Tugas Akhir m4- Karakteristik Peserta Didik- Farmolodi, s.pd

June 24, 2019 | Author: Farmo NQ | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

c...

Description

TUGAS AKHIR AKHIR MODUL 4 : Karakteristik Peserta Didik NAMA : FARMOLODI, S.Pd KELAS : PJOK-S32019-KELAS A NO. PESERTA : 19100522010128 PRODI PPG : [220] PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TUGAS AKHIR AKHIR MODUL 4 : Karakteristik Peserta Didik

Di suatu kelas terdapat 30 siswa dengan rincian : 1. Jumlah laki-laki 20 orang, jumlah perempuan 10 orang 2. Status sosial 50% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN 3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan seni, dan 20% pada aspek ketrampilan 4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada batas tinggi 5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory Pertanyaan

1. Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan d engan karakteristik tersebut diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel) 2. Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik di atas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Kerjakan soal-soal tersebut dalam MS. Word.

dan submit pada tempat yang

disediakan. Ukuran file yang diunggah maksimal 10 MB.

Jawaban : Analisis soal 











Jenis kelamin Laki – = 20 orang  –laki Perempuan Perempuan = 10 orang Total = 30 orang Status Status Sosial Buruh pabrik (BRH) = 50% = 15 orang PNS = 20% = 6 orang = 10% = 3 orang Pedagang (PDG) = 3 orang Pegawai swasta (PSW) = 10% Total Minat Siswa = 100% = 300 orang Olahraga (ORG) = 50% = 15 orang  Akadem  Akademis is = 10% = 3 orang orang Kegiatan Seni (SNI) = 100% = 300 orang Keterampilan (KET) = 100% = 300 orang Total Kemampuan Siswa = 100% = 30 orang Batas Bawah (B) = 40% = 12 orang Batas Menengah (M) = 40% = 12 orang Batas Tinggi (T) = 100% = 30 orang Total Referensi Belajar = 100% = 300 orang Kinestetik (K) = 40% = 12 orang Visual (V) = 30% = 9 orang  Audito  Auditory ry (A) = 30% = 9 orang orang Total = 100% = 30 orang

Jawaban

1.

Pengelolaan Kelas

Berdasarkan data pada soal di atas, pembelajaran yang cocok digunakan adalah model cooperatif. Model pembelajaran dikembangkan dari adanya perbedaan karakteristik siswa yang bervariasi. Karena siswa memiliki berbagai karakteristik kepribadian, kebiasaan-kebiasaan, cara belajar yang bervariasi antara individu satu dengan yang lain, maka model pembelajaran tidak terpaku hanya pada model tertentu.Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Misalnya

pada

mata

pelajaran

Penjaskes,

pengelolaan

kelas

dan

mengakomodasi pembelajaran sesuai dengan karakteristik di atas antara lain; a.

Kelas dibagi dalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 4 –5 orang yang bersifat bersifat heterogen.

Dalam kasus soal di atas kelompok yang akan dibentuk terdiri atas 6 kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 6 orang. Dalam pembagian kelompok ini diperhatikan karakteristik umum siswa yang (dalam soal meliputi gender, status sosial dan minat belajar) sehingga terbentuk kelompok-kelompok yang heterogen. Selain itu pembagian kelompok ini juga harus memperhatikan kemampuan siswa. Siswa yang memilki kemampuan tinggi harus dibagi rata disetiap kelompok, begitu juga yang memilki kemampuan sedang dan rendah. Pencapaian tujuan dalam pembelajaran kooperatif bersifat inklusif yang saling menguntungkan, yaitu usaha bersama. Di dalamnya berlaku prinsip: Saya perlu kamu, kamu perlu saya, untuk samasama mencapai tujuan. Oleh karena itu guru dapat merancang aktivitas yang harus dilaksanakan

bersama, baik bersamaan dalam hal hal waktu waktu maupun maupun

bergantian. b.

Tiap kelompok diberi bahan ajar dan tugas-tugas pembelajaran yang harus dikerjakan.

Minat dapat diartikan suatu rasa lebih suka, rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas. Hurlock, E. (1990: 114) menyatakan bahwa minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. Apabila seseorang melihat sesuatu yang memberikan manfaat, maka dirinya akan memperoleh kepuasan dan akan berminat pada hal hal tersebut. Misalnya pada saat melakukan proses pembelajaran, di awal pembelajaran terlebih dahulu guru mengemukakan tema yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran yang diharapakan dimiliki, dan manfaat yang peserta didik setelah mempelajari tema tersebut. Pada tahap ini guru harus pandai menumbuhkan minat siswa sehingga timbullah perasaan senang, ketertarikan peserta didik,

perhatian dalam belajar, keterlibatan belajar serta manfaat dan fungsi dari pelajaran / materi yang akan disampaikan. Misalnya dengan melalui permainan belalang dan kupu-kupu. Melalui permainan tersebut nantinya akan dikaitkan terhadap materi pembelajaran misalnya aktivitas atletik lari jarak pendek (sprint). Dengan diawali permainan

tersebut,

suasana

kelas

tampak

antusias,

aktif,

dan

menyenangkan. Dengan begitu dapat menumbuhkan minat siswa dalam pembelajaran. Melihat dari minat siswa, maka bahan ajar dan tugas yang diberikan pada setiap soal nantinya akan dipraktikkan oleh siswa sesuai dengan kelompoknya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengakomodasi reverensi belajar siswa yang 40 % adalah kinestetik. c.

Tiap kelompok didorong untuk mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran melalui diskusi kelompok dan kemudian di praktikan.

Dalam fase ini siswa didorong untuk mengolah data hasil kerja mereka. Hasil pengolahan data dapat ditampilkan dalam bentuk bahan presentasi beraudio. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi reverensi belajar siswa yang 30% visual dan 30% auditori. d.

Selama proses pembelajaran pembelajaran secara kelompok guru berperan sebagai fasilitator fasilitator dan motivator

Guru harus proaktif memfasilitasi dan memotivasi siswa baik secara kelompok maupun secara individu, dengan mengakomodasi setiap pertanyaan, dan selalu memberi pengarahan jika siswa membutuhkan. Selain Guru

sebagai pendidik dan pengajar, guru termasuk dituntut sebagai motivator bagi siswanya agar dia tidak jenuh dalam belajar. Motivator adalah seseorang yang memberi tambahan impuls atau impuls baik terhadap individu, organisasi atau perusahaan bersama target bisa menaikkan impuls dan mutu pembelajaran. Motivasi bisa disimpulkan sebagai daya penggerak di dalam diri siswa yang minimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberi tambahan arah kegiatan belajar, agar diharapkan target bisa tercapai. e.

Guru melaksanakan evaluasi evaluasi baik secara individu maupun kelompok.

Dalam fase ini evaluasi berupa kuiz atau semacamnya diberikan diakhir pembelajaran, atau bisa juga dilakukan pada pertemuan berikutnya.

f.

Bagi siswa atau kelompok siswa yang memperoleh nilai sempurna diberi penghargaan. Penghargaan atau reward yang diberikan dapat secara verbal berupa pujian dan

sebagainya maupun non non verbal berupa berupa hadiah lansung (bisa berupa berupa alat tulis dsb). Agar siswa dapat lebih termotivasi. termotivasi.

2.

Pengembangan KecerdasanMajemuk KecerdasanMajemuk

Berdasarkan karakteristik siswa serta dalam contoh proses pembelajaran di atas maka kecerdasan majemuk yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut : a.

Kecerdasan visualspasial visualspasial

Kecerdasan

ini

meliputi

kemampuan-kemampuan

untuk

merepresentasikan dunia melalui gambaran-gambaran mental dan ungkapan artistik. Pusat bagi kecerdasan ruang adalah kapasitas untuk merasakan dunia visual secara akurat, untuk melakukan transformasi dan modifikasi terhadap persepsi awal atas penglihatan, dan mampu menciptakan kembali aspek dari pengalaman visual, bahkan sampai pada ketidakhadiran dari stimulus fisik yang berhubungan dengan pengalaman visualnya. Kecerdasan visual-spasial berhubungan dengan objek dan ruang yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Karakteristik kecerdasan visual spasial sebagai berikut: 1)

Belajar dengan melihat, mengamati, mengenali wajah –wajah, benda – benda, warna, detail  – detail, dan pemandangan.

2)

Melihat hal atau benda dengan perspektif baru.

3)

Merasakan Merasakan pola –pola yang lembut maupun rumit.

4)

Cakap mendesain secara abstrak atau representasional

5)

Mengekspresikan Mengekspresikan ketertarikan menjadi artis, fotografer, teknisi,

Kecerdasan visual special dalam kasus ini juga dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran yaitu siswa dituntut untuk mengamati gerakan

yang dilakukan oleh temannya dalam kelompok tersebut. Kemudian hasil dari pengamatan dipersentasikan didepan, hasil dari penampilan meraka itulah yang dijadikan sebagai acuan dalam keterampilan yang diolah oleh kelompok tersebut. Anggota kelompok lainnya mengamati gerakan yang dilakukan oleh kelompok yang ditunjuk. Dengan melihat gerakan tersebut, maka kecerdasan visual anak dapat berkembang. b.

Kecerdasan Kinestetik

Kecerdasan sangat aktif yang dianugerahkan kepada manusia adalah kecerdasan kinestetik-tubuh. Kecerdasan kinestetik menyoroti kemampuan untuk menggunakan seluruh badan (atau bagian dari badan) dalam membedakan berbagai cara baik untuk ekspresi gerak (tarian, akting) maupun aktivitas bertujuan (atletik). Semua orang dengan kecerdasan kinestetik-tubuh yang menonjol mampu menggunakan otot-ototnya untuk mengendalikan gerak badannya, memiliki koordinasi tangan-mata, dan mampu menggerakkan objek untuk melengkapi sejumlah gerak kompleks

atau mengatur sebuah pesan. Karakteristik kecerdasan kinestetik sebagai berikut: 1. Belajar dengan terlibat langsung Para siswa dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran, misalnya siswa disuruh untuk mempraktekkan bagaimana teknik start pada lari  jarak pendek. pendek. 2. Sensitive dan responsive terhadap lingkungan dan sistem secara fisik. Perserta didik/siswa dituntut untuk mudah mengerti dan faham bagaimana cara atau teknik start dengan cepat dan benar. Misalnya pada aba- aba

“Ya” siswa haru s

cepat tanggap (respon) pada saat akan

berlari. 3. Mendemonstrasikan keseimbangan, keseimbangan, keterampilan, dan ketelitian dalam tugas

fisik.

Artinya

siswa

didalam

kelompoknya

akan

saling

mengajarkan kepada teman/anggota kelompoknya, misalnya tentang teknik start dan memasuki garis finish dalam lari sprint. 4. Mempunyai kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara pementasan fisik. Dalam proses pembelajaran pada materi atletik yaitu lari jarak pendek (sprint), kecerdasan kinestetik sangat diperlukan, karena kecerdasan ini memberikan pengaruh yang signifikan pada aktivitas olah tubuh (fisik), belajar langsung terlibat dengan masalah yang dihadapi dilapangan.

c.

Kecerdasan interpoersonal

` Kecerdasan interpersonal interpersonal yaitu yaitu kepekaan suara,

gerak- isyarat serta kemampuan kemampuan

interpersonal

terhadap

ekspresi

membedakan membedakan

aneka

wajah, tanda

& menanggapiny menanggapinya a secara sec ara efektif. Karakteristik kecerdasan kecerd asan

interpersonal sebagai berikut: a)

Terikat dengan orang tua dan berinteraksi dengan orang lain.

b)

Merasakan pikiran, perasaan, motivasi, tingkah laku orang lain.

c)

Mempengaruhi pendapat dan perbuatan orang lain

d)

Menyesuaiakan diri terhadap lingkungan dan grup yang berbeda

e)

Tertarik pada karir seperti mengajar, pekerjaan social, social, konsel ing Dalam proses pembelajaran kooperatif menuntut siswa banyak berinteraksi

dengan orang lain terutama dengan teman-teman satu kelompoknya. Proses interaksi ini sangat baik untuk mengembangkan kecerdasan interpersonal peserta

didik.

Kecerdasan

interpersonal

adalah

kemampuan

untuk

berhubungan dengan orang-orang disekitar kita, kecerdasan ini adalah kemampuan

kita

untuk

memahami

dan

memperkirakan

perasaan,

temperamen, suasana hati, maksud dan keinginan orang lain dan menanggapinya secara layak.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF