di dalam Fisika, massa dan berat adalah besaran-besaran fisika yang berbeda. Oleh karena itu, massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca ohaus, neraca lengan gantung, dan neraca digital. Pada percobaan kali ini alat ukur massa yang digunakan adalah neraca ohaus tiga lengan. Neraca ohaus tiga lengan ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Neraca ini memiliki tiga lengan, yakni sebagai berikut: 1. Lengan depan memiliki anting logam yang dapat digeser dengan skala 0, 1, 2, 3, 4, sampai dengan 10gr. Di mana masing-masing terdiri 10 skala tiap skala 1 gr. Jadi skala terkecil 0,1 gram 2. Lengan tengah, dengan anting lengan dapat digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0, 100, 200, sampai dengan 500gr. 3. Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20, sampai dengan 100 gr. Adapun bagian-bagian dari neraca ini adalah sebagai berikut:
1. Piringan wadah beban yang digunakan untuk menempatkan benda yang akan diukur. 2. Skrup atau knop kalibrasi yang digunakan untuk mengkalibrasi neraca ketika neraca tidak dapat digunakan untuk mengukur. 3. Lengan neraca untuk neraca 3 lengan berarti terdapat tiga lengan. Lengan pertama dengan skala satuan, lengan kedua dengan skala ratusan, dan lengan ketiga dengan skala puluhan.
4. Beban geser yang diletakkan pada masing-masing lengan yang dapat digeser-geser dan sebagai penunjuk hasil pengukuran. 5. Titik
0
atau
garis
kesetimbangan,
yang
digunakan
untuk
menentukan
titik
kesetimbangan.
Pada percobaan kali ini, kami melakukan pengukuran pada 5 benda. Benda tersebut yaitu: beban 50 g, beban 100 g, batang magnet, lem glukol, dan jaring kawat. Sesuai dengan judul praktikum ini, kami melakukan pengukuran massa pada kelima benda ini. Pada percobaan pertama benda yang digunakan adalah beban
50 g diperoleh hasil
pembacaan skala pada lengan I adalah 0 g, pada lengan II adalah 50 g dan lengan III adalah 0 g. Untuk hasil pengukuran tersebut dinyatakan dengan M = M 0 ± ∆M, dengan M0 adalah nilai hasil pengukuran itu sendiri dan ∆M adalah ketidakpastian neraca ketidakpastian neraca ohaus. M0 dari hasil pengukuran massa uang u ang logam tersebut diperoleh dengan menjumlahkan lengan l engan I, lengan len gan II dan lengan III, sehingga didapat
(50±0.05 ).
M = 50 g dan ∆M = 0,1 g. g. Jadi hasil pengukuran yaitu
Untuk percobaan kedua massa benda yang akan diukur adalah beban 100 g. Diperoleh hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 6,6 g, pada lengan II adalah 90 g dan lengan III adalah 0 gram. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 96,6 g dan dituliskan hasil pengukurannya adalah
(96,6 ±0,05).
Dan untuk percobaan ketiga, benda yang digunakan digunakan adalah batang magnet. Diperoleh hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 9,3 g, pada lengan II adalah 50 g dan pada lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 59,3 g dan dituliskan hasil pengukurannya adalah
(59,3 ±0,05) ±0,05).
Pada percobaan keempat, benda yang kami ukur massanya adalah lem glukol. Diperoleh hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 7,5 g, pada lengan II adalah 20 g dan pada lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh massa kelereng tersebut adalah 27,5 g dan dituliskan hasil pengukurannya adalah
(27,5 ±0,05) ±0,05). Dan pada percobaan terakhir, benda
yang kami ukur massanya adalah jaring kawat. Diperoleh hasil pembacaan pada skala pada lengan I adalah 10 g, pada lengan II dan lengan III adalah 0 g. Sehingga diperoleh diperoleh massa jarring kawat tersebut adalah 10 g dan dituliskan hasil pengukurannya adalah
(10 ±0,05) ±0,05).
Neraca ohaus memiliki ketelitian hingga 0,1 gram. Untuk hasil pengukuran massa benda pada neraca ohaus digunakan persamaan yakni:
= + + Dari data pengukuran yang kami peroleh pada beban 100 g, terdapat perbedaan hasil pengukuran yang kami lakukan dengan hasil pengukuran pada literatur. Dimana hasil pengukuran yang kami lakukan yaitu 96,6 g, sedangkan pada literatur hasil pengukurannya sebesar 100 g. Perbedaan ini mungkin karena adanya kesalahan yang kami lakukan. Kesalahan-kesalahan itu mungkin diantaranya: kurang telitinya kami saat membaca skala pada neraca, kesalahan kalibrasi, dan kurang memadainya alat yang kami lakukan.
a. Kesimpulan
Dalam mengukur berapa massa dari tiap tiap benda pada neraca tiga lengan harus dikalibrasi terlebih dahulu, agar tidak ada kesalahan yang terjadi. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan menggunakan neraca ohaus tiga lengan,
kita dapat mengetahui nilai hasil pengukuran pengukuran percoban yang yang telah dilakukan.
Pertama pada beban 50 gram nilai pengukurannya yaitu 50 gram, pada beban 100 gram nilai pengukurannya yaitu 96,6 gram, pada batang magnet nilai pengukurannya yaitu 59,3 gram, pada lem glukol nilai pengukurannya yaitu 27,5 gram, dan pada jaring kawat nilai pengukurannya yaitu 10 gram b. Saran
a. Praktikan
sebaiknya mengenal alat ukur
yang digunakan dalam percobaan dan
mengetahui cara menggunakan alat tersebut. b. Praktikan sebaiknya memahami konsep dari percobaan yang akan dilakukan. c. Praktikan sebaiknya mengkalibrasi alat terlebih dahulu sebelum memulai percobaan. d. Praktikan harus teliti dalam membaca skala pada alat.
e. Praktikan hendaknya fokus dalam melakukan percobaan agar percobaan yang dilakukan sesuai dengan literatur yang ada. DAFTAR PUSTAKA
Antika, L. 2012. Pengukuran (Kalibrasi) Volume Dan Massa Jenis Alumunium. http://jsunj.ac.id/index.php/jspektra/article/download/39/42 unj.ac.id/index.php/jspektra/article/download/39/42
(diakses
pada
Desember 2015) Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Edisi 5 Jilid 1. Jakarta : Erlangga Halliday, David. 1985. Fisika Jilid 1 .Jakarta : Erlangga Sears, Francis Weston.1982. Fisika untuk Universita Jilid I. Bandung: Rosda offset Serway & Jewett. 2009. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jakarta : Salemba Teknika https://www.scribd.com/document/253653715/Neraca-Ohaus-Tiga-Lengan
tanggal
17
LAMPIRAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang berlandaskan eksperimen, di mana eksperimen itu sendiri terbagi dalam beberapa tahapan, di antaranya pengamatan, pengukuran, menganalisis, dan membuat laporan hasil eksperimen. Dalam melakukan eksperimen diperlukan pengukuran dan alat yang digunakan di dalam pengukuran disebut alat ukur. Banyak sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi modern. Salah satu contohnya adalah alat ukur besaran massa seperti neraca. Neraca yang dimaksud adalah neraca Ohaus. Neraca ohaus terdapat sedikit perbedaan dengan necara yang sering dijumpai di pasar-pasar tradisional. Hal ini dikarenakan neraca Ohaus memiliki ketelitian lebih tinggi disbanding neraca yang ada di pasar-pasar tradisional. Sebelum memakai neraca Ohaus di dalam suatu eksperimen, hal pertama yang harus dipahami oleh praktikan dalam suatu praktikum adalah prinsip kerja serta fungsi dari komponen-komponen yang terdapat pada neraca ohaus agar diperoleh data yang benar. Selain itu, untuk memperoleh data yang benar dan akurat di dalam suatu eksperimen diperlukan juga pengukuran dan penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta keselamatan kerja dalam pengukuran menjadi poin yang patut diperhitungkan sehingga berbagai peristiwa kecelakaan yang terjadi di dalam melakukan eksperimen tidak perlu terjadi.Oleh sebab itu, Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor yang penting untuk mendukung kegiatan k egiatan praktikum. Praktikan akan terampil dalam praktikum apabila mereka memiliki keterampilan melakukan pengukuran sesuai prosedur, membaca hasil ukur, menuliskan hasil pengukuran sesuai aturan yang berlaku, dan dapat melakukan kalibrasi alat ukur serta yang paling dasar praktikan mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, komponen-komponen, dan prinsip kerja. Jika pengetahuan alat praktikan kurang maka akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum. Hal ini dikarenakan
selama praktikum praktikan dilibatkan aktif dengan pemakaian, perangkaian alat. Praktikan yang memiliki pengetahuan kurang mengenai alat-alat dapat mendatangkan bahaya yang mungkin terjadi ketika sedang mengadakan percobaan. Oleh karena itu dibuatlah makalah yang berjudul Alat ukur massa neraca Ohaus agar praktikan dapat menguasai alat dengan baik akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga praktikan memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan. 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah alat ukur massa neraca Ohaus adalah sebagai berikut: 1.bagaimana
cara
menggunakan
neraca
Ohaus
dengan
benar
dan
tepat?
2. bagaimana cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran besaran massa seperti seperti neraca Ohaus? 3. bagaimana cara membaca hasil ukur neracaOhaus ? 4. bagaimana menuliskan hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang berlaku ?
1.1 Tujuan masalah Tujuan
makalah
Alat
ukur
massa
neraca
Ohaus
adalah
sebagai
berikut:
1. menngetahui fungsi dan prinsip kerja alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus 2. mengetahui cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus 3. membaca hasil ukur neraca Ohaus 4. menulis hasil pengukuran dari neraca Ohaus yang sesuai aturan yang berlaku;
Gambar neraca Ohaus
Neraca 1 lengan
Neraca 2 lengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran Untuk mencapai suatu tujuan tertentu, di dalam fisika,kita biasanya melakukan pengamatan yang di ikuti dengan pengukuran. Pengamatan suatu gejala secara umum tidaklah lengkap bila tidak di lengkapi dengan data kuantitatif yang di dapat dari hasil pengukuran. Lord Kelvin, seorang ahli fisika berkata, bila kita dapat mengukur apa yang sedang kita bicarakan dan menyatakannya dengan angka-angka, berarti kita menghetahui apa yang sedang kita bicarakan itu.Sedangkan arti dari pengukuran itu sendiri adalah membandingkan sesuatu yang sedang diukur dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan, misalnya bila kita mendapat data pengukuran panjang sebesar 5 meter, artinya benda tersebut panjangnya 5 kali panjang mistar yang memiliki panjang 1 meter. Dalam hal ini, angka 5 menunjukkan nilai dari besaran panjang, sedangkan meter menyatakan besaran dari satuan panjang.Dan pada umumnya, sesuatu yang dapat diukur memiliki satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka kita sebut besaran. Panjang, massa dan waktutermasuk pada besaran karena dapat kita ukur dan dapat kita nyatakan
dengan angka-angka. Akan tetapi kebaikan dan kejujuran misalnya. Tidak dapat kita ukur dan tidak dapat kita nyatakan dengan d engan angka-angka.Tapi walaupun demikian, tidak semua besaran fisika selalu mempunyai satuan. Beberapa besaran fisika ada yang tidak memiliki satuan. Antara lain adalah indek bias, koefisiengesekan, dan massa jenis relatif
Alat ukur Massa Benda A. Macam – Macam – macam macam alat ukur massa Benda 1. Neraca Ohaus Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Neraca Ohaus terbagi terbagi menjadi dua yaitu yaitu :
1.Neraca Ohaus dua lengan Adalah neraca yang di gunakan untuk membandingkan massa benda yang di ukur dan massa anak timbangan. Gambar Neraca Ohaus dua lengan
2.Neraca Ohaus tiga lengan Adalah neraca yang skala nya lebih dari 0,01 g. Gambar Neraca Ohaus tiga lengan :
Selain neraca Ohaus ada beberapa lagi jenis neraca adalah sebagai berikut : Neraca dibedakan dibedakan menjadi beberapa beberapa jenis seperti 1.Neraca analitis dua lengan 2.Neraca lengan gantung 3.Neraca digital.
Skala dalam Neraca Ohaus Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai
skala
yang
berbeda-beda,
tergantung
dengan
lengan
yang
digunakannya.
Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat
pengukuran. Misalnya pada neraca Ohauss dengan tiga lengan dan batas pengukuran 310 gram mempunyai ketelitian 0,01 gram. Hal ini erat kaitannya ketika hendak menentukan besarnya ketidakpastian dalam pengukuran. Berdasarkan referensi bahwa ketidakpastian adalah ½ dari ketelitian alat. Secara matematis dapat ditulis: Ketidakpastian = ½ x skala terkecil Misalnya untuk neraca dengan tiga lengan dan batas ukur 310 gram mempunyai skala terkecil 0,1 gram, sehingga diperoleh ketidakpaastian ketidakpaastian ½ × 0,1 = 0,05 Fungsi dan Prinsip kerja Neraca Alat ukur massa yang sering digunakan dalam laboratorium fisika adalah neraca Ohaus. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti seperti prinsip kerja tuas. Cara pengukuran massa benda dengan neraca Ohaus Dalam mengukur massa benda dengan neraca Ohaus dua lengan atau tiga lengan sama. Ada beberapa langkah di dalam melakukan pengukuran dengan menggunakan neraca ohaus, antara lain: 1.Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan digunakan untuk menimbang, menimbang, dengan cara memutar sekrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau kekanan posisi dua garis pada neraca sejajar 2.Meletakkan benda yang akan diukur massanya; Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala skala yang kecil. Jika p panahnya anahnya sudah sudah berada di titik setimbang. 3.Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil penguku pengukurannya. rannya. 2. Timbangan
Pengontrolan Timbangan Timbangan dikontrol dengan menggunakan anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal, misal 10 gr dan 100 gr. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier).
Penanganan Timbangan Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus tepat horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu perlu lakukan koreksi. Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan ruang kerja. Membersihkan Timbangan Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan. Gambar timbangan
KESALAHAN Kesalahan dalam penggunaan alat ukur massa benda:
3 Kesalahan dalam pengukuran Kesalahan Dalam Pengukuran Dalam melakukan pengukuran kemungkinan terjadi kesalahan pastilah ada, dimana sumber kesalahan atau permasalahan tersebut, antara lain : a.Kesalahan yang bersumber dari pengukur. Kurangnya ketelitian mata dalam pembacaan alat waterpass, yaitu pembacaan alat. Adanya emosi dari pengukur akibat rasa lapar sehingga tergesagesa dalam melakukan pengukuran dan akhirnya terjadi kesalahan mencatat. b.Kesalahan yang bersumber dari alat. Pita ukur yang sering dipakai mempunyai tendensi panjangnya akan berubah, apalagi jika menariknya terlalu t erlalu kuat. Sehin Sehingga gga panjang pita ukur tidak betul atau tidak memenuhi standar lagi.Patahnya pita p ita ukur akibat terlalu kencangnya menarik pita ukur, sehingga panjang pita ukur bergeser (berkurang) c. Kesalahan yang bersumber dari alam. Adanya angin an gin yang membua membuatt rambu ukur terkena hembusan angin, sehingga tidak dapat berdiri dengan tegak. Angin yang merupakan faktor alam, membuat pita ukur menjadi susah diluruskan, sehingga jarak yang didapatkan menjadi lebih panjang daripada jarak sebenarnya.
Besaran
Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, luas, volume, dan kecepatan. Warna, indah, cantik bukan termasuk besaran karena ketiganya tidak dapat diukur dan dinyatakan dengan angka.
Besaran dibagi dua yaitu besaran besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain. Ada tujuh besaran pokok dalam Satuan Internasional (SI), seperti dalam tabel di bawah ini: No. Besaran pokok
Satuan SI Singkatan Alat ukur
1.
Panjang
meter
m
mistar
2.
Massa
kilogram
kg
neraca
3.
Waktu
sekon
s
stopwatch
4.
Suhu
kelvin
k
termometer
5.
Kuat arus
ampere
a
ampermeter
6.
Jumlah molekul
mole
mol
7.
Intensitas cahaya candela
cd
Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. No. Besaran turunan Besaran pokok
Satuan
1.
Luas
panjang x lebar
m2
2.
Volume
panjang x lebar x tinggi m3
3.
Kecepatan
Jarak / waktu
m/s
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat Pukul
: 10.00 – 10.00 – 11.45 11.45 WIB
Tempat
: Lab. Fisika IAIN Raden Fatah Palembang
3.2 Alat Dan Bahan 1. Neraca O’Hous O’Hous 2. Koin 200 3. Koin 500 4. Beban
3.3 PROSEDUR PENELITIAN
Cara pengukuran Neraca O ‘Hous : : 1. Posisikan skala neraca pada posisi nol dengan menggeser penunjuk pada lengan depan dan belakang ke sisi kiri dan lingkaran skala diarahkan pada angka nol 2. Periksa bahwa neraca pada posisi seimbang 3. Meletakkan benda yang akan diukur massanya 4. Menggeser skalanya dimulai dari yang skala besar baru gunakan skala yang kecil. Jika panahnya sudah berada di titik setimbang 0 5. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru memulai membaca hasil pengukurannya. 6. Catat hasilnya
BAB IV HASIL DAN PENBAHASAN
4.1 Hasil KOIN 100
KOIN 500
No
Massa (gr)
No
Massa (gr)
1
1,9 gr
1
5,4 gr
2
1,9 gr
2
5,4 gr
3
1,9 gr
3
5,4 gr
4
1,9 gr
4
5,4 gr
5
1,9 gr
5
5,4 gr
BEBAN No
Massa (kg)
1
49,4 gr
2
49,5 gr
3
49,6 gr
4
49,6 gr
5
49,4 gr
4.2. Pembahasan KOIN 100 No
Massa (x)
̅
( ̅ )
1
1,9 gr
0
0
2
1,9 gr
0
0
3
1,9 gr
0
0
4
1,9 gr
0
0
5
1,9 gr
0
0
∑ = 9,5
∑ =0
∑ , Nilai rata-rata = = = =9,5 ( − ) Standar Deviasi Deviasi = SD = ̅ = = 0 −
KOIN 500
No
Massa (x)
̅
( ̅ )
1
5,4 gr
0
0
2
5,4 gr
0
0
3
5,4 gr
0
0
4
5,4 gr
0
0
5
5,4 gr
0
0
∑ = 27
2
∑ =0
∑ ̅ = = =5,4 ( −)= = 0 Standar Deviasi =SD = −
Nilai rata-rata =
BEBAN
BEBAN No
Massa (x)
( Xi – X )
( Xi – X )2
1
49,4 gr
49,48-49,4 = 0,08
0,0064
2
49,5 gr
49,48-49,5 = -002
4 x 10-4
3
49,6 gr
49,48-49,6 = -0,12
0,0144
4
49,5 gr
49,48-49,5 =-0,02
4 x 10-4
5
49,4 gr
49,48-49,4 = 0,08
0,0064
x =247,4 gr
∑ = 0,028
Nilai rata-rata =
Standar Deviasi = SD =
=
=
=
= 0,04
=
=
=
=
URAIAN Dalam percakapan sehari-hari perbedaan antara massa dan berat tidak begitu penting. Bahkan kita akan ditertawakan apabila mengatakan: “Massa petinju itu 120 kg”. Tetapi di dalam Fisika, massa dan berat adalah besaran-besaran fisika yang berbeda. Oleh karena itu, massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SI-nya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi benda akibat gaya tarik bumi pada benda tersebut. Satuan SI-nya Newton (N). Untuk mengukur massa benda dapat digunakanneraca atau timbangan.Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti neraca analitis dua lengan, neraca Ohauss,
neraca
lengan
gantung,
dan
neraca
digital.
Neraca Analitis Dua Lengan Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain-lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1gram. Neraca Ohauss ,Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.Neraca Lengan Gantung Neraca ini berguna untuk
menentukan massa benda, yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat di sepanjang batang.Neraca Digital Neraca diigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya.Ketelitian neraca
digital
ini
sampai
dengan
0,001
gram.
BAB V KESIMPULAN
Kesimpulan dari pratikum yang berjudul Alat ukur Besaran massa neraca Ohaus adalah sebagai berikut: Fungsi neraca Ohaus sebagai alat untuk mengukur massa benda dan prinsip neraca Ohaus adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan atau prinsip kerja tuas;
Cara melakukan kalibrasi pada alat ukur besaran massa seperti neraca Ohaus adalah dengan cara memutar skrup yang berada disamping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar;
.Cara membaca hasil pengukuran dari neraca Ohaus adalah Neraca dua lengan: Baca posisi anting ;pada lengan belakang, Baca posisi anting pada lengan depan sebelum ujung lengan depan tepat pada setimbang (masih di atas tanda setimbang),Baca skala utama setelah diputar ke kanan sebelum ujung lengan depan dengan tepat pada posisi setimbang (masih di atas tanda setimbang), Baca skala nonius yang berimpitan dengan salah satu garis skala utama,Neraca tiga lengan: Baca posisi anting pada lengan belakang Baca posisi anting pada lengan tengah Baca posisi anting pada lengan; Menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus dua lengan adalah sebagai berikut: jumlahdari nilai posisi anting lengan belakang dan lengan depan, skala utama dan skala nonius. Sedangkan menulis hasil pengukuran dengan neraca ohaus tiga lengan adalah jumlah dari nilai anting pada lengan belakang, anting pada lengan tengah, anting pada lengan.
View more...
Comments