Tugas Akhir M1 (Profesional) Muh. Surahman, S.Pd 19200622010033
July 12, 2019 | Author: Muh. Surahman | Category: N/A
Short Description
Download Tugas Akhir M1 (Profesional) Muh. Surahman, S.Pd 19200622010033...
Description
TUGAS AKHIR M1 (PROFESIONAL) (PROFESIONAL) MUH. SURAHMAN, S.Pd 19200622010033
Setelah mengkaji dan berdiskusi secara seksama materi pada Modul 1 selanjutnya tolong berikan sebuah narasi atau ulasan ringkas, jelas dan padat beserta contoh tentang pentingnya tautan antara petumbuhkem petumbuhkembangan bangan peserta didik dan belajar gerak dalam pembelajaran pembelajara n PJOK di sekolah.
Belajar adalah hasil langsung dari praktik atau pengalaman. Belajar tidak dapat diukur secara langsung, karena proses pencapaian perubahan perilaku berlangsung secara internal atau dalam diri manusia tidak bisa diamati secara langsung, terkecuali ditafsirkan berdasarkan perilaku itu sendiri. Belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan. Dengan demikian belajar dapat diartikan adalah suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Belajar gerak merupakan sebagian dari belajar secara umum. Sebagai bagian dari belajar, belajar gerak untuk menguasai berbagai keterampilan gerak dan mengembangkannya agar keterampilan gerak yang di kuasai bisa di lakukan untuk menyelesaikan tugas-tugas gerak untuk mencapai sasaran tertentu. Proses belajar gerak berbeda dengan proses kognitif dan proses belajar afektif. Perbedaan yang ada bersumber dari aspek aspek yang dominan keterlibatannya di dalam proses belajarnya yang domain keterlibatannya dalam proses belajar adalah aspek fisik dan psikomotorik. Belajar gerak secara sederhana dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang dilakukan secara terencana, sistematik, dan sistemis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan. Dalam proses pembelajaran materi pembelajarannya adalah berbagai bentuk keterampilan gerak, baik yang dikemas dalam bentuk permainan dan latihan ketangkasan. Menurut Schmidt (1982), belajar motorik adalah seperangkat proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen dalam perilaku terampil. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Untuk itu dalam pendidikan sendiri Pendidikan jasmani tidak dapat dianggap sebagi suatu hal yang tidak penting karena pada dasarnya seorang anak yang telah diajarkan penjas memiliki perkembangan motorik yang lebih optimal karena mereka yang mengenal penjas lebih mengerti akan bagimana cara mengolah tubuh dan mengembangkan diri dengan Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih serta dapat Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
Belajar keterampilan motorik berlangsung melalui beberapa tahap. (Fitts & Posner, 1967) telah membahas tahap-tahap belajar motorik yakni: (1) tahap kognitif, (2) tahap asosiatif, dan (3) tahap otonom/otomatis. Tahap Kognitif Tahap kogtinif merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan. Disini pelajar berusaha untuk memahami bentuk gerakan yang dipelajari, kemudian mencoba untuk melakukan berulang-ulang. Pada tahap ini aktivitas kognitif atau aktivitas berpikir masih menonjol karena harus berusaha memahami bagaimana bentuk gerakan dan bagaimana harus melakukannya. Pada saat pelajar mencoba berulang-ulang melakukan gerakan, gerakannya masih sangat dipengaruhi oleh fikirannya. Ia berusaha menampilkan bayangan gerakan yang ada dalam pikirannya kedalam gerakan yang nyata, pada awalnya seringkali pelajar masih mengalami kesulitan. Namun dengan cara berulang ulang, pelajar akan mampu melakukannya dengan bentuk gerakan yang makin menyerupai dengan gerakan yang dibayangkannya Tahap Asosiatif Tahap asosiatif merupaka tahap kedua dalam belajar gerak keterampilan. Yang membatasi antara tahap kognitif dan tahap asosiatif adalah dalam hal rangkaian gerak yang biasa dilakukan oleh pelajar. Pada tahap asosiatif, pelajar sudah sampai pada taraf merangkaikan bagian-bagian gerakan secara keseluruhan. Pada tahap asosiatif ini, dengan cara melakukan rangkaian gerakan secara berulang ulang, penguasaan atas gerakan akan semakin meningkat. Peningkatan penguasaan atau keterampilan gerak akan Nampak dalam hal: gerakan semakin lancar, makin sesuai dengan kemauan atau makin sesuai dengan bayangan gerakan yang ingin dilakukan, kesalahan gerakan semakin berkurang dan semakin konsisten, dan pelaksanaannya semakin halus. Tahap Otonom Tahap otonom merupakan tahap akhir dalam pembelajaran keterampilan gerak. Pada tahap ini pelajar mencapai tingkat penguasaan gerakan yang paling tertinggi. Pelajar bisa melakukan rangkaian gerakan keterampilan secara otonom dan secara otomatis. Gerakan bisa dilakukan secara otonom artinya bahwa pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan tertentu walaupun pada saat yang bersamaan ia harus melakukan aktivitas lain.
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir. Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991: 24) menyatakan, “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar”. Sedangkan Department of Education (2013: 15), “Fundamental Movement Skills (FMS) are movement patterns that involve such skills as running, hopping, catching, throwing, striking a nd balancing”. Maksudnya keterampilan gerak dasar adalah pola gerakan yang melibatkan bagianbagian tubuh yang berbeda seperti berlari, melompat, menangkap, melempar, memukul, dan keseimbangan.
Selain tahap-tahap gerak, gerak kognitif, gerak asosiatif dan gerak otonom, juga terdapat 3 pola gerak dasar keterampilan. Harrow (1972: 52) mengemukakan bahwa gerak dasar merupakan pola gerak yang inheren yang membentuk dasar-dasar untuk keterampilan gerak yang kompleks, yang meliputi (a) gerak lokomotor; (b) gerak non lokomotor; dan (c) gerak manipulatif. Keterampilan Gerak Lokomotor
Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu empat ke tempat yang lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tin gkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang. Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan fungsi gerak dari otot besar utama. Keterampilan lokomotor merupakan gerakan yang sangat penting bagi transportasi manusia. Contoh keterampilan gerak lokomotor terdiri dari jalan, lari, loncat, lompat, melayang, meluncur, berjingkrak, memanjat, dst. Keterampilan Gerak Nonlokomotor
Keterampilan nonlokomotor disebut juga keterampilan stabilitas (stability skill), didefinisikan sebagai gerakan-gerakan yang dilakukan dengan gerakan yang memerlukan dasar-dasar penyangga yang minimal atau tidak memerlukan penyangga sama sekali atau gerak tidak berpindah tempat, misalnya gerakan membungkuk, meregang, memutar, mengayun, handstand, memutar tubuh, mendarat, berhenti, berbelok-belok, menekuk, mengayun, bergoyang. Kemampuan melaksanakan keterampilan ini paralel dengan penguasaan keterampilan lokomotor. Keterampilan Gerak Manipulatif
Keterampilan manipulatif didefinisikan sebagai keterampilan yang melibatkan pengendalian atau kontrol terhadap objek tertentu, terutama dengan menggunakan tangan atau kaki. Ada dua klasifikasi keterampilan manipulatif, yaitu (1) keterampilan reseptif (receptive skil); dan (2) keterampilan propulsif (propulsive skill). Keterampilan reseptif melibatkan gerakan menerima objek, misalnya menangkap, menjerat, sedangkan keterampilan propulsif bercirikan dengan suatu kegiatan yang membutuhkan gaya atau tenaga pada objek tertentu, misalnya melempar, memukul, menendang. Walaupun sebagian besar keterampilan manipulatif menggunakan tangan dan kaki, tetapi bagian-bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan. Manipulasi terhadap objek tertentu mengarah pada koordinasi mata-tangan dan mata-kaki yang lebih baik, terutama penting untuk gerakan-gerakan yang mengikuti jalan atau alur (tracking) pada
tempat terentu. Keterampilan manipulatif merupakan dasar-dasar dari berbagai keterampilan permainan (game skill). Gerakan yang memerlukan tenaga, seperti melempar, memukul, dan menendang dan gerakan menerima objek, seperti menangkap merupakan keterampilan yang penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan berbagai jenis bola. Gerakan melambungkan atau mengarahkan objek yang melayang, seperti bola voli merupakan bentuk keterampilan manipulatif lain yang sangat penting. Pertumbuhan dan perkembangan anak didik menjadi mate ri pembelajaran pendidikan jasmani. Dalam proses pembelajarannya, perkembangan gerak menjadi acuan dalm pengembangan program pendidikan jasmani. Dengan aktivitas gerak pilihan sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan gerak, diharapkan dapat mengantarkan mereka pada pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis. Menurut dr. Karel A.L. Staa, M.D olahraga memberi manfaat bagi perkembangan motorik anak. Selain untuk perkembangan fisiknya, olahraga juga amat baik untuk perkembangan otak serta psikologis anak . Namun demikian, dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani diharapkan dapat mengarahkan subjek didik kearah perkembangan gerak sesuai dengan tahap perkembangan yang sedang dialami oleh anak. Dengan harapan, pada akhir tahap perkembangan gerak anak dapat memiliki seperangkat keterampilan yang dapat membekali memasuki dan beradaptasi dengan perkembangan jaman. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan betapa pentingnya tautan antara pertumbuhkembangan peserta didik dengan belajar gerak dalam pembelajaran PJOK. Contohnya memodifikasi alat dengan maksud memotivasi peserta didik dalam proses pembelajaran, serta menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan. Untuk memaksimalkan hasil yang didapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
View more...
Comments