Tugas Akhir M4 Tinjauan Olahraga Pada Aspek Sosiologi Dan Psikologi
May 17, 2019 | Author: AgusPriyanto | Category: N/A
Short Description
tugas akhir m4 pjok...
Description
Nama : AGUS PRIYANTO, S.Pd NO. Peserta PPG : 19051922010218 Tugas Akhir M4 TINJAUAN OLAHRAGA PADA ASPEK SOSIOLOGI DAN PSIKOLOGI 1. Implementasi yang diwujudkan oleh guru PJOK dalam meningkatkan stabilitas sosial-psikologis dan memainkan peran dalam menggairahkan hidup sehari-hari, serta mengatasi kecemasan dan keteganggan mental dalam menjalani kehidupan ditengah masyarakat modern saat ini yang serba kompetitif. A. Peran Guru PJOK PJOK Dalam Meningkatkan Stabilitas Sosial-Psikologis
Guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik harus dituntut untuk benar-benar memahami mengenai segala bentuk perilaku, baik itu perilakunya sendiri ataupun perilaku orangorang yang terlibat dalam tugasnya termasuk perilaku peserta didik. Hal ini dimaksudkan agar guru mampu menerapkan kewajiban dan perannya dengan efektif, efisien dan bermanfaat nyata dalam mencapai tujuan pendidikan di sekolah sebagai tempat dia mengajar. Berikut adalah beberapa peran guru pjok dalam psikologi perkembangan :
Membuat konsep yang tepat Peran guru dalam psikologi perkembanga yang pertama adalah membuat konsep yang tepat. Konsep yang dimaksud adalah konsep perkembangan dalam mewujudkan tujuan pendidikan khususnya pengajaran PJOK. Dengan guru memahami psikologi perkembangan, maka akan lebih mudah untuk memutuskan bentuk perubahan perilaku guna mencapaI tujuan pembelajaran.
Strategi yang tepat Selain membuat konsep tujuan yang tepat, guru PJOK harus memahami psikologi pendidikan atau psikologi perkembangan, tepat mengambil strategi atau cara pengajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, segala bentuk metode belajar dan gaya belajar yang sedang dihadapi siswanya.
Memberikan bimbingan atau konseling Selain mampu memberikan pengajaran yang baik bagi peserta didik, peran guru PJOK dalam psikologi perkembangan yang lain adalah seorang guru mampu memberikan saran psikokogis yang tepat dan benar yakni dengan menumbuhkan hubungan interprsonal dalam suasana keakraban antar individu satu dengan individu lainnya.
Memberikan fasilitas dan mendorong motivasi belajar Memfasilitasi merupakan usaha untuk meningkatkan segala bentuk potensi yang dimiliki oleh siswa antara lain bakat, intelegensi dan minat. Dengan adanya fasilitas dan motivasi belajar guru dapat memberikan pacuan semangat kepada siswanya dalam mencapai prestasi dalam belajar. Suasana belajar kondusif Belajar akan lebih efektif jika terjadi di dalam suasana yang kondusif. Dengan pengetahuan psikologi yang baik, guru akan lebih mudah dalam mencipatakan suasanan yang kondusif di dalam suatu pembelajaran kelas sehingga tujuan belajar menjadi lebih cepat tercapai sebab peserta didik mendapatkan pelajaran dengan rasa senang.
Lebih cepat tanggap dan berinteraksi Guru dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik akan lebih bisa membaca segala sesuatu yang terjadi pada peserta didik. Seperti misalkan ketika ada seorang siswa yang akhir-akhir ini mengalami penurunan prestasi, guru yang tanggap akan segera mencari informasi, berinteraksi dengan siswa yang bersangkutan serta akan berusaha menjadi penasehat yang baik bagi siswanya tersebut. Menilai dengan adil Psikologi yang baik juga akan mengarahkan guru PJOK dalam memberikan penilaian secara adil baik itu dari segi teknis penilaian, bentuk-bentuk prinsip penilaian guru terhadap siswa hingga pada penentuan hasil-hasil pendidikan.
Menguasai bahan materi Dengan memiliki pemahaman psikologi yang baik, guru akan lebih bertanggung jawab untuk mempersiapkan segala bentuk materi sehingga peserta didik dapat lebih mudah untuk menerima dan memahami materi yang disampaikan.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Memiliki pengetahuan yang luas Selain memiliki pengetahuan tentang bahan ajar yang diajarkan di dalam maupun luar kelas, guru PJOK seyogyanya juga harus memiliki pengetahuan yang luas dalam segala topik permasalahan terbaru atau terupdate pada saat itu. Sebab, siswa yang memiliki pemikiran kritis tidak segan akan lebih banyak bertanya apalagi yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan yang baru.
Sebagai mediator yang baik Selain pengetahuan yang luas akan segala hal, guru yang memiliki pemaham psikologi yang baik juga akan menguasai media pendidikan. pendidikan. Media pendidikan pendidikan adalah alat bantu komunikasi komunikasi agar proses pembelajaran lebih efektif dan peserta didik dapat menangkap dengan jelas maksud dari materi yang diajarkan.
Demikian peran guru dalam psikologi perkembangan. Guru bukan hanya sekedar memberikan pelajaran atau materi namun guru dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan faktor-faktor di dalam suasana pembelajaran sehingga peserta didik dapat menangkap materi dengan lebih mudah. B. Peran Guru PJOK Dalam Mengatasi Kecemasan dan Keteganggan Mental
Berikut upaya-upaya yang bisa dilakukan oleh guru PJOK untuk mencegah dan mengurangi kecemasan siswa di sekolah, diantaranya dapat dilakukan melalui:
Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran dapat menyenangkan apabila bertolak dari potensi, minat dan kebutuhan siswa. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang digunakan hendaknya berpusat pada siswa, yang memungkinkan siswa untuk dapat mengkspresikan diri dan dapat mengambil peran aktif dalam proses pembelajarannya.
Mengembangkan “ s ens e of humor ” Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru seyogyanya dapat mengembangkan “ sense of humor ” dirinya maupun para siswanya. Kendati demikian, lelucon atau “joke” yang dilontarkan tetap harus berdasar pada etika dan tidak memojokkan siswa.
Melakukan Melakukan kegiatan selingan melalui berbagai atraksi “ g ame ame” atau “ice break ” Terutama dilakukan pada saat suasana kelas sedang tidak kondusif.. Dalam hal ini, keterampilan guru dalam mengembangkan dinamika kelompok tampaknya sangat diperlukan.
Kegiatan pembelajaran di luar kelas Sewaktu-waktu ajaklah siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas, sehingga dalam proses pembelajaran tidak selamanya siswa harus terkurung di dalam kelas.
Memberikan materi dan tugas-tugas akademik dengan tingkat kesulitan yang moderat. Dalam arti, tidak terlalu mudah karena akan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan dan kurang tertantang, tetapi tidak juga terlalu sulit yang dapat menyebabkan siswa frustrasi.
Menggunakan pendekatan humanistik dalam pengelolaan kelas Dimana siswa dapat mengembangkan pola hubungan yang akrab, ramah, toleran, penuh kecintaan dan penghargaan, baik dengan guru maupun dengan sesama siswa. Sedapat mungkin guru menghindari penggunaan reinforcement negatif (hukuman) jika terjadi tindakan indisipliner pada siswanya.
Mengembangkan sistem penilaian yang menyenangkan Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penilaian diri ( self assessment ) atas tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya. Pada saat berlangsungnya pengujian, ciptakan situasi yang tidak mencekam, namun dengan tetap menjaga ketertiban dan objektivitas. Berikanlah umpan balik yang positif selama dan sesudah melaksanakan suatu asesmen atau pengujian.
Menanamkan kesan positif Di hadapan siswa, guru akan dipersepsi sebagai sosok pemegang otoritas yang dapat memberikan hukuman. Oleh karena itu, guru seyogyanya berupaya untuk menanamkan kesan positif dalam diri siswa, dengan hadir sebagai sosok yang menyenangkan, ramah, cerdas,
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
manusiawi serta hindari bentuk tindakan kekerasan fisik maupun psikis di sekolah, baik yang dilakukan oleh guru, teman maupun orang-orang yang berada di luar sekolah.
Mengoptimalkan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Pelayanan bimbingan dan konseling dapat dijadikan sebagai kekuatan inti di sekolah guna mencegah dan mengatasi kecemasan siswa. Dalam hal ini, ketersediaan konselor profesional di sekolah tampaknya menjadi mutlak adanya.
Melalui upaya – upaya di atas diharapkan para siswa dapat terhindar dari berbagai bentuk kecemasan dan keteganggan mental. Mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat secara fisik maupun psikis, yang pada gilirannya dapat menunjukkan prestasi belajar yang unggul. 2. Olahraga yang terkelola secara baik atau paripurna mampu berperan bukan hanya sebagai bagian dari budaya tetapi juga sebagai media pengembangan budaya luhur masyarakat, meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan etika, menepis diskriminasi gender, serta menekan kecemasan dan membangkitkan motivasi diri. A. Olahraga sebagai media pengembangan budaya luhur masyarakat Pada dasarnya olahraga bukan hanya mengandung manfaat dalam menyehatkan tubuh saja, tetapi juga menumbuhkembangkan nilai-nilai luhur yang sangat bermanfaat dalam kehidupan. Karena di dalamnya bukan hanya menyangkut keterlibatan individu saja, tetapi juga keterlibatan masyarakat luas. Bidang ini telah memiliki kaitan dengan kehidupan orang banyak, dan karena itu memiliki dimensi sosial serta fungsional yang sangat luas. Secara fungsional olahraga berperan atau berfungsi menyehatkan tubuh, sementara pada dimensi sosial, olahraga berperan dalam menanamkan nilai-nilai dan norma-norma kehidupan yang patut diamalkan dalam kehidupan.
Jika dikaji secara mendalam nilai-nilai tersebut sangat berguna dalam kehidupan bersama. Terlepas dari merosotnya prestasi olahraga kita dewasa ini, yang ditandai dengan seringnya terjadi insiden dalam beberapa kompetisi sehingga mencoreng reputasi olahraga kita, maka patut kiranya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dihayati, ditanamkan dan diimplementasikan secara luas. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara dewasa ini nilai-nilai luhur semacam itu, justru sangat dibutuhkan sebagai landasan dan inspirasi bersama. Di tengah ancaman erosi nilai-nilai kebangsaan yang belakangan ini semakin nyata, maka perlu kiranya kita menggali kembali melalui berbagai momen dan wahana kehidupan yang ada. B. Olah Ol ah ra ga mening meningkatk katkan an keper kepercay cayaan aan diri diri Setiap orang pasti pernah mengalami hari-hari di mana rasa percaya diri menurun. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan berolahraga, karena olahraga juga mampu meningkatkan meningkatkan rasa percaya percaya diri. Perubahan Perubahan fisik yang terjadi karena karena olahraga olahraga akan akan membuat kita terlihat lebih baik. Olahraga memang memberikan dampak besar tak hanya bagi fisik, tapi juga bagi kesehatan mental. Inilah yang akhirnya meningkatkan rasa percaya diri seseorang. Berikut manfaat olahraga untuk meningkatkan rasa percaya diri : 1. Rasa Pencapaian Ketika berolahraga, rasa percaya diri akan meningkat karena kita telah mau menyemangati diri sendiri untuk aktif bergerak. Aktif bergerak, tentu lebih sehat ketimbang duduk santai tanpa melakukan apapun. 2. Meningkatkan Rasa Nyaman Saat fisik aktif, tubuh melepaskan senyawa endorfin yang mampu mencegah stres dan membuat kondisi psikologi seseorang terasa lebih nyaman. Hal inilah yang membuat rasa percaya diri meningkat ketika sedang berolahraga. 3. Kesehatan Fisik Olahraga secara rutin akan membuat sistem imun meningkat dan menangkal berbagai virus serta penyakit yang berbahaya. Dengan fisik yang sehat, membuat kita merasa lebih mencintai diri sendiri.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
6. Bersosialisasi dengan Orang Baru Megikuti kelas di gym, jogging di sekitar rumah, ataupun mengikuti kelas yoga, membuat kita dapat mengenal dan menjalin hubungan dengan orang-orang baru di sekitar kita. Bersosialisasi, dapat meningkatkan rasa percaya diri. 7. Membangkitkan Semangat Kompetisi Dengan berolahraga, kita menantang diri dalam suatu kompetisi, di mana kita mencoba untuk melebihi limit ataupun batasan sendiri. Setelah tantangan itu tercapai, otomatis kita akan lebih menghargai diri sendiri yang akhirnya membentuk kepercayaan diri. 8. Meningkatkan Performa Seksual Olahraga dapat meningkatkan stamina dan performa seksual serta meningkatkan rasa percaya diri, yang akan membuat kehidupan seksual seseorang menjadi lebih baik. 9. Perhatian dan Konsentrasi yang Lebih Baik Olahraga dapat meningkatkan perhatian dan konsentrasi yang lebih baik. Hal ini merupakan salah satu faktor yang baik dalam pekerjaan, karena kita dapat menjadi lebih fokus dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. C. Olahraga mengembangkan etika Guru pendidikan jasmani harus mencoba mengajarkan etika dan nilai dalam proses belajar mengajar, yang mengarah pada kesempatan untuk membentuk karakter anak. Karakter anak didik yang dimaksud tentunya tidak lepas dari karakter bangsa Indonesia serta kepribadian utuh anak, selain harus dilakukan oleh setiap orangtua dalam keluarga, juga dapat diupayakan melainkan pendidikan nilai di sekolah.
Cara melakukannya yaitu Pendidik jasmani dalam proses pendidikan sebaiknya mengembangkan karakter yang menampilkan : compassion (rasa belas kasih), fairness (keadilan), sportsmanship (ketangkasan) dan integritas. Dengan adanya rasa belas kasih, murid dapat diberi semangat untuk melihat lawan sebagai kawan dalam permainan, sama-sama bernilai, sama sama patut menerima penghargaan. Keadilan melibatkan tidak keberpihakan, sama-sama tanggung jawab. Ketangkas Ketangkasan an dalam olahraga melibatkan melibatkan berusaha berusaha secara intens menuju menuju sukses. sukses. Integritas Integritas memungkinkan seseorang untuk membuat kesalahan pada yang lain, sebagai contoh meskipun tindakannya negatif penerimannya oleh wasit, teman satu tim ataupun fans D. Olahraga menepis diskriminasi gender Secara fisiologis wanita dan pria memang merupakan sosok yang berbeda , namun dalam proses aktifitas fisik terutama pendidikan jasmani tidak ada hal yang mengatur tentang perbedaan perlakuan pada wanita dan pria, tuntutan agar wanita harus mengikuti gerakan pria dan pendidikan jasmani masih sering diperdebatkan , tidak terkecuali oleh guru pendidikan jamani itu sendiri, masih ada guru pendidikan jasmani yang memberikan perlakuan berbeda terhadap wanita dan pria, bahkan ada juga yang yang menempatkan wanita sebagai penonton saja apabila pendidikan jasmani sedang sedang berlangsung berlangsung..
Jika ditinjau lebih jauh bahwa pendidikan jasmani merupakan sebuah proses belajar tentang manusia bergerak, dimana gerak manusia adalah suatu rangkaian yang muncul dari kebutuhan manusia untuk mempertahankan hidup . Gerakan muncul dikarenakan adanya tiga faktor , yaitu faktor individu, faktor tugas, dan faktor lingkungan, gerakan dipengaruhi oleh dua hal yaitu spesifikasi tugas dan dibatasi oleh lingkungan. Individu mengasilkan gerakan karena adanya sebuah kebutuhan didalam tugasnya dan adanya lingkungan yang mengharuskan individu bergerak, kapasitas Individu untuk berinteraksi dengan tugas, lingkungan, yang kemudian akan mencerminkan kapasitas fungsional seseorang. Ditinjau dari teori tersebut menggambarkan bahwa wanita akan dapat mengikuti gerakan pria apabila terdapat tuntutan gerak terutama dalam lingkungan yang memang megharuskan
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Cara yang bisa dilakukan untuk penyetaraan gender dalam bidang olahraga yaitu melalui kurikulum. Muatan kurikulum yang berisi berbagai aktifitas jasmani sama sekali tidak memberikan gambaran perbedaan perlakuan pada pria dan wanita karena aspek yang ditekankan adalah suatu proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, aktivitas yang dilakkukan dalam pendidikan jasmani bukanlah hal yang tidak dapat dilakukan oleh wanita, terutama pada pendidikan jasmani nilai afektif individu sangat diutamakan, sikap disiplin, bekerja sama, kerja keras dan pantang menyerah adalah karakter yang harus ditanamkan pada diri seorang wanita yang kelak mendidik generasi penerus bangsa mulai dari tingkat keluarga E. Olahraga dapat menekan kecemasan Kondisi psikologis yang mengganggu penampilan seorang atlet atau siswa diantaranya kecemasan. Setiap orang pasti pernah mengalami kecemasan. Kecemasan (stress) adalah tekanan atau sesuatu yang terasa menekan dalam diri seseorang. Perasaan tertekan ini timbul karena banyak faktor yang berasal dari dalam diri sendiri atau dari luar.
Teknik untuk mengatasi atau mengurangi rasa rasa kecemasan adalah sebagai berikut; berikut; Pemusatan perhatian perhatian (Centering). Penggunaan Penggunaan cara cara ini pertama-tama singkirkan aneka ragam pikiran yang mengganggu atlet. Pusatkan seluruh perhatian dan pikiran pada tugas yang sedang dihadapi. Keadaan mental atlet beragam, ada yang mampu dengan cepat menghalau berbagai pikiran yang mengganggu konsentrasi disaat pertandingan akan dihadapi, tapi ada pula atlet yang begitu lama terhasut oleh gangguan-gangguan pikiran yang demikian. Pengaturan pernapasan. Orang yang mengalami kecemasan, tonus otot,denyut jantung serta respirasi akan meninggi. Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan pernapasan yang dalam dan pelan, sehingga irama pernapasan yang semula cepat atau m eninggi secara berangsur-angsur lambat atau menurun. Mengatur pernapasan juga merupakan usaha penenagan diri. Relaksasi otot secara progresif, caranya dengan melakukan kontraksi otot secara penuh kemudian dikendurkan. Latihan ini dilakukan berulang-ulang selama kurang lebih 60 menit. Keadaan ini dapat merelakskan otot-otot, bila otot-otot telah mencapai keadaan relaks yang sungguh-sungguh maka keadaan ini dapat mengurangi ketegangan emosional, menurunkan tekanan darah serta denyut nadi. Orang yang merasakan saat-saat kecemasan sedapat mungkin m emusatkan perhatiannya pada relaksasi otot dengan cara seperti ini. Pencarian sumber kecemasan. Peran guru atau pelatih untuk mencari sumber kecemasan besar sekali. Jalinan hubungan emosional yang baik antara pelatih dan atlet akan memungkinkan dan memudahkan pelatih untuk menelusuri apa y ang sebenarnya sedang dialami oleh atlet, begitu juga halnya halnya atlet akan sangat terbuka menceritakan banyak hal apa yang sebenarnya dialaminya. Pembiasaan, cara ini dimaksudkan untuk melatih atlet menghadapi situasi -situasi yang bisa timbul dalam pertandingan. Latihan untuk pembiasaan ini dilakukan dalam bentuk simulasisimulasi. Simulasi terhadap beragam situasi latihan sengaja dibuat untuk menimbulkan kecemasan dalam batas-batas tertentu, sehingga atlet tidak lagi peka terhadap pengaruh lingkungan yang berlaku. Teknik penanganan individu. Penanganan individu adalah t eknik khusus mengatasi kecemasan yang penekanannya pada pendekatan individu, misalnya melalui m usik yang menjadi kegemaran atlet, menanamkan keyakinan kepada atlet bahwa persiapan yang mereka lakukan sudah mantap, baik dan m enyeluruh, menjauhkan atlet dari official atau orangorang yang didekatnya sebagai orang pencemas atau pencetus rasa cemas, atau sekalian saja jelaskan pada atlet bahwa rasa cemas itu muncul wajar dan memang diperlukan.
The world’s largest digital library
Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.
Teknik untuk meningkatkan motivasi beberapa dikenal sebagai, (1) teknik verbal, (2) tingkahlaku, (3) insentif, (4) supertisi, (5) citra mental. 1)Teknik verbal dapat dilakukan dengan cara: pembicaraan pembangkit semangat, pendekatan individu, diskusi. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan teknik verbal adalah: a)Berikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh atlet dan jelaskan apa yang dibuatnya. Pujian ini diberikan untuk mendorong atlet percaya diri dan m ampu menampil kan kemampuannya dengan baik. Contoh, pelatih mengatakan “saya yakin kau bisa, karena saya lihat kau sudah sungguh - sungguh latihan”. b)Berikan koreksi dan sugesti. Koreksi hendaknya tidak mengecewakan atlet, malainkan evaluasi yang obyektif akan kelemahan dan kekurangan dengan menunjukkan cara yang seharusnya baik dilakukan. Saran hendaknya diberikan tetapi tidak memaksa. Contoh pelatih mengatakan “ Saya kira teknik yang kau lakukan cocok untuk kamu pertahankan, saya menyarankan pertahan teknik tersebut kalau kau masih bisa”. c) Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan atlet bahwa dengan latihan yang baik ia dapat mengatasi semua kelemahan, atau dengan latihan -latihan selama persiapan, ia dapat memenangkan pertandingan. 2)Teknik tingkahlaku (behavioral). Keberhasilan atlet dalam latihan atau pertandingan menuntut sikap tertentu, seperti ju ju r, sp or ti f , te ku n, krea kr ea ti f, di na m is , da n de di ka si yan ya n g ti n ggi gg i te rh ad ap tu ga s -t u ga s dan latihan. Sikap-sikap tersebut agar terwujud menjadi tingkahlaku laku atlet, mengharuskan pelatih bersikap demikian dalam kehidupan sehari-harinya. Sikap-sikap itu akan diamati dan dirasakan oleh atlet, kemudian menjadi sikap mereka dan akhirnya menjadi tingkahlaku dalam hidup mereka. Teknik ini menekankan relasi antara pelatih dan atlet. Pelatih hendaknya berlaku sebagai orangtua terhadap anak anaknya, dan pada saat-saat tertentu berlaku sebagai pemimpin terhadap anggota, dan sebagai guru terhadap siswanya. Relasi pelatih-atlet yang baik akan menjadi pelatih model panutan bagi atletnya. Ti ngkahlaku positif yang dipertunjukkan pelatih diharapkan dapat memberi motivasi kepada atlet dalam melaksanakan latihan -latihan. Ini merupakan motivasi yang diperoleh atlet dari contoh nyata pelatihnya. pelatih nya. 3)Teknik intensif; Teknik ini adalah dengan pemberian hadiah berupa materi atau lainnya. Tujuan teknik ini adalah menambah semangat berlatih atau bertanding, meningkatkan gairah untuk berprestasi, meningkatkan konsentrasi dan memenangkan pertandingan. Intensif hendaknya diberikan pada waktu yang tepat, dan diusahakan agar tidak menjadi kebiasaan, yang dapat menurunkan semangat semangat atlet bila sewaktu -waktu insentif itu ditiadakan. 4)Supertisi; supertisi adalah kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiah kurang diterima, namun dianggap membawa keberuntungan dalamberkompetisi, misalkan ketika hendak memasuki lapangan seorang atlet secara kesadaran penuh dan keyakinannya harus memasuki lapangan dimaksud dengan mengawali kaki kanan dahulu baru kemudian kaki kiri. Supertisi ini dimaksud penambah semangat, atau dianggap pembawa keberuntungan, keberuntungan, jika kebiasaan ini dilarang, maka atlet merasa ada yang kurang, menjadi kurang semangat, dan tidak mungkin menang. Supertisi ini tidak perlu dilarang, asalkan tidak merugikan secara fisik, fisik, psikologis maupun ma teri. 5)Citra mental; citra mental dimaksudkan melatih atlet m embuat gerakan-gerakan yang benar melalui imajinasi. Gerakan-gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi.
View more...
Comments