Tugas Akhir Proyek Unes
April 24, 2018 | Author: Teguh Chan | Category: N/A
Short Description
Download Tugas Akhir Proyek Unes...
Description
PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATURIUM 3 LANTAI JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA INDONESIA DAN SASTRA INDONESIA FBS UNNES Kampus UNNES Sekaran Gunung Pati Kota Semarang
Disusun sebagai Syarat Ujian Tahap Akhir Program Diploma III Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Disusun oleh : 1. Danang Agustian A.
NIM: 5150304002
2. Abie Surya F.
NIM: 5150304020
Program Studi
: D3 Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
i
LEMBAR PENGESAHAN Proyek Tugas Akhir dengan judul Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Dan Laboraturium 3 Lantai Jurusan Bahasa Dan Sastra Inggris Dan Jurusan Bahasa Indonesia Dan Sastra Indonesia FBS UNNES ini telah disetujui dan disahkan pada : Hari
:
Tanggal
: Pembimbing,
Drs. Henry Appriyatno, M.T NIP. 131658240 Penguji I :
Penguji II :
Drs. H. Bambang Dewasa NIP. 130515759
Drs. Henry Appriyatno, M.T NIP. 131658240
Ketua Jurusan,
Ketua Program Studi,
Drs. Lashari, M.T. NIP. 131471402
Drs. Tugino, M.T. NIP. 131763887 Mengetahui, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang
Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh Puji syukur kehadirat Allah atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tiada Illah yang benar-benar hak untuk disembah melainkan Allah. Dialah pencipta seluruh langit dan bumi yang dalam semua ciptaan-Nya itu selalu ada tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi orang-orang yang berpikir. Penyusunan Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III Teknik Sipil Program Studi Diploma III Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang. Selama proses penyusunan ini, penulis menyadari banyak sekali hambatan yang dihadapi, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang berkompeten, akhirnya Proyek Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof.Dr.Soesanto, selaku Dekan Fakultas Teknik UNNES. 2. Bapak Drs. Lashari, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil UNNES. 3. Bapak Drs.Tugino, M.T, selaku Ketua Program Studi Diploma III Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES. 4. Bapak Drs. Henry Appriyatno, M.T. yang telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan laporan ini. 5. Bapak Subari, selaku Pelaksana Proyek sekaligus pembimbing lapangan. 6. Bapak dan ibu yang telah memberi motivasi pada Penyusun.
iii
7. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penyusunan Proyek Ahir ini. Penuyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan Proyek Akhir ini. Kritik, saran dan pemanfaatan laporan ini sangat penulis harapkan, Semoga Proyek Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Semarang,
Agustus 2007
Penyusun
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO: 1. “Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya ( menjulang ) kelangit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya, Allah membuat perumpamaan – perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu berdzikir “ ( Ibrahim : 24 – 25 ). 2. “Adakah orang yang sampai kedudukan terpuji, atau akhir yang utama. Kecuali setelah ia melewati jembatan ujian. Demikianlah kedudukanmu jika engkau ingin mencapainya. Naiklah kesana dengan melewati jembatan kelelahan ” ( Ibnul Qoyim Al Jauzi ).
PERSEMBAHAN:
Kupersembahkan tugas akhir ini pada : 1. Allah SWT yang telah memberi kekuatan dalam menyelesaikan proyek akhir ini. 2. Ayah dan ibu, serta Keluargaku tercinta yang terus mendukung dalam penyelesain proyek akhir ini. 3. Bapak Drs. Henry Appriyatno M.T. yang telah mengarahkan serta membimbing sampai selesainya proyek akhir ini. 4. Teman-teman Teknik Sipil ‘04 yang terus memberikan semangat dalam menyelesaikan proyek akhir ini. 5. Ikhwah fillah di pesma Qolbun Salim sukron atas semua bantuan dan doanya. 6. D' ita ku sayank… makacih suportnya…
v
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………….. ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………... iii KATA PENGANTAR…………………………………………………………. iv DAFTAR ISI……………………………………………………………….…... vi DAFTAR TABEL………………………………………………………………. x DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... ix DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xii BAB I. BAGIAN PENDAHULUAN 1.1 Judul Proyek Akhir .....................................................................
1
1.2 Latar Belakang Proyek................................................................
1
1.3 Lokasi Proyek ………………………………………………….
2
1.4 Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ..............................................
2
1.5 Ruang Lingkup Penulisan ...........................................................
2
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................
2
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................
4
BAB II. DASAR – DASAR PERENCANAAN 2.1 Uraian Umum.............................................................................
6
2.2 Kriteria dan Azas-asas Perencanaan ..........................................
6
2.3 Dasar – dasar Perencanaan..........................................................
10
2.4 Dasar – Dasar Perhitungan..........................................................
13
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana ...............................................
14
2.6 Metode Perhitungan ....................................................................
22
vi
BAB III. PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG 3.1 Perencanaan Atap......................................................................
17
BAB IV. PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA 4.1 Perencanaan Plat Lantai ............................................................
61
4.2 Perencanaan Tangga ………………………………………….
68
4.3 Dasar-dasar Perencanaan ……………………………………..
80
4.4 Perhitungan Gaya-gaya Geser yang Bekerja Pada Struktur ….
81
4.5 Perencanaan Balok ……………………………………………
89
4.6 Perencanaan Sloof …………………………………………….
97
4.7 Perencanaan Kolom …………………………………………..
100
BAB V. PERHITUNGAN PONDASI 5.1 Uraian Umum............................................................................
112
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi ....................................................
112
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah ....................................................
113
5.4 Perencanaan Pondasi.................................................................
114
5.5 Penulangan Pondasi .................................................................
115
BAB VI. RENCANA KERJA DAN SYARAT
vii
BAB VII. RENCANA ANGGARAN BIAYA 7.1 Perhitungan Volume Pekerjaan ................................................
191
7.2 Daftar Harga Bahan dan Upah .................................................
151
7.3 Rekapitulasi Awal ....................................................................
232
7.4 Persentase Bobot Pekerjaan …………………………………..
233
7.5 Rekapitulasi Akhir ……………………………………………
235
BAB VIII. PENUTUP 8.1 Kesimpulan ...............................................................................
253
8.2 Saran .........................................................................................
254
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dimensi Balok Tabel 2. Dimensi Kolom Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda Tabel 4. Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan Tabel 7. Time Schedule .
x
DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Grafik Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 2. Input Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 3. Output Kuda-Kuda Baja (SAP 2000) 4. Gambar Grafik Portal (SAP 2000) 5. Input Portal (SAP 2000) 6. Output Portal (SAP 2000) 7. Uji Tarik dan Bengkok Baja 8. Laporan Hasil Penyelidikan Tanah 9. Gambar Bestek
xi
DAFTAR PUSTAKA
Apriyatno, Henry. 2003. Diktat Kuliah Strukur Beton. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang. DPU. 1961. Pedoman Perencanaan Kayu Indonesia 1961. Bandung: Yayasan Normalisasi Indonesia. DPU. 1987. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah Dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit PU. DPU. 1991. SK SNI T-15-1991-03, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Bandung: Yayasan LPMB. DPU. 1989. Pedoman Beton. Bandung: Yayasan Penerbit PU. Tri Cahyo, H. 2005. Diktat Kuliah Teknik Fondasi I. Jurusan Teknik Sipil FT UNNES Semarang.
xii
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama
: Abie Surya Fuadi
NIM
: 5150304020
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul : PROYEK
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang,
Agustus 2007
Mengetahui, Ketua Program Studi,
Drs.Tugino, M.T NIP.131763887
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama
: Danang Agustian A
NIM
: 5150304002
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul : PROYEK
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang,
Agustus 2007
Mengetahui, Ketua Program Studi,
Drs.Tugino, M.T NIP.131763887
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama
: Abie Surya Fuadi
NIM
: 5150304020
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul : PROYEK
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang,
Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
PERNYATAAN SELESAI BIMBINGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing Tugas Akhir dari mahasiswa : Nama
: Danang Agustian A
NIM
: 5150304002
Program Studi : Teknik Sipil D3
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah SELESAI bimbingan tugas akhirnya yang berjudul : PROYEK
PEMBANGUNAN
GEDUNG
KULIAH
DAN
LABORATORIUM JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INGGRIS DAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNNES dan tugas akhir tersebut siap untuk DIUJIKAN.
Semarang,
Agustus 2007
Pembimbing,
Drs. Henry Apriyanto, M.T NIP. 131658240
PROYEK AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Nama Proyek Nama proyek ini adalah Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES
1.2
Latar belakang Proyek Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini dilatarbelakangi banyaknya kekurangan sarana dan prasarna gedung dengan kapasitas yang memadai. Pemilihan Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES sebagai Tugas Akhir dikarenakan struktur gedung yang memiliki 3 (tiga) lantai dan sebagai pertimbangan lain untuk memudahkan dalam penyusunan tugas ahir. Pembangunan gedung ini nantinya akan di gunakan untuk kegiatan yang membutuhkan ruang luas. Pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES mempunyai maksud dan tujuan antara lain : 1 . Meningkatkan sarana dan prasarana di UNNES . 2 . Meningkatkan kenyamanan dan efektifitas kegiatan di Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES.
PROYEK AKHIR BAB I PENDAHULUAN
1.3
Lokasi Proyek Lokasi Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium
Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini terletak di Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang 1.4
Maksud dan Tujuan Proyek Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah untuk menerapkan materi perkuliahan yang telah diperoleh ke dalam bentuk penerapan secara utuh. Penerapan materi perkuliahan yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu bangunan gedung bertingkat banyak, minimal tiga lantai. Dengan merencanakan suatu bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang diaplikasikan dan mampu merencanakan suatu struktur yang cukup kompleks.
1.5
Ruang Lingkup Penulisan Dalam Penyusunan Proyek Akhir ini, Penulis hanya menentukan pada permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil yaitu pada bidang perencanaan
struktur
lantai,Perencanaan
meliputi:Perencanaan tangga,Perencanaan
atap,Perencanaan
plat
balok,Perencanaan
kolom,Perencanaan pondasi,Rencana kerja dan syarat - syarat (RKS), dan Rencana anggaran biaya 1.6
Metodologi Data yang akan digunakan sebagai dasar dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini dapat di kelompokkan dalam dua jenis yaitu: 1. Data Primer
PROYEK AKHIR BAB I PENDAHULUAN
Data Primer adalah data yang didapat melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan terdari dari: a. Lokasi Proyek
: Kampus UNNES Sekaran, Gunungpati, Semarang
b. Topografi
: Tanah datar
c. Elevasi bangunan
:
o Lantai 1 : + 00,00 m o Lantai 2 : + 04,60 m o Lantai 3 : + 08,80 m 2. Data Sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang dipakai dalam proses pembuatan dan penyusunan laporan Proyek Akhir. Yang termasuk dalam klasifikasi data sekunder ini antara lain: a. Literatur panjang b. Grafik – grafik penunjang c. Tabel – tabel penunjang Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1) Observasi Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data primer melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan sejak melaksanakan Kerja Praktek, yang telah dilaksanakan pada proyek yang sama pada tanggal 1 September sampai dengan 1 November 2006. 2) Studi pustaka
PROYEK AKHIR BAB I PENDAHULUAN
Studi pustaka dilakukan untuk pengumpulan data sekunder dan landasan teori dengan mengambil data literatur yang relevan maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan bangunan. Pengumpulan dilakukan melalui perpustakaan atau pun instansi – instansi pemerintah yang terkait. 1.7
Sistematika Penulisan Proyek Akhir ini garis besarnya disusun dalam 8 (delapan) bab yang terdiri dari : BAB I
: PENDAHULUAN Berisi nama proyek, latar belakang, lokasi proyek, maksud dan
tujuan, pembahasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II : PERENCANAAN Berisi uraian, kriteria, dan azas – azas perencanaan, dasar – dasar perencanaan, metode perencanaan, dasar perhitungan, dan klasifikasi pembebanan rencana. BAB III : PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG Berisi perhitungan pembebanan, perencanaan atap, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga, dan pondasi BAB IV : PERHITUNGAN STRUKTUR Berisi perhitungan pembebanan, tulangan plat, tulangan balok, tulangan kolom, tulangan tangga. BAB V : PERHITUNGAN PONDASI Berisi perhitungan perencanaan pondasi
PROYEK AKHIR BAB I PENDAHULUAN
BAB VI : RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT Berisi tentang rencana kerja dan syarat – syarat (RKS), terdiri dari syarat umum, syarat administrasi, dan syarat teknis BAB VII : RENCANA ANGGARAN BIAYA Berisi tentang volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya. BAB VIII: PENUTUP Berisi simpulan dan saran Daftar pustaka Lampiran
BAB II PERENCANAAN
2.1
Uraian Umum Pada tahap perencanaan Struktur Proyek Pembangunan Gedung Kuliah dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa
dan Sastra Indonesia UNNES ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu, perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syarat- syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban besar dan berdampak pada balok. Study literatur dimaksudkan untuk dapat memperoleh hasil perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan struktur bangunannya, seperti denah, pembebanan struktur atas dan struktur bawah serta dasardasar perhitungan. 2.2
Kriteria dan Azaz–azaz Perencanaan Perencanaan pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan, sehingga
6
konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak terjadi kesimpang- siuran dalam bentuk fisiknya. Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut adalah : 1. Harus memenuhi persyaratan teknis Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa. Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan membahayakan orang yang berada di dalam bangunan dan juga bisa merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus berpedoman pada peraturan- peraturan yang berlaku dan harus memenuhi persyaratan teknis yang ada. 2. Harus memenuhi persyaratan ekonomis Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-bahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu pekerjaan secara tepat diharapkan
bisa
menghasilkan
bangunan
menimbulkan pemborosan.
7
yang
berkualitas
tanpa
3. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan. 4. Harus memenuhi persyaratan estetika Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah dan menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan pula segi artistik bangunan tersebut. 5. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan bangunan baik dalam jangka pendek (waktu selama proses pembangunan) maupun
jangka
panjang
(pasca
pembangunan).
Persyaratan
aspek
lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap dampak lingkungan di sekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan berdirinya Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini.
8
6. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran Untuk
memudahkan
dalam
mendapatkan
bahan-bahan
yang
dibutuhkan maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan di pasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim di pasaran sehingga mudah didapat. Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan juga adanya azas-azas perencanaan yaitu antara lain: 1. Pengendalian biaya Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan sehingga sesuai dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis. a. Pengendalian mutu Pengendalian
mutu
dimaksudkan
agar
pekerjaan
yang
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam RKS. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah di lapangan menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan pengawasan pada saat
9
bangunan tersebut sudah mulai digunakan, apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum. b. Pengendalian waktu Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam perencanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu penyelesaian proyek. 2. Pengendalian tenaga kerja Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian dilakukan oleh Pengawas (mandor) secara terus menerus maupun berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya penumpukan pekerjaan yang menyebabkan
tidak
efisiensinya
pekerjaan
tersebut
serta
dapat
menyebabkan terjadinya pemborosan materil dan biaya. 2.3
Dasar – dasar Perencanaan Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang berlaku di Indonesia, antara lain: 1. Plat Lantai Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03 dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang
10
perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan syarat– syarat tumpuan. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini tebal plat lantai adalah 12 cm. 2. Balok Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-03 yaitu: a. Syarat - syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah: 1) Tumpuan jepit penuh 2) Tumpuan jepit sebagian b. Ukuran balok Dalam pra desain, tinggi balok menurut SK SNI T-15-1991-03 merupakan fungsi dari bentang dan mutu baja yang dipergunakan. Adapun balok dan sloof yang digunakan pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Dimensi balok
11
No
Balok
Dimensi balok (cm)
1
A1=T=A2
20 x 35
2
VT1=T1=VT2
20 x 50
3
P3=P4
30 x 60
4
AP2=P2
30 x 80
5
AP1=P1
30 x 60
6
C1
40 x 40
7
CP
40 x 100
8
SLOOF
20 x 50
3. Kolom Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan (φ) = 0,65. Pada proyek pembangunan Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini, kolom yang digunakan berukuran :
Tabel 2. Dimensi kolom
12
No
Kolom
Dimensi kolom (cm)
1
Kolom type K1
60 x 40
2
Kolom type K2
50 x 40
3
Kolom type K3
40 x 40
4
Kolom type K4
60 x 60
5
Kolom type K5
20 x 20
6
Kolom type K6
30 x 30
4. Pondasi Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot plat dan pondasi Sumuran
A.
2.4
Metode Perhitungan Dalam
perencanaan
pembangunan
Gedung
Kuliah
dan
Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan menghitung
tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan struktur ini adalah : 1.
Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat dianggap sebagai beban merata.
2.
Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.
13
Sebelum melakukan perhitungan mekanika, terlebih dahulu harus menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain: 1.
Beban Gempa Statik Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung itu sendiri.
2.
Beban Mati Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada di atasnya.
3.
Beban Hidup Diambil dari Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (PPIUG) 1987 untuk bangunan gedung.
2.5 Klasifikasi Pembebanan Rencana Pembebanan
rencana
diperhitungkan
berdasarkan
Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang direncanakan pada gambar rencana. Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Massa jenis beton bertulang
: 2400 kg/m 3
2. Berat plafon dan penggantung (gpf)
:
3. Tembok batu bata (1/2) batu
: 250 kg/m 2
14
18 kg/m 2
4. Beban hidup untuk tangga
: 300 kg/m
2
5. Beban hidup untuk gedung fasilitas umum : 250 kg/m 2 6. Adukan dari semen, per cm tebal
:
21 kg/m2
7. Penutup lantai, per cm tebal
:
24 kg/m2
Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang berlaku di Kota Semarang. Kombinasi pembebanan digunakan dengan beberapa alternatif, yaitu: 1. Comb 1 = 1,4 DL 2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 LL 3. Comb 3 = 1,2 DL + 1 LL + 1,6 W 4. Comb 4 = 1,2 DL + 1 LL – 1,6 W 5. Comb 5 = 1,2 DL + 1 LL + 1 Q 6. Comb 6 = 1,2 DL + 1 LL - 1 Q Combo (comb)
= beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengannya.
DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati. LL (live load)
= beban hidup atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban hidup.
Q (quake)
= beban gempa atau momen dan gaya-gaya yang berhubungan dengan beban gempa.
15
B.
2.6
Dasar Perhitungan Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Dekranasda
Disperindag Propinsi Jawa Tengah ini digunakan standar perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia antara lain: 1.
Pedoman Beton 1989.
2.
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK SNI T-15-1991-03.
3.
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.
4.
Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987.
5.
Data perhitungan Program Analsis Struktur SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
16
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3.1 PERENCANAAN ATAP 1. Data-data Perencanaan beban atap didasarkan pada Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983. Data-datanya antara lain : •
Bentuk kuda-kuda
: Joglo
•
Bentang kuda-kuda (L)
: 15 m
•
Jarak antar kuda-kuda ( l )
: 3,60 m
•
Kemiringan atap bagian atas
( α1 )
: 60°
Bagian bawah ( α2 )
: 30°
•
Penutup atap
: genteng (50 kg/m²)
•
Sambungan konstruksi
: baut (BJ 37)
•
Mutu baja profil siku
: BJH 37
•
Tegangan dasar baja (σd)
: 1600 kg/cm²
•
Jenis kayu (reng dan usuk) Bengkirai
: Kelas kuat II
•
Koefisien angin gunung
: 25 kg/m²
•
Tegangan lentur kayu ( σlt )
: 100 kg/cm²
•
Modulus Lentur Kayu (E)
: 100000 kg/ cm²
2. Perencanaan reng 1. Perencanaan reng pada bagian atas sudut = 60° a. Pembebanan Reng Berat genting (gt)
= 50 kg/m² 17
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jarak reng (Jr)
= 0,25 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada reng (qr) Berat genting . Jarak reng = gt . Jr = 50 . 0,25 b. Momen yang terjadi 1. Momen yang terjadi pada sudut 60° Mx
= 1/8 . qr . cos 60° . (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,50 . (0,5)² = 0,195 kg m
My
= 1/8 . qr . sin 60° (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,866. (0,5)² = 0,338 kg m
c. Dimensi Reng ⎛2⎞ Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h ⎝3⎠
Wx
= 1/6 . b . (h)2 ⎛2⎞ = 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2 ⎝3⎠ ⎛1⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝9⎠
Wy
= 1/6 . b2 . h 2
⎛2 ⎞ = 1/6 . ⎜ h ⎟ . h ⎝3 ⎠ ⎛ 2 ⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝ 27 ⎠
18
= 12,5 kg/m
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
σltr
=
Mx My + Wx Wy
=
My Mx + ⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3 ⎜ ⎟h ⎜ ⎟h ⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠
100 kg/cm2 =
19,5 + 33,8 ⎛ 5 ⎞ 3 ⎜ ⎟h ⎝ 27 ⎠
100 kg/cm2 =
287,82 h3
h3
=
287,82 100
h3
= 2,878
h
=
h
= 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b
=
2 h 3
b
=
2 . 3 cm 3
b
= 2 cm
3
2,878
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm d. Kontrol Lendutan fijin
=
1 . Ju 200
=
1 . 50 200
= 0,25 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
19
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
=
1 . 2 . (3)3 12
= 4,5 cm4 Iy
=
1 . b3 . h 12
=
1 . (2)3 . 3 12
= 2 cm4 fx
=
5.qr. cos α .Ju 4 384.E.Ix
=
5.12,5. cos 60°.(50) 4 384.10 7 .4,5
= 0,011 cm fy
=
5.qr. sin α .Ju 4 384.E.Iy
=
5.12,5. sin 60°.(50) 4 384.10 7 .2
= 0,019 cm f maks
=
( fx ) 2 + ( fy ) 2
=
(0,011) 2 + (0,019) 2
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin)
Ok!
e. Kontrol Tegangan σ ytb
=
Mx My + Wx Wy
=
19,5 33,8 + 2 1 / 6.3.( 2) 1 / 6.2.(3) 3
= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr)
20
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai 2. Perencanaan reng pada bagian bawah sudut = 30° a. Pembebanan Reng Berat genting (gt)
= 50 kg/m²
Jarak reng (Jr)
= 0,25 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada reng (qr) Berat genting . Jarak reng = gt . Jr = 50 . 0,25 b. Momen yang terjadi 1. Momen yang terjadi pada sudut 30° Mx
= 1/8 . qr . cos 30° . (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,866 . (0,5)² = 0,338 kg m
My
= 1/8 . qr . sin 30° (Ju)² = 1/8 . 12,5 . 0,5. (0,5)² = 0,195 kg m
c. Dimensi Reng ⎛2⎞ Dimensi reng dimisalkan b = ⎜ ⎟ . h ⎝3⎠
Wx
= 1/6 . b . (h)2 ⎛2⎞ = 1/6 . ⎜ ⎟ h . h2 ⎝3⎠ ⎛1⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝9⎠
Wy
= 1/6 . b2 . h
21
= 12,5 kg/m
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG 2
⎛2 ⎞ = 1/6 . ⎜ h ⎟ . h ⎝3 ⎠ ⎛ 2 ⎞ = ⎜ ⎟ h3 cm3 ⎝ 27 ⎠
σltr
=
Mx My + Wx Wy
=
My Mx + ⎛1⎞ 3 ⎛ 2 ⎞ 3 ⎜ ⎟h ⎜ ⎟h ⎝9⎠ ⎝ 27 ⎠
100 kg/cm2 =
19,5 + 33,8 ⎛ 5 ⎞ 3 ⎜ ⎟h ⎝ 27 ⎠
100 kg/cm2 =
287,82 h3
h3
=
287,82 100
h3
= 2,878
h
=
h
= 1,42 cm dipakai kayu ukuran 3 cm, maka :
b
=
2 h 3
b
=
2 . 3 cm 3
b
= 2 cm
3
2,878
Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm Jadi dipakai reng dengan dimensi 2/3 cm d. Kontrol Lendutan fijin
=
1 . Ju 200
22
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
=
1 . 50 200
= 0,25 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
=
1 . 2 . (3)3 12
= 4,5 cm4 Iy
=
1 . b3 . h 12
=
1 . (2)3 . 3 12
= 2 cm4 fx
5.qr. cos α .Ju 4 = 384.E.Ix =
5.12,5. cos 30°.(50) 4 384.10 7 .4,5
= 0,0159 cm fy
=
5.qr. sin α .Ju 4 384.E.Iy
=
5.12,5. sin 30°.(50) 4 384.10 7 .2
= 0,0159 cm f maks
=
( fx ) 2 + ( fy ) 2
=
(0,0159) 2 + (0,0159) 2
= 0,022 cm ≤ 0,25 cm (f ijin)
23
Ok!
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
e. Kontrol Tegangan σ ytb
=
Mx My + Wx Wy
=
33,8 19,5 + 2 1 / 6.3.( 2) 1 / 6.2.(3) 3
= 21,017 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 (σltr) Jadi, reng kayu dengan dimensi 2/3 cm aman dipakai 3. Perencanaan usuk a. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 30º 1. Pembebanan Usuk
Berat genting (gt)
= 50 kg/m3
Jarak gording (Jgd)
= 1,5 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada usuk (qu) Beban genting, reng dan usuk
= ggt . Ju qu
qx = qu . cos 30º = 25 . cos 30º = 21.651kg/m qy = qu . sin 30º = 25 . sin 30º = 12.5 kg/m Momen yang terjad Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . cos 30º . (1, 5)2
24
= 50 . 0,5 = 25 kg/m
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 6,089 kgm My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . sin 30º . (1, 5)2 = 3,516 kgm 2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px = 100 . cos α = 100 . cos 30º = 86.603 kg Py = 100 . sin α = 100 .sin 30º = 50 kg Mx
= 1/4 . P . cos α . Jgd = 1/4 . 100 . cos 30º. 1,5 = 32,476 kg m
My
= 1/4 . P . sin α . Jgd = 1/4 . 100 . sin 30º. 1,5 = 18.75 kg m
25
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3. Karena Beban Angin
W ÆÆ diambil 25 kg/m2 Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) Æ dimana α = 300 = 0.02 x 30 x (-0.4)x 25 x 0.5 = 2,5 kg/m Momen yang timbul Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2 8 = 1 2.5 x1.5 2 8 = 0.703 kgm Angin hisap Koefisien angin hisab = -0.4 Tekanan angin hisab pada usuk : Wx = -0.4 x 25 x 0.5 = -5 kg/m Momen yang timbul Mx = 1 .W .( jgd ) 2 8 = 1 x5 x1.5 2 8 = 1.406 kgm
26
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Kombinasi Pembebanan M
B. Mati
B. Hidup
A. Tekan
A. Hisab
P. Tetap
P. Sementara
(a)
(b)
(c)
(d)
( a + b)
(a+b)+c
Mx
6,089
32,476
0.703
1.406
38,565
39,268
My
3,516
18.75
0
0
22,266
22,266
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b =
Wx =
=
1 2 bh 6
1 3 h 9
Wy =
=
2 h 3
1 2 hb 6
2 3 h 27
σ ltr =
100 =
Mx My + Wx Wy
3926,8 2226,6 + 1 3 2 3 h h 9 27
h3 = 654,003 h = 8,68 dibulatkan = 10 cm b=
2 h 3
b = 5,787 dibulatkan = 6 cm Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm 27
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Kontrol Lendutan
Fijin
=
1 . Jgd 200
=
1 . 150 200
= 0,75 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
=
1 . 6 . (10) 3 12
= 500 cm4 Iy
=
1 . h . (b)3 12
=
1 . 10 . (6) 3 12
= 180 cm4 fx
=
qx. cos α ..Jg 4 px. cos α .Jg 3 5 1 . + . 384 E.Ix 48 E.Ix
=
5 0.25. cos 30°.(150) 4 1 100. cos 30°.(150) 3 . + . 384 48 10 5.500 10 5.500
= 0,151 cm fy
=
qx. sin α ..Jg 4 px. sin α .Jg 3 5 1 . + . E.Iy E.Iy 384 48
=
5 0.25. sin 30°.(150) 4 1 100. sin 30°.(150) 3 . + . 384 48 10 5.180 10 5.180
= 0,241 cm f max = =
( fx) 2 + ( fy ) 2 (0,151) 2 + (0,241) 2
28
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 0,285 cm ≤ 0,75 cm OK! 6. Kontrol tegangan
σytb = =
Mx My + 2 1 / 6bh 1 / 6hb 2 3926,8 2226,6 + 2 1 / 6.6.10 1 / 6.10.6 2
= 76,378 kg/cm = 76,378 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 6/10 cm aman dipakai b. Perencanaan usuk pada bagian bawah sudut = 60º 1 Pembebanan Usuk
Berat genting (gt)
= 50 kg/m2
Jarak gording (Jgd)
= 1,5 m
Jarak usuk (Ju)
= 0,5 m
Beban pada usuk (qu) Beban genting, reng dan usuk
= ggt . Ju
= 50 . 0,5
qu
= 25 kgm
qx = qu . cos 60º = 25 . cos 60º = 12,5 kg/m qy = qu . sin 60º = 25 . sin 60º = 21,651 kg/m Momen yang terjad Mx = 1/8 . qu . cos α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . cos 60º. (1, 5)2
29
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 3,516 kgm My = 1/8 . qu . sin α . (Jgd)2 = 1/8 . 25 . sin 60º. (1, 5)2 = 6,089 kgm 2. Karena Berat Pekerja
Beban Pekerja (P) = 100 kg = 1 kN Px = 100 . cos α = 100 . cos 60º = 50 kg Py = 100 . sin α = 100 .sin 60º = 86.603 kg Mx
= 1/4 . P . cos α . Jgd = 1/4 . 100 . cos 60º. 1,5 = 18.75 kg m
My
= 1/4 . P . sin α . Jgd = 1/4 . 100 . sin 60º. 1,5 = 32,476 kg m
30
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
3. Karena Beban Angin
W ÆÆ diambil 25 kN/m2 Angin tekan = 0.02 x α x (-0.4) Æ dimana α = 60º = 0.02 x 60 x (-0.4)x 25 x 0.5 = 10 kg/m Momen yang timbul Mx = 1 .Wx.( jgd ) 2 8 = 1 x10 x1.5 2 8 = 2.813 kgm Angin hisap Koefisien angin hisab = -0.4 Tekanan angin hisab pada usuk : Wx = -0.4 x 25 x 0.5 = -5 kN/m Momen yang timbul Mx = 1 .W .( jgd ) 2 8 = 1 x5 x1.5 2 8 = 1.406 kgm
31
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Kombinasi Pembebanan M
B. Mati
B. Hidup
A. Tekan
A. Hisab
P. Tetap
P. Sementara
(a)
(b)
(c)
(d)
( a + b)
(a+b)+c
Mx
3.516
18.75
2.813
1.406
22.266
25.079
My
6.089
32.476
0
0
38.565
38.565
4. Dimensi usuk
Dimensi usuk dimisalkan b =
Wx =
=
1 2 bh 6
1 3 h 9
Wy =
=
2 h 3
1 2 hb 6
2 3 h 27
σ ltr =
100 =
Mx My + Wx Wy
2507.9 3856.5 + 1 3 2 3 h h 9 27
h3 = 746.339 h = 9.071 dibulatkan = 10cm b=
2 h 3
b = 6.047 dibulatkan = 6 cm Jadi dipakai ukuran usuk 6/10 cm 32
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Kontrol Lendutan
Fijin
=
1 . Jgd 200
=
1 . 1,5 200
= 0,75 cm Ix
=
1 . b . (h)3 12
=
1 . 6 . (10) 3 12
= 500 cm4 Iy
=
1 . h . (b)3 12
=
1 . 10 . (6) 3 12
= 180 cm4 fx
=
qx. cos α ..Jg 4 px. cos α .Jg 3 5 1 . + . 384 E.Ix 48 E.Ix
=
5 0.25. cos 60º.(150) 4 1 100. cos 60º.(150) 3 . + . 384 48 10 5.500 10 5.500
= 0.086 fy
=
qx sin α ..Jg 4 px. sin α .Jg 3 5 1 . + . E.Iy E.Iy 384 48
=
5 0.25. sin 60º.(150) 4 1 100. sin 60º.(150) 3 . + . 384 48 10 5.180 10 5.180
= 0,417 f max = =
( fx) 2 + ( fy ) 2 (0,086) 2 + (0,0417 ) 2
33
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 0,426 cm ≤ 0,75 cm OK! 6. Kontrol tegangan
σytb = =
Mx My + 2 1 / 6bh 1 / 6hb 2 2507.9 3856.5 + 2 1 / 6.6.10 1 / 6.10.6 2
= 89.354 kg/cm = 89.354 kg/cm2 ≤ 100 kg/cm2 ( = σltr) OK! Jadi, usuk kayu dengan dimensi 5/7 cm aman dipakai Gambar 1. Rangka Kuda - Kuda
b6 b7
v13 d12
d11
b5
v12
b14
b15
b8
v14
b13
b16 d5
b4
v6
d6
b9 v7
v5 d7
d4
v8
v4 b3
b10 d8
d3
v9 a6
v3
v1
a7
b11
d9
a8
a4
v2 d1 b1
a5
d2
b2
v10
a9
d10 a10
a3
v11
b12
a11
a2
a1
a12
34
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
4. Mencari Panjang Batang
Tabel 3. Gaya-gaya pada Kuda-kuda
No Batang
Panjang Batang (cm)
No Batang
Panjang Batang (cm)
a1 = a12
140
d1 = d10
180
a2 = a11
140
d2 = d9
210
a3 = a10
140
d3 = d8
254
a4 = a9
150
d4 = d7
249
a5 = a8
104
d5 = d6
277
a6 = a7
104
d11 = d12
306
b1= b12
156
v1 = v11
62
b2 = b11
156
v2 = v10
98
b3 = b10
156
v3 = v9
134
b4 = b9
167
v4 = v8
170
b5 = b8
200
v5 = v7
196
b6 = b7
200
v6
231
b13 = b16
119
v12 = v14
98
b14 = b15
115
v13
231
5. Perencanaan Gording
Jarak gording
= 1.5 m
Jarak kuda-kuda = 3.6 m
a. Pembebanan Beban mati - berat sendiri gording (taksiran)
= 3.6 x 1.5
= 5.4 kg/m
- berat sendiri genteng
= 50 x 1.5
= 75
kg/m
- berat penggantung + plafond
= 18 x 1.5
= 27
kg/m
- berat lain-lain 10 %
= 10 % x 107.4 q
35
= 107.4
kg/m
= 10.74
kg/m
= 118.14
kg/m
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Momen akibat beban mati qx
= q x cos 30
Iy Ix
= 118.14 x 0.866 = 102.312 kg/m qy
= q x sin 30 = 118.14 x 0.5 = 59.07 kg/m
Mx
= 1/8 x 102.312 x 3.62 = 165.745 kgm
My
= 1/8 x 59.07 x 3.62
Beban Hidup ( P = 100 kg ) Py
Iy Ix
= P x sin 30 = 100 x 0.5 = 50 kg
Px
= P x cos 30 = 100 x 0.866 = 86.6 kg
My
= ¼ x Py x l = ¼ x 50 x 3.6 = 45 kgm
36
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Mx
= ¼ x Px x l = ¼ x 86.6 x 3.6 = 77.94 kgm
Beban angin Koefisien angin tekan = 0.02 x 30 (-0.4) = 0.2 w = 0.2 x 1.5 x 25
= 7.5 kg/m
M = 1/8 x 7.5 x 3.62 = 12.15 kgm Koefisien angin hisap = -0.4 w = -0.4 x 1.5 x 25
= -15 kg/m
M = 1/8 x (-15) x 3.62 = -24.3 kgm Momen kombinasi a. Beban mati + beban hidup Mx = 165.745 + 77.94 = 243.69 kgm My = 95.693 + 45
= 140.69 kgm
b. Beban mati + beban hidup + beban angin Mx = 165.745 + 77.94 + 12.15 = 255.84 kgm My = 95.693 + 45
= 140.69 kgm
b. Pendimensian Gording Direncanakan memakai profil C tipis, atap yang didunakan adalah atap genteng jadi merupakan struktur yang tegar sehingga diambil momen arah x yang terbesar Mx = 255.84 kgm Wx =
Mx
σ
=
25584 kgcm = 15.99cm 3 2 1600 kg / cm
37
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Dicoba profil C 150x50x20x4.5 dari tabel Profil Baja didapatkan : Wx
= 49.0 cm3
Wy
= 10.5 cm3
Ix
= 368 cm4
Iy
= 35.7 cm4
Y 50 20 150
Weight = 9.20 kg/m
X 4.5
Kontrol tegangan σ ytsb
= Mx/Wx = 25584/49.0 cm3 = 522.12 kg/cm2 < σ = 1600 kg/cm2
Kontrol lendutan f ijin
= l / 250 x 1
= 360 / 250
= 1.44 cm
fx
=
5 xqxxl 4 Pxxl 3 + 384 xExlx 48 xExlx
=
5 x1.02312 x360 4 86.6 x360 3 + 384 x 2.1x10 6 x368 48 x 2.1x10 6 x368
= 0.29 + 0.11 = 0.4 cm fy
5 xqyx(l / 2) 4 Pyx(l / 2) 3 + = 384 xExIy 48 xExIy =
5 x0.5907 x(360 / 2) 4 50 x(360 / 2) 3 + 384 x 2.1x10 6 x35.7 48 x 2.1x10 6 x35.7
= 0.11 + 0.08 = 0.19 cm f
=
fx 2 + fy 2
= ( 0 .4 ) 2 +
(0.19) 2
= 0.44 cm < 1.44 cm……………oke! 6. Menghitung Pembebanan Kuda-kuda
38
20
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Analisa pembebanan atap pada titik letak gording sebagai analisa data input pada perhitungan dengan SAP 2000. A. Analisa Pembebanan Berat gording (dari profil)
= 9.20 kg/m
Berat atap = 1.5 m x 40 kg/m2
= 60
kg/m
Berat plafond + penggantung = 18 kg/m2 x 1.11 m = 19.98 kg/m + q = 89.18 kg/m Trekstang = 10% x 89.18 kg/m
= 8.918 kg/m + qt = 98.1
Beban atap terpusat/beban tiap titik pada gording PDL = qt x l = 98.1 kg/m x 3.6 m = 353.15 kg = 3.5315 KN B. Analisa Beban Angin Angin tekan pada gording = 0.02α – 0.4 x 25 kg/m2x 1.5 m x 3.6 m = 27 kg = 0.27 KN Angin hisap pada gording = -0.4 x 25 kg/m2 x 1.5 m x 3.6 m = 54 kg = 0.54 KN Beban hidup 100 kg PLL = 100 kg/10 = 10 kg = 0.1 KN 7. Pendimensian Batang
a. Perencanan Batang Horisontal (Batang Tarik )
39
kg/m
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang a 1 s/d a 12 Diketahui : P maksimum (Pk)
: 125.48 KN = 12791.43 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk)
: 1,5 m = 150 cm
Tegangan dasar (σ)
: 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt)
: 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ)
: 1 cm
Menentukan tegangan tarik karena lubang : σtr = 0,75 x σ = 0,75 x 1600 = 1200 kg/cm2 Menghitung luas profil yang diperlukan : A netto 2 profil =
P 12791.43kg = = 10.66cm 2 σtr 1200kg / cm 2
A bruto 2 profil =
Anetto2 profil 10.66cm 2 = = 12.54cm 2 0,85 0,85
Abruto2 profil 12.54cm 2 = = 6.27cm 2 A bruto 1 profil = 2 2 Dipakai profil siku sama kaki JL 80.80.8 Dari tabel profil diperoleh : A
= 12,3 cm2
e
= 2,2 cm
Ix = Iy = 72,3 cm4 A profil = 2 x 12,3 cm2 = 24,6 cm2
40
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) : a=2e+δ = (2 x 2,2 cm) + 1 cm = 5,4 cm Momen kelembaman terhadap sumbu y-y : Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 } = 2 {72,3 cm4 + 12,3 (0,5 x 5,4) 2 } = 323,93 cm4 Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y : iy gabungan =
=
Iygabungan 2A 323,93 2 x12,3
= 3,63 cm Momen kelembaman terhadap sumbu x-x : Ix gabungan = 2 x Ix = 2 x 72,3 = 144,6 cm4 Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x : ix gabungan =
=
Ixgabungan 2A 144,6 2 x12,3
= 2,42 cm λx
=
Lk 150 = = 61.98 < 240 ( oke ) ixgabungan 2,42
41
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Digunakan i min =2,42 cm Kontrol tegangan :
σytb =
P Aprofil
σytb =
12791.43 24,6
= 519.98 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke )
b. Perencanan Batang Vertikal (Batang Tarik ) Batang v 1 s/d v 14 Diketahui : P maksimum (Pk)
: 38.09 KN = 3882.89 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk)
: 2.31 m = 231 cm
Tegangan dasar (σ)
: 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt)
: 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ)
: 1 cm
Menentukan tegangan tarik karena lubang : σtr = 0,75 x σ = 0,75 x 1600 = 1200 kg/cm2 Menghitung luas profil yang diperlukan : A netto 2 profil =
P 3882.89kg = = 3.24cm 2 σtr 1200 kg / cm 2
A bruto 2 profil =
Anetto2 profil 3.24cm 2 = = 3,81cm 2 0,85 0,85
42
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
A bruto 1 profil =
Abruto2 profil 3,81cm 2 = = 1,9cm 2 2 2
Dipakai profil siku sama kaki JL 70.70.7 Dari tabel profil diperoleh : A
= 9,40 cm2
e
= 1,97 cm
Ix = Iy = 42,4 cm4 A profil = 2 x 9,40 cm2 = 18,80 cm2 Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun (a) : a=2e+δ = (2 x 1,97 cm) + 1 cm = 4,94 cm Momen kelembaman terhadap sumbu y-y : Iy gabungan = 2 {Iy + A (0,5 x a) 2 } = 2 {42,4 cm4 + 9,40 (0,5 x 4,94) 2 } = 199,50 cm4 Jari-jari kelembaman terhadap sumbu y-y : iy gabungan =
=
Iygabungan 2A 199,50 2 x9,40
= 3,26 cm Momen kelembaman terhadap sumbu x-x : Ix gabungan = 2 x Ix = 2 x 42,4 = 84,8 cm4
43
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jari-jari kelembaman terhadap sumbu x-x : ix gabungan =
Ixgabungan 2A 84,8 2 x9,40
=
= 2,12 cm λx
=
Lk 231 = = 108,96 < 240 ( oke ) ixgabungan 2,12
Digunakan i min =2,12 cm Kontrol tegangan :
σytb =
P Aprofil
σytb =
3882.89 18,80
= 206,54 kg/cm2 < σtr = 1200 kg/cm2 ( oke ) c. Perencanan Batang Miring ( Batang Tekan ) Batang b 1 s/d b 16 Diketahui : P maksimum (Pk)
: 143,01 KN = 14578,44 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk)
: 2 m = 200 cm
Tegangan dasar (σ)
: 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt)
: 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ)
: 1 cm
Penentuan dimensi :
44
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
n.Pk .Lk 2 3,5 x14578,44 x(200) 2 = = 98,57cm 4 (3,14) 2 x 2,1x10 6 π 2 .E
Imin (perlu) =
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5 E : Modulus elastisitas Dipakai profil siku samakaki JL 90.90.9 Dari Tabel Profil Diperoleh : A
= 15,50
e
= 2,54 cm
Ix=Iy = 116 ix=iy = 2,74 cm
λ=
200cm Lk = 72,99 ⇒ α = 0,528 = i min 2,74cm
σtk = σ x α = 1600 x 0,528 = 844,92 kg/cm2 Ix profil
= 2.Ix = 2 x 116 = 232
A profil
= 2.A = 2 x 15,50 = 31
ix gabungan
=
2.Ix 2 x116 = = 7,48 cm 2. A 2 x15,5
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) : a = 2.e + δ = (2 x 2,54) + 1 = 6,08 cm Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 } = 2 {116 + 15,5 (0,5 x 6,08) 2 } = 518,49 iy gab =
Iygab 2A
45
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
518,49 2 x15,5
=
= 4,09 cm Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x : λx =
=
Lk ix
200 2,74
= 72,99 λg = π
E 0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6 0,7 x 2400
= 111,02 λs =
=
λx λg
72,99 = 0,66 111,02
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
ω=
=
1,41 1,593 − λs 1,41 = 1,51 1,593 − 0,66
Kontrol tegangan
σytb = ω
P A
46
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 1,51
14578.44 = 710,11kg / cm 2 < σtk = 844,92kg / cm 2 (OK ) 31
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y : λy =
=
Lk iygab 200 4,09
= 48,9 λg = π
E 0,7.2400
2,1x10 6 = 3,14 0,7 x 2400 = 111,02 λs =
=
λy λg
48,9 = 0,44 111,02
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
ω=
=
1,41 1,593 − λs 1,41 = 1,22 1,593 − 0,44
Kontrol tegangan
σytb = ω
P A
= 1,22
14578.89 = 564.34kg / cm 2 < σtk = 844,92kg / cm 2 (OK ) 31
d. Perencanan Batang Diagonal ( Batang Tekan ) 47
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang d 1 s/d d 12 Diketahui : P maksimum (Pk)
: 31.13 KN = 3173,39 Kg (dari hasil perhitungan dengan SAP 2000)
Panjang maksimum (Lk)
: 3.06 m = 306 cm
Tegangan dasar (σ)
: 1600 kg/cm2
Tegangan lentur (σlt)
: 2400 kg/cm2
Tebal plat buhul (δ)
: 1 cm
Penentuan dimensi : Imin (perlu) =
n.Pk .Lk 2 3,5 x3173,39 x(306) 2 = = 50,23cm 4 2 2 6 (3,14) x 2,1x10 π .E
n : faktor keamanan ditentukan = 3,5 E : Modulus elastisitas Dipakai profil siku samakaki JL 70.70.7 Dari Tabel Profil Diperoleh : A
= 9,4
e
= 1,97 cm
Ix=Iy = 42,4 ix=iy = 2,12 cm
λ=
306cm Lk = 144,34 ⇒ α = 0,114 = i min 2,12cm
σtk = σ x α = 1600 x 0,114 =182,34 Ix profil
= 2.Ix = 2 x 42,4 = 84,8
A profil
= 2.A = 2 x 9,4 = 18,8
ix gabungan
=
2.Ix 2 x 42,4 = = 4,51 cm 2. A 2 x9,4
48
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jarak sumbu elemen-elemen batang tersusun ( a ) : a = 2.e + δ = (2 x 1,97) + 1 = 4,94 cm Iy gab = 2{ Iy + A (0,5 x a) 2 } = 2 {42,4 + 9,4 (0,5 x 4,94) 2 } = 199,5 iy gab =
Iygab 2A
=
199,5 2 x9,4
= 3,26 cm Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan x-x : λx =
=
Lk ix
306 2,12
= 144,34 λg = π
E 0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6 0,7 x 2400
= 111,02 λs =
=
λx λg
144.34 = 1,3 111,02
49
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Karena λs > 1 maka :
ω = 2,381x(λs) 2 = 4,02 Kontrol tegangan P A
σytb = ω
= 4,02
3173,39 = 678,57kg / cm 2 < σtk = 928kg / cm 2 (OK ) 18,8
Pemeriksaan Tekuk Terhadap Sumbu Bahan y-y : λy =
=
Lk iygab 306 3,26
= 93,87 λg = π
E 0,7.2400
= 3,14
2,1x10 6 0,7 x 2400
= 111,02 λs =
=
λy λg
93,87 = 0,85 111,02
Karena 0,183 < λs < 1 maka :
ω=
1,41 1,593 − λs
50
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
=
1,41 = 1,89 1,593 − 0,85
Kontrol tegangan
σytb = ω
P A
= 1,89
3173,39 = 318,39kg / cm 2 < σtk = 928kg / cm 2 (OK ) 18,8
8. Pehitungan Sambungan a. Kekuatan satu baut
Diameter baut ½ ” = 1.27 cm Jenis sambungan
= irisan dua
Tebal profil JL 90.90.9 = 2 x 9 mm = 18 mm Tebal profil JL 80.80.8 = 2 x 8 mm = 16 mm Tebal profil JL 70.70.7 = 2 x 7 mm = 14 mm Tegangan geser ijin ( σ ) = 0,6 x 1600 = 960 kg/cm2 Tegangan tumpuan ijin ( σ tp) = 1,5 x σ dsr = 1,5 x 1600 = 2400 kg/cm2 Daya pikul satu baut terhadap geser : N gs = 2 x π / 4 x d2 x σ ijin = 2 x 3.14 / 4 x (1.27 )2 x 960 = 2430,96 kg Daya pikul satu baut terhadap tumpu : N tp profil 90.90.9 = tf x d x σ tp = 1.8 x 1.27 x 2400
51
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
= 4389.12 kg N tp profil 80.80.8 = tf x d x σ tp = 1.6 x 1.27 x 2400 = 3901.44 kg N tp profil 70.70.7 = tf x d x σ tp = 1.4 x 1.27 x 2400 = 3413.76 kg Maka dapat ditentukan kekuatan 1 baut = 2430,96 kg karena Ngs < Ntp. b. Penempatan baut ¾ 2.5 d < s < 7 d
2.5 x 1.27 cm < s < 7 x 1.27 cm 3.175 cm < s < 8.89 cm
¾ 1.5 d < s 1 < 2 d
1.5 x 1.27 cm < s 1 < 2 x 1.27 cm 1.905 cm < s 1 < 2.54 cm
¾ 2.5 d < u < 7 d
2.5 x 1.27 cm < u < 7 x 1.27 cm 3.175 cm < u < 8.89 cm c
Perhitungan jumlah baut a. Titik buhul A
S 17 = 17557,03 kg
52
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
A S 9 = 12791,43 kg
Batang S9 Besar gaya batang = 125.48 KN = 12791.43 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
12791,43 = 5,26∞6baut 2430,96
Batang S17 Besar gaya batang = 142,8 KN = 14557,03 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1 = 2 , 84 ∞ 3 baut 2430 , 96
2. Titik buhul B S39 = 692,17 kg
S38 = 445,48 kg
S3 = 12791,43 kg
B
S10 = 12445,86 kg
Batang S9 Besar gaya batang = 125,48 KN = 12791,43 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
12791,43 = 5,26∞6baut 2430,96
53
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Batang S10 Besar gaya batang = 122,09 KN = 12445,86 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
12445,86 = 5,12∞6baut 2430,96
Batang S38 Besar gaya batang = 4,37 KN = 445,48 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
445,48 = 0,18∞ 2baut 2430,96
Batang S39 Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
692,17 = 0,28∞ 2baut 2430,96
3. Titik buhul C
S19 = 1346,81 kg S18 = 14578,44 kg
S40 = 781,88 kg
C S39 = 692,17 kg
Batang S18 Besar gaya batang = 143,01 KN = 14578,44 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
54
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
14578,44 = 5,9∞6baut 2430,96
Batang S19 Besar gaya batang = 136,81 KN = 13946,41 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
13946,41 = 5,74∞6baut 2430,96
Batang S39 Besar gaya batang = 6,79 KN = 692,17 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
692,17 = 0,28∞ 2baut 2430,96
Batang S340 Besar gaya batang = 7,67KN = 781,88 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
781,88 = 0,32∞ 2baut 2430,96 S59 = 1594,34 kg
4. Titik buhul D
S29 = 10027,84 kg S20 = 12720,07 kg
S43 = 1999,04kg
S = 1587,21kg
Batang S20 Besar gaya batang = 124,78 KN = 12720,07 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg 55
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
12720,07 = 5,23∞6baut 2430,96
Batang S29 Besar gaya batang = 98,37 KN = 10027,84 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
10027,84 = 4,13∞5baut 2430,96
Batang S43 Besar gaya batang = 19,61 KN = 1999,04 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1999,04 = 0,82∞ 2baut 2430,96
Batang S44 Besar gaya batang = 15,57KN = 1587,21 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1587,21 = 0,65∞ 2baut 2430,96
Batang S59 Besar gaya batang = 15,64 KN = 1594,34 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1594,34 = 0,66∞ 2baut 2430,96
56
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
5. Titik buhul E S48 = 3882,9kg
S26 = 7551,72 kg
S27 = 7551,72 kg
E
Batang S26 Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
7551,72 = 3,11∞ 4baut 2430,96
Batang S27 Besar gaya batang = 74,08KN = 7551,72 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
7551,72 = 3,11∞ 4baut 2430,96
Batang S48 Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
3882,9 = 1,6∞ 2baut 2430,96
57
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
6. Titik buhul F E S30 = 8943,2 kg
S31 = 8943,2 kg
S47 = 2461,85 kg
S49 = 2461,85 kg S48 = 3882,9 kg
Batang S30 Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
8943,2 = 3,7∞ 4baut 2430,96
Batang S31 Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
8943,2 = 3,7∞ 4baut 2430,96
Batang S47 Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
2461,85 = 1,01∞ 2baut 2430,96
Batang S48 Besar gaya batang = 38,09 KN = 3882,9 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg
58
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Jumlah baut =
3882,9 = 1,6∞ 2baut 2430,96
Batang S49 Besar gaya batang = 24,15 KN = 2461,85 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
2461,85 = 1,01∞ 2baut 2430,96
7. Titik buhul G
E
S60 = 1469,98 kg S62 = 1469,98 kg
S36 = 1097,89 kg
S34 = 1097,89 kg S35 = 241,6 kg
Batang S34 Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1097,89 = 0,45∞ 2baut 2430,96
Batang S36 Besar gaya batang = 87,73 KN = 8943,2 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
8943,2 = 3,7∞ 4baut 2430,96
Batang S35 Besar gaya batang = 2,37 KN = 241,6 kg
59
PROYEK AKHIR BAB III PERHITUNGAN ELEMEN STRUKTUR PENDUKUNG
Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
241,6 = 0,1∞ 2baut 2430,96
Batang S34 Besar gaya batang = 10,77 KN = 1097,89 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1097,89 = 0,45∞ 2baut 2430,96
Batang S60 Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1469,98 = 0,61∞ 2baut 2430,96
Batang S62 Besar gaya batang = 14,43 KN = 1469,98 kg Kekuatan 1 baut = 2430,96 kg Jumlah baut =
1469,98 = 0,61∞ 2baut 2430,96
60
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
PERENCANAAN PLAT LANTAI 1. Data Teknis : - Mutu beton (fc)
= 25 MPa
- Mutu baja
= 240 MPa
(fy)
- Beban beton bertulang (PPIUG, 1983)
= 2400 kg/m3
- Beban keramik (PMI, 1979)
= 24
kg/m2
- Beban spesi 2 cm (PMI, 1979)
= 21
kg/m2
- Beban rangka plafond (PMI, 1979)
=7
kg/m²
- Beban plafond (eternit) diasumsikan dari berat semen asbes dengan tebal 5mm (PMI, 1979) = 11 kg/m² - Beban hidup untuk lantai (PPIUG, 1983) - q lantai
= 3 kN/m2
- Tebal spesi / adukan
= 2 cm
- Tebal keramik max
= 1 cm
= 0,11 kN/m²
= 250 kg/m² = 2,5 kN/m²
2. Tebal Plat : Menurut buku-buku dasar perencanaan beton bertulang (CUR) table 10, tebal plat untuk fy = 240 Mpa adalah 1/32 L. Dipilih Ly/Lx terbesar a. h min, arah x = 1/32 x 300
= 9.375 cm
b. h min, arah y = 1/32 x 360
= 11.250 cm
61
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Dipakai tebal plat 12 cm 3. Perhitungan Beban Plat : Analisa Pembebanan Plat Plat lantai • Beban Mati ( qD) Berat sendiri plat = 0,12 m x 24 kN/m3
= 2,88
kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 21 kN/m2
= 0,42 kN/m2
Berat plafond + penggantung
= 0,18
kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,72 •
Beban Hidup (ql) = 2,5 kN/m2
•
Beban Berfaktor (qu)
kN/m2
= 1,2 qd + 1,6 ql = 1,2 . 3,72 kN/m2 + 1,6 . 2,5 kN/m2 = 8,464 kN/m2
Plat tangga • Beban Mati ( qD) Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3
= 2,88 kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 0,21 kN/m2
= 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2 •
Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2
Plat bordes • Beban Mati ( qD)
62
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Berat sendiri plat = 0,12 x 24 kN/m3
= 2,88 kN/m2
Berat keramik
= 1 x 0,24 kN/m2
= 0,24 kN/m2
Berat spesi
= 2 x 0,21 kN/m2
= 0,42 kN/m2 +
Total berat mati (qd) = 3,54 kN/m2 •
Beban Hidup (ql) = 3 kN/m2
4. Plat Lantai Momen Rancang Plat β=
3600 = 1.2 3000
dipakai β = 1.2 3000
cx+ = 34 cx- = 63 3600
cy+ = 25 cy- = 57
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -63 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mtx = -4,799 kNm Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +34 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mlx = 2,59 kNm Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mty = -57 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mty = -4,342 kNm 63
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mly = 25 . 0,001 . 8,464. 3,02 Mly = 1,904 kNm Penulangan Plat •
Tebal Plat = 120 mm
•
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan ¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm Tinggi efektif - Arah x = dx
= h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy
= h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm Dy
dy
h
Dx
Penulangan tepi arah x
64
dx
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Mtx = 4,799kNm k=
4799000 Mu = = 0,665 2 φ .b.d 0.8 x1000 x95 2
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ = 0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78.5
b 1000mm = = 142,86 mm n −1 7
Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan lapangan arah x
Mlx = 2,59 kNm k=
2590000 Mu = = 0,359 2 0,8 x1000 x95 2 φ .b.d
65
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As lx1 = ρ .b.d = 0,0058 x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
Aslx1 As
n=
Spasi =
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78,5
b 1000mm = = 142,8 mm n −1 7
Dipaka tulangan φ 10 – 150 mm As lx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As lx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan tepi arah y
Ditinjau 1000 mm Mty = 4,342 kNm k=
4342000 Mu = = 0.751 2 φ .b.d 0.8 x1000 x85 2
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ = 0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
66
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78.5
b 1000mm = = 166,67 mm 6 n −1
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
Penulangan lapangan arah y
Mly = 1,904 kNm k=
1904000 Mu = = 0,189 2 0,8 x1000 x85 2 φ .b.d
As lx1 = ρ .b.d = 0,0058 x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
67
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Aslx1 As 493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78,5
b 1000mm = = 166,67 mm 6 n −1
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As lx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As lx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
3.1 PERENCANAAN TANGGA
Ketentuan Dan Dimensi Tangga -
Skema tangga
2.30
4.60 2.30
68
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
B o r d e s
1.50
1.80
1.80
3.60
-
Tinggi lokal ruangan
= 4.60 m
-
Ruangan tersedia
= 3.6 x 5.1 m
-
Tinggi dasar sampai bordes = 2.3 m
-
Anak tangga •
Tinggi optride (t)
= 17 s/d 19
Diambil 18 cm
460 = 25,56 buah dibulatkan 26 buah 18
•
Jumlah anak tangga
•
Lebar antride a + 2 o = 0.60 s/d 0.66
=
(dipakai lebar antrede = 0.60)
-
a = 60 – 2 x 18
= 24 cm
Kemiringan tangga (α)
= arc tg
2,3 3,6
= 32,57 0 -
Penulangan plat bordes
Momen Rancang Plat
69
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
β=
3.6 = 2.4 1.5 1500
cx+ = 42,1 cx- = 72,4 3600
cy+ = 17,8 cy- = 54,9
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -72,4 . 0,001. 9,048 . 3,62 Mtx = -8,49 kNm Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +42,1 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mlx = 4,94 kNm Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mty = -54,9 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mty = -6,44 kNm Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mly = +17,8 . 0,001 . 9,048 . 3,62 Mly = 2,09 kNm Penulangan Plat •
Tebal Plat = 120 mm
•
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan
70
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm
Tinggi efektif - Arah x = dx
= h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy
= h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm Dy
dy
h
Dx
Penulangan tepi arah x
Mtx = 8,49 kNm k=
8490000 Mu = = 1,18 2 0,8 x1000 x95 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm
71
dx
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78,5
1000mm b = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm n −1 7
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan lapangan arah x
Mlx = 4,94 kNm k=
4940000 Mu = = 0,684 2 0,8 x1000 x95 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2
72
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78,5
1000mm b = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm n −1 7
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan tepi arah y
Mty = 6,44 kNm k=
6440000 Mu = = 1,114 2 0,8 x1000 x85 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Astx1 As 493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78,5 73
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Spasi =
b 1000mm = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm n −1 6
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan lapangan arah y
Mly = 2,09 kNm k=
2090000 Mu = = 0,362 2 0,8 x1000 x85 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78,5
b 1000mm = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm n −1 6
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm
74
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
-
Penulangan plat tangga
Momen Rancang Plat β=
4270 = 2.85 1500 1500
cx+ = 63,5 cx- = 83 4270
cy+ = 14 cy- = 50
Mtx = -cx . 0.001 . Wu . Lx2 Mtx = -83 . 0,001. 9,048 . 1,52 Mtx = -1,69 kNm Mlx = +cx . 0,001 . Wu . Lx2 Mlx = +63,5 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mlx = 1,293 kNm Mty = -cy . 0,001 . Wu . Lx2 Mty = -50 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mty = -1,018 kNm Mly = +cy . 0,001 . Wu . Lx2
75
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Mly = +14 . 0,001 . 9,048 . 1,52 Mly = 0,285 kNm Penulangan Plat •
Tebal Plat = 120 mm
•
Selimut Beton = p = 20 mm
Direncanakan ¾ Diameter tulangan utama arah x = φ10 mm ¾ Diameter tulangan utama arah y = φ10 mm
Tinggi efektif - Arah x = dx
= h – p –Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm
- Arah y = dy
= h – p – Dx – Dy/2 = 120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm Dy
dy
h
Dx
Penulangan tepi arah x
Mtx =1,69 kNm
76
dx
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
k=
1690000 Mu = = 0,234 2 0,8 x1000 x95 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
Astx1 As
n=
Spasi =
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78,5
1000mm b = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm n −1 7
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 570 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan lapangan arah x
Mlx = 1,293 kNm k=
1293000 Mu = = 0,179 2 0,8 x1000 x95 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10
77
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 95 = 551 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
Astx1 As
n=
Spasi =
551 = 7,02 dibulatkan 8 batang 78,5
1000mm b = = 142,86 mm dibulatkan 150 mm n −1 7
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 8 = 628 mm2 > As tx1 = 551 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan tepi arah y
Mty = 1,018 kNm k=
1018000 Mu = = 0,176 2 0,8 x1000 x85 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2
78
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102 = 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
Astx1 As
n=
Spasi =
493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78,5
b 1000mm = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm n −1 6
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat) Penulangan lapangan arah y
Mly = 0,285 kNm k=
285000 Mu = = 0,049 2 0,8 x1000 x85 2 φ .b.d
Dari Tabel Beton Apendiks pada bagian tabel A-10 maka ρ =0,0058 As tx1 = ρ .b.d = 0,0058x 1000 x 85 = 493 mm2 Direncanakan tulangan φ 10 mm As = ¼ . π . D2 = ¼ . 3,14 . 102
79
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 78,5 mm2 Jumlah tulangan n =
n=
Spasi =
Astx1 As 493 = 6,28 dibulatkan 7 batang 78,5
b 1000mm = = 166,67 mm dibulatkan 150 mm n −1 6
Dipakai tulangan φ 10 – 150 mm As tx2 = As x n = 78,5 mm2 x 7 = 549,5 mm2 > As tx1 = 493 mm2 (Tulangan memenuhi syarat)
DASAR PERENCANAAN
1.
Perencanaan struktur portal utama menggunakan beton bertulang dengan mutu beton fc = 25 MPa, fy = 240 MPa. Struktur dihitung dengan program SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES )
untuk menghindari kesalahan perhitungan dengan cara manual. Perhitungan struktur portal meliputi : 1. Estimasi Pembebanan Perhitungan pembebanan struktur portal berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987. 2. Analisa Statik
80
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Perhitungan denga menggunakan SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) menghasilkan gaya – gaya dan momen-momen yang nantinya digunakan untuk menghitung penulangan 3. Perhitungan Penulangan Momen atau gaya yang dihasilkan dari output SAP 2000V7.40 ( di Lab. Komputer Teknik Sipil, UNNES ) diambil yang terbesar kemudian digunakan untuk menghitung penulangan balok, sloof, ringbalk, kolom, dan pondasi. . PERHITUNGAN
GAYA-GAYA
GESER
YANG
BEKERJA
PADA
STRUKTUR Berat Bangunan Total (W Tot) Untuk Bangunan Gedung
Lantai 1 A. BEBAN MATI • Berat plat
= 15 x 54 x 2400 x 0.12
= 233280
P3=P4 (30x60)
= 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400
= 10368
AP2=P2 (30x80)
= 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400
= 55814.4
AP1=P1(30x60)
= 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400
= 66355.2
CP (40x100)
= 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400
= 72652.8
• Balok induk
• Balok anak
A1=A2=T (20x35)
= 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2 x 2400 = 28051.2
C1 (40x40)
= 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4 x 2400
81
= 5806.08
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
• Kolom
K1 (40x60)
= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) x 2400
= 42393
K2 (40x50)
= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) x 2400
= 35328
K3 (40x40)
= 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) x 2400
= 3532.8
K4 (60x60)
= 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) x 2400
= 39744
K5 (20x20)
= 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) x 2400
= 2649.6
K6 (30x30)
= 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) x 2400
= 1987.2
• Dinding
= (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.6 x 250 = 123884.7
• Plafon+ penggantung
= 14.85 x 53.85 x (11+7)
= 14395.1
• Spesi
= 14.85 x 53.85 x 42
= 33586.2
• Tegel
= 14.85 x 53.85 x 24
= 19192.1 + Jumlah
= 788804.38
B. BEBAN HIDUP • qh lantai
= 250 kg/m2
• koef reduksi
= 0.3
Wh
= 0.3 x (15 x 54 x 250) = 60750 kg
• Beban total
= Wm + Wh = 788804.38 + 60750 = 849554.38 kg
Lantai 2 A. BEBAN MATI • Berat plat
= 15 x 54 x 2400 x 0.12
• Balok induk
82
= 233280
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
P3=P4 (30x60)
= 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 x 2400
= 10368
AP2=P2 (30x80)
= 114 x (0.8 – 0.12)x 0.3 x 2400
= 55814.4
AP1=P1(30x60)
= 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) x 2400
= 66355.2
CP (40x100)
= 34.4 x 1 x (1 – 0.12)x 2400
= 72652.8
A1=A2=T (20x35)
= 292.2 x 0.35 x 0.2 x 2400
= 49089.6
C1 (40x40)
= 21.6 x 0.4 x 0.4 x 2400
= 8294.4
K1 (40x60)
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400
= 38707.2
K2 (40x50)
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400
= 32256
K3 (40x40)
= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400
= 3225.6
K4 (60x60)
= 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400
= 36288
K6 (30x30)
= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400
= 1814.4
• Balok anak
• Kolom
• Dinding
= (2x14.85 ) + (2x53.85) x 4.2 x 250 = 113114.7
• Plafon + penggantung
= 14.85 x 53.85 x (11+7)
= 14395.1
• Spesi
= 14.85 x 53.85 x 42
= 33586.2
• Tegel
= 14.85 x 53.85 x 24
= 19192.1 + Jumlah
B. BEBAN HIDUP = 250 kg/m2
a. qh lantai b.koef reduksi= 0.3 Wh
= 0.3 x (15 x 54 x 250) = 60750 kg
c. Beban total = Wm + Wh
83
= 788433.7
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 788433.7 + 60750 = 849183.7 kg Lantai 3 A. BEBAN MATI • Balok
A1=A2=T (20x35)
= 138 x 0.35 x 0.2 x 2400
= 23184
K1 (40x60)
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) x 2400
= 38707.2
K2 (40x50)
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) x 2400
= 32256
K3 (40x40)
= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) x 2400
= 3225.6
K4 (60x60)
= 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) x 2400
= 14515.2
K6 (30x30)
= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) x 2400
= 1814.4
• Kolom
• Berat ring balk (20/15)
= (2x69.5)+(2x16.5)x0.15x0.2x2400 = 2515
• Berat atap (berdasarkan SAP 2000) = 29.4 x 15 x 54
= 23814
• Dinding
= (2x14)+(2x69.5)x4.5x250
= 156403
• Plafon + penggantung
= 14x69.5x(11+7)
= 17514
• Spesi
= 14x69.5x21
= 20433
• Tegel
= 14x69.5x24
= 23353 Jumlah
B. BEBAN HIDUP a.
qh lantai
= 250 kg/m2
b.
koef reduksi
= 0.3
Wh
= 0.3x(15 x 54 x 250) = 60750 kg
84
+
= 357733.4 kg
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
c.
Beban total
= Wm + Wh
= 357733.4 + 60750 = 418483 kg D. Beban bangunan total = beban lantai 1 + beban lantai 2 + beban lantai 3 = 849554.38 + 849183.7 + 418483 = 2117221.48 kg = 2117.22148 Ton Waktu Getar Bangunan (T)
Rumus empiris untuk portal beton Tx = Ty = 0,06 Dengan : H = Ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung diukur dari tingkat penjepit lateral ( dalam m ). H = h1 + h2 + h3 = 4.6 + 4.2 + 4.2 = 13 m Tx = Ty = 0.06 x H(3/4) = 0.06 x 13(3/4) = 0.411 detik
85
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Koefisien Gempa Dasar ( C )
Grafik koefisien gempa dasar untuk wilayah Semarang ( Zone 4 ) dengan struktur bangunan di atas tanah lunak diperoleh C = 0.05
0.20 0.15 0.10 0.5 0
0.5
1.0
2.0
3.0
Gambar 2. Koefisien Gempa Dasar C
Untuk Tx = Ty = 0.411 detik, zone 4 dan jenis tanah lunak diperoleh C = 0.05 (Lihat Gambar 1.1) Faktor keutamaan (I) dan faktor jenis struktur (K)
I = 1.5 K=1 Gaya Geser Horizontal Total Akibat Gempa
Vx = Vy = C x I x K x Wt = 0.05 x 1.5 x 1 x 2117.22148 = 158.792 ton Distribusi Gaya Geser Akibat Gempa ke Sepanjang Tinggi Gedung
a. Arah x
H 13 = = 0.24 < 3 (OKE) A 54 Fix =
Qixhi xVx ∑ Qixhi
b. Arah y 86
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
H 13 = = 0.87 < 3 (OKE) A 15 Fiy =
Qixhi xVy ∑ Qixhi
Dengan Fi
= gaya geser horizontal akibat gempa pada lantai ke-1
hi
= tinggi lantai ke-1 terhadap lantai dasar
Vx, y= gaya geser horizontal total akibat gempa untuk arah x atau y A, B = panjang sisi bangunan dalam arah x dan y
Tabel 4 Distribusi gaya geser dasar horizontal akibat total gempa kesepanjang panjang gedung dalam arah X dan Y untuk tiap portal tingkat
Hi
Qi
Hi x Qi
Fix,y
(m)
(t)
(tm)
Total (t)
½ Fix(t)
3
13
418.483
5440.28
51.36
25.68
5.71
2
8.8
849.1837
7472.82
70.54
35.27
7.84
1
4.6
849.55438
3907.95
36.89
18.45
4.10
Perencanaan Balok Balok P3=P4
L=6m H min =
B=
6000 = 324.32mm ~ 60 cm 18.5
h 60 60 = = 30s / d 45 ~ 30 cm s/d 2s / d1.5 2 1.5
87
Untuk tiap portal 1/9
Fiy(t)
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Dipakai ukuran balok 60 x 30
Balok AP1=P1
L=6m H min =
B=
6000 = 324.32mm ~ 60 cm 18.5
h 60 60 = s/d = 30s / d 45 ~ 30 cm 2s / d1.5 2 1.5
Dipakai ukuran balok 60 x 30
Balok AP2=P2
L=9m H min =
B=
9000 = 486.49mm ~ 80 cm 18.5
h 80 80 = s/d = 40s / d 53 ~ 40 cm 1.5 2s / d1.5 2
Dipakai ukuran balok 80 x 40
Balok A1=A2=T
L = 3.6 m H min =
B=
3600 = 194.60mm ~ 35 cm 18.5
h 35 35 = s/d = 17.5s / d 23.3 ~ 20 cm 2s / d1.5 2 1.5
Dipakai ukuran balok 35 x 20
88
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Balok CP
L = 10.8 m H min =
B=
1080 = 583.78mm ~ 100 cm 18.5
h 100 100 = s/d = 50s / d 66.67 ~ 40 cm 2s / d1.5 2 1.5
Dipakai ukuran balok 100 x 40
Balok C1
L = 3.6 m H min =
B=
3600 = 194.6mm ~ 40 cm 18.5
h 40 40 = s/d = 20s / d 26.67 ~ 20 cm 2s / d1.5 2 1.5
Dipakai ukuran balok 40 x 20 PERENCANAAN BALOK Balok 30 x 60
Data-data balok Tinggi balok (h)
: 600 mm
Lebar balok (b)
: 300 mm
Selimut beton
(p)
: 20 mm
Diameter tul. utama
: 20 mm
Diameter tul. sengkang
: 10 mm
Mutu tulangan (fy)
: 240 MPa
Mutu beton (fc)
: 25 MPa
Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang : P = 89150 N 89
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vu = 106380 N Tu = 20730000 Nmm Mu = 223650000 Nmm Penulangan longitudinal d = 600 – 20 -10 -22/2 = 559 mm Penulangan pada momen k= =
Mu ϑ.b.d 2 223650000 0,8.300.559 2
= 2.98 ρ min = 0,0058 ρ perlu = 0,0135 ρ maks = 0,0403 ρ min < ρ perlu < ρ maks
0,0058 < 0,0135 < 0,0403 As = ρ . b. d
= 0,0135 . 300 . 559 = 2263,95 mm2 Akibat gaya tekan aksial A=
=
P θ . fy
89150 0,65.240
= 571,47 mm2 Ast = As + A
= 2263,95 + 571,47 = 2835,42 mm2 Dipakai 6 Ø 25 = 2945,2 mm2
90
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
kontrol spasi =
300 − 20 − (6.25) 2
= 65 mm Penulangan geser Tu
= 2070000 Nmm
Vu
= 106380 N
Σx2y = (300-40)2 . (600-40)
= 37856000 mm2 fc .Σx2y = 0,6 . 1/24 . 25 . 37856000
Φ .1/24 .
= 4732000 Nmm Tu ≤ Φ .1/24 .
fc . Σx2y
2070000 Nmm ≤ 4732000 Nmm
Vc = 1/6 .
fc . b . d
= 1/6 . 25 . 300 . 559 = 139750 N Perlu tulangan geser Vs
= =
Vu
θ
− Vc
106380 − 139750 0,6
= 37550 N 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 300 . 559 . 25
= 559000N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
37550 N ≤ 559000 N Dimensi sudah memenuhi syarat Smaks = d/2 = 559 / 2 = 279,5 mm , dipakai 150 m
91
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Penulangan geser Av
=
Vs.S fy.d
=
37550.150 240.559
= 41,98 mm2 Jadi dipakai Ø10 –150
Balok lantai 40 x 100
Data-data balok Tinggi balok (h)
: 1000 mm
Lebar balok (b)
: 400 mm
Selimut beton
(p)
: 20 mm
Diameter tul. utama
: 22 mm
Diameter tul. sengkang
: 12 mm
Mutu tulangan (fy)
: 240 MPa
Mutu beton (fc)
: 25 MPa
Gaya rencana yang dipakai adalah gaya maksimum pada batang : P
=122620 N
Vu
= 436990 N
Tu
= 12380000 Nmm
Mu
= 772990000 Nmm
Penulangan longitudinal d = 1000– 20 -12 -22/2 = 957 mm Penulangan pada momen k= =
Mu d 2 .b.θ
772990000 0,8.400.957 2
= 2,637 MPa
92
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
ρ min = 0,0058 ρ perlu = 0,0118 ρ maks = 0,0403 ρ min < ρ perlu 0 ( perlu tulangan geser) Av =
VsxS 22933,3x150 = 44,23mm 2 = 240 x 460.5 fyxd
Ø x 1/20 x
fc x Σ x2y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm
99
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
( tidak perlu tulangan puntir ) Av tot. =44,23 mm2 ≥ Av min =
bxS 200 x150 = 41,67mm2 = 3xfy 3x 240
Av = ½ x Av tot.= 72,12 mm2 D2 =
Ax 4
=
π
72,12 x 4 = 91,87mm2 3,14
D =9,59 mm Jadi dipakai φ10 -150 mm •
Tulangan geser lapangan V lapangan = 1450 N Vc = 1/6 x = 1/6 x
fc x b x d
25 x 200 x 460,5
= 76750 N Vs =
=
Vu
φ
− Vc
1450 − 76750 0.6
= -74333,39 N < 0 ( perlu tulangan geser) Av =
=
VsxS fyxd
74333,39 x150 240 x 460,5
= 100.85 mm2 Ø x 1/20 x
fc x Σ x2y = 3538000 Nmm ≤ Tu =6420000 Nmm
100
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
( tidak perlu tulangan puntir ) Av tot. = 100.89 mm2 ≥ Av min =
bxS 200 x150 = 41,67mm2 = 3xfy 3x 240
Av = ½ x Av tot.= 50,45 mm2 D2 =
Ax 4
π
=
50,45 x 4 = 79,03mm 2 3,14
D =8,02 mm Jadi dipakai φ10 -150 mm
PERENCANAAN KOLOM Kolom lantai 1
Data kolom : Ukuran kolom
= ( 600 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok
= 22 mm
Selimut beton (p)
= 40 mm
•
Diameter sengkang
= 10 mm
•
fy
=240 MPa
Gaya rencana dipakai adalah gaya maksimum pada batang P
= 2165400 N
Vu
= 273800 N
Tu
= 11610000 Nmm
Mu
= 623620000 Nmm
Lebar efektif ( d)
= 600-40-10-22/2 = 539 mm
Cb
=
600 .d 600 + fy
101
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
=
600 .539 600 + 240
= 385 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 385 = 327,25 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 327,25 . 600 . 0,85. 25 = 4172437,5 N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetris Pnb
= Ccb + Csb – Tsb = 4172437,5 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 4172437,5 = 2712084,37 N
P ≤ Prb 2165400 N ≤ 2712084,37 N kontrol keluluhan baja εy
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11 = 61
εs
=
cb − d ' 0,003 cb
=
385 − 61 0,003 385
= 0,0259 ≥ vy = 0,0020 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( -d) 2 2 2 2
= 4172437,5 (
600 327,25 600 − − 40) ) + 2 Tsb ( 2 2 2
102
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 569016164,1 + 520 Tsb 623620000 = 569016164,1 + 520 Tsb Tsb
= 105007,38 N
As’
=
Tsb fy
=
105007,38 240
= 437,53 mm2 = 2 As’
As
= 2 . 437,53 = 875,06 mm2 Dipakai tulangan 8 Ø12 Spasi =
600 − 80 − (3.12) 3
= 161 mm Penulangan geser Tu
= 11610000 Nmm
Vu
= 273800 Nmm
2
Σx y = (600-80)2 . (600-80) = 140608000 mm2 Φ . 1/24 .
fc . Σx2y
= 0,6 . 1/24 . 25 . 140608000 = 117576000 Nmm fc . Σx2y
Tu ≤ Φ . 1/24 .
11610000 Nmm ≤ 117576000 Nmm Vc = 1/6 .b . d .
fc
= 1/6 . 600 . 539 . 25 = 269500 N Perlu tulangan geser
103
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vs = =
Vu
θ
− Vc
273800 − 269500 0,6
= 186833,3 N 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 600 . 539 .
25
= 1078000 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
186833,3 N ≤ 1078000 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/2 = 539 /2 = 269.5 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av =
Vs.s fy.d =
186833.3.150 240.539
= 216,64 mm2 Dipakai Ø 10 -150
Kolom lantai 2
Data kolom : Ukuran kolom
= ( 400 x 600 ) mm
Diameter tulangan pokok
= 22 mm
Selimut beton (p)
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10 mm
fy
= 400 MPa
Gaya rencana di pakai adalah gaya maksimum pada batang : P
= 760290 N
Vu
= 115810 N 104
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Tu
= 3145000 Nmm
Mu
= 271220000 Nmm
•
d = 400 - 40 - 10 -22/2 = 339 mm
Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 339 600 + 240
= 242,14 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 242,14 = 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 205,82 . 400 . 0,85. 25 = 1749470N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb – Tsb = 1749470 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 1749470 = 1137155,5 N
P ≤ Prb 760290 N ≤ 1137155,5 N kontrol keluluhan baja εy
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11 = 61
εs
=
cb − d ' 0,003 cb
105
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
=
242,14 − 61 0,003 242,14
= 0.0024 ≥ vy = 0,0020 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( -d) 2 2 2 2
= 1749470 (
600 205,82 600 − − 40) ) + 2 Tsb ( 2 2 2
= 244803042,3 + 520 Tsb 271220000 = 244803042,3 + 520 Tsb Tsb
= 50801,84 N
As’
=
Tsb fy
=
50801,84 240
= 211,67 mm2 = 2 As’
As
= 2 . 211,67 = 423,35 m2 Dipakai tulangan 4 Ø12 Spasi =
400 − 80 − (4.12) 3
= 90,67 mm Penulangan geser Tu
= 3145000 Nmm
Vu
= 1151810 Nmm
2
Σx y = (400-80)2 . (600-80) = 53248000 mm2 Φ . 1/24 .
fc . Σx2y
= 0,6 . 1/24 . 25 . 53248000 = 6656000 Nmm Tu ≤ Φ . 1/24 .
fc . Σx2y
3145000 Nmm ≤ 6656000 Nmm 106
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
Vc = 1/6 .b . d .
fc
= 1/6 . 400 . 339 . 25 = 113000 N Perlu tulangan geser Vs = =
Vu
θ
− Vc
1151810 − 113000 0,6
= 1806683,3 N 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 200 . 149 .
25
= 99333,33 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
3028,33 N ≤ 99333,33 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/2 = 149 /2 = 74,5 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av =
Vs.s fy.d =
3028,33.150 400.149
= 7,621 mm2 Dipakai Ø 6-150
Kolom lantai 3
Data kolom : Ukuran kolom
= ( 400 x 400 ) mm
Diameter tulangan pokok
= 22 mm
Selimut beton (p)
= 40 mm
Diameter sengkang
= 10mm
107
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 240 MPa
fy
Gaya rencana di pakai gaya maksimum pada batang 1753 (frame 1753 ) P
= 780650 N
Vu
= 13100 N
Tu
=1840000 Nmm
Mu
= 186510000 Nmm
•
d = 400 – 40 - 10 - 22/2 = 339 mm
Cb
=
600 .d 600 + fy
=
600 339 600 + 240
= 242,14 mm ab
= β . Cb = 0,85 . 242,14 = 205,82 mm
Dengan mengabaikan displacement concrete Ccb
= ab . b . 0,85 . fc = 205,82. 400 . 0,85. 25 = 1749470 N
Tsb
= Csb
Karena kolom simetri Pnb
= Ccb + Csb – Tsb = 1749470 N
Prb
= 0,65 . Pnb = 0,65 . 1749470 = 1137155,5 N
P ≤ Prb 780650 N ≤ 1137155,5 N 108
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
kontrol keluluhan baja εy
= 0,0020
d'
= 40 + 10 +11 = 61
εs
=
cb − d ' 0,003 cb
=
242,14 − 61 0,003 242,14
= 0,0024 ≥ vy = 0,0020 Mnb = Ccb (
h ab h h ) + Tsb ( - d ) + Csb ( -d) 2 2 2 2
= 1749470 (
400 205,82 400 − − 40) ) + 2 Tsb ( 2 2 2
= 169856042,3 + 320 Tsb 186510000 = 169856042,3 + 320 Tsb Tsb
= 52043,6 N
As’
=
Tsb fy
=
52043,6 240
= 216,85 mm2 As
= 2 As’ = 2 . 47,02 = 433,69 mm2
Dipakai tulangan 4 Ø12
Spasi =
400 − 80 − (4.12) 3
= 90,6 mm Penulangan geser Tu
= 1840000 Nmm
Vu
= 312314 Nmm
ΣX2y
= (400-80)2 . (400-80) 109
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
= 32768000 mm2
Φ . 1/24 .
fc . Σx2y
= 0,6 . 1/24 . 25 . 32768000 = 4096000 Nmm
fc . Σx2y
Tu ≤ Φ . 1/24 .
1840000 Nmm ≤ 4096000 Nmm Vc = 1/6 .b . d .
fc
= 1/6 .400 . 339 . 25 = 113000 N Perlu tulangan geser Vs = =
Vu
θ
− Vc
312314 − 113000 0,6
= 407523,3 N 2/3 . b . d .
fc = 2/3 . 400 . 339 .
= 452000 N Vs ≤ 2/3 . b . d .
fc
407523,3 N ≤ 452000 N Dimensi memenuhi syarat Smaks = d/2 = 339 /2 = 169,5 mm , dipakai 150 mm Penulangan geser Av =
Vs.s fy.d =
407523,3.150 240.339
= 751,33 mm2 Dipakai Ø10 - 150
110
25
PROYEK AKHIR BAB IV PERHITUNGAN STRUKTUR UTAMA
111
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
BAB V PERHITUNGAN PONDASI 5.1 Uraian Umum Pondasi bangunan merupakan struktur yang berfungsi untuk meneruskan beban ke dalam tanah pendukung yang ada di bawahnya. Pelimpahan beban struktur harus terjadi sedemikian sehingga keseimbangan struktur dapat terjamin dengan baik dan ekonomis. Seluruh beban struktur harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang kuat agar tidak terjadi setlement yang menyebabkan kehancuran struktur, perhitungan pondasi harus menghasilkan konstruksi pondasi yang kuat dan kokoh. Pondasi adalah suatu struktur bangunan yang berada di samping atau di bawah bangunan yang dapat menahan secara kuat bangunan tersebut dan dapat di tahan oleh tanah yang ada di sampingnya ataupun di bawahnya.
5.2 Alternatif Pemilihan Pondasi Dalam perencanaan pondasi untuk bangunan harus diperhatikan beberapa hal penting sebagai berikut : 1. Fungsi dari bangunan yang dipikul oleh pondasi. 2. Data tentang tanah dasar. 3. Besarnya beban dan berat bangunan yang ada di atasnya. 4. Waktu dan biaya pondasi. Menurut bentuknya pondasi foot plat setempat dibagi menjadi : 1. Pondasi plat bujur sangkar. 2. Pondasi plat persegi.
112
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
3. Pondasi plat lingkaran. Dari ketiga bentuk pondasi foot plat tersebut dipilih pondasi foot plat bentuk persegi karena mempunyai keuntungan diantaranya : 1. Pondasi tapak persegi efektif digunakan bila ruangan yang tersisa terbatas, sehingga tidak memungkinkan menggunakan pondasi tapak bujur sangkar. 2. Pondasi tapak persegi lebih efektif bila sisi panjang diperuntukkan menahan momen lentur.
5.3 Analisa Daya Dukung Tanah Dari hasil pengujian boring di laboratorium mekanika tanah Universitas Negeri Semarang diperoleh data-data tanah sebagai berikut : •
Df (kedalaman)
= 2.60 m
•
Sf (Safety Factor/Angka Keamanan)
= 3.00
•
C (Kohesi)
= 0.18 kg/cm2 = 0.18 kN/m2
•
Bγ (Berat Tanah)
= 18 kN/m3
•
φ (Sudut geser)
= 24
Dari tabel nilai-nilai faktor daya dukung terzaghi : •
Nc (Faktor Daya Dukung)
= 2.51
•
Nq (Faktor Daya Dukung)
= 12.7
•
Nγ (Faktor Daya Dukung)
= 9.7
Tebal plat pondasi
= 0.8 m
113
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
qc
= 135 kg/m2
q
= Df x Bγ = 2.60 m x 18 kN/m3 = 46.8 kN/m2
Dari rumus terzaghi didapat : Q ultimit = c. Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5 . Bγ . Nγ = qc/20 . Nc + Df . Bγ . Nq + 0,5. Bγ .Nγ = 135/20 . 2,51 + 2,6 .18 .12,7 + 0,5 .18 . 9,7 = 659.6 kN/m2 Kapasitas daya dukung tanah Q netto
= 659,6 / Sf = 659.6 kN/m2 / 3 = 219.86 kN/m2
5.4 Perencanaan Pondasi Dalam mengatur letak pondasi foot plat hendaknya diperhitungkan jarak antar tiang sehingga masing-masing foot plat akan menerima beban yang sama. Walaupun foot plat menumpu pada lapisan tanah yang cukup baik, namun dasar pembagian yang sama untuk setiap pondasi foot plat harus tetap dipegang, agar dapat dihindari hal-hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya sebagai akibat penurunan yang tidak sama. Pondasi foot plat ini menggunakan mutu beton (fc) = 22.5 MPa dan mutu baja (fy) = 240 MPa.
114
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
5.5 Penulangan Pondasi Dari analisa dengan program SAP 2000 diperoleh : Pu
= 2165397.3 N
= 2165.3973 kN
Mx
= 45121700 Nmm
= 45.1217 kNm
My
= 89855800 Nmm
= 89.8558 kNm
a. Pembebanan •
Beban tanah timbunan
= 2.6 m x 18 kN/m3
= 46.8 kN/m2
•
Beban telapak
= 0.6 m x 24 kN/m2
= 14.4 kN/m2 + = 61.2 kN/m2
b. Perhitungan tegangan ijin netto akibat beban yang bekerja •
Tegangan ijin tanah
= 219.86 kN/m2
•
Berat Pondasi
= 61.2
σ netto
kN/m2
= 281.06 kN/m2
c. Perhitungan dimensi bidang datar pondasi A perlu
=
Pu σ .netto
=
2165.3973 281.06
+
P=2165397.N
= 7.704 m
0.8 m m 2m
Lebar pondasi diambil (B)
=2m
Panjang pondasi (L)
= 3.5 m
Eksentrisitas (e)
=
My Pu
=
54.3208 1010.67 115
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 0.0537 m d. Perhitungan akibat tegangan netto akibat beban berfaktor Pu
= 2165397.3 N
= 2165.3973 kN
Mx
= 45121700 Nmm
= 45.1217 kNm
My
= 89855800 Nmm
= 89.8558 kNm
Tegangan netto berfaktor Q netto=
=
Pu Mx My ± ± A Wx Wy 1010.67 32.8331 54.3208 ± ± 2.2 2.2 2 2.2 2
Q maks
= 470.2892 kN/m2
Q min
= 448.5008 kN/m2
Q netto
=
Qmaks + Q min 2
=
470.2892 + 448.5008 2
= 459.395 kN/m2 e. Kontrol kekuatan Geser Pons Tinggi efektif o Tebal pondasi
= 800 mm
o Penutup beton
= 20 mm
o Diameter tulangan (D)
= 22 mm
o dp
= h – p – D – ½.D = 800 – 70 – 22 - 11 = 697 mm
o dl
=h–p–½D 116
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
= 800 – 70 - 11 = 719 mm Perhitungan akibat tegangan netto berfaktor
Gaya geser berfaktor Vu = Q netto maks x luas beban geser = 470.2892 kN/m2 x {(B.L) – (a1 + d) . (a2 + d)} = 470.2892 x {(2.2) – (0.45 + 0,697). (0.85 + 0,697)} = 1046,671 kN
Gaya geser nominal φ Vc
= φ . bo . d .
bo
= 2 . (a1 + d) + 2 . (a2 + d)
f 'c
= 2 . (450 + 697) + 2. (850 + 697) = 5388 mm φ Vc
= 0.6 x 5388 x 0.697 x
25
= 11266 kN Vu = 1046,671 kN < φ Vc = 11266 kN Tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser tanpa memerlukan tulangan geser. f. Perhitungan momen lentur 2
⎛L−a⎞ Mu = ½ . Q netto maks . ⎜ ⎟ .B ⎝ 2 ⎠ 2
⎛ 2 − 0.45 ⎞ = ½ x 459.395 kN/m x ⎜ ⎟ x2 2 ⎠ ⎝ 2
= 275,924 kNm
117
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
g. Perhitungan tulangan lentur Wu maks = Q1 = 470.2892 kN/m2 2
Mu
⎛ L − a1 ⎞ = ½ . Wu. ⎜ ⎟ .B ⎝ 2 ⎠ 2
⎛ 2 − 0,45 ⎞ = ½ . 470.2892 . ⎜ ⎟ .2 2 ⎝ ⎠
= 282,467451 kNm = 282467,451 kNmm Momen nominal (Mn) =
=
Mu
φ 282467,451 = 353,0843 kNmm 0.8
Perhitungan luas tulangan lentur K perlu =
282,467.10 6 Mu = = 0,363 φ .b.d 2 0,8.2000.697 2
Di dapat ρ = 0,0035 As perlu = ρ . b .d = 0,0035 . 2000 . 697 = 4879 mm2 Luas tulangan permeter lebar As
=
Asperlu 4879 = = 2439,5mm 2 2 B
Dipakai tulangan D22- 150 mm (As = 2534,2 mm2)
118
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
Perhitungan Pondasi Sumuran Dari perhitungan SAP didapat :
Dari data sondir diperolah :
P
= 1843,29 KN
Mx
= -14,29 KNm
My
= 2,55 KNm
qc
= 170 Kg/cm2
Tf
= 740 Kg/cm2
Diameter sumuran (D) = 160 cm, kedalaman = 4.6 m Luas (A) = 1/4 . 3,14 . D2 = 1257,57 cm2 Keliling (O) = 3,14 . D = 502.4 cm Qijin = (qc . A/ 3) + (Tf . O) / 10 = (170 . 1257,57 / 3) + (740 . 502.4 / 10 ) = 2055,91 KN Jumlah sumuran = P/ Qu = 1843,29 / 2055,91 = 0,89 → 1 bh
y
20 x
160 Tebal pile cap (d) = 50 cm 20
20
160
20
P = 1843,29 + 24. 2 . 2 . 0,5 = 1891,79 KN
Cek Terhadap Geser Pons : Mutu beton K225 fc = 22.5 MPa, mutu baja fy = 240 MPa Besar tinggi efektif (d) = 50 cm Kolom = 50 x 50 cm Vu pons = 1891,79 KN
119
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
bo = 2 . (500 + 500) + 2 (500 + 500) = 4000 mm ФVc = 0,6 . 1/3 .
fc . bo . d
= 0,6 . 1/3 . 25 . 4000 . 500 = 2000 KN > Vu = 1891,79 KN Cek Terhadap Geser Lentur Pengecekan geser lentur pada kasus ini tidak dilakukan karena d = 50 cm, sumuran berada di dalam bidang geser yang terbentuk. Tebal pile cap (th) = d+ selimut beton + 1/2 tulangan = 50 + 5+ 2,5 / 2 = 56,25 → 55 cm Jika pengecekan akan dilakukan langkah perhitungannya : Vu geser lentur = 0 KN ФVc geser lentur = 0,6 . 1/6 .
fc . b . d
= 0,6 . 1/6 . 25 . 2000. 500 = 500 KN Maka Vu geser lentur < ФVc geser lentur 0 KN < 500 KN Perhitungan Tulangan Pile cap : pmin = 0.0058, tabel 2.9 Asmin = ρmin . b.d = 0,0058 . 2000 . 500 = 5800 mm2 AD25 = 490,9 mm2 n = 5800 / 490,9 = 12D25
120
PROYEK AKHIR BAB V PERHITUNGAN PONDASI
55 12D25 12D25
Panjang 4,6m 20
Pondasi sumuran ø 160 cm 160
20
Perhitungan tulangan sumuran :
460
Tulangan tegak : pmin = 0,0058 tabel 2.9 Asmin = 0,0058 . (1/4 . π . 14002 – 1/4 . π . 13002)
15
120
= 1229,31 mm2
15
n = 1229,31 / AD12 = 11D12 Tulangan Melingkar D10 – 25 cm 11D12
Beton Siklop D10 – 25 cm
15
120
15
121
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 4.1. SYARAT – SYARAT UMUM Pasal I. 01 PERATURAN UMUM Tatkala dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanaakan berdasarkan peraturanperaturan sebagai berikut : 1. Sepanjang tidak ada ketentuan lain untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan di Indonesi, maka sah dan mengikat adalah syarat-syarat umum (disingkat SU) untuk melaksanakan pekerjaan borongan bangunan Indonesia (AV) yang disyahkan dengan surat keputusan Pemerintah No.9 tanggal : 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571. 2. Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 42 tahun 2002 tentang pedoman Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 80 Tahun 2003,tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. 4. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003 tgl 21 Agustus 2002,tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Negara. 5. keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI No. 339/KPTS/M/2003 tgl 31 Desember 2003,tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi Oleh Instansi Pemerintah. 6. Peraturan- peraturan lain yang berhubungan dengan Pembangunan ini.
122
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I.02 PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN Pemberi Tugas Pekerjaan adalah : Pejabat Pembuat Komitmen Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi UmumDIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Pasal I.03 PENGELOLAAN KEGIATAN PEKERJAAN Pengelolaan Kegiatan Pekerjaan terdiri atas : 1. Pengelolaan Pekerjaan dari Unsur Pemegang Mata Anggaran. 2. Pengelolaan Teknis Proyek ( PTP ) adalah personil yang ditunjuk Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNBP & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Pasal I.04 PERENCANA / ARSITEK 1. Perencana Teknik Pembangunan adalah CV.NIRMANA, Jalan – Palebon Raya No 39A, SEMARANG. Tlpn (024) 6732763 – Fax (024) 6716679. 2. Perencana berkewajiban pula mengadakan pengawasan berkala dalam bidang arsitektur dan struktur. 3. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan- ketentuan pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapt ijin secara tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. Bilamana Perencana menjumpai kejanggalan – kejanggalan dalam pelaksanaan atau menyimpang dari Bestek/RKS supaya memberi tahukan secara tertulis kepada
123
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
penanggung jawab kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ). Pasal I.05 PENGAWASAN LAPANGAN/DIREKSI LAPANGAN 1. Konsultan
Pengawas
Teknis
Pembangunan
akan
ditentukan
kemudian
olehPenanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ). 2. Tugas Konsultan Pengawas adalah mengawasi Pekerjaan sesuai gambar Bestek/RKS dan perubahan- perubahan dalam berita acara Aanwijzing selama pelaksanaan sampai dengan serah terima pekerjaan ke I dan masa pemeliharaan sampai serah terima pekerjaan ke II. 3. Pengawasan
lapangan
tidak
dibenarkan
merubah
ketentuan-ketentuan
pelaksanaan pekerjaan sebelum mendapat ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 4. Bilamana Pengawas lapangan menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan atau menyimpan dari bestek, supaya segera memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 5. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama pelaksanaan berlangsung 0% sampai dengan serah terima pekerjaan ke II dan disampaikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 124
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 06 PENGUMUMAN PENDAFTARAN PESERTA LELANG 1. Metoda pemilihan penyedia jasa borongan pekerjaan ini dilakukan melalui Pelelangan Umum dengan pasaca kualifikasi.. 2. Pelelangan Pekerjaan ini diumumkan sacara luas melalui media cetak, elektronika dan papan pengumuman resmi. 3. Tempat, tanggal, hari dan waktu untuk pendaftaran serta pengambilan Dokumen lelang tercantum jelas pengumuman lelang. Pasal I.07 PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) 1. Pemberian penjelasan (Aanwijzing) akan diadakan pada : 1.
Hari
:
2.
Tanggal
:
3.
Waktu
:
4.
Tempat
:
2. Berita acara pemberian penjelasan (Aanwijzing) dapat diambil pada : 1.
Hari
:
2.
Tanggal
:
3.
Waktu
:
4.
Tempat
:
125
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 08 PELELANGAN 1. Pelelangan akan dilaksanakan melalui system satu sampul. 2. Pemasukan surat penawaran paling lambat pada : 1.
Hari
:
2.
Tanggal
:
3.
Waktu
:
4.
Tempat
:
3. Pembukaan surat-surat penawaran akan dilakukan oleh Panitia lelang dihadapan Rekanan, pada : 1.
Hari
:
2.
Tanggal
:
3.
Waktu
:
4.
Tempat
:
4. Wakil Rekanan yang mengikuti/ menghadiri pelelangan harus membawa syrat kuasa bermeterai Rp.6.000,-- dari Direksi Rekanan dan bertanggung jawab penuh. Pasal I.09 SAMPUL SURAT PENAWARAN 1. Sampul surat penawaran berukuran A4 sesuai dokumen ± 25 x 40 cm berwarna putih dan tidak tembus baca. 2. Sampul surat penawaran yang sudah terisi surat penawaran lengkap dengan lampiran-lampirannya supaya ditutup, dan diberi lak 5 (lima) tempat dan tidak boleh diberi kode cap cincin atau cap perusahaan dan kode lain. 126
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Sampul penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah supaya ditulis (periksa contoh surat penawaran). 4. Alamat sampul seperti tertulis digambar dibawah bisa ditempel huruf besar langsung pada kertas sampulnya. 5. Sampul surat penawaran dibuat sendiri oleh pemborong, ukuran sesuai contoh. Pasal I. 10 SAMPUL SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH Sampul surat penawaran yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana : 1. Sampul surat penawaran dibuat menyimpang dari atau tidak sesuai dengan syarat – syarat. 2. Sampul surat penawaran terdapat nama atau terdapat hasil penawarannya atau terdapat juga tanda-tanda lain di luar syarat-syarat yang telah ditentukan. Pasal I. 11 PERSYARATAN PENAWARAN 1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing 2. Surat penawaran, surat Pernyataan, daftar RAB, Daftar harga satuan Bahan dan Upah kerja, Daftar Analisa Pekerjaan dan daftar harga Satuan Pekerjaan halaman supaya dibuat di atas kertas kop nama perusahaan (pemborong) dan harus ditanda tangani oleh Direktur Rekanan yang bersangkuatan dan di bawah tanda tangan supaya disebutkan nama terang dan cap perusahaan. 3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong sendiri harus dilampiri : 127
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp. 6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut. b. Foto copy akte pendirian berbadan hukum. 4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiranlampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan. 5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup. 6. Dokumen Penawaran berisi : 1.
Starat Administrasi. a. Fotocopy Surat Undangan. b. Surat Penawaran c. Jaminan Penawaran ( 1%-3% ) berbentuk fotocopy (asli diserahkan panitia dari bank pemerintah/lembaga keuangan yang ditunjuk olrh menteri keuangan. d. Surat kesanggupan bermaterai Rp. 6000,- yang berisi
2.
•
Mengasuransikan tenaga kerja ke perum Jamsostek.
•
Membayar IMB.
•
Menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dari nilai kontrak.
•
Tunduk pada peraturan daerah setempat.
Syarat Teknis a.
Metoda Pelaksanaan Pekerjaan.
128
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3.
7.
b.
Jadwal Waktu Pelaksanaan Pekerjaan.
c.
Daftar Peralatan.
d.
Daftar Personil inti yang ditempatkan secara penuh.
Perhitungan Biaya/Harga. a.
RAB
b.
Harga satuan
c.
Analisa
d.
Harga Upah dan Bahan
Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut penawaran yang diajukan. Pasal I.12 SURAT PENAWARAN YANG TIDAK SAH
Surat yang tidak sah dan dinyatakan gugur bilamana ; 1. Surat penawaran yang tidak dimasukkan dalam sampul tertutup. 2. Surat penawaran, surat pernyataan dan daftar RAB tidak dibuat di atas kertas kop Rekanan yang bersangkutan. 3. Surat penawaran tidak ditanda tangani si penawar. 4. Harga penawaran yang tertulis dengan angka tidak sesuai dengan yang tertulis dengan huruf. 5. Surat penawaran asli tidak bermeterai Rp.6000,- tidak diberi tanggal dan tidak terkena tanda tangan penawar/tidak ada cap perusahaan. 129
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
6. Tidak jelas besarnya jumlah penawaran baik yang tertulis dengan angka maupun huruf. 7. Terdapat salah satu lampiran yang tidak ditanda tangani oleh penawar dan tidak diberi cap dari Rekanan. 8. Surat penawaran dari Rekanan yang tidak diundang. 9. Surat penawaran yang tidak lengkap lampiran-lampirannya. 10. Penawaran yang disampaikan dilihat batas waktu yang ditentukan Pasal I. 13 CALON PEMENANG 1. Apabila harga dalam penawaran telah dianggap wajar dan dalam batas ketentuan mengenai harga satuan (harga standard) yang telah ditetapkan serta telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka panitia menetapkan 3 (tiga) peserta yang telah memasukkan penawaran yang paling menguntungkan Negara dalam arti : a. Penawaran
harga
yang
ditawarkan
secara
teknis
dapat
dipertanggungjawabkan. b. Perhitungan harga yang ditawarkan dapat dipertanggungjawabkan. c. Penawaran tersebut adalah yang terendah diantara penawaran yang memenuhi syarat seperti tersebut diatas. 2. Jika dua peserta atau lebih mengajukan harga mempunyai kemampuan dan kecakapan yang terbesar. Jika bahan-bahan untuk menentukan pilihan tersebut tidak ada maka penilaiannya dilakukan dengan penilaian kembali, hal mana harus dicatat dalam berita acara.
130
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Panitia membuat laporan kepada pejabat yang berwenang mengambil keputusan mengenai penetapan calon pemenang laporan tersebut disertai usulan serta penjelasan tambahan dan keterangan lain yang dianggap perlu sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 4. Aspek teknis, administrasi dan harga. Pasal I. 14 PENETAPAN PEMENANG 1. Panitia/Pejabat
Pengadaan
menetapkan
calon
pemenang
lelang
yangmenguntungkan bagi Negara, yakni : a. Penawaran memenuhi Syarat Administrasi dan Teknis. b. Penawaran Haraga/biaya terendah dan responsive. c. Lulus evaluasi Kualifikasi dalam pasca kualifikasi. 2. Berdasarkan laporan disertai usulan penetapan calon pemenang, penjelasan dan keterangan lain yang disampaikan oleh panitia/pejabat pengadaan, Pejabat yang berwenangan mengambil keputusan menetapkan pemenang Lelang dengan menerbitkan Surat Penetapan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ) selambat-lambatnya 5 (lima) hari sejak usulan penetapan calon pemenang. Pasal I. 15 PENGUMUMAN PEMENANG LELANG Pemenang lelang diumumkan oleh panitia/pejabat Pengadan selambat-lambatnya 2 (dua) hari sejak surat Penetapan Barang/Jasa.
131
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 16 PELELANGAN ULANG Lelang dibatalkan bilamana : 1. Diantara rekanan yang diundang dan mengikuti Aanwijzing dan mengajukan penawaran yang sah kurang dari 3 (tiga). 2. Penawaran melampaui anggaran yang tersedia. 3. Harga-harga yang ditawarkan dianggap tidak wajar. 4. Sanggahan dari rekanan ternyata benar 5. Berhubungan dengan pelbagai hal tidak mungkin mengadakan penetapan. 6. Dalam pelelangan dinyatakan gagal atau pemenangnya yang ditunjuk mengundurkan diri atau urutan pemenang kedua tidak bersedia ditunjuk, maka panitia pelangan atas permintaan kepala kantor satuan kerja, atau pemimpin kegiatan akan mengadakan pelelangan ulang. Pasal I. 17 PEMBERIAN ATAU PELULUSAN PEKERJAAN 1. Pengguna Anggaran akan memberikan pekerjaan kepada rekanan yang penawarannya
pantas,
wajar
dan
menguntungkan
Negara
serta
dapat
dipertanggungjawabkan. 2. SPK akan diberikan kepada rekanan yang telah ditunjuk dalam waktu paling lambat 10 hari kerja setelah pemberitahuan pengumuman penetapan pemenang pelelangan. 3. Rekanan diperkenankan mulai bekerja setelah diterbitkannya SPK sekaligus memberikan jaminan pelaksanaan. 132
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 18 PELAKSANA PEMBORONG 1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas namanya. 3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah ditugaskan oleh direksi. 4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan mengerti gambar. Pasal I. 19 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN Pekerjaan harus dikerjakan menurut : 1. RKS dan gambar-gambar kerja/gambar detail secara menyeluruh untuk kegiatan ini. 2. RKS dengan segala perubahan–perubahan dalam Aanwijzing (Berita Acara Aanwijzing). 3. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis dari Pengguna Anggaran/Pengelola Kegiatan. 4. Lapangan/lahan yang tersedia.
133
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 20 PENETAPAN UKURAN DAN PERUBAHAN-PERUBAHAN 1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuranukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek. 2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman berdasar pembentukan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan tersebut pemborong menderita kerugian. 5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana. 6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 134
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 21 PENJAGAAN DAN PENERANGAN 1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam) dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan, gudang dan lain-lain. 2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas kehendak Direksi. 3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk kelancaran pekerjaan. 4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang sama harus selalu berada di tempat pekerjaan. 5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain sepenuhnya. Pasal I. 22 KESEJAHTERAAN DAN KESEHATAN KERJA 1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas. 2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang perawatan korban dan keluarganya. 135
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-syarat palang merah. 4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air minum yang memenuhi syarat kesehatan. 5. Pemborong harus mengasuransikan tenaga kerjanya yang bekerja diproyek ini ke PT.JAMSOSTEK. Pasal I. 23 PENGGUNAAN BAHAN-BAHAN BANGUNAN 1. Bahan-bahan bangunan yang dipakai diutamakan hasil produksi dalam negeri kwalitas baik. 2.
Harus diperhatikan syarat-syarat dan mutu barang dan jasa yang bersangkutan. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
3. Semua bahan-bahan bangunan untuk pekerjaan ini sebelum dipergunakan harus mendapat persetujuan dari pengguna Anggaran/pengawas terlebih dahulu dan harus berkwalitas baik. 4.
Semua bahan-bahan bangunan yang telah dinyatakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 tidak dapat dipakai (afkir) harus segera disingkirkan jauh-jauh dari tempat pekerjaan dalam tempo 24 jam dan hal ini menjadi tanggung jawab pemborong. 136
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
5. Bilamana pemborong melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan bangunan yang telah diafkir, maka Penanggung Jawab Kegiatan Penyelenggara Kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang ( UNNES ) berhak untuk memerintah membongkar dan harus mengganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat atas resiko/tanggung jawab pemborong. 6.
Bilamana Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 sangsi akan mutu bahan/ kwalitas bahan bangunan yang akan digunakan, pemimpin kegiatan/ pengelola kegiatan berhak meminta kepada pemborong untuk memeriksakan bahan– bahan bangunan tersebut pada laboratorium bahan-bahan bangunan. Pasal I. 24 KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE
1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik Indonesia. 2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim. 3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan Pemborong. 4. Apabila terjadi force majeure, pihak rekanan harus memberitahukan kepada pemimpin kegiatan/pengelola kegiatan secara tertulis paling lambat 24 jam demikian pula bila force majeure. 137
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal I. 25 ASURANSI Pemborong harus mengasuransikan semua tenaga kerja yang bekerja di kegiatan ini ke PT. Jamsostek, ternasuk tenaga dari team Teknis, Konsulatan Perencana dan Konsultan Pengawas yang namanya tercamtum dalam Struktur Organisasi ini. Pasal I. 26 PENYELESAIAN PERSELISIHAN Perselisihan akan diselesaikan menurut aturan/ketentuan yang lazim berlaku, sedangkan tata caranya diatur kemudian dalam kontrak. Pasal I. 27 URAIAN MENGENAI RKS DAN GAMBAR 1. Disamping peraturan-peraturan umumyang disebut dalam pasal I. 01. 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta gambar-gambarnya berlaku sebagai dasar pedoman/ketentuan untuk melaksanakan pekerjaan ini. 3. Gambar-ganbar yang ikut disertakan akan juga merupakan bagian yang tak terpisahkan dari RKS ini. 4. Kontraktor wajib untuk mengadakan perhitungan kembali atas segala ukuranukuran dimensi konstruksi apabila ukuran-ukuran yang ditentukan dalam spesifikasi/gambar meragukan kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penawas dengan persetujuan Pemberi Tugas. 5. Bila terdapat perbedaan :
138
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Antara gambar dan ketentuan RKS, Surat/Surat Penawaran maka Pemberi Tugas dapat memutuskan pekerjaan dengan volume pekerjaan harga pekerjaan/kwalitas bahan material yang tinggi. b. Surat perjanjian Pemborong didahulukan atas RKS. c. RKS didahulukan atas gambar serta perubahan sebagaimana Berita Acara Aanwijzing, Berita Acara Aanwijzing didahukan atas RKS dan Gambar. d. Gambar beserta detail dan tambahan atau perubahan yang tercantum dalam Berita Acara Aanwijzing didahulukan atas Surat Penawaran. e. Jika pekerjaan tidak terdapat dalam RKS, tetapi terdapat dalam gambar maka yang terakhir ini berlaku penuh demikian pula sebaliknya. 6. Perbedaan antara gambar dan RKS maupun perubahan yang ditentukan pada waktu pelaksanaan berlangsung. Kontraktor diwajibkan menaati keputusan Konsultan Pengawas yang diberikan secara tertulis di mana dijelaskan juga kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang. 7. Apabila ada perbedaan gambar dalam yang satu dengan yang lain, maka Pemberi Tugas dapat menetapkan yang lebih besar volume/harga kwalitas/ukuran. 8. Kontraktor wajib membuat gambar kerja, sebelum memulai sesuatu pekerjaan yang khusus dan harus dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. 9. Dalam hal kontraktor meragukan ketentuan-ketentuan yang tercamtum dalam dokuman pelaksanaan, maka kontraktor wajib berkonsultasi dengan konsultan Perencana atau Pengawas. 10. Untuk menghindari kesalahan dalam memedomani gambar-gambar pelaksanaan, maka kontraktor untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan di lapangan sama sekali 139
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
tidak diperkenankan memperbanyak gambar dengan cara apapun: seperti menyalin kembali gambar pada kalkir atau kertas lainnya, mengopy dengan cara apapun. Jika Pelaksana Kontraktor memerlukan copy gambar maka copy tersebut hanya dapat dikeluarkan melalui Konsultan. Seluruh akibat terhadap pelanggaran yang tersebut di atas, akan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya. Pasal I. 28 LAIN-LAIN 1. Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam Aanwijzing 2. Sarat penawaran / RAB supaya dibuat seperti contoh terlampir. 3. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya. 4. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera setelah dilakukan penandatanganan. 5. Segala kerusakan yang timbul akibat pelaksanaan menjadi tanggung jawab Kontraktor. 6. BQ tidak mengikat dan kontraktor wajib menghitung kembali. 7.
Apakah ada saat pengajuan penawaran ada ketidak benaran data / informasi sejak dimulainya proses pelelangan ini, maka Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan 140
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 akan menjatuhkan sanksi. 8. Bentuk dan jenis sanksi akan ditentukan oleh Penitia Lelang / Pimpinan Kegiatan. 9.
Ketentuan atau ketetapan lain di dalam pelaksanaan proses pelelangan ini merupakan hak dan wewenang Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006.
SYARAT-SYARAT ADMINISTRASI Pasal II. 01 JAMINAN LELANG 1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24 Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar 1 – 3 % dari harga penawarn. 2. Bagi Pemborong yang mendapat pekerjaan, tender Garansi diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 3. Bagi pemborong yang tidak mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah adanya Penetapan Pemenang, yang mendapatkan pekerjaan, tender garansi dapat diambil setelah dikeluarkannya SPMK, dan telah memberikan jaminan pelaksanaan. Jaminan penawaran dapat diambil setelah ditanda tangani kontrak. Pasal II. 02 JAMINAN PELAKSANAAN 1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak. 141
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006 bersama dengan penandatanganan surat perjanjian Pemborongan. 3. Masa berlaku jaminan pelaksanaan setelah tanggal SKPBJ sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah masa pemeliharaan berakhir. Pasal II. 03 PERMULAAN PEKERJAAN DAN RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE) 1. Setelah penandatanganan kontrak, pengguna dan penyedia barang/jasa bersamasama mengadakan pemeriksaan lapangan dan membuat berita acara penyerahan. 2. SPMK diterbitkan segera mungkin dan paling lambat 14 ( empat belas ) hari setelah penandatanganan kontrak. 3. pemborong harus membuat rencana kerja pelaksanaan pekerjaan untuk disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. dan segera melaksanakan pekerjaan paling lambat 7 ( tujuh ) hari setelah diterbitkannya SPMK 4. pemborong wajib membertahukan direksi, bila mana akan memulai pekerjaan. 5. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja yang telah disetujui. 6. Rekanan tetap bertanggungjawab atas penyelesaian pekerjaan tepat pada waktunya.
142
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.04 LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN 1. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir oleh yang berwenang. 2. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya pengeluaran uang oleh Pemborong. Pasal II. 05 PEMBAYARAN 1. Pembayaran akan dilaksanakan dan atau akan diatur kemudian dalam kontrak. 2. Tiap pengajuan pembayaran angsuran harus disertai berita acara pemeriksaan pekerjaan dan dilampiri dafatr hasil opname pekerjaan foto-foto dokumentasi dalam album. Pasal II.06 MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMINJN) 1. Jangka waktu pemeliharaan adaalah 180 ( seratus delapan puluh ) hari kalender sehabis penyerahan pertama. 2. Bila mana masa pemeliharaan terjadi kerusakan-kerusakan akibat kurang sempurnanya didalam pelaksanaan ataukarena mutu bahan. Maka pemborong harus memperbaiki setelah mendapat peringatan pertama tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. 143
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.07 PERMULAAN PEKERJAAN 1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari SMPK (Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai. 2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah. 3. Apabila akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas. 4. Pemborong wajib melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas. Pasal II. 08 PENYERAHAN PEKERJAAN 1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 160 (seratus enam puluh) hari kalender termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya. 2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai 100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Penanggung Jawab Kegiatan dan Usaha Perguruan Tinggi Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan disertai Berita Acara dan dilampiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam keadaan rapi dan bersih. 3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan teknis yang diajukan kepada Direksi supaya dilampiri : 144
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Daftar kemajuan pekerjaan 100% ditanda tangani pengawas lapangan dan diketahui oleh Pemborong. b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja 100%. c. Khusus untuk ukuran foto yang 10 R supaya diambil yang baik. 4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. harus sudah dikirimkan selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir. 5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan meterai Rp. 6000,Pasal II.09 MASA PEMELIHARAAN (ONDERHOUD TERMIJN) 1. Jangka waktu pemeliharaan adalah 6 bulan (180) hari kalender terhitung sejak penyerahan pertama. 2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu bahan-bahan yang
digunakan,
maka
pemborong
harus
segara
memperbaiki
dan
menyempurnakannya kembali setelah pihak pemborong diperingatkan atau diberitahukan yang pertama kalinya secara tertulis oleh Pengghuna Anggaran dan Pengendali Kegiatan. 145
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.10 PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN 1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya dilampiri : a. Data yang lengkap. b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan. 2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap tidak akan dipertimbangkan. 3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. bilamana : a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara. b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tentang pekerjaan tambahan. c. Adanya perintah tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pekerjaan untuk sementara waktu dihentikan. 146
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan, perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang. e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan Pengawas. f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan karena lahan yang akan dipakai untuk bangunan masih ada masalah. Pasal II.11 SANKSI / DENDA (PASAL 49 AV) 1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda sebesar 1 0/00
(satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai
kontrak. Uang denda harus dilunaskan padawaktu pembayaran angsuran (termijn) penyerahan kesatu (I). 2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan atau tugas yang tercantum dalam ketetapan ini, maka sepanjang bestek ini tidak ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu pengecualian. 3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan tidak akan diperpanjang.
147
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.12 PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN 1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006., pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan. 2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan kepada Pemimpin proyek/pengelola proyek daftar RAB agar Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. agar diperhitungkan pembayarannya. 3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak. 4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah. Pasal II.13 DOKUMENTASI 1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0 % supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting menurut pertimbangan Direksidengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 set berwarna. 2. Setiap permintaan pembayaran termijn (angsuran) dan penyerahan pertama harus diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (minimum dari 5 jurusan) masing-masing menurut pengajuan termijn dengan ukuran 9 x 14 cm sebanyak 3 set berwarna. (pembidikan dari titik tetap), pada penyerahan pertama, pemborong harus mendak dan foto 10 R sejumlah 5 buah dan sudah dipigur. 148
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal II.14 PENDAFTARAN GEDUNG PEMERINTAH Konsultan pengawas di wajibkan membantu pengelola proyek menyelesaikan pendaftaran gedung-gedung disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan. Pasal II.15 PENCABUTAN PEKERJAAN 1. Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari keuntungan saja dari pekerjaan tersebut. 2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. sedangkan harga bahan bangunan yang berada di tempat menjadi resiko pemborong sendiri. 3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan PNPB & Administrasi Umum DIPA UNNES Tahun Anggaran 2006. tidak diizinkan. Pasal II.16 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR, CONTOH SURAT PENAWARAN 1. Tanggung jawab Kontraktor : 149
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Rekanan/Kontraktor bertanggung jawab atas bangunan tersebut selama sepuluh tahun sesuai dengan pasal 1609 KUHP Perdata. 2. Mengurus IMB dengan biaya dari pemborong / Kontraktor , sedang proyek membantu dengan pengurusan kelengkapan dokumen yang diperlukan.
150
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
CONTOH SURAT PENAWARAN : KERTAS KOP NAMA PERUSAHAAN Nomor : Lamp : Perihal : Surat Penawaran
Kepada
Pekerjaan
…………………….. Jl. …………………. SEMARANG
Untuk
mengikuti
penunjukan
langsung
terbatas
yang
di
adakan
pada
hari….tanggal…… bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: ……………….
Jabatan
: ……………….
Alamat
: ……………….
Berkedudukan : ………………. Dengan ini menyatakan : 1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan pekerjaan bangunan-bangunan negara. 2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..
151
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang mungkin ada atas dasar bestek. 4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak. 5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank sebesar Rp ………… 6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan kontrak. 7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk : a. Pekerjaan
:
b. Lokasi
:
c. Denagn harga borongan
: Rp
d. Jangka waktu pelaksanaan
:
(terbilang) (
e. Jangka waktu pemeliharaan : selama :
) hari kalender (
Semarang,
) hari kalender 2004
Hormat Kami, CV/ PT. Materai Rp. 6000,Cap perusahaan
Nama Terang Direktur
152
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM Pasal III.01. URAIAN PEKERJAAN 1. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah : Pembangunan gedung kuliah dan Laboratorium 3 lantai Jurusan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia FBS UNNES di SEMARANG Didesa Sekaran Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Uraian Jenis Pekerjaan, Konstruksi dan Bahan. - Konstruksi pondasi dari beton bertulang dan pasangan batu kali - Konstruksi kerangka (kolom, balok, & konsol) dari beton bertulang. - Konstruksi dinding dari pasangan batu bata. - Kusen kayu Bangkirai. - Usuk kayu kruing, Reng, dan lisplank kayu bangkiray. a. Sparing-sparing Instalasi listrik b.
Sparing-sparing Instalasi air kotor dan kotoran WC.
2. Sarana Pekerjaan : Untuk kelancaran Pekerjaan pelaksanaan diLapangan Kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga Pelaksana yang slalu ada dilapangan, tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya.
153
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
b. Penyediaan alatg-alat Bantu : Beton molen, vibrator, pompa air, mesin las, alat angkut, mesin giling serta peralatan lainya yang digunakan harus selalu tersedia dilapangan sesuai kebutuhan. c. Bahan-bahan bangunan harus tersedia dilapangan dengan jumlah yang cukup. d. Melaksanakan tepat dengan scedhule. 3. Cara Pelaksanaan. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat-syarat ( RKS ) Gambar Rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas. Pasal III.02 JENIS MUTU BAHAN Jenis mutu bahan yang dipakai diutamakanproduksi dalam negeri Sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menteri Penerangan. No : 472/Kop/XII/80. No : 813/Menpen/1980. No : 64/Menpen/1980 Tanggal 23 Desember 1980.
154
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.03 GAMBAR – GAMBAR RKS ini dilampiri : A. Gambar Perencanaan 1. Gambar Rencana Site Plan 2. Gambar Rencana Denah Layout 1,2,&3 3. Gambr Tampak dan Potongan B. Gambar Pelaksanaan 1. Gambar Denah, Tampak, Potongan LT1 2. Denah dan Detail Konstruksi. Pasal III.04 PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN 1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan laindalm Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya : a. Kepers
16
tahun
1994
beserta
segala
perubahan
dan
penyempurnaannya. b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan diIndonesia atau Algemene Voowaarden voor de Uitvouring bijaaneming van openbare warken ( AV )1941. c. Keputusan-keputusan dariMajelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ( DTPI ). d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1989 ( PBI 1989 ). 155
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja. f. Peraturan
umum
tentang
pelaksanaan
Instalasi
Air
minum
sertaInstalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum. g. Peraturan umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat. h. Peraturan sambungan telepon yang berlaku diIndonesia. i. Pertuan Konstruksi Kayu Indonesia ( PPKI 1961 ) j. Peraturan Semen Portland Indonesia NI. No : 08 k. Perturan Batu Merah sebagai bahan bangunan. l. Pertauran Muatan Indonesia. m. Peraturan dan ketentuan lain yang di keluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah setempat, yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan. 2. Untuk melaksanakan npekerjaan dalam pasal 1 ayat 2 tersebut berlaku dan mengikat pula: a. Gambar bestek yang dibuat konsultan perencana yang sudah disahkan b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ). c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan. d. Berita Acara Penunjukan. e. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukan Kontraktor. f. Surat Perintah Kerja ( S.P.K ) g. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya. 156
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
h. Jadwal pelaksanaan yang tekah disetujui pemimpin proyek.
Pasal III.05 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR 1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )termasuk tambahan dan perubahannya dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan. 2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ), maka yang mengikat adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain maka gambar dengan sekala besar yang berlaku. 3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan dan mengikuti keputusannya. 4. Dalam penelitian tersebut diuraikan juga terhadap volume pekerjaan. Pasal III.06 PERSIAPAN DILAPANGAN 1. Kontraktor harus membuat kantor direksi dan gudang prnyimpanan bahan seluas 24 meter persegi dengan tiang kayu kruing dan dinding papan triplex lantai beton tumbuk dan atap asbes/seng bergelombang. 2. Kontraktor harus membuat bangsal pekerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan barang yang dapat dikunci. 3. Pembongkaran bangsal kerja menjadi tanggung jawab kontraktor.
157
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.07 JADWAL PELAKSANAAN 1. Sebelum mulai pekerjaan nyata dilapangan pekerjaan kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga. 2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari konsultan Pengawas, paling lambat 15 hari setelah surat penunjukan diterima kontraktor. 3. Rencana kerja yang telah disetujui oleh konsultan pengawas, akan disahkan oleh pemberi tugas. 4. Kontraktor wjib memberi salinan rangkap 4 kepada konsultan pengawas. Rencana Kerja ditempel didinding bangsal diikuti grafik prestasi kerja. Pasal III.08 KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN 1. Dilapangan pekerjaan, kontraktor wajib menunjuk seseorang kuasa kontraktor disebut sebagai pelaksana yang cakap untuk memimpin pekerjaan. 2. Dengan adanya pelaksana bukan berarti kontraktor lepas tanggung jawab. 3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada tim teknik wilayah dan konsultan pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapat persetujuan. 4. Bila di kemudian hari menurut Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas, pelaksana itu tidak cakap memimpin, kontraktor akan diberitahu secara tertulis. 5. dalam 7 hari setelah mendapat peringatan tersebut kontraktor harus mencari pengganti pelaksana. 158
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.09 TEMPAT TINGGAL ( DOMISILI ) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA 1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberikan secara tertulis, alamat dan nomor telepon dilokasi kepada Tim teknik wilayah dan konsultan pengawas. 2. Alamat kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering berubah-ubh. Apabila ada parubahan, agar segera memberi tahu. Pasal III.10 PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN 1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan Pengawasdan milik pihak ketiga yang ada dilapangan. 2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui konsultan pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhittungkan dalam biaya tambahan. 3. Apabila terjadi kebakaran kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselammatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan ditempat-tempat yang telah ditetapkan. Pasal III.11 JAMINAN KESELAMATAN KERJA 1. Kontraktor
diwajibkan
menyediakan
obat-obatan
menurut
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang slalu siap pakai. 159
syarat-syarat
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja. 3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak pakai. 4. Membuat tempat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk penjaga keamanan. 5. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundingan yang brlaku. Pasal III.12 ALAT-ALAT PELAKSANAAN Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain : 1. Beton molen yang jumlahnya akan ditentukan kemudian oleh pengawas. 2. Theodolit dan water pass ( ijin konsultan pengawas ). 3. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur. 4. Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan. 5. Mesin pemadat. 6. Alat megger, alat test instalasi listrik dan test instalasi air, sesuai kebutuhan. Pasal III.13 SITUASI DAN UKURAN 1. Situasi
160
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
a. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 adalah pekerjaan baru, sesuai dengan gambar situasi. b. Ukuran dalam gambar ataupun Uraian dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan. c. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan tanah bangunan, sifat dan uas pekerjaan, dan hal-hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran. d. Kelalaian atau kekurang tliti kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas an untuk menggagalkan tuntutan. 2. Ukuran a. Ukuran yang dipakai disini semuanya dinyatakan dalam cm kecuali ukuran baja dinyatakan dalam mm. b. Duga lantai ( permukaan atas lantai ) ditetapkan dilapangan. c. Dibawah
pengawasan
konsultan
pengawas,
kontraktor
diwajibkan
menempatkan satu titik duga dan lima titik Bantu, dengan tiang beton yang panjangnya 1,20cm berpenampang 10 x 10 cm. Titik ini di jaga kedudukannya dan tidak boleh dibongkar sebelum dapat ijin dari konsultan pengawas. d. Memasang papan pengawas (Bowplank). •
Ketetapn letak bangunan diukur dibaeah pengamatan konsultan pengawas dengan siket/patok yang dipasang kuat-kuat dan papan terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisi bagian atas.
161
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat penyipat datar (theodolit, water pass) prisma silang pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah bangunan, yang selalu berada dilapangan. Pasal III.14 SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
1. Semua bahan bangunan didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pasal 2. 2. Konsultan pengawas berhak memeriksa asal bahan dan kontraktor wajib memberitahukan. 3. Semua bahan bangunan yang digunakan wajib diperiksakan dahulu kepada konsultan pengawas untuk mendapat persetujuan. 4. Bahan bangunan yang telah didatangkan kontraktor dilapangan pekerjaan dan ditolak pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan ppekerjaan selambatlambatnya 2x24 jam dari penolakan. 5. Apabila konsultan pengawas merasa perlu meneliti bahan lebih lanjut, konsultan berhak mengirim ke Balai penelitian bahan-bahan (Laboratorium) untuk diteliti, Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan kontraktor. 6. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukankontraktor tetapi ternyata ditolak konsultan pengawas, harus segera dihentikan dan dibongkar dengan biaya kontraktor dalam waktu yang telah ditetapkan oleh konsultan pengawas.
162
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.15 PEMERIKSAAAN PEKERJAAN 1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan memintakan persetujuan kepada konsultan pengawas. Baru apabila telah disetujui kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya. 2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam 2x24 jam tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Hal ini dikecualikan bila Konsul;tan Pengawa minta perpanjangan waktu. 3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan kontraktor. Pasal III.16 PEKERJAAN TAMBAH / KURANG 1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan tertulis dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas serta persetujuan pemberi tugas. 2. pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bilamana nyata-nyata ada perintah tertulis dari Konsultan Pengawas serta persetujuan dari pemberi tugas. 3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut harga satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh kontraktor sesuai AV artikel 50 dan 51 yang pembayarannya diperhitungikan bersama-sama angsuran terakhir. 163
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
4. Untuk pekerjaan tambah yang harganya tidak tercantum diharga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas bersama-sama kontraktor dengan persetujuan pemberi tugas. 5. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas / Tim Pengelola Teknis dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu, karena adanya pekerjaan tambahan tersebut. Pasal III.17 PEKERJAAN PERSIAPAN 1. Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa menggangu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk membuat tanda tetap sebagai dasar ukuran ketinggian lantai dan bagian-bagian bangunan yang lain. 2. Jalan masuk dan Konstruksi jalan sementara. Untuk mencapai jenis pengangkutan kendaraan material dilokasi proyek ini melalui jalan desa dan rencana jalan umum/kampus, untuk itu kontraktor harus menjaga keutuhan jalan dan jembatan dan sebagainya. Kerusakan akibat pelaksanaan proyek tersebut diatas maka kontraktor wajib memperbaikinya. 3. Selamanya berlangsungnya pekerjaan kontraktor harus dapat menjaga lingkungan yang terganggu oleh jalannya proyek. 4. Kontraktor tidak dibenarkan memasang papan Reklame dalam bentuk apapun dalam lingkungfan halaman tanah disamping yang berbatasan langsung dengan hgalaman komplek kampus UNNES desa sekaran.
164
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
5. Kontraktor harus memasang nama proyek 1 (satu) unit dari papan/tiang kayu. Redaksi papan nama proyek tersebut akan ditentukan kemudian, dengan papan ukuran minimal 1,50 x 0,80 m. Pasal III.18 PEKERJAAN TANAH 1. Pekerjaan Galian a. Waktu Pelaksanaan Penggalian Pekerjaan penggalian tanah terutama galian pada dasar pondasi sebaiknya dilaksanakan pada musim kering. b. Batas dan Ketinggian Galian Dalam
melaksanakan
pekerjaan
penggalian
tanah,
rekanan
harus
memperhatikan batas-batas ketinggian setiap galian sesuai dengan kebutuhan seperti yang tercantum didalam gambar rencana. c. Alat-alat Alat-alat yang dipakai untuk pekerjaan penggalian tanah, baik jenis maupun kebutuhannya harus sesuai dengan kebutuhan, untuk itu rekanan harus menyerahkan daftar alat-alat yang dipakai dalam pekerjaan ini sebelum memulai pekerjaan tanah. d. Pencegahab Kelongsoran Dinding Galian Rekanan wajib melaksanakan pengamanan dinding galian dari kemungkinan terjadinya longsor, terutama pada galian-galian yang dalam. ( untuk pondasi sumuran ) antara lain dengan cara-cara sebagai berikut :
165
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Membuat
talut
yag
landai
atau
system
bertangga
dengan
memperhatikan tanah asli sebenarnya. •
Mengangkat tanah-tanah/batu-batu lepas yang terdapat pada diding galian.
•
Memasang turap-turap pengaman atau casing pengaman.
•
Dilarang menempatkan bahan bangunan atau alat-alat berat didekat tepi galian.
•
Memasang Konstruksi pengaman lainnya yang dianggap perlu. Dalm hal ini rekanan harus sudah memperhitungkan harga biaya dalam penawaran.
e. Galaian konstruksi Galian Konstruksi adalah galian tanah ataupun batuan yang dimaksudkan untuk pemasangan pondasi bangunan, tembok penahan tanah dan lain-lain seperti yang dimaksudkan dalam gambar rencana atau ditentukan dalanm ketentuan ini. Galian-galian ini harus memenuhi persyaratan sehingga posisi dan ketinggian serta ukuran struktur sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana. Sebelum memulai penggalian rekanan harus memberitahukan Direksi terlebih dahulu. f. Pemakaian Kembali Material Bangunan Material galian yang memenuhi syarat bisa dipakai kembali sebagaimaterial urugan atas persetujuan Direksi, yang tidak memenuhi syarat harus dibuang. g. Pembuangan Material Bangunan
166
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Material galian yang tidak dapat dipakai urugan atau material kelebihan harus dibuang ketempat-tempat yang telah ditentukan. Pembuangan ini tidak boleh merusak lingkungan, menghalangi arus aor atau merugikan pihak lain. h. Tes Kepadatan •
Setelah tanah urugan selesai dipadatkan, dilakukan tes kepadatan dilapangan (disaksikan oleh Direksi/pengawas) maupun laboratorium.
•
Untuk tes dilapangan dapat digunakan sand cone method atau cara lain yang disetujui oleh Direksi/ pengawas.
•
Lokasi dan jumlah titik yang dites ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
•
Hasil tertulis harus diserahkan kepada d\Direksi/Pengawas untuk memperoleh persetujuan.
i. Tingkat Kepadatan Tingkat kepadatan lapangan disyaratkan 95% dari kepadatan kering maksimum yang berlaku untuk semua urugan umum. j. Urugan khusus untuk Perbaikan Tanah Apabila terjadi perbaikan tanah dengan maksud memperbaiki daya dukung tanah maka sebagian tanh semula akan digali sedemikian hingga tebalnya tanah pengganti memenuhi syarat dalam Gambar Rencana dan mengusahakan seminimum mungkin etrjadinya gangguan terhadap tanah asli yang diakibatkan oleh penggalian tersebut. Tanah ini dipadatkan dengan baik sesuai dengan ketentuan-ketentuan tentang pemadatan tanah urugan seperti yang disebutkan dalam (sub) pasal-pasal terdahulu.
167
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasal III.19 PEKERJAAN BETON (Pondasi, kolom, Ringbalok, dan Konsol) 1. Bahan a. Semen Portland / PC Semen Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan semen Portland Indonesia 1972 (NI-8) atau British Standart No. 12/1965. semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong asli dari pabrik. Merk PC dianjurkan dalam negeri seperti Nusantara, Tiga Roda, atau sekualitas, satu macam dan dengan persetujuan konsultan pengawas. Semen harus di simpan dalam gudang yang kedap air berventilasi baik, di atas lantai setinggi 30 cm. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari sepuluh lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap pengiriman. b. Agregrat halus dan kasar dapat dipakai agregrat alami atau buatan asal memenuhi syarat menurut PBI 1989. untuk pasir beton dipakai pasir Muntilan, sedang batu pecah dipakai batu pecah ukuran dan kwalitas dari hasil pemecah mesin split. Agregrat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap karatan. Untuk itu kontraktor harus mengajukan contoh-contoh yang memenuhi syarat dari berbagai sumber (tempat pengambilan) antara laintidak boleh menggunakan pasir laut.
168
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Agregrat-agregrat harus disimpan ditempat yang saling terpisah dalam tumpukan yang tidak lebih dari 1m berpermukaan yang bersih, padat serta kering dan harus dicegah terhadap pengkotoran. c. Air Untuk campuran dan untuk pemeliharaan beton harus dai air bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut harus memenuhi syarat-syarat manurut PBI 1991. d. Bahan campuran tambahan (Additives) •
Pemakaian bahan tambahan kimiawi (concrete admixture) kecuali yang tersebut tegas dalam gambar atau persyaratan harus seijin tertulis dari Konsultan Pengawas, untuk itu Kontraktor harus mengajukan permohonan tertulis. Kontraktor harus mengajukan analisa kimiawinya serta bukti penggunaan selama 5 tahun di Indonesia.
•
Bahan tambahan yang mempercepat pengerasan permulaan (intial set) tidak boleh dipakai, sedangkan untuk beton kedap air dibawah tanah (hydrostatic preasure) tidak boleh waterproofer yang mengandung garam stearate. ]bahan campuran tambahan beton harus sesuai dengan iklim tropis dan memenuhi persyaratan AS. 1478 dan ASTM C.494 dan type B dan type D sekaligus sebagai pengurangan air adukan dan penunda pengerasan awal.
•
Penggunaannya harus sesuai dengan petunjuk
teknis dari pabrik dan
dimasukkan kedalam mesin pengaduk bersamaan dengan air adukan yang
169
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
terakhir dituangkan kedalam mesin pengaduk. Pemakaian additive tidak boleh menyebabkan dikuranginya volume semen dalam adukan. e. Lapisan pelindung beton Untuk lapisan pelindung plat lantai beton harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. f. Semua bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.dalam
keadaan
maka
Konsultan
Pengawas
berhak
minta
pemeriksaan atas biaya Kontraktor. 2. Macam pekerjaan Konstruksi beton untuk pekerjaan : - Kolom - Plat - Balok/ Rib - Pondasi 3. Syarat-syarat pelaksanaan a. Rencana adukan beton (Mix Design) •
Test Laboratorium 1. Contoh split, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus dikirim olejh rekanan dan dikirim ke laratorium yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan untuk dianalisis dan hasil test contoh tersebut, laboratorium akan merencanakan suatau campuran beton untuk ememnuhi setiap kekuatan yang dikehendaki dan memenuhi slump yang disyaratkan.
170
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Laboratorium juga akan menyediakan 2 (dua) kubus percobaan dari setiap adukan yang direncanakan dari contoh split dan pasir yang telah diperiksa, 1 (satu) kubus ditest pada umur 7 hari dan sebuah lagi pada umur 28 hari. 3. Rekanan harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan rencana adukan kepada Direksi Lapangan untuk disetujui sebelum pengecoran beton dilakukan. 4. Seluruh biaya pembuatan contoh, renewa adukan dan test laboratorium ditanggung oleh Rekanan. •
Ukuran campuran PC dan bahan adukan lain termasuk air Jumlah PC dan bahan adukan sebelum diadduk harius ditetapkan langsung dengan alat pengukur yang disediakan oleh rekanan dan di setujui oleh Direksi Lapangan.
b. Test Kekuatan Beton •
Rekanan harus melakukan test kekuatan beton, test bisa dilakukan di labortorium yang independent yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi/ Pengawas. Pembuatan beton uji dan jumlah harus memenuhi ketentuan dalam SKSNI T-15-03. tahun 1990 dan 1991 atau PBI’71
•
1 (satu) lembar asli dan 2 (dua) lembar copy laporan hasil test diserahkan kepada Direksi/ Pengawas.
•
Bila beton yang berumur 7 hari kekuatannya kurang dari 70% kekuatan beto umur 28 hari, maka Direksi berhak dengan segera memerintahkan
171
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Rekanan untuk menambah jumlah PC kedalam campuran beton atau merubah perbandingan campuran beton (bila dianggap perlu). •
Biaya tambahan akibat perubahan campuran tadi dan biya kekuatan beton, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Rekanan.
c. Persiapan Pengecoran Beton •
Pemeriksaan dan Persetujuan Direksi Beton tidak diperbolehkan dicor bila seluruh pekerjaan pembesian, pekerjaan bekisting dan pekerjaan instalasi tiap bagian yang telah dipasang serta persiapan seluruh permukaan tempat pengecoran belum diperiksa dan disetujui oleh Direksi Lapangan. 1. Seluruh permukaan bekisting, besi tulang dan instalasi-instalasi (bila ada) yang tertanam dalam beton harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala macam kotoran termasuk kerak beton sisa pekerjaan pengecoran sebelumnya. 2. Permukaan bekisting, lantai kerja atau tanah dibagian yang akan dicor harus berada dalam kedaan lembab pada saat pencoran beton yang dilakukn, untuk itu, permukaan tersebut harus dibasahi dengan air terlebih dahulu. Tetapi permukaan-permukaan tersebut tidak boleh tergenang air. Setiap genangan air di bagian yang akan dicor harus disingkirkan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pencoran.
•
Persiapan Permukaan yang akan dicor beton
•
Persiapan Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton
172
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Instalasi-instalasi yang ditanam dalam beton (bila ada) seperti pipa instalasi mekanikal elektrikal, plumbing sanitasi dan sebagainya harus telah terpasang dengan kokoh dalam bekisting. •
Lantai kerja Semua pekerjaan beton, terutama pekerjana pondasi, yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya, harus diberi pasir dan lantai kerja dari beton tumbuk (1:3:5).
d. Pembuatan Adukan Beton •
Alat Pembuatan Adukan Beton 1. Bila tidak ditentukan lain, adukan beton harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk beton atau beton molen. Penentuan jenis dan ukuran beton molen harus ada sepengetahuan Direksi. 2. Permukaan
bagain
dalam
molen
harus
selalu
bersih,
tidak
diperbolehkan ada kerak-kerak beton sisa adukan yang dibuat sebelumnya. •
Campuran Adukan Beton Campuran adukan beton harus dibuat sesuai dengan Rencana Campuran Beton yang disetujui Direksi sebelumnya, kecuali bila Direksi menetapkan lain. Sehubungan dengan hal itu, jumlah PC, bahan-bahan adukan dan air untuk membuat adukan beton harus ditakar dengan alat-alat penakar yang disediakan oleh Rekanan dan disetujui oleh Direksi.
•
Waktu Pengadukan
173
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1. Lamanya waktu yang digunakan untuk mengaduk semua campuran betonadalah paling sedikit 1 ½ menit untuk 1 m3 beton dihitung dari saat sesudah semua bahan, kecuali air, dimasukkan ke dalam molen. 2. Lamanya waktu pengadukan harus ditambah bila kapasitas mesin mengaduk lebih besar dari 1 m3. Contoh : untuk 2 m3, waktu pengadukan adalah : 1 ½ menit + 1 menit = 2 ½ menit dan seterusnya. •
Kekentalan Adukan Beton 1. Kekentalan adukan beton harus diperiksa, sesuai dengan (SKSNI T15-1990-03). 2. Pemeriksaan kekentalan ini harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas. 3. untuk memenuhi persyaratan kekentalan adukan beton ini, jumlah air yang digunakan dapat dirubah, disesuaikan perubahan keadaan cuaca atau kelembapan bahan-bahan adukan.
e. Pengecoran Beton •
Pelaksanaan pengecoran beton harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas.
•
Pengecoran beton tidakboleh dilaksanakan bila cuaca buruk dan bila pada lokasi yang sama sedang dilaksanakan pekerjaan pemancangan tiang pancang.
•
Adukan beton yang tidsak memenuhi syarat tidak boleh dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari 1.5 m. bila tinggi jatuh adukan beton lebih dari1,5 m maka kerikil akan terpisah dari adukan dan akan membentuk sarangsarang kerikil yang berongga.
174
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Untuk pengecoran dalam/ tinggi, dapat menggunakan saluran vertical dan/ atau corong yang licin agar adukan beton yang melaluinya tetap homogen.
•
Pengecoran harus dilakukan dengan merata, adukan beton yang telah dicorkan, tidak boleh didorong atau dipindahkan lebih dari 2 (dua) meter dalam arah datar.
•
Bagian strujtru yang pengecorannya harus dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis harus mempunyai tinggi yang merata/ seragam dan berbentuk miring. Pengecoran la[pisan yang berikutnya harus dilakukan pada waktu lapisan sebelumnya masih lunak.
•
Pemakaian conveyor belt untuk mengangkut adukan beton harus seijin Direksi.
•
Dalam cuaca panas, Rekanan harus melakukan langkah-langkah pengamanan agar adukan beton tidak terlalu cepat mongering, misalnya dengan cara melindunginya dari panas matahari secara langsung.
f. Pemadatan Adukan Beton •
Adukan beton yang telah dicor ke dalam bekisting atau galian pondasi, harus digetarkan dengan alat penggetar (vibrator) type Immersion agar diperoleh beton yang padat dan homogen serta tidak terjadi sarang-sarang kerikil.
•
Pada waktu digunakan, jarum penggetar tidak boleh menyentuh bekisting atau tulangan.
175
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Pencelupan jarum penggetar ke dalam adukan beton tidak boleh terlalu lama sebab bisa mengakibatkan pemisahan unsure-unsur adukan beton.
•
Ukuran diameter jarum penggetar yang digunakan harus disesuaikan dengan keadaan/ dimensi bagian yang harus dicor.
g. Perawatan Selama Proses Pengerasan Beton •
Beton yang telah dicor harus dijaga tetap basah sekurang-kurangnya selama 14 (empat belas) hari setelah dicor, dengan cara disirami air, atau ditutup dengan karung goni yang dibasahi atau dengan cara lain yang dapat dibenarkan.
•
Air tidak diperbolehkan mengalir melalui permukaan beton yang baru dicor dengan kecepatan aliran yang bisa merusak permukaan beton tersebut.
•
Sama sekali tidak diijinkan menaburkan semen kering dan pasir dipermukaan beton yang masih basah.
h. Pekerjaan Pembesian •
Persyaratan Besi Tulangan Beton Besi yang digunakan untuk penulangan beton adalah : - U-24 polos untuk tulangan berdiameter ≤ 12 mm. (fy = 240 MPa) - U-32 ulir untuk tulangan berdiameter > 12 mm. (fy = 320 MPa) Ukuran yang dicantumkan dalam gambar-gambar adalah ukuran Metric. Secara umum, besi penulangan beton harus memenuhi ketentuanketentuan dalam SKSNI T-15-1991-03 atau PBI’71.
176
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Daftar dan Gambar Detail penulangan Rekananharus membuat sendiri dan oleh karenanya bertanggung jawab penuh atas daftar dan gambar detail penulangan konstruksi beton yang diperlukan, yang dalam proses penyusunannya telah memperhitungkan cara-cara pelaksanaannya.
•
Pemsangan Besi Penulangan Sebelum dipasang, besi penulangan beton harus bebas dari kotorankotoran tanah/ Lumpur ; minyak dan bahan-bahan lian yang bisa mengandung atau mengurangi daya ikat besi penulangan dengan adukan beton. Persyaratan-persyaratan
pemasangan
seperti
pembengkokan-
pembengkokan, tebal betondecking, kursi-kursi penumpu, toleransi pemasangan, sambungan overlap dan lain-lain harus mengikuti ketentuanketentuan dalam SKSNI T-15 1990-03. •
Persetujuan Direksi/ Pengawas terhadap Besi Penulangan Pemasangan besi penulangan harus diperiksa oleh Direksi/ pengawas terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan sebelum pengecoran. Rekanan harus memberitahu Direksi/ Pengawas bila pemasangan besi penulkangan telah siap untuk diperiksa.
i. Pekerjaan Bekisting •
Pesrsyaratan Konstruksi Bekisting
177
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
1. Bekisting harus terbuat dari multiplex 18 mm dan rangka yang kokoh terbuat dari kayu keras, sama sekali tidsak diijinkan memakai bambu sebagai rangka bekisting. 2. bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungansambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau adukan beton yang mengalir keluar krena bocor. 3. untuk permukaan luar beton yang tidak akan di plester (semi exposed), permukaan dalam bekisting/ multiplex sebaiknya dilapisi bahan sejenis
minyak
yang
disetujuioleh
Direksi/
Pengawas
untuk
memudahkan pembongkaran bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan dibenarkan. 4. penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus atas seijin Direksi/ Pengawas. •
Persetujuan Direksi/ Pengawas Terhadap Bekisting Bekisting yang sudah dipasang, harus diperiksa oleh Direksi/ Pengawas terlebih dahulu sebelum pengecoran. Direksi berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran atau perbaikan terhadap ekisting yang dianggapnya tidak memenuhi syarat baik kekuatan maupun ukuranukurannya.
•
Pembukaan Bekisting Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi/ Pengawas, dalam keadaan normal bekisting pelat dan balok hanya boleh dibongkar setelah beton berumur 28
178
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
hari, kecuali sisi vertical balok, kolom dan dinding atas sudah dibongkar setelah beton berumur lebih dari 4 hari. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan tenaga statis tanpa getaran, goncangan atau pukulan ynag bisa merusak beton. Pasal III.20
PEKERJAAN PONDASI 1. PONDASI SUMURAN a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi sumuran harus dipimpin oleh tenaga ahli yang berpengalaman. b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metode pelaksanaan termasuk data elevasi sumuran kepada Direksi/ Pengawas. c. Galian tanah •
Posisi galian pondasi sumuran dan ukuran diameter harus sesuai gambar rencana dan atau Berita Acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik pondasi sumuran ini harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
•
Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga mesin atau tenaga manusi yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dengan kedalaman sesuai rencana, dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
•
Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah keras, dan jika tanah lunak terlalu dalam maka perlu di konsultasikan ke Direksi Lapangan/
179
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama Konsultan Perencana. •
Kekerasan tanah harus dilakukan dengan menggunakan uji SPT dengan N minimal = 50, pengujian ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
•
Tanah bekas galian harus diatur sedemikian hingga agar efek samping terhadap pekerjaan dan linglkungan dapat di tekan seminim mungkin.
•
Jika tanah yang digali mudah longsor maka Kontraktor wajib menggunakan Casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.
•
Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan pengurulkan dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan bahan yang sesuai dengan pondasi sumurannya. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Pemasangan tulangan •
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar rencana baik mengenai mutu, diameter dan jarak tulangnya. Mutu yang digunakan adalah sebagai berikut :
•
Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total dari tulangan minimal sama dengan gambar rancangan, penggantian diameter tulangamn harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan. 1. tulangan utama
fy
= 320 MPa,
180
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
2. tulangan geser
fy = 240 MPa.
3. mutu beton cycloope
f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2)
4. mutu poer / pile cap
f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)
Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyantuh tanah disekitarnya, untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi beton Decikng dengan tebl minimal 5 cm.
•
Hubungan tulangamn pondasi sumuran, dengan peil cap dan kolom harus sesuai dengan gambr kerja, dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas.
e. Pengecoran •
Mutu beton cycloope f’c = 15 MPa (K-175 = 175kg/cm2) mutu poer/ pile cap f’c = 22,5 MPa (K-250 = 250kg/cm2)
•
Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan harus diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas/ Direksi lapangan mengenai hal-hal sbb: 1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang. 2. posisi/ as pondasi dan posisi tulang. 3. kebersihan lhn cord an tulangan. 4. kesiapan material, peralatan dan tenaga. 5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan.
•
Pengecoran cycloope borepile harus didahului dengan adukan beton, kemudian disusul batu belah. Tinggi adukan beton diperkirakan dapat
181
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
membenamkan batu belah yang diisikan. Pengisian dilakukan seperti tersebut diatas hingga dicapai tinggi yang diingingkan. •
Ukuran batu belah sisi terpanjang, maksimum 15 cm dan diisikan dengan penyebaran yang merata, sela-sela batu belah harus mip terisi oleh adukan betonnya.
•
Pengisian beton pada lubang sumuran tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 1 meter, untuk itu diperlukan selang beton dengan pompa yang ujungnya dapat diikat mengikuti ketinggian cor yang sudah ada.
•
Peralihan type cycloope dengan perubahan prosentase batu belahnya harus dikerjakan sesuai gambar rencana dan diketahui dengan pasti oleh konsultan pengawas/ Direksi Lapangan.
•
Batas akhir pengecoran bore pile diberi tanda agar tidak melampaui posisi dasr pell capnya.
•
Ujung akhir pengecoran harus dijaga dari kotoran yang mengganggu (tanah, potongan kayu, kertas semen dll).
2. PONDASI PLAT LAJUR a. Pelaksanaan pekerjaan pondasi plat lajur harus dipimpin oleh tenaga ahli yang berpengalaman. b. Rekanan harus menyerahkan rencana kerja/ metoda pelaksanaan kepada Direksi/ Pengawas. c. Galian tanah
182
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Posisi galian borepile dan uuran diameter harus sesuai Gambar Rencana dan atau berita acara Uitzet Lapangan, penentuan titik-titik bore pile ini harus diketahui dan disetujui oleh konsultan pengawas/ direksi Lapangan.
•
Galian tanah dilakukan dengan menggunakan tenaga menusia atau mesin yang tidak mengganggu bangunan sekitarnya dsengan kedalaman sesuai rencana, dan setujui oleh Konsultan Pengawas/ Direksi Lapangan.
•
Jika kedalaman sesuai rencana masih terdapat tanah lunak, maka penggalian dilakukan sampai diperoleh tanah kersa, dan jika tanah lunak terlalu dalam maka perlu dikonsultasikan ke Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas untuk penanganan lebih lanjut bersama Konsultan perencana.
•
Tanah bekas galian harus diataur sedemikian hingga, agar efek samping terhadap pekerjaan dan lingkungan dapat ditekan seminimum mungking.
•
Jika tanah yang digali mudah longsor, maka kontraktro wajib menggunakan casing untuk mencegah kelongsoran tanah tersebut.
•
Jika terjadi galian terlalu dalam dari rencana, maka untuk menyesuaikan dengan peil rencana tidak boleh dilakukan penguranagn dengan tanah bekas galian, dan harus diisi dengan sirtu yang dipadatkan atau tanpa diurug. Besarnya biaya akibat hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
d. Lantai kerja •
Lantai kerja dilakukan setelah permukaan galian rata dan telah mencapai tanah keras/ yang disetujui Direksi.
183
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Ketebalan lntai kerja minimal sesuai gambr rencana.
•
Bahan linati kerja dari beton mutu f’c = 15 MPa (K-175). Dengan perbandingan 1 PC: 3 Psr : 5 Kr.
e.
Pemasangan tulangan •
Sebelum pemasangan tulangan, lantai kerja harus sudah cukup keras sehingga tidak rusak akibat pelaksanaan pemasangan tulangan.
•
Pemasangan tulangan harus sesuai dengan Gambar Rencana baik mengnai mutu, diameter dan jarak tulangannya. Mutu yang digunakan adalah sebagai berikut:
•
1. tulangan utama fy
= 320 MPa.
2. tulangan geser fy
= 240 MPa.
Penggantian diameter diperbolehkan asal luas tampang total tulangan minimal sama dengan Gambar Rencana, penggantian diameter tulangan harus diesetujui oleh konsultan Pengawas/direksiLapangan.
•
Pemasangan tulangan harus hati-hati agar tidak menyentuh tanah di sekitarnya,untuk itu di bagian luar rangkaian tulangan perlu diberi beton decking dengan tebal minimal 3 cm.
•
Hubungan tulangan pondasi Plat lajur (palt dan rib) dengan kolom harus sesuaidengan
Gambar
Kerja,dan
Lapangan/Konsultan Pengawas. f. Pengecoran
184
harus
disetujui
oleh
Direksi
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
•
Mutu lantai kerja K-175 (f’c = 15 MPa) dengan perbandingan adukan 1Pc : 3 Psr :3 Kr/split, dan mutu beton pondasi plat lajur f’c = 22,5 MPa (K250 = 250 kg/cm2) dengan perbandingan adukan 1Pc : 2 Psr : 3 Kr/split.
•
Sebelum dilakukan pengecoran, maka kesiapan akhir harus diketahui dan disetujui konsultan pengawas/ Direksi Lapangan mengenai hal-hal sbb: 1. dimensi sumuran dan tulangan yang terpasang. 2. posisi/as pondasi dan posisi tulang. 3. kebersihan lahan cord an tulangan. 4. kesiapan material, peralatan dan tenaga. 5. kondisi cuaca dan perlengkapan pengamanan jika terjadi hujan Pasal III.22
PEKERJAAN KAYU 1. Bahan a. Kayu dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat pecah-pecah serta tidak terdapat kayu mudanya (spint). b. Kelembapan kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu hlus harus kurang dari 16 % dan kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai. c. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas.
185
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
2. Macam Pekerjaan Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis seperti dibawah ini : •
Kayu kamfer diawetkan Semua kusen, kecuali pintu km/wc, BV.
3. Syarat-syarat pekerjaan a. Semua pekerjaan kayu yang tampak harus diserut rata, khususnya bidangbidang tampak kayu harus benar-benar rata, licin dan diselesaikan sedemikian rupa. b. Semua sambungan kayu memanjang, lubang dan pen harus di meni. Pasal III.23
PEKERJAAN BATU DAN PLESTERAN 1. Bahan a. Semen Portland/PC Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan beton. (lihat pasal 11). Semen Portland yang dipakai sekualitas semen Nusantara atau Tiga Roda. b. Kapur Kapur yang dipakai adalah kapur pamotan dan sekualitas. c. Pasir
186
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
Pasir yang digunakan harus pasir Muntilan yang berbutir.kadar Lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3. d. Air Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan yang dikerjakan beton (lihat pasal 11). e. Batu bata (Bata Merah) Bata merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam, tidak menunjukkan retak-retak. Batu merah tersebut ukurannya harus sama perunitnya dan harus memenuhi persyaratan NI-10 dan PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex Penggaron atau sekualitas. f. Batu Gunung / Batu Belah Batu gunung untuk pondasi harus bersih dari kotoran, keras dan memenuhi persyaratan yang ada di PUBB 1970 (NI-3), dipakai Ex pudak Payung. g. Krawang beton harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang sisi dasarnya tidak menunjukkan retak-retak dan perubahan bentuk. Ukuran beton krawang harus sama satu sama lain, krawang beton harus melalui pengujian Konsultan Pengawas. h. Kricak/ split Kerikil yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 dan PBI 1970 dan PBI 1989. krikil harus cukup keras, bersih serta susunan butirnya gradasinya menurut kebutuhan. Krikil harus melalui yakan (saringan) berlubang persegi 76 mm dan tinggal diatas saringan berlubang 50 mm. batu 187
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
split menggunakan ex Pudak Payung dan sekualitas dari hasil pemecah mesin harus mempunyai ukuran yang hampir sama max 2/3. 2. Macam pekerjaan a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuram seperti tersebut dibawah ini : Macam M1
Perbandingan 1 Pc : 2 Ps
Penggunaan - Adukan dan plesteran dinding batu bata dan beton krawang yang kedap air. - Untuk
plesteran
trasram dan plesteran beton yang kedp air M2
1 Pc : 3 Ps
- Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air. - Untuk rollag pasangan batu bata. - Sponengan.
M3
1 Pc : 6 Ps
- Untuk
pasangan
pondasi batu belah dan
188
pasangan
batu
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
bata
dan
plesteran
tembok.
b. Pasangan batu kosong (aanstamping) dengan bahan batu gunung dipasang dibawah pondasi batu belah dan diisi dengan pasir. c. Pasangan dinding krawang dengan perekat dari pasta semen (campuran air dengan semen). d. Semua tembok kamar mandi, wc, setinggi 1,50 m diatas lantai dengan adukan macam M1. e. Pasangan tembok setinggi 20 cm diatas lantai dengan campuran spesi 1 Pc : 3 Ps. 3. Syarat-syarat pekerjaan a. Plesteran dinding dan sponing/ plesteran sudut semua dinding yang di plester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Sebelum dibuat kepala plesteran paling sedikit 1,50 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difiniksh/ diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan seijin Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas papan atau yang lainnya. Plesteran untuk dinding yang akan di cat tembok
189
PROYEK AKHIR BAB VI RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS)
atau di kapur, penyelesaian terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas sak semen, semua beton yang di plester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat melekat. Untuk semua sponingan harus menggunakan campuran M2 (pada daftar), rata, siku dan tajam pada sudutnya. Pasal III.27
PEKERJAAN LAIN-LAIN a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, Perintah Direksi, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan di dalam berita acara Aanwijzing. b. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas. Dengan dibuat berita acara yang disyahkan oleh Pengelola Proyek/ Direksi.
190
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
I.
Pekerjaan Persiapan a. Luas yang dibersihkan Panjang
= 60 m
Lebar
= 20 m
Luas
= 60 x 20
20 m
60 m
= 1200 m2
b. Pemasangan Bowplank L = 2 x (20 + 60) 20 m = 160 m2 60 m c.
Pekerjaan Direksi Keet Panjang
= 10 m
Lebar
=5m
Luas
= 10 x 5 = 50 m2
5m
6m
4m
II. Pekerjaan Tanah a. Galian Tanah Pondai Plat Menerus Tipe PL1
Luas penempang
= 1.7 x 2.25 = 3.83 m2
Panjang pondasi
= 55 m
Volume galian tanah = 3.83 x 55 = 210.38 m3 191
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm Volume
= 0. x 55 x 1.7 = 18.7 m3
Tipe PL2 Luas penempang
= 1.4 x 2.25 = 3.15 m2
Panjang pondasi
= 60 m
Volume galian tanah = 3.15 x 60 = 189 m3 Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm Volume
= 0.2 x 60 x 1.4 = 16.8 m3
Tipe PL3 Luas penempang
= 2 x 2.5 = 4.5 m2
Panjang pondasi
= 24 m
Volume galian tanah = 4.5 x 24 = 108 m3 Sirtu padat bawah pondasi tebal 20 cm Volume
= 0.2 x 24 x 2 = 9.6 m3
b. Galian Tanah Pondai Batu Kali Luas penempang
= 1 x 0.8 = 0.8 m2
192
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Panjang pondasi
= 50 m
Volume galian tanah = 0.8 x 50 = 40 m3 Urugan pasir bawah pondasi tebal 10 cm Volume
= 0.1 x 50 x 0.8 = 4 m3
c. Galian Tanah Pondai Sumuran Luas penempang
= 3.14 x 1.62 = 8.04 m2
Kedalaman pondasi
=4m
Jumlah pandasi
= 2 buah
Volume galian tanah = 2 x 4 x 8.04 = 64.32 m3 Total volume galian tanah pondasi Volume = 210.38 + 189 + 108 + 40 + 64.32 = 611.7 m3 Total volume sirtu padat bawah pondasi Volume = 18.7 + 16.8 + 9.6 =45.1 m3 III. Pekerjaan Pondasi a. Volume Pondai Plat Menerus Tipe PL1 Panjang pondasi
= 55 m
Luas penampang
= 0.45 m2
193
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume pondasi
= 55 x 0.6 = 24.75 m3
Tipe PL2 Panjang pondasi
= 60 m
Luas penampang
= 0.34 m2
Volume pondasi
= 60 x 0.34 = 20.25 m3
Tipe PL3 Panjang pondasi
= 24 m
Luas penampang
= 0.6 m2
Volume pondasi
= 24 x 0.6 = 14.4 m3
b. Volume Pondai Sumuran = 3.14 x 1.62
Luas penempang
= 8.04 m2 Kedalaman pondasi
=4m
Jumlah pandasi
= 2 buah
Volume pondasi sumuran = 2 x 4 x 8.04 = 64.32 m3 c. Volume Pondai Batu Kali Panjang pondasi
= 24 m
Luas penampang
= 0.6 m2
Volume pondasi
= 24 x 0.6 = 14.4 m3
194
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume total pondasi
= 24.75 + 20.25 + 14.4 + 64.32 + 14.4 = 138.12 m3
Urugan Tanah Kembali Volume = V galian tanah – (V sirtu padat + vV pasir urug bawah pondasi + V pondasi) = 611.7 – (45.1 + 4 + 138.12) = 424.48 m3 IV. Pekerjaan Beton a. Beton Kolom Struktur Volume kolom K1 (40x60) Lantai I
= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.6) =17.66 m3
Lantai II
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) = 16.13 m3
Lantai III
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.6) = 16.13m3
Volume kolom K2 (40x50) Lantai I
= 16 x (4.6 x 0.4 x 0.5) = 14.72 m3
Lantai II
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) = 13.44 m3
Lantai III
= 16 x (4.2 x 0.4 x 0.5) = 13.44 m3
195
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume kolom K3 (40x40) Lantai I
= 2 x (4.6 x 0.4 x 0.4) = 1.47 m3
Lantai II
= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) = 1.34 m3
Lantai III
= 2 x (4.2 x 0.4 x 0.4) = 1.34 m3
Volume kolom K4 (60x60) Lantai I
= 10 x (4.6 x 0.6 x 0.6) = 16.56 m3
Lantai II
= 10 x (4.2 x 0.6 x 0.6) = 15.12 m3
Lantai III
= 4 x (4.2 x 0.6 x 0.6) = 6.05 m3
Volume kolom K5 (20x20) Lantai I
= 6 x (4.6 x 0.2 x 0.2) = 1.10 m3
Volume kolom K6 (30x30) Lantai I
= 2 x (4.6 x 0.3 x 0.3) = 0.28 m3
Lantai II
= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) = 0.75 m3
196
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Lantai III
= 2 x (4.2 x 0.3 x 0.3) = 0.75 m3
Volume total beton kolom struktur = 136.28 m3 b. Beton Balok Struktur ♦ Balok P3=P4 (30x60) Volume
= 30 x (0.6 – 0.12) x 0.3 = 4.32 m3
♦ Balok AP2=P2 (30x80) Volume
= 114 x (0.8 – 0.12) x 0.3 = 23.26 m3
♦ Balok AP1=P1(30x60) Volume
= 96 x 0.6 x (0.6 – 0.12) = 27.65 m3
♦ Balok CP (40x100) Volume
= 34.4 x 1 x (1 – 0.12) = 30.27 m3
♦ Balok A1=A2=T (20x35) Volume
= 292.2 x (0.35 – 0.12)x 0.2 = 13.44 m3
♦ Balok C1 (40x40) Volume
= 21.6 x (0.4 – 0.12)x 0.4 = 2.42m3
Volume total balok struktur = 101.36 m3 c. Beton Plat Lantai
197
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
♦ Lantai 2 Volume
= 0.12 x {(69.5 x 16.5 )(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 ) = 128.97 m3
♦ Lantai 3 Volume
= 0.12 x {(69.5 x 16.5 )(6 x 6)-( 6 x 3 )-(6 x 3 ) = 128.97 m3
d. Beton Tangga ♦ Plat tangga Vol. Tangga 1 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3
4m
Vol. Tangga 2 = 1.528 x 3.84 x 0.16 = 1.12 m3 BORDES
Vol. Tangga 3 = 1.64 x 4.00 x 0.16 = 1.05 m3 6m
Total Volume
= 2 x 1.12 m3
2
1
= 2.24 m3 Total Volume tangga = 2 x 2.24 = 4.48 m3
♦ Plat bordes
Tebal bordes =16 cm Volume = 3.6 x 1.5 x 0.15 = 0.81 m3 1,5 m
Total volume bordes = 2 x 0.81
3.6 m
= 0.81 x (2 buah )
198
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
= 1.62 m3 ♦ Balok Bordes (30 x 20) Volume = 0.3 x 0.2 x 4 = 0.24 m3 Total volume bordes
= 0.24 x 2 = 0.48 m3
V. Pekerjaan Penulangan Balok ¾ Balok P3=P4 (30/60) Tul. Pokok
: 9D22 ( 2.98 kg/m) : 9 x 2.98 = 26.82 kg
Tul. Begel
: D8-75 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 7.5 = 13 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (30 - 4) + 2 (60 - 4) + 2 (8 x 1) : 165.6 cm = 1.656 m
Berat dalam 1m
: 1.656 x 0.395 x 13 = 8.56 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 26.82 + 8.56 = 35.38 kg
Volume per m’ balok 30/60
: 0.6 x 0.30x 1 = 0.18 m3
Dalam 1m3
:
1 = 5.55(pot. Balok m’ 30/60) 0.18
199
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 5.55 x 35.38 = 196.55 kg
¾
Balok AP2=P2 (30/80) Tul. Pokok
: 12D22 ( 2.98 kg/m) : 12 x 2.98 = 35.76 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (80-4) + 2 (30-4) + 2 (8 x 1) : 220 cm = 2.2 m
Berat dalam 1m
: 2.2 x 0.395 x 7 = 6.08 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 35.76 + 6.08 = 41.84 kg
Volume per m’ balok 30/80
: 0.80 x 0.30 x 1 = 0.24 m3
Dalam 1m3
:
1 = 4.17 (pot. Balok m’ 30/80) 0.24
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 4.17 x 41.84 = 174.33 kg
¾
Balok AP1 = P1 (30/60) Tul. Pokok
: 6D22 ( 2.98 kg/m) : 6 x 2.98 = 17.88 kg
Tul. Begel
: D10-75 (0.617 kg/m)
200
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 7.5 = 13 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (60-4) + 2 (30-4) + 2 (10 x 1) : 184 cm = 1.84 m
Berat dalam 1m
: 1.84 x 0.617 x 13 = 14.75 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 14.75 + 17.88 = 32.63 kg
Volume per m’ balok 30/60
: 0.60 x 0.30x 1 = 0.18 m3
Dalam 1m3
:
1 = 5.55 (pot. Balok m’ 30/60) 0.18
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 5.55 x 32.63 = 181.09 kg
¾
Balok CP (40/100) Tul. Pokok
: 16D22 ( 2.98 kg/m) : 16 x 2.98 = 47.68 kg
Tul. Begel
: D12-50 (0.888 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 5 = 20 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (100-4) + 2 (40-4) + 2 (12 x 1) : 288 cm = 2.88 m
Berat dalam 1m
: 2.88 x 0.888 x 20 = 51.15 kg
201
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 51.15 + 47.68 = 98.83 kg
Volume per m’ balok 30/120 : 1.00 x 0.30x 1 = 0.3 m3 Dalam 1m3
:
1 = 3.33 (pot. Balok m’ 40/100) 0 .3
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 3.33 x 98.83 = 329.43 kg
¾
Balok A1=A2=T (20/35) Tul. Pokok
: 5D16 ( 1.580 kg/m) : 5 x 1.580 = 7.9 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (35-4) + 2 (20-4) + 2 (7 x 1) : 108 cm = 1.08 m
Berat dalam 1m
: 1.08 x 0.395 x 7 = 2.99 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 2.99 + 7.90 = 10.89 kg
Volume per m’ balok 20/35
: 0.35 x 0.20x 1 = 0.07 m3
Dalam 1m3
:
1 = 14.28 (pot. Balok m’ 20/35) 0.07
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 14.28 x 10.89 = 155.57 kg ¾
Balok C1 (40/40)
202
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tul. Pokok
: 6D16 ( 1.580 kg/m) : 6 x 1.58 = 9.48 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan
: 2 (40-4) + 2 (40-4) + 2 (7 x 1) : 158 cm = 1.58 m
Berat dalam 1m
: 1.58 x 0.395 x 7 = 4.37 kg
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 4.37 + 9.48 = 13.85 kg
Volume per m’ balok 40/40
: 0.40 x 0.40x 1 = 0.16 m3
Dalam 1m3
:
1 = 6.25 (pot. Balok m’ 40/40) 0.16
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 6.25 x 13.85 = 86.56 kg
Kolom ¾
Kolom K1 (40/60) Tul. Pokok
: 10D22 ( 2.98 kg/m) : 10 x 2.98 = 29.8 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah
203
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (60-8) + 2 (7 x 1) : 182 cm = 1.82 m Berat dalam 1m : 1.82x 0.617 x 7 = 7.86 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 7.86 + 29.8 = 37.66 kg
Volume per m’ kolom 40/60 Dalam 1m3
:
: 0.40x 0.60x 1 = 0.24 m3
1 = 4.17 (pot. kolom m’ 40/60) 0.24
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 4.17 x 37.66 = 157.04 kg
¾
Kolom K2 (40/50) Tul. Pokok
: 8D22 ( 2.98 kg/m) : 8 x 2.98 = 23.84 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (50-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1) : 162 cm = 1.62 m Berat dalam 1m : 1.62 x 0.395 x 7 = 4.48 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 4.48 + 23.84 = 28.32 kg
Volume per m’ kolom 45/85
204
: 0.40x 0.50x 1 = 0.2 m3
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Dalam 1m3
:
1 = 5 (pot. kolom m’ 40/50) 0.2
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 5 x 28.32 =141.60 kg
¾ Kolom K3 (40/40) Tul. Pokok
: 8D16 ( 1.58 kg/m) : 8 x 1.58 = 12.64 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (40-8) + 2 (40-8) + 2 (7 x 1) : 142 cm = 1.42 m Berat dalam 1m : 1.42 x 0.395 x 7 = 3.93 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 12.64 + 3.93 = 16.57 kg
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.40x 0.40x 1 = 0.16 m3
1 = 6.25 (pot. kolom m’ 40/40) 0.16
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 6.25 x 16.57 = 103.56 kg
¾
Kolom K4 (60/60) Tul. Pokok
: 16D22 ( 2.98 kg/m) : 16 x 2.98 = 47.68 kg
205
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tul. Begel
: D10-200 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 20 = 5 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (60-8) + 2 (60-8) + 2 (5 x 1) : 218 cm = 2.18 m Berat dalam 1m : 2.18 x 0.617 x 5 = 6.73 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 47.68 + 6.73 = 54.41 kg
Volume per m’ kolom 60/60 Dalam 1m3
:
: 0.60x 0.60x 1 = 0.36 m3
1 = 2.78 (pot. kolom m’ 60/60) 0.36
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 2.78 x 54.41 = 151.26 kg
¾
Kolom K5 (20/20) Tul. Pokok
: 4D16 ( 1.58 kg/m) : 4 x 1.58 = 6.32 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (20-8) + 2 (20-8) + 2 (7 x 1) : 62 cm = 0.62 m Berat dalam 1m : 0.62 x 0.395 x 7 = 1.71 kg
206
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
*Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 6.32 + 1.71 = 8.03 kg
Volume per m’ kolom 20/20 Dalam 1m3
:
: 0.20x 0.20x 1 = m3
1 = 25 (pot. kolom m’ 20/20) 0.04
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan
= 25 x 8.03 = 200.75 kg
¾
Kolom K6 (30/30) Tul. Pokok
: 4D16 ( 1.58 kg/m) : 4 x 1.58 = 6.32 kg
Tul. Begel
: D8-150 (0.395 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (30-8) + 2 (30-8) + 2 (7 x 1) : 102 cm = 1.02 m Berat dalam 1m : 1.02 x 0.395 x 7 = 2.82 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 6.32 + 2.82 = 9.14 kg
Volume per m’ kolom 30/30 Dalam 1m3
:
: 0.30x 0.30x 1 = 0.09 m3
1 = 11.11 (pot. kolom m’ 45/85) 0.09
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 11.11 x 9.14 = 101.55 kg
207
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Sloof ¾
Sloof S1 (30/120) Tul. Pokok
: 10D20 ( 2.46 kg/m) : 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1) : 242 cm = 2.42 m Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
1 = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85) 0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05 = 91.62 kg
¾
Sloof S2 (30/120) Tul. Pokok
: 10D20 ( 2.46 kg/m) : 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
208
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1) : 242 cm = 2.42 m Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
1 = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85) 0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05 = 91.62 kg ¾
Sloof S3 (30/120) Tul. Pokok
: 10D20 ( 2.46 kg/m) : 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1) : 242 cm = 2.42 m Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
209
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
1 = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85) 0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05 = 91.62 kg
¾
Sloof S4 (30/120) Tul. Pokok
: 10D20 ( 2.46 kg/m) : 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1) : 242 cm = 2.42 m Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
1 = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85) 0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05 = 91.62 kg Ringbalk
210
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
¾
Sloof S1 (30/120) Tul. Pokok
: 10D20 ( 2.46 kg/m) : 10 x 2.46 = 24.6 kg
Tul. Begel
: D10-150 (0.617 kg/m)
Banyaknya tul. begel yang dibutuhkan per m’: 100 : 15 = 7 buah Panjang begel : 2 (pj. Balok- selimut) + 2 (l. balok-selimut) + 2.pjg tekukan : 2 (85-8) + 2 (45-8) + 2 (7 x 1) : 242 cm = 2.42 m Berat dalam 1m : 2.42 x 0.617 x 7 = 10.45 kg *Sehingga per m’ membutuhkan : Berat.Tulangan pokok + Berat. Begel
: 24.6 + 10.45 = 35.05 kg
Volume per m’ kolom 45/85 Dalam 1m3
:
: 0.45x 0.85x 1 = 0.3825 m3
1 = 2.614 (pot. kolom m’ 45/85) 0.382
**Jadi, dalam 1m3 beton membutuhkan tulangan = 2.614 x 35.05 = 91.62 kg
A. Plat lantai Tul. Yang digunakan
: 10D10 (0.62 kg/m) : 10 x 0.62 = 6.2 kg
Panjang tulangan per 1m : 100 – 2(tebal selimut) + 2(pj. Tekukan) : (100 – 2.2) + (2.6.1) = 108 cm = 1.08 m Berat dalam 1m
: 1.08 x 6.2 = 6.696 kg
211
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume per m’ plat
: 0.12 x 1x 1 = 0.12 m3
Dalam 1m3
:
1 = 8.37 (pot. plat m’) 0.12
**Jadi, dalam 1m3 beton plat membutuhkan tulangan = 8.37 x 6.696 = 56.046 kg
¾ Pekerjaan Dinding Lantai 1 •
Uraian Dinding a) Luas Dinding B : Luas
= 44.8 x 4.2
Luas Kusen
= 36.5 m2
= 188.16 m2
Luas dinding = 151.66 m2 b) Luas Dinding D : Luas
= 16 x 4.2
Luas Kusen
= 5.54 m2
= 67.2 m2
Luas dinding = 61.66 m2
c) Luas Dinding E : Luas
= 21.6 x 4.2
Luas Kusen
= 6.72 m2
= 90.72 m2
Luas dinding = 84 m2 d) Luas Dinding F : Luas
= 4.2 x 6.8
212
=28.56 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
e) Luas Dinding G: Luas
= 4.2 x 44.8
Luas Kusen
= 46.92 m2
= 188.16 m2
Luas dinding = 141.24 m2 f) Luas Dinding H: Luas
= 4.2 x 3.6
Luas Kusen
= 6.72 m2
= 15.12 m2
Luas dinding = 8.4 m2 g) Luas Dinding 1: Luas
= 4.2 x 13
Luas Kusen
= 9.56 m2
= 54.6 m2
Luas dinding = 45.04 m2 h) Luas Dinding 5: Luas
= 4.2 x 11.2
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 47.04 m2
Luas dinding = 44.52 m2 i) Luas Dinding 7: Luas
= 4.2 x 11.2
= 47.04 m2
j) Luas Dinding 7.5: Luas
= 4.2 x 2.6
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 10.92 m2
Luas dinding = 7.56 m2 k) Luas Dinding 8: Luas
= 4.2 x 1.5
213
= 6.3 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
l) Luas Dinding 8.5: Luas
= 4.2 x 3
=12.6 m2
m) Luas Dinding 9: Luas
= 4.2 x 1.5
=6.3 m2
n) Luas Dinding 9.5: Luas
= 4.2 x 2.6
Luas Kusen
= 1.68 m2
= 10.92 m2
Luas dinding = 9.24 m2 o) Luas Dinding 10: Luas
= 4.2 x 11.2
= 47.04 m2
p) Luas Dinding 12: Luas
= 4.2 x 5.6
= 23.52 m2
q) Luas Dinding 13: Luas
= 4.2 x 11.2
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 47.04 m2
Luas dinding = 37.8 m2 r) Luas Dinding 16: Luas
= 4.2 x 13
Luas Kusen
= 9.56 m2
= 54.6 m2
Luas dinding = 45.04 m2 Jumlah luas dinding lantai 1 yaitu 995.68 m2
Lantai 2 •
Uraian Dinding
214
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
a) Luas Dinding B : Luas
= 3.8 x 44.8
Luas Kusen
= 31.75 m2
= 170.4 m2
Luas dinding = 138.49 m2 b) Luas Dinding D : Luas
= 3.8 x 19.2
Luas Kusen
= 5.04 m2
= 72.96 m2
Luas dinding = 67.92 m2 c) Luas Dinding E : Luas
= 3.8 x 25.2
Luas Kusen
= 7.56 m2
= 95.76 m2
Luas dinding = 88.2 m2 d) Luas Dinding F : Luas
= 3.8 x 9.6
= 36.48 m2
e) Luas Dinding G: Luas
= 3.8 x 44.8
Luas Kusen
= 33.5 m2
= 170.24 m2
Luas dinding = 136.74 m2 f) Luas Dinding H: Luas
= 3.8 x 9.6
Luas Kusen
= 10.08 m2
= 36.48 m2
Luas dinding = 26.4 m2 g) Luas Dinding 1: Luas
= 3.8 x 13
215
= 49.4 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Luas Kusen
= 6.2 m2
Luas dinding = 43.2 m2 h) Luas Dinding 4: Luas
= 3.8 x 10.4
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 39.52 m2
Luas dinding = 37 m2 i) Luas Dinding 7: Luas
= 3.8 x 10.4
= 39.52 m2
j) Luas Dinding 7.5: Luas
= 3.8 x 3
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 11.4 m2
Luas dinding = 8.04 m2 k) Luas Dinding 8: Luas
= 3.8 x 1.5
= 5.7 m2
l) Luas Dinding 8.5: Luas
= 3.8 x 3
= 11.4 m2
m) Luas Dinding 9: Luas
= 3.8 x 1.5
= 5.7 m2
n) Luas Dinding 9.5: Luas
= 3.8 x 3
Luas Kusen
= 3.36 m2
= 11.4 m2
Luas dinding = 8.04 m2 o) Luas Dinding 10: Luas
= 3.8 x 10.4
216
= 39.52 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
p) Luas Dinding 11: Luas
= 3.8 x 6
= 22.8 m2
q) Luas Dinding 13: Luas
= 3.8 x 10.4
Luas Kusen
= 2.52 m2
= 39.52 m2
Luas dinding = 37 m2 r) Luas Dinding 16: Luas
= 3.8 x 13
Luas Kusen
= 6.2 m2
= 49.4 m2
Luas dinding = 43.2 m2 Jumlah luas dinding lantai 2 yaitu 795.35 m2 Lantai 3 •
Uraian Dinding a) Luas Dinding B : Luas
= 3.5 x 44.8
Luas Kusen
= 44.74 m2
= 156.8 m2
Luas dinding = 112.06 m2 b) Luas Dinding D : Luas
= 3.5 x 42.4
Luas Kusen
= 15.12 m2
= 148.4 m2
Luas dinding = 132.88 m2 c) Luas Dinding E : Luas
= 3.5 x 43.2
Luas Kusen
= 15.12 m2
217
= 151.2 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Luas dinding =136.08 m2 d) Luas Dinding F : Luas
= 3.5 x 10
= 35 m2
e) Luas Dinding G: Luas
= 3.5 x 44.8
Luas Kusen
= 38.2 m2
= 156.8 m2
Luas dinding = 118.6 m2 f) Luas Dinding H: Luas
= 3.5 x 10
Luas Kusen
= 10.08 m2
= 35 m2
Luas dinding = 24.92 m2 g) Luas Dinding 1: Luas
= 3.5 x 13
Luas Kusen
= 3.4 m2
= 45.5 m2
Luas dinding = 42.1 m2 h) Luas Dinding 3: Luas
= 3.5 x 14
= 49 m2
i) Luas Dinding 5: Luas
= 3.5 x 14
= 49 m2
j) Luas Dinding 7: Luas
= 3.5 x 13.8
= 48.3 m2
k) Luas Dinding 7.5: Luas
= 3.5 x 1.5
Luas Kusen
= 1.68 m2
218
= 5.25 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Luas dinding = 3.57 m2 l) Luas Dinding 8: Luas
= 3.5 x 1.5
= 5.25 m2
m) Luas Dinding 8.5: Luas
= 3.5 x 3
= 10.5 m2
n) Luas Dinding 9: Luas
= 3.5 x 1.5
= 5.25 m2
o) Luas Dinding 9.5: Luas
= 3.5 x 1.5
Luas Kusen
= 1.68 m2
= 5.25 m2
Luas dinding = 3.57 m2 p) Luas Dinding 10: Luas
= 3.5 x 13.8
= 48.3 m2
q) Luas Dinding 12: Luas
= 3.5 x 14
= 49 m2
r) Luas Dinding 14: Luas
= 3.5 x 14
= 49 m2
s) Luas Dinding 16: Luas
= 3.5 x 13
Luas Kusen
= 3.4 m2
= 45.5 m2
Luas dinding = 42.1 m2 Jumlah luas dinding lantai 3 yaitu 1126.53 m2 ¾ Pekerjaan Kusen a. Kusen Pintu Dan Jendela
219
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
1. Tipe P1 Panjang 2. Tipe P2 Panjang 3. Tipe P3 Panjang 4. Tipe P4 Panjang 5. Tipe J1 Panjang 6. Tipe J2 Panjang 7. Tipe J3 Panjang 8. Tipe J4 Panjang 9. Tipe J5 Panjang
= 4 buah = {( 2.10 x 2) + 1.6 } x 4
= 23.2 m
= 1 buah = ( 2.5 x 2 ) + 1.9
= 6.9 m
= 25 buah = {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25
= 135 m
= 24 buah = {( 2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24
= 120 m
= 58 buah = {( 1.2 x 4 )+ ( 2 x 2 )} x 58
= 510.4 m
= 2 buah = {( 1.5 x 5 ) + ( 2 x 3 )} x 2
= 27 m
= 58 buah = {( 0.5 x 4 ) + ( 2 x 2 )} x 58
= 348 m
= 2 buah = {( 0.5 x 3 ) + ( 1.4 x 2)} x 2
= 8.6 m
= 70 buah = {( 0.5 x 2 ) + ( 0.7 x 2 )} x 70
Panjang kayu kusen
= 168 m + = 1347.1 m
Telinga kusen
= ( 54 x 2 x 0.15) + ( 190 x 4 x 0.15) = 130.2 m
Panjang Kayu total
= 1347.1 + 130.2
= 1477.3 m
10 % kayu yang hilang
= 10 % x 1477.3
= 147.73 m
Total
= 1477.3 +147.73
= 1625.03 m
220
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume
= 1625.03 x 0.08 x 0.16 = 20.8 m3
b. Memeni Kayu yang menyentuh Pasangan Luas kayu yang menyentuh pasangan : 1. 4 Buah Tipe P1 = {( 2.10 x 2 ) + 1.6 } x 4
= 23.2 m2
2. 1 Buah Tipe P2 = {( 2.5 x 2 ) + 1.9 }
= 6.9 m2
3. 25 Buah Tipe P3 = {( 2.10 x 2 ) + 1.2 } x 25
= 135 m2
4. 24 Buah Tipe P4 = {(2.10 x 2 ) + 0.8 } x 24
= 120 m2
5. 58 Buah Tipe J1 = { 2 x ( 2 + 1.2 )} x 58
= 371.2 m2
6. 2 Buah Tipe J2 = { 2 x ( 2 + 1.5 )} x 2
= 14 m2
3. 58 Buah Tipe J3 = { 2 x ( 2 + 0.5 )} x 58
= 290 m2
3. 2 Buah Tipe J4 = { 2 x ( 1.4 + 0.5 )} x 2
= 7.6 m2
3. 70 Buah Tipe J4 = { 2 x ( 0.5 + 0.7 )} x 70
= 168 m2 + = 1135.9 m2
Luas telinga kusen : 1. Tipe P1
= 4 x ( 2 x 0.0411 )
= 0.3288 m2
2. Tipe P2
=1x ( 2 x 0.0411 )
= 0.0822 m2
3. Tipe P3
= 25 x ( 2 x 0.0411 ) = 2.055 m2
4. Tipe P4
= 24 x ( 2 x 0.0411 ) = 1.9728 m2
5. Tipe J1
= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
6. Tipe J2
= 2 x ( 2 x 0.0411 )
7. Tipe J3
= 58 x ( 2 x 0.0411 ) = 9.5352 m2
8. Tipe J4
= 2 x ( 2 x 0.0411 )
221
= 0.3288 m2
= 0.3288 m2
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
9. Tipe J5
= 70 x ( 2 x 0.0411 ) = 11.508 m2+ = 35.64748 m2
+ = 1171.575 m2
TOTAL
c. Baut / Angkur Berdasarkan perletakan baut dan angkur dibutuhkan 1088 buah angker. Berdasarkan daftar baja ø 16 mm, beratnya 1.58 kg/m. Panjang baut angkur 0.35 m, jdadi beratnya ± 0.553 kg. Volume baut / angkur kesluruhan 1088 x 0.553 = 601.664 kg
VI. Pekerjaan Atap a. Rangka kuda-kuda
= 16823.40 kg
b.Gording
= 8796 kg
c. Reng, kaso
= 2052.01 m2
d.Papan Reuter, kerpus
= 86 m
e. Atap genteng
= 2052.01 m2
f. Papan Listplank
= 547.36 m
VII. Pekerjaan Plafon ¾ Balok Plafon Rangka Plafon
Lantai 1 : 6/12 = 837.03 m 5/7
=
775.50 m
Lantai 2 : 6/12 = 837.03 m
222
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
5/7
=
775.50 m
Lantai 3 : 6/12 = 850.80 m 5/7
=
+ 781.95 m +
Total = 2524.86 m 2332.95 m
Lantai 1 luar : 6/12 = 490 m 5/7
=
+ 379 m
+
Total panjang rangka = 3032.86 m 2711.95 m Volume 6/12 5/7
= 3032.86 x 0.06 x 0.12
= 21.836 m3
= 2711.95 x 0.05 x 0.07
= 9.492 m3 + = 31.328 m3
10 % kayu hilang
= 10 % x 31.328
= 3.1328 m3 + = 34.461 m3
Volume balok plafon
¾ Memasang Plafon a. Plafon dalam Lantai 1 : Luas ruangan keseluruhan
= 782.21 m2
Lantai 2 : Luas ruangan keseluruhan
= 781.13 m2
Lantai 3 : Luas ruangan keseluruhan
= 772.95 m2 +
Total jumlah luas semua ruangan
= 2336.29 m2
Volume
= 2336.29 m2
b. Plafon Luar Teras lantai 1 = 409.4 m2 Volume
= 409.4 m2
223
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
VIII. Pekerjaan Plesteran Plesteran Dinding Berdasarkan pekerjaan dinding : Lantai 1 dengan Luas
= 995.68 m2
Lantai 2 dengan Luas
= 795.35 m2
Lantai 3 dengan Luas
= 1126.53 m2 +
Total
= 2917.56 m2
Jumlah Luas pleseteran
= 2 x 2917.56 m2 = 5835.12 m2
IX. Pekerjaan Lantai ¾ Urugan Dibawah Lantai a. Urugan tanah dibawah lantai 1 Luas ruangan keseluruhan Lantai 1 = 782.212 m2 Luas teras
= 268.2 m2 +
Total
= 1050.412 m2
Tebal urugan
= 0.6 m
Volume Urugan
= 0.6 x 1050.412
b. Urugan pasir dibawah lantai Luas Ruangan Lantai 1
= 785.21 m2
Luas Ruangan Lantai 2
= 781.13 m2
Luas Ruangan Lantai 3
= 772.95 m2
Luas teras
= 268.2 m2 +
Total
= 2604.49 m2 224
= 630.247 m3
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Tebal pasir
= 0.10 m2
Volume
= 0.10 x 2604.49
= 260.449 m3
¾ Pasangan Lantai Campuran 1 : 3 : 10 a. Volume keramik 40 x 40 Luas ruangan keseluruhan
= 2604.49 m2
Volume
= 2604.49 m2
b. Pasangan Ubin keramik 20 x 20 Luas pasangan pada kamar mandi
= 48.8852 m2
Jumlah kamar mandi
= 16 buah
Volume
= 782.1632 m2
= 16 x 48.8852
X. Pekerjaan Pintu dan jendela ¾ Pintu / Jendela a. Pintu Panil 1. Tipe P1 Luas 2. Tipe P2 Luas 3. Tipe P3 Luas 4. Tipe P4 Luas
= 4 buah = ( 1.60 x 2.10 ) x 4
= 13.44 m2
= 1 buah = ( 1.90 x 2.50 )
= 4.75 m2
= 25 buah = ( 1.2 x 2.1 ) x 25
= 63 m2
= 24 buah = ( 0.8 x 2.1 ) x 24 225
= 40.32 m2 +
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Volume panil pintu kayu jati
(X a) = 121.51 m2
b. Jendela Kaca 1. Tipe J1 Luas 2. Tipe J2 Luas 3. Tipe J3 Luas 4. Tipe J4 Luas 5. Tipe J5 Luas
= 58 buah = {(1.20 x .60) x 2 } x 58
= 83.52 m2
= 2 buah = {( 1.20 x 0.60 ) x 3 } x 2
= 4.32 m2
= 58 buah = {( 0.40 x 0.60 ) x 3 } x 58 = 41.76 m2 = 2 buah = {( 0.4 x 0.6 ) x 2 } x 2
= 0.96 m2
= 70 buah = ( 0.40 x 0.60 ) x 70
Volume jendela kaca (X b)
= 16.8 m2 + = 147.36 m2
¾ Penggantung / Kunci a. Engsel Jumlah kesluruhan Engsel untuk pasangan pintu dan jendela dibutuhkan 992 buah engsel. b. Kunci Tanam Jumlah keseluruhan Pintu = 54 buah Jumlah Kunci Tanam
= 54 buah
c. Grendel Grendel kunci untuk pintu dengan 2 daun pintu
= 30 buah
Grendel kunci untuk daun jendela
= 370 buah
226
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
XI. Pekerjaan Cat a. Mencat Dinding Berdasarkan pekerjaan plesteran = 5835.12 m2 = 5835.12 m2
Volume (XI a) b. Mencat kusen + pintu
Panjang kusen yang menyentuh pasangan = 1135.9 m Keliling
= ( 2 x 0.06 ) + 0.12
= 0.24 m
Luas
= 1135.9 x 0.24
= 272.616 m2
Mencat pintu Luas daun pintu
= 121.51 m2
Luas cat
= 2 x 121.51
= 243.02 m2
Volume
(XI b)
= 515.636 m2
XII. Pekerjaan Perlengkapan Dalam ¾ Listrik a. Pasangan instalasi dalam : Lampu Pijar : 49 buah Lampu TL
: 112 buah
b. Sekering group 3 buah c. Stop kontak 59 buah d. Saklar seri 32 buah 227
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
e. Saklar Paralel 25 buah ¾ Sanitasi air a. Kloset Porselen Jumlah kamar mandi 16, jadi kloset yang dipasang sebanyak 16 buah kloset jongkok. b. Pemasangan Instalasi Bersih Pipa d = ½ “, panjang = 80 m c. Pemasangan Instalasi Air Kotor Pipa d = 2 “, panjang = 61 m d. Kran Dipasang pada kamar mandi dan lavatory sebanyak 36 buah.
XIII. Pekerjaan Perlengkapan Luar a. Saluran keliling bangunan Saluran terbuka penampung air hujan dengan panjang =168 m b. Septick tank Penampungan kotoran digunakan septicktank sebanyak 4 buah
228
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
DAFTAR HARGA BAHAN DAN UPAH PEKERJAAN
: PEMBANGUNAN GEDUNG KULIAH DAN LABORATURIUM 3 LANTAI TAHAP JURUSAN BAHASA INGGRIS DAN BAHASA INDONESIA FBS UNNES SEMARANG
LOKASI
: GUNUNG PATI SEKARAN
TH. ANGG.
: 2006
Tabel 5. Daftar harga bahan dan upah No.
URAIAN BAHAN/UPAH
SATUAN
HARGA
A.
DAFTAR BAHAN
1
Batu belah
m3
155.000,00
2
Batu pecah mesin
m3
160.000,00
3
Batu bata
4
Kerikil beton
buah
200,00
m3
140.000,00
3
5
Pasir urug
m
65.000,00
6
Pasir pasang
m3
120.000,00
7
Pasir beton
m3
145.000,00
8
Kapur pasang
m3
130.000,00
9
Sirtu
m3
65.000,00
10
PC (40 kg/zak)
zak
29.000,00
11
Besi beton polos/ulir
kg
6.000,00
12
Kawat bendrat
kg
8.500,00
13
Paku biasa
kg
8.500,00
14
Kayu cetakan
m3
900.000,00
15
Papan cetakan
m3
900.000,00
16
Bambu
batang
6.800,00
17
Tali ijuk
kg
4.000,00
229
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
B.
DAFTAR UPAH
1
Mandor
Hari
35.000,00
2
Kepala tukang kayu
Hari
35.000,00
3
Kepala tukang batu
Hari
35.000,00
4
Kepala tukang besi
Hari
35.000,00
5
Tukang kayu
Hari
35.000,00
6
Tukang batu
Hari
32.500,00
7
Tukang besi
Hari
30.000,00
8
Pekerja
Hari
22.000,00
230
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
DAFTAR SATUAN PEKERJAAN Tabel 6. Daftar satuan pekerjaan No
URAIAN PEKERJAAN
SATUAN
.
JUMLAH HARGA
1
Pekerjaan galian tanah
m3
15.920,00
2
Urugan tanah
m3
4.889,00
3
Urugan pasir
m3
101.200,00
4
Urugan Sirtu
3
m
101.200,00
5
Pas. Bato kosong/aanstamping
m3
219.952,00
6
Pas. Batu belah 1 pc : 5 ps
m3
405.205,00
7
Pekerjaan beton cor 1 pc:3 ps:5 kr(bow)
m3
495.960,00
8
Pekerjaan beton cor 1 pc:2 ps:3 kr(bow)
m3
568.800,00
9
Pek. Tulangan besi untuk tulangan beton
1.340.000,00
Tulangan 100
kg
1.072.000,00
Tulangan 110
kg
1.179.200,00
10
Pek. Cetakan beton untuk 1 m3 beton
11
Bongkar begisting
12
Untuk 1 m3 beton bertulang
10 m2
634.000,00
m2
3.369,00
10 m2
33.691,00
3
13
Pas. Pondasi siklop 30% batu belah
m
795.725,00
14
Pas. Pondasi siklop 60% batu belah
m3
842.225,00
15
Pasangan batu bata 1 pc : 3 ps
m3
385.410,00
231
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
PRESENTASE BOBOT PEKERJAAN I. PEKEJAAN PERSIAPAN Harga Persentase
= 2,617,200.00 2.617.200,00 = x 100 % = 0,059 % 4.432.795.540,89
II. PEKERJAAN TANAH Harga Persentase
= 23,103,302.63 23,103,302.63 = x 100 % = 0,521 % 4.432.795.540,89
III. PEKERJAAN PONDASI Harga Persentase
= 267,026,152.92 267,026,152.92 = x 100 % = 6,024 % 4.432.795.540,89
IV. PEKERJAAN BETON Harga Persentase
= 2,717,086,824.84 2,717,086,824.84 = x 100 % = 61,295 % 4.432.795.540,89
V. PEKERJAAN ATAP Harga Persentase
= 601,906,853.85 601,906,853.85 = x 100 % = 13,578 % 4.432.795.540,89
VI. PEKERJAAN PLAFON Harga Persentase
= 223,169,683.20 223,169,683.20 = x 100 % = 5,034 % 4.432.795.540,89
VII. PEKERJAAN PLESTERAN Harga Persentase
= 125,962,735.44 125,962,735.44 x 100 % = 2,842 % = 4.432.795.540,89
VIII. PEKERJAAN LANTAI 232
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
Harga Persentase
= 228,109,230.24 228,109,230.24 = x 100 % = 5,146 % 4.432.795.540,89
IX. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA Harga Persentase
= 111,020,944.36 111,020,944.36 = x 100 % = 2,504 % 4.432.795.540,89
X. PEKERJAAN CAT Harga Persentase
85,243,022.41 85,243,022.41 = x 100 % = 1,923 % 4.432.795.540,89 =
XI. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM Harga persentase
36,326,833.00 36,326,833.00 = x 100 % = 0,819 % 4.432.795.540,89 =
XII. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR Harga Persentase
= 11,222,758.00 11,222,758.00 = x 100 % = 0,253 % 4.432.795.540,89
233
PROYEK AKHIR BAB VII RENCANA ANGGARAN BIAYA
234
PROYEK AKHIR BAB XIII PENUTUP
BAB XIII PENUTUP
Dalam penyusunan Proyek Akhir Perencanaan Struktur Gedung Kuliah dan Laboratorium Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris dan Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia UNNES ini banyak sekali dijumpai hambatan. Hal tersebut karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam hal perencanaan dan pelaksanaan suatu proyek. Meskipun demikian, penulis mencoba mengatasi dengan teori yang telah diterima di bangku kuliah dan berbagai literatur tentang pelaksanaan suatu proyek, dengan upaya tersebut, hambatan – hambatan di atas dapat diatasi. 8.1 Kesimpulan 1. Dalam perencanaan suatu stuktur bangunan diperlukan ketelitian dan kecermatan yang tinggi sehingga perhitungan yang dihasilkan benar – benar akurat dan sesuai dengan yang diharapkan. 2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan penghematan dalam hal penggunaan sumber tenaga, material, peralatan, dan keuangan yang diperlukan. 3. Gambar kerja merupakan pedoman yang sangat menetukan dalam hal pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaaan disamping rencana kerja dan syarat – syarat (RKS).
253
PROYEK AKHIR BAB XIII PENUTUP
8.2 Saran 1. Pelaksanaan
poyek
harus
disesuaikan dengan rencana kerja
dan syarat – syarat yang telah ditentukan agar dapat menghasilkan stuktur bangunan yang sesuai dengan yang diharapkan maupun persyaratan. 2.
Pelaksanaan pembangunan proyek harus diusahakan cepat dan tepat dalam segala pelaksanaanya sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bangunan.
3. Untuk memperlancar kegiatan proyek agar selesai tepat pada waktunya diperlukan kerjasama yang baik antara pihak – pihak yang terkait dalam pembangunan proyek tersebut. 4. Dalam pelaksanaan pembangunan proyek harus dilakukan pengawasan sebaik mungkin untuk menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik pada keamanan saat pelaksanaan maupun tingkat kenyamanan selama bangunan yang telah berdiri digunakan.
254
View more...
Comments