Tugas Lemak Pak Eddie 2

February 27, 2018 | Author: Soni Andriawan | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

lemak...

Description

TUGAS TERSTRUKTUR KLASIFIKASI LIPID

“Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah BIOKIMIA” Pengampuh : Prof. Dr. Ir. EDDY SUPRAYITNO, MS

Oleh : SONI ANDRIAWAN NIM. 146080112011002

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Lipid adalah zat yang termasuk senyawa heterogen yang terdapat dalam jaringan tanaman dan hewan, mempunyai sifat tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut organik seperti ether, kloroform dan benzena. Salah satu kelompok yang berperan penting dalam nutrisi adalah lemak dan minyak. Lemak tersimpan dalam tubuh hewan, sedangkan minyak tersimpan dalam jaringan tanaman sebagai cadangan energi. Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh. Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa dan penampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya. Lipid, yang merupakan makronutrien penghasil energi kedua, terus mengalami perkembangan. Walaupun kita biasa mendengar tentang bahaya diet berlemak tinggi dan risiko penyakit jantung, tetapi kita juga membaca tentang manfaat kesehatan dari diet Mediterania yang cukup tinggi kandungan lemaknya. Sebuah survei konsumen terbaru menyelidiki alasan-alasan mengapa masyarakat umum sangat menyukai hamburger-hamburger siap saji dan survei ini menemukan jawaban antara lain “memiliki rasa yang tidak ada duanya,” “Cukup hangat dan menggoda,” dan “Tepat mengobati rasa lapar.” Sebagian besar dari opini ini disebabkan oleh lemak. Lemak menambahkan cita rasa dan sensasi dalam mulut yang nikmat bagi makanan kita dan berkontribusi bagi “perasaan puas kita”. Lemak sendiri adalah sebuah gizi yang esensial.

Lazimnya, lemak memiliki tempat yang utama dalam diet orang-orang Amerika. Akan tetapi, karena adanya pertimbangan-pertimbangan kesehatan, sikap kita terhadap lipid makanan mulai berubah. Kita perlu menilai bukan hanya seberapa banyak lemak yang kita makan, tetapi juga jenis lemak apa, karena lemaklemak berbeda memiliki efek yang berbeda terhadap tubuh dan kesehatan kita. Sebagai profesional kesehatan kita perlu berfokus pada diet total, bukan pada satu gizi saja. Lipid di kelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok lipid sederhana (simplelipids) dan kelompok lipid kompleks (complex lipid). Lipid sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok-kelompok: steroid, prostaglandin dan terpena. Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Komponen- komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannyadidalam berbagai pelarut organik. Sebagai contoh; fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol danlemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton. Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid, adalah reaksi penyabunan. Hal inilah yang kemudian menarik untuk diketahui tentang bagaimana pentingnya lemak dan lipid. Oleh karena itu penulis berusaha untuk memberikan pemahaman tentang pertanyaan tersebut dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat menjadi jawaban dan memberikan pemahaman terkait pertanyaan yang dikaji.

I.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat diambil rumusan permasalahan yaitu 1. 2. 3. 4.

Bagaimana pengertian, dan karakteristik lipid? Bagaimana klasifikasi lipid? Bagaimana klasifikasi dan struktur lipid? Bagaimana proses biosintesis asam lipid?

I.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini yaitu : 1. Untuk mengetahui pengertian, dan karakteristik lipid 2. Untuk mengetahui klasifikasi lipid 3. klasifikasi dan struktur lipid 4. Untuk mengetahui proses biosintesis lipid I.4 Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu : 1.

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai lipid

2.

Dapat dijadikan sebagai proses pembelajaran di dalam penulisan makalah

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Karakteristik Lipid 2.1.1 Defenisi Lipid Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak. Pelarut lemak adaah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)

2.1.2 Karakteristik Lipid Lemak berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas. Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino. Namun, dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong, 1995). Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam

jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30% (Riawan, 1990).

2.4

LIPID CLASSES Berdasarkan struktur, lipid dapat diklasifikasikan sebagai berasal,

sederhana, atau kompleks. Lipid yang berasal meliputi asam lemak dan alkohol, yang merupakan blok bangunan untuk lipid sederhana dan kompleks. Lipid sederhana, meliputi asam lemak dan komponen alkohol, termasuk acylglycerols, acylglycerols eter, sterol, dan ester dan ester lilin. Secara umum, lipid sederhana dapat dihidrolisis menjadi dua komponen yang berbeda, biasanya alkohol dan asam. Lipid kompleks termasuk gliserofosfolipid (fosfolipid), glyceroglycolipids (glikolipid), dan sphingolipids. Struktur ini menghasilkan tiga atau lebih senyawa yang berbeda pada hidrolisis.

A. Acylglycerols Acylglycerols adalah komponen utama dalam minyak dan lemak dari nilai komersilnya. Gliserol dapat diesterifikasi dengan satu, dua, atau tiga asam lemak, dan asam lemak individu dapat terletak di karbon yang berbeda dari gliserol. Istilah Monoasilgliserol, diasilgliserol, dan triasilgliserol lebih disukai untuk senyawa ini selama nama yang lebih tua dan membingungkan mono, di-, dan trigliserida (IUPAC, 1977, 1979). Lemak netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari Lemak netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Lemak netral terdiri atas monogliserida, digliserida, dan trigliserida. Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari sumber lipid. Trigliserida adalah sebuah gliserida atau ester dari gliserol dan tiga asam lemak (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida). Pada manusia, Trigliserida terletak di adiposa (lemak) jaringan, yang secara luas didistribusikan dalam tubuh. Trigliserida dihidrolisis dalam usus dan diserap sebagai asam lemak

dan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yangmembutuhkan

komponen-komponen

tersebut

kemudian

dibakar

dan

menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).

B. Ester asam lemak dengan alkohol Ester antara asam lemak dengan alkohol membentuk malam/lilin ( waxes ). Lilin tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Lilin sering digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Lilin merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang. 

Wax (Lilin) Lilin adalah lipid yang sederhana, seperti minyak dan lemak, juga ester

asam lemak. Namun, porsi alkohol lilin berasal dari alkohol rantai panjang (12-32 karbon) daripada gliserol. Bandingkan struktur lilin bawah dengan trigliserida a. Perhatikan adanya rantai hidrokarbon yang panjang di setiap sisi dari kelompok fungsional ester dalam lilin.

Gambar 01. Struktur Wax (Anonimous, 2015)

Lilin (wax biasa disebut ester) adalah ester asam lemak dan alkohol rantai panjang. Lilin sederhana adalah ester asam lemak rantai menengah (16: 0, 18: 0, 18: 1 9) dan rantai panjang alkohol alifatik. Alkohol berbagai ukuran dari C8 ke

C18. Lilin sederhana dapat ditemukan pada permukaan hewan, tumbuhan, dan serangga dan berperan dalam pencegahan kehilangan air. Lilin kompleks terbentuk dari diol atau dari asam alkohol. Di- dan triester serta asam dan alkohol ester telah dijelaskan (David B. Min, 2002). Lilin dapat diklasifikasikan menurut asal-usul mereka sebagai alami atau sintetis. Lilin alami dapat dikelompokkan menjadi hewan, tumbuhan, dan mineral lilin. Beeswax, spermaseti, lemak wol, dan lanolin penting Malam hewani. Lilin nabati meliputi lilin carnauba, yang disebut ratu lilin, ouricouri (kelapa lilin), dan candelilla. Ketiga lilin menjelaskan proporsi utama dari konsumsi lilin nabati. Lilin mineral diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam lilin minyak bumi, ozokerite, dan montan. C. Steroid Steroid berasal dari kolesterol. Steroid adalah zat yang sangat penting dan tersebar luas dalam tubuh hewan. Steroid meliputi sterol, asam empedu, hormon adrenal, dan hormon sex. Steroid mempunyai sifat yang sangat luas didalam tubuh dan mempunyai unit struktur dasar inti phenanthrene yang bergabung dengan cincin siklopentana (W. R. Nes and M. L. McKean, 1977).

Gambar 02. Struktur steroid dengan sistem cincin

Masing-masing senyawa berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan biasanya terdapat pada sisi cincin atom karbon ke-17. Dalam tubuh manusia steroid berfungsi sebagai hormon. Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesterone. Steroid lainnya adalah

kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.

Gambar 03. Steroid nomenclature

Yang paling banyak ditemukan steroid dalam tubuh manusia, dan yang paling penting, adalah kolesterol (sterol).

Gambar 03. Sterol atau Kolesterol Sterol mungkin berasal dari tanaman (pitosterol) atau hewan (zoosterols). Mereka didistribusikan secara luas dan penting dalam membran sel. Zoosterol dominan adalah kolesterol. Meskipun beberapa pitosterol mendominasi, komposisi sterol tanaman dapat menjadi sangat kompleks. Sebagai contoh, sebanyak 65 sterol yang berbeda telah diidentifikasi dalam jagung (Zea mays) (D. A. Guo, M. Venkatramesh, and W. D. Nes, 1995). Pendapat lain menyatakan bahwa kolesterol adalah sterol (perhatikan kata "sterol" kolesterol. Sebuah sterol merupakan salah satu klasifikasi steroid, yang merupakan molekul multi-cincin berbentuk. Sterol memiliki kelarutan lipid seperti dan dapat digunakan oleh tubuh untuk mensintesis molekul lain tergantung pada kebutuhan. Misalnya, kolesterol dapat dimodifikasi untuk membuat vitamin D, asam empedu (untuk emulsifikasi dan pencernaan lemak), dan hormon steroid (Anonim, 2008). Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk & mempertahankan tulang yang sehat), hormon seks (contohnya Estrogen & Testosteron) dan asam empedu (fungsi pencernaan).

 Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah : Merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem membran dari spesieshewan eukariotik, bersama dengan phospholipid dan protein. Jumlah kolesterol dalam jarngan hewan ekuivalen dengan sistem membran. Prekursor senyawa sterol penting yang terdapat dalam tubuh. seperti asam empedu, hormonhormon steroid (meliputi androgen, estrogen dan corticosteroid) dan vitamin D3. Kolesterol juga berperanan penting dalam pengnyerapan lemak dalam usus halus dan dalam transportasi lebih lanjut ke sistem peredaran darah atau haemolymph. Disini kolesterol bergabung dengan asam lemak untuk membentuk ester kolesterol yang sangat larut dan lebih emulsif daripada molekul asam lemak bebas (Anonim, 2008).  Biogenesis Kolesterol Kolesterol juga merupakan prekursor hormon steroid seperti progesteron, testosteron, estradiol, kortisol, dan vitamin D (D. A. Guo, 1995). Kolesterol biosintesis jalur secara umum dapat dibagi menjadi empat tahap: (a) pembentukan asam mevalonat dari tiga molekul asetil CoA; (b) biosintesis squalene dari enam molekul dan asam mevalonat melalui serangkaian intermediet terfosforilasi; (c) biosintesis lanosterol dari squalene melalui siklisasi 2,3-epoksi squalene; dan (d) modifikasi lanosterol untuk menghasilkan kolesterol.

Gambar 04. Cholesterol Biosynthesis

D. Fosfolipid Fosfolipid, bersama dengan protein, merupakan komponen utama dari membran biologis, yang pada gilirannya merupakan bagian integral dari prokariota (bakteri) dan eukariota (tumbuhan dan hewan). Fosfolipid mengandung gugus ester fosfat. Fosfolipid merupakan komponen lipid terbesar kedua setelah trigliserida lemak dan minyak pada tubuh hewan. Fosfolipid berbentuk lemak padat yang berwarna kuning dan sifatnya larut dalam pelarut lemak (pelarut organik) selain

aseton. Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur dinding sel, berfungsi untuk mencegah terjadinya penguapan air yang berlebihan. Fosfolipid merupakan senyawa yang menyusun struktur lipid bilayer pada membran sel yang berperan dalam mengatur sistem transport dari dalam ke luar sel. Koefisien permeabilitas bilayers lipid kristal cair untuk air di kisaran 10

2–10

4

cm/s,

menunjukkan permeabilitas yang tinggi (Fettiplace et al., 1974). Relatifnya permeabilitas membran yang berbeda untuk sistem air dapat dipantau dengan cara teknik hamburan cahaya yang mengukur tingkat pembengkakan ketika gradien osmotik diterapkan (Blok et al., 1976).

Gambar 05. Struktur mesomorphic fosfolipid: (A) pipih dan (B) heksagonal II.

Sel membran memungkinkan lewatnya molekul dan ion ke dalam dan keluar dari sel dengan dua mode; transportasi pasif dan transportasi aktif.  Transportasi pasif - zat bergerak melintasi membran sel secara bebas oleh difusi dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Glukosa diangkut ke banyak sel dengan cara ini.  Transpor aktif - zat bergerak melintasi membran sel hanya ketika energi disuplai karena mereka harus pergi ke arah sebaliknya dari daerah yang lebih rendah untuk daerah konsentrasi tinggi. Hanya dengan metode ini, sel-sel menjaga konsentrasi rendah Na + dalam sel dan konsentrasi Na + yang lebih tinggi dalam cairan ekstraseluler, dengan rasio konsentrasi berlawanan untuk K +.

Gambar 06. Lipid Membran

Saat ini telah banyak hasil riset yang menunjukkan fungsi lain dari fosfolipid sebagai pengatur proses biologis dalam tubuh, seperti: koneksi sistem saraf dan beberapa penyakit terkait kerja saraf. Meskipun fosfolipid bukan termasuk senyawa essensial, namun keberadaannya dalam makanan memiliki dampak positif bagi kesehatan antara lain: mencegah penyakit liver, pengontrol kadar kolesterol, perkembangan sistem otak dan saraf. Fosfolipid menyusun 20-25% berat kering otak manusia dewasa. Fosfolipid berperan dalam membentuk kerangka membran sel otak, sehingga kinerja fosfolipid akan sangat berpengaruh pada tingkat kecerdasan manusia. Sfingolipid

E. Sphingolipid Sphingolipids terdiri berbagai kompleks lipid di mana asam lemak dihubungkan melalui ikatan amida ke basis rantai panjang atau sphingoid. Istilah root "sphingo-" pertama kali diciptakan oleh JLW Thudichum pada tahun 1884 karena sifat misterius dari molekul mengingatkannya pada teka-teki sphinx. Istilah "sphingolipide" diperkenalkan oleh Herbert Carter dan rekan pada tahun 1947. Sementara mereka mungkin kurang misterius daripada dulu, sphingolipids adalah molekul sangat fleksibel dan kejutan tentu diharapkan sebagai pengetahuan baru

diperoleh dari fungsi mereka pada hewan yang sehat dan yang sakit dan jaringan tanaman. Mereka juga ditemukan dalam genera bakteri beberapa (tetapi terutama Sphingomonas dan Sphingobacterium). Sphingolipid adalah salah satu keluarga lipid utama dalam eukariota, berbeda dari fosfolipid yang lebih berlimpah dengan menggunakan serin bukan gliserol sebagai headgroup yang mana ekor lipid hidrofobik yang melekat (Gambar 1). Sphingolipids cenderung mengasosiasikan lebih erat satu sama lain dalam membran sel dari fosfolipid, sehingga modulasi fluiditas membran dan membentuk dasar, bersama-sama dengan kolesterol, untuk daerah padat membran disebut sebagai rakit lipid [7,8]. Selain peran membran ini fundamental, glycosphingolipids pola permukaan sel dengan beragam struktur oligosakarida yang mendikte interaksi sel-sel serta modulasi sinyal intraseluler. Sphingolipids lainnya, seperti ceramide, ceramide 1-fosfat (Cer1P), sphingosine, dan sphingosine 1-fosfat (S1P), adalah metabolit kelimpahan relatif rendah yang bertindak sebagai pembawa pesan sinyal primer atau sekunder dan memberikan pengaruh kuat atas nasib sel kanker.

Gambar 07. Structures of sphingosine, ceramide, sphingomyelin, a cerebroside (galactosylceramide) and cerebrosulfatide from human brain

Sphingolipid

terdiri

dari

3

tipe

utama

:

Sphingomyelins,

Glycosphingolipids, dan Gangliosides. Glikosfingolipid adalah kelas lipid yang mengandung basa rantai panjang, asam lemak, dan berbagai senyawa lainnya, seperti fosfat dan monosakarida. Dasar umumnya sphingosine, meskipun lebih dari 50 basa yang telah diidentifikasi. Ceramides terdiri dari sphingosine dan asam

lemak. Sphingomyelin adalah salah satu contoh dari sebuah sphingophospholipid. Ini adalah ceramide dengan kelompok fosfokolin yang terhubung ke hidroksil utama sphingosine. Ceramides juga dapat dilampirkan ke karbohidrat molekul (sphingoglycolipids atau serebrosida) melalui gugus hidroksil utama sphingosine.

Gambar 08. Sphingoglycolipids

Gangliosida adalah serebrosida kompleks dengan residu ceramide yang dihubungkan

ke

karbohidrat

yang

mengandung

glukosa-alactosamine-N-

acetylneuraminic acids. Lipid ini penting dalam membran sel dan otak, dan mereka bertindak sebagai situs antigenik pada permukaan sel. Nomenklatur dan struktur dari beberapa serebrosida ditunjukkan pada Gambar 09.

Gambar 09. Nomenklatur dan struktur dari beberapa serebrosida

 Biosynthesis of sphingolipids Jalur umum untuk metabolisme sphingolipid adalah cukup baik dikarakterisasi (Kolter, T. and Sandhoff, K, 1999) dan regulasi mereka mulai dipahami melalui pengembangan inhibitor dan identifikasi gen spesifik untuk banyak enzim ini.

Gambar 10. Biogenesis Sphingolipid (Alfred and Konrad Sandhoff (2002)

F. Glikolipid Glikolipid ialah molekul-molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai spingolipida. Struktur dan tata nama untuk beberapa glyceroglycolipids ditunjukkan pada Gambar

11.

Nama-nama

monogalactosyldiacylglycerol

(MGDG)

dan

digalactosyldiacylglycerol (DGDG) digunakan dalam nomenklatur umum. Nomenklatur standar mengidentifikasi struktur cincin dan ikatan kelompok karbohidrat (Gambar. 26).

Gambar 11. Struktur dan tata nama untuk beberapa glyceroglycolipids

 Fungsi Glikolipid Kesamaan dengan fosfolipid, glikolipid yang merupakan bagian penting dari membran sel. Glikolipid juga membantu menentukan golongan darah dari seorang individu. Dalam hal pengelompokan darah, glikolipid bertindak sebagai reseptor pada permukaan sel darah merah. Hal ini penting karena kita dapat menggunakan prinsip ini untuk mengklasifikasikan jenis darah kita, yang penting selama transfusi, dll Jika kita memberikan jenis yang salah dari darah ke individu, penerima sistem kekebalan tubuh mendeteksi perbedaan-perbedaan ini dan memperlakukan sel darah yang disumbangkan sebagai asing, dan dapat menyebabkan kematian. Glikolipid juga memainkan "hormon" fungsi selama perkembangan embrio. Dalam mikroorganisme, glikolipid tertentu bahkan membantu memastikan kelangsungan hidup mereka dengan "menipu" sistem kekebalan tubuh kita untuk berpikir bahwa mereka tidak asing. Ini membantu mereka untuk menghindari pengawasan kekebalan. Di sisi lain, beberapa virus, bakteri (misalnya., Kolera) menggunakan glikolipid pada permukaan sel mereka juga. Ini membantu sistem kekebalan tubuh menghancurkan dan membersihkan patogen dari tubuh.  Tipe Glikolipid Serebrosida-cerebroside (dari cerebro = otak) adalah glikolipid yang ditemukan terutama di otak dan perifer (area lain dari tubuh) jaringan saraf. Serebrosida di jaringan saraf ditemukan di selubung myelin. The selubung mielin dalam lapisan pelindung yang mengelilingi setiap saraf, dan lapisan ini bertindak sebagai insulator dan membantu dalam konduksi yang tepat dari impoulse saraf. Ceramide oligosaccharides - sama seperti ceremides, kelompok lain dari glikolipid yang disebut oligosakarida ceremide (ceremide = "ceremide", oligo = "singkat", sakarida = "gula"). Pada dasarnya, ini adalah ceremides dengan rantai pendek dari gula, dibandingkan dengan serebrosida dengan hanya "satu" gula terpasang. Gangliosida - diatas membahas bahas ceramides. Glikolipid ini (alias glycosphingolipids) yang netral (tidak bermuatan). Gangliosida di sisi lain, bersifat asam, dan lebih kompleks dari glikolipid. Pada dasarnya, gangliosida oligosakarida ceramide (dibahas di atas) dengan zat tambahan terpasang. Zat ini disebut asam N-

acetylneuraminic (disingkat NANA), dan NANA ini yang memberikan glycolipid muatan negatif dan karenanya, bersifat asam. Gangliosida secara medis signifikan karena beberapa menumpuk dalam individu dalam penyakit tertentu yang diwariskan secara genetik. Misalnya, ganglioside GM 2, sebuah ganglioside dengan beberapa kelompok NANA, terakumulasi dalam individu dengan penyakit TaySachs. Tay-Sachs hanyalah salah satu dari beberapa penyakit di mana kurangnya genetik atau inefisiensi dari enzim yang diperlukan untuk metabolisme glycolipid yang dapat menyebabkan konsekuensi bencana. Sulfo glycosphingolipids- ini juga serebrosida yang disebut sulfatides, Mereka hanya serebrosida dengan residu sulfat pada bagian gula glikolipid. Nama panjang ini hanya menyiratkan cerebroside yang berisi galaktosa sulfat. Seperti yang Anda lihat, galactosyl, mengandung kata "galact" yang berarti galaktosa gula.  Sintesa dan Degradasi Glikolipid Sintesis glikolipid terjadi dengan bantuan enzim yang berurutan menambahkan gula kepada lipid. Ketika lipid yang diperlukan untuk dipecah, enzim dalam lisosom bantuan sel untuk menghapus subunit gula. Hal ini penting secara medis, karena kekurangan salah satu enzim yang terlibat dalam proses ini menyebabkan akumulasi dari glikolipid tertentu yang tidak dapat lebih rusak. Ketika akumulasi ini terjadi, kelebihan lemak tetap terperangkap dalam plasma atau sel-sel dan deposito di berbagai sistem organ / jaringan.

G. Lemak Dalam Tubuh Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas pertama, berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam lemak adalah blok pembangun dari asam lemak ini kompleks – kompleks lipid disintetis. Prostaglandin, yang dibentuk dari asam lemak tidak jenuh ganda tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah tanggapan – tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam kerja hormon. Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini termasuk pula asilgliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau pengangkut metabolik dan bentuk

penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel. Sfingolipid. Kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari alkohol lemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D sangat penting dari segi kesehatan. Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril yang berkaitan dengan bagian-bagian asam lemaknya. Terpen, kelas terakhir lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang larut dalam lemak. Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah.

Tabel klasifikasi dan fungsi lipid No

Lipid

1 Asam Lemak Prostaglandin

Fungsi Bahan bakar metabolik, blok pembangun untuk lipid lain. Modulator intrasel

2 Estergliseril Asilgliserol Fosfogliseril

Penyimpanan

asam

lemak,

metabolik Struktur membran

3 Sfingolipid Sfingomielin Glikosfingolipid 4 Derivat sterol Kolesterol

Struktur membrane Membran antigen, permukaan Membran dan struktur lipoprotein

Ester Kolesterol

Penyimpanan dan angkutan

Asam empedu

Pencernaan lipid dan absorbsi

Hormon steroid

Pengaturan metabolik

Vitamin D

Metabolisme kalsium dan fosfor

5 Terpen Dolikol

Sintesis glikoprotein

Vitamin A

Penglihatan, integritas epitel

Vitamin E

Antioksidan lipid

Vitamin K

Pejendalan darah

senyawa



Asam Lemak. Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam bentuk rumus kimiawi sebagai R-COOH, dengan R adalah rantai alkil yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen.



Ester kolesterol. Ester kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan menjadi gugus 3-β-hidroksil dari sistem cincin steroid. Terbentuk dalam tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasma



Asilgiserol (gliserid). Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering dinamakan gliserid. Kelas gliserid tergantung pada jumlah gugus alkohol gliserol yang diesterkan.



Fosfogliserid. Asilgliserol yang mengandung asam fosfat diesterkan pada gugus C3-hidroksil disebut fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis ganda yang bila dihamburkan pada larutan berair, dan merupakan bentuk utama struktur membran sel.



Sfingomielin. Struktur ini merupakan komponen utama dari banyak membran eritrosit manusia.

BAB III PENUTUP III.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan diatas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu: a) Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarutpelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. b) Lipid adalah sebagai sumber energi metabolik yang sangat penting dalam pembentukkan ATP. c) Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi). d) Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur kimianya ke dalam 5 grup e) Tubuh hewan dapat mensintesis asam lemak jenuh (saturated) namun tidak dapat mensintesis asam lemak tak jenuh (unsaturated) f) Semua ternak yang diuji dengan diberi makanan yang kurang asam lemak esensial menunjukkan pertumbuhan yang menurun serta efisiensi konversi pakan yang rendah.

III.2

Saran Adapun Saran penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, kepada

rekan-rekan mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam tentang bagaimana lipid dan lemak.

DAFTAR PUSTAKA

Alfred H. Merrill Jr. l and Konrad Sandhoff . 2002. Sphingolipids: metabolism and cell signaling. School of Biolog; Petit Institute. fbr Bioengineering and Biosciences, Georgia Institute. Atlanta. Anonimous,

2008.

Glycolipids.

http://www.nutriology.com/GLmetab.html.

Diakses pada tanggal 27 Nop 2015. Anonimous,

2008.

Cholesterol

&

Steroids.

http://www.nutriology.com/cholest.html. Diakses pada tanggal 27 Nop 2015. Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta D. A. Guo, M. Venkatramesh, and W. D. Nes. Development regulation of sterol biosynthesis in Zea mays. Lipids 30:203–219 (1995). Don, Anthony S. , Xin Y. Lim and Timothy A. Couttas. 2014. Re-Configuration of Sphingolipid Metabolism by Oncogenic Transformation. 315-353; doi:10.3390/biom4010315 Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta. IUPAC. Nomenclature of Organic Chemistry, Sections A, B, C, D, E, F, and H. Pergamon Press, London, 1979, p. 182. IUPAC-IUB Commission on Biochemical Nomenclature. The nomenclature of lipids. Lipids 12:455–468 (1977). K. Bloch. The biological synthesis of cholesterol. Science 150:19, 23 (1965). Kolter, T. and Sandhoff, K. (1999) Sphingolipids: Their metabolic pathways and the pathobiochemistry of neurodegenerative diseases. Angew. Chem. Int. Ed. 38, 1532-1568. Lingwood, D.; Simons, K. Lipid rafts as a membrane-organizing principle. Science 2010, 327, 46–50. M. C. Blok, L. L. M. van Deenen, and J. De Gier. Effect of the gel to liquid crystalline phase transition on the osmotic behavior of phosphatidylcholine liposomes. Biochim. Biophys. Acta 433:1–12 (1976).

Poedjadi. 2006. Dasar-dasar Biokom. Jakarta: UI R. Fettiplace, I. G. H. Gordon, S. B. Hladky, J. Requens, H. B. Zingshen, and D. A. Haydon. Techniques in the formation and examination of black lipid bilayer membranes. In: Methods In Membrane Biology, Vol. 4 (E. D. Korn, ed.). Plenum Press, New York, 1974, pp. 1–75. Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta. Sonnino, S.; Prinetti, A.; Mauri, L.; Chigorno, V.; Tettamanti, G. Dynamic and structural properties of sphingolipids as driving forces for the formation of membrane domains. Chem. Rev. 2006, 106, 2111–2125. W. R. Nes and M. L. McKean. Biochemistry of Steroids and Other Isopentenoids. University Park Press, Baltimore, 1977, p. 37.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF