Tugas Drainase(Bak Kontrol)_kelompok 4

July 7, 2019 | Author: Robi Gumelar | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

semoga bermanfaat...

Description

Soal 1 : Apa itu erosi dan cara mengatasinya dalam drainase

Erosi adalah suatu proses penghancuran tanah (detached  ( detached ) dan kemudian tanah tersebut dipindahkan ke tempat lain oleh kekuatan air, angin, gletser atau gravitasi. Di Indonesia erosi yang terpenting disebabkan oleh air. Mengingat pentingnya tanah bagi kehidupan, diperlukan upaya-upaya yang menjadi metode dalam rangka pelestariannya. Metode pengawetan tanah pada umumnya dilakukan untuk:



1) melindungi tanah dari curahan langsung air hujan;



2) meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah.



3) mengurangi run off (aliran air di permukaan tanah).



4) meningkatkan stabilitas agragat tanah. Ada tiga metode pengawetan tanah, yaitu metode vegetatif, metode mekanik atau teknik, dan metode kimia.

a. M etod etode e veg veg etati etatif  f  Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain sebagai berikut: 1) Penghijauan 1) Penghijauan,, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara lapisan bawah. 2) Reboisasi 2) Reboisasi,, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras seperti pinus,  jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil kayunya. kayunya. 3) Penanaman 3) Penanaman secara kontur (contour strip cropping ), ), yaitu menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan kemiringan 3  –  8%.  8%. 4) Penanaman 4) Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering ), ), yaitu menanam lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, jati , cemara. Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan memperkaya bahan organik tanah.

1

5) Penanaman tanaman secara berbaris ( strip cropping ), yaitu melakukan penanaman  berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar, jarak tanaman diperbesar. Sedangkan  pada daerah yang kemiringannya lebih dari 8% maka jarak tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan. 6) Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.

b. Metode mekanik atau tekni k  Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut: 1) Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar resapan air. 2) Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija. 3) Pembuatan teras (terrassering ), yaitu membuat teras-teras (tangga- tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi. 4) Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk memotong lereng  panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif, misalnya terrassering dan buffering.

2

Gambar 1.1 Terrassering di Limbangan - Garut, J awa Barat 

c. Metode kimia Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off ) tetap kecil. Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan. Beberapa

jenis

bahan

kimia

yang

sering

digunakan

untuk

tujuan

ini

antara

lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan air, misal dengan  perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan tanah.

3

Soal 2 : Gambar dan jelaskan secara singkat mengenai septictank, bak resapan dan bak resapan minyak a. Septictank

adalah bak untuk menampung air limbah yang digelontorkan dari WC (water closet), konstruksi septictank ada disekat dengan dinding bata dan diatasnya diberi penutup dengan  pelat beton dilengkapi penutup control dan diberi pipa hawa T dengan diameter ø1 ½ “, sebagai hubungan agar ada udara / oksigen ke dalam septictank sehingga bakteri  –  bakteri menjadi subur. Sebagai pemusnah kotoran  –  kotoran atau tinja yang masuk ke dalam bak  penampungannya.

(1)

(2)

Gambar (1) Denah tangki septic ; (2) Modifikasi tangki septic (sumber : Balai Lingkungan Permukiman)

4

Gambar. potongan tangki septik

*keterangan : 2 dan 3 tahun adalah waktu pengurasan tangki septik

1. Persyaratan Teknis Pembuatan Tangki Septik 

Untuk membuat tangki septik ada beberapa persyaratan teknis yang harus dipenuhi, diantaranya:







 bahan bangunan harus kuat. tahan terhadap asam dan kedap air.  bahan penutup dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako,  beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, keramik, plat besi, plastik dan besi.



 pipa penyalur air limbah dari PVC, keramik atau beton yang berada diluar bangunan harus kedap air, kemiringan minimum 2 %, belokan yang lebih besar dari 45 % dipasang clean out   atau pengontrol pipa. Hindari belokan 90 %, yaitu dengan dua kali belokan atau memakai bak kontrol (cara untuk menghitung kemiringan, misal  panjang saluran 4m, maka sudut kemiringan saluran, 4m x 2% = 0,08 m atau 8 cm).

5



 bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan jumlah pemakai (Q) serta waktu pengurasan.



dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar, pipa aliran masuk dan keluar dapat  berupa sambungan T atau sekat.



adanya pipa ventilasi udara dengan diameter 50 mm (2″) dan tinggi minimal 25 cm dari permukaan tanah.



tersedianya lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya.



tangki dapat dibuat dengan dua ruang dengan panjang tangki ruang pertama 2/3  bagian dan ruang kedua 1/3 bagian.



 jarak tangki septik dan bidang resapan ke bangunan = 1,5 m, ke sumur air bersih = 10 m dan sumur resapan air hujan 5 m.



tangki dengan bidang resapan lebih dari 1 jalur, perlu dilengkapi dengan kotak distribusi.



 pipa aliran keluar harus ditekan (5 –  10 ) cm lebih rendah dari pipa aliran masuk , kemudian di salurkan ke suatu bidang resapan.

2. Cara Membuat Septictank

1. Buat ukuran septic tank dengan memperkirakan kapasitas penghuni rumah. Semakin banyak penghuni rumah (keluarga besar) maka sebaiknya  septic tank  juga  berukuran besar, atau jika tidak memadai dengan ukuran besar akibat terbatasnya lahan, maka solusinya adalah membuat dua buah septic tank   dengan lokasi yang  berbeda. Hal ini berguna agar septic tank  tidak mudah penuh, dan tahan lama.

2. Ukuran pipa pembuangan dari WC harus berukuran besar, yaitu 4 inchi, jangan  banyak belokan atau memaka ielbow, agar kotoran mengalir dengan lancar bebas hambatan.

3. Pipa pembuangan harus memiliki kemiringan yang cukup, sehingga kotoran cepat mengalir ke septic tank ketika di dorong oleh air siraman. 4. Sediakan saluran udara agar tidak “meledak”, dan saluran pembuangan air melimpah pada ruang resapan septic tank, sehingga jika cairan atau air resapan  penuh dapat mengalir keluar mengurangi tekanan udara yang tersumbat.

6

5. Buat galian tanah sedalam 1,5 meter, lebar 1,3 meter, dan panjang 2,2 mete r. Tanah galian dibuang disekitar lubang terlebih dahulu, atau jika tidak memadai tempatnya, dapat dibuang ditempat lain. Galian harus tegak lurus s ehingga memudahkan ketika memasang dinding batu bata nantinya. 6. Jika kondisi air tanah sangat deras (terdapat mata air yang deras), biasanya aka mengalami kesulitan ketika menggali. Tidak mengapa, siapkan beberapa ember  plastik untuk membuang air di bawah galian, sembari melakukan penggalian hingga sedalam 1,5 meter. 7. Jika galian telah selesai, usahakan secepat mungkin untuk mulai memasang dinding  batu bata, sebab dikhawatirkan air akan semakin penuh. Sebagaimana telah diketahui bahwa cara memasang dinding batu bata untuk septic tank hampir sama caranya dengan dinding rumah. jadi saya kira tidak akan terlalu sulit. 8. Pasang bagian dasar dengan pasangan satu bata, beri alas dengan nat adukan semen dan pasir. Pasangan berikutnya adalah pola setengah bata sebagaimana memasang dinding rumah. Ukuran 2,2 meter dibagi menjadi dua bagian, sehingga terdapat  penyekat. Ruang pertama berfungsi sebagai penampung limbah padat, dan ruang kedua berfungsi sebagai penampung cairan limbah. Pada bagian tengah penyekat diberi lubang kecil agar terdapat ruang resapan. 9. Dinding dan lantai septic tank  sebaiknya diplester kecuali pada ruangan resapan. 10. Jika pemasangan batu bata telah selesai, sisakan sekitar 12 cm dari permukaan tanah untuk cor beton. 11. Siapkan besi behel 8 mm sebanyak 5 batang, potong menjadi seukuran lebar dan  panjang septic tank, bariskan dan susun dengan jarak 10 cm, kemudian diikat dengan kawat. 12. Siapkan papan pada bagian atas pasangan bata, letakkan anyaman besi tadi, tutup sisi luar dengan papan setebal 10 cm. 13. Lakukan pengecoran dengan menggunakan semen, pasir, dan koral. Perbandingan 1 : 2 : 3. Ketebalan coran maksimal adalah 10 cm. Beri lubang pada bagian atas ruang limbah cair dan pasang dengan tutup yang terbuat dari pipa PVC. Biasanya dapat dibeli di toko material bangunan. 7

14. Tahap berikutnya adalah menyambung semua pipa pembuangan limbah padat dari kloset ke septic tank. Timbun dengan tanah. 15. Usahakan letak koset harus lebih tinggi dari septic tank, agar kotoran dapat dengan mudah masuk ke dalam septic tank. 3. Kesalahan dalam Perancangan Tangki Septik

8

b. Bak Resapan ( sumur resapan)

Bangunan sumur resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air berupa  bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan yang jatuh di atas atap rumah atau daerah kedap air dan meresapkannya ke dalam tanah. Sumur resapan berfungsi memberikan imbuhan air secara buatan dengan cara menginjeksikan air hujan ke dalam tanah. Sasaran lokasi adalah daerah peresapan air di kawasan budidaya, permukiman, perkantoran, pertokoan, industri, sarana dan prasarana olah raga serta fasilitas umum lainnya.

Manfaat sumur resapan adalah: 1. Mengurangi aliran permukaan sehingga dapat mencegah / mengurangi terjadinya  banjir dan genangan air. 2. Mempertahankan dan meningkatkan tinggi permukaan air tanah. 3. Mengurangi erosi dan sedimentasi 4. Mengurangi / menahan intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan kawasan  pantai 5. Mencegah penurunan tanah (land subsidance) 6. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah. Bentuk dan jenis bangunan sumur resapan dapat berupa bangunan sumur resapan air yang dibuat segiempat atau silinderdengan kedalaman tertentu dan dasar sumur terletak di atas permukaan air tanah. Berbagai jenis konstruksi sumur resapan adalah: 9

1. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur tanpa diisi batu belah maupun ijuk (kosong) 2. Sumur tanpa pasangan di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk. 3. Sumur dengan susunan batu bata, batu kali atau bataki di dinding sumur, dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk atau kosong. 4. Sumur menggunakan buis beton di dinding sumur 5. Sumur menggunakan blawong (batu cadas yang dibentuk khusus untuk dinding sumur). Konstruksi-konstruksi tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masingmasing, pemilihannya tergantung pada keadaaan batuan / tanah (formasi batuan dan struktur tanah). Pada tanah / batuan yang relatif stabil, konstruksi tanpa diperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi dengan batu belah dan ijuk tidak akan membahayakan bahkan akan memperlancar meresapnya air melalui celah-celah bahan isian tersebut. Pada tanah / batuan yang relatif labil, konstruksi dengan susunan batu bata /  batu kali / batako untuk memperkuat dinding sumur dengan dasar sumur diisi batu  belah dan ijuk akan lebih baik dan dapat direkomendasikan. Pada tanah dengan / batuan yang sangat labil, konstruksi dengan menggunakan  buis beton atau blawong dianjurkan meskipun resapan air hanya berlangsung pada dasar sumur saja. Bangunan pelengkap lainnya yang diperlukan adalah bak kontrol, tutup sumur resapan dan tutup bak kontrol, saluran masuklan dan keluaran / pembuangan (terbuka atau tertutup) dan talang air (untuk rumah yang bertalang air). Sebelum membuat sumur resapan air, ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi. Syarat ini sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata Cara Perencanaan Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan Pekarangan. Persyaratan umum yang harus dipenuhi antara lain: 1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar, tidak pada tanah berlereng, curam atau labil. 2. Sumur resapan berjarak minimal lima meter dari tempat penimbunan sampah dan septic tank dan berjarak minimal satu meter dari fondasi bangunan.

10

3. Kedalaman sumur resapan bisa sampai tanah berpasir atau maksimal dua meter di  bawah permukaan air tanah. Kedalaman muka air (water table) tanah minimum 1,50 meter pada musim hujan. 4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah (kemampuan tanah menyerap air) minimal 2,0 cm per jam yang berarti dalam satu jam mampu menyerap genangan air setinggi 2 cm.

11

c. Bak Pemisah Minyak/Lemak a) Pengertian

Grease Trap / Penyaring Minyak adalah perangkat yang dirancang untuk mencegat minyak sebelum memasuki sistem pembuangan air limbah. Alat ini membantu untuk memisahkan minyak dari air, sehingga minyak / lemak tidak menggumpal dan mengeras di pipa pembuangan. Lemak pada limbah cair terdiri dalam berbagai bentuk material,seperti lemak, malam/lilin, fatic-acid, sabun, mineraloil, dan materi non volatile lainnya. Lemak merupakan senyawa yang seharusnya dapat diuraikan oleh mikroorganisme, namun untuk menaikkan efisiensi pengolahan limbah secara biologis lemak dapat disisihkan dengan proses fisik terl ebih dahulu mengingat karakter fisik lemak memiliki berat jenis yang ringan. Prinsip pemisahan grease trap ini memanfaatkan sifat natural lemak/minyak yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari pada air, sehingga cenderung mengapung/berada di permukan. Prinsip penyisihan lemak melalui grease trap dapat ditunjukan dalam gambar berikut ini.

Gambar. Prinsip kerja grease trap Keterangan: (1) Air masuk melalui inlet (2) Minyak akan terangkat karena masa jenis minyak lebih ringan daripada air (3) Lumpur akan mengendap dan di tahan di penyaring (3) (4) Air keluar melalui pipa oultet (5) Pipa outlet sengaja dibuat panjang kebawah untuk mengambil air bersih tanpa campuran minyak.

12

b) Jenis grease trap

1. Grease trap pasif Yaitu titik perangkat sederhana yang digunakan di bawah kompartemen bak cuci dalam dapur. Grease trap ini membatasi aliran dan menghapus 85-90% dari lemak dan minyak yang masuk. Makanan padat bersama dengan lemak, minyak, dan gemuk akan terjebak dan disimpan dalam perangkat ini.

2. Grease trap tangki in ground Grease trap jenis ini berukuran besar, biasanya 500-2000 galon. Unit-unit ini dibangun dari beton, fiberglass, atau baja. Dengan sifat ukuran lebih besar, perangkat ini memiliki kapasitas penyimpanan lemak dan limbah padat yang lebih besar untuk aplikasi aliran limbah yang tinggi seperti pada restoran atau rumah sakit. Trap ini  biasa disebut pencegat gravitasi (gravity interceptors). Pencegat / trap memerlukan waktu retensi dari 30 menit untuk memungkinkan lemak, minyak, gemuk dan limbah  padat makanan untuk menetap di tangki. Semakin banyak limbah masuk ke tangki maka begitu pula air yang bebas lemak didorong keluar dari tangki.

3. Grease trap sistem GRD (Grease Recovery Devices / Perangkat Pemulihan Lemak) Grease trap jenis ini menghapus lemak / minyak permukaan secara otomatis ketika terjebak.

13

c)

Kriteria desain

Kriteria perencanaan unit pemisah lemak dan lemak ini mengacu pada bak  pemisah lemak sederhana yang terdapat pada Pergub Provins DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005 sebagai berikut: 1) Waktu tinggal: 30-60 menit 2) Minimal terdiri dari dua ruang 3) Dipasangkan sebelum instalasi pengolahan air limbah 4) Untuk IPAL kapasitas 6m3 atau setara 25 orang atau lebih

Gambar. Kriteria desain grease trap (sumber: Pergub Provins DKI Jakarta No. 122 Tahun 2005)

14

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF