Tugas Rekayasa Jalan Rel

January 10, 2017 | Author: Gerald Otkrivenje | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tugas Rekayasa Jalan Rel...

Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1. PERENCANAAN JALAN REL Lintas kereta api direncanakan untuk melewatkan berbagai jumlah angkutan barang dan atau penumpang dalam suatu jangka waktu tertentu. Perencanaan konstruksi jalan rel harus direncanakan sedemikian rupa sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara teknis dan ekonomis. Secara teknis diartikan konstruksi jalan rel tersebut harus dapat dilalui oleh kendaraan rel dengan aman dengan tingkat kenyamanan tertentu selama umur konstruksinya. Secara ekonomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat diselenggarakan dengan biaya yang sekecil mungkin dimana masih memungkinkan terjaminnya keamanan dan tingkat kenyamanan. Perencanaan konstruksi jalan rel dipengaruhi oleh jumlah beban, kecepatan maksimum, beban gandar dan pola operasi. Atas dasar ini diadakan klasifikasi jalan rel, sehingga perencanaan dapat dibuat secara tepat guna. 1.2. JENIS PEMBANGUNAN JALAN REL

1.3. LINGKUP PENJELASAN LAPORAN Penyusunan laporan ini terdiri dari tiga bab, dimana masing-masing bab ini menjelaskan mengenai : a. BAB I : Pembangunan, Jenis Pembangunan Jalan Rel, serta Lingkup penjelasan laporan. b. BAB II : Komponen Jalan Rel, Kecepatan dan Beban Standar, Klasifikasi Jalan Rel, Ruang Bebas dan Ruang Bangun, Bentuk Konstruksi Jalan Rel, dan Jalur Jalan Rel. c. BAB III : Karakteristik Sepur, Alinyemen Horizontal, Alinyemen Vertikal, dan Formasi Tubuh Jalan Rel. d. BAB IV : Rel dan komposisi, Penyambungan Rel, Bantalan, Alat Penambat, Wesel dan Rel Panjang, Balas, Anjlokan, dan Operasi Kereta Api.

BAB II KARAKTERISTIK BAGIAN KONSTRUKSI JALAN REL 2.1. KOMPONEN JALAN REL

2.2. KECEPATAN DAN BEBAN STANDAR

2.3. KLASIFIKASI JALAN REL

a. Penggolongan menurut Lebar Sepur Lebar sepur merupakan jarak terkecil diantara kedua sisi kepala rel, diukur pada daerah 0 – 14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel.



Sepur Standar (standar gauge), lebar sepur 1435 mm, digunakan di negara-negara Eropa, Turki, Iran, USA dan Jepang.  Sepur Lebar (broael gauge), lebar sepur > 1435 mm, digunakan pada negara Finlandia, Rusia (1524 mm), Spanyol, Pakistan, Portugal dan India (1676 mm).  Sepur Sempit (narrow gauge), lebar sepur < 1435 mm, digunakan di negara Indonesia, Amerika Latin, Jepang, Afrika Selatan (1067 mm), Malaysia, Birma, Thailand, dan Kamboja (1000 mm). b. Penggolongan kelas jalan rel menurut Kecepatan Maksimum yang diijinkan untuk Indonesia  Kelas Jalan I : 120 km/jam  Kelas Jalan II : 110 km/jam  Kelas Jalan III : 100 km/jam  Kelas Jalan IV : 90 km/jam  Kelas Jalan V : 80 km/jam c. Penggolongan Kelas jalan rel menurut Daya Lintas Kereta Api (juta ton/tahun) yang diijinkan untuk Indonesia

d. Penggolongan berdasarkan Kelandaian (tanjakan) Jalan  Lintas Datar : kelandaian 0 - 10‰  Lintas Pegunungan : kelandaian 10 - 40‰  Lintas dengan rel gigi : kelandaian 40 – 80‰  Kelandaian di Emplasemen : kelandaian 0 – 1,5‰ e. Penggolongan Menurut Jumlah Jalur  Jalur Tunggal : jumlah jalur di lintas bebas hanya satu, diperuntukkan untuk melayani arus lalu lintas angkutan jalan rel dari 2 arah.  Jalur Ganda : jumlah jalur di lintas bebas > 1 (2 arah) dimana masing-masing jalur hanya diperuntukkan untuk melayani arus lalu lintas angkutan jalan rel dari 1 arah. 2.4. RUANG BEBAS DAN RUANG BANGUN

Ruang bebas adalah ruang diatas sepur yang senantiasa harus bebas dari segala rintangan dan benda penghalang. Ruang ini disediakan untuk lalu lintas rangkaian kereta api. Ukuran ruang bebas untuk jalur tunggal dan jalur ganda, baik pada bagian lintas yang lurus maupun yang melengkung, untuk lintas elektrifikasi dan non elektrifikasi, adalah seperti yang tertera pada gambar di bawah ini. Ukuran-ukuran tersebut telah memperhatikan dipergunakannya gerbong kontener / peti kemas ISO (Iso Container Size) tipe “Standar Height”. Ruang Bangun adalah ruang disisi sepur yang senantiasa harus bebas dari segala bangunan tetap seperti antara lain tiang semboyan, tiang listrik dan pagar. Batas ruang bangun diukur dari sumbu sepur pada tinggi 1 meter sampai 3,55 meter. Jarak ruang bangun tersebut ditetapkan sebagai berikut :  Pada lintas bebas : 2,35 - 2,53m di kiri kanan sumbu sepur.  Pada emplasemen : 1,95 – 2,35m di kiri kanan sumbu sepur.  Pada jembatan : 2,15m di kiri kanan sumbu sepur.

Ruang Bebas pada bagian lurus Keterangan : Batas I = Untuk Jembatan dengan kecepatan sampai 60 km/jam Batas II = Untuk “Viaduk” dan terowongan dengan kecepatan sampai 60 km/jam dan untuk jembatan tanpa pembatasan kecepatan

Batas III jembatan Batas IV

= Untuk “Viaduk” baru dan bangunan lama kecuali terowongan dan = Untuk lintas kereta listrik

Ruang Bebas pada lengkung Keterangan : Batas ruang bebas pada lintas lurus dan pada bagian lengkungan dengan jarijari > 3000 m Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari 300 sampai dengan 3000m Batas ruang bebas pada lengkungan dengan jari-jari ½L+x Dimana : L = panjang bantalan (cm) X = 50 cm untuk kelas I dan II X = 40 cm untuk kelas III dan IV X = 35 untuk kelas V 3) Kemiringan lereng lapisan balas atas tidak boleh lebih curam dari 1:2 4) Bahan balas atas dihampar hingga mencapai elevasi yang sama dengan elevasi bantalan.

Bentuk dan Ukuran Lapisan Balas Bawah 1) Ukuran terkecil dari tebal lapisan balas bawah adalah d2, yang dihitung dengan persamaan : D2 = d – d1 > 15 Dimana dihitung dengan persamaan :

Σ1 = dihitung dengan menggunakan rumus “beam on elastic foundation” , yaitu :

Dimana : Pd = Beban roda akibat beban dinamis P = Beban roda akibat beban statis V = Kecepatan kereta api (km/jam) % beban = Prosentase beban yang masuk ke dalam bantalan

Dimana : b = Lebar bawah bantalan (cm) ke = Modus reaksi balas (kg/cm3) EI = Kekakuan lentur bantalan (kg/cm2) l = Panjang bantalan (cm) a = Jarak dari sumbu vertikal rel ke ujung bantalan (cm) c = Setengah jarak antara sumbu vertikal rel (cm) 2) Jarak dari sumbu jalan rel ke tepi atas lapisan balas bawah dihitung dengan persamaan – persamaan : a. Pada sepur lurus : k1 > b + 2d1 + m b. Pada tikungan : k1d = k1 k11 = b + 2d1 + m + 2 e E = (b + 1/2 )x h/l + t 3) Pada tebing lapisan balas bawah dipasang konstruksi penahan yang dapat menjamin kemantapan lapisan itu. Pemilihan konstruksi penahan harus mendapat persetujuan dari pemberi tugas. Kepadatan Lapisan balas dibawah bantalan, terutama dibawah dudukan rel harus dipadatkan dengan baik. Lapisan balas bawah harus dipadatkan sampai mencapai 100% ᵞd menurut percobaan ASTM D 698.

4.7. ANJLOKAN 4.8. OPERASI KERETA API

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF