TUGAS GEOLOGI 2

November 7, 2017 | Author: Wey Chan Sibarani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tugas Geologi II...

Description

TUGAS II GEOLOGI TEKNIK ( Dosen :

Soetoto,Ir.,S.U )

Di Susun Oleh : RURI FEBRI R (12310114) No Urut : 21

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JANABADRA YOGYAKARTA 2014

I.

LANDASAN TEORI A. Stadia Daerah a. Pengertian Ketika sungai terbentuk dan mulai mengalir menuju base level, sungai akan memotong lembah, mengairi channel sungai, dan membentuk morfologi yang dilewatinya ( Tarbuck& Lutgens, 1984, hal 225 – 226 ). Pembentukan stadia daerah juga dipengaruhi oleh iklim daerah tersebut.Stadia daerah pada daerah yang beriklim humid / basah berbeda dengan stadia pada daerah arid / kering.

Daerah bertingkat erosi muda ditandai oleh 1.Relief bertambah dengan cepat, 2.Sungai-sungai belum berkembangluas 3. Sungai sungai dipisahkan oleh divides yang luas

Daerah bertingkat erosi dewasa ditandai oleh 1.Relief mencapai maksimum 2. Sungai sungai mulaiberkembang 3.Divides makin sempit.

Daerah bertingkat erosi tua ditandai oleh 1.Merendahnya puncak puncak divides 2.Relief daerah menjadi bergelombang lemah (undulating).

Permukaan bumi yang demikian disebut peneplain (hampirata). Apabila kemudian terjadi epirogenesis atau orogenesis, maka daerah yang terangkat ini akan tersayat atau tertoreh lagi oleh sungai sungai yang mengalir di daerah tersebut sehingga akan terjadi tingkat erosi daerah muda lagi. Proses ini disebut peremajaan atau "rejuvenation" Untuk dapat mempelajari sungai secara keseluruhan, kita harus mengetahui klasifikasi sungai secara genetika. Menurut Lobeck (1939, hal. 171) klasifikasi sungai tersebut terdiri atas : a. Sungai konsekuen Sungai yang mengalir searah dengan arah kemiringan lereng yang dilewatinya. Umumnya sungai konsekuen ini terdapat pada daerah yang mengalami peristiwa tektonik, misalnya uplifted dome, block mountain, dan daerah pesisir pantai.

Gambar 1. Pola Aliran Sungai konsekuen Sumber :rahmawatyarsyad1989.wordpress.com :rahmawatyarsyad1989.wordpress.com

b. Sungai subsekuen Adalah sungai yang mengalir mengikuti arah strike batuan atau arah jurus perlapisan batuan pada daerah dengan batuan yang kurang resisten, atau sungai yang mengalir mengikuti kekar – kekar dan sesar pada daerah dengan batuan yang kristalin.

c. Sungai obsekuen Merupakan sungai yang arah alirannya berlawanan arah dengan arah kemiringan perlapisan batuan, dan juga berlawanan arah dengan arah sungai konsekuen.Sungai obsekuen umumnya hanya pendek dengan gradien sungai yang curam, umumnya berupa anak sungai yang mengalir melewati tebing gunung yang curam atau escarpments. d. Sungai resekuen

Adalah sungai yang mengalir mengikuti arah jurus kemiringan batuan dan kemiringan lereng.Tetapi sungai resekuen terbentuk belakangan dan pada ketinggian yang lebih lebih rendah dengan besar kemiringan batuan lebih kecil daripada sungai konsekuen.Sungai resekuen umumnya terdapat sebagai anak sungai dari sungai subsekuen.

e. Sungai insekuen

Merupakan sungai yang arah alirannya tidak dikendalikan oleh struktur batuan, tidak mengalir mengikuti arah kemiringan perlapisan batuan.Sungai insekuen mengalir ke semua arah yang mungkin untuk dilewati, dan hasilnya membentuk pola penyaluran dendritik.

f. Sungai anteseden Adalah sungai yang telah ada sebelum perbukitan atau pegunungan terbentuk, sungai ini tetap mempertahankan kedudukan selama proses uplifting berlangsung, akibatnya sungai membentuk water gap karena mengalir melewati punggungan atau perbukitan.

g.

Sungai superimposed ( superposed ) Merupakan sungai yang mengalir sepanjang daerah yang tertutupi oleh dataran alluvial atau sedimen yang dapat membentuk peneplain. Apabila telah mengalami rejuvinasi, sungai superposed akan memotong lapisan penutupnya. Rejuvinasi dapat terjadi apabila peneplain mengalami uplifting.

h. Sungai reversed/membalik Adalah sungai yang tidak dapat mempertahankan kedudukannya ketika uplifting terjadi, hanya mengubah arah alirannya mengikuti kelerengan daerahnya.

i. Sungai compound Merupakan sungai yang mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan umur geomorfologi yang berbeda.

j. Sungai composite Adalah sungai yang mengalir melewati dua daerah atau lebih dengan struktur geologi yang berbeda.

Gambar 2. Sungai Konsekuen, obsekuen,subsekuen,resekuen, Sumber: geo-man5amuntai.blogspot.com

B. Stadia Sungai a.Pengertian Pembentukkan pola sungai dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti litologi batuan, kemiringan lereng, tenaga tektonik dan lainnya. Sungai yang ada saat ini merupakan proses yang terus menerus berlangsung dan akan terus berkembang. Tahap perkembangan sungai terbagi menjadi 5 stadia yaitu stadia awal, stadia muda, stadia dewasa, stadia tua dan stadia peremajaan (rejuvenation)

Gambar 3. Genesa Sungai

1. Stadia awal Dicirkan dari bentuk sungai yang belum memiliki pola aliran yang teratur seperti lazimnya suatu sungai.Sungai pada tahapan awal umumnya berkembang di daerah dataran pantai yang mengalami pengangkatan atau di atas permukaan lava yang masih baru.

2. Stadia muda

Dicirikan dengan sungai aktivitas alirannya mengerosi ke arah vertikal.Erosi tersebut menghasilkan lembah menyerupai huruf "V".Air terjun dan aliran yang deras mendominasi tahapan ini.

3. Stadia dewasa Dicirikan dengan mulai adanya dataran banjir (flood plain) kemudian membentuk meander.Pada tahapan ini aliran sungai sudah memperlihatkan keseimbangan laju erosi vertikal dengan laju erosi lateral.

4. Stadia tua

Dicirikan dengan sungai yang sudah didominasi oleh meander dan dataran banjir yang semakin melebar. Oxbow lake dan rawa mulai terbentuk disisi sungai dan erosi lateral lebih dominan dibanding erosi vertikal.

5. Stadia peremajaan

Adalah perkembangan sungai yang kembali didominasi oleh erosi vertikal dibanding erosi lateral. Proses ini terjadi akibat terjadinya pengangkatan di daerah sungai tua sehingga sungai kembali menjadi stadia muda/awal (rejuvenation). Peremajaan sungai terjadi ketika tingkat dasar sungai turun bisa disebabkan oleh

penurunan muka air laut dan pengangkatan daratan.Keduanya merupakan dampak dari terjadinya zaman es dan antar es.

C. Sistem Sungai Sistem sungai adalah sekumpulan alur-alur sungai yang membentuk jaringan yang komplek dan luas dimana air yang berasal dari permukaan daratan mengalir.Batas geografis dimana seluruh air yang ada di suatu wilayah disebut sebagai watershed atau drainage basin.Dalam satu watershed terdapat beberapa alur sungai kecil-kecil yang disebut sebagai cabang-cabang sungai (tributaries) yang mengalirkan air ke alur sungai yang lebih besar (principal stream). Sistem pengaliran sungai dalam suatu watershed dapat dipisah-pisahkan berdasarkan ukuran alur sungainya dan dikenal sebagai stream ordering.Order pertama dari pengaliran sungai adalah alur sungai yang ukurannya paling kecil, sedangkan order kedua adalah alur sungai yang hanya memiliki cabang-cabang sungai dari order pertama sebagai cabang sungainya.Order ke tiga adalah alur sungai yang hanya memiliki cabang-cabang sungai dari alur sungai order pertama dan atau order kedua. Secara umum, sungai yang mempunyai order yang lebih tinggi akan mempunyai batas pemisah air (watershed) yang lebih luas dan sudah barang tentu akan membawa air permukaan yang lebih banyak. Topografi yang tinggi umumnya memiliki batas pemisah air yang memisahkan arah aliran air runoff ke dalam cekungan yang berbeda didasarkan atas orientasi dari kemiringan lerengnya.Salah satu yang mengendalikan jumlah air yang berada dalam sungai di setiap lokasi adalah luas areal permukaan yang terdapat

di dalam drainage basin tersebut dan hal ini merupakan fungsi dari batas pemisah pengaliran. Sistem sungai mulai dari hulu kemudian kearah hilir hingga ke laut, yaitu mulai sumbernya di pegunungan kemudian mengalir melalui anak-anak cabangnya menuju ke saluran-saluran utama (tributary channel) yang pada akhirnya ke sungai induknya untuk menuju ke arah laut. Sungai ternyata merupakan media yang mampu mengangkut sejumlah besar bahan yang terbentuk sebagai akibat proses pelapukan batuan. Banyaknya bahan yang diangkut ditentukan oleh faktor iklim dan tatanan geologi dari suatu wilayah. Meskipun bahan-bahan yang diangkut oleh sungai berasal antara lain dari hasil penorehan yang dilakukan sungai itu sendiri, tetapi ternyata yang jumlahnya paling besar adalah yang berasal dari hasil proses pelapukan batuan. Proses pelapukan ternyata menghasilkan sejumlah besar bahan yang siap untuk diangkut baik oleh sungai maupun oleh cara lain seperti gerak tanah, dan atau air-tanah.

Gambar 4.7 Sistem Sungai : Sumber air (curah hujan + mata air), cabang-cabang sungai, meander, tanggulalam (levee), danau tapal kuda (oxbow lake),delta. Material-material hasil pelapukan dan erosi diangkut oleh air sungai dan diendapkan sebagai sedimen. Aktivitas sungai yang mengalir di daratan akan meng-erosi dan merubah bentuk bentuk bentangalam. Proses-proses erosi dan pembentukan alur-alur sungai merupakan agen di dalam perubahan bentuk bentangalam.

Gambar 4.8 Sistem Sungai Meander : tanggulalam (levee), point bar, danau tapal kuda (oxbow lake), tanggulalam (levee), rawa belakang (backswamp). Sumber

:

-

http://www.scribd.com/document_downloads/direct/170875236?extension=pdf&ft=1395156054<=13 95159664&user_id=94919525&uahk=Y/LmYJ5EM4hc6awRY+ZGGRJB9Q4 http://www.scribd.com/document_downloads/direct/178679294?extension=pdf&ft=1395156095<=13 95159705&user_id=94919525&uahk=vmxzOpPJZRSf+qvh7eiiPo7xvVw

II.

PROFIL SUNGAI CODE DAN SUNGAI WINONGO

Salah satu tepian Kali Code yang masih hijau dan sehat. Foto: Aji Wihardandi Sungai Winongo dengan panjang 43,75km mengalir melintasi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan pesat, meliputi pertambahan penduduk, Kali Code membentang melintasi kota Yogyakarta sepanjang 6,5 kilometer, dan merupakan lanjutan dari Kali Boyong yang berada di kaki Gunung Merapi di utara kota budaya ini. Membentang dari Kabupaten Sleman di sisi utara, melintas kota

Yogyakarta di tengah, hingga terus ke selatan hingga Kabupaten Bantul. Kali Code, adalah salah satu ikon utama kota Yogyakarta, karena keunikan dan fungsinya yang lengkap, mulai dari lintasan air, sebagai wilayah pemukiman dan salah satu indikator lingkungan utama di Yogyakarta. Sedangkan Sungai Winongo dengan panjang 43,75km mengalir melintasi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Ketiga wilayah tersebut mengalami perkembangan pesat, meliputi pertambahan penduduk, Menurut data sementara, sekitar 13 ribu warga masih mendiami tepian Kali Code yang tersebar di 14 kelurahan. Seiring dengan bertambahnya penduduk, bertambah pula masalah kependudukan di kota Yogyakarta, yang menempati sebagaian bantaran di Kali Code yang melintasi tengah kota. Terutama di wilayah yang berdekatan dengan pusat kota. Revitalisasi Kali Code, salah satunya dipelopori oleh seorang rohaniwan Katolik yang bermukim di kota Yogyakarta, yaitu Romo YB Mangunwijaya, atau yang lebih sering dipanggil Romo Mangun. Sejak 1970-an, beliau tinggal di tepian Kali Code mengajarkan pola hidup bersih dan sehat di tepian Kali Code kepada para penduduk yang bermukim di wilayah ini.Terutama, mengelola sampah rumah tangga, dan mengubah wilayah ini menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik di Yogyakarta.

Fungsi Kali Code yang juga sangat penting adalah mengalirkan air hujan dan lahar dingin yang dimuntahkan oleh letusan Gunung Merapi yang hingga saat ini masih terjadi secara berkala di Yogyakarta. Saat musim penghujan seperti saat ini, beberapa wilayah bantaran Kali Code, masih rawan longsor akibat derasnya gerusan air hujan, dan lemahnya fondasi bantaran sehingga harus ditambahkan dengan karung-karung berisi batu dan pasir untuk mencegah longsor. Foto-foto ini, diambil di sebuah sisi yang jarang terungkap dari Kali Code yang berada menjelang Kampus Universitas Gadjah Mada, di Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Sleman.Tepatnya berada di kaki jembatan baru yang menghubungkan antara wilayah Jalan Monjali dan kampus UGM tersebut. Kawasan yang masih tertata rapi ini, merupakan salah satu habitat bagi banyak serangga mulai dari ulat, capung, dan beberapa jenis tawon, serta burung cekakak sungai.Jalan setapak yang berada di sisi kiri dan kanan Kali Code ini membuat kita

mudah untuk mengamati semua perilaku serangga yang beraktivitas di pagi hari.Namun sayang, lokasi yang indah ini tidak dilengkapi dengan tempat sampah yang mencukupi, sehingga membuat orang yang melintas mengalami kesulitan untuk membuang sampah. Terjaganya kawasan yang bernilai ekologis tinggi ini, akanmenjaga salah satu ikon utama kota Yogyakarta ini menjadi tempat yang layak dikunjungi, dan nyaman, serta melestarikan sebuah sisi kota budaya yang jarang terungkap.

Keindahan lokasi di kaki Kali Code, Yogyakarta. Foto: Aji Wihardandi Sumber : http://www.mongabay.co.id/2013/04/17/foto-sebuah-keindahan-kecil-dari-sisi-kali-codeyogyakarta/

IV.

KESIMPULAN

1. Sungai code yang ada di jogja ini sudah meander. Kenapa saya katakan begitu, karena saya melihat langsung bahwa terdapat meander di sungai code tersebut. Dan saya juga menyimpulkan berdasarkan survey saya dan dengan terdapatnya meander bahwa sungai code termasuk kedalam sungai stadia dewasa.

2. Sungai code dan sungai winongo itu termasuk kedalam jenis sungai perennial, yaitu sungai yang berair sepanjang tahun. Berdasarkan hasil tanya-tanya saya dengan warga sekitar sungai, mereka mengatakan bahwa sungai tersebut mengalir terus sepanjang tahun tanpa ada henti-hentinya. Bila hujan turun air sungai akan naik atau pasang. Apabila tidak ada hujan airnya juga masih ada namun normal saja, tidak pasang.

3. Kota jogja ini termasuk ke dalam daerah dengan stadia dewasa. Kenapa ? karena berdasarkan ciri-ciri daerah yang berstadia dewasa, yaitu : -

Relief mencapai maksimum

-

Sungai-sungai mulai berkembang

-

Divides makin sempit

Menurut saya kota Jogja memiliki ciri-ciri itu semua. Dan juga karena di kota Jogja terdapat sungai yang berstadia dewasa maka saya pun mengatakan bahwa kota Jogja ini merupakan daerah berstadia dewasa. Karena setahu saya stadia sungai dan stadia daerah itu mempunyai keterkaitan.Yaitu stadia sungai yang ada di suatu daerah dapat dijadikan acuan untuk menentukan stadia derah tersebut.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF