Tugas Asuhan Gizi I: Hiperurisemia
September 11, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Short Description
Download Tugas Asuhan Gizi I: Hiperurisemia...
Description
TUGAS ASUHAN GIZI I KASUS 5 HIPERURISEMIA Dosen Pengampu : Deny Yudi F, S.Gz, M Si Choirun Nissa, S.Gz, M.Gz dr. Etisa Adi Murwabani, M.Si, Sp.GK dr. Martha Ardiaria, M.SiMed
Disusun Oleh : Yehezkiell Dwi Putra Yehezkie 22030116130062
PROGRAM STUDI ILMU GIZI F AK UL T AS K ED OK TE RA N UNIVERSITAS DIPONEGORO 2017
BAB 1 PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Kondisi Pasien Ny E (42 th) masuk RS dengan keluhan k eluhan nyeri dada yang hilang timbul dan sesak nafas sejak 1 minggu yang lalu disertai dengan batuk. Pasien didiagnosa menderita penyakit jantung. Tekanan darah 160/102 mmHg, nadi 118 x/menit, RR 96 x/menit suhu 36 oC. Pasien mengaku sebelumnya tidak memiliki riwayat sakit apapun dan tidak pernah memeriksakan kesehatannya. Semenjak sakit, nafsu makan menurun karena merasa mual dan muntah sehingga berat badannya turun sebanyak 2 kg dalam 1 bln terakhir, Namun keluhan tersebut sudah mulai hilang setelah dirawat selama 2 hari di RS. Data antropometri TB 148 cm, BB 38 kg. Data laboratorium SGPT 14 U/L, SGOT 47 U/L, GDS 121 mg/dL, HDL 29 mg/dL, LDL 104 mg/dL, kolesterol 151 mg/dL, TG 90 mg/dL, asam urat 7,1 mg/dL. Pola makan Ny E 1-2 kali dengan frekuensi selingan yang tidak tentu. Jumlah konsumsi kH berupa nasi adalah 1 centong tiap kali makan, sayur 1-2 x/hari tiap kali makan 2 centong sayur, protein nabati berupa tempe 2 potong tiap kali makan, Protein hewani berupa ayam 1 potong tiap kali makan, buah pisang 1 buah tiap kali makan. Susu 1x per hari berupa susu kental manis man is 1 sachet tiap kali makan, Konsumsi teh 1-2 kali/hari sebanyak 1 gelas dengan gula 2 sdm. Gambaran asupan makan sebelum masuk RS adalah Energi 827 kkal, L 21 g, P 30,1 g, KH 135,8 gr, gr, Na 4771,1 g, Mg 154,2 mg, Ca 251,6 mg. Asupan setelah masuk RS E 1420 kkal, L 49 g, P 59,5 g, KH 200,1 gr, Na 1082,3 mg, K 3479,4 mg.
1.2 Penyakit yang dialami Pasien Pada kasus di atas, hasil diagnosa medis menyatakan kalau Ny.E didiagnosa mengalami penyakit jantung. Selain itu, didapatkan juga hasil dari nilai laboratorium yang tidak sesuai dengan batas normal, seperti tingginya kadar asam urat, SGOT dan LDL, serta mengalami hipertensi. Jika dilihat dari awal perjalanan penyakit, yang membuat komplikasi adanya penyakit jantung yaitu karena munculnya hiperurisemia atau kejadian gout pada Ny.E. Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat serum di atas normal. Pada sebagian besar penelitian epidemiologi, disebut sebagai hiperurisemia jika kadar asam urat serum laki-laki lebih dari 7,0 mg/dL dan lebih dari 6,0 mg/dL pada perempuan. a. Etiologi Penyakit Hiperurisemia Gangguan hiperurisemia disebabkan oleh tingginya kadar asam urat di dalam darah, yang menyebabkan terjadinya penumpukan kristal di daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit. Penyebab lainnya tingginya konsentrasi bahan pangan sumber protein, terutama purin, bahan makanan yang banyak mengandung sumber purin adalah hati, jantung, otak, paru-paru daging, kacang-kacang, dan sebagainya. Makanan yang banyak mengandung sumber purin kalau makannya tidak dikontrol maka akan memincu penyakit hiperurisemia. Asupan makanan tinggi purin berpengaruh terhadap kadar asam urat dalam tubuh. Secara ilmiah purin terdapat dalam tubuh dan di jumpai pada semua makanan. Jika asupan makanan tinggi purin berlebih, sementara tubuh sudah mengalami peninggian kadar asam urat, maka purin yang masuk semakin banyak dan menjadi timbunan kristal asam urat. Apabila penimbunan kristal terbentuk di cairan sendi, maka terjadilah penyakit gout, dan jika penimbunan terjadi di ginjal, akan muncul mun cul batu asam urat ginjal yang disebut dengan batu ginjal. Sehingga seseorang yang sudah terkena penyakit asam urat sebaiknya harus menghindari bahan makanan yang bebas dari sumber purin namun hampir semua bahan makanan yang mengandung sumber purin
sehingga di lakukan untuk membatasi asupan purin menjadi 100 – 150 mg purin per hari (normal biasanya mengandung 600 – 600 – 1000 1000 mg purin per hari). b. Pembentukan Purin Asam Urat merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, baik purin yang berasal dari bahan pangan maupun dari hasil pemecahan purin asam nukleat tubuh. Dalam serum, monosodium urat terutama berada dalam bentuk natrium urat, sedangkan dalam saluran urin, monosodium urat dalam bentuk asam urat. Zat gizi yang digunakan dalam pembentukan purin di dalam tubuh yaitu glutamin, glisin,aspartat, dan CO2. Hati adalah tempat yang terpenting dalam sintesa purin. Secara ilmiah, purin terdapat dalam tubuh kita dan dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan, tanaman dan juga pada hewan. Jadi, asam urat merupakan hasil metabolisme didalam tubuh, yang kadarnya tidak boleh berlebih. c. Penderita Asam Urat Penyakit hiperurisemia yang sering di serang pada laki – laki yang umurnya diatas 40 tahun, karena kadar asam urat pada laki – laki sering meningkat dengan bertambahnya usia. Laki – laki laki yang usianya sudah diatas 40 tahun karena laki – laki akan mengalami masalah dengan otot atau persendian. Jika penyakit hiperurisemia menyerang pada perempuan maka pada umumnya perempuan itu sudah mengalami menopause, sedangkan perempuan yang belum menopause akan memiliki kadar hormone estrogen yang cukup tinggi. Horman estrogen pada wanita untuk membantu mengeluarkan asam urat di dalam darah melalui kencing, sedangkan laki – laki tidak memiliki hormone estrogen sehingga asam urat di dalam tuhuhnya sulit untuk di keluarkan melalui kencing sehingga kadar asam uratnya menjadi tinggi.
1.3 Proses Asuhan Gizi Terstandar Upaya pemenuhan kebutuhan gizi pasien secara optimal, baik berupa pemberian makanan pada pasien yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan dapat dilakukan dengan proses asuhan gizi terstandar. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat merupakan tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan, khususnya tenaga yang bergerak di bidang gizi. Diperlukan proses asuhan yang komprehensif yang terstandar. Proses asuhan gizi terstandar dan komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai profesi terkait (dokter, perawat, gizi, farmasis) sejak mulai assessment , penegakan diagnosis, intervensi, dan monitoring evaluasi (monev). Asuhan gizi yang tersedia bagi seorang individu tergantung pada adanya penyakit atau risiko penyakit yang pada dirinya, lingkungan, tahap pertumbuhan dan perkembangan, serta isu-isu sosial ekonomi. Asuhan gizi akan mencakup penilaian terhadap faktor-faktor faktor-faktor yang mempengaruhi kecukupan asupan asupan gizi dan status gizi saat ini, dan identifikasi diagnosa gizi. Penyusunan diet, pemberian enteral atau parenteral, atau intervensi dalam bentuk konseling atau pendidikan dan koordinasi perawatan adalah intervensi yang mungkin dapat dipilih sesuai dengan etiologi masalah. Dalam kebanyakan kasus, penyedia jasa kesehatan telah menetapkan standar pelayanan atau praktek pedoman yang menjelaskan tindakan yang direkomendasikan dalam proses asuhan gizi. Standar-standar ini sering berfungsi sebagai dasar untuk menilai kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien. Proses asuhan gizi terdiri dari empat tahap yang berbeda tetapi saling berhubungan dan terhubung dalam setiap langkah-langkahnya: langkah-langkahn ya: (1) assessment (2) diagnosisgizi (3) intervensi gizi (4) monitoring dan evaluasigizi.
1. Rumusan Masalah
1.
Apa yang disebut dengan asuhan gizi?
2.
Apa saja komponen-komponen dalam proses asuhan gizi?
3.
Bagaimana penyelesaian kasus hiperurisemia dan diagnosa penyakit jantung dengan menggunakan proses asuhan gizi?
2. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian asuhan gizi.
2.
Untuk mengidentifikasi apa saja komponen-komponen dalam proses asuhan gizi.
3.
Untuk menyelesaikan masalah terkait hiperurisemia dan diagnosa penyakit jantung dengan menggunakan proses asuhan gizi.
3. Manfaat
Untuk mengetahui dan memahami proses asuhan gizi pada klien dengan riwayat hiperurisemia dan diagnosa penyakit jantung.
BAB II SKRINING (DATA UMUM) A. Pemilihan Metode Skrining Skrining gizi merupakan proses yang sederhana, cepat dan sensitif untuk mendeteksi pasien mengalami risiko malnutrisi atau tidak. Tujuan dilakuaknnya skrining adalah mengetahui pengaruh dari intervensi gizi. Apabila skrining yang dilakukan tepat dan selanjutnya intervensi yangh dilakukan juga tepat, maka dapat mencegah timbulnya malnutrisi dan mempercepat proses penyembuahn pasien atau klien. Metode skrining gizi yang tepat untuk Ny.E yang telah berusia 42 tahun adalah dengan menggunakan Malnutrition Universal Skrining Tools (MUST). Malnutrition Universal Skrining Tools (MUST) adalah salah satu kuisioner yang tepat digunakan untuk menegetahui risiko malnutrisi pada orang dewasa. MUST merupakan instrumen terpilih karena cukup sederhana, lengkap dalam menilai faktorfaktor yang mungkin berperan pada status nutrisi, dan validitasnya sudah banyak diuji oleh berbagai studi di berbagai negara dan pada berbagai kondisi. Alat ini bisa digunakan untuk memprediksi lama seseorang dirawat di rumah sakit, dan dalam penerapannya di masyarakat, bisa digunakan untuk memperkirakan seberapa sering anggota masyarakat berobat ke rumah sakit ataupun klinik. Dalam kasus Ny.E sangat cocok menggunakan skrining MUST dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner cukup tepat dan cocok untuk keadaan beliau.
B. Pengisian Kuisioner Skrining Malnutrition Universal Skrining Tools (MUST) Nama Nama Keluarga Usia Bangsal No. RM Jenis Kelamin Perempuan 1.
2.
3.
Total Skor
: Ny.E :: 42 thn :::
Tanggal TTD Perawat/Ahli Gizi BB/TB BMI LiLA Ket status gizi
10 November 2017 38 kg/145 cm 17,34 kg/m2 Gizi kurang
BMI pasien (kg/m2) a. >20 (>30 obese) a. b. 18,5 18,5 – – 20 20 b. c. 5 hari 5
Skor 0 Skor 1 Skor 2
Skor 0 Skor 1 Skor 2
Keterangan : 0 = Risiko rendah dan perlu pengukuran ulang secara periodik 1 = Risiko sedang dan perlu pengukuran ulang setelah 3 hari 2 ≥ Risiko tinggi, membutuhkan segera asuhan gizi gizi
C. Membuat Kesimpulan Kuisioner Dari hasil pengisian kuisioner MUST, Ny.E mendapatkan skor 5 pada form skrining, maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ny.E mengalami malnutrisi dan perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut (assessment) agar dapat ditentukan intervensi gizi yang tepat sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki status gizi dan mempercepat proses penyembuhan keluhan dan penyakit Ny.E.
BAB III PENGKAJIAN GIZI A. Pengkajian Antropometri (AD) Tabel 1. Pengkajian antropometri Domain
Data
Interpretasi
AD 1.1.1
148 cm
Pendek
38 kg
Berat badan kurang
AD 1.1.4
BB turun sebanyak 2 kg
Akibat dari nafsu makan
Weight Change
dalam 1 bulan terakhir
menurun karena adanya
AD 1.1.5
17,34 kg/m2
mual dan muntah Underweight
Height AD 1.1.2 Weight
BMI Kesimpulan : Ny.E tergolong underweight
IMT Ny.E
= BB/TB2 = 38/1.482 = 17,34 kg/m2 (underweight)
Tabel 2. Klasifikasi IMT berdasarkan kriteria Asia Pasifik Klasifikasi
IMT (kg/m2)
Underweight
< 18,5
Normal
18,5 – 18,5 – 22,9 22,9
Overweight
23 – 24,9 23 – 24,9
Obese I Obese II
25 – 29,9 29,9 > 30
Sumber : Inoue, 2000
B. Pengkajian Data Biokimia (BD) Tabel 3. Pengkajian data biokimia Domain
Data
Interpretasi
BD 1.1.3 Partial pressure of carbon dioxide in arterial blood,
160 mmHg
Hipertensi (normal 120 mmHg)
PaCO2 BD 1.1.4 Partial pressure of oxygen in
102 mmHg
arterial blood, PaCO2
Hipertensi (normal 80mmHg)
BD 1.4.2 Alanine Aminotransferase
14 U/L
Serum Glutamic Pyruvate Transaminase (SGPT) (SGPT)
Normal (0-35 U/L)
BD 1.4.3 Aspartate aminotransferase Serum Glutamic Oxaloacetic
47 U/L
Tinggi (3-45 U/L)
(SGOT) (SGOT) BD 1.5.2 Glucose, casual
121 mg/dL
BD 1.7.2 Cholestrol HDL BD 1.7.3 Cholestrol LDL
29 mg/dL 104 mg/dL
151 mg/dL
Cholesterol Cholesterol BD 1.7.7 Triglyserides, serum
(70-200 mg/dL) HDL rendah
BD 1.7.5 Total Choleterol : HDL
Normal
90
(normal ≥50 mg/dL) LDL tinggi (normal ≤100 mg/dL) Normal (normal ≤200 mg/dL) mg/dL) Normal (≤ (≤150 150 mg/dL)
Asam Urat
7,1 mg/dL
Tinggi (normal 2,8-6,8 mg/dL)
Kesimpulan : Ny.E mengalami gout mengalami gout yang disebabkan karena tingginya nilai asam urat dan juga mengalami tingginya kadar LDL dan rendahnya HDL, serta mengalami tingginya kadar SGOT C. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD) Tabel 4. Pengkajian data klinis/fisik Domain
Data
Interpretasi
PD 1.1.3
Sesak nafas sejak 1 minggu
Ditandai dengan denyut
Cardiovascular -
lalu dan disertai batuk, serta
nadi dan respiratori rate
pulmonary pulmonary
adanya nyeri dada
yang tinggi
Mual dan muntah
Asupan menjadi tidak adekuat karena
PD 1.1.5 Digestive system
berkurangnya nafsu makan
Tekanan darah
tinggi dan tergolong dalam
Tekanan Darah =
160/102 mmHg PD 1.1.9
Nadi =118x/menit
hipertensi tahap II
Tinggi (normal :
Vital Signs
RR = 96 x/menit Suhu tubuh = 36 oC
60-100x/menit)
Tinggi (16-
20x/menit)
Normal (36,5-37,5
o
C)
Kesimpulan : Ny.E mengalami sesak nafas disertai batuk, juga nyeri dada dan mengalami mual muntah serta hipertensi tahap II
D. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH) Sebelum masuk RS
Tabel 5. Riwayat makan SMRS Domain
Data
FH 1.1.1.1
827 kkal kkal
Total Energy Intake
Interpretasi
46,08% terpenuhi (Defisit energi)
Susu 1 kali tiap
FH 1.2.1.1 Oral fluids
makan
Teh manis 1-2
kali/sehari
Nasi = 1
centong/makan Ayam = 1 ptg/makan
Lauk nabati berupa
FH 1.2.2.1 Amount of food
tempe = 2 ptg/makan
Sayur = 1-2 kali/hari
(2 centong/makan).
Buah = 1 buah/makan
Berupa pisang Makanan yang dikonsumsi mengandung protein yang FH 1.2.2.5
Konsumsi nasi, ayam, sayur,
cukup tinggi, dan pemenuhan
Food variety
tempe dan buah.
serat juga sudah didapatkan dari buah dan sayur yang dikonsumsi
FH 5.4.1
1-2 kali dengan frekuensi
Mealtime Duration
selingan yang tidak tentu
FH 1.5.1.1
21 g
Kurang asupan 42,12 % terpenuhi
Total Fat FH 1.5.2.1 Total protein FH 1.5.3.1
(kurang) 30,1 g
135,8 g
Total carbohydrate FH 1.6.2.1 Calcium
FH 1.6.2.4 Magnesium
(kurang) 50,44 % terpenuhi (kurang) 25,2% terpenuhi
251,6 mg
Kurang (AKG : 1000 mg) 48,2% terpenuhi
154,2 mg
Kurang (AKG : 320 mg) 318,1% terpenuhi
FH 1.6.2.7 Sodium
44,72 % terpenuhi
4.771,1 mg
Berlebihan (AKG : 1.500 mg)
Kesimpulan : 1. Ny.E mengalami ketidakcukupan asupan energi, baik KH, Lemak dan Protein 2. Ny.E kelebisan asupan Na, namun mengalami ketidakcukupan Ca dan Mg
Sesudah masuk RS
Tabel 6. Riwayat makan MRS Domain
FH 1.1.1.1 Total Energy Intake FH 1.5.1.1 Total Fat FH 1.5.2.1 Total protein FH 1.5.3.1
Data
1.420 kkal kkal
49 g g
59,5 g 200,1 g
Interpretasi
65,16% terpenuhi (kurang) 80,95% terpenuhi (cukup) 72,81% terpenuhi (kurang) 61,22% terpenuhi
Total carbohydrate
(kurang) 74% terpenuhi
FH 1.6.2.5
3.479,4 mg
Potassium
Kurang (AKG : 4700 mg)
FH 1.6.2.7
1.082,3 mg
Sodium
72,1% terpenuhi Cukup
Kesimpulan : 1. Ny.E masih mengalami defisit asupan energi, KH dan protein selama di rumah sakit
E. Pengkajian Data Riwayat Pasien (CH) Tabel 7. Riwayat data pasien Domain CH 1.1.1
CH 1.1.2
-
-
Perempuan
Gender
Role in family
Interpretasi
42 tahun
Age
CH 1.1.7
Data
-
Suami (kepala rumah tangga)
Hasil pemeriksaan
Hipertensi
CH 2.1.2 Cardiovascular
Didiagnosa mengalami
penyakit jantung
dokter tekanan darah nya = 169/102 mmHg. Tergolong dalam hipertensi tingkat II
CH 2.1.3
Underweight
Endocrine/metabolism CH 3.1.4 Social & medical
Penanganan lebih lanjut ke rumah sakit
IMT = 17,34
kg/m2
support Kesimpulan : Ny.E didiagnosa mengalami penyakit jantung dan mengalami hipertensi tahap II
F. Comparative Standards Tabel 8. Standar komparatif Domain
CS 1.1.1 Total energy estimated needs
Data
Interpretasi
Kebutuhan normal energi 2.179,06 kkal
yang seharusnya dipenuhi (MRS) Penggunaan rumus Mifflin dikarenakan
CS 1.1.2 Method for estimating needs
Rumus Mifflin
Ny.E telah terdiagnosis mengalami penyakit jantung
CS 2.1.1 Total fat estimated needs CS 2.2.1 Total protein estimated needs
CS 2.3.1 Total carbohydrates estimated
60,53 gram/hari
Total fiber estimated needs CS 4.2.1 Calcium CS 4.2.4 Magnesium
seharusnya dikonsumsi Total protein yang
81,7 gram gram/hari
326,86 gram/hari
needs CS 2.4.1
Total lemak yang
27 gram/hari
seharusnya dikonsumsi
Total karbohidrat yang seharusnya dikonsumsi Total serat yang seharusnya dikonsumsi
1000 mg
Total kalsium yang seharusnya dikonsumsi
320 mg
Total magnesium yang seharusnya dikonsumsi
CS 4.2.5
Total kalium yang seharusnya dikonsumsi
4700 mg
Potassium CS 5.1.1
Berat badan yang
43,2 kg
Ideal/reference body weight CS 5.1.2
direkomendasikan 2
19,72 kg/m
Recomended body mass
BMI yang direkomendasikan
PERHITUNGAN
BBI
BMR (mifflin)
=
(TB-100) x 90%
=
(148-100) x 0,9
=
48 x 0,9
=
43,2 kg
=
(10xBB) + (6,25XTB) – (6,25XTB) – (5XU) – (5XU) – 161 161
=
(10x43,2) + (6,25X148) – (6,25X148) – (5X42) – (5X42) – 161 161
=
432 + 925 – 925 – 210 – 210 – 161 161
=
986 kkal
a. Kebutuhan energi = BMR x Faktor Aktifitas x Faktor Stress (SMRS)
= 986 x 1,3 x 1,4 = 1.794,52 kkal
b. Kebutuhan energi = BMR x Faktor Aktifitas x Faktor Stress (MRS)
= 986 x 1,3 x 1,7 = 2.179,06 kkal
CS 2.1.1
Total fat estimated need (sebelum masuk RS)
= =
estimasi konsumsi lemak
estimasi energi
9
25
x
.794,52 9
x
= 49,85 gram
CS 2.2.1
Total protein estimated need (sebelum masuk RS)
= =
estimasi konsumsi protein
estimasi energi
4
5
x
.794,52 4
x
= 67,3 gram
CS 2.3.1
Total carbohydrate estimated need (sebelum masuk RS)
= =
estimasi konsumsi KH
estimasi energi
4
6
x
.794,52 4
x
= 269,2 gram
CS 2.1.1
Total fat estimated need (sesudah masuk RS)
=
estimasi konsumsi lemak
estimasi energi
9
25
2.79,6
= x
9
x
= 60,53 gram
CS 2.2.1
Total protein estimated need (sesudah masuk RS)
= =
estimasi konsumsi protein
estimasi energi
4
5
x
2.79,6 4
= 81,7 gram
x
CS 2.3.1
Total carbohydrate estimated need (sesudah masuk RS)
= =
estimasi konsumsi KH
estimasi energi
4
6
x
2.79,6 4
x
= 326,86 gram
PRESENTASE ASUPAN 1. Asupan energi sebelum masuk RS Asupan energi setelah masuk RS 2. Asupan protein sebelum masuk RS Asupan protein setelah masuk RS 3. Asupan lemak sebelum masuk RS Asupan lemak setelah masuk RS 4. Asupan karbohidrat sebelum masuk RS Asupan karbohidrat setelah masuk RS 5. Asupan Natrium sebelum masuk RS Asupan Natrium setelah masuk RS
= = = = = = = = = =
6. Asupan Mg sebelum masuk RS
=
7. Asupan Ca sebelum masuk RS
=
8. Asupan Kalium setelah masuk RS
=
827 .794,52 .42 2.79,6
x 100 %
= 46,08 %
x 100 %
= 65,16 %
3,
x 100 %
= 44,72 %
x 100 %
= 72,81 %
67,3 59,5
8,7 2 49,85 49 6,53 35,8 269,2
x 100 %
= 42,12 %
x 100 %
= 80,95 %
x 100 %
= 50,44 %
2, 326,86 4.77, .5 .82,3 .5 54,2 32
x 100 %
= 61,22 %
x 100 %
= 318,1 %
x 100 %
= 72,2 %
x 100 %
= 48,2 %
x 100 %
= 25,2 %
25,5 .
3.479,4 4.7
x 100 %
= 74 %
BAB IV DIAGNOSIS GIZI Tabel. 9 Problem 9 Problem diagnosis diagnosis Nutrition Intake
Nutrition Clinical
Nutrition Behaviour
NI 2.1 Inadequate Oral NC 2.2 Altered nutrition- NB 1.1 Food and nutrition Intake
related laboratory values
related knowledge defisit
NC 3.2 Unintended weight loss
Berdasarkan data asesmen yang telah didapatkan, diketahui Ny.E usia 42 tahun, dengan tinggi badan 148 cm dan berat badan 38 kg, mengalami ketidakcukupan asupan energi baik sebelum masuk rumah sakit maupun setelah masuk rumah sakit. Hal ini diperkuat dengan adanya penurunan berat badan sebesar 2 kg dalam 1 bulan terakhir. Dari data biokimia yaitu didapat kadar LDL yang mencapai 104 mg/dL dan rendahnya kadar HDL, yaitu 29 mg/dL. Selain itu, tekanan darah dari Ny.E mencapai 160/102 mmHg di mana hasil tersebut tergolong dalam hipertensi tingkat II. Dari hasil pemeriksaaan antropometri, didapatkan IMT Ny.E adalah 17,34 kg/m2, yang masuk ke dalam kategori underweight. Hal ini disebabkan karena Ny.E mengalami ketidakcukupan asupan energi. Dari uraian data yang telah didapatkan dari hasil asesmen di atas, dapat disimpulkan bahwa diagnosis gizi untuk Ny.E yaitu : a. Ketidakcukupan asupan oral (NI 2.1) (P ) berkaitan dengan adanya sesak nafas dan nyeri dada (E ) ditandai dengan persentase asupan energi, karbohidrat dan protein setelah masuk rumah sakit masing-masing hanya sebesar 65,16%, 61,22% dan 72,81% (S) b. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan/direncanakan (NC 3.2) (P (P)) berkaitan dengan penurunan kemampuan mengonsumsi cukup energi (E )
ditandai dengan penurunan berat badan sebesar 2 kg dalam waktu 1 bulan (S ) terakhir atau IMT aktual hanya sebesar 17,34 kg/m2 (S)
c. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC 2.2) 2.2) (P ) berkaitan dengan stress metabolik (gout) dan diagnosis medis penyakit jantung (E ) ditandai dengan tingginya kadar asam urat (7,1 mg/dL), SGOT (47 U/L ), LDL (104 mg/dL ) dan tekanan darah ((160/102 mmHg) serta rendahnya kadar HDL (29 mg/dL) (S) (S ) d. Kurangnya pengetahuan terkait zat gizi/makanan (NB 1.1) (P (P)) berkaitan dengan pola asupan yang salah (E ) ditandai dengan sangat tingginya asupan natrium sebelum masuk rumah sakit, yaitu sebesar 4.771,1 mg dan terjadinya hipertensi (S) (S )
BAB V INTERVENSI GIZI A. Perencanaan (planing) Tujuan Intervensi Gizi 1. Memperbaiki asupan pasien (Ny.E) sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. 2. Memperbaiki status gizi Ny.E menjadi normal. 3. Mengurangi keluhan akibat penyakit yang diderita Ny.E 4. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal. 5. Menurunkan dan mempertahankan nilai asam urat hingga batas normal
6. Menurunkan dan mempertahankan kadar LDL serta SGOT hingga batas normal 7. Membantu menaikan dan mempertahankan kadar HDL hingga batas normal 8. Membantu menurunkan dan mempertahankan kadar tekanan darah Ny.E hingga batas normal dengan mengontrol asupan mineral. 9. Memberikan edukasi, konseling dan motivasi agar Ny.E tentang diet yang dapat diterapkan di rumah, lalu mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai jenis bahan makanan yang tepat diberikan untuk Ny. U sesuai kondisi penyakitnya dan merubah kebiasaaan (gaya hidup) menjadi lebih sehat. B. Preskripsi Diet Diet 1. Komposisi Zat Gizi Makro & Mikro Mikro a. Total energi 2.179,06 kkal b. Lemak = 60,53 gram c. Karbohidrat = 326,86 gram
d. Protein = 81,7 gram
e. Purin 100-150 mg f. Serat = 30 gram g. Kalsium = 1000 mg h. Magnesium = 320 mg i. Kalium = 4700 mg j. Natrium = 750 mg (rendah natrium) Catatan : Nanti dalam perjalanan pemberian asupan tidak langsung diberikan asupan kalori sebesar 2.179,06 kkal, namun secara bertahap (3 tahap). Hal ini dikarenakan Ny.E mengalami nyeri dada, sesak dan batuk, sehingga daya terima asupannya terganggu. 2. Cairan Cairan yang diberikan selain air putih untuk minum adalah susu. Susu diberikan kepada Ny.E dikarenakan Ny.E mengalami kekurangan asupan kalsium, sehingga pemenuhan kalsium bisa didapat dari pemberian susu. Serta juga diberikan jus buah untuk Ny.E. Jus buah diberikan sebagai pemenuhan kebutuhan serat Ny.E. 3. Jenis Diet Jenis diet yang diberikan yaitu diet untuk penderita Gout (diet rendah purin) yang dikombinasikan dengan diet DASH (rendah garam, rendah lemak dan tinggi serat). 4. Bentuk Makanan Konsistensi makanan yang diberikan dalam bentuk biasa 5. Rute Pemberian diet dilakukan melalui oral. 6. Frekuensi Makanan utama diberikan 3 kali dan selingan diberikan 3 kali.
C. Implementasi Implementasi 1. Pemberian Diet a. Pemberian energi tahap-demi tahap hingga mendekati atau mencapai 2.179,06 kkal. Mulai dari 1.420 kkal, 1.750 kkal dan 2.179,06 kkal b. Lemak diberikan 25% dari total energi, yaitu sebesar 60,53 gram. c. Protein diberikan 15% dari total energi, yaitu 81,7 gram d. Karbohidrat diberikan 60 % dari total energi, yaitu sebesar 326,86 gram e. Pemberian serat diberikan sebanyak 30 gram/hari dengan sumber serat larut air seperti dalam bentuk buah-buahan. f. Pemberian natrium dibawah standar kebutuhan orang normal, yaitu sebesar 750 mg, sebab Ny.E memiliki tekanan darah tinggi.
g. Pemberian kalsium sebesar 1000 mg secara bertahap melalui asupan, seperti susu yang mengandung kalsium tinggi. h. Pemberian magnesium sebesar 320 mg secara bertahap melalui makanan, seperti produk olahan susu dan sayuran hijau. i. Pemberian kalium sebesar 4700 mg secara bertahap, seperti memberikan buah pisang yang terbukti mengandung tinggi kalium untuk mengontrol kadar tekanan darah Ny.E. 2. Pendidikan Gizi Tujuan a. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya berkaitan dengan gizi dan penyakit gout penyakit gout dan penyakit jantung. b. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarganya terkait diet yang harus diterapkan berdasarkan kondisi pasien. Materi a. Mengumpulkan informasi terkait tujuan diet b. Memberikan contoh menu yang tepat & sesuai dengan kondisi Ny.E
c. Menjelaskan kaitan antara gizi dengan gout dan dan hubungannya dengan penyakit jantung d. Menjelaskan manfaat diet yang direkomendasi terhadap kondisi pasien
Proses edukasi bisa dilakukan di rumah sakit bersama ahli gizi terkait sebelum pasien meninggalkan rumah sakit dan dirawat di rumah. 3. Konseling Gizi Tujuan a. Meningkatkan motivasi pasien agar mampu menjalankan diet yang direkomendasi dengan baik b. Memberikan dukungan (supportive process) kepada pasien (bisa juga lewat keluarga) agar melakukan perubahan perilaku menjadi lebih bijak dan baik lagi dalam penentuan konsumsi makanannya. Materi a. Menetapkan bersama rencana kegiatan aksi diet pasien sehingga mudah dipahami dan meningkatkan kesehatan pasien.
Proses konseling bisa dil dilakukan akukan di rumah sakit bersama ahli gizi dengan frekuensi satu bulan sekali, sekaligus memantau perkembangan kesehatan dari Ny.E 4. Koordinasi dengan Tim Kesehatan Lain Sebuah proses di mana seorang ahli gizi melakukan kegiatan konsultasi, merujuk atau koordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan perawat atau institusi lain yang dapat membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang berkaitan dengan gizi.
a. Dokter Ahli gizi bekerja sama dengan dokter dalam hal mendapatkan data medis pasien dan untuk dilakukannya intervensi secara medis demi progresivitas dan perkembangan kesehatan pasien. b. Perawat Ahli gizi bekerja sama dengan perawat dalam hal mencatat dan meminta data perkembangan pasien selama di rumah sakit (selama proses perawatan).
BAB VI MONITORING DAN EVALUASI GIZI
Tabel.10 Monitoring dan Evaluasi Gizi Masalah
Intervensi
Monitoring
Evaluasi
Pemberian diet secara bertahap,
Didapatkan
sampai mencapai
Pemantauan asupan
peningkatan
atau mendekati
dengan metode food
asupan Ny. U
Asupan oral yang
kebutuhan energi
recall ataupun visual
mendekati
inadekuat
Ny. U sebesar ±
comstock
kebutuhan
2.179,06 kkal.
seharusnya, yaitu 2.179,06 kkal
Tidak lagi Pemberian asupan
diperoleh
Penurunan berat
yang adekuat dan
Pengukuran
penurunan berat
badan yang tidak
sesuai dengan
antropometri tubuh,
badan dan
diinginkan
kondisi dan
seperti IMT
cenderung
keadaan pasien
mengalami kenaikan
Mengurangi asupan Natrium dengan Hipertensi tahap
memberikan diet
II
DASH dan dan dibantu asupan dengan mineral lain
Melakukan pengecekan
Didapatkan
tekanan darah Ny.E secara
tekanan darah
rutin
berangsur turun
Tingginya kadar asam urat
Memberi asupan atau diet rendah purin kepada Ny.E
Pengecekan kadar asam urat Ny.E
Kadar asam urat dalam darah berangsur turun
Memberi asupan yang Tingginya kadar
dapat membantu
Pengecekan kadar SGOT
SGOT
menurunkan kadar
Ny.E
SGOT Memberikan asupan Mengontrol
cukup vitamin,
asupan serat,
mineral dan serat,
vitamin mineral
namun tetap
lainnya.
memperhatikan
Kadar SGOT dalam tubuh berangsur turun
Pengecekan dan
Terjadinya
pemantauan kadar vitamin,
homeostatis
mineral dan serat dalam
mineral dalam
setiap asupan yang
tubuh, kecukupan
diberikan
vitamin dan serat
jumlahnya Kurangnya pengetahuan terkait gizi
Pemantauan perubahan Mengedukasi dan
sikap terkait konsumsi diet
memberikan konseling
yang sehat dan sesuai kondisi penyakit pasien
Mulai adanya perubahan sikap dan perilaku terkait konsumsi diet yang dianjurkan
BAB VII PEMBAHASAN KASUS
A. Skrining Gizi
Pada kasus yang dialami oleh Ny.E (42 th), baiknya menggunakan Malnutrition Universal Screening Tools (MUST). MUST adalah salah satu kuisioner yang tepat digunakan untuk menegetahui risiko malnutrisi pada orang dewasa. MUST merupakan instrumen terpilih karena cukup sederhana, lengkap dalam menilai faktorfaktor yang mungkin berperan pada status nutrisi. Parameter atau kriteria kriteria yang ada dalam skrining MUST diantaranya : a. IMT : berdasarkan standar internasional yang telah disepakati b. Penurunan berat badan : berdasarkan batas kira-kira antara perubahan berat badan yang dianggap normal dan abnormal c. Efek penyakit akut : pemberian skor
2
apabila
penyakit
yang
dideritamengganggu asupan gizi selama lebih dari lima hari Dalam kasus Ny.E sangat cocok menggunakan skrining MUST dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner cukup tepat dan cocok untuk keadaan beliau. Dari hasil pengisian kuisioner MUST, Ny.E mendapatkan skor 5 pada form skrining, maka hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Ny.E mengalami malnutrisi dan perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut (assessment) agar dapat ditentukan intervensi gizi yang tepat sehingga pada akhirnya dapat memperbaiki status gizi dan mempercepat proses penyembuhan keluhan dan penyakit Ny.E.
B. Asesmen Gizi
Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian hiperurisemia dan hasil diagnosa penyakit jantung yang dialami oleh Ny.E. Hiperurisemia didefinisikan sebagaikadar asam urat dalam darah dimana kadar asam urat > 7 mg/dL pada laki-laki dan > 6 mg/dL pada perempuan. Penyakit gout merupakan salah satu penyakit degeneratif yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar asam urat
dalam darah atau hiperurisemia. Seseorang mengalami hiperurisemia apabila kadar asam urat melebihi kadar asam urat tersebut. Hiperurisemia juga merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung dan sindrom metabolik. Jika penyakit ini menyerang wanita, seperti yang dialami Ny.E, maka pada umunya wanita yang menderita adalah wanita yang sudah menopause. Pada wanita yang belum menopause, memiliki kadar hormon estrogen yang cukup tinggi. Hormon ini membantu mengeluarkan asam urat darah melalui urin. Bila dilihat berdasarkan usia Ny.E tidak menutup kemungkinan kalau Ny.E sudah mengalami menopouse dan meningkatkan risiko terjadinya hiperurisemia. Dari segi antropometri, antropometri, Ny.E tergolong underweight dengan IMT sebesar 17,34 kg/m2. Keadaan underweight yang dialami oleh Ny.E bisa saja terjadi karena beliau sedang mengalami stress metabolik akibat gout yang dialaminya, seperti adanya rasa mual dan muntah serta nyeri dada yang menyebabkan sesak nafas dan batuk. Tentunya hal tersebut secara langsung membuat terjadinya penurunan asupan secara oral yang berimbas pada berat badan aktual Ny.E yang hanya sebesar 38 kg dan mengalami penurunan berat badan yang tidak diinginkan sebesar 2 kg dalam 1 bulan terakhir. Berdasarkan data riwayat makan, Ny.E memiliki masalah yaitu pada ketidakcukupan energi, karbohidrat, lemak dan protein sebelum beliau masuk dan dirawat di rumah sakit (hanya kebutuhan lemak setelah masuk RS yang terpenuhi). Ketidakcukupan asupan energi juga bisa disebabkan karena adanya gangguan dari daya terima asupan yang tidak normal akibat dari penyakit yang dialami beliau. Dari segi biokimia, Ny.E memiliki gangguan pada tekanan darah yang tinggi. Tekanan darah yang tinggi terjadi sebagai akibat dari konsumsi mineral natrium yang jauh melebihi batas normal, didapat asupan Na Ny.E sebelum masuk rumah sakit sebesar 318,1%. Konsumsi natrium yang berlebihan memang dapat menyebabkan hipertensi karena pengaruh asupan tinggi natrium terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan darah. Kelebihan asupan natrium akan meningkatkan cairan dari sel, dimana air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi. Hal ini
mengakibatkan peningkatan volume plasma darah dan akan meningkatkan curah jantung, sehingga tekanan darah meningkat. Selain itu asupan tinggi natrium dapat mengecilkan diameter arteri, sehingga jantung memompa lebih keras untuk mendorong volume darah yang meningkat melalui ruang sempit. Kemudian dari tingginya nilai SGOT pada Ny.E juga terjadi karena apabila kadar purin dalam tubuh tinggi, maka juga diikuti dengan zat yang akan membentuk purin yang ada dalam tubuh. Zat gizi yang di gunakan dalam pembentukan purin di dalam tubuh yaitu glutamin, glisin, aspartat, dan CO2. Hati adalah tempat yang terpenting dalam sintesa purin. Dalam kasus didapatkan SGOT pada Ny.E melebihi normal, karena aspartat yang ada dalam tubuh, khususnya di hati menjadi meningkat sebagai akibat dari tingginya kandungan purin dalam tubuh. Selanjutnya berkaitan dengan diagnosa penyakit jantung pada Ny.E. Pada penelitian tentang hubungan tingginya kadar asam urat dengan penyakit jantung koroner diteliti juga hubungan kadar asam urat dengan angka kematian yaitu setiap peningkatan 1 mg% asam urat meningkatkan angka kematian sebesar 1,48 kali. Dalam kasus penyakit jantung koroner, asam urat menyerang endotel lapisan bagian paling dalam pembuluh darah besar. Jika endotel mengalami disfungsi atau rusak, akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Sehingga dapat dikatakan, bahwa diagnosa penyakit jantung pada Ny.E terjadi sebagai akibat dari komplikasi tingginya kadar asam urat dalam tubuh. Dari segi riwayat makan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya hiperurisemia adalah konsumsi karbohidrat, khususnya jenis fruktosa. Fruktosa merupakan karbohidrat yang mempunyai efek langsung terhadap metabolisme asam urat. Fruktosa diphosphorilasi oleh fruktokinase dalamhati yang kemudian diubah menjadi ADP dan akan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Peningkatan kadar fruktosa dalam darah juga meningkatkan sintesis de novo novo purin dan meningkatkan produksi asam urat. Fruktosa merupakan komponen utama dalam gula (sukrosa) yang biasa digunakan untuk minuman sehari-hari seperti teh manis. Hal tersebut selaras dengan kebiasaan Ny.E dalam mengonsumsi teh sebanyak 1-2 kali dalam sehari.
Pada sebuah penelitian menemukan bahwa asupan lemak tidak secara langsung mempengaruhi kadar asam urat. Kadar asam urat akan meningkat jika ada kelebihan
lemak
dalam
tubuh
seperti
pada
seseorang
yang
mengalami
hiperkolesterolemia. Hal tersebut didukung dengan nilai laboratorium Ny.E yang tidak normal, seperti tingginya kadar LDL (104 mg/dL) dan rendahnya HDL (29 mg/dL).
C. Diagnosis Gizi
Dari data yang telah dikaji, maka dapat ditetapkan masalah atau problem untuk membuat diagnosis bagi Ny.E. Problem yang ada diantaranya Inadequate Oral Intake (NI 2.1), Unintended weight loss (NC 3.2), Altered nutrition-related laboratory values (NC 2.2) dan Food and nutrition related knowledge deficit (NC 1.1). Kelima diagnosis tersebut merupakan masalah yang dihadapi Ny. E. Dan disimpulkan bahwa diagnosis untuk Ny. U adalah : a. Ketidakcukupan asupan oral (NI 2.1) (P ) berkaitan dengan adanya sesak nafas dan nyeri dada (E ) ditandai dengan persentase asupan energi, karbohidrat dan protein setelah masuk rumah sakit masing-masing hanya sebesar 65,16%, 61,22% dan 72,81% (S) Penjelasan diagnosis: Ketidakcukupan asupan oral terjadi pada Ny.E sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, hal ini terjadi karena adanya rasa mual dan muntah serta nyeri dada, sesak nafas dan batuk yang dialami beliau. Tentunya hal tersebut mempengaruhi nafsu makan dan menghalangi masuknya makanan. b. Penurunan berat badan yang tidak diharapkan/direncanakan (NC 3.2) (P (P)) berkaitan dengan penurunan kemampuan mengonsumsi cukup energi (E ) ditandai dengan penurunan berat badan sebesar 2 kg dalam waktu 1 bulan (S ) terakhir atau IMT aktual hanya sebesar 17,34 kg/m2 (S)
Penjelasan diagnosis : Penurunan berat badan yang tidak diharapkan terjadi karena adanya penurunan kemampuan dalam mengonsumsi cukup energi, sehingga apabila asupan energi yang dikonsumsi inadekuat, maka secara tidak langsung akan menurunkan berat badan, seperti yang dialami Ny.E. c. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi (NC 2.2) 2.2) (P ) berkaitan dengan stress metabolik (gout) dan diagnosis medis penyakit jantung (E ) ditandai dengan tingginya kadar asam urat (7,1 mg/dL), SGOT (47 U/L ), LDL (104 mg/dL ) dan tekanan darah ((160/102 mmHg) serta rendahnya kadar HDL (29 mg/dL) (S) (S ) Penjelasan diagnosis : Hasil dari nilai laboratorium Ny.E juga mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena penyakit yang dialaminya, yang secara pasti akan mempengaruhi nilai labroratorium tubuh, seperti hiperurisemia yang dialami menyebabkan gout, lalu adanya hipertensi akibat dari tingginya asupan natrium serta tingginya kadar SGOT,LDL dan rendahnya LDL sebagai akibat dari komplikasi gout yang dialami Ny.E d. Kurangnya pengetahuan terkait zat gizi/makanan (NB 1.1) (P (P)) berkaitan dengan pola asupan yang salah (E ) ditandai dengan sangat tingginya tingginya asupan natrium sebelum masuk rumah sakit, yaitu sebesar 4.771,1 mg dan terjadinya hipertensi (S) (S ) Penjelasan diagnosis : Asupan natrium yang jauh melebihi batas rekomendasi tentunya meningkatkan risiko terjadinya hipertensi pada Ny.E. hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan akan jumlah asupan zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan.
D. Intervensi Gizi
Intervensi yang dilakukan untuk Ny.E yaitu : 1. Pemberian diet secara bertahap, sampai mencapai atau mendekati kebutuhan energi Ny. U sebesar ± 2.179,06 kkal. 2. Pemberian asupan yang adekuat dan sesuai dengan kondisi dan keadaan pasien. 3. Mengurangi asupan Natrium dengan memberian diet DASH dan dibantu asupan dengan mineral lain 4. Memberi asupan atau diet rendah rendah purin kepada Ny.E, yaitu hanya 100-150 mg per hari 5. Memberi asupan yang dapat membantu menurunkan kadar SGOT 6. Memberikan asupan cukup vitamin, mineral dan serat, namun tetap memperhatikan jumlahnya 7. Mengedukasi dan memberikan konseling
Di bawah ini merupakan beberapa diet yang perlu dijalankan oleh Ny.E, yaitu : 1. Melakukan diet rendah purin (diet (diet rendah purin) Tujuan dari pemberian diet rendah purin purin ini adalah a. Memberikan asupan makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan dan mencegah komplikasi penyakit lainnya. b. Memperbaiki keadaan gout, seperti mengurangi pembentukan asam urat dalam tubuh. c. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal. 2. DASH ( Dietary Dietary Approaches to Stop Hypertension) Hypertension) Oleh karena Ny.E juga mengalami hipertensi, maka perlu juga mengonsumsi makanan yang tepat untuk penderita hipertensi. DASH merupakan cara diet sehat untuk mencegah hipertensi. DASH diet
menerapkan makanan rendah sodium, rendah lemak namun tinggi potasium, kalsium, dan magnesium. DASH diet mampu menurunkan tekanan darah sekitar 8-14 mmHg. Contoh bahan makanan yang dianjurkan oleh DASH diet yaitu sereal, oatmilk, tomat, brokoli, bayam, pisang, kismis, kiwi dan lain- lain. 3. Diet serat tinggi Kebutuhan serat yang cukup akan mencegah timbulnya masalah pencernaan lainnya seperti konstipasi. Serat yang dibutuhkan berkisar antara 30 gram per hari. 4. Tinggi cairan Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Usahakan dapat minum air putih 2-2,5 liter per hari E. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Maka dari itu, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi untuk melihat keberhasilan intervensi. Monitoring dilakukan dengan cara : 1. Pemantauan asupan dengan metode food recall ataupun visual comstock 2. Pengukuran antropometri tubuh, seperti IMT
3. Melakukan pengecekan kadar tekanan darah Ny.E secara rutin 4. Melakukan pengecekan kadar asam urat Ny.E 5. Melakukan pengecekan kadar SGOT Ny.E 6. Melakukan pengecekan dan pemantauan kadar vitamin, mineral dan serat dalam setiap asupan yang diberikan 7. Pemantauan perubahan sikap terkait konsumsi diet yang sehat dan sesuai kondisi penyakit pasien
Dan evaluasinya adalah : 1. Didapatkan peningkatan asupan Ny. U mendekati kebutuhan seharusnya, yaitu 2.179,06 kkal
2. Tidak lagi diperoleh penurunan berat badan dan cenderung mengalami kenaikan 3. Didapatkan tekanan darah berangsur turun 4. Kadar asam urat dalam darah berangsur turun 5. Kadar SGOT dalam tubuh berangsur turun 6. Terjadinya homeostatis mineral dalam tubuh, kecukupan vitamin dan serat 7. Mulai adanya perubahan sikap dan perilaku terkait konsumsi diet yang dianjurkan
Nilai Gizi Diet Rendah Purin a. Energi (kkal)
= 2.179,06
b. Protein (g)
= 72,81 (15% energi total)
c. Lemak (g)
= 80,95 (24% energi total)
d. Karbohidrat (g)
= 326,86 (61% energi total)
e. Purin (mg)
= 100-150
f. Besi (mg)
= 16,2
g. Vitamin A (RE) h. Tiamin (mg)
= 23.383 = 1,1
i. Vitamin C (mg)
= 207
j. Magnesium (mg)
= 320
k. Kalium (mg)
= 4.700
l. Natrium (mg)
= 750
m. Kalsium (mg)
= 1000
Rekomendasi Menu Ny.E Waktu
Contoh Menu Nasi Telur ceplok Tumis labu siam + wortel Air putih Pisang kukus Teh manis
Beras Telur ayam Sayuran Minyak Air putih Pisang Gula pasir
Siang (pukul 12.30)
Nasi Ikan Bakar Tempe goreng Cah sawi + wortel Pepaya Air putih
Beras Ikan Tempe Sayuran Pepaya Minyak Air putih
Snack sore (pukul 16.00)
Kue nagasari
Malam (pukul 19.00)
Nasi Semur ayam Pepes tahu Tumis kacang panjang Semangka Air putih Susu skim
Tepung beras Pisang Gula pasir Beras Ayam Tahu Sayuran Semangka Minyak
Pagi (pukul 07.30)
Snack pagi (pukul 10)
Snack malam (pukul 20.30) Total Kalori Total Lemak Total Karbohidrat Total Protein
Bahan
Susu skim bubuk Gula pasir 2.179,06 kkal 60,53 gram 326,86 gram 81,7 gram
Berat
URT
100 g 50 g
1 gls nasi 1 btr
100 g 5g
1 gls ½ sdm
100 g 20 g
1 ptg sdg 2 sdm
150 g 50 g 25 g 100 g 100 g 5g
1 ½ gls nasi 1 ptg sdg 1 ptg sdg 1 gls 1 ptg sdg ½ sdm
20 g 10 g 10 g
2 sdm 1 iris 1 sdm 1 gls nasi 1 ptg sdg 1 ptg sdg 1 gls 1 ptg sdg ½ sdm
100 g 50 g 25 g 100 g 100 g 5g 20 g 10 g
4 sdm 1 sdm
BAB VIII PENUTUP DAN KESIMPULAN
Hiperurisemia yang dialami oleh Ny.E terjadi karena kebiasaan mengonsumsi makanan berlemak tinggi purin. Apabila terjadi kebiasaan tersebut berangsur dalam waktu yang lama, maka akan mengakibatkan timbulnya hiperurisemia dengan berbagai komplikasi penyakit yang dialami, diantaranya yaitu penyakit jantung dan tingginya kadar aspartat dalam tubuh. Hipertensi yang dialami Ny.E juga terjadi karena kebiasaan beliau mengonsumsi Natrium dalam jumlah yang berlebihan, dan bukan menutup kemungkinan akan menimbulkan komplikasi baru lainnya jika tidak ditangani dengan baik dan benar. Oleh karena itu perlu dilakukan proses asuhan gizi yang terstandar untuk bisa memberikan pelayanan gizi yang terbaik kepada pasien, di mana terdapat 4 proses, yaitu assessment, diagnosa, intervensi dan monitoring serta evaluasi. Apabila keempat proses tersebut dilakukan dengan cukup baik, maka sangatlah mungkin dalam membantu pasien memperbaiki status kesehatan dan status gizinya.
DAFTAR PUSTAKA 1. Academy of Nutrition and Dietetics. International Dietetics & Nurrition Terminologi (IDNT) Reference Manual fourth edition. United States, Chicago: South Riverside Plaza. 2013 2. Prof. Dr. dr. Sarono Waspadji, SsPD-KEMD. Daftar Bahan Makanan Penukar edisi ketiga. 2010. 3. DR. Sunita Almatsier, M.Sc. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. 2004 4. Dyah Widyastuti SKM, Miranti Gutawa Sumapradja M.Sc, Yusfrida Leni Fayakun DMN. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta : Abadi publishing & printing. 2011 5. Unnamed. Hiperurisemia. Diakses dari laman: http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-rohmatulum-57223-babii.pdf Diakses pada tanggal 10 November 2017 6. Nur Amalina Dianati. Gout And Hyperuricemia. 2015. Diakses dari laman: http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/555/556 http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/555/556 Diakses pada tanggal 10 November 2017 7. Rini Setyoningsih. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hiperurisemia pada Pasien Rawat Jalan Rsup Dr.Kariadi Semarang. 2009. 20 09. Diakses dari laman : http://eprints.undip.ac.id/25234/1/237_Rini_Setyoningsih_G2C005301.pdf Diakses pada tanggal 10 November 2017 8. Dian Lestari. Hubungan Asupan Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium, Indeks Massa Tubuh, serta Aktifitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi Pada Wanita Usia 30 – 30 – 40 40 Tahun. 2010 Diakses dari laman : http://eprints.undip.ac.id/24915/2/313_Dian_Lestari_G2C006017.pdf Diakses pada tanggal 10 November 2017
View more...
Comments