Tugas IPDV-Digesti 2
October 23, 2017 | Author: Vida Ulyl | Category: N/A
Short Description
Download Tugas IPDV-Digesti 2...
Description
TUGAS ILMU PENYAKIT DALAM II
Disusun Oleh :
ANNISA’ M. 060810232
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011
TUGAS IPDV II SISTEM DIGESTI
Page 1
1. Ada berapa macam tipe diare usus halus. Jelaskan dan berikan masing-masing 2 contoh kasusnya ? a. Diare osmotik Diare osmotik terjadi bila ada asupan makanan, penyerapan yang berkurang, solute osmotik aktif dalam lumen yang melampaui kapasitas resorpsi kolon. Kandungan air feses meningkat sebanding dengan jumlah solut. Diare osmotik ditandai keluhan yang berkurang saat puasa dan menghentikan agen penyebab. Contoh kasus : a. Osmotik laxative, malabsorbsi karbohidrat b.
Penyakit-penyakit yang menyerang dinding mukosa intestinal halus misalnya, enteritis viral akut, atrophy villie pada enteropathy kronis, degradasi bakteri sehingga mengakibatkan malabsorbsi.
b. Diare Sekretorik Diare sekretorik terjadi karena gangguan transportasi cairan dan elektrolit melewati mukosa enterokolik. Ditandai diare cair, dengan volume feses yang besar, tanpa rasa nyeri dan menetap dengan puasa. Contoh kasus : a. Inflamatory bowel disease (IBD) terdiri dari kolotis ulseratif, dan penyakit kronis, kolitis mikroskopis, dan divertikulitis. Vaskulitis, keracunan dan obat. b. Pertumbuhan flora intestinal yang berlebih sehingga merangsang peningkatan sekresi intestinal dan menghambat absorbsi NaCl. c. Diare Exudatif Diare exudatif terjadi akibat meningkatnya permeabilitas mukosa intestinal. Beberapa penyakit yang dapat meningkatkan permeabilitas mukosa intestinal antara lain adalah tukak (ulserasi), keradangan (inflamasi) dan infiltrasi sel radang pada mukosa intestinal. Kerusakan yang parah pada mukosa intestinal menyebabkan merembesnya cairan jaringan, protein serum, darah, mukus ke dalam lumen intestinal melalui lesi tersebut. Diare exudatif ditandai dengan terjadinya melena (feses berwarna hitam), hematochezia (feses dengan adanya TUGAS IPDV II SISTEM DIGESTI
Page 2
darah segar) dan gejala protein-losing enteropathy (kehilangan protein karena tidak berfungsinya intestinal).
Contoh kasus : a. Infeksi parvovirus b. Infeksi hookworm
d. Diare Dismotilitas Perubahan motilitas intestinal dapat menyebabkan diare sebagai konsekuensi dari peningkatan maupun penurunan waktu transit pada intestinal. Peningkatan kecepatan waktu transit dapat menyebabkan penurunan absorbsi cairan oleh intestinal. Contoh kasus : a. Chronic Bowel Disease b. Radang pada intestinal halus
2. Apa perbedaan melena dan hematochezia ? Melena adalah pengeluaran feses atau tinja yang berwarna hitam seperti ter dan berisi darah yang telah dicerna. Fesesnya dapat terlihat seperti mengkilat, berbau busuk dan lengket. Warna feses tergantung dari lamanya hubungan antara darah dengan asam lambung, besar kecilnya perdarahan, kecepatan perdarahan, lokasi perdarahan dan pergerakan usus. Melena biasanya menjadi indikasi adanya perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas misalnya pada kerongkongan, lambung dan duodenum. Hal inilah yang menyebabkan darah berwarna kehitaman karena darah ikut tercerna bersama makanan dan dipecah oleh enzim-enzim pencernaan juga asam lambung.
TUGAS IPDV II SISTEM DIGESTI
Page 3
Hematochezia adalah berak darah yang ditandai dengan keluarnya darah berwarna merah terang dari anus. Feses terdapat bercak darah pada permukaannya. Warna feses tergantung dari banyaknya lokasi dan tingkat keparahan perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah
terutama pada daerah kolon dan anus.
Hematochezia biasanya menjadi indikasi adanya perdarahan pada saluran pencernaan bagian bawah misalnya pada colon, rectum dan anus. Hal inilah yang menyebabkan darah masih tampak kemerahan karena tidak mengalami proses pemecahan oleh enzim-enzim pencernaan dan darah akan tampak pada permukaan dari feses saja.
TUGAS IPDV II SISTEM DIGESTI
Page 4
3. Apa saja perbedaan diare pada usus halus dan diare pada usus besar ? ( 14 perbedaan) No 1
2
Diare Usus Halus
Diare Usus Besar
Volume feses yang dikeluarkan Volume feses yang dikeluarkan banyak dengan frekuensi yang biasanya lebih sedikit dengan tinggi (meningkat) frekuensi yang sangat tinggi (normalberkurang) Sedikit meningkat dari normal, Sangat meningkat dari normal, bisa bisa sampai 3-4 kali dalam sehari lebih dari 6 kali dalam sehari
3
Konsistensi semisolid
4
Feses biasanya mengandung darah Feses biasanya ditemukan adanya yang berwarna hitam dan bercak darah di permukaan feses ditemukan menyeluruh (melena) (hematochezia)
5
Tidak terdapat mucus dalam feses
6
9
Produksi gas cukup tinggi Produksi gas rendah (terdengar gemuruh gas dari perut) Tidak disertai merejan Hewan seringkali merejan atau disebut tenesmus Tidak disertai rasa sakit saat Disertai rasa sakit saat defekasi defekasi (dyschezia) (dyschezia) Kadang-kadang muntah Kadang-kadang muntah
10
Ada penurunan berat badan
Jarang terjadi penurunan berat badan
11
Dehidrasi berat
12
Tidak terjadi steatorhoea
Jarang terjadi dehidrasi (kondisi hewan seringnya masih cukup segar dalam beberapa waktu) Terjadi steatorhoea
13
Fesesnya berlendir
Fesesnya tidak berlendir
14
Diagnosa dengan cara Diagnosa dengan cara pemeriksaan pemeriksaan feses, tes darah, feses, tes darah, palpasi daerah anus radiografi, USG dan endoskopi dan endoskopi yang disertai anastesia.
7 8
feses
TUGAS IPDV II SISTEM DIGESTI
berbentuk Konsistensi feses berbentuk solid
Terdapat mucus dalam feses
Page 5
View more...
Comments