Twin To Twin Transfusion Syndrome
September 23, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Twin To Twin Transfusion Syndrome...
Description
Twin to twin transfusion syndrome (TTTS) adalah a dalah suatu keadaan dimana terjadinya tranfusi darah intrauterin dari janin ke janin yang lain pada kehamilan kembar. TTTS merupakan komplikasi dari kehamilan kembar monochorionik dimana dari gambaran sono grafi terlihat ditemukan polihidramion pada kantong yang lainnya pada suatu kehamilan ganda monochorionik-diamniotik. Angka kejadian TTTS berkisar antara 4% sampai 35% dari seluruh kehamilan kembar monochorion dan menyebabkan kematian pada lebih dari 17% dari seluruh kehamilan kembar. Bila tidak diberikan penanganan yang adekwat, > 80% janin dari kehamilan tersebut akan mati intrauterine atau
Tipe kronik Biasanya terjadi pada kehamilan dini (umur kehamilan 12-26 minggu). Kasus tipe ini merupakan yang paling bermasalah karena bayinya masih immatur dan tidak dapat dilahirkan, sehingga dalam pertumbuhannya di uterus, bisa mengalami kelainan akibat dari twin-to-twin transfusion syndrome seperti hydrops. Tanpa terapi, sebagian besar bayi tidak
dapat bertahan hidup atau bila survival, akan timbul kecacatan. Walaupun Walaupun arah transfusi darah menuju kembar resipien, tetapi trombus dapat secara bebas berpindah arah melalui anstomosis pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan infark atau kematian pada kedua janin. Diagnosis TTTS Diagnosa prenatal TTTS dibuat dengan menggunakan ultrasonografi. Dengan berbagai variasi, para ahli memberika memberikan n kriteria untuk diagnosis TTTS antenatal sebagai berikut: Tabel 1 Keadaan pada trimester I untuk diagnosis twin-to-twin transfusion syndrome
Kehamilan monochorionik Ukuran nuchal translucency > 3 mm pada umur kehamilan 10-14 minggu
Ukuran crown-rump length yang kurang pada satu janin Membran pemisah pada umur kehamilan 10-13 minggu
Kriteria diagnostik trimester kedua dan awal trimester ketiga termasuk: kehamilan monochorion, kembar dengan jenis kelamin sama, kombinasi polihidramnion pada satu kantong dan oligohidramnion pada kantong yang lainnya, dan kecil atau tidak terlihatnya kandung kemih pada donor sementara pada resipien memiliki kandung kemih yang besar. (Tabel 2). Tabel 2 Kriteria diagnostik twin-to-twin transfusion syndrome pada trimester kedua atau awal trimester ketiga (Kriteria Diagnostik Ultrasonografi)
Kehamilan monokorionik
Jenis kelamin yang sama
Satu massa plasenta
Membran pemisah yang tipis
Kelainan volume cairan amnion. Satu kantong amnion ologohidramnion, ukuran vertikal 2,0 cm.
Satu kantong amnion polihidramnion, ukuran vertikal 8,0 cm. Kantung kencing yang persisten. Kantung kencing yang kecil atau tidak tampak pada kembar oligohidramnion. Tampak kantung kencing yang besar pada kembar polihidramnion. Tambahan untuk membantu membantu diagnosis. diagnosis.
Perkiraan perbedaan berat janin (20% lebih berat kembar besar) Adanya stuck twin Hidrops fetalis (adanya satu atau lebih gejala:edema kulit (tebal 5 mm), efusi
perikardial, efusi pleura, ascites).
Membran pembungkus pada umur kehamilan 14-17 minggu
*kriteria diagnostik TTTS ini diterapkan pada trimester kedua atau awal trimester ketiga kehamilan. Ultrasonografi serial sangat dianjurkan. Diagnosis postnatal TTTS dapat ditegakkan dengan: 1. Adanya perbedaan berat badan kedua janin yang > 500 g, atau perbedaan > 20% pada janin preterm (untuk TTTS yang kronis). 2. Terdapat perbedaan kadar Hemoglobin dan Hematokrit dari kedua janin, janin donor dapat mencapai 8 g% atau kurang, dan janin resipien bisa mencapai 27%. 3. Perbedaan ukuran pada organ-organ jantung, ginjal, hepar dan thymus. Penatalaksanaan Beberapa jenis teknik terapi telah dilakukan dalam usaha memperbaiki hasil luaran kehamilan kasus twin-to-twin transfusion syndrome. Pendekatan ini meliputi terapi amniosentris, septostomi, ablasi laser terhadap anastomosis pembuluh darah, selektif feticide, dan terapi ibu dengan memakai digoksin. Tabel 3 Pilihan terapi
Terapi amniosentis dilakukan dengan mengurangi cairan amnion yang berlebihan pada kantung amnion kembar resipien. Terapi ini mempunyai beberapa keuntunga keuntungan n yaitu: memberi ruang yang lebih pada kembar yang lebih kecil (stuck twin), menstabilkan kembar yang besar, mengurangi ketidaknyamanan
View more...
Comments