Tutorial DIgSILENT PowerFactory 4 Bus
December 6, 2017 | Author: anon_63380287 | Category: N/A
Short Description
apakah...
Description
Tutorial DIgSILENT PowerFactory 15.1 Memulai DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Pertama-tama yang harus dilakukan sebelum menggunakan aplikasi DIgSILENT PowerFactory 15.1 adalah membuka aplikasi DIgSILENT PowerFactory 15.1 yang telah diinstall pada PC dengan memperhatikan dekstop pada layar monitor PC, kemudian melakukan double klik pada shortcut icon PowerFactory 15.1.
2. Maka akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut. Selanjutnya klik Close. Setelah itu lalu hilangkan centang (√) pada Show at Startup, lalu Close seperti yang terlihat pada gambar berikut.
3. Berikut tampilan awal/lembar kerja dari sebuah DIgSILENT PowerFactory 15.1.
Membuat Program Baru di DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Membuat lembar kerja baru pada DIgSILENT PowerFactory 15.1 dengan mengklik FileNewProject yang dapat dilihat pada gambar berikut.
2. Menuliskan nama dari sebuah projek yang ingin dibuat pada kolom Name sesuai dengan keinginan. Lalu klik OK.
3. Setelah itu menuliskan nama dari sebuah grid dengan mengisi kolom Name dengan tulisan “Aliran Daya 4 Bus” dan kolom Nominal Frequecy dengan tulisan “50” Hz. Lalu klik OK.
Membuat Rangkaian Simulasi DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Beikut tampilan lembar kerja baru dari projek DIgSILENT PowerFactory 15.1 yang telah dibuat.
2. Sebelum membuat rangkaian, kita dapat mengubah tegangan menjadi 100 kV
3. Dalam membuat rangkaian, langkah awal yang dilakukan adalah membuat busbar tunggal dengan mengklik icon Single Busbar.
4. Kemudian mengarahkan kursor pada area lembar kerja dan mengatur posisi sesuai keinginan, lalu klik. Maka akan tampil sebuah busbar tunggal pada lembar kerja seperti pada gambar berikut.
5. Melakukan langkah sebelumnya sebanyak empat kali di tempat yang berbeda dengan mengklik pada posisi lembar kerja seperti gambar berikut.
6. Mengklik dua kali pada busbar, maka akan muncul kotak dialog seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah tegangan Line-Line menjadi 100 kV. Lakukan kembali langkah ini pada busbar yang lain.
7. Setelah itu, mengarahkan kursor ke bagian Substation, lalu klik. Kemudian mengubah nama busbar tunggal dengan tulisan “Busbar 1”, lalu OK. Lakukan kembali langkah ini pada busbar yang lain dengan tulisan “Busbar 2, Busbar 3 dan Busbar 4”.
8. Membuat generator dengan mengklik icon Synchronous Machine.
9. Kemudian mengarahkan kursor pada area lembar kerja dan mengatur posisi generator pada bagian atas busbar 1, lalu klik. Kemudian menghubungkan generator dengan busbar1 dengan mengklik busbar 1. Maka akan tampil sebuah generator pada lembar kerja seperti pada gambar berikut.
10. Setelah mengklik busbar 1 maka akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut. Mengarahkan kursor ke nomor 1, 2, 3 atau 4, lalu klik nomor terminal yang dipilih.
11. Berikut tampilan dari generator yang telah terhubung dengan busbar 1.
12. Melakukan langkah sebelumnya (membuat generator yang terhubung dengan busbar 1) namun di tempat yang berbeda yaitu membuat generator yang terhubung dengan busbar 4. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.
13. Membuat beban dengan mengklik icon General Load, lalu klik.
14. Kemudian mengarahkan kursor pada area lembar kerja dan mengatur posisi beban pada bagian atas busbar 2, lalu klik. Kemudian menghubungkan beban dengan busbar 2 dengan mengklik busbar 2. Maka akan tampil sebuah beban pada lembar kerja seperti pada gambar berikut.
15. Setelah mengklik busbar 2 maka akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut. Mengarahkan kursor ke nomor 1, 2, 3 atau 4, lalu klik nomor terminal yang dipilih.
16. Berikut tampilan dari beban yang telah terhubung dengan busbar 2.
17. Melakukan langkah sebelumnya (membuat beban yang terhubung dengan busbar 2) namun di tempat yang berbeda yaitu membuat beban yang terhubung dengan busbar 3. Seperti yang terlihat pada gambar berikut.
18. Selanjutnya menghubungkan busbar 1 dengan busbar 3, dengan mengklik icon Line.
19. Kemudian mengarahkan kursor pada area lembar kerja. Kemudian klik busbar 1.
20. Setelah mengklik busbar 1 maka akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut. Mengarahkan kursor ke nomor yang masih kosong yang ditandai dengan warna merah yaitu nomor 2, 3 atau 4, lalu klik nomor terminal yang dipilih.
21. Kemudian mengarahkan kursor pada busbar 3. Maka akan muncul seperti pada gambar berikut.
22. Setelah mengklik busbar 3 maka akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut. Mengarahkan kursor ke nomor yang masih kosong yang ditandai dengan warna merah yaitu nomor 2, 3 atau 4, lalu klik nomor terminal yang dipilih.
23. Berikut tampilan dari line yang menghubungkan busbar 1 dengan busbar 3.
24. Melakukan langkah sebelumnya (menghubungkan busbar 1 dengan busbar 3) namun di tempat yang berbeda yaitu membuat line yang menghubungkan busbar 1 dengan busbar 2, busbar 2 dengan busbar 4 dan busbar 3 dengan busbar 4. Seperti yang terlihat pada gambar berikut. Line dapat dibentuk sesuai dengan keinginan dengan mengklik pada grid.
Menginput data pada DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Pertama-tama yaitu penginputan pada generator sebagai swing bus dengan mengklik dua kali pada generator yang terhubung dengan busbar 1, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “PLTU 1”.
2. Untuk menginput data klik TypeNew Project Type yang dapat dilihat pada gambar berikut.
3. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “PLTU 1” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Nominal Apparent Power: 100 MVA, Nominal Voltage: 100kV, Power Factor: 0,8 dan pilih Connection “YN”, lalu klik OK.
4. Mengklik Tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Mencentang Reference Machine dan pilih Mode of Local Voltage Controller yaitu Voltage. Kemudian menginput data pada: a) Dispatch yaitu Voltage: 1,05 p.u; b) Reactive Power Operational Limits yaitu Min: -1 p.u, -100 Mvar, Scalling Factor (min) 100 % dan Max: 1 p.u, 100 Mvar, Scalling Factor (max) 100 %; c) Active Power Rating yaitu Max: 80 MW dan Rating Factor 1. Lalu klik OK.
5. Selanjutnya penginputan pada generator yang ditujukan sebagai generator pembangkit, dengan mengklik dua kali pada generator yang terhubung dengan busbar 4, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “PLTU 2”.
6. Untuk menginput data, lakukan langkah yang sama seperti penginputan generator “PLTU 2” dengan mengklik TypeNew Project Type yang dapat dilihat pada gambar berikut.
7. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “PLTU 2” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Nominal Apparent Power: 400 MVA, Nominal Voltage: 100kV, Power Factor: 0,8 dan pilih Connection “YN”, lalu klik OK.
8. Mengklik Tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Kemudian menginput data pada : a. Dispatch yaitu Active Power: 318; b. Reactive Power Operational Limits yaitu Min: -1 p.u, -400 Mvar, Scalling Factor (min) 100 % dan Max: 1 p.u, 400 Mvar, Scalling Factor (max) 100 %; c. Active Power Rating yaitu Max: 320 MW dan Rating Factor 1. Lalu klik OK.
9. Kedua yaitu penginputan pada beban dengan mengklik dua kali pada Generator Load yang terhubung dengan busbar 2, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Beban 1”.
10. Mengklik Tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Kemudian menginput data pada : Balanced/Unbalanced yaitu Active Power: 180 MW, Reactive Power: 116,35 Mvar, Voltage: 1, dan Scaling Factor: 1. Mencentang Adjusted by Load Scaling. Lalu klik OK.
11. Selanjutnya penginputan pada beban yang lain dengan mengklik dua kali pada Generator Load yang terhubung dengan busbar 3, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Beban 2”.
12. Mengklik Tab Load Flow maka akan muncul kotak dialog Load Flow. Kemudian menginput data pada : Balanced/Unbalanced yaitu Active Power: 190 MW, Reactive Power: 113,94 Mvar, Voltage: 1, dan Scaling Factor: 1. Mencentang Adjusted by Load Scaling. Lalu klik OK.
13. Ketiga yaitu penginputan pada line dengan mengklik dua kali pada line yang terhubung pada busbar 1 dengan busbar 2, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 1-2”.
14. Untuk menginput data klik TypeNew Project Type Line Type (TypLne) yang dapat dilihat pada gambar berikut. Lalu klik.
15. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 1-2” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Rated Voltage: 100 kV, Rated Current: 1 kA, Nominal Frequency: 50 Hz, Cable/OHL: Overhead Line, System Type:AC, Phases: 3, dan Number of Neutrals: 0. Menginput data selanjutnya pada :
a. Parameter per Length 1,2-Sequence yaitu AC-Resistance’(200): 0,01008 Ohm/km dan Rectance X’: 0,0504 Ohm/km. b. Parameter per Length Zero Sequence yaitu AC-Resistance0’: 3,8156 Ohm/km dan Rectance X0’: 19,0781 Ohm/km. Lalu klik OK dua kali.
16. Selanjutnya penginputan pada line berikutnya dengan mengklik dua kali pada line yang terhubung pada busbar 1 dengan busbar 3, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 1-3”.
17. Untuk menginput data klik TypeNew Project TypeLine Type (TypLne) yang dapat dilihat pada gambar berikut. Lalu klik.
18. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 1-3” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Rated Voltage: 100 kV, Rated Current: 1 kA, Nominal Frequency: 50 Hz, Cable/OHL: Overhead Line, System Type:AC, Phases: 3, dan Number of Neutrals: 0. Menginput data selanjutnya pada : a. Parameter per Length 1,2-Sequence yaitu AC-Resistance’(200): 0,0074 Ohm/km dan Rectance X’: 0,0372 Ohm/km. b. Parameter per Length Zero Sequence yaitu AC-Resistance0’: 5,1695 Ohm/km dan Rectance X0’: 25,8478 Ohm/km. Lalu klik OK dua kali.
19. Selanjutnya penginputan pada line berikutnya dengan mengklik dua kali pada line yang terhubung pada busbar 3 dengan busbar 4, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 3-4”.
20. Untuk menginput data klik TypeNew Project TypeLine Type (TypLne) yang dapat dilihat pada gambar berikut. Lalu klik.
21. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 3-4” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Rated Voltage: 100 kV, Rated Current: 1 kA, Nominal Frequency: 50 Hz, Cable/OHL: Overhead Line, System Type:AC, Phases: 3, dan Number of Neutrals: 0. Menginput data selanjutnya pada : a. Parameter per Length 1,2-Sequence yaitu AC-Resistance’(200): 0,01271 Ohm/km dan Rectance X’: 0,0636 Ohm/km. b. Parameter per Length Zero Sequence yaitu AC-Resistance0’: 3,0237 Ohm/km dan Rectance X0’: 15,1185 Ohm/km. Lalu klik OK dua kali.
22. Selanjutnya penginputan pada line berikutnya dengan mengklik dua kali pada line yang terhubung pada busbar 2 dengan busbar 4, maka akan muncul kotak dialog Basic Data seperti pada gambar berikut. Kemudian mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 2-4”.
23. Untuk menginput data klik TypeNew Project TypeLine Type (TypLne) yang dapat dilihat pada gambar berikut. Lalu klik.
24. Maka akan muncul tampilan berikut. Mengubah nama pada kolom Name dengan tulisan “Line 2-4” seperti yang dilakukan sebelumnya. Kemudian menginput data Rated Voltage: 100 kV, Rated Current: 1 kA, Nominal Frequency: 50 Hz, Cable/OHL: Overhead Line, System Type:AC, Phases: 3, dan Number of Neutrals: 0. Menginput data selanjutnya pada : a. Parameter per Length 1,2-Sequence yaitu AC-Resistance’(200): 0,0074 Ohm/km dan Rectance X’: 0,0372 Ohm/km. b. Parameter per Length Zero Sequence yaitu AC-Resistance0’: 5,1695 Ohm/km dan Rectance X0’: 25,8478 Ohm/km. Lalu klik OK dua kali.
Menjalankan Simulasi DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Setelah selesai penginputan data maka selanjutnya adalah menjalankan simulasi yang telah dibuat dengan mengklik icon Calculate Load Flow.
2. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, lalu klik Execute.
3. Berikut tampilan simuasi setelah dijalankan.
4. Program dari rangkaian simulasi yang telah dijalankan dapat dilihat dengan mengklik Maximize Output Window.
5. Berikut tampilan hasil simulasi di DIgSILENT PowerFactory 15.1.
Catatan : Tulisan yang berwarna merah pada program diatas menandakan daya reaktif beban lebih besar daripada daya reaktif pembangkit. 6. Untuk melihat analisis perhitungan keluaran dapat dilihat dengan mengklik Output Calculation Analysis.
7. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, lalu klik Execute
8. Berikut tampilan analisis perhitungan keluaran.
Menghentikan Simulasi DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Apabila ingin menghentikan simulasi, maka dapat dilakukan dengan mengklik Data Verification.
2. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, lalu klik Execute.
3. Berikut tampilan simulasi setelah dijalankan.
4. Apabila ingin kembali ke Single Line Diagram yang telah dibuat, maka klik Maximize Graphic Window.
5. Maka akan muncul Single Line Diagram yang telah dibuat sebelumnya.
Menyimpan File DIgSILENT PowerFactory 15.1
1. Sebelum menyimpan file, pastikan bahwa tidak ada file yang sedang terbuka/dijalankan pada lembar kerja DIgSILENT PowerFactory 15.1. Apabila terdapat file yang terbuka/dijalankan maka file tersebut dapat ditutup dengan menghilang tanda centang (√) yang terdapat pada FileJudul File atau dengan mengklik Deactivate Project.
2. Menyimpan file DIgSILENT PowerFactory 15.1 dapat dilakukan dengan mengklik FileExportData (*.pfd;*.dz) …
3. Mengubah nama file yang akan disimpan dapat dilakukan dengan mengklik kanan pada nama file yang ingin diubah. Lalu klik Rename.
4. Mengubah nama menjadi “Aliran Daya 4 Bus”. Setelah mengganti nama, tekan tombol Enter. Setelah itu klik OK.
5. Simpan file tersebut pada lokasi yang diinginkan. Lalu klik Save.
6. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, lalu klik Execute.
Membuka File DIgSILENT PowerFactory 15.1 yang Telah Disimpan
1. Membuka file yang telah disimpan sebelumnya dapat dilakukan dengan mengklik FileImport Data (*.pfd;*.dz) …
2. Maka akan muncul tampilan seperti berikut ini. Memilih File yang ingin dibuka. Selanjutnya klik Open.
3. Maka akan muncul tampilan seperti berikut, lalu klik Execute.
4. Setelah diimport lembar kerja akan terlihat kosong seperti gambar berikut ini.
5. Untuk membuka file yang sudah diimpor, selanjutnya pilih FileActivate Project.
6. Memilih file yang ingin dibuka, lalu klik OK.
7. Berikut tampilan file yang telah dibuka.
View more...
Comments