TUGAS PERANCANGAN MENARA DESTILASI
July 31, 2017 | Author: ArbiWidiyantoro | Category: N/A
Short Description
TEKNOKIMIA NUKLIR 2014 STTN BATAN YOGYAKARTA...
Description
TUGAS PERANCANGAN ALAT PROSES PERANCANGAN TRAY MENARA DESTILASI PEMISAHAN FORMAMID DAN AIR
Disusun oleh : Kelompok
: Tiga (3)
Anggota Kelompok
: 1. Arif Budiman 2. Elza Jamayanti 3. Naufal Alif Syarifuddin 4. Ridwan Arifudin 5. Rizky Dian Fitrianto
Semester
: VI (Enam)
Jurusan
: Teknokimia Nuklir 2014
Dosen
: Dr. Deni Swantomo, M.Eng
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NUKLIR BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL YOGYAKARTA 2016
PERHITUNGAN MENARA DISTILASI DENGAN SHORTCUT Jenis
: Menara sieve tray
Top
Feed
Bottom
Gambar 1. Menara Distilasi
Pada perancangan menara distilasi digunakan condenser total, dimana uap yang masuk pada kondisi dew point akan dicairkan seluruhnya pada suhu tertentu. Reboiler yang digunakan adalah reboiler parsial, dimana cairan yang masuk ke reboiler tidak semuanya diuapkan.Uap hasil reboiler dimasukkan kembali ke dalam menara dan cairan yang tidak diuapkan sebagai hasil bottom. Pada proses ini diambil air sebagai light key component dan formamid sebagai heavy key component. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan menara distilasi adalah : 1). Fasa cair merupakan larutan ideal 2). Fasa uap merupakan gas ideal 3). Pada setiap plate terjadi kesetimbangan fase uap-cair 4). Tidak terjadi pertukaran panas dari atau kelingkungan 5). Penurunan tekanan di tiap plate sama 6). Aliran fasa uap dan cair equimolal 7). Panas pencampuran dan panas pengenceran diabaikan
Langkah-langkah yang dilakukan pada perancangan menara distilasi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kondisi operasi pada umpan, distilat, dan bottom. 2. Menentukan key component dan distribusi non-key component.. 3. Menentukan Refluks Minimum dan Jumlah Plate Minimum. 4. Penentuan plate umpan. 5. Melakukan perhitungan dengan metode plate to plate, yaitu perhitungan dilakukan pada setiap stage pada menara distilasi. Perhitungan dilakukan dengan menyusun neraca massa total, neraca massa komponen, neraca panas dan persamaan kesetimbangan pada setiap stage. Perhitungan dimulai dari stage paling atas (sebelum masuk kondenser) sampai stage paling bawah (reboiler), sampai diperoleh komposisi komponen sesuai dengan spesifikasi hasil yang diinginkan. 6. Perhitungan beban reboiler dan condenser. 7. Perhitungan mechanical design menara distilasi. Perhitungan ini menyangkut ukuran atau dimensi menara distilasi.
Kondisi operasi : Feed plate
: T = 103,184 °C
Top plate
: T = 135,321 °C
Bottom plate : T = 241,379 °C Menara distilasi bekerja pada tekanan 1,8 – 2,2 atm. Komposisi hasil distilat dan bottom adalah : Komponen Metil Formiat (HCOOCH3) Metanol (CH3OH) Air (H2O) Formamid (HCONH2) TOTAL
Umpan kg/jam 124,1945
Destilat Bottom BM kg/jam kg/jam kg/kmol 124,1535722 0,0480424 60,053
651,7378
650,18772
1,16946
32,04
220,9596
216,471195
4,417853
18,01
898,5300
17,946
1776,51
45,02
1895,4219
1008,758487 1782,145355
A. Kondisi Umpan Umpan masuk menara distilasi dalam keadaan cair jenuh sehingga kondisi operasi pada keadaan ini dapat ditentukan melalui trial suhu hingga ∑yi = 1 dengan menggunakan persamaan kesetimbangan : yi = Ki. Xi
()
nilai Ki dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini : Ki = Pi/PT
()
dengan : yi =fraksi mol komponen di fase uap xi = fraksi mol komponen di fase cair Ki = konstanta kesetimbangan PT = tekanan total, Pi = tekanan uap komponen Tekanan uap (Pi) masing – masing komponen dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Antoine berikut : 𝑙𝑜𝑔𝑃𝑜 = 𝐴 +
𝐵 𝑇
+ 𝐶. 𝑙𝑜𝑔𝑇 + 𝐷𝑇 + 𝐸𝑇 2
()
dengan : Po = tekanan uap, mmHg T = suhu cairan, K Nilai konstanta A, B, C, D, dan E diperoleh dari Yaws (1999). Didapat suhu umpan, Tumpan = 376,3342 K (= 103,1842 oC) KOMPONEN
kmol/jam
Xi
Po, mmHg
Ki=Po/P
y=K.xi
HCOOCH3
2.0682
0.0379
6255.8402
4.1157
0.1559
CH3OH
20.3295
0.3723
2921.8591
1.9223
0.7157
H2O
12.2648
0.2246
850.0054
0.5592
0.1256
HCONH2
19.9384
0.3652
11.3884
0.0075
0.0027
TOTAL
54.6009
1.0000
B. Kondisi Operasi Atas (Distilat)
1.0000
Hasil distilat juga dalam keadaan jenuhnya, sehingga suhu keluaran atas MD – 01 di-trial hingga Ʃxi =1 dengan menggunakan persamaan kesetimbangan (1), dengan PT = 1,8 atm. Dari perhitungan, kondisi kesetimbangan di bawah didapatkan suhu (T) pada dew point = 387,2495 K ( ≈ 114,0995 oC). KOMPONEN
kmol/jam
Yi
Po, mmHg
Ki=Po/P
x=K.yi
HCOOCH3
2.0674
0.0598
7988.8696
5.8398
0.0102
CH3OH
20.2930
0.5869
4049.7630
2.9604
0.1982
H2O
12.0195
0.3476
1229.9921
0.8991
0.3866
HCONH2
0.1994
0.0058
19.4886
0.0142
0.4047
TOTAL
34.5793
1.0000
0.9998
C. Kondisi Operasi Bawah (Bottom) Kondisi pada bottom berupa cair jenuh (bubble point), sehingga dilakukan trial suhu hingga Ʃyi = 1 dengan menggunakan persamaan kesetimbangan (1), dengan P T = 2,2 atm. Dari perhitungan, didapatkan suhu (T) pada bubble point = 514,5796 K (=241,4296 oC).
KOMPONEN
kmol/jam
xi
Po, mmHg
Ki=Po/P
y=K.xi
HCOOCH3
0.0008
4E-05
62435.7172
37.3419
0.0015
CH3OH
0.0365
0.0018
62917.7591
37.6302
0.0685
H2O
0.2453
0.0123
25709.6872
15.3766
0.1884
HCONH2
19.7390
0.9859
1257.4821
0.7521
0.7415
TOTAL
20.0216
1,0000
0.9999
D. Penentuan Key Component Pemilihan key component didasarkan pada zat yang kita ingin pisahkan dan volatilitas relatifnya. Volatilitas relatif, , tiap komponen dihitung dengan persamaan :
i
P0,i P0, HK
()
dengan subskrip HK mengacu pada heavy key. Volatilitas rata –rata dihittung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
avg 4 d 2f b
()
dengan, αavg
: volatilitas rata –rata
αd
: volatilitas di distilat
αf
: volatilitas di umpan (feed)
αb
: volatilitas di bottom
sehingga diperoleh dapat volatilitas sebagai berikut : Komponen
α,f
α,d
α,b
αavg
HCOOCH3
70.3261
409.9261
49.6514
100.1653
CH3OH
61.6664
207.8021
50.0347
79.2966
H2O
24.0472
63.1135
20.4454
29.3908
HCONH2
1.0000
1,0000
1,0000
1,0000
Dalam perancangan MD-01 ini key component yang dipilih adalah sebagai berikut: Light key component
= Air
Heavy key component
= Formamid
E. Menentukan Refluks Minimum dan Jumlah Plate Minimum Besarnya refluks minimum dapat dihitung dengan persamaan Fenske : i . X iD R min 1 i
()
sedangkan nilai dapat ditentukan dengan persamaan : i .Z iF 1 q i
()
dengan : Rmin
= refluks minimum
q
= rasio panas untuk menguapkan umpanterhadap panas laten penguapan umpan
XD
= fraksi mol fase cair di distilat
ZF
= fraksi mol fase cair di umpan
Apabila umpan menara distilasi pada keadaan cair jenuh dengan q = 1. Dari hasil perhitungan diperoleh: θ = 30.8050 Rmin = 0.6189 Sedangkan untuk jumlah plate minimum dapat dihitung dengan persamaan Underwood:
x x log LK HK xHK d xLK b Nm log LK
()
Dengan, Nm
= jumlah plate minimum
𝑋
[𝑋 𝐿𝐾 ] = 60.2832 𝐻𝐾
𝑑
𝑋𝐻𝐾
[ 𝑋 ] = 80.4702 𝐿𝐾
𝑏
𝛼𝐿𝐾,𝑎𝑣𝑔 = 29.0644 Sehingga, 𝑁𝑚 = 2.5187 F. Perhitungan distribusi non-Key component Distribusi dari non-key component didapatkan dengan menggunakan persamaan:
d d nk b nk b lk lk
Nm
()
dengan di bi fi
Distribusi komponen yang didapatkan adalah :
Komponen
Umpan, kmol/jam
xi
Distilat,
xiD
kmol/jam
Bottom,
xiB
kmol/jam
HCOOCH3
2.0682
0.0379
2.0674
0.0598
0.0008
0,0000
CH3OH
20.3295
0.3723
20.2930
0.5869
0.0365
0.0018
H2O
12.2648
0.2246
12.0195
0.3476
0.2453
0.0123
HCONH2
19.9384
0.3652
0.1994
0.0058
19.7390
0.9859
Total
54.6009
1,0000
34.5793
1,0000
20.0216
1,0000
G. Perhitungan Reflux dan Jumlah Stage Ideal Hubungan antara jumlah plate minimum (Nm) dan reflux ratio minimum (Rm) ditentukan dengan persamaan: 𝑅𝑜𝑝 = 1.3 𝑥 𝑅𝑚
()
Untuk mencari jumlah plate actual (N) digunakan grafik 11.11 Coulson.
𝑅𝑜𝑝
Sebelumnya dibutuhkan data berupa (𝑅
𝑜𝑝 +1
grafik sehingga diperoleh nilai
𝑁𝑚 𝑁
𝑅𝑚
) dan (𝑅
) untuk dimasukkan ke dalam
𝑚 +1
𝑅𝑜𝑝 = 0.8046 (𝑅
𝑅𝑜𝑝
) = 0.4459
𝑜𝑝 +1
𝑅𝑚
(𝑅
) = 0.3823
𝑚 +1
Dari grafik 11.11 Coulson diperoleh: 𝑁𝑚 𝑁
= 0.5
sehingga, nilai N sebesar = 5,0375
H. Perhitungan Efisiensi Efisiensi kesuluruhan dari menara distilasi dihitung menggunakan persamaan O’ Connell (Coulson and Richardson, 1983).
Eo 51 32.5log(a a )
()
dengan: E0
: efisiensi overall (%)
μavg
: viskositas pada suhu rata-rata (cp)
αavg
: volatilitas relatif light-key component pada suhu rata-rata
Data dan rumus untuk menentukan viskositas dari masing –masing komponen antara lain: log A
B C.T D.T 2 T
()
KOMPONEN
A
B
C
D
HCOOCH3
-8,0637
1,01×103
2,09×10-2
-2,30×10-5
CH3OH
-9,0562
1,25×103
2,24×10-2
-2,35×10-5
H2O
-10,2158
1,79×103
1,77×10-2
-1,26×10-5
HCONH2
-10,3646
1,97×103
1,82×10-2
-1,26×10-5
T dalam K dan μ dalam mNs/m2 Suhu yang digunakan adalah suhu rata – rata antara suhu distilat dan suhu bottom: 𝑇=
𝑇𝑑𝑖𝑠𝑡𝑖𝑙𝑎𝑡 + 𝑇𝑏𝑜𝑡𝑡𝑜𝑚 387.2495 + 514.5796 = = 450.9146 2 2
Data relative volatility untuk masing – masng komponen pada suhu 294,0271 K adalah sebagai berikut: μ, mNs/m2
KOMPONEN HCOOCH3
0.0839
CH3OH
0.1092
H2 O
0.1490
HCONH2
0.4457
Diperoleh: μavg = 0.1970 cp αavg = 29.0644 E0 = 26.3729 %
𝐸0 =
𝑁𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙
()
𝑁𝑎𝑘𝑡𝑎𝑙
𝑁𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑁𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 1 = 15.3092 ≈ 16 𝑠𝑡𝑎𝑔𝑒𝑠 𝐸0
I. Penentuan Letak Feed Plate Penentuan letak plate umpan ditentukan menggunakan persamaan Kirkbride (1994) sebagai berikut: B x N f , HK log r 0,206 log D Ns x f , LK
xb , LK x d , HK
dengan : Nr
= jumlah plate di atas feed plate
Ns
= jumlah plate di bawah feed plate
Perhitungan dijabarkan sebagai berikut:
B = 20.0216 D = 34.5793 B/D = 0.5790
Xf,HK = 0.3652
2
()
Xf,LK = 0.2246 (Xf,HK/ Xf,LK) = 1.6257
Xb,LK = 0.0123 Xb,HK = 0.9859 (Xb,LK/Xb,HK)2 = 0.000154429
Sehingga, Log(Nr/Ns) = -0.7905 Nr/Ns = 0.1620 Nr + Ns = 16 Nr = 2.2304 Ns = 13.7696 Maka stage umpan adalah stage ke-3 dari atas atau stage ke-14 dari bawah.
MECHANICAL DESIGN
DATA NERACA MASSA Komponen
Umpan kg/jam 124,1945
Metil Formiat (HCOOCH3) Metanol (CH3OH)
Destilat Bottom BM kg/jam kg/jam kg/kmol 124,1535722 0,0480424 60,053
651,7378
650,18772
1,16946
32,04
Air (H2O)
220,9596
216,471195
4,417853
18,01
Formamid (HCONH2)
898,5300
17,946
1776,51
45,02
TOTAL
1895,4219
Komponen
1008,758487 1782,145355
Umpan Destilat Kmol/jam kmol/jam 2,0681 2,0674
Metil Formiat (HCOOCH3) Metanol (CH3OH) Air (H2O) Formamid (HCONH2) TOTAL
Bottom kmol/jam 0,0008
BM kg/kmol 60,053
20,3414
20,2930
0,0365
32,04
12,2687
12,0195
0,2453
18,01
9,9837
0,1994
19,7390
45,02
44,6618
34,5793
20,0216
1. Pemilihan Tray Jenis tray yang dipilih adalah sieve tray dengan pertimbangan harga dan pressure drop tiap plate paling rendah dibandingkan dengan bubble captray atau valve tray. Jenis ini juga dapat dioperasikan untuk kapasitas yang cukup besar.
2. Perhitungan Column Diameter Flowrate: Distilat (D)
= 1008,758487 kg/jam
Bottom (B)
= 1782,145355 kg/jam
Physical Properties: Top product : Density liquid (ρL)
= 789.7772 kg/m3
Density vapor (ρV)
= 1.6379 kg/m3
Surface tension(σ)
= 2,73749E-06 N/m
Bottom product : Density liquid (ρL)
= 854.6881 kg/m3
Density vapor (ρV)
= 2.0360 kg/m3
Surface tension (σ)
= 2,6775E-06 N/m
Diameter suatu menara sangat ditentukan oleh kecepatan uapnya, sedangkan kecepatan uap ini sangat dibatasi oleh terjadinya flooding. Maka pada perancangan diameter kolom harus diperkirakan kecepatan flooding, sehingga digunakan persamaan pandekatan yang diajukan oleh Fair, 1961.
U f K1 .
FLV
L V V
LW V . VW L
(Coulson, 1983)
dengan : Uf
= flooding vapor velocity, m/s
K1
= konstanta, tergantung pada FLV dan plate spacing (Coulson, 1983)
FLV
= liquid–vapor flow factor
LW
= liquid mass flow rate, kg/s
VW
= vapor mass flow rate, kg/s
Menghitung Flooding Velocity (FLV)
Top Lw = R × D Lw = 0,8046 × 1008,758487 Lw = 0,2254 kg/s Vw = ( R × D ) + D
kg jam
×
1 jam 3600 s
Vw = 0,2254
kg s
+ (1008,758487
kg jam
×
1 jam 3600 s
)
Vw = 0,5056 kg/s
FLV =
0,2254 kg/s 0,5056 kg/s
1,6379 kg/m3
× √789,7772 kg/m3
FLV = 0,0203
Bottom Vw = R × B Vw = 0,8046 × 1782,145355
kg jam
×
1 jam 3600 s
Vw = 0,3983 kg/s Lw = (R × B) + B Lw = 0,3983
kg s
+ (1782,145355
kg jam
Lw = 0,8934 kg/s
FLV =
0,8934 kg/s 0,3983 kg/s
2,0380 kg/m3
× √854,6881 kg/m3
FLV = 0,1094
Hasil perhitungan : FLV bottom
= 0,0203
FLV top
= 0,1094
tray spacing
= 0,5 m
×
1 jam 3600 s
)
dari fig.11.27 (Coulson and Richardson, 1983), didapatkan:
Berdasarkan grafik diatas didapatkan data sebagai berikut : K1 top
= 0,110
K1 bottom
= 0,090
Koreksi untuk surface tension, mengalikan K1 dengan 0,02 Koreksi K1 top = [
2,73749 × 10−6 N/m 0,02
Koreksi K1 bottom = [
0,2
]
2,6775 × 10−6 N/m 0,02
Koreksi K1top
= 0,0185
Koreksi K1bottom
= 0,0151
= 0,0185 N/m 0,2
]
= 0,0151 N/m
Menghitung Kecepatan Uap Flooding (Uf) kg
N
kg
789.7772 3 − 1.6379 3 m m
Uf top = 0,0185 m × √
kg
1.6379 3 m
= 0,4072 m/s
0, 2
kg
N
Uf bottom = 0,0151 m × √
kg
854,6881 3 − 2,0360 3 m m kg
2,0360 3 m
Uf top
= 0,4072 m/s
Uf bottom
= 0,3094 m/s
= 0,3094 m/s
U V % flooding .xU f
Digunakan % flooding sebesar 80 % : UV top
= 0,3257 m/s
UV bottom
= 0,2475 m/s
Menghitung Luas Area Kolom (Ac) Maximum volumetric flowrate: QV QV top =
0,5056 kg/s 1.6379 kg/m3
QV bottom =
Vi
V
3 = 0,3087 m ⁄s
0,3983 kg/s 2.0360 kg/m3
Net area required : An
3 = 0,1956 m ⁄s
QV UV
An
: Luas Area Net
Qv
: Laju Volumetrik Uap 3
An top =
0,3087 m ⁄s 0,3257 m/s
= 0,9477 m2 3
An bottom =
0,1956 m ⁄s 0,2475 m/s
= 0,7902 m2
An top
= 0,9477 m2
An bottom
= 0,7902 m2
Downcomer area diambil sebesar 12 % dari luas total, maka : Column area : AC
An 0,88
ACtop
= 1,0769 m2
ACbottom
= 0,8980 m2
Column Diameter : DC
4 xAC
Dc top
= 1,1712 m
Dc bottom
= 1,0695 m
Diambil diameter menara = Dc top = 1,1712 m, sehingga untuk perhitungan selanjutnya dipakai karakteristik dari aliran top.
3. Penentuan Diameter Kolom Berdasarkan Kecepatan Uap Maksimum Bagian Atas (Top) Kecepatan Uap Maksimum : UV = (−0,171 ts 2 + 0,27 ts − 0,047) × (
ρL − ρv 0,5 ) ρv
UV = (−0,171 (0,6 m)2 + 0,27 (0,6 m) − 0,047) × (
789,7772 kg/m3 − 1,6379 kg/m3 0,5 ) 1,6379 kg/m3
Uv = 1,1722 m/s
Diameter Menara : 4 Vw
Dc = (π ρ
v
Uv
)
0,5
0,5
Dc = (
4 × 0,5056 kg/s kg
m
3,14 × 1,6379 3 × 1,1722 s m
)
Dc = 0,5792 m Bagian Bawah (Bottom) Kecepatan Uap Maksimum : UV = (−0,171 ts 2 + 0,27 ts − 0,047) × (
ρL − ρv 0,5 ) ρv
UV = (−0,171 (0,6 m)2 + 0,27 (0,6 m) − 0,047) × ( Uv = 1,0936 m/s
Diameter Menara : 4 Vw
Dc = (π ρ
v
Uv
)
0,5
0,5
Dc = (
4 × 0,3983 kg/s 3,14 × 2,0360
kg m × 1,0936 s m3
)
854,6881 kg/m3 − 2,0360 kg/m3 0,5 ) 2,0360 kg/m3
Dc = 0,4774 m 4. Penentuan Jenis Aliran Bagian Enriching (Top) Qmax = Qmax =
Lw ρL 0,2254 kg/s 789,7772 kg/m3
= 0,0002855
m3 s
Bagian Stripping (Bottom) Qmax = Qmax =
Lw ρL 0,8934 kg/s 854,6881 kg/m3
= 0,0010452
m3 s
Berdasarkan data-data sebagai berikut dapat dipilih jenis aliran yang tepat. Dc
= 1,1712 m
Liquid flow rate
= 0,0010452
m3 s
Dari fig 11.28 ( Coulson,1983 ) diperoleh jenis aliran adalah single pass.
5. Perhitungan Lay Out Sieve Tray Bagian Atas (Top) Ad = 0,12 × Ac = 0,12 × 1,0769 m2 = 0,1292 m2 Aa = Ac − 2Ad = 1,0769 m2 − (2 × 0,1292 m2 ) = 0,8184 m2 Ah = 0,1 Aa = 0,1 × 1,0769 m2 = 0,08184 m2
Menentukan panjang weir (lw) Penentuan panjang weir menggunakan grafik sebagai berikut :
Dc Ad Ac
= 1,1712 m × 100% =
0,1292 m2 1,0769 m2
× 100%
Ad Ac
× 100% = 12 %
Dengan menggunakan data tersebut dapat diperoleh lw/Dc = 0,78 lw Dc
= 0,78
lw = Dc × 0,78 lw = 1,1712 m × 0,78 lw = 0,8343 m
Berdasarkan perhitungan diameter kolom (menggunakan perhitungan bagian atas) dan asumsi-asumsi yang digunakan diperoleh data: Column diameter
Dc =
1,1712
m
Column area
Ac =
1,0769
m2
Downcomer area (0,12 ×Ac)
Ad =
0,1292
m2
Net area
An=
0,9477 m2 m2
Active area
Aa =
0,8184
m2
Hole area (0,1 Aa)
Ah =
0,08184
m2
Weir length (Fig. 11.31)
lw = 0,78×Dc =
0,8343
m
Weir height (asumsi)
hw =
50
mm
Diameter hole
dh =
5
mm
Tebal plate
tp =
5
m
6. Cek Weeping Batasan operasi terendah yang terjadi ketika kebocoran cairan yang melalui lubang plat berlebih disebut weep point. Kecepatan uap pada titik weep adalah nilai minimum untuk operasi yang stabil. Hole area harus dipilih sedemikian rupa sehingga pada laju operasi terendah kecepatan aliran uap masih baik di atas weep point.
Perhitungan berikut dilakukan dengan data bagian atas (Top). Hw
= 50 mm
Turn Down Ratio (TDR) = 80% Lw max
= 0,2255 kg/s
Lw min
= 0,1804 kg/s
Panjang weir (lw)
= 0,8343 m
Ketinggian cairan diatas puncak weir dihitung dengan persamaan berikut : 𝐿𝑤
ℎ𝑜𝑤 = [𝜌
𝐿 𝑙𝑤
]
2⁄ 3
Maksimum how
= 3,4809 mm liquid
Minimum how
= 2,9998 mm liquid
Pada minimum rate (hw + how) = 52,9997 mm liquid
Dari fig. 11.30 (Coulson and Richardson, 1983)
Gambar. Fig.11.30 (Coulson and Richardson, 1983) Berdasarkan grafik didapatkan : K2
= 30,2
Diameter hole
= 5 mm
uh = uh =
[K2 − 0,9(25,4−dh)] ρv 0,5 [30,2 − 0,9(25,4−5)] 1,63790,5
uh = 25,327 m/s
7. Kecepatan Uap Aktual Vh =
Laju alir uap minimum Ah
Vh =
0,9378 0,082
Vh = 11,458 m/s Vh < Uh, maka weeping tidak terjadi Diperoleh bahwa uh > vh, maka tidak terjadi weeping dengan turn-down ratio 80%.
8. Plate Pressure Drop Dry Plate Pressure Drop Kecepatan uap maximum melalui hole Uh max : Uv max Ah 1,1723 Uh max = 0,082 Uh max =
Uh max = 14,323 m/s
Menggunakan fig 11.34 (Coulson,1983) untuk menentukan harga Co.
Tebal plate diameter hole
Ah
= 1 dan Aa = 0,1 ,
maka didapat harga Co = 0,84
hd = 51 x (
Uh max 2 ρv ) Co ρL
hd = 51 x (
14,323 m/s 2 1,6379 kg/m3 ) 0,84 789,772 kg/m3
hd = 30,749 mm cairan Residual Head (hr) Residual Head (hr ) =
0,0125 ρL
Residual Head (hr ) =
0,0125 789,772
Residual Head (hr ) = 15,827 mm Total Pressure Drop htot
= hd + hw + how + hr = 30,749 mm + 53,162 mm + 15,827 mm = 99,7385 mm liquid
∆P = 9,81 x 10−3 x ht x ρL ∆P = 9,81 x 10−3 x 99,7385 x 789,772 ∆P = 6,182 mmHg
9. Downcomer Pressure Loss
Gambar. Downcomer back-up Keterangan : lt
= plate spacing
hb
= Downcomer back up, diukur dari permukaan plate
hap
= tinggi celah dinding Downcomer dengan permukaan plate
hw
= tinggi weir
how
= tinggi cairan diatas weir
Downcomer pressure loss menara bagian atas : Diambil hap = hw – 5 hap = 50 mm – 5 mm hap = 45 mm = 0,045 m hap adalah ketinggian tepi bawah pinggir diatas plare, biasanya 5-10 mm di bawah ketinggian outlet weir. Aap
= hap x lw = 0,045 m x 0,834 m = 0,038 m2
Tahanan utama cairan untuk mengalir akan disebabkan oleh desakan pada downcomer outlet dan head loss dalam downcomer dapat diperkirakan menggunakan persamaan Cicalese (1947) :
hdc = 166 x (ρ hdc = 166 x (
Lw L
)2
x Aap
0,225 kg/s kg
789,7772 3 x 0,038 m2 m
)2
hdc = 0,0096 mm hdc
= head loss pada downcomer (mm)
Lw
= laju alir cairan dalam downcomer (kg/s)
Am
= downcomer area Ad, atau clearance area under the downcomer (Ap), m2
Back up pada Downcomer : hb =
( hw + how ) + htot + hdc
=
53,1619 mm + 99,7385 mm + 0,0096 mm
=
152,91 mm = 0,15291 m
Cek hb < 0,5 x ( plate spacing + weir height ) < 0,325 ( memenuhi syarat )
Sehingga tray spacing 0,5 m dapat diterima. Downcomer pressure loss menara bagian bawah : Diambil hap = hw – 5 hap = 50 mm – 5 mm hap = 45 mm = 0,045 m Aap
= hap x lw = 0,045 m x 0,834 m = 0,038 m2
hdc = 166 x (ρ hdc = 166 x (
Lw L
)2
x Aap
0,8933 kg/s kg
853,6881 3 x 0,038 m2 m
)2
hdc = 0,1287 mm
Back up pada Downcomer : hb =
( hw + how ) + htot + hdc
=
53,1619 mm + 99,7385 mm + 0,1287 mm
=
153,029 mm = 0,153 m
Cek hb < 0,6 x ( plate spacing + weir height ) < 0,325 ( memenuhi syarat ) Sehingga tray spacing 0,6 m dapat diterima.
10. Pengecekan Residence Time Residence time yang cukup dalam downcomer harus dipenuhi untuk naiknya melepas dari aliran cairan, untuk mencegah cairan teraerasi yang terbawa di bawah downcomer. Direkomendasikan paling kecil 3 detik. Menara Bagian Atas -
Ad
= 0,1292 m2
-
hb
= 0,1529 m
-
L
= 789,7772 kg/m3
-
Lw
= 0,225 kg/s
tr =
Ad hb ρL Lw
tr =
0,1292 m2 x 0,1529 m x 789,7772 kg/m3 0,225 kg/s
t r = 69,223 s
Menara Bagian Bawah -
Ad
= 0,1292 m2
-
hb
= 0,1529 m
-
L
= 854,6881 kg/m3
-
Lw
= 0,8933 kg/s
tr =
Ad hb ρL Lw
0,1292 m2 x 0,1529 m x 854,6881 kg/m3 tr = 0,8933 kg/s t r = 18,906 s 11. Pengecekan Entrainment Menara Bagian Atas Actual percentage flooding design: -
Vw
= 0,5057 kg/s
-
v
= 1,6379 kg/m3
-
Ac
= 1,077 m2
-
Uf
= 0,4073 m/s
-
FLV
= 0,02 m/s
uv =
Vw (ρv x Ac )
uv =
0,5057 kg/s (1,6379 kg/m3 x 1,077 m2 )
uv = 0,2867 m/s uv % flooding = uf % flooding =
0,2178 m/s 0,4073 m/s
% flooding = 70,4
Dari fig 11.29 (Coulson, 1983) diperoleh = 0.07 < 0,1 jadi memenuhi persyaratan.
Menara Bagian Bawah Actual percentage flooding design: -
Vw
= 0,3983 kg/s
-
v
= 2,036 kg/m3
-
Ac
= 0,898 m2
-
Uf
= 0,3094 m/s
-
FLV
= 0,1095 m/s
uv =
Vw (ρv x Ac )
uv =
0,3983 kg/s (2,036 kg/m3 x 0,898 m2 )
uv = 0,2178 m/s uv % flooding = uf
% flooding =
0,2178 m/s 0,3094 m/s
% flooding = 70,4 Dari fig 11.29 (Coulson, 1983) diperoleh = 0.018 < 0,1 jadi memenuhi persyaratan.
12. Tray Layout Luas Area Perforasi Area perforasi yang tersedia akan turun oleh halangan atau gangguan yang disebabkan oleh perubahan struktur (support ring dan beam), dan oleh penggunaan calming zone yaitu potongan plat nonperforasi pada sisi inlet dan outlet plat. Lebar masing-masing zona biasanya dibuat sama; nilai yang direkomendasikan : u diameter < 1,5 m -> 75 mm; diatas 1,5 m -> 100mm. Lebar support ring harus tidak panjang sampai downcomer area. Luas area unperforasi dapat dihitung dari geometri plat. Hubungan antara panjang garis weir, tinggi garis dan sudut diberikan dengan fig. 11.32. -
lw/Dc = 0,78
-
c = 105o
-
α = 180o – 105o = 75o
-
Lh/Dc = 0,12
Tray Lay Out Layout plat digunakan cartridge type construction, dengan unperforated strip around plat edge 50 mm dan lebar calming zone 50 mm
Perforated Area Panjang rata − rata unperforated edge strip = (0,5792 m − 0,05 m)π x
75 180
Panjang rata − rata unperforated edge strip = 0,6923 m Luas unperforated edge strip (Aup) = 0,05 m x 0,6923 m Luas unperforated edge strip (Aup) = 0,035 m2 Luas calming zone (Acz) = 2x0,05 m x (0,8343 m − 2x0,05 m) Luas calming zone (𝐴𝑐𝑧) = 0,073 𝑚2
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 (𝐴𝑝) = 𝐴𝑎 − (𝐴𝑢𝑝 + 𝐴𝑐𝑧) 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑎𝑡𝑒𝑑 (𝐴𝑝) = 0,8184 𝑚2 − (0,035 m2 + 0,073 m2 ) Luas total tersedia u perforated (Ap) = 0,7104 m2
13. Hole Pitch Hole pitch (jarak antar pusat lubang) lp, harus tidak kurang dari 2 x diameter lubang dan range normal 2,5 – 4,0 kali diameter lubang. Dengan range ini, pitch dapat dipilih untuk memberikan jumlah lubang aktif yang diperlukan untuk luas lubang tertentu. Dari bentuk square dan equilateral triangular yang digunakan, triangular lebih dipilih. -
Ah Ap
= 0,0818 m2 = 0,7104 m2
Ah/Ap = 0,0818 m2/0,7104 m2 Ah/Ap = 0,115
-
Lp/dh = 2,8 dh = 5 mm lp Hole pitch = ( ) x dh dh Hole pitch = (2,8)x 0,005 m Hole pitch = 0,014 m
Luas 1 hole =
1 x 3,14 x (0,014 m)2 4
Luas 1 hole = 0,00015 m2
Jumlah hole =
Ah luas 1 hole
0,0818 m2 Jumlah hole = 0,00015 m2 Jumlah hole = 532 hole
View more...
Comments