Tugas Mpkt a Kekuatan Dan Keutamaan Karakter

September 1, 2017 | Author: Kintari Ilma Salsabilla | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

MPKT A...

Description

KEKUATAN DAN KEUTAMAAN Oleh Indy Ramadhani, 1506673391 Dalam psikologi, khususnya psikologi positif, pembahasan tentang karakter dengan kekuatan dan keutamaannya cukup menonjol. Mereka sampai pada pengertian bahwa kebahagiaan yang otentik adalah perpaduan perasaan-perasaan positif dan penilaian-penilaian terhadap hidup yang memuaskan berdasarkan kekuatan dan keutamaan karakter. Karakter bukan kepribadian meskipun keduanya berkaitan erat. Menurut Allport (1937:48), kepribadian sebagai hal yang terorganisasi-tidak acak, unsur-unsurnya tidak bekerja sendiri-sendiri, dinamis, dan melibatkan aspek psikis dan fisik. Dalam memahami kepribadian seseorang perlu diketahui sejarah hidup, latar belakang budaya, ambisi, cita-cita, karakter, motif, dan sifatnya. Sedangkan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi. Artinya, karakter adalah segi-segi kepribadian yang ditampilkan keluar dan disesuaikan dengan nilai dan norma tertentu. Peterson dan Seligman (2004) mengatakan bahwa karakter yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan manusia. Mereka mengemukakan tiga level konseptual dari karakter, yaitu keutamaan, kekuatan, dan tema situasional. Dalam keseharian, kita terlebih dahulu mengenali tema situasional dari karakter. Kita dapat memastikan kekuatan apa yang dimiliki orang itu jika kita dapat mengenali bahwa orang itu menampilkan perilaku-perilaku sesuai tema situasional tertentu dalam beberapa situasi. Kemudian, jika dalam berbagai situasi dan dalam rentang waktu yang relatif lama, seseorang baru menunjukkan berbagai kekuatan tertentu secara konsisten, baru kita dapat mengenali keutamaan orang itu. Keutamaan merupakan karakteristik utama dari karakter (Peterson dan Seligman, 2004). Para filsuf dan agamawan menjadikan keutamaan sebagai nilai moral. Oleh karena itu, keutamaan dianggap sebagai dasar dari tindakan yang baik. Berbagai perilaku dapat dinilai berdasarkan keutamaan yang secara umum terdiri dari kebijaksanaan yang mencakup kekuatan kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran, mencintai kegiatan belajar, dan perspektif ; kemanusiaan dan cinta yang terdiri atas kekuatan cinta kasih, kebaikan hati, serta kecerdasan sosial ; kesatriaan (courage) yang mencakup empat kekuatan, yaitu keberanian untuk menyatakan kebenaran dan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas, serta bersemangat dan antusias ; keadilan yang mencakup tiga kekuatan, yakni kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan ; pengelolaan diri yang di dalamnya mencakup kekuatan pemaaf

dan pengampun, pengendalian diri, kerendahan hati, dan kehati-hatian dan terakhir transendensi yang mencakup kekuatan apresiasi terhadap keindahan dan kesempurnaan, penuh rasa terima kasih, penuh harapan, spiritualitas, serta menikmati hidup. Kekuatan karakter adalah unsur psikologis, lebih tepatnya, proses yang mendefinisikan keutamaan. Tidak harus semua kekuatan tampil untuk dapat menyebut seseorang berkarakter baik. Orang yang memiliki satu atau dua kekuatan ini saja dapat dikatakan berkarakter baik. Tema situasional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu. Manusia memiliki kemampuan untuk memahami keterkaitan dirinya dengan seluruh alam semesta, juga keterkaitan semua hal yang ada di alam semesta. Pemaknaan terhadap keseluruhan alam ini dimungkinkan adanya pada manusia meskipun secara fisik ia terbatas dan tak pernah dapat mengenali keseluruhan dunia secara empirik. Kemampuan membayangkan apa yang mungkin ada dan kemampuan melampaui situasi kini dan di sini mensyaratkan adanya kemampuan memahami keterkaitan semua unsur alam semesta. Daya yang memungkinkan manusia untuk melakukan itu semua disebut spiritualitas. Spiritualitas merujuk kepada sesuatu yang teramat religius, sesuatu yang berkaitan dengan roh (spirit) dan hal-hal yang sakral. Menurut Burnard (1998, dalam McSherry, 1998), semua individu memiliki spiritualitas yang khas dan khusus bagi diri mereka, terlepas dari orientasi religius dan kepercayaan yang dianutnya. Spiritualitas merupakan suatu kualitas yang juga dapat dicapai bahkan oleh mereka yang tidak percaya kepada Tuhan. Karakter selalu didasari oleh spiritualitas. Daya-daya spiritual menjadi kekuatan kita untuk bertahan dan setia menuju satu tujuan. Dengan daya-daya spiritual, manusia dapat melampaui dirinya, berkembang terus sebagai makhluk yang self-trancendence. Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Pada akhirnya, orang dengan watak atau karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri, dan memberi sumbangan positif kepada masyarakatnya. Seligman (2004) menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang dilakukan, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakan kekuatan tertinggi untuk melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih besar dari diri sendiri. Menurut Seligman, tidak ada jalan pintas untuk mempersingkat pencapaian kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat dicapai dengan memandang hidup sebagai hal yang bermakna dan berharga, mengenali diri sendiri dan menemukan

kekuatan-kekuatan kita, lalu memanfaatkan kekuatan-kekuatan itu untuk kepentingan yang lebih besar.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF