Tugas Klasifikasi He

November 14, 2017 | Author: Nitta Murtia Handayani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

HE...

Description

TUGAS PERPINDAHAN PANAS KLASIFIKASI HEAT EXCHANGERS

Guna Memenuhi Mata Kuliah Perpindahan Panas Disusun Oleh :

1. Nita Murtia Handayani 2. Rohmat Cahyono

(K2513048) (K2513061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK KEJURUAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmatNya kami bisa menyelesaikan tugas perpindahan panas yang berjudul Klasifikasi Heat Exchangers. Dalam kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bp. Danar Susilo Wijayanto S.T. M.Eng. selaku dosen mata kuliah Perpindahan Panas. 2. Orang tua kami yang telah membantu secara material dan doa. 3. Rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 4. Teman-teman yang memberikan saran dan bantuan dalam penyusunan tugas ini sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan sebaik–baiknya Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi penyusunan, pembahasan ataupun penulisannya, sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah perpindahan panas guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga tugas ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk kita dalam mengembangkan wawasan dan meningkatkan ilmu pengetahuan. Surakarta, 11 Desember 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................. i Kata Pengantar…………...............................................................................................ii Daftar Isi ………..………...........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN …......................................................................................1 A. Latar Belakang Masalah ……................................................................................1 B. Rumusan Masalah ………......................................................................................3 C. Tujuan …................................................................................................................3 D. Manfaat ..................................................................................................................3 BAB II PEMBAHASAN …........................................................................................4 A. Klasifikasi berdasarkan fungsi..............................................................................5 B. Klasifikasi berdasarkan konstruksi…………………............................................6 C. Klasifikasi berdasarkan flow arrangements........................................................51 D. Klasifikasi menurut proses transfer.....................................................................51 E. Klasifikasi menurut jumlah fluidanya.................................................................54 F. Klasifikasi menurut kompaknya permukaan…...................................................55 G. Klasifikasi menurut pengaturan aliran................................................................56 BAB III PENUTUP ..................................................................................................59 Kesimpulan …......................................................................................................59 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................63

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri yang berkaitan dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini, sehingga alat penukar kalor ini mempunyai peran yang penting dalam suatu proses produksi atau operasi. Salah satu tipe dari alat penukar kalor yang banyak dipakai adalah Shell and Tube Heat Exchanger. Alat ini terdiri dari sebuah shell silindris di bagian luar dan sejumlah tube (tube bundle) di bagian dalam, dimana temperatur fluida di dalam tube bundle berbeda dengan di luar tube (di dalam shell) sehingga terjadi perpindahan panas antara aliran fluida didalam tube dan di luar tube. Adapun daerah yang berhubungan dengan bagian dalam tube disebut dengan tube side dan yang di luar dari tube disebut shell side. Pemilihan yang tepat suatu alat penukar kalor akan menghemat biaya operasional harian dan perawatan. Bila alat penukar kalor dalam keadaan baru, maka permukaan logam dari pipa-pipa pemanas masih dalam keadaan bersih setelah alat beroperasi beberapa lama maka terbentuklah lapisan kotoran atau kerak pada permukaan pipa tersebut. Tebal tipisnya lapisan kotoran tergantung dari fluidanya. Adanya lapisan tersebut akan mengurangi koefisien perpindahan panasnya. Harga koefisien perpindahan panas untuk suatu alatpenukar kalor selalu mengalami perubahan selama pemakaian. Batas terakhir alat dapatberfungsi sesuai dengan perencanaan adalah saat harga koefisien perpindahan panasmencapai harga minimum. Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar

perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan panas mesin ke udara sekitar. Tipe Aliran pada Alat Penukar Panas Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu : a. Parallel flow/co current /flow (aliran searah) b. Cross flow (aliran silang) c. Cross counter flow (aliran silang berlawanan) d. Counter current flow (aliran berlawanan arah)

Jenis-jenis penukar panas Jenis-jenis penukar panas antara lain : a. Double Pipe Heat Exchanger b. Plate and Frame Heat Exchanger c. Shell anf Tube Heat Exchanger d. Adiabatic wheel Heat Exchanger e. Pillow plate Heat Exchanger f. Dynamic scraped surface Heat Exchanger g. Phase-change Heat Exchanger Alat penukar kalor sangat dibutuhkan pada proses produksi dalam suatu industri, maka untuk mengetahui unjuk kerja dari alat penukar kalor perlu diadakan analisis. Dengan analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa alat tersebut mampu menghasilkan kalor dengan standar kerja sesuai kebutuhan yang diinginkan.

Penukar panas dapat diklasifikasikan menurut pengaturan arus mereka. Dalam paralel-aliran penukar panas, dua cairan masuk ke penukar pada akhir yang sama, dan perjalanan secara paralel satu sama lain ke sisi lain. Dalam counter-flow penukar panas cairan masuk ke penukar dari ujung berlawanan. Desain saat ini counter paling efisien, karena dapat mentransfer panas yang paling. Dalam suatu heat exchanger lintas-aliran, cairan perjalanan sekitar tegak lurus satu sama lain melalui exchanger. Untuk efisiensi, penukar panas yang dirancang untuk memaksimalkan luas permukaan dinding antara kedua cairan, dan meminimalkan resistensi terhadap aliran fluida melalui exchanger. Kinerja penukar juga dapat dipengaruhi oleh penambahan sirip atau corrugations dalam satu atau dua arah, yang meningkatkan luas permukaan dan dapat menyalurkan aliran fluida atau menyebabkan turbulensi. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam laporan ini yaitu : 1. Apa yang disebut dengan Heat Exchangers? 2. Bagaimana klasifikasi Heat Exchangers ?

C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini yaitu

:

1. Untuk mengetahui gambaran tentang Heat Exchangers. 2. Mengetahui klasifikasi Heat Exchangers. D. Manfaat Manfaat penulisan makalah ini yaitu

:

1. Menambah pengetahuan tentang Heat Exchangers.. 2. Menambah pengetahuan tentang klasifikasi Heat Exchangers

BAB II PEMBAHASAN Setelah distilasi, perpindahan panas merupakan operasi yang paling penting di kilang. Proses perpindahan panas berlangsung dalam peralatan yang disebut Heat Exchanger (HE). Heat exchanger adalah peralatan yang digunakan untuk mempertukarkan panas antara dua fluida atau lebih yang berbeda suhunya. Heat exchanger digunakan dalam berbagai aplikasi di refinery diantaranya untuk pendinginan, kondensasi, membangkitkan steam, pemanasan awal, refrigerasi dll. Pada sebagian besar HE, proses perpindahan panas antar fluida dilakukan melalui dinding pemisah, sehingga antara fluida yang dipertukarkan panasnya tidak terjadi kontak secara langsung. Namun terdapat tipe HE dimana pertukaran panas dilakukan dengan kontak langsung antara fluida yang dipertukarkan panasnya, sehingga terjadi pencampuran antara fluida tersebut. Tipe HE yang pertama disebut indirect contact sedangkan tipe HE yang kedua disebut direct contact. Contoh dari HE tipe indirect contact adalah shell and tube HE (STHE) yang banyak digunakan di refinery. Heat exchanger terdiri dari unsur-unsur peralatan yang utama yaitu : 1. Elemen-elemen perpindahan panas, yaitu komponen utama HE yang berkontak langsung dengan fluida, dan berfungsi untuk memindahkan panas dari fluidafluida tersebut secara konduksi. Bagian dari permukaan perpindahan panas yang berkontak langsung dengan fluida panas dan fluida dingin dan mentransfer panas diantara keduanya disebut primary surface. Bagian pada primary surface yang berguna untuk meningkatkan luas perpindahan panas disebut extended surface. 2. Elemen-elemen untuk distribusi fluida, seperti header, inlet dan outlet nozzle, seal, dll. Heat exchanger dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria utama yaitu : 1) Klasifikasi berdasarkan transfer prosesnya. 2) Klasifikasi berdasarkan jumlah fluidanya.

3) Klasifikasi berdasarkan kekompakan permukaan. 4) Klasifikasi berdasarkan konstruksinya. 5) Klasifikasi berdasarkan pengaturan aliran. 6) Klasifikasi berdasarkan mekanisme perpindahan panas. 7) Klasifikasi berdasarkan fungsinya.

Definisi dan Klasifikasi Heat Exchanger Sesuai dengan namanya, maka alat penukar kalor (heat exchanger) berfungsi mempertukarkan suhu antara dua fluida dengan melewati dua bidang batas. Bidang batas pada alat penukar kalor ini berupa pipa yang terbuat dari berbagai jenis logam sesuai dengan penggunaan dari alat tersebut. Pada percobaan ini akan dilakukan pengamatan unjuk kerja alat penukar kalor pipa ganda (double pipe heat exchanger) yang terdiri dari dua pipa konsentris. Pipa yang berada di luar dikenal sebagai annulus (shell), sedangkan bagian dalam dikenal sebagai pipa (tube). Heat exchanger diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor, diantaranya yaitu berdasarkan fungsi, konstruksi, dan Flow arrangements.

A. Berdasarkan Fungsinya 1. Heat exchanger Heat exchanger mengontrol kalor antara dua proses aliran: aliran fluida panas yang membutuhkan pendinginan ke aliran fluida temperatur rendah yang membutuhkan pemanasan. Kedua fluida biasanya satu fasa atau suatu fluida yang berbentuk gas dan lainnya berbentuk cairan.

2. Condenser Condenser adalah tipe lain dimana hidrokarbon atau gas lainnya yang mencair sebagian atau seluruhnya dengan pemindahan panas.

3. Cooler – Chiller Berfungsi memindahkan panas, baik panas sensibel maupun panas laten fluida yang berbentuk uap kepada media pendingin, sehingga terjadi perubahan fasa uap menjadi cair. Media pendingin biasanya digunakan air atau udara. Condensor biasanya dipasang pada top kolom fraksinasi. Pada beberapa kasus refrijeran biasa digunakan ketika temperatur rendah dibutuhkan. Pendinginan itu sering disebut „chiller‟. 4. Reboiler Digunakan untuk menguapkan kembali sebagian cairan pada dasar kolom (bottom) distilasi, sehingga fraksi ringan yang masih ada masih teruapkan. Media pemanas yang digunakan adalah uap (steam). Reboiler bisa dipanaskan melalui media pemanas atau dipanaskan langsung. Yang terakhir reboilernya adalah furnace atau fire tube. 5. Heater – Superheater Heater digunakan untuk memanaskan fluida yang memiliki viskositas tinggi baik bahan baku ataupun fluida proses dan biasanya menggunakan steam sebagai pemanas. Superheater memanaskan gas dibawah temperatur jenuh.

B. Berdasarkan Konstruksinya 1.

Tubular Exchanger

a. Double-pipe Heat exchanger

Gambar 1.Double pipe HE

Salah satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar panas dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan cairan lainnya dalam pipa. Alat penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi. Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ). Terdiri dari satu buah pipa yang diletakkan di dalam sebuah pipa lainnya yang berdiameter lebih besar secara konsentris. Fluida yang satu mengalir di dalam pipa kecil sedangkan fluida yang lain mengalir di bagian luarnya. Pada bagian luar pipa kecil biasanya dipasang fin atau sirip memanjang, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan permukaan perpindahan panas yang lebih luas. Double pipe ini dapat digunakan untuk memanaskan atau mendinginkan fluida hasil proses yang membutuhkan area perpindahan panas yang kecil (biasanya hanya mencapai 50 m2). Double-pipe Heat exchanger ini juga dapat digunakan untuk mendidihkan atau mengkondensasikan fluida proses tapi dalam jumlah yang sedikit. Kerugian yang ditimbulkan jika memakai Heat exchanger ini adalah kesulitan untuk memindahkan panas dan mahalnya biaya per unit permukaan transfer. Tetapi, double pipeHeat exchanger ini juga memiliki keuntungan yaitu Heat exchanger ini dapat dipasang dengan berbagai macam fitting (ukuran). Pada alat ini, mekanisme perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian

mungkin terdiri dari beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida yang bertemperatur rendah. Pada jenis ini tiap pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri. Untuk menghindari tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi U. pada keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas, bagian diluar pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan sebagainya.

Gambar. 2.4 Alat penukar kalor jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011) Keistimewaan jenis ini adalah mampu beroperasi pada tekanan yang tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat dipasang secara seri ataupun paralel, dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan

kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang membutuhkan area perpindahan kalor kecil ( 700 m2/m3. Untuk HE yang fluidanya dalam bentuk liquid atau dua fase fluida dikatakan kompak jika densitas luas permukaan perpindahan panasnya > 400 m2/m3. Contoh heat exchanger yang kompak adalah plate fin, tube fin dan rotary regenerator. 2. Tipe heat exchanger yang tidak kompak Densitas luas permukaannya < 400 m2/m3. Shell and tube HE memiliki densitas luas permukaan sebesar 100 m2/m3 jika menggunakan plain tube, dan tiga kali lebih besar jika dilengkapi dengan fin.

G. Klasifikasi menurut pengaturan aliran Pengaturan aliran fluida di dalam heat exchanger bergantung pada keefektifan, besarnya pressure drop, kecepatan minimum dan maksimum yang diijinkan, besar kecilnya jalur aliran fluida, stress yang diijinkan, suhu, dll. Dibedakan menjadi dua yaitu single pass dan multi pass. Disebut single pass jika kedua fluida yang bertukar panas hanya sekali lewat di dalam HE. a. Single pass exchanger Single pass exchanger terbagi menjadi : A.1Counterflow exchanger Kedua fluida mengalir secara parallel dengan arah yang berlawanan. Pengaturan aliran secara counterflow secara thermodinamik paling baik dibandingkan pengaturan aliran yang lain, karena menghasilkan perubahan suhu yang paling tinggi (efektifitas perpindahan panas tinggi) dan thermal stress paling kecil. B.1 Parallel flow exchanger Parallel flow sering disebut aliran cocurrent. Fluida panas dan dingin masuk ke HE pada ujung yang sama dan mengalir secara parallel dalam arah yang sama, kemudian keluar dari HE pada ujung lain yang sama. Efektifitas perpindahan panas HE dengan pola aliran seperti ini paling rendah dibandingkan dengan pola aliran yang lain. Perbedaan suhu fluida panas dan fluida dingin di bagian inlet sangat besar, sehingga dapat meningkatkan thermal stress pada dinding HE di bagian inlet. Pola seperti ini digunakan untuk beberapa aplikasi sebagai berikut : a) Kadang-kadang digunakan untuk material yang sensitive terhadap suhu, liquid yang viskositasnya tinggi, recuperator logam yang suhu inletnya lebih dari 1100oC, karena distribusi suhunya lebih seragam di sepanjang dinding tube.

b) Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kondensasi gas, biasanya terjadi jika suhu fluida yang lebih panas mencapai freezing point-nya. Sebagai contoh gas asam yang terdapat pada exhaust gas dapat terkondensasi sehingga menyebabkan korosi pada logam. Pengaturan aliran secara parallel akan meminimalkan atau menghindarkan dari kondensasi uap asam. c) Mengeliminasi dan meminimalkan potensi fouling dan dekomposisi fluida, karena suhu tertinggi yang bisa dicapai tetap lebih rendah daripada pengaturan secara counter current. d) Untuk aplikasi pendidihan, fluida akan lebih cepat mendidih jika menggunakan pengaturan aliran secara paralel C.1 Cross flow exchanger Pada HE tipe ini fluida panas dan dingin mengalir secara. HE tipe ini banyak digunakan pada HE yang menggunakan extended surface (permukaan tambahan) seperti fin (sirip) yang dipasang pada palin tube. Aplikasi di refinery seperti pada fin-fan cooler dan pertukaran panas pada tube heater (furnace) di bagian konveksi. D.1Split flow exchanger (TEMA tipe G) Aliran fluida di bagian shell masuk melalui bagian tengah HE kemudian dibagi menjadi dua aliran melalui longitudinal baffle. Kedua aliran menyatu kembali di bagian tengah HE dan keluar dari HE melalui nozzle yang berada di bagian tengah HE. E.1 Divided flow exchanger (TEMA J, Shell) Aliran fluida yang masuk ke bagian shell dibagi menjadi dua aliran, dan keluar melalui dua nozzle yang berada di ujung-ujung shell. Fluida yang lain mengalir lurus di dalam tube. b. Multipass exchanger Memiliki lebih dari satu pass aliran. Diklasifikasikan berdasarkan tipe konstruksinya, seperti extended surface, shell and tube dan plate exchanger.

1. Multipass cross flow exchanger Pengaturan seperti ini banyak digunakan pada extended surface exchanger. Dua pass atau lebih disusun secara seri, dengan setiap pass-nya terdapat crossflow. Pengaturan aliran pada multipass cross flow dapat dikategorikan sebagai berikut : 1) Series coupling n-passes (over and under passes) 2) Parallel coupling n-passes (side by side passes) 3) Kombinasi series coupling dan parallel coupling

2. Multipass shell and tube exchanger Jika jumlah tube passes lebih dari satu, maka TEMA tipe shell dikategorikan sebagai multipass exchanger (kecuali TEMA F) 3. Multipass plate exchanger Pada plate exchanger pengaturan aliran yang paling umum digunakan adalah single pass counterflow, namun terdapat beberapa pengaturan aliran dengan pola multipass.

H. Klasifikasi menurut mekanisme perpindahan panas

Mekanisme perpindahan panas dari fluida ke dinding dapat berlangsung dengan cara : 1) Konveksi satu fase pada kedua sisi aliran 2) Konveksi dua fase, kondensasi atau evaporasi 3) Kombinasi konveksi dan radiasi

BAB II PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpilkan bahwa : 1. Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin. Biasanya, medium pemanas dipakai adalah air yang dipanaskan sebagai fluida panas dan air biasa sebagai air pendingin (cooling water). Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun keduanya bercampur langsung (direct contact). 2. Klasifikasi Heat Exchangers dibagi menjadi :

A. Berdasarkan Fungsinya b. Heat exchanger c. Cooler – Chiller d. Condenser e. Heater – Superheater f. Reboiler A. Berdasarkan Konstruksinya 1. Tubular Exchanger a. Double-pipe Heat exchanger b. Shell and tube Heat exchanger tipe Shell and Tube dibedakan atas: 1) Fixed Tube Sheet 2) Floating Tube Sheet

3) U tube/U bundle 4) Packed-Lantern-Ring Exchanger 5) Outside-Packed-Floating Heat Exchanger 6) Internal Floating Head Exchanger 7) Pull-Through-Floating Heat Exchanger 8) Falling-Film Exchangers 9) Split-backing-ring Floating Head (Type S) 10) Outside Packed floating head (Type P) 11) Bayonat tube 12) Double bundle Vaporizer

c. Spiral tube d. Koil Pipa e. Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section) 1) Jenis spiral 2) Jenis lamella 3) Gasketter plate exchanger

f. Pillow plate heat exchanger g. Dynamic scraped surface heat exchanger h. Phase-change heat exchanger

2. Plate Heat exchanger a) Plate and frame or gasketed plate exchanger b) Spiral plate heat exchanger c) Lamella (ramen) heat exchanger 3. Extended Surface 4. Regenerator a) Rotary regenerator

b) Fixed matrix regenerator

5. Air Cooler Exchanger

B. Berdasarkan Flow arrangements 1) Single pass 2) Multiple pass.

C. Klasifikasi menurut proses transfer a. Indirect contact heat exchanger a) Tipe direct transfer b) Storage type exchanger c) Fluidized bed heat exchanger b. Direct contact heat exchanger a) Immiscible fluid exchanger b) Gas liquid exchanger c) Liquid vapor exchanger

D. Klasifikasi menurut jumlah fluidanya 1) Dua jenis fluida 2) Tiga jenis fluida 3) Lebih dari tiga jenis fluida

E. Klasifikasi menurut kompaknya permukaan a. Tipe heat exchanger yang kompak b. Tipe heat exchanger yang tidak kompak

F. Klasifikasi menurut pengaturan aliran 1) Single pass exchanger

Single pass exchanger terbagi menjadi : a. Counterflow exchanger b. Parallel flow exchanger c. Split flow exchanger (TEMA tipe G) d. Cross flow exchanger e. Divided flow exchanger (TEMA J, Shell) 2) Multipass exchanger Multipass exchanger terbagi menjadi : a. Multipass cross flow exchanger b. Multipass shell and tube exchanger c. Multipass plate exchanger

G. Klasifikasi menurut mekanisme perpindahan panas 1) Konveksi satu fase pada kedua sisi aliran 2) Konveksi dua fase, kondensasi atau evaporasi 3) Kombinasi konveksi dan radiasi

DAFTAR PUSTAKA Amalia, Ilma. (2011). “PENUKAR PANAS ( HEAT EXCHANGER)” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46808854/Tugas-Shell-and-Tube-ExChanger-2. Anonim. (2012). “Alat Heat Exchanger” (online). Tersedia http://beckfk.blogspot. com/ 2012/05/alat-heat-exchanger.html. Anonim. (2010). “Heat Exchanger‟‟ (online). http://www.alaquainc.com/ Heat_Exchangers.aspx.

Tersedia

di di

: :

Anonim. (2010). “Pembagian Heat Exchanger Berdasarkan Bentuk Konstruksinya” (online). Tersedia di : http://java-borneo.blogspot.com/2011/05/pembagianheat-exchanger-berdasarkan.html. Anonim. (2012). “Pengertian Heat Exchanger” (online). Tersedia http://www.scribd. com/doc/94966592/Pengertian-Heat-Exchanger.

di

:

Anonim. (2012). “Jenis-Jenis Alat Penukar Panas dan Tipe aliran HE (Heat Exchanger)”(online). Tersedia di : http://pelatihanguru.net/category/alatpenukar-kalor. Djunaidi. (2009). “Pemeliharaan Tube-Side Penukar Kalor Rsg-Gas Jangka Pendek Dan Jangka Panjang”. Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN. Kawasan Puspitek Serpong Tangerang : Banten Eka, dkk. (2011). “Laporan Praktikum Heat Exchanger” (online). Ekstensi Teknik Kimia Universitas Indonesia: Depok. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/72839539/ Laporan-HE-Eka-Gefin-Krisna-LailiFinal. Firiana, Mira. (2011). “Heat exchanger”(online). Tersedia di : http://id.scribd.com/ doc/52312812/BAB-II. Fitrianingtias, Shely Diah. (2010) “PERPINDAHAN PANAS POLA ALIRAN, TEMPERATUR DAN KLASIFIKASIHEAT EXCHANGER” (online). Jurusan Teknik Kimia. Samarinda : Politeknik Negeri Samarinda. Tersedia di : http://id. scribd.com/doc/94414016/Heat-Exchanger. Gary, Marhaindra. (2011). “Heat Treatment”(online). Jurusan Teknik. Palembang : Universitas Sriwijaya. Tersedia di : http://www.scribd.com/doc/ 52386815/Perlakuan-Panas.

Lloyd J. Peterman. (2008). “ASME Bioprocessing Equipment Standard” (online). Tersedia di : http://www.scribd.com /doc/115710055/heat-exchanger. Marangratu, Stevano Viktor. (2011). “BAGIAN IDASAR –DASAR PERPINDAHAN PANAS” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/76782784/Diktat-Perancangan-Alat-Penukar-Panas. Masyithah, Zuhrina, ST,Msc. Dan Bode Haryanto, ST, MT. (2006). “Perpindahan Panas” (online). Fakultas Teknik. Universitas Medan : Sumatera Utara. Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/54573689/Textbook. Nuryaman, Agus. (2011). “Heat Exchanger” (online). Tersedia http://id.scribd.com/ doc/46494853/Heat-Exchanger-Bab-1-2. .

di:

Prawesti, Andrea Ayu. (2010). “Pengaruh Pemasangan Fin dan Adanya Getaran pada Heat Exchanger Shell and Tube Terhadap Laju Pindah Panas”. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta Rahmi, Ike Yulia.(2011).”Alat Penukar Panas (Heat Exchanger)” (online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/46308789/40174563-ALAT-PENUKARPANAS# download. Ruhyat, Ir.Nanang,MT. 2009.” Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB-Heat Transfer”. Sugiyanto. (2010). “Analisis Alat Penukar Kalor Tipe Shell And Tube Dan Aplikasi Perhitungan Dengan Microsoft Visual Basic 6.0”. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri. Jawa Barat : Universitas Gunadarma Syahruddin, Nasrul. (2006). “Heat Exchanger Introduction”. Balikpapan Tendra, Za. (2012). “Heat Exchanger”(online). Tersedia di : http://id.scribd.com/doc/ 79321314/Process-Heat-Exchanger. Windriyanto. (2010).“ALAT PENUKAR PANAS EXCHANGER)”(online).Tersedia di http://id.scribd.com/doc/40174563/ALAT-PENUKAR-PANAS.

(HEAT :

http://en.wikipedia.org/wiki/Heat_exchanger http://www.alfalaval.com/products-and-solutions/plate-heat-exchangers/Pages/Plateheat-exchangers.aspx

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF