Tugas Individu PKMD

January 31, 2019 | Author: Ishe Betriani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tugas Individu PKMD...

Description

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNIATAS PADA KELUARGA TN. A , An. N DENGAN IMUNISASI IMUNISASI TIDAK LENGKAP DI LINGKUNGAN KELURAHAN KELURAHAN CIPAYUNG RT. 07 RW 03 KECAMATAN CIPAYUNG JAKARTA TIMUR

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas

DISUSUN OLEH : ANIK WIDYA KUSUMANINGSIH NO. NPM 097100003

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULYAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

JAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Alloh SWT, atas segala Rahmat dan KaruniaNYA, penulis dapat menyelesaikan laporan praktek pembinaan peran serta masyarakat dalam lingkup pelayanan kebidanan di masyarakat Cipayung dalam rangka Praktek Asuhan Komunitas yang dilaksanakan di Lingkungan Kelurahan Cipayung Rt 07, RW 03 Kecamatan Cipayung Jakarta Timur. Laporan ini diajukan dalam ranka memenuhi salah satu Mata Kuliah Kebidanan Komunitas pada Program Studi D-III Kebidanan Universitas Respati Indonesia dan berisikan tentang Asuhan Kebidanan Komunitas yakni : Pembinaan salah satu keluarga yang bermasalah dalam bidang kesehatan, khususnya dari pelayanan kebidanan. Dengan segala kerendahan hati, maka pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan pembinaan keluarga di Cipayung RT : 07 , R W : 03 ini terutama kepada : 1. Prof. DR. H. ..........................., selaku Rektor Universitas Respati Indonesia. 2. Hadi............................., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan URINDO. 3. Ibu Yenni Arisanti, S.sIT, selaku ketua Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Respati Indonesia. 4. Dr ....................., selaku Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur. 5. Dr. ..................... , selaku Kepala Puskesmas kecamatan Cipayung., 6. Dr Ratna, selaku kepala Puskesmas kelurahan Cipayung. 7. Siti Jumhati, Am.Keb, SKM, selaku koordinator Praktek Asuhan Kebidanan komunitas. 8. Nani, Am. Keb, selaku pembimbing Praktek Asuhan kebidanan Komunitas. 9. .........., selaku ketua Rw 03 Kelurahan Cipayung. 10. .........., selaku ketua Rt 07 Kelurahan Cipayung, 11. Kader kesehatan atau kader posyandu dilingkungan Kelurahan Cipayung, Kecamatan Cipayung, jakarta Timur yang telah bekerjasama dalam menganggulangi masalah kesehatan ibu , anak dan Keluarga Berencana. 12. Masyarakat dilingkungan Kelurahan Cipayung, jakarta Timur. 13. Semua pihak dan teman-teman Program Studi Diloma III kebidanan , Fakultas Ilmu Kesehatan URINDO yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini sangat jauh dikatakan sempurna, Oleh karena itu semi kesempurnaanya , penulis mengharapkan kritikan dan saran-sarannya.

Akhir kata, penulis berdoa semoga laporan yang sedrhana ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan pembaca. Amin . Jakarta, 20 Februari Penulis DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................................... i KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii DAFTAR ISI .......................................................................................................................... V BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..... ............................................................................................. 1 B. Tujuan ... ............................................................................................................ 2 C. Manfaat ............................................................................................................. 3 D. Ruang Lingkup ................................................................................................... 3 E. Sistematika Penulisan ........................................................................................4 BAB II TINJAUAN TEORI A. Imunisasi ........................................................................................................... 5 B. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ............................................... 5 C. Jenis dan sifat vaksin ......................................................................................... 8 D. Kebijakan dan Strategi ....................................................................................... 17 BAB III TINJAUAN KASUS A. Identitas Keluarga ............................................................................................ 19 B. Sosial Ekonomi .................................................................................................. 21 C. Masalah Kesehatan Keluarga ............................................................................ 22 D. Prioritas Masalah .............................................................................................. 22 BAB IV PEMBAHASAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A, Kesimpulan ....................................................................................................... 26 B. Saran ................................................................................................................. 26 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian ibu karena kehamilan dan persalinan (AKI ) di Indonesia masih tinggi. Menurut survei dempgrafi kesehatan inodnesia ( SDTKI ) tahun 2003 Angka kematian ibu ( AKI ) di indonesia sebesar 307/1000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi ( AKB) tercatat 35/1000 kelahiran hidup , sedangkan menurut SDTKI tahun 2005 AKI di Indonesia sebesar 262/1000 kelahran hidup kemudian pada SDTKI 2006 j umlah AKI sebesar 253/1000 kelahiran hidup. ( www.farmacia.com ). Menurut SDTKI tahun 2002 , Angka Kematian ibu di Jakarta mencapai 373/100.000 kelahiran hidup ( www.temporiteraktif.com). Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective dan telah di selengggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Pencegahan /perlindungan terhadap penyakit infeksi dihubungkan dengan suatu kekebalan , yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif. Kekebalan aktif adalah perlindungan yang dihasilkan oleh system kekebalan seseorang itu sendiri. Jenis kekebalan ini biasanya menetap seumur hidup . Kekebalan pasif adalah perlindungan yang diberikan oleh zat-zat yang dihasilkan oleh hewan atau manusia yang diberikan kepada orang lain, biasanya melalui suntikan. Kekebalan pasif  sering memberikan perlindungan yang efektif , te tapi perlindungan ini akan menurun setelah beberapa minggu atau bulan. Sejak dimulainya program imunisasi di Indonesia pada tahun 1956, saat ini dikembangkan 7 ( tujuh ), jenis vaksin yaitu BCG, Campak, Polio, DPT, DT, TT dan Hepatitis B. Upaya imunisasi diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Upaya ini merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti paling cost effective. Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan di indonesia dinyatakan bebas darinpenyakit cacar sejak tahub 1974. ( DEPKES, 2006 ) Dengan upaya imunisasi pula, kita sudah dapat menekan penyakit polio dan sejak tahun 1995 tidak ditemukan lagi virus polio liar yang berasal dari indonesia ( indigenous ). Hal ini sejalan dengan upaya global untuk membasmi polio dengan Program Radikasi Polio ( RRAPO ).

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi ke dalam penyelenggaraan pelayanan yang bermutu dan effisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru ( Ro. Tavirus, japanese enchephalitis dan lain-lain ) . Perkembangan teknologi lain adalah menggabungkan beberapa  jenis vaksin sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi. ( DEPKES 2006 ). Dan uraian di atas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population immunity ( kekebalan masyarakat ) yang tinggi sehingga PD3I dapat di basmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat semakin effectif, bermutu dan ef fisien. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga TN.... dengan anak yang belum lengkap imunisasinya. 2. Tujuan Khusus a. Melakukan pengkajian data pada keluarga Tn..... dengan imunisasi tidak lengkap. b. Membuat perumusan masalah kesehatan pada keluarga Tn. ... dengan imunisasi tidak lengkap. c. Merencanakan tentang rencana imunisasi pada keluarga Tn. .... dengan imunisasi tidak lengkap. d. Merencanakan tindakan pada keluarga Tn.... dengan imunisasi tidka lengkap. e. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn. ... dengan imunisasi tidak lengkap. C. Ruang Lingkup Dalam praktek kebidanan komunitas ini penulis hanya akan membahas tentang  Asuhan kebidaan Pada Keluarga Tn. ... dengan imunisasi tidka lengkap di RT. 07 , RW. 03 Kelurahan Cipayung , Kecapamatan Cipayung , Jakarta Timur pada tanggal 20 - 24 Februari 2012.

D. Manfaat 1. Bagi mahasiswa

Dapat mengaplikasikan langsung ilmu yang diperoleh ddari pendidikan dan mencoba membantu masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan yang kita temukan di lingkungan tersebut. 2. Bagi Keluarga Meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan terutama kesehatan ibu dan anak serta dalam keluarga memberikan dapmpak positif terhadap masyarakat tersebut, sehingga derajad kesehatan masyarakat lebih meningkat. 3. Bagi Dinas terkait ( Puskesmas ) Membantu program Puskesmas , terutama dalam program promosi kesehatan melalui pemberian imunisasi dengan lengkap. 4. Bagi Institusi Pendidikan Meningkatkan wawasan, pengetauan tentang asuhan kebidanan komunikasi di daerah metropolitan ; sehingga dapat terwujud masyarakat yang lebih maju. E. Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan Studi kasus ini, penulis menyususn sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan terdiri dari latar belakang , tujuan, manfaat, ruang Lingkup dan sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Teori terdiri imunisai , penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi ( PD3I ), jenis dan sifat vaksin, kebijakan dan strategi, BAB III : Pengkajian kasus terdiri dari : identitas keluarga, sossial ekonomi, masalah kesehatan keluarga, prioritas masalah, BAB IV : Pembahasan BAB V : Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Lampiran-lampiran

Cegah dan Atasi Infeksi Telinga Tengah Pada Bayi

Infeksi telinga tengah merupakan salah satu penyakit yang bisa menyerang bayi baru lahir. Infeksi ini menyerang salah satu bagian telinga, yaitu telinga bagian tengah atau daerah sekitar gendang telinga.

Biasanya, timbulnya infeksi telinga tengah didahului oleh infeksi saluran napas atas, seperti radang tenggorokan atau flu. Rongga telinga tengah meradang dan mengalami penumpukan cairan di balik gendang t elinganya. Gejala-gejala yang tampak jika bayi mengalami infeksi telinga tengah, yaitu: y y y

Demam

tinggi Radang tenggorokan tidak berangsur pulih Bayi terlihat sering menarik-narik daun telinganya.

Cara mengatasi: y y

Sebisa y y

Segera

bawa bayi ke dokter untuk diberi obat yang tepat. Hindari mengorek-korek bagian dalam telinga bayi karena bisa mendorong kotoran masuk ke dalam, dan memperparah infeksi. Bila ingin membersihkan telinganya, cukup  bagian luarnya saja.

mungkin, cegah terjadinya infeksi telinga tengah dengan: Jaga

kesehatan bayi agar tidak terkena radang tenggorokan Setiap 6 bulan sekali, periksakan bayi ke dokter THT untuk mengecek kesehatan telinganya, untuk menghindari gangguan pendengaran.

Biasanya infeksi telinga tengah pada ba yi berlangsung lebih dari satu minggu. Ibu per lu waspada  bila keluar cairan dari telinga yang menandakan gendang telinga sudah mengalami kebocoran. Segera bawa bayi Anda ke dokter.

TELINGA Sakit-sakit

telinga, sumbatan-sumbatan telinga dan kondisisi-kondisi lainnya yang berhubungan dengan telinga adalah kejadian-kejadian yang umum, terutama pada anak-anak. Pada banyak  kasus-kasus, kondisi-kondisi alergi menyumbang pada terulangnya serangan (penyakit) dari  persoalan-persoalan yang berhubungan dengan telinga. Infeksi-infeksi telinga, atau otitis media, adalah umum diantara anak-anak. Prosedur-prosedur seperti pneumatic otoscopy dan tympanometry dapat digunakan untuk mendeteksi beberapa persoalan-persoalan telinga.

Infeksi-Infeksi Telinga Infeksi-infeksi telinga adalah kondisi-kondisi yang melibatkan dan seringkali peradangan dari area-area berbeda dari telinga. Mereka paling sering berasal dari infeksi virus, jamur dan bakteri. Pada kebanyakan kasus-kasus, infeksi-infeksi telinga adalah tidak serius dan hilang dengan sendirinya. Bagaimanapun, infeksi-infeksi bakteri dapat memerlukan perawatan dengan antibiotik-antibiotik. Dibiarkan tidak terawat, infeksi-infeksi ini dapat menjurus ke ko mplikasikomplikasi serius, terutama untuk anak-anak kecil. Infeksi-infeksi telinga dapat terjadi pada telinga luar, t engah dan dalam. Telinga luar ada lah  bagian telinga yang tampak. Itu termasuk keseluruhan bagian luar telinga (auricle), yang terdiri dari tulang rawan dan kulit, dan daun telinga. Telinga luar juga termasuk saluran telinga (jalan terus yang membawa suara dari luar tubuh ke gendang telinga). Gendang telinga (tympanic membrane) adalah suatu membran tipis yang berlokasi pada ujung paling dalam dari saluran telinga yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah.

Telinga tengah adalah ruangan kecil sebesar kacang polong berlokasi tepat dibelakang selaput gendang telinga. Itu secara normal terisis dengan udara yang masuk ke area itu melalui saluransaluran eustachian/eustachian tubes (kanal-kanal yang pergi dari belakang hidung dan tenggorokan menuju telinga tengah). Saluran-saluran eustachian (kadangkala disebut saluransaluran auditory) mencegah penumpukan tekanan didalam telinga-telinga. Mereka umumnya tetap tertutup, namun terbuka selama menelan dan menguap untuk mengimbangi tekanan udara  pada telinga tengah dengan tekanan udara diluar telinga. Telinga tengah juga mengandung tulang-tulang kecil yang mengirim getaran-getaran d ari selaput gendang telinga ke telinga dalam. Telinga dalam terdiri dari cochlea (struktur yang mengandung organ yang diperlukan untuk  mendengar) dan labyrinth (rongga-rongga saling berhubungan yang membantu memelihara keseimbangan). Syaraf yang berakhir pada telinga dalam merubah getaran-getaran suara kedalam signal-signal menuju ke otak yang mengizinkan terjadinya pendengaran. Kebanyakan infeksi-infeksi telinga terjadi pada telinga luar at au tengah ± infeksi-infeksi telinga dalam adalah jarang. Infeksi-infeksi telinga tidak menular. Bagaimanapun, infeksi-infeksi virus (seperti selesma, influensa) yang dapat mendahuluinya adalah menular dan dapat menjurus ke infeksi-infeksi telinga. Infeksi-infeksi telinga adalah lebih umum pada anak-anak daripada orang-orang dewasa karena saluran-saluran mereka lebih pendek dan sempit, membuat mereka lebih sulit untuk mengalir. Sebagai tambahan, jaringan adenoid (adenoid tissue) dibelakang tenggorokan lebih besar dan dapat menghalangi tabung-tabung eustachio. Dibiarkan

tak terawat, infeksi-infeksi telinga kadangkala dapat menyebabkan ko mplikasikomplikasi yang lebih serius. Ini dapat termasuk: y

y

y

y

y

y

Gendang telinga yang pecah . Dapat terjadi ketika gendang telinga berlubang disebabkan oleh tekanan cairan didalam telinga tengah. Setelah pecah, cairan mengalir  keluar dari kanal telinga, membebaskan tekanan dan nyeri didalam telinga tengah. Operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki lubang,walaupun lubang-lubang umumnya sembuh sendiri. Lubang-lubang jarang terjadi dan pendengaran umumnya tidak melemah. Infeksi-infeksi telinga tambahan . Infeksi-infeksi telinga tengah yang tidak dirawat dapat memecah gendang telinga, berakibat pada kebocoran nanah kedalam saluran telinga dan menyebabkan suatu infeksi telinga luar. Sebagai tambahan, infeksi-infeksi telinga luar yang tidak dirawat dapat berakibat pada terulangnya infeksi-infeksi. Cellulitis . Suatu infeksi kulit melingkupi telinga luar (external ear). Infeksi-infeksi telinga luar yang tidak dirawat atau tidak merespon pada perwatan dapat terulang dan menjurus ke cellulitis. Cholesteatoma . Penumpukan dari puing-puing selular (cellular debris) didalam telinga tengah. Ini umumnya adalah ak ibat dari infeksi-infeksi kronis telinga. Ia dapat menyebabkan kerusakan struktur-struktur didalam telinga tengah. K erusakan struktural didalam telinga . Tulang-tulang kecil dari telinga tengah dan struktur-struktur lain didalam telinga dapat menjadi rusak jika infeksi telinga tengah dibiarkan tidak terawat dan gagal untuk menghilang secara spontan. K ehilangan Pendengaran Permanen . Ini dapat terjadi jika ada kerusakan struktural  pada telinga tengah. Dapat juga terjadi dengan infeksi-infeksi telinga dalam. Anak-anak 

y

y

yang mengalami kehilangan pendengaran, bahkan untuk sementara , pada usia muda dapat mempunyai kesulitan-kesulitan dalam penerimaan bahasa dan perkembangan kemampuan bicaranya. Acute mastoiditis . Terjadi ketika infeksi telinga menyebar ke t ulang mastoid (mastoid  bone) dibelakang telinga-telinga. Komplikasi ini tidak umum dan umumnya berakibat dari infeksi telinga tengah. Meningitis . Infeksi yang menyebabkan peradangan dari membran-membran yang melindungi otak dan spinal cord. Ini dapat terjadi sebagai akibat dari suatu infeksi telinga dan adalah suatu kelainan serius yang berpotensi mematikan.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF