Tugas PM 1
September 4, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Tugas PM 1...
Description
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (Masalah Ut Utama) Gangguan konsep diri: Harga diri rendah.
Definisi Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan harga dirii rendah dir rendah akan akan terjad terjadii jika jika kehila kehilanga ngan n kasih kasih sayang sayang,, perila perilaku ku orang orang lai lain n yang yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah. Individu I ndividu yang memiliki harga diri tinggi menghadap meng hadapii lingkungan lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif efektif untuk untuk berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011). II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH A. Fa Fakt ktor or Pre Predi disp spos osis isii a.Faktor yang mempengaruhi harga diri Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. b. Faktor yang mempengaruhi peran. Dimasy Dim asyarak arakat at umunya umunya peran peran seseora seseorang ng disesua disesuaii dengan dengan jenis jenis kelami kelaminny nnya. a. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu, kurang mandiri, kurang obyekt oby ektif if dan rasiona rasionall sedang sedangkan kan pria pria diangg dianggap ap kurang kurang sensiti sensitive, ve, kurang kurang hangat, kurang ekspresif dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan konflik diri maupun hubungan sosial. c.Faktor yang mempengaruhi identitas diri. Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan perubahan struktur sosial. sos ial. Orang tua yang yang selalu selalu curiga curiga pada pada anak anak akan akan menyeb menyebabk abkan an anak anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak ana k remaja remaja akan akan menimb menimbulk ulkan an perasa perasaan an benci benci kepada kepada orang orang tua. tua. Teman Teman
sebaya merupakan merupakan faktor lain yang berpengaruh berpengaruh pada identitas. identitas. Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya, d. Fa Fakt ktor or biol biolog ogis is Adany Ada nyaa kondis kondisii sakit sakit fisik fisik yang yang dapat dapat mempen mempengar garuhi uhi kerja kerja hormon hormon secara secara umum, umu m, yang yang dapat dapat pul pulaa berdam berdampak pak pada pada keseim keseimban bangan gan neurot neurotran ransmi smitte tterr di otak otak,, co cont ntoh oh ka kada darr se sero roto toni nin n ya yang ng menu menuru run n da dapa patt meng mengak akib ibat atkan kan kl klie ien n mengalami menga lami depresi dan pada pasien depresi kecenderungan kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran negatif dan tidak berdaya. B. Faktor Presipitasi Masalah Masa lah khusus khusus tentan tentang g konsep konsep diri diri diseba disebabka bkan n oleh oleh setiap setiap situasi situasi yang yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas stressor dapat mempengaruhi komponen. Stressorr yang dapat mempengaru Stresso mempengaruhi hi gambaran gambaran diri adalah hilangnya hilangnya bagian tubuuh, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsii tubuh, fungs tubuh, proses proses tumbuh tumbuh kembang kembang prosedur prosedur tindakan tindakan dan pengobatan pengobatan.. Sedangkan stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti, persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal: a. Trauma Trauma seperti seperti pengani penganiaya ayaan an seksual seksual dan psikolo psikologis gis atau menyaksi menyaksikan kan peristiwa yang mengancam kehidupan. b. Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran: a. Transisi Transisi peran peran perkemban perkembangan gan adalah adalah perubah perubahan an normativ normativee yang berkaitan berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan kehid upan individu individu atau keluarga keluarga dan norma-norm norma-normaa budaya, budaya, nilai-nilai nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri. b. Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transi Transisi si peran sehat-s sehat-saki akitt terjadi terjadi akibat akibat pergeser pergeseran an dari sehat sehat ke keadaa keadaan n sa saki kit. t. Tran Transi sisi si ini ini da dapa patt dicet dicetus uska kan n ol oleh eh ke kehi hila lang ngan an ba bagi gian an tu tubu buh, h, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh, perubahan fisik yang berhubungan berhubungan dengan dengan tumbuh tumbuh kembang kembang normal. normal. Perubahan Perubahan tubuh tubuh dapat mempengaruhi semua komponen konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri. C.
Ren Rentang tang Res esp pon
D. Meka Mekani nism smee Kopi Koping ng Mekanisme koping menurut Deden (2013) : Jangka pendek :
1. Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis : pemakaian obat-
obatan, kerja keras, nonoton tv terus menerus. Kegi giat atan an 2. Ke
meng mengga gant ntii
iden identi tita tass
se seme ment ntar ara: a:
ik ikut ut
ke kelo lomp mpok ok
so sosi sial al,,
keagamaan, politik. 3. Kegiatan yang memberi dukungan sementara : kompetisi olah raga kontes
popularitas. 4. Kegia egiata tan n
men enco cob ba
meng enghila hilan ngk gkan an
an anti ti
id iden enti tita tass
se sem men enta tara ra
:
penyalahgunaan obat-obatan. Jangka Panjang : 1. Menutup identitas : terlalu cepat mengadopsi identitas yang disenangi dari
orang-orang yang berarti, tanpa mengindahkan hasrat, aspirasi atau potensi diri sendiri. 2. Ide Identi ntitas tas negati negatiff : asumsi asumsi yang yang perten pertentan tangan gan dengan dengan nilai nilai dan harapa harapan n
masyarakat.
Mekanisme Pertahanan Ego: Meka Me kani nism smee pert pertah ahan anan an ego ego yang yang se seri ring ng di digu guna naka kan n ad adal alah ah : fa fant ntas asi, i, disasosiasi, isolasi, proyeksi, mengalihkan marah berbalik pada diri sendiri dan orang lain. III.
A. P OH OHON MASALAH
Isolasi Sosial
Eec
Harga Diri Rendah Core Problem
Koping keluarga in
Causa
efektf
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1.
Gang Ganggu guan an kon konse sep p diri diri:: harg hargaa diri diri ren renda dah h Subyektif:
Mengeluh hidup tidak bermakna
Tidak memiliki kelebihan apapun
Merasa jelek
Obyektif:
2.
Kontak mata kurang
Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Isol Isolas asii Sos Sosia iall : Mena Menari rik k dir dirii Subyektif:
Mengatakan malas berinteraksi
Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
Merasa orang lain tidak selevel
Obyektif:
Menyendiri Menye ndiri,, Mengurung Mengurung diri, Tidak mau bercakap-cak bercakap-cakap ap dengan dengan orang lain
3. Gangguan Gangguan perubahan perubahan persepsi persepsi sensori sensori : halusinasi halusinasi Subyektif: Mengatakan mendengar mendengar suara bisikan/m bisikan/melihat elihat bayangan Obyektif:
Bicara sendiri
Tertawa sendiri
Marah tanpa sebab
4. Resiko tinggi tinggi perilaku perilaku kekerasan kekerasan Subyektif
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
Obyektif
Mata merah, wajah agak merah.
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
Merusak dan melempar barang barang.
5. Koping Koping tidak tidak ef efekt ektif if Subyektif Subyek tif:: Klien Klien mengat mengataka akan n saya saya tidak tidak bergun berguna, a, tidak tidak sanggu sanggup p mengat mengatasi asi masalahnya dan mulai putus asa. Obyektif: Klien terlihat sering menyendiri, diam, menangis tanpa sebab. Masal asala ah Ke Keper perawat awatan an
Dat Data Ya Yang Per erlu lu Dik Dikaj ajii
Harga Diri Rendah
Status Mental Penampilan
Data yang ang pe perl rlu u ditambahkan Subyektif: Mengel Men geluh uh hidup hidup tidak tidak
bermakna
Tidak
memiliki
kelebihan apapun
Merasa jelek
Obyektif: Kontak mata kurang
Tidak
berinisiatif
berinteraksi
dengan
orang lain
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN 1. Harg Hargaa dir dirii ren renda dah h 2. Isol Isolas asii Sosi Sosial al 3. Halusinasi 4. Resiko Resiko tinggi tinggi perila perilaku ku kekeras kekerasan an
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN Perencanaan
Tg l
No Dx
Dx Keperawatan
Tujuan
Kriteria
Intervensi
Evaluasi
Gangguan konsep diri: harga diri rendah.
TUM: Klien memiliki konsep diri yang positif
TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.
1. Setelah 1 kali interaksi, klien menunjukkan eskpresi wajah bersahabat, menun-jukkan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menyebutkan nama, mau menjawab
1.
Bin inaa hub ubun ung gan sa sali ling ng pe perc rcay ayaa den denga gan n men menggunaka gun akan n prinsi prinsip p komunikasi terapeutik :
Sapa klien dengan ra rama mah h ba baik ik verbal maupun mau pun non verbal. Perkenalkan di diri ri de deng ngan an
salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, mau mengutarakan masalah yang dihadapi.
2. Klien dapat mengidentifikas i aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
2. Setelah 1 kali interaksi klien menyebutkan: o
Aspek positif dan kemampuan yang
perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien. 2.1. Diskusikan dengan klien tentang:
o
Aspek positif yang dimiliki klien, keluarga,
dimiliki lingkungan. Kemampuan klien. yang dimiliki Aspek klien. positif 2. 2.2 2 Bersa Bersama ma kl klien ien keluarga. buat daftar Aspek tentang: positif Aspek positif positif lingkung-an klien, klien. keluarga, lingkungan. Kemampuan yang dimiliki dimiliki klien. 2.3. Beri p pu ujian yang realistis,
o
sopan. Tanyakan nama le leng ngka kap p da dan n nama panggilan yang disukai disukai klien. Jelaskan tujuan pertemuan. Jujur dan menepati janji. Tunjukan sikap empati empati dan menerima klien apa adanya. Beri
hindarkan memberi penilaian negatif.
3. Klien dapat menilai
3. Setelah1 kali interaksi klien
kemampuan yang dimiliki un-tuk dilaksanakan
menyebutkan kemampuan yang dapat dilaksanakan.
4. Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
4. Setelah 1 kali interaksi klien membuat rencana kegiatan harian
3.1.. Diskus 3.1 Diskusika ikan n dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan. 3.2.. Diskus 3.2 Diskusika ikan n kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.
4.1. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan klien: kegiatan mandiri. kegiatan dengan bantuan. 4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien.
4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan. 5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai rencana yang dibuat.
5. Setelah1 kali interaksi klien melakukan kegiatan sesuai jadual yang dibuat.
Anjurkan klien untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan. Pantau kegiatan yang dilaksanakan klien. Beri pujian atas usaha yang dilakukan klien.
6. Klien dapat memanfaatkan
6. Setelah 1 kali interaksi klien
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan kegiatan setelah pulang. 6.1. Beri pendidikan kesehatan pada
sistem pendukung yang ada.
memanfaatkan sistem pendukung yang ada di keluarga.
keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah. 6.2. Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien di rawat. 6.3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan di rumah.
VI.
SUMBER
Stuart, W. Gail. (2016). Keperawatan (2016). Keperawatan Kesehatan Jiwa. Singapore: Elsevier
Yusuf, Ah, Rizky Fitryasari Fitryasari PK dan Hanik Endang Nihayati. Nihayati. (2015). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas: Komunitas: CMHN(Basic Course). Course). Jakarta: EGC
Carpenito, L.J, (1998). Buku (1998). Buku Saku Diagnosa keperawatan (terjemahan), Edisi 8, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN ISOLASI SOSIAL
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM
Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (MASALAH UT UTAMA) Isolasi sosial : menarik diri
Pengertian Peril Perilak aku u isola isolasi si so sosia siall menr menrai aik k diri diri meru merupa paka kan n
suat suatu u ga gang nggu guan an hu hubu bung ngan an
interp int erperso ersonal nal yang yang terjad terjadii akibat akibat adanya adanya keprib kepribadi adian an yang yang tidak tidak fleksib fleksibel el yang yang meni me nimb mbul ulka kan n pe peri rilak laku u mala malada dapt ptiv ivee da dan n meng mengga gang nggu gu fu fung ngsi si se seseo seoran rang g da dalam lam hubungan sosial (Depkes RI, 2000)
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH B. Fa Fakt ktor or Pr Pred edis ispo posi sisi si Fa Fakt ktor or
pr pred edis ispo posi sisi si
terj terjad adin inya ya
peri perila laku ku
mena menari rik k
di diri ri
ad adal alah ah
ke kega gaga gala lan n
perkembangan yang dapat mengakibatkan individu tidak percaya diri, tidak percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan dan meresa tertekan. C. Fa Fakt ktor or Pr Pres esip ipit itas asii faktor presipitasi dari faktor sosio-cultural karena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah karena meninggal dan fakto psikologis seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam dal am keluar keluarga ga sehing sehingga ga menyeb menyebabk abkan an klien klien beresp berespons ons menghi menghinda ndarr dengan dengan menarik diri dari lingkungan (Stuart and Sundeen, 1995).
D. Ren Rentan tang Res Respo pon n Waktu membin Waktu membinaa suatu suatu hubung hubungan an sosial sosial,, seti setiap ap indivi individu du berada berada dalam dalam rentan rentang g respon resp onss yang yang adapti adaptiff sampai sampai dengan dengan malada maladapti ptif. f. Respon Respon adapti adaptiff merup merupaka akan n respons yang dapat diterima oleh norma – norma sosial dan budaya setempat yang secara umum berlaku, berlaku, sedangkan sedangkan respons respons maladaptif maladaptif merupakan merupakan respons yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma – norma sosial dan budaya setempat. Respons sosial maladaptif yang sering terjadi dalam kehidupan sehari – hari adalah menarik diri, tergantung (dependen), manipulasi, curiga, gangguan komunikasi, dan kesepian. Menurut Stuart dan Sundeen, 1999, respon setiap individu berada dalam rentang adaptif sampai dengan maladaptive yang dapat dilihat pada bagan berikut :
a) Respon Respon Adapti Adaptif f adaptif adalah respon yang masih dapat diterima oleh norma –norma sosial dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Respon adaptif terdiri dari : 1) Menyen Menyendir diri(S i(Soli olitud tude): e): Merupak Merupakan an respons respons yang yang dibutu dibutuhka hkan n seseora seseorang ng untuk merenungkan apa yang telah dilakukan di lingkungan sosialnya dan suatu sua tu cara mengev mengevalu aluasi asi diri diri untuk untuk menent menentuka ukan n langka langkah h selanju selanjutny tnya. a. Solitude umumnya dilakukan setelah melakukan kegiatan. 2) Ot Oton onom omi: i: Meru Merupa paka kan n kema kemamp mpua uan n in indi divi vidu du un untu tuk k mene menent ntuk ukan an da dan n menyampaikan ide-ide pikiran, perasaan dalam hubungan sosial. 3) Beke Bekerj rjaa sa sama ma (mut (mutua uali lism sme) e):: adal adalah ah su suat atu u ko kond ndis isii da dala lam m hu hubu bung ngan an interpersonal dimana individu tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima. 4) Saling tergantung tergantung (interdepende (interdependen): n): Merupakan kondisi kondisi saling tergantung tergantung antara individu dengan orang lain dalam membina hubungan interpersonal. b)
Respon maladaptive Respon Res pon malada maladapti ptiff adalah adalah respon respon yang yang menimb menimbulk ulkan an ganggu gangguan an dengan dengan berbagai tingkat keparahan (Stuart dan Sundeen, 1998). Respon maladaptif terdiri dari : 1) Menarik Menarik diri: merupa merupakan kan suatu suatu keadaa keadaan n dimana dimana seseor seseorang ang menemu menemukan kan kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. 2) Manipu Manipulasi lasi:: Merupa Merupakan kan ganggu gangguan an hubung hubungan an sosial sosial yang yang terdapa terdapatt pada pada individu yang menganggap orang lain sebagai objek. Individu tersebut tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam. 3) Impuls Impulsif: if: Indivi Individu du impuls impulsif if tidak tidak mampu mampu merenc merencana anakan kan sesuatu sesuatu,, tidak tidak mampu belajar dari pengalaman, tidak dapat diandalkan. 4) Narkisisme: Pada individu individu narkisisme terdapat harga diri yang rapuh, secara teruss meneru teru meneruss berusa berusaha ha mendap mendapatk atkan an pengha pengharga rgaan an dan pujian pujian,, sikap sikap egosenetris, pencemburuan, marah jika orang lain tidak mendukung. 5) Tergantung Tergantung (dependen): (dependen): terjadi bila seseorang gagal mengembang mengembangkan kan rasa percaya diri atau kemampuannya untuk berfungsi berfungsi secara sukses. 6) Curiga: Curiga: Terjadi bila seseorang gagal mengemban mengembangkan gkan rasa percaya dengan orang lain. Kecurigaan dan ketidakpercayaan diperlihatkan dengan tanda-
tanda cemburu, iri hati, dan berhati-hati. Perasaan individu ditandai dengan humor yang kurang, dan individu merasa bangga dengan sikapnya yang dingin dan tanpa emosi.
D. Mekan Mekanis isme me Kop Kopin ing g Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Mekanisme koping yang sering digunakan adalah proyeksi, splitting (memisah) dan isolasi. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak mampu ditoleransi dan klien mencurahkan emosi kepada kep ada orang orang lain lain karena karena kesala kesalahan han sendir sendiri. i. Splitt Splitting ing merupa merupakan kan kegaga kegagalan lan individu dalam menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk. Sementara itu, isolasi adalah perilaku mengasingkan diri dari orang lain maupun lingkungan (Sutejo, 2017). III.
A. P OH OHON MASALAH Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Isolasi sosial: Menarik diri
Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
A. MASALAH KEPERAWATAN KEPERAWATAN DAN DATA Y YANG ANG PERLU DIKAJI a. Masalah Masalah keperaw keperawatan atan::
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Isolasi sosial: menarik diri
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji Resiko perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif:
Kl Klien ien meng mengata ataka kan n mend menden enga garr bu buny nyii ya yang ng tida tidak k be berh rhub ubun unga gan n de deng ngan an stimulus nyata.
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
Klien merasa makan sesuatu.
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya.
Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar.
Klien ingin memukul/melempar barang-barang.
Data Objektif:
Klien berbicara dan tertawa sendiri.
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
Klien berhebti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
Disorientasi
Isolasi Sosial : menarik diri
Data Subyektif:
Klien mengatakan mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data Obyektif:
Klien Kli en terliha terlihatt lebih lebih suka suka sendir sendiri, i, bingun bingung g bila bila disuru disuruh h memilih memilih alt altern ernati atif f tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Data subyektif:
Klien mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
Data obyektif:
Klien Kli en tampak tampak lebih lebih suka suka sendir sendiri, i, bingun bingung g bila bila disuru disuruh h memili memilih h alt altern ernati atif f tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup.
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN
Isolasi sosial Harga diri rendah.
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN Diagnosa 1: Isolasi sosial Tujuan Umum :
Klien dapat berinteraksi dengan orang lain sehingga tidak terjadi halusinasi Tujuan Khusus :
1. Klien Klien dapat dapat membin membinaa hubunga hubungan n saling saling percay percayaa Tindakan : 1.1 1.1 Bina Bina hu hubu bung ngan an salin saling g pe perc rcay ayaa de deng ngan an meng menggu guna naka kan n pr prin insip sip ko komu muni nika kasi si terapeutik dengan cara : a. Sapa klien klien dengan dengan ramah baik baik verbal verbal maupun non non verbal verbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan Tanyakan nama lengkap lengkap klien klien dan nama panggilan panggilan yang yang disukai disukai d. Jelaska Jelaskan n tujuan tujuan pertemu pertemuan an e. Jujur Jujur dan dan mene menepat patii janji janji f. Tunj Tunjukkan ukkan sikap empati empati dan dan menerima menerima klien klien apa apa adanya adanya g. Berikan Berikan perhatian perhatian kepada klien dan perhatian perhatian kebutuhan kebutuhan dasar klien klien
2. Klien Klien dapat dapat menyebu menyebutka tkan n penyeba penyebab b menarik menarik diri diri Tindakan: 2.1
Kaji pengetahua pengetahuan n klien klien tentang tentang perilak perilaku u menarik menarik diri dan tanda-tanda tanda-tandanya. nya.
2.2 2.2
Beri Beri kese kesemp mpat atan an kepa kepada da klie klien n untu untuk k meng mengun ungk gkap apka kan n pe pera rasa saan an pe peny nyeb ebab ab menarik diri atau mau bergaul
2.3 2.3
Di Disk skus usik ikan an be bersa rsama ma klien klien tentan tentang g pe peri rila laku ku mena menari rik k di diri ri,, tanda tanda-t -tan anda da serta serta penyebab yang muncul
2.4
Berika Berikan n pujian pujian terhada terhadap p kemampua kemampuan n klien mengun mengungka gkapka pkan n perasaann perasaannya ya
3. Klien dapat dapat menyebutk menyebutkan an keuntunga keuntungan n berhubungan berhubungan dengan dengan orang orang lain dan dan kerugian kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Tindakan :
3.1
Identi Identifik fikasi asi bersama bersama klien klien cara tindak tindakan an yang dilak dilakuk ukan an jika terjadi terjadi halusi halusinas nasii ( tidur, marah, menyibukkan diri dll)
3.2
Kaji Kaji pengetah pengetahuan uan klien klien tentan tentang g manfaat manfaat dan keuntu keuntunga ngan n berhubun berhubungan gan denga dengan n orang lain a. Be Beri ri ke kesem sempa pata tan n ke kepa pada da klie klien n un untu tuk k meng mengun ungk gkap apka kan n pe peras rasaa aan n te tent ntan ang g keuntungan berhubungan dengan prang lain b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan berhubungan dengan orang lain c. Beri Beri reinfo reinforcem rcement ent positi positiff terhad terhadap ap kemamp kemampuan uan mengun mengungka gkapka pkan n perasa perasaan an tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.3
Kaji Kaji pengeta pengetahua huan n klien tentan tentang g kerugia kerugian n bila tidak tidak berhubu berhubunga ngan n dengan dengan orang orang lain a. beri kesem kesempatan patan kepada kepada klien untuk mengung mengungkapka kapkan n perasaan dengan dengan orang lain b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain c. beri beri reinfo reinforcem rcement ent positi positiff terhada terhadap p kemamp kemampuan uan mengun mengungka gkapka pkan n perasa perasaan an tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien Klien dapat dapat melaks melaksana anakan kan hubu hubunga ngan n sosial sosial Tindakan: 4.1 Kaji kemampuan kemampuan klien klien membina membina hubungan hubungan dengan dengan orang lain 4.2 Dorong Dorong dan bantu kien kien untuk berhubu berhubungan ngan dengan dengan orang lain lain melalui melalui tahap : ▪ Klien – Perawat ▪ Kl Klie ien n – Pera Perawa watt – Pera Perawa watt lain lain ▪ Klien Klien – Perawa Perawatt – Pera Perawat wat lain lain – Klien Klien lai lain n ▪ K – Keluar Keluarga ga atau atau kelomp kelompok ok masyarak masyarakat at 4.3 Beri reinforcemen reinforcementt positif terhadap terhadap keberhasilan keberhasilan yang yang telah dicapai. dicapai. 4.4 Bantu klien klien untuk untuk mengevalua mengevaluasi si manfaat berhubu berhubungan ngan 4.5 Diskusikan Diskusikan jadwal jadwal harian yang dilakuk dilakukan an bersama klien klien dalam mengisi mengisi waktu 4.6 Motivasi Motivasi klien untuk untuk mengik mengikuti uti kegiatan kegiatan ruangan ruangan 4.7 Beri reinforcemen reinforcementt positif atas kegiatan kegiatan klien da dalam lam kegiatan kegiatan ruangan
5. Klien dapat dapat mengungka mengungkapkan pkan perasaann perasaannya ya setelah berhubu berhubungan ngan dengan dengan orang orang lain Tindakan:
5.1 5.1
Doro Dorong ng klie klien n un untu tuk k meng mengun ungk gkap apka kan n pe peras rasaan aanny nyaa bi bila la be berh rhub ubun unga gan n de deng ngan an orang lain
5.2
Diskus Diskusika ikan n dengan dengan klien klien tentang tentang perasaa perasaan n masnfaat masnfaat berhubu berhubunga ngan n dengan dengan orang orang lain.
5.3 5.3
Beri Beri rein reinfo force rceme ment nt po posit sitif if atas atas ke kema mamp mpua uan n kl klie ien n meng mengun ungk gkap apka kan n pe peras rasaan aan manfaat berhubungan dengan oranglain
6. Klien dapat memberdaya memberdayakan kan sistem sistem penduk pendukung ung atau keluarg keluargaa Tindakan: 6.1 Bina hubung hubungan an saling saling percaya percaya dengan dengan keluarga keluarga : ▪
Salam, am, perkenalan diri
▪
Jelaskan tujuan
▪
Buat kontrak
▪
Ekspl splorasi perasa saaan kl klien
6.2 Diskusikan Diskusikan dengan dengan anggot anggotaa keluarga keluarga tentang tentang : ▪ Pe Peri rila laku ku mena menari rik k dir dirii ▪ Peny Penyeb ebab ab per peril ilak aku u mena menari rik k diri diri ▪ Akibat Akibat yang yang terjadi terjadi jika jika perilaku perilaku menarik menarik diri tidak tidak ditanggapi ditanggapi ▪ Cara Cara keluar keluarga ga meng menghad hadapi api klie klien n menarik menarik diri diri 6.3 6.3 Doro Dorong ng an angg ggot otaa ke kelu luarg argaa un untu tukm kmem embe berik rikan an du duku kung ngan an ke kepa pada da kl klien ien un untu tuk k berkomunikasi dengan orang lain. 6.4 Anjurkan Anjurkan anggota anggota keluarga secara rutin rutin dan bergantian bergantian menjenguk menjenguk klien minimal minimal satu kali seminggu 6.5 Beri reinforcemen reinforcementt positif positif positif atas hal-hal yang yang telah dicapai dicapai oleh keluarga keluarga Diagnosa 2 : harga diri rendah Tujuan Umum :
Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal Tujuan khusus :
1. Klien Klien dapat dapat membin membinaa hubunga hubungan n saling saling percay percayaa Tindakan : 1.1 1.1 Bi Bina na hu hubu bung ngan an salin saling g pe perc rcay ayaa de deng ngan an meng menggu guna naka kan n pr prin insip sip ko komu muni nika kasi si terapeutik dengan cara : a. Sapa Sapa klien klien deng dengan an ramah ramah baik baik verb verbal al maupu maupun n non non verba verball
b.
Perkenalkan diri dengan sopan
c.
Tanyak Tanyakan an nama nama lengk lengkap ap klien klien dan dan nama nama pangg panggila ilan n yang yang disuka disukaii
d.
Jela Jelask skan an tuju tujuan an pert pertem emua uan n
e.
Juju Jujurr dan dan mene menepa pati ti janj janjii
f.
Tunju Tunjukka kkan n sikap sikap empati empati dan meneri menerima ma klie klien n apa apa adany adanyaa
g.
Berika Berikan n perhatia perhatian n kepada kepada klien klien dan perh perhati atian an kebutu kebutuhan han dasar dasar klien klien
2. Klien dapat dapat mengiden mengidentifika tifikasi si kemampuan kemampuan dan dan aspek positif positif yang yang dimiliki dimiliki Tindakan: 2.1 Diskusikan Diskusikan kemampuan kemampuan dan aspek aspek positif positif yang dimiliki dimiliki klien klien 2.2 Setiap bertemu bertemu klien klien hindarkan hindarkan dari memberi memberi penilaian penilaian negatif 2.3 Utamakan Utamakan memberikan memberikan pujian yang realisti realistik k
3. Klien Klien dapat dapat menila menilaii kemampua kemampuan n yang digu digunak nakan an Tindakan: 3.1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan selama se lama sakit. 3.2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4. Klien Klien dapat dapat (menet (menetapk apkan) an) merencan merencanaka akan n kegiat kegiatan an sesuai sesuai dengan dengan kemamp kemampuan uan yang dimiliki Tindakan: 4.1.. Rencan 4.1 Rencanaka akan n bersam bersamaa klien klien aktivi aktivitas tas yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan setiap setiap hari hari sesuai sesuai kemampuan ▪ ▪
Kegiatan ma mandiri Kegi Kegiat atan an deng dengan an bant bantua uan n se seba bagi gian an
▪
Kegi Kegiat atan an yan yang g memb membut utuh uhka kan n bant bantua uan n tota totall
4.2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien. 4.3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klien lakukan
5. Klien dapat dapat melakuka melakukan n kegiatan kegiatan sesuai sesuai kondisi kondisi sakit dan dan kemampua kemampuannya nnya Tindakan: 5.1. Beri Beri kesempatan pada pada klien untuk mencoba mencoba kegiatan yang telah direncanakan 5.2. Beri pujian atas keberhasilan klien. 5.3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
6. Klien dapat memanfaatka memanfaatkan n sistem sistem penduk pendukung ung yang ada Tindakan: 6.1
Beri Beri pendidi pendidikan kan ke keseha sehatan tan pada pada keluar keluarga ga tentan tentang g cara merawa merawatt klien klien dengan dengan harga diri rendah.
VI.
6.2
Bantu Bantu kelua keluarga rga memb memberi erikan kan duku dukung ngan an selama selama klie klien n dirawa dirawat. t.
6.3
Bantu Bantu kelu keluarg argaa menyi menyiapk apkan an ling lingkun kungan gan di ruma rumah h
SUMBER Budi Bu di Anna Anna Keli Keliat at.. 20 2009 09.. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jiwa. Jakarta. ECG Yosep Iyus. 2007. 2007. Keperawatan Jiwa. Jiwa. Jakarta. ECG Sutejo. 2017. 2017. Keperawatan Kesehatan Jiwa. Yogyakarta Jiwa. Yogyakarta : Pustaka Baru Pres
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI :HALUSINASI
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (Masalah Ut Utama) Ganggguan persepsi sensori: Halusinasi
Definisi Halusinasi adalah persepsi yang salah atau persepsi sensori yang tidak sesuai dengan kenyataan seperti melihat bayangan atau suara suara yang sebenarnya tidak ada.(Yudi hartono;2012;107)
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH E. Fa Fakt ktor or Pr Pred edis ispo posi sisi si Bebe Be bera rapa pa fa fakt ktor or pr pred edis ispo posis sisii ya yang ng be berk rkon ontr trib ibus usii pa pada da munc muncul ulny nyaa re resp spon on neurobiologi seperti halusinasi antara lain: a. Fak akto torr Gene Geneti tik k Telah Tel ah diketa diketahui hui bahwa bahwa geneti genetik k schizo schizofren frenia ia dituru diturunka nkan n melalu melaluii kromos kromoson on tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang menjadi factor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen schizoprenia adalah kromoson nomor enam, dengan kontribusi genetik tambahan No.4,8,5 dan 22 (Buchanan dan Carpenter,2002). Istri kembar identik memiliki kemungkinan mengalami schizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami schizofrenia, sementara jika di zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang istri yang salah satu orang tuanya mengalami schizofrenia berpeluang 15% mengalami schizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya schizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %.
b. Faktor Neurobiologi. Ditemukan bahwa korteks pre frontal dan korteks limbiks pada klien schizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien schizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal. Neurotransmitter dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotin.
c. St Stud udii n neu euro rotr tran ansm smit itter ter.. Schizofrenia diduga juga disebabkan oleh ketidak seimbangan neurotransmitter dimana dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotin.
d. Teori virus Papara Pap aran n virus virus influe influenza nza pada pada trimes trimester ter ke-3 ke-3 kehami kehamilan lan dapat dapat menjad menjadii factor factor predisposisi schizofrenia. e. Psik sikologis. Beberapa kondisi pikologis yang menjadi factor predisposisi schizofrenia antara lain istri yang di pelihara oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi, dingin dan tak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan istrinya.
B. Faktor Presipitasi Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi : e. Berle Berlebi biha hann nnya ya pr pros oses es info inform rmasi asi pada pada syst system em syaraf syaraf yang meneri menerima ma dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak. f.
Meka Mekani nism smee pe peng ngha hata tara ran n listr listrik ik di syara syaraff te terg rgan angg ggu u ( meka mekani nism smee ga gate tein ing g abnormal)
g.
Geja Gejala la-g -geja ejala la pe pemi micu cu ko kond ndisi isi ke keseh sehat atan an ling lingku kung ngan an,, sika sikap p da dan n pe peril rilak aku u seperti yang tercantum pada tabel dibawah ini
Kesehatan
Nutrisi Kurang Kurang tidur Ketidak siembangan irama sirkardian Kelelahan infeksi Obat-obatan system syaraf pusat Kurangnya latihan Hamb Ha mbat atan an
un unut utk k
menj menjan angk gkau au
pe pela laya yana nan n
kesehatan Lingkungan
Lingkungan yang memusuhi, kritis Masalah di rumah tangga Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas
sehari-hari Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain Isoalsi social Kurangnya dukungan social Tekana Tek anan n kerja kerja ( kurang kurang ketera keterampi mpilan lan dalam dalam bekerja) Stigmasasi Kemiskinan Kurangnya alat transportasi Ketidakmampuan mendapat pekerjaan Sikap/Perilaku
Merasa tidak mampu ( harga diri rendah) Putus asa (tidak percaya diri ) Merasa
gagal
(
kehilangan
motivasi
menggunakan keterampilan diri Kehilangan kendali diri (demoralisasi) Merasa Mer asa punya punya kekuat kekuatan an berleb berlebiha ihan n dengan dengan gejala tersebut. Mera Me rasa sa malan malang g ( tida tidak k mamp mampu u meme memenu nuhi hi kebutuhan spiritual ) Bertin Ber tindak dak tidak tidak seperti seperti orang orang lai lain n dari dari segi segi usia maupun kebudayaan Rendahnya kemampuan sosialisasi Perilaku agresif Perilaku kekerasan Ketidak adekuatan pengobatan Ketidak adekuatan penanganan gejala.
C.
Jen Jenis Halu Halusi sina nasi si Beberapa Bebera pa jenis halusinasi halusinasi ini sering kali menjadi gejala penyakit penyakit tertentu,seperti tertentu,seperti skizof ski zofren renia. ia.Nam Namun un terkad terkadang ang juga juga dapat dapat diseba disebabka bkan n oleh oleh penyal penyalahg ahguna unaan an narkoba ,demam,depresi atau demensia,berikut ini jenis jenis halusianasi yang
mungkin mung kin saja mengintai mengintai pikiran manusia manusia a. Halusinasi Halusinasi Pendengaran Pendengaran (Audio) (Audio) Ini adal adalah ah
jen jenis
halu halusi sin nas asii
yan yang
men menun unju juk kan
per erse seps psii
yan ang g
sa sala lah h
da dari ri
bunyi,musik,kebisingan atau suara.Mendengar suara ketika tidak ada stimulus pendengaran adalah jenis yang paling umum dari halusinasi audio pada penderita ganggu gan gguan an mental mental.Su .Suara ara dapat dapat dideng didengar ar baik baik di dalam dalam kepala kepala maupun maupun di luar luar kepala seseorang dan umumnya dianggap lebih parah ketika hal tersebut tersebut datang datang dari luar kepala,suara bisa datang berupa suara wanita maupun suara pria yang ak akra rab b atau atau tida tidak k ak akra rab. b.Pa Pada da pend pender erit itaa sk skiz izof ofre reni niaa ge geja jala la umum umum ad adal alah ah mendengark mende ngarkan an suara suara dua dua orang atau lebihyang lebihyang berbicara berbicara pada satu sama lain,ia mendengar suara berupa kritikan atau komentar tentang dirinya ,prilaku atau pikirannya. b.
Halusinasi penglihatan Ini adalah sebuah persepsi yang salah pada pandangan.isi dari halusinasi dapat berupa
c.
apa
saja
tetapi
biasanya
orang
atau
tokoh
seperti
manusia.Misalnya,seseorang merasa ada orang berdiri di belakangnya Halu Halusi sina nasi si Pen Pengeca gecapa pan n (Gu Gust stat ator oriu ius) s) Ini adalah sebuah persepsi yang salah mengenai rasa.biasanya pengalaman ini tidak tid ak menyen menyenang angkan kan.Mi .Misaln salnya ya seoran seorang g indivi individu du mungki mungkin n mengel mengeluh uh tel telah ah mengecap meng ecap rasa logam secara terus menerus.Jenis menerus.Jenis halusinasi halusinasi ini sering terlihat di beberapa gangguan medis seperti epilepsi dibandingkan pada gangguan mental d. Halusinasi Halusinasi penciuman penciuman (Olfaktori) (Olfaktori) Halusinasi Halusi nasi ini melibatkan melibatkan berbagai bau yang tidak ada.bau ini biasanya biasanya tidak meny enyen enan ang gkan kan
se sepe pert rtii
mau
mun munta tah h
,u ,uri rin n,fes ,feses es
as asap ap
at atau au
dag agin ing g
busuk .Kondisi ini juga sering disebut sebagai Phantosmia dan dapat diakibatkan oleh adanya kerusakan saraf di bagian indra penciuman.Kerusakan mungkin ini mungkin disebabkan oleh virus,trauma,tumor otak atau paparan zat zat beracun atau obat obatan e. Halusi Halusinas nasii sentuhan sentuhan (Takt (Taktil) il) Ini adalah sebuah persepsi atau sensasi palsu terhadap sentuhan atau suatu yang terjadi di dalam atau pada tubuh .Halusinasi sentuhan ini umumnya merasa seperti ada suatu yang merangkak di bawah atau pada kulit. f. Ha Halu lusin sinasi asi so soma mati tik k
Ini mengacu paX CASda saat seseorang mengalami perasaan tubuh mereka mera me rasak sakan an ny nyer erii ya yang ng pa para rah h misal misalny nyaa ak akib ibat at muti mutila lasi si atau atau pe perg rgese esera ran n sendi. sen di.pas pasien ien juga juga melapo melaporka rkan n bahwa bahwa ia juga juga mengal mengalami ami penyer penyeraha ahan n oleh oleh hewa hewan n pada pada tubu tubuh h mere mereka ka se sepe pert rtii ul ular ar mera meraya yap p da dala lam m pe peru rut. t. (Yud (Yudii hartono;2012;109)
h.
Fase Halu alusi sin nasi Halusinasi yang dialami oleh klien biasanya berbeda intensitas dan keparahannya. Fase halusinasi terbagi empat: 1. Fa Fase se Pe Pert rtam amaa Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah, kesepian. Klie Klien n
mung mungki kin n
melam elamu un
atau atau mem memfo foku kuka kan n
pik ikir iran an pad adaa
hal ya yan ng
meny me nyen enan angk gkan an un untu tuk k meng menghi hila lang ngka kan n ke kecem cemasa asan n da dan n stress stress.. Cara Cara in inii menolong untuk sementara. Klien masih mampu mengotrol kesadarannya dan mengenal pikirannya, namun intensitas persepsi meningkat.
2. Fa Fase se Kedu Keduaa Kecema Kec emasan san mening meningkat kat dan berhub berhubung ungan an dengan dengan pengal pengalaman aman intern internal al dan eksternal, ekstern al, klien berada pada tingkat “listening” “listening” pada halusinasi. halusinasi. Pemikiran Pemikiran intern int ernal al menjad menjadii menon menonjol jol,, gambar gambaran an suara suara dan sensasi sensasi halusi halusinasi nasi dapat dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu mengontrolnya. Klien membuat jarak antara dirinya dan halusinasi halusinasi dengan dengan memproyek memproyeksikan sikan seolah-olah seolah-olah halusinasi datang datang dari orang lain.
3. Fa Fase se Ket Ketig igaa Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi terbiasa dan tak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi memberi kesenangan dan rasa aman sementara. 4. Fase Fase K Kee eemp mpat at.. Klie Klien n mera merasa sa terp terpak aku u dan dan tak tak be berd rday ayaa me mele lepa pask skan an di diri ri da dari ri ko kont ntro roll halusinasinya. Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien tidak dapat berhubungan dengan
orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam ibuaktu singkat, beberapa jam atau selamanya. Proses ini menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi. i.
Rentang Respon
Respon Maladaptif
Respon Adaptif
Menyendiri
Kesendirian
Manipulasi
Otonomi
Menarik
Impulsif
Kebersamaan
Ketergantungan
Narsisme
Keadaan Saling tergantung (Yudi hartono;2012;107)
F.
Meka Mekani nism smee Kopi Kopin ng Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor: pada halusinasi terdapat 3 mekanisme koping yaitu
a. Wi With th Draw Drawal al : Mena Menari rik k diri diri dan dan kl klie ien n su suda dah h as asik ik de deng ngan an pe pela lama man n internalnya
b. Proyeksi
:
Menggambarkan
dan
menjelaskan
persepsi
yang
membingungkan
c. Regresi : Terjadi dalam hubungan sehari hari untuk memproses masalah dan mengeluarkan cemas(Iskandar;2012;58)
III.
A. P OH OHON MASALAH
Risiko Perilaku Kekerasan
GPS : Halusinasi
sejumlah
energi
dalam
mengatasi
Isolasi sosial (Menarik diri)
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1.
2.
Masa Masala lah h kep keper eraw awat atan an a. b.
Gang Ganggu guan an sen senso sori ri pers persep epsi si : hal halus usin inasi asi Isolasi sosial : menarik diri
c.
Risi Risiko ko Pe Peri rila laku ku Keke Kekera rasa san n
Data Data yang yang per erlu lu dik dikaji aji a.
Peru Peruba baha han n sens sensor orii perse perseps psii : halu halusin sinasi asi
Data Subjektif : -
Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
-
Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
-
Klien merasa makan sesuatu
-
Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
-
Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
-
Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
b.
-
Klien berbicara dan tertawa sendiri
-
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
-
Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
-
Disorientasi
Isolasi sosial : menarik diri Data Subyektif : Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengk men gkriti ritik k diri diri sendir sendiri, i, mengu mengungk ngkapk apkan an perasaa perasaan n malu malu terhada terhadap p diri diri sendiri. Data Obyektif : Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, tindak an, ingin mencederai diri/ingin diri/ingin mengakhiri mengakhiri hidup, hidup, Apatis, Apatis, Ekspresi Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan
c.
Risiko Pe Perilaku Ke Kekerasan DataSubyektif : : -
Klienmengatakanbenciataukesalpadaseseorang.
-
Kliensukamembentakdanmenyerang orang yang mengusiknyajikasedangkesalataumarah.
-
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Objektif : - Mata merah, wajah agak merah. - Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain. - Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam. - Merusak dan melempar barang-barang.
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN 1. Halusinasi 2. Isol Isolas asii sso osial sial
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN Diagnosa I : Halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Tujuan khusus :
1. Klien Klien dapat membina membina hubunga hubungan n saling percaya percaya dasar untuk untuk kelanc kelancaran aran hubung hubungan an interaksi seanjutnya Tindakan : 1.1 1.1 Bi Bina na hu hubu bung ngan an salin saling g pe perc rcay ayaa de deng ngan an meng menggu guna naka kan n pr prin insip sip ko komu muni nika kasi si terapeutik dengan cara : a. Sapa Sapa klien klien dengan dengan ramah ramah baik baik verbal verbal maupu maupun n non verba verball b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan Tanyakan nama nama lengkap lengkap klien dan nama nama panggil panggilan an yang yang disukai disukai d. Jelask Jelaskan an tuj tujua uan n pert pertem emua uan n
e. Ju Juju jurr dan dan mene menepa pati ti janj janjii f. Tunjuk Tunjukkan kan sikap sikap emp empati ati dan dan meneri menerima ma klien klien apa adan adanya ya g. Berikan Berikan perhatian perhatian kepada kepada klien klien dan dan perhatian perhatian kebutu kebutuhan han dasar dasar klien klien 2. Klien Klien dapa dapatt menge mengenal nal halusi halusinas nasiny inyaa Tindakan : 2.1
Adakan Adakan kontak kontak seri sering ng dan dan singk singkat at secara secara bertah bertahap ap
2.2
Observ Observasi asi tingkah tingkah laku laku klien terkait terkait dengan dengan halusi halusinas nasiny inya: a: bicara bicara dan tertawa tertawa tanpa stimulus memandang ke kiri/ke kanan/ kedepan seolah-olah ada teman bicara
2.3 2.3
Bant Bantu u klien klien meng mengen enal al halu halusin sinasi asiny nyaa a. Tanyak Tanyakan an apaka apakah h ada ada suara suara yang yang dide didenga ngar r b. Apa yang dikatakan halusinasinya c. Katak Katakan an pe peraw rawat at pe perca rcaya ya klie klien n mend menden enga garr suar suaraa itu itu , na namu mun n pe pera rawa watt sendiri tidak mendengarnya. d. Katakan Katakan bahwa bahwa klien klien lain lain juga juga ada yang yang seperti seperti itu e. Kataka Katakan n bahwa bahwa peraw perawat at akan akan memba membantu ntu klien klien
2.4 2.4
Di Disk skus usik ikan an den denga gan n klie klien n: a. Situasi Situasi yang yang menimb menimbulkan/ ulkan/tidak tidak menimbulkan menimbulkan halusinasi halusinasi b. Waktu dan frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
2.5 2.5
Disk Diskus usik ikan an de deng ngan an klie klien n ap apaa ya yang ng di dira rasak sakan an jika jika terja terjadi di ha halu lusi sina nasi si (mar (marah ah,, takut, sedih, senang) beri kesempatan klien mengungkapkan perasaannya
3. Klien Klien dapa dapatt mengon mengontro troll halusi halusinas nasiny inyaa Tindakan : 3.1 Identi Identifik fikasi asi bersama bersama klien cara tindaka tindakan n yang yang dilakuka dilakukan n jika jika terjad terjadii halusi halusinas nasii ( tidur, marah, menyibukkan diri dll) 3.2
Diskusikan Diskusikan manfaat manfaat cara yang digunakan digunakan klien, klien, jika berman bermanfaat faat ber pujian pujian
3.3
Diskusikan Diskusikan cara baru baru untuk untuk memutus/men memutus/mengont gontrol rol timbul timbulnya nya halusin halusinasi: asi: a. Kataka Katakan n “ saya saya ttida idak k mau mau dengar dengar”” b. Menemui orang lain c. Membua Membuatt jadwal jadwal kegiat kegiatan an sseha ehari-h ri-hari ari d. Memint Memintaa keluar keluarga/ ga/tem teman/ an/per perawat awat untuk untuk menyap menyapaa jika jika klien klien tampak tampak bicara sendiri
3.4
Bantu klien memilih memilih dan melatih melatih cara memutus memutus halusinasiny halusinasinyaa secara bertahap bertahap
3.5 Beri Beri kesempa kesempatan tan untu untuk k melakuk melakukan an cara cara yang tela telah h dilatih dilatih 3.6 Evalua Evaluasi si hasiln hasilnya ya dan dan beri beri pujia pujian n jika jika berhas berhasil il 3.7
Anjurkan Anjurkan klien klien mengikuti mengikuti TAK, orientasi, orientasi, realita realita,, stimulasi stimulasi persepsi persepsi
4. Klien mendap mendapat at dukungan dukungan dari dari keluarga keluarga dalam dalam mengontro mengontroll halusinasiny halusinasinyaa Tindakan : 4.1 Anjurkan Anjurkan klien klien untuk memberitahu memberitahu keluarga keluarga jika jika mengalami mengalami halusinasi halusinasi 4.2 Diskusikan Diskusikan dengan dengan keluarg keluargaa (pada saat saat berkunjung berkunjung/pada /pada saat saat kunjungan kunjungan rumah): rumah): a. Gejala Gejala halusi halusinas nasii yang yang dialam dialamii klien klien b. Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga keluarga untuk memutus halusinasi c. Cara Cara merawa merawatt anggot anggotaa keluar keluarga ga yang halusin halusinasi asi dirumah dirumah,, diberi kegiat kegiatan, an, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian bersama d. Beri Beri in info form rmas asii wakt waktu u fo foll llow ow up atau kenapa kenapa pe perl rlu u mend mendap apat at ba bant ntua uan n : halusinasi tidak terkontrol, dan resiko mencederai diri atau orang lain 5. Klien Klien mema memanfa nfaatka atkan n obat obat deng dengan an baik baik Tindakan : 5.1 5.1
Di Disk skus usik ikan an de deng ngan an klien klien dan ke kelu luarg argaa tenta tentang ng do dosis sis,, frek frekue uens nsii da dan n manf manfaa aatt minum obat
5.2
Anjurkan Anjurkan klien meminta meminta sendiri sendiri obat pada perawat perawat dan merasakan merasakan manfaatn manfaatnya ya
5.3
Anjurk Anjurkan an klien klien bicara bicara dengan dengan dokter dokter tentang tentang manfaat manfaat dan efek efek samping samping minum minum obat yang dirasakan
5.4
Diskus Diskusika ikan n akibat akibat berhe berhenti nti obat-o obat-obat bat tanp tanpaa konsul konsultas tasii
5.5
Bantu Bantu klien klien meng menggun gunaka akan n obat obat dengan dengan prin prinsip sip 5 bena benar. r.
Diagnosa II : isolasi sosial Tujuan umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi: halusinasi Tujuan khusus :
1. Klien Klien dapat dapat membin membinaa hubunga hubungan n saling saling percay percayaa Tindakan : 1.1. Bina hubung hubungan an saling percaya percaya:: salam terapeutik, terapeutik, memperken memperkenalkan alkan diri, diri, jelaskan jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu. 1.2. Beri perhatia perhatian n dan pengha penghaargaan argaan:: temani temani klien walau tidak tidak menjawa menjawab. b.
1.3. 1.3. Deng Dengar arka kan n de deng ngan an empa empati ti:: be beri ri ke kese semp mpat atan an bi bica cara, ra, ja jang ngan an te terb rbur uru-b u-bur uru, u, tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien. 2. Klien Klien dapat dapat menyeb menyebutk utkan an penyeb penyebab ab menari menarik k diri Tindakan : 2.1 Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya 2.1. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik diri atau mau bergaul 2.1.. 2.1
Diskus Diskusika ikan n bersama bersama klien tentang tentang perilaku perilaku menarik menarik diri, diri, tandatanda-tan tanda da serta serta penyebab yang muncul muncul
2.1. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya 3.
Klien dap dapat at menyebutka menyebutkan n keuntungan keuntungan berhubu berhubungan ngan dengan dengan orang orang lain dan kerugian kerugian tidak berhubungan dengan orang lain. Tindakan : 3.1 3.1
Kaji Kaji penge pengeta tahu huan an klien klien tentan tentang g manfaa manfaatt dan keunt keuntun unga gan n berhu berhubu bung ngan an deng dengan an orang lain a. Beri Beri kesemp kesempata atan n kepada kepada klien klien untuk untuk mengung mengungkap kapkan kan perasaan perasaan tentang tentang keuntungan berhubungan dengan prang lain b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan d dengan engan orang lain c. Berireinfor Berireinforcement cement positi positiff terhadap terhadap kemampuan kemampuan mengungkap mengungkapkan kan perasaan perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
3.2
Kaji Kaji penge pengetah tahuan uan klien klien tent tentang ang kerugi kerugian an bila bila tidak tidak berh berhubu ubunga ngan n denga dengan n oran orang g lain a. Beri Beri kesemp kesempata atan n kepada kepada klien untuk untuk mengun mengungka gkapk pkan an perasaan perasaan dengan dengan orang lain b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain c. Beri reinforcem reinforcement ent positif positif terhadap terhadap kemampua kemampuan n mengungk mengungkapkan apkan perasaan perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
4. Klien Klien dapat dapat melak melaksan sanaka akan n hubung hubungan an sosial sosial Tindakan : 4.1 Kaji kemampua kemampuan n klien membina membina hubungan hubungan dengan dengan orang orang lain 4.2 Dorong Dorong dan bantu kien kien untuk berhubu berhubungan ngan dengan dengan orang lain lain melalui melalui tahap : -
K–P
-
K – P – P lain
-
K – P – P lain – K lain
-
K – Kel/Klp/Masy
4.3 Beri reinforcemen reinforcementt positif terhadap terhadap keberhasilan keberhasilan yang yang telah dicapai dicapai 4.4 Bantu klien klien untuk untuk mengeval mengevaluasi uasi manfaat manfaat berhubun berhubungan gan 4.5 Diskusikan Diskusikan jadwal jadwal harian yang yang dilakukan dilakukan bersama bersama klien dalam mengisi mengisi waktu 4.6 Motivasi Motivasi klien untuk untuk mengik mengikuti uti kegiatan kegiatan ruangan ruangan 4.7 Beri reinforcem reinforcement ent positif positif atas kegiatan kegiatan klien dalam dalam kegiatan kegiatan ruangan ruangan 5. Klien dapat dapat mengungk mengungkapkan apkan perasaan perasaannya nya setelah setelah berhubung berhubungan an dengan dengan orang lain lain Tindakan : 5.1 Dorong Dorong klien untuk untuk mengun mengungka gkapka pkan n perasaa perasaanny nnyaa bila bila berhub berhubung ungan an dengan dengan orang lain 5.2 Diskusikan Diskusikan dengan dengan klien tentang tentang perasaan perasaan masnfaat masnfaat berhubung berhubungan an dengan dengan orang lain 5.3 5.3 Beri Beri re rein info force rceme ment nt po posit sitif if atas atas ke kema mamp mpua uan n kl klie ien n meng mengun ungk gkap apka kan n pe peras rasaan aan manfaat berhubungan dengan oranglain 6. Klien dapat memberdayak memberdayakan an sistem sistem penduku pendukung ng atau atau keluarga keluarga Tindakan : 6.1
6.2
6.3 6.3
Bina Bina hubun hubungan gan saling saling perca percaya ya deng dengan an kelu keluarg argaa : -
Salam, perkenalan diri
-
Jelaskan tujuan
-
Buat kontrak
-
Eksplorasi perasaan klien
Diskus Diskusika ikan n denga dengan n anggo anggota ta kelu keluarg argaa tentan tentang g: -
Perilaku menarik diri
-
Penyebab perilaku menarik diri
-
Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidak ditanggapi
-
Cara keluarga menghadapi klien menarik diri
Doro Dorong ng an angg ggot otaa ke kelu luarg argaa un untu tukm kmem embe berik rikan an du duku kung ngan an ke kepa pada da kl klie ien n un untu tuk k berkomunikasi dengan orang lain
6.4 6.4
Anju Anjurk rkan an an angg ggot otaa kelu keluar arga ga se seca cara ra ru ruti tin n da dan n be berg rgan anti tian an menj menjen engu guk k kl klie ien n
6.5
minimal satu kali seminggu Beri reinfor reinforcement cement positif positif positif positif atas atas hal-hal hal-hal yang yang telah telah dicapai dicapai oleh keluarga keluarga
VI.
SUMBER Yudi Hartono Dkk;2012; Buku Buku ajar keperawatan jiwa;Jakarta;salemba jiwa;Jakarta;salemba medika Iskandar Dkk;2012; Asuhan Asuhan Keperawatan Jiwa; Jiwa;Bandung;Refika aditama Budi A dkk;2011; Keperawatan Keperawatan kesehatan jiwa;jakarta;EGC jiwa;jakarta;EGC Stuart GW, Sundeen, Buku Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995 Keliat BA, Proses BA, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi Edisi I, Jakarta : EGC, 1999 Keliat BA. Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial: Menarik Diri. Jakarta : FIK UI. 1999 Keliat BA. Proses BA. Proses kesehatan jiwa. jiwa. Edisi 1. Jakarta 1. Jakarta : EGC. 1999 Aziz Az iz R, dkk, dkk, Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa Semarang : RSJD Dr. Amino Gonohutomo, 2003 Tim Direktorat Direktorat Keswa, Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN PERILAKU KEKERASAN
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (Masalah Ut Utama) Perilaku Kekerasan
Definisi Perilak Peri laku u kekeras kekerasan an adalah adalah suatu suatu bentuk bentuk perila perilaku ku yang yang bertuj bertujuan uan untuk untuk meluka melukaii seseorang secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan defenisi ini maka perilaku kekerasan kekera san dapat dilakukan dilakukan secara verbal, diarahkan diarahkan pada diri sendiri, sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu saat sedang berlangsung
perilaku kekerasan atau riwayat perilaku kekerasan. (Dermawan,
Deden,dkk, 2013).
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH F. Fa Fakt ktor or Pr Pred edis ispo posi sisi si Faktor-fakto Fakto r-faktorr yang mendukung mendukung terjad terjadinya inya masalah perilaku kekerasan kekerasan adalah faktor biologis, psikologis dan sosiokultural. a.
Faktor biologis 1. Instinctual Drive Theory (Teori Theory (Teori Dorongan Naluri). Teori ini menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebakan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat kuat. 2. Psycho Psychosom somati aticc Theory Theory (teori Psikosomatik) Pengal Pen galama aman n marah marah adalah adalah akibat akibat dari dari respon responss psikol psikologi ogiss terhad terhadap ap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan. Dalam hal ini system limb limbic ic
berp berper eran an se seba baga gaii
pusa pusatt
un untu tuk k
meng mengek eksp spre resi sika kan n
maup maupun un
menghambat rasa marah. b.
Faktor psikologis 1. Frustration Aggression Theory (teori Theory (teori agresif frustasi) Menurut teori ini perilaku kekerasan terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustas fru stasi. i. Frustas Frustasii terjad terjadii apabil apabilaa keingi keinginan nan indivi individu du untuk untuk mencap mencapai ai sesuat ses uatu u gagal gagal atau atau mengha menghamba mbat. t. Keadaa Keadaan n terseb tersebut ut dapat dapat mendor mendorong ong individu indiv idu berperilaku berperilaku agresif karena perasaan frustasi akan berkurang melalui perilaku kekerasan.
2.
Behavio vior Th Theo eory ry (Teori Perilaku) Kemarahan adalah proses belajar, hal ini dapat dicapai apabila tersedia fasilitas/situasi yang mendukung
3.
Eks ksis iste ten nsi sia al Theo Theory ry (Teory Eksistensi) Bertingkah Bertin gkah laku adalah kebutuhan kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan kebutuhan tersebu ter sebutt tidak tidak dapat dapat terpen terpenuhi uhi melalu melaluii berper berperila ilaku ku konstru konstrukti ktif, f, maka maka individu akan memenuhinya melalui berperilaku destruktif.
c. Faktor Faktor sosiok sosiokult ultura urall 1. Social Environment Theory (Teori Theory (Teori Lingkungan Sosial) Li Ling ngku kung ngan an
sosi sosial al
akan akan
memp mempen enga garu ruhi hi
sika sikap p
in indi divi vidu du
da dala lam m
mengek men gekspr spresik esikan an marah. marah. Norma Norma budaya budaya dapat dapat menduk mendukung ung indivi individu du untuk merespon asertif dan agresif 2. Social Social Learni Learning ng Theory Theory (Teori Belajar Sosial) Perila Per ilaku ku kekeras kekerasan an dapat dapat dip dipela elajari jari secara secara langsu langsung ng maupun maupun melalu melaluii proses sosialitas.
b.
Faktor Presipitasi Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap individu bersifat unik. Stressor tersebut dapat disebabkan dari luar (serangan fisik, kehilangan, kematian da dan n lain lain-l -lai ain) n) maup maupun un da dala lam m (p (put utus us hu hubu bung ngan an de deng ngan an or oran ang g ya yang ng be bera rarti rti,, kehila keh ilanga ngan n rasa cinta, cinta, takut takut terhad terhadap ap penyak penyakit it fisik, fisik, dan lain-lai lain-lain). n). Selain Selain itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat dapat memicu perilaku kekerasan. kekerasan. (Dermawan, Deden, 2013).
c.
Rentang Re Respon Adaptif
Asertif
Maladaptif
Frustasi
Pasif
Agresif
Violence
Dalam Dal am setiap setiap orang orang terdapa terdapatt kapasit kapasitas as untuk untuk berper berperila ilaku ku pasif, pasif, asertif asertif,, dan agresif/perilaku kekerasan.
a.
Perilaku asertif merupakan perilaku individu yang mampu menyatakan atau meng me ngun ungk gkap apka kan n ra rasa sa marah marah atau atau tida tidak k setuj setuju u ta tanp npaa meny menyal alah ahka kan n at atau au menyakiti orang lain sehingga perilaku ini dapat menimbulkan kelegaan pada individu.
b.
Peri Perila laku ku pa pasif sif meru merupa paka kan n pe peri rilak laku u in indi divi vidu du ya yang ng tida tidak k mamp mampu u un untu tuk k mengun men gungka gkapka pkan n perasa perasaan an marah marah yang yang sedang sedang dialam dialami, i, dilaku dilakukan kan dengan dengan tujuan menghindari suatu ancaman nyata.
c.
Agresif Agr esif/pe /peril rilaku aku kekeras kekerasan. an. Merupa Merupakan kan hasil hasil dari dari kemarah kemarahan an yang yang sangat sangat tinggi atau ketakutan (panik).
St Stre ress, ss, ce cema mas, s, ha harg rgaa diri diri re rend ndah ah da dan n rasa rasa be bersa rsala lah h da dapa patt meni menimb mbul ulka kan n kemarahan yang dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Respon rasa marah bisa diekspresikan secara eksternal (perilaku kekerasan) maupun internal (depresi dan penyakit fisik). Mengekspresikan marah dengan perilaku konstrukstif, menggunakan kata-kata yang yan g dapat dapat dimeng dimengerti erti dan diterim diterimaa tanpa tanpa menyak menyakiti iti hati hati orang orang lai lain, n, akan akan memberikan persaan lega, menurunkan ketegangan sehingga perasaan marah diekspresikan dengan perilaku kekerasan biasanya dilakukan individu karena ia mera me rasa sa ku kuat at.. Cara Cara de demi miki kian an tida tidak k meny menyel elesa esaik ikan an masal masalah ah,, ba bahk hkan an da dapa patt menimbulkan kemarahan berkepanjangan dan perilaku destruktif. Perilaku yang tidak asertif seperti menekan perasaan marah dilakukan individu seperti sep erti pu pura-p ra-pura ura tidak tidak marah marah atau atau melarik melarikan an diri diri dari dari perasaa perasaan n marahn marahnya ya sehingga rasa marah tidak terungkap. Kemarahan demikian akan menimbulkan rasaa be ras berm rmus usuh uhan an ya yang ng lama lama da dan n suat suatu u saat saat ak akan an meni menimb mbul ulka kan n pe peras rasaan aan destruktif yang ditujukan kepada diri sendiri. (Dermawan, Deden, 2013).
d.
Mekanisme Kop Koping Mekani Mek anisme sme ko kopin ping g adalah adalah tiap tiap upaya upaya yang yang diarah diarahkan kan pada pada penata penatalak laksan sanaan aan stre stress ss,, term termas asuk uk upay upayaa peny penyel eles esai aian an masa masala lah h la lang ngsu sung ng da dan n meka mekani nism smee pertahanan yang digunakan untuk melindungi diri (Stuart dan Sudden, 1998). Kemara Kem arahan han merupa merupakan kan ekspresi ekspresi dari dari rasa cemas cemas yang yang timbul timbul karena karena adany adanyaa ancaman. ancama n. Beberap Beberapaa mekani mekanisme sme koping koping yang yang dipaka dipakaii pada pada klien klien marah marah untuk untuk melindungi diri antara lain:
a. Sublim Sublimasi: asi: menerima menerima suatu suatu sasaran sasaran pengga pengganti nti artinya artinya saat mengalam mengalamii suatu suatu dorongan, penyaluran ke arah lain. Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya pada objek lain meremas adonan kue, meninju tembo tem bok k dan sebaga sebagainy inya, a, tujuan tujuannya nya adalah adalah un untuk tuk mengur mengurang angii ketega keteganga ngan n akibat rasa marah. b. Proyeksi: menyalahkan orang lain, mengenal kesukarannya atau keinginannya yang tidak baik. Misalnya seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempun mem punyai yai perasaa perasaan n seksua seksuall terhad terhadap ap rekan rekan kerjan kerjanya, ya, berbal berbalik ik menudu menuduh h bahwa temannya tersebut mencoba merayu dan mencumbunya c. Represi: Represi: mencegah mencegah pikiran yang menyakit menyakitkan kan atau membahayak membahayakan an masuk ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci kepada kepada orang tuanya tuanya ya yang ng tida tidak k disu disuka kain inya ya.. Akan Akan teta tetapi pi menu menuru rutt ajara ajaran n at atau au di didi dika kan n ya yang ng diterimanya sejak kecil, membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan sehingga perasaan benci itu ditekannya dan akhirnya ia dapat melupakannya. d. Re Reak aksi si fo form rmasi asi:: menc menceg egah ah ke kein ingi gina nan n ya yang ng be berb rbah ahay ayaa bi bisa sa di diek eksp spres resik ikan an deng engan
ber erle leb bih-l ih-leb ebih ihan an
si sik kap
da dan n
peri perila laku ku
yan ang g
be berl rlaw awan anan an
dan
menggu men ggunak nakann annya ya sebaga sebagaii rintan rintangan gan.. Misaln Misalnya ya seoran seorang g yang yang tertari tertarik k pada pada teman-teman suaminya, akan memperlakukan orang tersebut dengan kasar. e. Displacement: melepaskan perasaan yang tertekan, melampiaskan pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu. Misalnya Timmy berusia 4 tahun yang marah karena ia baru saja mendapat hukuman dari ibunya karena menggambar di dinding kamarnya, mulai bermain bermain perang-peran perang-perangan gan dengan dengan teman-temann teman-temannya. ya. (Muhith, (Muhith, Abdul, Abdul, 2015).
III.
A. P OH OHON MASALAH
Risiko Perilaku Kekerasan
Perilaku Kekerasan
Harga DIri Rendah
Eec
Core Problem
Causa
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1.
Masa Masala lah h kepe kepera raw watan atan:: a.
2.
Pe Peri rila laku ku keke kekera rasa san n / amuk amuk
Data Data yang perlu perlu dika dikaji ji pada pada masalah masalah keper keperawa awatan tan perila perilaku ku kekeras kekerasan an
a. Perila Perilaku ku ke keker kerasan asan / amuk amuk Data Subyektif : -
Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
-
Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
-
Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
Data Obyektif ; -
Mata merah, wajah agak merah.
-
Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.
-
Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
-
Merusak dan melempar barang-barang.
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN 1. Pe Peri rila laku ku kek keker eras asan an
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN Intervens Interv ensii kepera keperawat watan an disesu disesuaik aikan an dengan dengan diagno diagnosa sa keperaw keperawata atan n yang yang muncul muncul setelah melakukan pengkajian dan rencana keperawatan dilihat pada tujuan khusus sebagai berikut: DIAGNOSA
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan/amuk
TUJUAN UMUM
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
TUJUAN KHUSUS
Rencana Tindakan:
Klien dapat membina
1. Bina hubunga hubungan n saling percaya: percaya: salam terapeutik, terapeutik, empati, empati,
hubungan saling percaya
sebut nama dan jelaskan tujuan interaksi 2. Panggil Panggil klien dengan dengan nama panggilan panggilan yang yang disukai disukai 3. Bicara dengan dengan sikap tenang, tenang, rileks rileks dan tidak menantang menantang 4. Jelaskan Jelaskan tentang tentang kontrak kontrak yang yang akan dibuat dibuat 5. Beri rasa aman aman dan dan sikap sikap empati empati 6. Lakukan Lakukan kontak kontak singkat singkat tapi tapi sering sering
Klien dapat
Rencana Tindakan:
mengidentifikasi
1. Beri kesempat kesempatan an mengungkap mengungkapkan kan perasaan perasaan
penyebab perilaku
2. Bantu klien klien mengungkap mengungkapkan kan perasaan jengkel/ jengkel/kesal kesal
kekerasan
3. Dengarkan Dengarkan ungkapa ungkapan n rasa marah marah dan perasaan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang
Klien dapat
Rencana Tindakan:
mengidentifikasi
1. Anjurkan Anjurkan klien mengun mengungkapk gkapkan an yang dialami dialami dan
tanda-tanda perilaku kekerasan
dirasakan saat jengkel/kesal 2. Observasi Observasi tanda tanda perilak perilaku u kekerasan kekerasan 3. Simpulkan Simpulkan bersama bersama klien tanda-tanda tanda-tanda jengkel/ jengkel/kesal kesal yang dialami klien
Klien dapat
Rencana Tindakan:
mengidentifikasi perilaku kekerasan
1. Anjurkan Anjurkan mengungkap mengungkapkan kan perilaku perilaku kekerasan yang yang
yang biasa dilakukan
biasa dilakukan 2. Bantu bermain bermain peran sesuai sesuai dengan dengan perilaku perilaku kekerasan kekerasan yang biasa dilakukan 3. Tanyakan: Tanyakan: apakah apakah dengan dengan cara yang dilaku dilakukan kan masalahnya selesai?
Klien dapat
Rencana Tindakan:
mengidentifikasi
1. Bicarakan Bicarakan akibat/kerug akibat/kerugian ian dari cara yang dilakuk dilakukan an
akibat perilaku
2. Bersama Bersama klien menyimp menyimpulkan ulkan akibat akibat dari cara cara yang
kekerasan
digunakan 3. Tanyakan Tanyakan apakah apakah ingin ingin mempelajari mempelajari cara baru yang yang sehat
Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam
Rencana Tindakan:
1. Tanyakan Tanyakan kepada kepada klien apakah apakah ia ingin ingin mempelajari mempelajari cara baru yang sehat
berespon terhadap
2. Beri pujian pujian jika jika mengetahui mengetahui cara cara lain yang yang sehat
kemarahan
3. Diskusikan Diskusikan dengan dengan klien klien cara lain lain yang yang sehat a. Secara fisik: fisik: tarik tarik nafas nafas dalam dalam jika sedang sedang kesal, berolahraga, memukul bantal/kasur atau pekerjaan yang memerlukan tenaga b. Secara verbal: katakan bahwa anda sedang marah atau kesal/tersinggung c. Secara sosial: sosial: lakukan lakukan dengan dengan kelomp kelompok ok cara marah marah yang sehat, latihan asertif, latihan manajemen perilaku kekerasan d. Secara spiritual: spiritual: berdoa, berdoa, sembahyan sembahyang, g, memohon memohon kepada kepada Tuhan untuk diberi kesabaran
Klien dapat
Rencana Tindakan:
mendemonstrasikan
1. Bantu memilih memilih cara yang yang paling paling tepat tepat
cara mengontrol
2. Bantu mengiden mengidentifikas tifikasii manfaat cara yang telah telah dipilih dipilih
perilaku kekerasan
3. Bantu menstim menstimulasik ulasikan an cara yang yang telah dipilih dipilih 4. Beri reinforcem reinforcement ent positif positif atas keberhasilan keberhasilan yang yang dicapai dalam stimulasi 5. Anjurkan Anjurkan menggunak menggunakan an cara yang telah telah dipilih dipilih saat
jengkel/marah 6. Susun jadwal jadwal melakuka melakukan n cara yang telah telah dipilih dipilih Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program)
1. Jelaskan Jelaskan jenis-jenis jenis-jenis obat yang diminum diminum klien klien pada klien dan keluarga 2. Diskusikan Diskusikan manfaat manfaat minum obat obat dan kerugian kerugian berhenti berhenti minum obat tanpa seizin dokter 3. Jelaskan Jelaskan prinsip 5 benar benar minum minum obat (nama (nama klien, klien, obat, dosis, cara dan waktu) 4. Anjurkan Anjurkan untuk untuk membicarakan membicarakan efek samping samping obat yang yang perlu diperhatikan 5. Anjurkan Anjurkan klien melapork melaporkan an pada perawat/dok perawat/dokter ter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan 6. Beri pujian pujian jika klien klien minum minum obat dengan dengan benar benar
Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam
Rencana Tindakan:
1. Identifikasi Identifikasi kemampua kemampuan n keluarga keluarga merawat merawat klien dari sikap keluarga selama ini
mengontrol perilaku
2. Jelaskan Jelaskan peran serta serta keluarga keluarga dalam dalam merawat merawat klien
kekerasan
3. Jelaskan Jelaskan cara-cara cara-cara merawat merawat klien klien a. Cara mengont mengontrol rol perilaku perilaku marah marah secara konstr konstruktif uktif b. Sikap tenang, bicara tenang, dan jelas c. Membantu Membantu klien klien mengenal mengenal penyeb penyebab ab ia marah marah 4. Bantu keluarg keluargaa mendemonstra mendemonstrasikan sikan cara merawat merawat klien klien 5. Bantu keluarga keluarga mengung mengungkapk kapkan an perasaannya perasaannya setelah setelah melakukan demonstrasi
Klien mendapat perlindungan dari lingkungan untuk mengontrol perilaku kekerasan
Rencana Tindakan:
1. Bicara tenang, tenang, gerakan gerakan tidak terburu-bu terburu-buru, ru, nada suara rendah, tunjukkan kepedulian 2. Lindungi Lindungi agar klien klien tidak mencede mencederai rai orang lain lain dan lingkungan 3. Jika tidak dapat dapat diatasi, diatasi, lakukan lakukan pembatasan pembatasan gerak gerak atau pengekangan
VI.
SUMBER Dermawan, Deden,dkk, Dermawan, Deden,dkk, (2013 ). Keperawatan Jiwa Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa; Jiwa; penerbit Gosyen Publishing, Yogyakarta. Fitria,Nita, (2010). Prinsip (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP) ; SP) ; penerbit Salemba Medika, Jakarta. Keliat, Budi Anna & Akemat, (2015). Keperawatan Jiwa Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok ; Jakarta: EGC. Muh Mu hith, ith, Abdu Abdul, l, (2 (201 015) 5).. Pendidikan Keperawatan Jiwa; Jiwa; Penerbit CV Andi Offset,Yogyakarta. Wijayaningsih, Wijayanings ih, (2015). (2015). Praktik klinik keperawatan jiwa; jiwa; Media,Jakarta.
Penerbit Penerbit CV.Trans CV.Trans Info
Yusuf, AH dkk, (2015). Buku (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa; Jiwa; Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (Masalah Ut Utama) Defisit Perawatan Diri
Definisi Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam : kebersihan diri, makan, berpakaian,
berhias
diri,
makan
sendiri,
buang air
besar atau kecil sendiri
(toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011). Defisitt Defisi
perawatan perawatan
diri merupakan merupakan
salah satu
masalah masalah
timbul timbul
pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan pasien
dikucilkan baik
dalam
keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154)
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH A. Fa Fakt ktor or Pre Predi disp spos osis isii Beberapa Beber apa faktor faktor yang mempengaruhi mempengaruhi terjadinya kurang perawatan perawatan diri adalah, Perkem Per kemban bangan gan.. Dalam Dalam perkem perkemban bangan gan,, keluar keluarga ga yang yang terlalu terlalu melind melindung ungii dan memanjakan meman jakan klien dapat menimbulka menimbulkan n perkembang perkembangan an inisiatif inisiatif dan keterampilan keterampilan.. Lalu faktor predisposisi predisposisi selanjutnya selanjutnya adalah Faktor Biologis, Biologis, beberapa penyakit penyakit kronis kron is dapat menyebabkan menyebabkan klien tidak mampu melakukan melakukan perawatan perawatan diri secara mandir man diri. i. Faktor Faktor selanju selanjutny tnyaa adalah adalah kemamp kemampuan uan realitas realitas yang yang menuru menurun. n. Klien Klien dengan gangguan jiwa mempunyai kemampuan realitas yang kurang, sehingga menyebabkan ketidak pedulian dirinya terhadap lingkungan termasuk perawatan diri. Selanjutnya adalah faktor Sosial, kurang dukungan serta latihan kemampuan dari lingkungannya, menyebabkan klien merasa
B. Fa Fakt ktor or Pr Pres esip ipit itas asii
Yang merupakan factor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurangnya atau penurunan motivasi, kerusakan kognisi, atau perseptual, cemas, lelah / lemah yang dialami dia lami indivi individu du sehingg sehinggaa menyeb menyebabk abkan an indivi individu du kurang kurang mampu mampu melaku melakukan kan perawatan
diri.
Sedangkan
menurut
Depkes
tahun
2000
faktor
yang
mempengaru memp engaruhi hi personal personal hygiene hygiene adalah body Image, praktik praktik social, status sosial ekonomi, pengetahuan, budaya, kebiasaan dan kondisi fisik. Berikut penjabarannya. gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan keber sihan diri misalnya misalnya dengan dengan adanya adanya perubahan perubahan fisik sehingga sehingga individu individu tidak perduli dengan dirinya. Pada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri maka,kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene. Personal Person al hygiene hygiene memerlukan alat dan bahan, seperti sabun, sabun, sikat gigi, shampoo dan alat mandi lainnya yang membutuhkan uang untuk menyediakannya. Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan, misalnya pada pasien penderita DM yang harus menjaga kebersihan kakinya. Pada factor Budaya, terdapat budaya di sebagian masyarakat tertentu jika individu sakit tidak boleh dimandikan. Ada pula kebiasaan seseorang yang enggan menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, missal sabun, shampoo, dll. Sedangkan, untuk factor kondisi fisik, pada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukan nya.
C. Jenis Menurut Nanda (2012),jenis perawatan diri terdiri dari : 1.
Defi Defisi sitt pera perawa wata tan n diri diri : man mandi di Hamb ambatan
kemamp ampuan
untuk
melakukan
atau
men eny yelesai aik kan
mandi/beraktivitas perawatan diri untuk diri sendiri. 2.
Defi Defisi sitt peraw perawat atan an diri diri : berp berpak akai aian an Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri
3.
Defi Defisi sitt pera perawa wata tan n diri diri : maka makan n
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara mandiri 4.
Defisi Defisitt p peraw erawata atan n diri diri : eelim limina inasi si / toilet toileting ing Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi sendiri.
D. Ren Rentan tang Res Respo pon n
Adaptif
Pola perawatan diri seimbang
Maladaptif
Kadang perawatan diri tidak seimbang
tidak melakukan perawatan diri
Gambar 1. Rentang Respon Defisit Perawatan Diri Keterangan : 1.
Polaa perawa Pol perawatan tan diri diri seimban seimbang g : saat klien klien mendap mendapatk atkan an stresor stresor dan mampu mampu untuk untu k
berperilaku berperilaku
adaptif, adaptif,
maka
pola perawatan perawatan
yang dilakukan dilakukan klien
seimbang, klien masih melakukan perawatan diri. 2.
Kadang Kadan g perawatan perawatan diri kadang kadang tidak : saat klien mendapatk mendapatkan an stresor kadang kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
3.
Tidak melakukan melakukan perawatan perawatan diri : klien mengatakan mengatakan dia tidak peduli peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
E. Meka Mekani nism smee Ko Kopin ping Mekanisme koping berdasarkan penggolongan nya di bagi 2 (Stuart & Sundeen, 2000), yaitu : 1. Meka Mekani nism smee Kopi Koping ng Ada Adapt ptif if Mekani Mek anisme sme koping koping yang yang menduk mendukung ung fungsi fungsi integr integrasi, asi, pertum pertumbuh buhan, an, belajar dan mencapai tujuan. Kategorinya adalah : Klien bisa memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Meka Mekani nism smee Kopin Koping g Mal Ada Adapt ptif if Meka Me kani nism smee ko kopi ping ng ya yang ng meng mengha hamb mbat, at, fu fung ngsi si in inte tegr grasi asi,, meme memeca cah h pertumbuhan, menurunkan otonomi otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategori nya adalah : Tidak mau merawat diri.
III.
A. P OH OHON MASALAH
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi Defsit Perawatan Diri
Isolasi sosial : menarik diri
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI Masalah yang ditemukan adalah : Defisit Perawatan Diri (SP 1 Kebersihan Diri, SP 1 Makan, SP 1 Toileting (BAB / BAK), SP 1 Berhias) Contoh data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri : Kebersihan Diri adalah : a) Data Data Subj Subjek ekti tiff : Pasien merasa lemah,malas untuk beraktivitas,dan merasa tidak berdaya b) Data Objektif : Rambut kotor acak-acakan,badan dan pakaian kotor serta bau, mulut dan gigi bau,kulit kusam dan kotor,kuku kotor,kuku panjang dan tidak terawat. c) Meka Mekani nism smee Kopi Koping ng : Regresi, penyangkalan, isolasi social menarik diri, intelektualisasi. Defisit perawatan diri bukan merupakan bagian dari komponen pohon masalah (causa,core problem,effect) tetapi sebagai masalah pendukung. a) Effect b) Core Problem c) Causa d) Defi Defisit sit Pera Perawa watan tan Di Diri ri..
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN 1. Defis Defisit it Peraw Perawat atan an Diri Diri
V. Tgl
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN No .D x I
Dx. Keperawatan
Perencanaan Kriteria hasil
Tujuan
TUM : Defisit Klie Klien n dap apat at Perawatan Diri : melakukan perawatan Merawat diri secara Kebersihan 1. mandiri Diri
Setelah …1. x inte intera raks ksii kl klie ien n menunjukkan TUK 1 : Klie Klien n dap apat at tanda – tanda percaya pada membina perawat : hubungan saling Waja Wa jah h ce cerah rah,, percaya tersenyum Mau berkenalan Adaa ko Ad kont ntak ak mata Bersedia menceritakan perasaan Bersedia mengungkapkan masalahnya
Intervensi
Bina Bina hu hubu bung ngan an saling percaya dengan : Berii salam Ber salam setiap setiap berinteraksi Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berinteraksi. Tan any yak akan an da dan n panggil nama kesukaan klien Tunjuk Tun jukkan kan sikap sikap empa em pati ti,, ju juju jurr da dan n menepati janji setiap kali berinteraksi. Tanyakan perasaan kl klie ien n da dan n masa masalah lah yang dihadapi klien Buat kontrak interaksi yang jelas Dengarkan dengan empati Penuhi Penu hi kebutuhan kebutuhan dasar klien
diskusikan TUK 2 : 2. Dalam…x 2. Klien inte intera raks ksii kl klie ien n dengan klien : mengetahui menyebutkan : Pe Peny nyeb ebab ab kl klie ien n pentingnya Penyebab tidak tidak merawat diri
perawatan diri
Manfaatt menjaga Manfaa menjaga merawat diri diri Manfaat perawatan
menjaga perawatan diri Tanda-tanda bersih dan rapi Gangguan yang dialami jika perawatan diri
untuk keadaan fisi fisik, k, ment mental al da dan n sosial Tanda-tanda perawatan diri yang baik Pen eny yak akit it at atau au
tidak diperhatikan
gangguan kesehatan yang bisa dialam dia lamii oleh oleh klien klien bila perawatan diri tidak adekuat
3 .1 Dalam …3.1 x TUK 3 : inte intera raks ksii kl klie ien n Klien menyebutkan mengetahui frekuensi cara-cara menjaga melakukan perawatan diri : perawatan diri Frekuensi
diskusika diskusika frekuensi frekuensi menjaga menja ga perawatan perawatan diri selama ini Mandi Gosok gigi Keramas Berpakain
mandi Frekuensi Berhias Gunting kuku gosok gigi 3.2 disku skusikan cara Frekuensi praktek perawatan keramas diri yang baik dan Frekuensi ganti benar pakaian Mandi Frekuensi Gosok gigi berhias Keramas Frekuensi Berpakain gunting kuku Berhias 3 .2 Dalam …x Gunting kuku inte intera raks ksii kl klie ien n berikan pujian untuk 3.3 menjelaskan respon kliken cara menjaga setiap yang positif perawatan diri : Cara mandi Cara gosok gigi Cara keramas Cara berpakaian Cara berhias Cara Ca ra gu gunt ntin ing g kuku
4. Dalam …x 4.1 Bantu klien saat TUK 4 : intera raks ksii kl klie ien n perawatan diri : Klie Klien n dap apat at inte melaksanaka mempraktekan Mandi n pera perawa wata tan n perawatan diri Gosok gigi
dengan dibant dibantu u diri diri denga engan n dengan oleh perawat : bantuan perawat Mandi Gosok gigi Keramas 4.2 Berpakain Berhias Gunting kuku
TUK 5 : 5. Klie Klien n dap apat at melaksanaka n pera perawa wata tan n secara mandiri
Keramas Berpakain Berhias Gunting kuku Beri Beri pujian pujian setelah setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri
5.1 Pan Panta tau u klien lien dalam melaksanakan perawatan diri : Mandi Gosok gigi Keramas Berpakain Berhias Gunting kuku 5.2 Beri pujian saat Ganti Gan ti pakaia pakaian n klien melaksanakan 1x sehari perawatan diri Berhias sehabis secara mandiri mandi Gunti Gu nting ng kuku kuku se settelah mulai panjang Diskusikan 6 .1 Dalam …x 6.1 TUK 6 : dengan keluarga : interaksi Klien mendapatkan keluarga Pe Peny nyeb ebab ab kl klie ien n menjelaskan dukungan tidak melaksanakan cara-cara keluarga perawatan diri membantu memba ntu klien untuk Tind Tindak akan an ya yang ng
Dalam …x inte intera raks ksii kl klie ien n melaksanakan praktek perawatan diri secara mandiri : Mandi 2x sehari Gosok sok gigi sehabis makan Kera Ke ram mas 2x seminggu
meningkatka dalam n pera perawa wata tan n memenuhi kebutuhan diri perawatan dirinya 6 .2 Dalam …x interaksi keluarga menyiapakan sarana perawatan diri klien : sabun mandi, pasta gigi, gig i, sikat sikat gigi, gigi, sampo, sam po, handu handuk, k, pakaian bersih,
telah dilakukan klien selama di Rumah Sakit dalam menjaga menja ga perawatan perawatan dirii dan kemaju dir kemajuan an yang yan g tel telah ah dialam dialamii oleh klien Duku Du kung ngan an ya yang ng bisa diberika oleh keluarga untuk meningkatkan ke keme memp mpua uan n kl klie ien n da dala lam m pe pera rawa wata tan n diri 6.2 Diskusikan den enag agn n kelu keluar arg ga
sandall da sanda dan n alat alat berhias 6 .3 Keluarga mempraktekan perawatan diri kepada klien
tentang : Sarana yang di dipe perl rluk ukan an un untu tuk k menjaga menja ga perawatan perawatan diri klien Anjurkan Anju rkan kepada kepada keluarga menyiapka meny iapkan n sarana tersebut 6.3 Diskusikan den eng gan kelu keluar arg ga hal-ha hal -hall yang yang perlu perlu dilakukan dilak ukan keluarga keluarga da dala lam m pe pera rawa wata tan n diri : Anjurkan keluarga untuk mempraktekan perawatan diri (mandi, gosok gigi, keramaberhias s, gadan nti baju, gunting kuku) In Inga gatk tkan an kl klie ien n waktu mandi, gosok gigi, keramas, ganti baju, berhias dan gunting kuku Bant Ba ntu u jika jika kl klie ien n mengalami hamb ambat atan an da dala lam m perawatan diri Berikan pujian atas keberhasilan klien
VI.
SUMBER Herdman Ade. (2011). Asuhan (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Jiwa.Yogyakarta: Nuha Medika. Iqbal Iqb al Wahit, Wahit, dkk. (2015). (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar . Jakarta: Jakarta: Salemba Salemba Medika. Keliat, B. A., dkk. (2011). Keliat, (2011). Keperawatan Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic Course).Yogyakarta: EGC. Kelliat, B., A, dkk. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa :Edisi 2. Jakarta: Kelliat, EGC. Mukhr Mu khripa ipah h & Iskand Iskandar. ar. (2012) (2012).. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jiwa. Bandung: Bandung: PT Refika Refika Aditama. Nurjannah. (2004). Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Jiwa. Yogyakarta: Momedia. Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan (2010). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi Keempat. Jakarta: Keempat. Jakarta: Salemba Medika. Yusuf, Yu suf, Rizky, Rizky, & Hanik. Hanik. (2015). (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN RISIKO BUNUH DIRI Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM
Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh :
Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (Masalah Ut Utama) Risiko Bunuh Diri
Denisi Resi Re siko ko bunu bunuh h diri diri adal adalah ah resi resiko ko unu unuk k menc menced eder erai ai diri diri send sendir irii yang yang dapa dapa meng me ngan anca cam m kehi kehidu dupa pan. n. Bunu Bunuh h diri diri meru merupa paka kan n keda kedaru rura raa an n psik psikia iar rii kare karena na merupakan perilaku unuk mengakhiri kehidupannya.
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH F. Fa Fakt ktor or Pr Pred edis ispo posi sisi si 1.
Diagno Diagnosis sis psikia psikiari ri Tiga Tiga ganggua gangguan n jiwa yang membua membua pasien pasien berisiko berisiko unuk unuk bunuh bun uh diri diri yaiu yaiu ganggu gangguan an alam alam peras perasaan aan,, pen penyal yalahg ahguna unaan an oba, oba, dan skizofrenia.
2.
Sifa Si fa ke kepr prib ibad adia ian n Tiga Tiga aspe aspek k ke kepr prib ibad adia ian n yang yang be berk rkai aia an n er era a de deng ngan an pening pen ingka kaan an resiko resiko bunuh bunuh diri diri adalah adalah rasa rasa ber bermus musuha uhan, n, impuls impulsif, if, dan depresi
3.
Ling Lingku kung ngan an ps psik ikos osos osia iall Baru Baru meng mengal alam amii ke kehi hila lang ngan an,, pe perp rpis isah ahan an aau aau percer per ceraia aian, n, kehila kehilanga ngan n yang yang dini, dini, dan berkur berkurang angnya nya dukung dukungan an sosial sosial merupakan fakor pentng yang berhubungan dengan bunuh diri
4.
Ri Riwa waya ya kelu keluar arga ga Riwa Riwaya ya kelu keluar arga ga yang yang pern pernah ah mela melaku kuka kan n bunu bunuh h diri diri merupakan fakor resiko unuk perilaku resiko bunuh diri
5.
Fakor Fakor biokimi biokimia a Proses Proses yang yang dimedias dimediasii seroonin seroonin,, opia, opia, dan dan dopa dopamine mine dapa dapa menimbulkan perilaku resiko bunuh diri.
G. Fa Fakt ktor or Pr Pres esip ipit itas asii 1.
Perasaan
erisolasi
dapa
erjadi
karena
kehilangan
hubungan
inerpersonal/gagall melakukan hubungan yang berart inerpersonal/gaga 2.
Kegaga Kegagalan lan bera beradap dapa asi si sehing sehingga ga tdak tdak dapa dapa meng menghad hadapi api sre sres. s.
3.
Peras Perasaan aan marah marah/be /bermu rmusuh suhan, an, bu bunuh nuh diri diri dapa dapa merup merupaka akan n hukuman hukuman pada pada diri sendiri
4.
Ca Cara ra un unuk uk men menga gakh khir irii kepu kepuu usa san n
H. Jenis Perilaku bunuh diri erbagi menjadi tga kaegori 1.
Ancama Ancaman n bunuh bunuh diri diri yaiu yaiu pering peringaa aan n verba verball aau aau n nonv onverb erbal al bahw bahwa a seseorang ersebu mempertmbangkan unuk bunuh diri. Orang yang yan g ingin ingin bunuh bunuh diri diri mungki mungkin n mengun mengungka gkapka pkan n secar secara a verbal verbal bahwa ia tdak akan berada di sekiar kia lebih lama lagi aau mengomunikasikan mengomunikasika n secara non verbal.
2.
Upay Upaya a bunuh bunuh diri diri yai yaiu u semua semua tnda tndaka kan n erha erhada dap p diri diri sendi sendiri ri yang yang dilakuka dila kukan n oleh individu individu yang dapa menyebabka menyebabkan n kematan kematan jika tdak dicegah.
3.
Bunuh diri yai iu u mungkin erjadi seelah anda peringaan erlewakan aau diabaikan. Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tdak bunuh diri akan erjadi jika tdak diemukan epa pada wakunya.
Semenara iu, Yosep (2010) mengklasikasikan erdapa tga jenis bunuh diri, meliput:
1.
Bunuh Bunuh diri diri anomik anomik Bunuh Bunuh diri diri anomik anomik adal adalah ah suau suau per perila ilaku ku bunuh bunuh diri diri yang didasari dida sari oleh fakor fakor lingkunga lingkungan n yang penuh ekanan (sr (sressf essful) ul) sehingga sehingga mendorong seseorang unuk bunuh diri.
2.
Bunu Bunuh h diri diri alru alruis istk tk Bunuh Bunuh diri diri al alr rui uist stk k adal adalah ah tndak tndakan an bunuh bunuh diri diri yang yang berkaian dengan kehormaan seseorang ketka gagal dalam melaksanakan ugasnya.
3.
Bunu Bunuh h diri diri egois egoistk tk Bunuh Bunuh diri diri egoi egoist stk k adal adalah ah tndak tndakan an bunuh bunuh diri diri yang yang diakib dia kibak akan an fakor fakor dalam dalam diri diri seseor seseorang ang sepert sepert puus puus cina cina aa aau u pu puus us harapan.
I.
Rentang Re Respon Renang Respon Risiko Bunuh Diri
Respon Adaptf Peningkaan
Pengambilan
Respon Maladaptf Perilaku
Pencederaan
Bunuh Diri
diri
risiko
yang
desruktf
meningkaka
diri
n
langsung
diri
tdak
perumbuhan
J.
Mekanisme Koping Sua Suar r (2 (200 006) 6) meng mengun ungk gkap apka kan n bahw bahwa a meka mekani nism sme e per perah ahan anan an ego ego yang yang berh be rhub ubun unga gan n
deng denga an
peril erila aku
des desru ruk ktf-d tf-dir irii
td tdak ak
lang langssung ung
adala dalah h
penyangkalan, rasionalisasi, inelekualisasi, dan regresi.
III.
A. P OH OHON MASALAH
Bunuh Diri
Koping keluarga inefektf
Risiko Bunuh Diri
Eec
Core Problem
Harga diri rendah
Causa
kegagalan
perpisahan
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI Data Subjek
1.
mem memilik ilikii riwa riwaya ya peny penya aki ki
Data Objek
1.
perasaan puus asa
mena 2.
3.
menyaakan pik pikiran,
2.
respon ku kurang da dan g gel eliisah
harapan, dan perencanaan
3.
menun enunjjukk ukkan sik ika ap agres gresif if
bunuh diri
4.
tdak tdak koper opera atf dalam lam m men enja jala lani ni
lamban,
kelethan,
bersamaan
sosial
menderia pe penyaki y ya ang
meny menya ala lahk hka an diri iri se send ndir iri, i,
berharga menyaakan per perasaan erekan
IV.
berbicara
mena me nari rik k diri diri dari dari ling lingku kung ngan an
perasaan gagal dan tdak
6.
5.
secara berubi-ubi dan
prognosisnya kurang baik 5.
pengobaan
menyaakan ba bahwa se sering mengalami kehilangan
4.
menga engala lami mi depr depres esi, i, cem emas as,, da dan
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN Risiko Bunuh Diri
6.
penurunan be bera ba badan
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN -
Risiko Bunuh Diri Tujuan Umum: Pasien tdak membahayakan dirinya sendiri secara sik Tujuan khusus
1.
pasien tdak melakukan aktvias
Intervensi
1.
pind pindah ahka kan n ben benda da yang yang memb membah ahay ayak akan an
2.
observ ervasi den eng gan kea
3.
siapk iapka an lliingku ngkun ngan gan ya yang ama man n
1.
iden ident tka kasi kek eku uaa aan pas pasie ien n
2.
ajak pasien unuk berperan ser era dalam
yang mencederai dirinya 2.
pasien dapa mengidentkasi aspek positf pada dirinya
aktvias
yang
disukai
dan
dapa
dilakukannya
3.
pasien akan
1.
mengimplemenasikan
ba ban nu u pasi pasien en men menge gena nall meka mekani nism sme e kopi koping ng yang tdak adaptf
respons proektf-diri yang adaptf
4.
pasien akan mengidentkasi
2.
iden ident tka kasi si ale alern rnat atff cara cara ko kopi ping ng
1.
ba ban nu u orang orang erd erdek eka aun unu uk k berko berkomu muni nika kasi si secara konsruktf dengan pasien
sumber dukungan sosial yang
2.
tngk tngka aka kan n hubu hubung ngan an kel kelua uarg rga a yang yang seh seha a
1.
liba libakan kan pas pasie ien n dan dan ora orang e erd rdek eka a dala dalam m
bermanfaa 5.
pasien akan ma mampu menjelaskan rencana pengobaan dan
perencanaan asuhan
rasionalnya
2.
jelaskan
karakeristk
pelayanan
kesehaan
dari
kebuuhan
yang
elah
diidentkasi,
kebuuhan
asuhan
keperawaan,
diagnosis
medis,
pengobaan,
dan
direkomendasikan
medikasi
yang
VI.
SUMBER Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Reka Adiama Fatmah. 2017. “Inovasi Guided Imagery Terhadap Gejala Resiko Bunuh Diri Di Ruang Punai Rsjdatmahusada Rsjdatmahusada.” Jurnal Praktek Jiwa 1–29.
TUGAS LAPORAN PENDAHULUAN PERUBAHAN POLA PIKIR : WAHAM
Dosen Pengampu : Rohanah, S.Pd, M.KM Pembimbing Klinik : Ns. Lilis Istriani, S.Kep
Disusun Oleh : Dwiky Wijaya P27905118001
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
KASUS (M (MASALAH UT UTAMA) Perubahan pola pikir : waham
Definisi Waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyaki Key akinan nan klien klien tidak tidak konsist konsisten en dengan dengan tingka tingkatt intelek intelektua tuall dan latar latar belaka belakang ng budaya klien.Gangguan isi pikir dapat diidentifikasi dengan adanya waham. Waham atau delusi adalah ide yang salah dan bertentangan atau berlawanan dengan semua kenyataan dan tidak ada ada kaitannya degan latar belakang budaya (Keliat, 2009).
II. II.
PRO PROSES TERJA RJADINY DINYA A MAS MASALAH ALAH K. Fa Fakt ktor or Pre Predi disp spos osis isii 1.
Geneti Genetiss : diturun diturunkan kan,, adanya adanya abnorm abnormalit alitas as perkem perkemban bangan gan syste system m saraf yang yang berhubungan dengan respon biologis yang maladaptive
2.
Neurob Neurobilo ilogis gis : adanya adanya gangg gangguan uan pada pada kortek kortekss pre fronta frontall dan kortek kortekss limbic. limbic.
3.
Neurot Neurotran ransmi smitter tter : abnorm abnormalit alitas as pada pada dopamin dopamine, e, seroton serotonin in dan glut glutama amate. te.
4.
Psikol Psikologi ogiss : ibu penc pencema emas,t s,terla erlalu lu melin melindun dungi, gi,aya ayah h tidak tidak perdu perduli. li.
L. Fakt Fakto or Pres Presip ipit itas asii 1. Proses Proses pengol pengolaha ahan n informas informasii yang berleb berlebiha ihan. n. 2. Mekanisme Mekanisme penghantara penghantaran n listrik listrik yang abnormalit abnormalitas. as. 3. Adan Adanya ya ge geja jala la pem pemic icu. u. C. Jenis
1.
Waha Waham m ke kebe besar saran an : in indi divi vidu du yang yang meyaki meyakini ni bahwa bahwa ia memili memiliki ki kebes kebesara aran n atau kekuasaan khusus diucapkan berulangkali,tetapi tidak sesuai kenyataan.
2.
Waham Waham curig curigaa : indivi individu du meyak meyakini ini bah bahwa wa ada ada seoran seorang g atau atau sekelo sekelompo mpok k yang yang berusaha merugikan/mencederai dirinya dan diucapkan berulang kali tapi tidak sesuai kenyataan.
3.
Waha Waham m ag agam amaa : in indi divi vidu du memil memilik ikii ke keya yaki kina nan n terha terhada dap p suat suatu u ag agam amaa se seca cara ra berlebihan dan diucapkan berulang kali,tetapi tidak sesuai kenyataan. kenyataan.
4.
Waham Waham somati somaticc : infivid infividu u meyaki meyakini ni bahwa bahwa tubuh tubuh bagi bagian an tubuhn tubuhnya ya terga tergangg nggu u penyakit dan diucapkan berulang kali kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5.
Waham Waham nahili nahilistik stik:: indivi individu du meyak meyakini ini bahwa bahwa tubu tubuh h atau atau bagian bagian dirin dirinya ya sudah sudah tidak ada di dunia atau meninggal dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan.
6.
Waha Waham m si sisi sip p pike pikerr : keya keyaki kina nan n klie klien n ba bahw hwaa ad adaa pi piki kira ran n or oran ang g la lain in yang yang disisipkan ke dalam pikirannya.
7.
Waham Waham siar siar piker piker : keyak keyakina inan n klien klien bahwa bahwa oran orang g lain lain menget mengetahu ahuii apa yang yang dia pikirkan walaupun ia tidak pernah menyatakan pikirannya kepada orang tersebut.
8.
Waha Waham m co cont ntro roll pike pikerr : keyaki keyakina nan n klien klien ba bahw hwaa pikiran pikiranny nyaa di diko kont ntro roll ol oleh eh kekuatan diluar dirinya.
D. Fase –fase 1. Fase Fase lock lock of human human need need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan-kebutuhan klien baik secara fisik fisi k maupun maupun psikis. psikis. Secara Secara fisik fisik klien klien dengan dengan waham waham dapat dapat terjad terjadii pada pada orang-orang dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat san gat miskin miskin dan mender menderita. ita. Keingi Keinginan nan ia untuk untuk memenu memenuhi hi kebutu kebutuhan han hidupnya mendorong untuk melakukan konpensasi yang salah. 2. Fase Fase lock lock of self self esteem esteem Tidak ada tanda pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal deng dengan an self reality (kenyataan dengan harapan ) serta dorongan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. 3. Fase control internal eksternal. Klien coba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang ia katakana adalah kebohongan,menutupi kekurangan dan tidak sesuai kenyataan 4. Fase environment support Adanya Ada nya beberap beberapaa orang orang yang yang memper mempercay cayai ai klien klien dalam dalam lingku lingkunga nganny nnyaa menyeb men yebabk abkan an klien klien merasa merasa diduku didukung, ng,lam lamaa kelama kelamaan an klien klien mengan mengangga ggap p sesuatu yang dikatakan dikatakan tersebut tersebut sebagai sebagai suatu kebenaran karena seringnya seringnya diulang-ulang. 5. Fase Fase confor confortin ting g Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongan serta menganggap bahwa semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. mendukungnya. 6. Fase Fase improv improving ing
Apabil Apa bilaa tidak tidak adanya adanya konfro konfronta ntasi si dan upayaupaya-upa upaya ya koreks koreksi,se i,setia tiap p waktu waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. E. Rentan ang g Res Resp pon
1. 2. 3. 4. 5.
Respon
Respon
Adiptif
Maladaptif
Pikiran Logis Persep sepsi akurat Emosi konsist steen Hubungan so sosial Perilaku sesuai suai
F.
1. Emosi Emosi berle berlebih bih atau berkurang
1. Ganggu Gangguan an proses proses pikir: waham
2. Per ilaku idak biasa 3. Perila Pr Pros oses esku pike pittida ker r k biasa 4. Mena Menari rik k diri diri
2. 3. 4. 5.
Meka Mekani nism smee Kopi Kopin ng
Halu Halusin sinasi asi Kerusa Kerusakan kan emosi emosi Perila Perilaku ku tidak tidak sesu sesuai ai Isol Isolasi asi soc social ial terorganisir
Perila Per ilaku ku yang yang mewaki mewakili li upaya upaya untuk untuk melind melindung ungii klien klien dari dari pengal pengalama aman n yang yang menakutkan menak utkan dengan respon neurobiologis neurobiologis yang maladaptive maladaptive meliputi meliputi :regresi :regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dengan upaya untuk mengatasi ansietas,proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan keracunan persepsi,menarik diri dan pada keluarga:mengingkari.
III.
A. P OH OHON MASALAH
Risiko Perilaku Kekerasan
Eec
Core Problem
Prubahan proses piker : waham
Harga diri rendah
Causa
B. MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI 1. Peruba Perubahan han isi isi pikir pikir : waham waham 2. Gangguan Gangguan konsep konsep diri diri : harga diri diri rendah. rendah. 3. Kerusakan Kerusakan komun komunikasi ikasi : verbal verbal 4. Resiko Resiko Perila Perilaku ku Kekera Kekerasan san
IV.
DIAG IAGNOSA KEPERAWATAN 1. Waham 2. Harga Harga diri diri rendah rendah
V.
RENC RENCA ANA TIND INDAKAN AKAN KE KEPERA PERAWA WAT TAN -
Diagnosa I : Wa Waham
Tuju Tu juan an umum umum
: Kli Klien en tida tidak k tter erja jadi di keru kerusak sakan an ko komu muni nika kasi si verb verbal al
Tujuan khusus
:
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat
Tindakan : -
Bina Bina hubu hubung ngan an.. sa sali ling ng perc percay aya: a: sa sala lam m te tera rape peut utik ik,, pe perk rken enal alka kan n di diri ri,, jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak
-
yang jelas topik, waktu, tempat). Ja Jan ngan gan mem memban bantah tah dan men end duk ukun ung g wah aham am kl klie ien n: kat atak akan an per eraw awat at menerim men erimaa keyaki keyakinan nan klien klien "saya "saya meneri menerima ma keyaki keyakinan nan anda" anda" diserta disertaii ekspresi menerima, katakan perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak membicarakan isi waham klien.
-
Yaki Yakink nkan an klie klien n bera berada da dala dalam m ke kead adaa aan n aman aman da dan n te terl rlin indu dung ngi: i: ka kata taka kan n perawat akan menemani klien dan klien berada di tempat yang aman, gunakan keterbukaan dan kejujuran jangan tinggalkan klien sendirian. s endirian.
-
Observ Observasi asi apaka apakah h wahamn wahamnya ya mengga menggangg nggu u aktivi aktivitas tas haria harian n dan peraw perawata atan n diri
b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
Tindakan : -
Beri Beri pujian pujian pada pada pena penampi mpilan lan dan dan kemam kemampua puan n klien klien yang yang reali realistis stis..
-
Diskus Diskusika ikan n bersam bersamaa klien klien kemamp kemampuan uan yang yang dimi dimilik likii pada wakt waktu u lalu lalu dan saat ini yang realistis.
-
Tanyakan
apa
yang
biasa
dilakukan
kemudian
anjurkan
untuk
mela me laku kuka kann nnya ya sa saat at in inii (k (kai aitk tkan an de deng ngan an ak akti tivi vita tass sehari sehari - ha hari ri da dan n perawatan diri). -
Jika Jika klien klien selalu selalu bicara bicara tenta tentang ng wahamn wahamnya, ya, denga dengarka rkan n sampai sampai kebutu kebutuhan han waham tidak ada. Perlihatkan kepada klien bahwa klien sangat penting.
ter penuhi c. Klien dapat mengidentifikasikan kebutuhan yang tidak terpenuhi Tindakan : -
Obser Observa vasi si keb kebut utuh uhan an klie klien n seha sehari ri-ha -hari ri..
-
Di Disk skus usik ikan an kebut kebutuh uhan an klien klien yang yang tida tidak k te terp rpen enuh uhii ba baik ik selama selama di ru ruma mah h maupun di rumah sakit (rasa sakit, cemas, marah).
-
Hubung Hubungkan kan kebu kebutuh tuhan an yang yang tidak tidak terp terpenu enuhi hi dan timb timbuln ulnya ya waham. waham.
-
Ti Tin ngkatk katkan an akti aktivi vita tass yan ang g dap apat at memen emenuh uhii keb ebu utu tuh han kl klie ien n dan memerlukan waktu dan tenaga (buat jadwal jika mungkin).
-
Atur Atur si situ tuas asii ag agar ar klie klien n tida tidak k memp mempun unya yaii wakt waktu u un untu tuk k meng menggu guna naka kan n wahamnya.
d. Klien dapat berhubungan dengan realitas
Tindakan : -
Berbic Berbicara ara denga dengan n klien klien dalam dalam kontek kontekss realitas realitas (diri, (diri, oran orang g lain, lain, tempat tempat dan dan waktu).
-
Sertak Sertakan an klien klien dala dalam m terapi terapi aktiv aktivita itass kelomp kelompok ok : orien orientasi tasi reali realitas tas..
-
Berika Berikan n pujian pujian pada pada tiap tiap kegi kegiata atan n positi positiff yang yang dilaku dilakukan kan klie klien n
e. Klien dapat menggunakan obat dengan benar
Tindakan :
-
Di Disk skus usik ikan an denga dengan n kite kiten n tent tentan ang g na nama ma obat, obat, dosis, dosis, freku frekuen ensi, si, efek efek da dan n efek
-
samping minum obat.
Bant Bantu u klien klien meng menggu guna naka kan n ob obat at denga dengan n priins priinsip ip 5 be bena narr (n (nam amaa pa pasi sien en,, obat,
-
dosis, cara dan waktu).
Anjurk rkaan klien memb embica carrakan efek dan efe fek k sa sam mping obat yang dirasakan.
f.
Beri Beri reinf reinforc orcemen ementt bila bila k klie lien n minu minum m obat obat yang yang bena benar. r.
Klien dapat dukungan dari keluarga Tindakan : -
Diskus Diskusika ikan n dengan dengan keluar keluarga ga melalu melaluii pertemua pertemuan n keluarg keluargaa tentang tentang:: gejala gejala waham, cara merawat klien, lingkungan keluarga dan follow up obat. up obat.
-
-
Beri Beri rein reinfo forc rcem emen entt atas atas keterl keterlib ibata atan n kelua keluarg rgaa
Di Diag agno nosa sa II : Har Harga ga diri diri rend rendah ah
Tujuan umum : Klien dapat mengendalikan waham. Tujuan khusus : a. Klien Klien dapat dapat membi membina na hubun hubungan gan salin saling g percaya percaya.. b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik : -
Sapa Sapa klien klien dengan dengan ramah ramah secar secaraa verba verball dan dan nonv nonverb erbal al
-
Pe Perk rken enal alka kan n dir dirii d den enga gan n sop sopan an
-
Tanyak Tanyakan an nama nama lengk lengkap ap klien klien dan dan nama nama pangg panggila ilan n yang yang disuka disukaii klien klien
-
Je Jela lask skan an tuj tuju uan per perte temu muan an
-
Ju Juju jurr dan dan men menepat epatii jan janji ji
-
Tunjuk Tunjukkan kan sikap sikap emp empati ati dan menerim menerimaa klien klien apa adanya adanya
-
Beri Beri perhat perhatian ian kepad kepadaa klien klien dan dan perhat perhatika ikan n kebutu kebutuhan han dasar dasar klie klien n
c. Klien dapat dapat mengid mengidentifi entifikasi kasi kemampu kemampuan an dan aspek aspek positif positif yang dimilik dimiliki. i. -
Diskus Diskusika ikan n kemam kemampua puan n dan aspek aspek positi positiff yang yang dimili dimiliki ki klie klien. n.
-
Hindar Hindarkan kan member memberii penilai penilaian an nega negatif tif setiap setiap bert bertemu emu klien. klien.
-
Ut Utam amak akan an mem membe beri ri puj pujian ian ya yang ng reali realisti stik. k.
d. Klien Klien dapat dapat menilai menilai kemam kemampu puan an yang digu digunak nakan. an. -
Diskus Diskusika ikan n kema kemampu mpuan an yang yang masih masih dapat dapat dilaku dilakukan kan..
-
Diskus Diskusika ikan n kemamp kemampuan uan yang yang dapa dapatt dilanju dilanjutka tkan n penggu penggunaa naanny nnya. a.
e. Klien dapat dapat merencan merencanakan akan kegiatan kegiatan sesuai dengan dengan kemampuan kemampuan yang yang dimili dimiliki. ki. -
Rencan Rencanaka akan n bersama bersama klien klien aktiv aktivita itass yang dapa dapatt dilaku dilakukan kan setia setiap p hari. hari.
-
Tingka Tingkatka tkan n kegiata kegiatan n sesuai sesuai deng dengan an tolera toleransi nsi kon kondis disii klien. klien.
-
Beri Beri contoh contoh cara cara pelak pelaksan sanaan aan kegi kegiata atan n yang yang dapat dapat klien klien laku lakukan kan..
f. Klien Klien dapat dapat melak melakuka ukan n kegiat kegiatan an sesuai sesuai kemam kemampua puanny nnya. a. -
Beri Beri kes esem empa pata tan n pad adaa klien lien un untu tuk k men enco coba ba keg kegia iata tan n yan ang g te tela lah h direncanakan.
-
Di Disk skus usik ikan an pel pelak aksan sanaa aan n kegi kegiata atan n diru diruma mah h
g. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
-
Beri Beri pendi pendidi dika kan n ke keseh sehata atan n pa pada da kelua keluarg rgaa te tent ntan ang g cara cara meraw merawat at klien klien dengan harag diri rendah.
-
-
Bantu Bantu kelu keluarg argaa member memberiak iakn n dukun dukungan gan selama selama klie klien n diraw dirawat. at.
-
Bant Bantu u kelua keluarg rgaa menyi menyiap apka kan n lingk lingkun unga gan n rumah rumah..
Di Diag agno nosa sa II IIII : Harg Harga a dir dirii rren enda dah. h.
Tuju Tu juan an umu umum m
: Klie Klien n dapa dapatt berh berhub ubun unga gan n deng dengan an ora orang ng lai lain n secar secaraa opti optima mal. l.
Tujuan khusus
:
a. Klien Klien dapat dapat membi membina na hubun hubungan gan salin saling g percaya percaya.. b. Bina hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsipkomunikasi terapeutik : -
Sapa Sapa klien klien dengan dengan ramah ramah secar secaraa verba verball dan dan nonv nonverb erbal al
-
Pe Perk rken enal alka kan n dir dirii d den enga gan n sop sopan an
-
Tanyak Tanyakan an nama nama lengk lengkap ap klien klien dan dan nama nama pangg panggila ilan n yang yang disuka disukaii klien klien
-
Je Jela lask skan an tuj tuju uan per perte temu muan an
-
Ju Juju jurr dan dan men menepat epatii jan janji ji
-
Tunjuk Tunjukkan kan sikap sikap emp empati ati dan menerim menerimaa klien klien apa adanya adanya
-
Beri Beri perhat perhatian ian kepad kepadaa klien klien dan dan perhat perhatika ikan n kebutu kebutuhan han dasar dasar klie klien n
c. Klien dapat dapat mengid mengidentifi entifikasi kasi kemampu kemampuan an dan aspek aspek positif positif yang dimilik dimiliki. i. -
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.
-
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien.
-
Utamakan memberi pujian yang realistik.
d. Klien Klien dapat dapat menilai menilai kemam kemampu puan an yang digu digunak nakan. an. -
Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
-
Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
e. Klien dapat dapat merencan merencanakn akn kegiatan kegiatan sesuai dengan dengan kemampuan kemampuan yang yang dimilik dimiliki. i. -
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari.
-
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien.
-
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.
f. Klien Klien dapat dapat melak melakuka ukan n kegiat kegiatan an sesuai sesuai kemam kemampua puanny nnya. a. -
Beri Be ri kese kesemp mpat atan an pada pada klie klien n un untu tuk k menc mencob obaa ke kegi giat atan an ya yang ng te tela lah h direncanakan.
-
Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah
-
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.
-
Berii pendid Ber pendidika ikan n keseha kesehatan tan pada pada keluar keluarga ga tentan tentang g cara mearwa mearwatt klien klien dengan harag diri rendah.
-
Bantu keluarga memberiakn dukungan selama klien dirawat.
-
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah
VI.
SUMBER Keliat Budi A. 1999. Proses 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jiwa. Edisi 1. EGC : Jakarta Keliat Budi A. 2009. Model 2009. Model Praktik Keperawatan Professional Jiwa. Jiwa. EGC : Jakarta Kusumawati, Farida dan Yudi Hartono. 2010. Buku 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa Jiwa. Jakarta: Salemba Medika Nasir, Abdul dan Abdul Muhith. Muhith. 2011. Dasar-Dasar 2011. Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
View more...
Comments