Tugas Keperawatan Anak Ii Patent Ductus Arteriosus

September 15, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tugas Keperawatan Anak Ii Patent Ductus Arteriosus...

Description

 

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II PATENT DUCTUS ARTERIOSUS

OLEH: KELOMPOK 6 (A 10 B) NAMA: 1) Ni Wayan Desy Sucita Dewi

: 16.321.2523

2) Ni Wayan Laona Noresya

: 16.321.2526

3) Ni Wayan Pika Ari Rahayu

: 16.321.2527

4) Putu Gede Partha Wijaya

: 16.321.2528

5) Putu Iin Anggreni

: 16.321.2529

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN STIKes WIRA MEDIKA BALI 2018

 

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmatnya makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Makalah yang kami  buat bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II dalam memenuhi Pendidikan S1 Ilmu Keperawatan. Dalam Dal am pembuat pembuatan an makala makalah h yang yang berjud berjudul ul “Patent Ductus Arteriosus Arteriosus ” kami berharap setelah membaca makalah ini, bapak/ibu dan teman-teman dapat mema me maha hami mi da dan n mena menamb mbah ah pe peng nget etah ahua uan n ya yang ng le lebi bih h ba baik ik,, se sehi hing ngga ga da dapa patt  bermanfaat bagi kita semua. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah ini. Demikian yang dapat kami berikan, kami mengucapkan terima kasih.

Denpasar, 16 September 2018

 

Penulis

DAFTAR ISI

 

KATA KA TA PENG PENGAN ANTA TAR.. R...... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ........ .......

i

DAFT DA FTAR AR IS ISI.. I..... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... .....

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Latar Belakan Belakang... g....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ......... ......... ......... .......

1

1.2 Rumusan Rumusan Masala Masalah... h...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ......... ......... ......

1

1.3 Tujuan Tujuan.... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ....... ....... ...... ....... ....... ...... ....... ....... ........ .......... .......... .......... .......

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Patent Ductus Arteriosus ...................................................... 2.2 Anatomi Patent Ductus Arteriosus........................................................... 2.3 Etologi Patent Ductus Arteriosus.............................................................

Arteriosus  ................................................... 2.4 Patofisiologi Patent Ductus Arteriosus  2.5 Manifestasi Klinis Patent Ductus Arteriosus........................................... 2.6 Pemeriksaan Diagnostik Patent Ductus Arteriosus.................................. 2.7 Penatalaksanaan Patent Ductus Arteriosus.............................................. 2.8 Asuhan keperawatan dari Patent Ductus Arterious................................. BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan.................................................................................................. 3.2 Saran........................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA

 

 BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang

Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. Bila tidak menutup disebut Duktus Arteriosus Persisten (Persistent Ductus Arteriosus : PDA). Kegagalan penutupan ductus anterior (arteri yg menghubngkn aorta & arteri  pulmonalis) dalam minggu I kelahiran selanjutnya terjadi patensy / persisten pada  pembuluh darah yang terkena aliran darah da rah dari tekanan > tinggi pada aorta ke tekanan yg > rendah di arteri pulmonal menyebabkan Left to Right Shunt. Penyakitt jantung Penyaki jantung kongenital kongenital atau penyakit jantung jantung bawaa bawaan n adalah adalah sekumpulan sekumpulan malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak. Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit  jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini  pada usia muda.

1.2

 Rumusan masalah

dar i Patent Ductus Arteriosus? 1. Apa definisi dar  dar i Patent Ductus Arteriosus? 2. Bagaimana anatomi dar  dar i Patent Ductus Arteriosus? 3. Bagaiaman Etologi dar  dar i Patent Ductus Arteriosus ? Arteriosus ? 4. Bagaimana patofisiologi dar  dar i Patent Ductus Arteriosus? 5. Apa saja manifestasi Klinis dar  6. Bagiamana Pemeriksaan Diagnostik dar  dar i Patent Ductus Arteriosus?

dar i Patent Ductus Arteriosus? 7. Bagaimana penatalaksanaan dar  8. Bagiamana asuhan keperawatan pada pasien dengan Patent Ductus Arteriosus?

 

1.3 1.3.1

Tujuan

Tujuan Umum Agar mahasiswa lebih mengetahui bagaimana konsep medis maupun asuhan keperawatan dari Patent Ductus Arterious (PDA) pada anak  ana k 

1.3.2

Tujuan Khu Khusus Agar Mahasiswa mengetahui: 1. Definisi Patent Ductus Arteriosus 2. Anatomi Patent Ductus Arteriosus 3. Etologi Patent Ductus Arteriosus 4. Patofisiologi Patent Ductus Arteriosus  Arteriosus  5. Manifestasi Klinis Patent Ductus Arteriosus 6. Pemeriksaan Diagnostik Patent Ductus Arteriosus 7. Penatalaksanaan Patent Ductus Arteriosus 8. Asuhan keperawatan dari Patent Ductus Arterious

 

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian Patent Ductus Arteriosus

Patent Pat ent Ductus Ductus Arteri Arteriosu osuss adalah adalah kegagal kegagalan an menutu menutupnya pnya ductus ductus art arteri eriosu osuss (arter (ar terii yang yang menghu menghubung bungkan kan aorta aorta dan arteri arteri pulmon pulmonal) al) pada pada minggu minggu pertam pertamaa kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. ( Suriadi, Rita Yuliani, 2001 : 235) Patent Duktus Arteriosus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya terbukanya duktus arteriosus arteriosus setela set elah h lahir, lahir, yang yang menyeb menyebabka abkan n dialir dialirkann kannya ya darah darah secara secara langsu langsung ng dari dari aorta aorta (tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah). (Betz & Sowden, 2002 ; 375)  Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau (PDA) atau Duktus  Duktus Arteriosus Paten (DAP) adalah (DAP) adalah kelainan kelai nan jantung jantung kongenital kongenital (bawaan) (bawaan) dimana dimana tidak terdapat penutupan penutupan (patensi) (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated ), ), atau disertai kelainan jantung lain

 

2.2

Anatomi Patent Ductus Arteriosus

Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan aliran darah  pulmonal (arteri pulmonalis) ke aliran darah sistemik (aorta) dalam masa kehamilan (fetus). Hubungan ini ( shunt ) diperlukan oleh karena sistem respirasi fetus yang  belum bekerja di dalam masa kehamilan tersebut. Aliran darah balik fetus akan  bercampur dengan aliran darah bersih dari ibu (melalui vena umbilikalis) kemudian masuk ke dalam atrium kanan dan kemudian dipompa oleh ventrikel kanan kembali ke aliran sis sistemik temik melalui melalui duktus arteriosus arteriosus,, dan hanya sebagian sebagian yang diteruskan diteruskan ke  paru. Duktus Arteriosus adalah saluran yang berasal dari arkus aorta ke VI pada  janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta desendens. Pada bayi normal duktus tersebut menutup secara fungsional 10 – 15 jam setelah lahir dan secara anatomis menjadi ligamentum arteriosum pada usia 2 – 3 minggu. (Buku ajar  kardiologi FKUI, 2001 ; 227) Dindin Din ding g duktus duktus arteri arteriosu osuss teruta terutama ma ter terdir dirii dari dari lapisa lapisan n otot otot polos polos (tunik (tunikaa media) yang tersusun spiral. Diantara sel-sel otot polos terdapat serat-serat elastin yang membentuk lapisan yang berfragmen, berbeda dengan aorta yang memiliki lapisan elastin yang tebal dan tersusun rapat ( unfragmented ). ). Sel-sel otot polos pada du dukt ktus us

arte arteri rios osus us

se sens nsit itif if

te terh rhad adap ap

medi mediat ator or

vasodi vasodila lato torr

pr pros osta tagl gland andin in

da dan n

vasokonstriktor (pO2). Setelah persalinan terjadi perubahan sirkulasi dan fisiologis yang dimulai segera segera setelah setelah eliminasi eliminasi plasenta dari neonatus. neonatus. Adanya perubahan

 

tekanan, tekana n, sirkulasi sirkulasi dan meningkatnya meningkatnya pO2 akan menyebabkan penutupan spontan duktus arteriosus dalam waktu 2 minggu.

2.3

Etiologi Patent Ductus Arteriosus

Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara  pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :

1.

Faktor Prenatal :

a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.  b. Ibu alkoholisme. c. Umur ibu lebih dari 40 tahun. d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan insulin. e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu. f. Bayi yang lahir prematur (kurang dari 37 minggu).  

2.

Faktor Genetik :

a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.  b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan. c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down. d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain (Buku (Bu ku Ajar Ajar Kepera Keperawat watan an Kardio Kardiovas vaskul kuler, er, Pusat Pusat Keseha Kesehatan tan Jantun Jantung g dan Pembuluh Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109)

2.4

Patofisiologi Patent Ductus Arteriosus

Patent Ductus Arteriosus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya terbukanya duktus arteriosus arteriosus setela set elah h lahir, lahir, yang yang menyeb menyebabka abkan n dialir dialirkann kannya ya darah darah secara secara langsu langsung ng dari dari aorta aorta ( tekanan lebih tinggi) ke dalam arteri pulmonal (tekanan lebih rendah). Aliran kiri ke kanan ini meneyebabkan resirkulasi darah beroksigen tinggi yang jumlahnya semakin  banyak dan mengalir ke dalam paru, serta menambah beban jantung sebelah

 

kiri.Usaha tambahan dari ventrikel kiri untuk memenuhi peningkatan kebutuhan ini menyebabkan pelebaran dan hipertensi atrium kiri yang progresif. Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan vena dan kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya edema paru. Edema paru ini menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia, dan terjadi kontriksi arteriol paru yang progresif. Akan terjadi hipertensi pulmoner  dan gagal jantung kanan jika keadaan ini tidak dikoreksi melalui terapi medis atau  bedah. Penutupan PDA terutama tergantung pada respon konstriktor dari duktus terhadap tekanan oksigen dalam darah. Faktor lain yang mempengaruhi penutupan duktus dukt us adalah adalah pengar pengaruh uh kerja kerja prosta prostalgl lglandi andin, n, tah tahana anan n pulmon pulmoner er dan sistem sistemik, ik,  besarnya duktus, dan keadaan si bayi (prematur atau cukup bulan). PDA lebih sering terd terdap apat at pada pada ba bayi yi prem premat atur ur da dan n ku kura rang ng dapat dapat di dito tole lera rans nsii ka kare rena na mekan mekanis isme me kompensasi jantungnya tidak berkembang baik dan pirai kiri ke kanan itu cenderung lebih besar. Pada bayi premat prematur ur (kuran (kurang g dari dari 37 minggu) minggu) duktus duktus dipert dipertahan ahankan kan tet tetap ap terbuk terbukaa oleh oleh prosta prostagla glandi ndin n yang yang kadarny kadarnyaa masih masih tinggi tinggi,, karena karena memang memang belum belum waktun wak tunya ya bayi lahir. lahir. Karena Karena itu itu duktus duktus art arteri eriosu osuss persis persisten ten pada bayi bayi premat prematur  ur  dianggap diangg ap sebagai sebagai development developmental al patent ductus arteriosus arteriosus,, bukan struktural struktural patent ductus arteriosus seperti yang terjadi pada bayi cukup bulan. Pada bayi prematur  dengan penyakit membran hialin (sindrom gawat nafas akibat kekurangan surfaktan), ductus arteriosus arteriosus persisten persisten sering sering bermanifes bermanifestasi tasi setelah setelah sindrom sindrom gawat nafasnya membaik. Pada ibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1) akan meningka meningkatt yang yang disert disertai ai dengan dengan faktor faktor nekrosi nekrosiss tumor tumor yang dapat meningkatkan resiko pembukaan duktus arteriosus. a rteriosus.

2.5

Manifestasi Klinis Patent Ductus Arteriosus

Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalahmasalah lain yang berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda kelebihan beban ventrikel tidak terlihat selama 4 – 6 jam sesudah lahir.

 

Bayi dengan PDA kecil mungkin asimpt asimptomati omatik, k, bayi dengan PDA lebih besar dapat menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya :

1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung 2. Machinery mur-mur persisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar  di tepi sternum kiri atas)

3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)

4. Takhikardia (denyut apeks lebih dari 170), ujung jari hiperemik  5. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal. 6. Infeksi saluran nafas berulang, mudah lelah 7. Apnea 8. Tachypnea 9.  Nasal flaring 10. Retraksi dada 11. Hipoksemia 12. Peningkatan kebutuhan ventilator (sehubungan dengan masalah paru) (Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376)

Jika PDA memiliki lubang yang besar, maka darah dalam jumlah yang besar akan membanjiri paru-paru. Anak tampak sakit, dengan gejala berupa:

1. Tidak mau menyusu 2. Berat badannya tidak bertambah 3. Berkeringat 4. Kesulitan dalam bernafas 5. Denyut jantung yang cepat. Timbulnya Timbu lnya gejala gejala tersebut tersebut menunjukkan menunjukkan telah terjadinya gagal terjadinya gagal jantung kongestif , yang seringkali terjadi pada bayi prematur.

2.6

Pemeriksaan Diagnostik Patent Ductus Arteriosus

 

1. Analisis gas darah arteri a. Biasanya menunjukkan kejenuhan yang normal karena paru overcirculation.  b. Ductus arteriosus arteriosus besar dapat menyebabkan hypercarbia hypercarbia dan hypoxemia hypoxemia dari CHF CH F da dan n ruang ruang udara udara pe penya nyaki kitt (a (ate tele lekt ktas asis is at atau au in intr tra-a a-alv lveol eolar ar ca cair iran an /  pulmonary edema).

c. Dalam kejadian hipertensi arteri pulmonal persisten (terus-menerus sirkulasi  janin); kanan-ke-kiri kanan -ke-kiri intracardiac shunting darah, d arah, aliran darah paru p aru berkurang dengan dihasilkannya hypoxemia, sianosis, dan mungkin acidemia hadir.

2. Fo Fotto

thor thorak ak.. Atr Atrium ium

dan dan

vent ventri rika kael el

ki kirri

mem membes besar

secar ecaraa

sig igni nifi fika kan n

(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat

3. Ekhokardiografi. Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada  bayi lebih dari 1,0 pada bayi patern(disebabkan oleh peningkatan volume atriu kiri sebagai akibat dari paru kiri ke kanan). kan an). 4. Pemer Pemeriksaa iksaan n dengan Doppler Doppler berwarna, berwarna, untuk mengevaluas mengevaluasii aliran aliran darah dan arahnya.

5. EK EKG. G. se sesu suai ai ying yingka katt kepar keparah ahan an,, pada pada PDA PDA ke keci cill ti tida dak k ada ab abno norm rmal alit itas as,, hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.

6. Kateterisasi jantung. Untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO atau Doppler  yang meragukan bila ada defek tambahan lain.

7. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Perkembangan lebih lanjut dari penyakit ini tergantung pada volume dan tekanan hubungan. 

Volume = tekanan / perlawanan

Volume Vol ume suara suara tinggi tinggi menghas menghasilk ilkan an peningka peningkatan tan tekanan tekanan art arteri eri paru-p paru-paru aru pada pada akhirnya menghasilkan perubahan endotel dan otot dalam dinding pembuluh darah. Perubahan Peruba han ini mungkin akhirnya akhirnya menyebabkan menyebabkan penyakit paru obstrukti obstruktiff vaskular  vaskular  (PVOD), suatu kondisi perlawanan terhadap aliran darah paru yang mungkin tidak  dapat diubah dan akan menghalangi perbaikan definitif.

 

2.7

Penatalaksanaan Patent Ductus Arteriosus

1. Medikamentosa 

Tidak diperlukan pembatasan aktivitas tanpa adanya hipertensi pulmonal.



Padaa bayi premat Pad prematur ur diberi diberikan kan anti-p anti-pros rostag taglan landin din misaln misalnya ya indome indometas tasin in selama 5 hari.



Indome Ind ometas tasin in tidak tidak efekti efektiff untuk untuk menutu menutup p PDA pada pada bayi cukup cukup bulan bulan karena terbukanya duktus bukan disebabkan oleh prostaglandin.



Dipertimbangkan pemberian profilaksis SBE pada PDA besar.

2. Invasif  Penutup Penu tupan an PDA melalu melaluii katete kateteris risasi asi dapat dapat dipert dipertimb imbangk angkan. an. Penggun Penggunaan aan stainless coil untuk menutup PDA diindikasikan untuk diameter < 2,5 mm dengan residual shunt rate 5 – 10%. Komplikasi tindakan ini adalah leakage, emboli coil ke perifer, hemolisis, stenosis LPA, oklusi femoralis.

3. Bedah 

Tindakan bedah adalah ligasi atau divisi PDA melalui torakotomi kiri.



Angka mortalitas < 1 %

Jika pada saat bayi berusia beberapa minggu terjadi gagal jantung, maka segera dilakukan pembedahan. Jika gejalanya hanya berupa murmur, maka pembedahan  biasanya dilakukan pada saat anak an ak berusia 1 tahun. Jika tidak ada gejala, pembedahan ditunda sampai anak berumur 6 bulan – 3 tahun. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi PDA, yang pemilihannya tergantung kepada berbagai faktor :

1.

PDA kecil dalam jangka penuh bayi mungkin secara spontan menutup tanpa intervensi. PDA besar tidak mungkin untuk menutup.

2.

Pasien Pas ien dengan dengan CHF membut membutuhka uhkan n ter terapi api medis medis untuk untuk CHF dii diikut kutii dengan dengan  prosedur definitif untuk menutup PDA baik oleh pembedahan atau kateterisasi.

3.

Bedah perbaikan direkomendasikan untuk pasien dengan PDA kecil sampai  besar karena risiko endokarditis. Komplikasi ligasi bedah sebagian besar terkait

 

dengan den gan torako torakotom tomii latera laterall kiri. kiri. Bedah Bedah angka angka kesaki kesakitan tan dan kemati kematian an dapat dapat diaba diabaik ikan, an, da dan n awal awal kompl komplik ikas asii pasca pascabed bedah ah ya yang ng be berh rhub ubun ungan gan de denga ngan n komplikasi lain lahir prematur.

4.

Profilaksi Profi laksiss untuk infeksi infeksi endokarditi endokarditiss (subakut (subakut bakteri bakteri endokarditi endokarditiss [SbE]) harus diikuti pada saat-saat saat-saat diperkirak diperkirakan an risi risiko ko (bakteremi (bakteremia) a) sampai pasien dapat mengalami mengalami perbaikan. perbaikan. (Khusus (Khusus rekomendasi rekomendasi untuk antibioti antibiotik k profilaksi profilaksiss dapat ditemukan di setiap arus penyakit penyak it infeksi atau antibiotik referensi).

5.

Transfer ke pusat perawatan tersier adalah wajib bagi pasien dalam presentasi di  jerau extremis CHF sekali stabil dengan diuretik dan ventilasi tekanan positif, seperti yang ditunjukkan.

 

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN “PATENT DUCTUS ARTERIOSUS”

1. Pengkajian Pemberian Asuhan Keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan hubunga n kerjasama kerjasama dengan klien, klien, keluarga keluarga atau masyarakat masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. ( Carpenito, 2000, 2 ).

1) Anamnesa a. Identitas ( Data Biografi) PDA sering ditemukan pada neonatus, tapi secara fungsional menutup pada 24  jam pertama setelah kelahiran. Sedangkan secara anatomic menutup dalam 4 minggu pertama. PDA ( Patent Ductus Arteriosus) lebih sering insidens pada  bayi perempuan 2 x lebih banyak dari bayi laki-laki. Sedangkan pada bayi  prematur diperkirakan sebesar 15 %. PDA juga bisa diturunkan secara genetik  dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

 b. Keluhan Utama Pasien dengan PDA biasanya merasa lelah, sesak napas.

c. Riwayat penyakit sekarang Pada pasien pasien PDA, PDA, biasan biasanya ya akan diawal diawalii dengan dengan tandatanda-tan tanda da respir respirato atory ry distre dis tress, ss, dispne dispnea, a, tacipn tacipnea, ea, hipert hipertrop ropii ventri ventrikel kel kiri, kiri, ret retrak raksi si dada dan hiposekmia.

d. Riwayat penyakit terdahulu Perlu ditanyakan apakah pasien lahir prematur atau ibu menderita infeksi dari rubella.

e. Riwayat penyakit keluarga

 

Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit PDA karen kar enaa PDA PDA juga juga bisa bisa ditu dituru runka nkan n se seca cara ra genet genetik ik da dari ri or oran ang g tu tuaa ya yang ng menderita penyakit jantung bawaan atau juga bisa karena kelainan kromosom.

f. Riwayat Psikososial Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaimana perilaku anak  terhada terhadap p tindak tindakan an yang dilaku dilakukan kan ter terhad hadap ap diriny dirinya, a, per perkem kemban bangan gan anak, anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.  

2) Pemeriksaan Fisik (ROS : Review of System) a. Pernafasan B1 (Breath)  Nafas cepat, sesak nafas ,bunyi tambahan ( marchinery murmur ),adanyan otot bantu nafas saat inspirasi, retraksi.

 b. Kardiovaskuler B2 ( Blood) Jantung membesar, hipertropi ventrikel kiri, peningkatan tekanan darah sistolik, edema tungkai, clubbing finger, sianosis.

c. Persyarafan B3 ( Brain) Otot muka tegang, gelisah, menangis, penurunan kesadaran.

d. Perkemihan B4 (Bladder) Produksi urin menurun (oliguria).

e. Pencernaan B5 (Bowel)  Nafsu makan menurun (anoreksia), porsi makan tidak habis.

f. Muskuloskeletal/integument B6 (Bone) Kemampuan pergerakan sendi terbatas, kelelahan.

2. Analisa Data  No 1.

Data

Data Subjektif : Pasien Pas ien gelisa gelisah, h, rewel, rewel, dan

Etilologi Terbukanya ductus arteriosus

Masalah

Penurunan curah  jantung

 

menangis Dialirkannya darah dari

Data Objektif :  

Denyut nadi naik (> (> 170

descenden) ke tekanan

x/menit)  

tekanan tinggi(aorta

yang lebih kecil (arteri

Tachyepne

 

Suara jantung tambahan (Machinery mur-mur  persisten)

 pulmonalis)

Resirkulasi darah  beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑

2.

Curah jantung turun Dialirkannya darah dari

Data Subjektif: Pasien Pas ien kesuli kesulitan tan bernaf bernafas, as, sesak nafas

tekanan tinggi(aorta descenden) ke tekanan yang lebih rendah (arteri

Data Objektif :

 pulmonalis)

 

RR ( > 30 – 40x/menit) 4 0x/menit)

 

BGA tidak normal

 

Adanya hidung

napas

Resirkulasi darah cuping  beroksigen dari aorta ke arteri pulmonalis

Beban ventrikel kiri ↑ Pelebaran dan hipertensi vertikel kiri

Tekanan vena dan kapiler pulmonar naik 

Gangguan  pertukaran gas

 

Edema paru

Penurunan difusi oksigen

Gangguan pertukaran gas 3.

Data Subjektif: Pasi Pasien en rewel wel

Curah jantung turun tidak idak mau

makan dan minum Data Objektif:  

Perubahan  pertumbuhan dan  perkembangan

Suplai oksigen ke  jaringan berkurang

Berat badan turun

 

Status gizi buruk 

Pemecahan glukosa oleh O2 menjadi terganggu

Pembentukan energi  berkurang

Lemah, lesu

Anoreksia

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan 4.

Data Subjektif:

Edema paru

Perubahan nutrisi

 

Pasien

gelisah

dan

menangis

Penurunan difusi

kurang dari kebutuhan tubuh

oksigen Data Objektif : Antrop Ant ropome ometri tri::

 

penuru penurunan nan

Hipoksia

 berat badan Biokimia : Hb dan albumin  pemecahan glukosa oleh

 

O2 untuk pembuatan

menurun Klin Klinik ik : pe peru ruba baha han n ku kuli litt

 

energi ↓

mukosa oral (bengkak dan lemah, gelisah

kemerahan). Diet : makan tidak habis, nafsu makan menurun  

Anoreksia

5.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gagal jantung kongestif  Resiko infeksi

Data Subjektif: Demam, rewel

Pasien gelisah, stress Data Objektif:  

Jumlah limfosit meningkat

Hipertermi (> 36-370 C), kulit memerah, frekwensi nafas meningkat, kulit hangat bila disentuh, takikardi Data Subjektif :

Respon imun menurun

 

6.

Oran Or ang g

tua tua

ce cem mas as,,

tidak  dak 

Resiko infeksi

PDA (Patent Ductus Arteriosus)

tenang, dan emosinya labil Data Objektif:

Dampak hospitalisasi

Menarik diri

 pada anak 

 

Kecemasan orang tua

 

Tidak ikut bersedia dalam melakukan proses keperawatan  

Anak menangis dan ketakutan

Kecemasan pada orang tua

Diagnosa Keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malforasi jantung 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongesti pulmonal 3. Peru Peruba baha han n

pe pert rtum umbu buha han n

da dan n

pe perk rkem emba bang ngan an

be berh rhub ubun unga gan n

de deng ngan an

ti tida dak  k 

adekuatnya suplay oksigen dan zat nutrisi ke jaringan

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan 5. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunya status kesehatan 6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi.  

3. Intervensi Keperawatan

1. Penurunan Curah jantung b.d malformasi jantung. Tujuan : Mempertahankan curah jantung yang adekuat Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda membaiknya curah jantung

Intervensi 1. Obse Observ rvas asii ku kual alit itas as da dan n ke keku kuat atan an

de deny nyut ut

ja jant ntun ung, g,

na nadi di

1.

Rasional Permulaan gangguan pada jantung

akan ada perubahan tanda-tanda vital,

pe peri rife fer, r,

semuanya harus cepat dideteksi untuk 

warna dan kehangatan kulit.

 penanganan lebih lanjut. 2. Tegakkan

derajat

sianosis

(sirk (sirkumo umoral ral,, membra membran n mukosa mukosa,,

2.

Pucat

menunjukkan

adanya

 penurunan perfusi sekunder terhadap

 

clubbing).

ketid ket idak ak ad adeku ekuat atan an cu cura rah h

ja jant ntung ung,,

vasokonstriksi dan anemia.

3. Monitor (gel (gelis isah ah,,

tanda-tanda ta taki kikar kardi di,,

CHF

3.

ta tach chyp ypnea nea,,

Deteksi

dini

untuk

mengetahui

adanya gagal jantung kongestif.

sesak, ses ak, mudah mudah lelah, lelah, perior periorbit bital al edema,

oliguria,

dan

hepatomegali). 4. Pemb Pember eria ian n digo digoxi xin n se sesu suai ai orde order, r, deng dengan an

meng menggu guna naka kan n

4.

Obat ini dapat mencegah semakin memburuknya keadaan klien.

tekni eknik  k 

 pencegahan bahaya toksisitas. 5. Berikan

pengobatan

untuk   5.

anti

afterload

mencegah

terjadinya vasokonstriksi.

menurunkan afterload. 6. Berika Berikan n diure diuretik tik sesuai sesuai indika indikasi. si.

Obat

6.

Di Diur uret etik ik be bert rtuj ujua uan n unt untuk uk menu menuru runk nkan an vo volu lume me

pl plas asma ma

da dan n

menu menuru runk nkan an

ret retens ensii cairan cairan di jar jaring ingan an sehing sehingga ga menurunkan risiko terjadinya edema  paru.

2. Gangguan pertukaran gas b.d kongesti pulmonal. Tujuan : Mengurangi adanya peningkatan resistensi pembuluh paru. Kriteria hasil : Anak akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru Intervensi 1. Obser bserva vassi kual kualiita tass dan dan keku kekuat atan an

denyut jantung, nadi perifer, warna

Rasional 1. Unt Untuk mem memudah udahka kan n pas pasien dala dalam m

 bernapas.

dan kehangatan kulit. 2. Atur pos osiisi anak dengan posisi

2. Agar Agar aanak nak tidak tidak tert tertula ularr iinfe nfeksi ksi yang

 

akan memperburuk keadaan.

fowler. 3. Hindari

anak

dari

orang

yang

3.

Menurunkan

keb ebu utuh uhaan

oksigen

dalam tubuh.

terinfeksi.

4. Mem Membant bantu u kl klie ien n unt untuk memen emenuh uhii

4. Beri Berika kan n istir istirah ahat at yang yang cukup cukup

oksigenasinya. 5. Berika Berikan n oksig oksigen en jika jika ada indika indikasi si

5.

Untuk

deteksi

dini

terjadinya

gangguan pernapasan

3. Peruba Perubahan han pertumbuhan pertumbuhan dan perkembangan perkembangan b.d tidak adekuatnya adekuatnya suplai suplai oksigen oksigen dan zat nutrisi ke jaringan. Tujuan : Memberikan support untuk tumbuh kembang Kriteria hasil: Anak akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan.

Intervensi 1. Kaji Kaji ting tingkat kat tumbuh tumbuh kemban kembang g anak. anak.

Rasional 1. Memantau masa tumbuh ke keb bang

anak  2. Beri Berika kan n st stim imul ulas asii tumb tumbuh uh kemban kembang, g, kativitas bermain, game, nonton TV,

2. Agar

anak

bisa

tumbuh

dan

 berkembang sebagaimana mestinya.

 puzzle, nmenggambar, dan lain-lain sesuai kondisi dan usia anak.

3. Libatkan

keluarga

membe emberi rika kan n dirawat.

agar

sti stimul mulas asii

tetap se sellama ama

3. Anggota

keluarga

 pengaruhnya  pertumbuhan

sangat

terhadap dan

 perkembangan anak-anak 

besar  proses juga

 

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelelahan pada saat makan dan meningkatnya kebutuhan kalori. Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nafsu makan timbul kembali dan status nutrisi terpenuhi. Kriteria hasil :

a. Status nutrisi terpenuhi  b.  Nafsu makan klien timbul kembali c. Berat badan normal d. Jumlah Hb dan albumin normal Intervensi

Rasional 1. Mengetahui kekurangan

1. Kaji Kaji pe peme menu nuha han n ke kebu butu tuha han n nu nutr tris isii klien. 2. Mencatat

intake

dan

klien.

output 2. Mengetahui

makanan klien.

nutrisi

perkembangan

 pemenuhan nutrisi klien.

3. Kola Kolabo bora rasi si denga dengan n ah ahli li gizi gizi un untu tuk  k  3. Ah Ahli li gi gizi zi ad adal alah ah spes spesia iali lisa sasi si da dala lam m membantu memba ntu memilih memilih makanan makanan yang

il ilm mu

da dapa patt meme memenu nuhi hi kebut kebutuha uhan n gizi gizi

memi me mili lih h

selama sakit.

keadaan sakitnya, usia, tinggi, berat

gi gizi zi yang yang mem membant bantu u maka makana nan n

se sesu suai ai

kl kliien de deng ngan an

 badannya.

4. Manganjurkn

makan

sedikit- 4. Dengan

sedikit tapi sering.

mengurangi

sedikit

tapi

sering

penekanan

yang

 berlebihan pada lambung.

5. Resiko infeksi b.d menurunnya status kesehatan. Tujuan : Mencegah resiko infeksi Kriteria hasil : Anak tidak akan menunjukkan tanda-tanda infeksi Intervensi 1. Pantau tanda-tanda vital

Rasional 1. Jika ada peningkatan tanda-tanda vital

 

 besar kemungkinan adanya gejala infeksi infek si karena tubuh berusaha intuk  melawan mikroorganisme asing yang masu ma suk k

maka maka

te terj rjad adii

pe peni ning ngka kata tan n

tanda vital. 2. Lakukan

perawatan

terhadap 2. Untuk

 prosedur inpasif seperti infus, kateter,

mengur uraangi

risiko

inf nfeeksi

nosokomial.

drainase luka, dll. 3. Jika

ditemukan

tanda

infeksi 3. Penurunan

Hb

kolaborasi untuk pemeriksaan darah,

 jumlah

seperti Hb dan leukosit.

memb me mbukt uktik ikan an

4. Kolaborasi

untuk

pemberian

antibiotik,

leukosit

dan

peningkatan dari

ad adany anyaa

normal

ta tand nda-t a-tan anda da

infeksi. 4. An Anti tibi biot otik ik menc menceg egah ah pe perk rkem emba bang ngan an mikroorganisme patogen.

6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan hospitalisasi. Tujuan: kecemasan menurun. Kr Krit iter eria ia ha hasi sil: l: Or Oran ang g tua tua ta tamp mpak ak te tenan nang g ,ora ,orang ng tu tuaa ti tida dak k be bert rtan anyaya-ta tanya nya lagi,orangtua berpartisipasi dalam proses perawatan.

Intervensi 1. Kaji Kaji tingka tingkatt penget pengetahua ahuan n orang orang tua. tua.

Rasional 1. Pengetahuan orang

mempengaruhi

tua

persepsi

akan dan

tingkahlakunya pada anak. Deng ngan an men enge gettahui ahui kond kondiisi an anak akny nya, a, 2. Beri Beri penjel penjelasa asan n tentang tentang keada keadaan an bayiny bayinya. a. 2. De akan mengurangi kecemasan orang tua. 3. Libatka kan n

keluarga

dalam

Akan an membu embuat at or oran ang g tua nyam nyaman an dan dan per eraawatan 3. Ak

 

lebih tenang jika senantiasa dekat dengan

 bayinya.

anaknya. Duku kung ngan an dan kasih kasih sayan sayang g or oran ang g tu tuaa 4. Beri Berika kan n su supp ppor ortt dan reinf reinfor orcem cemen entt at atas as 4. Du apa yang dapat dicapai oleh orang tua. 5. Latih

orang

tua

tentang

akan mempercepat kesembuhan anak.

Deng ngan an mena menamb mbah ah pe peng nget etah ahua uan n or oran ang g cara-cara 5. De

 perawatan bayi dirumah sebelum bayi

tua dal dalam pera perawa wattan an anak akny nyaa

 pulang.

memp me mper ermu mudah dah pr pros oses es pe pera rawa wata tan n da dan n  penyembuhan anak.

4. Implementasi Implementasi dapat dilaksanakan sesuai dengan intervensi setiap diagnosa yang diangkat diangk at dengan memperhatikan memperhatikan kemampuan kemampuan pasien pasien dalam mentolerir mentolerir tindakan tindakan yang akan dilakukan.

5. Evaluasi Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi adalah ada lah kegiata kegiatan n yang yang dilakuk dilakukan an secara secara terus terus meneru meneruss dengan dengan meliba melibatkan tkan pasien pasien,,  perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk  menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak  dan untuk melakukan pengkajian ulang. Evaluasi pada klien dengan PDA, yaitu : 1. Anak akan menunju menunjukkan kkan tanda-t tanda-tanda anda membai membaiknya knya curah curah jantung jantung 2. Anak Anak ak akan an menu menunj njuk ukka kan n ta tand ndaa-ta tand ndaa ti tida dak k ad adan anya ya pe peni ning ngka kata tan n re resi sist sten ensi si  pembuluh paru 3. Anak akan akan tumbuh tumbuh sesuai sesuai dengan kurva pertum pertumbuhan buhan berat berat dan tinggi tinggi badan. badan. 4. Status Status nutrisi nutrisi terpenuhi, terpenuhi, nafsu nafsu makan makan klien timbul timbul kembali, kembali, berat berat badan normal, normal,  jumlah Hb dan albumin normal 5. Anak Anak tidak tidak akan menunj menunjukka ukkan n tanda-ta tanda-tanda nda infek infeksi si 6. Oran Orang g tua tua ta tamp mpak ak te tena nang ng ,ora ,orang ng tua tua ti tida dak k be bert rtan anya ya-t -tan anya ya la lagi gi,o ,ora rang ngtu tuaa  berpartisipasi dalam proses perawatan

akan akan

 

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

 

Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah besar pulmonal. Kondisi ini sering ditemui pada bayi yang lahir prematur namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada bayi cukup bulan. Duktur arteriosus umumnya menutup 12-24 jam setelah bayi lahir dan mencapai  penutupan sempurna pada usia 3 minggu. Apabila duktus tersebut masih terbuka,  penutupan spontan 75% dapat terjadi sampai bayi berusia 3 bulan. Lebih dari 3  bulan, penutupan spontan sangat jarang terjadi. Geja Ge jala la da dari ri PDA PDA te terg rgan antu tung ng da dari ri be besa sarn rnya ya ke keboc bocor oran, an, ap apab abil ilaa Dukt Duktus us Arteriosus (DA) kecil mungkin saja tidak menimbulkan gejala, apabila DA sedang sampai besar dapat mengalami batuk, sering infeksi saluran pernapasan, dan infeksi  paru. Apabila DA besar, maka gagal jantung serta gagal tumbuh dapat dap at terjadi. Pada PDA manapu manapun n juga, juga, penutu penutupan pan baik baik dengan dengan operasi operasi maupun maupun katete kateteris risasi asi (tanpa (tanpa operasi) sebaiknya dilakukan mempertimbangkan risiko terinfeksinya jantung akibat kelain kel ainan an ini. ini. Apabil Apabilaa tetap tetap tidak tidak ditang ditangani ani,, dapa dapatt ter terjad jadii kemungk kemungkina inan n ris risiko iko kematian 20% pada usia 20 tahun, 42% pada usia 45 tahun, dan 60% pada usia 60 tahun.

3.2

Saran

Dihara Dih arapkan pkan dapat dapat menjad menjadii acuan acuan bagi bagi pembaca pembaca ter teruta utama ma perawa perawatt dalam dalam membuat asuhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC, Jakarta.

 

Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta. Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume 3, EGC, Jakarta.

 

Pathway Penyakit jantung bawaan diri orang tua, kelainan kromosom

Ibu Terinfeksi Rubella, usia saat hamil >40 tahun, ibu mengkonsumsi obat penenang, DM Premature

Faktor parental

Faktor genetik 

Paten duktus arterioosus Penurunan aliran darah ke sirkulasi sistemik 

Penurunan Curah Jantung

Darah dari arteri yang  bertekanan tinggi melalui PDA

Shunting dari kiri ke kanan (dari aorta ke a.  pulmonalis

Stimulasi saraf simpatik  untuk meningkatkan HR 

Shuting dari kanan ke kiri (dari a.Pulmonalis ke aorta

Takikardi Peningkatan kerja ventrikel kiri

Peningkatan aliran darah arteri pulmonalis

Mur-mur sistolik 

Tekanan paru >aorta Hypertrophy ventrikel kiri

Hipertensi pulmonal

Peningkatan aliran darah ke artrium kiri melalui katup mitral

Beban ventrikel kanan meningkat

Hypertrophy ventrikel kanan Mur-mur mid diastolik  Aliran darah ke ventrikel kiri menyebabkan  peningkatan kerja ventrikel kiri

Respirasi anaerob meningkat

 

lanjutan Shunting dari kiri ke kanan (dari aorta ke a.  pulmonalis Peningkatan aliran darah arteri pulmonalis

Pencampuran darah yang teroksigenasi dengan yang  belum teroksigenasi Shuting dari kanan ke kiri (dari a.Pulmonalis ke aorta

Mur-mur sistolik  Tekanan paru >aorta

Hipertensi pulmonal Peningkatan aliran darah ke artrium kiri melalui katup mitral

Penurunan oksigen ke sirkulasi sistemik  Penurunan perfusi oksigen ke sel Gangguan perfusi  jaringan

Takipnea

Beban ventrikel kanan meningkat Hypertrophy ventrikel kanan

Mur-mur mid diastolik 

Gangguan pola nafas

Sesak nafas

Susah makan dan minum Respirasi anaerob meningkat

Aliran darah ke ventrikel kiri

Kompensasi O2 Dengan napas cepat

 Nutrisi ke sel menurun

Sistem  pertahanan tubuh

menyebabkan peningkatan kerja ventrikel kiri

menurun

Pembentukan energy menurun BB dan TB menurun Kelelahan Kurang aktif

Gangguan tumbuh kembang

Gangguan intake nutrisi
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF