Tugas Bangunan Pengaman Pantai

June 19, 2019 | Author: Nafis Barizky | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

pembahasan pengaman pantai...

Description

TUGAS 01 KL 4111 BANGUNAN PANTAI

Dosen : Andojo Wurjanto, Ph.D.

 Nama : Teuku Muhammad Muhammad Nafis Barizki Barizki  NIM : 15513019

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2016/2017

1. Erosi Pantai

Erosi pantai adalah proses terkikisnya material penyusun pantai oleh gelombang, dimana material hasil kikisan itu terangkut ke tempat lain oleh arus. Penggerusan tersebut menyebabkan  batas air – darat bergeser kearah darat . Erosi pantai dapat disebabkan oleh daya rusak tegak lurus pantai  akibat gelombang yang datang tegak lurus menuju pantai yang menyebabkan hantaman langsung gelombang terhadap material pantai dan daya rusak sejajar pantai , akibat gelombang dan arus sejajar pantai yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan transport sedimen.

Erosi pantai akibat daya rusak tegak lurus pantai yang menyebabkan offshore transport

Sumber: https://adelaidescoasterosion.files.wordpress.com/2015/06/beach-erosion.gif Erosi pantai terjadi jika average net direction dari transport di suatu area keluar menuju laut lepas (offshore transport ) atau keluar dengan arah sejajar pantai menjauhi area tinjauan (akibat longshore transport ), menyebabkan mundurnya garis pantai.

Longshore drift yang diakibatkan oleh lonshore current menyebabkan kehilangan sedimen Sumber: ht tp://claudiastark.yolasite.com/resources/Longshore.jpg

2. Bangunan Pengaman Pantai

Bangunan pengaman pantai berfungsi untuk melindungi lahan pantai yang “ bernilai” bagi masyarakat atau pihak tertentu terhadap daya rusak laut, yaitu gelombang dan arus dengan cara mengurangi atau meniadakannya, dimana daya rusak tersebut dapat menyebabkan erosi.  Namun yang perlu diketahui bahwa bangunan pantai tidak untuk melindungi semua da ya rusak laut. Bangunan pantai tidak dibuat untuk melindungi daya rusak tsunami karena sangat kuat dan air tinggi (rob) karena volumenya yang tidak terbatas. Bangunan pantai digunakan untuk melindungi pantai terhadap kerusakan karena serangan gelombang dan arus. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk melindungi pantai yaitu: 1) Memperkuat pantai atau melindungi pantai agar mampu menahan kerusakan karena serangan gelombang 2) Mengubah laju transpor sedimen sepanjang pantai 3) Mengurangi energi gelombang yang sampai ke pantai 4) Reklamasi dengan menambah suplai sedimen ke pantai atau dengan cara lain Sesuai dengan fungsinya, bangunan pantai dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok yaitu:

1) Konstruksi yang dibangun di pantai dan sejajar garis pantai 2) Konstruksi yang dibangun kira-kira tegak lurus pantai 3) Konstruksi yang dibangun di lepas pantai dan kikra-kira sejajar garis pantai  Jenis Bangunan Pantai Berdasarkan Mekansime Pengamananannya

Sesuai yang dijelaskan sebelumnya, secara umum jenis pantai seperti berikut: a. Groin Groin adalah struktur pengaman pantai yang dibangun menjorok relatif tegak lurus terhadap arah  pantai. Bahan konstruksinya umumnya kayu, baja, beton (pipa beton), dan batu. Pemasangan groins menginterupsi aliran arus pantai sehingga pasir terperangkap pada “upcurrent side,” sedangkan pada “downcurrent side” terjadi erosi, karena pergerakan arus pantai yang berlanjut . Penggunaan Groin dengan mneggunakan satu buah groin tidaklah efektif. Biasanya sepanjang tahun gelombang datang tidah hanya dari satu arah saja, dan juga karena pada daerah downcurrent akan mengalami erosi maka umumnya perlindungan pantai dilakukan dengan membuat suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa groin yang ditempatkan dengan jarak tertentu. Hal ini dimaksudkan agar perubahan garis pantai tidak terlalu signifikan.

Mekanisme pengaman pantai jenis groin sumber: Coastal Engineering Manual

 b. Pemecah gelombang Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai sehingga mengurangi daya rusak gelombang terhadap material pantai. Ada tiga jenis pemecah gelombang: 1) Pemecah gelombang sisi miring, dimana komponen utamanya berupa tumpukan batu alam , blok beton, atau gabungan antara batu alam dan blok beton. Bentuk fisik yang miring disebabkan oleh prinsip kestabilan tumpukan lepas yang hanya bisa miring secara fisik. Bagian atasnya juga memiliki lebar tertentu untuk ke stabilan puncak dan  pemanfaatan ruang

Pemecah gelombang sisi miring Sumber: Triatmodjo, 2009

2) Pemecah gelombang sisi miring, dimana dinding pemecah gelombang disusun secara vertical yang dapat berupa blok beton masif, beton kaison, sel turap baja atau beton yang  bagian dalamnya diisi batu dsb.

Pemecah gelombang sisi miring Sumber: Triatmodjo, 2009

3) Pemecah gelombang campuran, merupakan gabungan pemecah gelombang sebelumnya

Pemecah gelombang sisi miring Sumber: Triatmodjo, 2009

c. Revetment Revetment adalah bangunan pantai yang memisahkan daratan dan perairan pantai, berfungsi sebagai dinding pelindung pantai terhadap erosi dan limpasan gelombang (overtopping ) ke darat. Daerah yang dilindungi adalah daratan tepat di belakang bangunan, dimana permukaan revetment yang menghadap arah datangnya gelombang berupa sisi vertical atau sisi miring. Revetmen berupa bangunan keras yang bertindak sebagai “tameng”, melindungi langsung material pantai dari hantaman gelombang, namun tidak memodifikasi gelombang yang datang. Revetment dibangun sejaajr dengan garis pantai, bisa terbuat dari pasangan batu, beton masif, turap, atau tumpukan batu

Skema Revetment sumber: http://coastal.ohiodnr.gov/portals/coastal/Images/designman ual/chapter4/Revetment.jpg

 Jenis Bangunan Pantai Berdasarkan Strukturnya

a. Rubble Mound

Revetment Sumber: http://www.snh.org.uk/publications/online/heritagemanagement/erosion/images/plate-a25.jpg

Rubble mound merupakan tumpukan material lepas yang irregular berupa batu pecah atau dalam kondisi tertentu diganti dengan “ batu buatan” seragam yang terbuat dari beton. Bangunan pantai dengan struktur rubble mound sudah pasti akan miring karena tumpukan lepas hanya bisa miring secara fisik. Terdapat lebar tertentu bagian atasnya untuk kestabilan puncak, dan juga bisa untuk pemanfaatan ruang. Bangunan pantai dengan sisi miring mempunyai sifat fleksibel, kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang tidak secara tiba-tiba (tidak fatal). Meskipun beberapa butir batu longsor atau lepas, bangunan masih bisa berfungsi dan kerusakan mudah diperbaiki dengan menambah  batu pelindung pada bagian yang lepas.

Tipikal Bangunan pantai dengan rubble mound Sumber: http://coastalengineering.tpub.com/cetn-iii-37/cetn-iii-370003im.jpg

Komponen lapis lindung atau biasa disebut armour yang terbentuk dari beton biasanya memiliki  bentuk yang unik, hal ini menyebabkan karakteristik interlock  antar rubblemound sehingga menghasilkan kestabilan yang unik pula.

Beragam jenis armor berbahan dasar beton Sumber: Triatmodjo, 2009

 b. Turap Turap merupakan bangunan berupa dinding vertical yang relative tipis dibanding panjang dan lebarnya. Biasanya turap dijangkar dengan deadmen anchore kedalam tanah dengan bantuan tali  jangkar/tie rod. Untuk banguann pantai, biasanya digunakan turap dari balok beton b eton atau turap baja yang dibuat saling mengait.

Turap Beton Sumber: https://johanw6.files.wordpress.com/2012/11/stockyardccsp.jp g

Turap Baja Sumber: http://shop.dutaartasempana.co.id/upload/Sheetpile_Type_IIType_I I_400_x_100_x_10_1.jpg

c. Beton massif berupa tembok atau caisson Bangunan pantai dapat juga dibuat dari tembok atau caisson. Tembok atau kaison memanfaatkan kekuatan pondasi untuk menahan beban dari gelombang, dimana aspek geoteknik perairan dipertimbangkan. Pemecah gelombang dari caisson biasanya dibangun pada perairan yang dalam dimana sulit untuk menggunakan rubble mound. Bangunan pantai sisi tegak berupa beton massif biasanya dibuat pada tanah dasar yang mempunyai daya dukung besar dan tahan terhadap erosi. Apabila tanah dasar mempunyai lapis atas berupa lumpur atau pasir halus, maka lapis tersebut harus dikeruk dulu dan biasanya dilakukan penggantian tanah dengan yang memiliki daya dukung lebih tinggi.

Bangunan Pantai dari Kaison Sumber : Triatmodjo, 2009

3. Pengisian Pasir

Pengisian pasir merupakan salah satu metode alternative perlindungan pantai dengan cara mengisi pasir pada daerah pantai yang sekiranya akan mengalami erosi pada waktu mendatang dimana setelah dilakukan pengisian pantai ini daerah yang akan dilindungi menjauh dari bibir  pantai (atau garis pantai menjauh kearah seaward ), dalam kata lain pantai menjadi lebih lebar sehingga struktur dan infrastruktur jauh dari fenomena pantai yang bersifat merusak seperti  badai, tsunami, atau pasang tinggi dan tidak mengalami erosi secara langsung.

Hasil pengisian pantai, pemukiman yang dilindungi menjauh dari bi bir pantai Sumber: http://coastalscience.com/wp-content/uploads/2014/11/NagsHead-Beach-Before-After2010-2011.png

Pengisian pasir merupakan proses yang berulang karena pada akhirnya pantai hasil pengisian akan mengalami erosi lagi dikemudian hari dan pilihannya adalah dengan membangun struktur  pengaman pantai atau dengan pengisian lagi. Metode ini tidak ekonomis, namun terkadang menjadi pilihan karena masalah estetika (pantai tidak terganggu dengan adanya bangunan massif  berupa beton), lahan dapat dimanfaatkan dan juga menghindari efek ne gative dari struktur keras. Agar pengisian pasir berjalan efektif, biasanya dilakukan perenc anaan khusus seperti profil  pantai yang akan diisi (contoh: kemiringan) dan pemilihan material pengisi (baik jenis material dan ukuran material).

4. Tanaman sebagai Pelindung pantai

Alternatif lain yang dipilih untuk melindungi pantai adalah dengan memanfaatkan vegetasi  pantai berupa mangrove. Sekelompok mangrove hidup di kawasan perairan tenang, memiliki akar kompleks aerial roots,  biasanya hidup di pantai yang relative berlumpur. Mangrove dapat menghambat aliran air yang melaluinya sehingga sedimen yang terbawa arus akan terhambat dan tertinggal didaerah mangrove, menyebabkan sedimentasi.

Mangrove sebagai penghalang aliran air SUmber: Mangrove for Coastal Defence, University of Cambridge

Untuk mengurangi daya gelombang secara signifikan dibutuhkan beberapa ratus meter hutan mangrove. Mangrove hanya dapat menahan gelombang yang relative tidak terlalu tinggi, dan akan rusak jika terkena gelombang tinggi ataupun badai.

Mangrove menghalangi gelombang Sumber: Mangrove for Coastal Defence, University of Cambridge

Kesimpulannya, mangrove tidak selamanya bisa diandalkan untuk melindungi pantai. Mangrove dapat menahan gelombang yang rendah, namun dibutuhkan mangrove yang lebih banyak untuk menahan storm surges ataupun yang terparah tsunami. Mangrove dapat mengurangi dampak dari gelombang, namun kurang efektif jika dibandingkan dengan bangunan pantai yang secara engineering  dirancang khsusus untuk menanggulangi dengan baik permasalahan kerusakan  pantai.

REFERENSI

Teknik Pantai, Bambang Triatmodjo: 1999  Bangunan Pelindung Pantai. Syahrin (syahrin88.wordpress.com): 2010 Coastal Engineering Manual : 2001  Beach Nourishment . Wikipedia (en.wikipedia.org)  Mangrove for Coastal Defense: Wetlands International and The Nature Concervacy : 2014

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF