TUMOR INTRA ABDOMEN TIA

May 1, 2017 | Author: ferinable | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yan...

Description

Tumor IntraAbdomen Kelompok IV

 Tumor

adalah : merupakan kumpulan sel abdormal yang terbentuk oleh sel-sel yang tumbuh terus mennerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma, Budi 2001)

1. 2. 3. 4.

5. 6. 7.

Ada beberapa factor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain: Karsinogen Hormone Gaya hidup, kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan makanan yang kurang berserat. Parasit : parasit schistososma hematobin yang mengakibatkan karsinoma planoseluler. Genetic Infeksi, trauma, hipersensitivitas terhadap obet-obatan.

Etiologi 8.





Ketika dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluhpembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain. Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab tunggal : tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas denagn penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer, Suzanne C.2001).

phatofisiologi

Hiperplasia 2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras 3. Tumor epital biasanya mengandung jaringan ikat maka akan elastic kenyal atau lunak. 4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor. 5. Biasa terjadi pengerutan dam mengalami retraksi. 6. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi kepembuluh limfe. 7. Nyeri 8. Anoreksia, mual, muntah. 9. Penurunan berat badan. (Barbara C. Long, 1996) 1.

Manifestasi klinis

1.

2.

3.

4.

5.

Pencitraan resonansi magnetic (MRI) : penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi_radio untuk menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh. CT Scan : Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X untuk memindai susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan melintang. Flouroskopi: Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan antar jaringan; dapat ,mencakup penggunaan bahan kontras. Ultrasound : Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer penerima, digunkan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam tubuh Endoskopi : Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan memasukan suatu ke dalam rongga tubuh atau ostium tubuh; memungkinkan dilakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor yang kecil.

Pemeriiksaan diagnostiik

Pembedahan 2. Radioterapi 3. Kemoterapi 4. Bioterapi 1.

Penatalaksanaan.



Hampir semua tumor lambung bersifat ganas. Kanker lambung merupakan yang tersering ketujuh dari kematian dengan kanker. Tumor lambung terus berkurang di amerika serikat.

Tumor lambung



Diet tinggi makanan asap dan kurang buahbuahan dan sayuran dapat meningkatkan resiko terhadap tumor lambung. Factor lain yang berhubungan dengan insiden tumor lambung mencakup inflamasi lambung anemia pernisiosa, aklorihia (tidak adanya asam hidroklorida), ulkus lambung, bakteri H.pylori, dan keturunan. Prognasisnya buruk, kebanyakan pasien telah mengalami metasfase pada waktu didiagnosis. (Brunner & suddart, 2002)

Etiologi



tidak dapat makan, anoreksia, dyspepsia, penurunan berat badan, nyeri abdomen, konstipasi, anemia, dan mual serta muntah. (Brunner & suddart, 2002

Manifestasi klinis

Endoskopi untuk biobsi dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostic umum.  Pemeriksaan sinar X terhadap saluran GI atas dengan barium juga dilakukan. Tidak dapat makan (dyspepsia) Lebih dari empat minggu pada individu berusia lebih dari 40 tahun memerlukan pemeriksaan sinar X lengkap terhadap saluran GI. (Brunner & suddart, 2002) 

Pemeriksaan diagnostik





Pembedahan merupakan terapi primer bagi kanker lambung jika tumor belum menyebar keluar lambung, biasanya dilakukan gastrektomi subtotal (gastroduodenostomi atau gastro yeyunostomi). Bila tumor setinggi lambung bagian kardiakmungkin membutuhkan gastrectomy total (esofagojejunostomy). 40 gastrektomi subtotal paliatif dapat dilakukan ketika terjadi perdarahan atau obstruksi. Kemoterapi dan radioterapimungkin diberikan untuk penyakit yang sudah metastasis untuk menurunkan gejala dan mempertahankan hidup yang lebih lama. Hanya sekitar 5% - 10% dari pasien dengan kanker lambung dapat bertahan hidup hingga 5 tahun. (Brunner & suddart, 2002)

Pennatalaksanaan

1. 2. 3. 4. 5.

Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan anoreksia. Nyeri, berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal. Berduka diantisipasi berhubungan dengan diagnosis tumor. Kurang pengetahuan tentang aktivitas perawatan diri. (Brunner & suddart, 2002)

Diagnosa



Tumor kolon dan rectum adalah tumor yang menyerang usus besar dan rectum.

Tumor kolon

Lokasi

Tanda dan gejala

Pembedahan

Kolon asenden

Darah yang tersembunyi dalam feses, anemia, mual/muntah, nyeri pada kuadran kanan atas, massa yang dapat di raba

Kolektomi kanan dengan anstomasis

Kolon desenden

Darah yang Nampak dalam feses, konstipasi progresif dengan frekuensi yang meningkat, feses yang bentuknya seperti pensil

Kolektomi kiri dengan anastomasis

etiologi



Pencegahan primer : Tak ada langkah – langkah pencegahan primer yang diketahui untuk pencegahan yang efektif bagi kangker kolorektal. Diet tinggi serat dan rendah lemak tidak dapat dikatakan sebagai langkah pencegahan karena kurangnya suatu hubungan sebab akibat. (Brunner & suddart, 2002)

Pencegahan



Pencegahan sekunder mencakup deteksi diri, seseorang yang mengalami suatu perubahan dalam pola defekasi, perubahan dalam bentuk fases, atau keluar darah harus berkonsultasi pada seorang dokter. American cancer sociaty’s mengemukakann suatu acuan untuk melakukan skrining pada orang diatas umur 40 tahun, meliputi :

Pencegahan

Pemeriksaan rectal secara digtal setiap tahun setelah usia 40 tahun. 2. Tes darah tersembunyi pada feses setiap tahun setelah 40 tahun. 3. Proktosigmoidoskopi setip 3-5 tahun diatas usia 50 tahun , setelah dua kali pemeriksaan tahunan dengan hasil negative. 1.

Pembedahan Pembedahan dilakukan denga salah satu dari cara-cara dibawah ini; a) Bagian kolon yang sedikit dipotong, dan ujung-ujung yang tersisa disambungkan dalam suatu anastomasis b) Bagian kolon yang sakit dipotong, dan ujung yang masih berfungsi dibawa kearah luar kepermukaan abdomen membentuk sebuah stoma 1.

Terapi medis

Prognogis setelah pembedahan tergantung dari tingkat dan lokasi tumor 1. Tingkat A : terbatas pada mukosa kolon 2. Tingkat B : menembus dinding otot 3. Tingkat C : melibatkan kelenjar limfe 4. Tingkat D : metastasis atau tumor yang secara local tak dapat diangkat. (Barbara C. Long, 1996) 



Seorang pria 50 tahun di rawat di ruang inap mengeluhkan benjolan tersebut awalnya kecil dan semakin hari di rasakan semakin membesar sejak 1 bulan terakhir. Benjolan di sertai dengan rasa nyeri pada daerah perut bagian kanan atas tetapi tidak menjalar ke tempat lain. Nyeri betsifat hilang timbul dan di rasakan seperti tertusuk. Nyeri ulu hati(-), mual (+), muntah (+). Nafsu makan menurun sejak 1 bulan terakhir, pasien merasakan ada penurunan berat badan tetapi tidak di ketahui berapa banyak penurunan berat badannya. Demam (-), riwayat demam (+) 1 bulan yang lalu, tidak erus menerus selam 1 minggu. Demam turun sendiri tanpa oabat penurun panas. Sakit kepala (-), batu (-), sesak (-), nyeri dada (-). Hasil pemeriksaan fisik : tekanan darah 130/90 mgHg nadi 80x/menit, pernapasan 20x/menit, suhu, 36,8 'C. Hasil pemeriksaan rontgen dan USG da massa di daerah kolon, diagnisa medis adalah Tumor Intra abdomen (TIA) hasil labpratorium Hb :16 mg/dl, WBC :15000 mm3, Gula darah sewaktu 110mg/dl

Kasus

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF