Tutorial Blok10 2 Dasar (1)

October 3, 2017 | Author: Akbar DeyaHarsya | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tutorial dasaran...

Description

LAPORAN TUTORIAL BLOK MUSKULOSKELETAL SKENARIO II MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK ?

KELOMPOK II AJENG APSARI UTAMI AKBAR DEYAHARSYA BAGUS HIDAYATULLOH ELIAN DEVINA FARIZCA NOVANTIA WAHYUNINGTYAS GITA PUSPANINGRUM HANI NATALIE I WAYAN RENDI AWENDIKA NAILA IZZATUS SA’ADAH SHENDY WIDHA MAHENDRA SITARESMI RARAS NIRMALA STEFANUS ERDANA PUTRA

G 0013013 G 0013015 G 0013055 G 0013085 G 0013093 G 0013103 G 0013107 G 0013115 G 0013169 G 0013217 G 0013219 G 0013221

TUTOR : RATNA KUSUMAWATI, dr., M. Biomed. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN SKENARIO II MENGAPA LUTUT NENEK NYERI DAN BENGKAK ?

Seorang perempuan berusia 67 tahun datang ke poliklinik umum dengan keluhan nyeri pada lutut kanan sejak enam bulan yang lalu dan semakin lama semakin bertambah nyeri. Sejak tiga hari yang lalu, pasien merasakan bengkak pada lutut kanannya. Selain itu, pasien juga mengeluhkan nyeri pada punggung bawah, tetapi tidak terdapat riwayat jatuh. Pasien juga merasakan adanya benjolan pada pangkal ibu jari kaki kiri. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan hasil : tekanan darah 110/70 mmHg, temperatur 36,7°C, denyut nadi 78 x/menit, serta frekuensi napas 16 x/menit. Pada pemeriksaan lutut kanan didapatkan tanda – tanda inflamasi dan keterbatasan ROM disertai krepitasi. Pada pemeriksaan punggung kanan ditemukan hump, bahu kanan tidak sama tinggi dengan bahu kiri, dan tidak ditemukan gangguan neurologis. Pada pemeriksaan dorsum pedis didapatkan tophus pada sendi metatarsophalangeal digiti I kiri. Dokter merencanakan pemeriksaan foto rontgen pada genu dexter, vertebra, dan pedis sinister. Dokter juga merencanakan pemeriksaan laboratorium dan BMD. Dokter memberikan obat analgesik anti inflamasi dan menyarankan perempuan tersbut pergi ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik.

BAB II DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA A. Langkah I: Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario Dalam skenario kedua ini kami mengklarifikasi beberapa istilah sebagai berikut: 1.

B. Langkah II: Menentukan/ mendefinisikan permasalahan Permasalahan pada skenario “Mengapa Lutut Nenek Nyeri dan Bengkak ?” antara lain: 1. Mengapa pasien mengalami nyeri pada lutut dan punggung bawah meski tidak mengalami trauma? 2. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan pasien? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya tophus dan keterbatasan ROM? 4. Bagaimana mekanisme krepitasi, tanda-tanda inflamasi pada lutut kanan, dan hump? 5. Bagaimana mekanisme nyeri secara umum dari tubuh? 6. Mengapa pasien dibawa ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik? 7. Mengapa tidak ditemukan gangguan neurologis? 8. Apa alasan dokter menggunakan pemeriksaan penunjang di skenario? Apa saja pemeriksaan muskuloskeletal? 9. Apa saja differential diagnosis dari skenario? 10. Bagaimana mekanisme produksi asam urat tubuh? 11. Mengapa dokter memberikan obat analgetik? 12. Bagaimana penatalaksanaannya? 13. Apa hubungan ROM dengan kerusakan neurologis? Bagaimana ROM aktif dan pasif? 14. Bagaimana mekanisme ekskresi asam urat? 15. Mengapa pengobatan tidak teratur dapat menimbulkan tophus? 16. Apa hubungan osteoarthritis (OA) dengan tophus? 17. Apa perbedaan OA akut dan OA kronis? C. Langkah III: Menganalisis permasalahan dan membuat pertanyaan sementara mengenai permasalahan (tersebut dalam langkah II) 5. Mekanisme nyeri secara umum

Nyeri adalah rasa tidak menyenangkan yang merupakan mekanisme perlindungan. Rasa nyeri dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu rasa nyeri cepat dan rasa nyeri lambat. Jenis rasa nyeri cepat ini akan terasa bila sebuah jarum ditusukkan ke dalam kulit, luka tersayat pisau,atau kulit terbakar secara akut. Rasa nyeri cepat-tajam tidak akan terasa disebagian besar jaringan dalam tubuh. Sedangkan nyeri lambat biasanya dikaitkan dengan kerusakan jaringan. Rasa nyeri ini dapat terasa di kulit dan hamper semua jaringan dalam atau organ. Mekanisme nyeri (Tabel 1) (Guyton,2007) berawal dari adanya rangsang yang bias berupa mekanis, suhu dan kimiawi. Rangsang suhu yang dapat menimbulkan nyeri adalah suhu diatas 45 C. yang termasuk rangsang kimiawi adalah bradikinin yang nanti ya akan menimbulkan rasa nyeri. Selain itu ada pula iskemia jaringan (jaringan yang kekurangan oksigen) dan spasme otot (kekakuan otot). Selanjutnya rangsang akan dilanjutkan oleh serabut perifer yang dibagi menjadi dua, yaitu serabut cepat (serabut kecil Aδ) dan lambat RANGSANG (serabut C). Kemudian akan sampai pada medulla spinalis dimana nanti akan menempati ruang yang berbeda. Untuk nyeri cepat akan menempati traktus neospinotalamikus dan nyeri lambat akan menempati traktus paleospinotalamikus. Selanjutnya akan diteruskan saraf motorik dan akan SERABUT NYERI PERIFER CEPAT SERABUT NYERI PERIFER LAMBAT timbul respon.

SERABUT KECIL TIPE Aδ

SERABUT C

MEDULA SPINALIS

TRAKTUS NEOSPINOTALAMIKUS

TRAKTUS PALEOSPINOTALAMIKUS

SARAF MOTORIK (RESPON)

Tabel 1. Mekanisme nyeri

D. Langkah IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah III E. Langkah V: Merumuskan tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran (learning objectives) pada skenario kedua ini adalah 1. Mengapa pasien mengalami nyeri pada lutut dan punggung bawah meski tidak mengalami trauma?

2. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan pasien? 3. Bagaimana mekanisme terjadinya tophus dan keterbatasan ROM? 4. Bagaimana mekanisme krepitasi, tanda-tanda inflamasi pada lutut kanan, dan hump? 5. Mengapa pasien dibawa ke bagian Orthopedi dan Rehabilitasi Medik? 6. Mengapa tidak ditemukan gangguan neurologis? 7. Apa alasan dokter menggunakan pemeriksaan penunjang di skenario? Apa saja pemeriksaan muskuloskeletal? 8. Apa saja differential diagnosis dari skenario? 9. Bagaimana mekanisme produksi asam urat tubuh? 10. Mengapa dokter memberikan obat analgetik? 11. Bagaimana penatalaksanaannya? 12. Apa hubungan ROM dengan kerusakan neurologis? Bagaimana ROM aktif dan pasif? 13. Bagaimana mekanisme ekskresi asam urat? 14. Mengapa pengobatan tidak teratur dapat menimbulkan tophus? 15. Apa hubungan osteoarthritis (OA) dengan tophus? 16. Apa perbedaan OA akut dan OA kronis? F. Langkah VI: Mengumpulkan informasi baru Masing-masing anggota kelompok kami telah mencari sumber – sumber ilmiah dari beberapa buku referensi maupun akses internet yang sesuai dengan topik diskusi tutorial ini secara mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya. G. Langkah VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh

BAB III KESIMPULAN

Dari diskusi tutorial kali ini, dapat diambil kesimpulan bahwa

BAB IV SARAN

Secara umum, diskusi tutorial skenario kedua blok muskuloskeletal telah berjalan dengan baik dan lancar. Akan tetapi, masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki supaya dalam melaksanakan diskusi tutorial selanjutnya mahasiswa dapat melaksanakan diskusi tutorial secara efektif dan efisien. Pada diskusi tutorial skenario kedua ini, masih ada beberapa anggota kelompok yang kurang berpartisipasi secara aktif. Adanya beberapa anggota yang pasif dalam diskusi ini membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai, tetapi tidak merata. Selain itu, mahasiswa juga harus mencantumkan sumber yang dapat dipercaya setiap kali menyampaikan pendapat dalam diskusi tutorial. Saran untuk tutorial berikutnya adalah setiap anggota sebaiknya dapat menggunakan waktu secara efektif dan efisien, sehingga waktu yang dialokasikan untuk diskusi tutorial dapat dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya. Adanya tutor yang memandu diskusi telah membantu jalannya tutorial, karena tutor dapat mengarahkan mahasiswa dengan baik selama kegiatan diskusi tutorial berlangsung. Dengan demikian, mahasiswa menjadi mahir dalam menemukan serta memahami tujuan pembelajaran pada diskusi tutorial kali ini.

DAFTAR PUSTAKA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF