Tugas Akhir Diklat Fungsional Penera Terampil 2017

March 27, 2019 | Author: Hanum Paramudita | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Tugas Akhir Diklat Fungsional Penera Terampil...

Description

PENERAAN METER AIR RUMAH TANGGA

TUGAS AKHIR

diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan persyaratan dalam menyelesaikan program Diklat Penera Tingkat Terampil

oleh:

HANUM PARAMUDITA, A.Md. NIP. 19920731 201403 2 002

KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA KEMETROLOGIAN KEMETROLOGIAN 2017

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul “Peneraan Meter Air Rumah Tangga” oleh Hanum Paramudita, A.Md. ini telah diperiksa dan disetujui

Bandung, Mei 2017 Pembimbing,

Achmad Nurhadi, M.T.  NIP. 19780815 19780815 200912 1 001

Mengetahui, Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kemetrologian

Permadi, S.Sos., M.AP.  NIP. 19630616 19630616 198403 1 002

ABSTRAK

Paramudita, Hanum. 2017. Peneraan Meter Air Rumah Tangga. Tugas Akhir Diklat Penera Tingkat Terampil. Pembimbing: Achmad Nurhadi, M.T. Kata kunci: meter air, kesalahan penunjukan, ketidaktetapan, kepekaan, BKD Air merupakan salah satu sumber kehidupan di dunia. Air yang digunakan sebagai penunjang aktivitas sehari-hari harus merupakan air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM merupakan salah satu badan usaha milik daerah yang memiliki kewenangan dalam  pengelolaan sumber daya air. Sebagai komoditi yang diperjualbelikan, maka diperlukan alat ukur yang memenuhi kriteria untuk mengukur penggunaan air yang berasal dari sumber daya air yang dikelola oleh PDAM agar tidak ada yang merasa dirugikan baik PDAM sebagai produsen maupun masyarakat sebagai konsumen air bersih. Meter air adalah alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit  penghitung, dan unit unit penunjukkan untuk menyatakan menyatakan volume air yang lewat. Hasil  pengukuran meter air yang ditampilkan pada unit penunjukan tidak boleh memiliki kesalahan karena hasil pengukuran tersebut merupakan besaran dasar yang akan dikalikan dengan tarif pemakaian air. Metrologi sebagai instansi yang memiliki kewenangan dalam menangani peneraan UTTP dalam hal ini meter air  berkewajiban untuk meminimalisir kesalahan tersebut dengan melakukan  peneraan terhadap meter air. Laboratorium Meter Air pada Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian (PPSDK) merupakan salah satu laboratorium yang memiliki instalasi pengujian meter air rumah tangga. Pengujian meter air dilakukan pada 3 titik laju alir, yaitu pada laju alir minimum (Q 1), laju alir transisi (Q2), dan laju alir nominal (Q3) sebanyak 3 seri pada masing-masing laju alir dengan metode volumetri menggunakan bejana ukur sebagai standar. Kesalahan penunjukan adalah selisih antara penunjukan meter air yang diuji dikurangi penunjukan standar uji pada kondisi yang sama dalam persen. Kesalahan penunjukan kemudian dibandingkan terhadap BKD yang berlaku pada masing-masing laju alir untuk mengetahui kesesuaian meter dengan persyaratan kemetrologian yang tercantum dalam syarat teknis meter air. Pada pengujian kebenaran dan ketidaktetapan diperoleh nilai kesalahan  penunjukan pada laju alir maksimum (Q3) sebesar -2,79% melebihi BKD yaitu ± 2% dan nilai ketidaktetapan pada ketiga laju alir melebihi ketentuan 1/3 BKD  pada masing-masing laju alir. Pada pengujian kepekaan diperoleh hasil bahwa meter air uji mulai bekerja pada laju alir sebesar 10 L/h. Laju alir pada pengujian kepekaan masih memenuhi ketentuan kepekaan meter air yang dipersyaratkan dalam syarat teknis sebesar 0,4Q1  atau 12 L/h. Oleh karena itu meter air uji dinyatakan BATAL karena tidak memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam syarat teknis meter air.

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya laporan Tugas Akhir yang berjudul “Peneraan Meter Air Rumah Tangga”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Diklat Fungsional Penera Tingkat Terampil. Selain itu, laporan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai peneraan meter air rumah tangga. Dalam menyelesaikan program Diklat Fungsional Penera Tingkat Terampil  beserta laporan ini penulis telah mendapatkan bantuan dan bimbingan dari  berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu  penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian, Kementerian Perdagangan RI. 2. Permadi, S.Sos., M.AP., selaku Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kemetrologian,

Pusat

Pengembangan

Sumber

Daya

Kemetrologian,

Kementerian Perdagangan RI. 3. Achmad Nurhadi, M.T., selaku pembimbing tugas akhir yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini. 4. Edwin Masykuri, S. Si., M.T., selaku wali kelas penera terampil yang telah memberikan

bimbingan

dan

pengajaran

selama

Diklat

Fungsional

Kemetrologian. 5. Widyaiswara yang telah memberikan bimbingan dan pengajaran selama Diklat Fungsional Kemetrologian.

ii

6. Panitia penyelenggara Diklat Fungsional Kemetrologian Tahun 2017 Angkatan I. 7.

Teman-teman peserta Diklat Fungsional Kemetrologian Tahun 2017 Angkatan I pada umumnya dan teman-teman kelas penera terampil

pada

khususnya. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan oleh karena itu kritik dan saran untuk kemajuan sangat penulis harapkan.

Bandung, Mei 2017 Penulis

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................3 1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................3 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 4

2.1 Pengertian Meter Air .............................................................................4 2.2 Konstruksi Meter Air Rumah Tangga ...................................................4 2.3 Jenis Meter Air ......................................................................................6 2.4 Syarat Teknis Meter Air ........................................................................9 2.5 Pemeriksaan dan Pengujian Tera dan Tera Ulang ..............................25 2.6 Tanda Tera...........................................................................................26 BAB III METODOLOGI PENGUJIAN ........................................................... 30

3.1 Peralatan Pengujian .............................................................................30

iv

3.2 Prosedur Pengujian..............................................................................35 3.3 Perhitungan Kesalahan Penunjukan dan Ketidaktetapan ....................37 3.4 Pembubuhan Tanda Tera .....................................................................39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 40

4.1 Pengujian Kebenaran dan Ketidaktetapan ( Repeatability)..................40 4.2 Pengujian Kepekaan ............................................................................43 BAB V SIMPULAN ............................................................................................ 44

5.1 Simpulan..............................................................................................44 5.2 Saran ....................................................................................................45 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 46

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Konstruksi meter air ............................................................................ 4 Gambar 2.2 Konstruksi nutating disk meter ........................................................... 6 Gambar 2.3 Konstruksi oscillating piston meter ..................................................... 7 Gambar 2.4 Meter air tipe single jet ........................................................................ 8 Gambar 2.5 Meter air tipe multiple jet  .................................................................... 9 Gambar 2.6 Tanda sah........................................................................................... 27 Gambar 2.7 Tanda batal ........................................................................................ 27 Gambar 2.8 Tanda jaminan ................................................................................... 28 Gambar 2.9 Tanda daerah ..................................................................................... 28 Gambar 2.10 Tanda pegawai yang berhak ............................................................ 29 Gambar 3.1 P&ID instalasi pengujian meter air rumah tangga PPSDK ................31 Gambar 3.2 Meter air uji ........................................................................................31 Gambar 3.3 Bejana ukur kapasitas 50 L ................................................................32 Gambar 3.4 Bejana ukur kapasitas 5 L ..................................................................32 Gambar 3.5 Termometer ........................................................................................33 Gambar 3.6 Stopwatch ...........................................................................................33 Gambar 3.7 Manometer .........................................................................................34 Gambar 3.8 Rotameter kapasitas 100 L/h ..............................................................34 Gambar 3.9 Rotameter Kapasitas 10.000 L/h ........................................................35 Gambar 4.1 Grafik hasil pengujian kebenaran .......................................................42 Gambar 4.2 Grafik hasil pengujian ketidaktetapan (repeatability)........................42

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rentang penunjukan meter air .............................................................. 17 Tabel 2.2 Kelas hilang tekanan ............................................................................. 22 Tabel 2.3 Nilai Q3 ................................................................................................. 22 Tabel 2.4 Rasio Q3/Q1 ........................................................................................... 23 Tabel 2.5 Kelas suhu meter air .............................................................................. 24 Tabel 4.1 Data pengujian meter air pada Q1..........................................................40 Tabel 4.2 Data pengujian meter air pada Q2..........................................................41 Tabel 4.3 Data pengujian meter air pada Q3..........................................................41

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Cerapan pengujian meter air pada Q 1 ................................................ 47 Lampiran 2 Cerapan pengujian meter air pada Q 2 ................................................ 48 Lampiran 3 Cerapan pengujian meter air pada Q 3 ................................................ 49 Lampiran 4 Foto-Foto ........................................................................................... 50

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Air merupakan salah satu sumber kehidupan di dunia. Semua mahluk hidup tak terkecuali manusia membutuhkan air untuk menunjang aktivitas seharihari. Kebutuhan manusia akan air mencakup segala bidang mulai dari rumah tangga, pertanian, pembangkit tenaga listrik, hingga keperluan industri yang memiliki peran penting bagi kemajuan kehidupan manusia dan menjadi faktor  penting bagi manusia untuk dapat hidup layak. Air yang digunakan sebagai  penunjang aktivitas sehari-hari harus merupakan air yang memenuhi kriteria sebagai air bersih. Zaman dahulu air bersih sangat mudah dijumpai di sungai, danau, waduk dan sumber air bersih lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan peradaban manusia juga semakin berkembang. Penggunaan bahan-bahan kimia pada berbagai peralatan yang dapat dipastikan menghasilkan produk samping berupa limbah semakin meningkat. Pengolahan limbah sebagai produk samping baik limbah rumah tangga hingga limbah industri saat ini masih belum tertangani dengan baik sehingga semakin banyak sumber air besih yang tercemar. Oleh karena itu diperlukan penanganan khusus terhadap sumber air agar air tersebut memenuhi kriteria sebagai air bersih dan dapat digunakan oleh manusia. Berdasarkan Undang Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) sumber daya air dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pengelolaan sumber daya air

1

dapat diselenggarakan oleh pemerintah secara terpadu melalui badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah dan peran serta koperasi, badan usaha swasta dan masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum atau PDAM merupakan salah satu badan usaha milik daerah yang memiliki kewenangan dalam  pengelolaan sumber daya air. Sebagai komoditi yang diperjualbelikan, maka diperlukan alat ukur yang memenuhi kriteria untuk mengukur penggunaan air yang berasal dari sumber daya air yang dikelola oleh PDAM agar tidak ada yang merasa dirugikan baik PDAM sebagai produsen maupun masyarakat sebagai konsumen air bersih. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) yang Wajib Ditera dan Ditera Ulang, meter air termasuk ke dalam UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air. Syarat teknis ini mengatur

persyaratan

administrasi,

persyaratan

teknis

dan

persyaratan

kemetrologian serta prosedur pemeriksaan dan pengujian dan pembubuhan tanda tera pada meter air.

2

1.2

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, adapun rumusan masalah  penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a. Berapa nilai kesalahan penunjukkan meter air rumah tangga yang diuji dengan metode volumetri menggunakan bejana ukur sebagai standar dibandingkan dengan nilai BKD?  b. Dimana letak pembubuhan tanda tera pada peneraan meter air rumah tangga?

1.3

Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk menentukan sah atau  batal suatu meter air berdasarkan keterpenuhan persyaratan dan hasil pengujian dengan membandingkan nilai kesalahan penunjukkan meter air dengan nilai BKD yang telah diatur dalam syarat teknis meter air, serta mengetahui letak  pembubuhan tanda tera pada meter air.

3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1

Pengertian Meter Air

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air dan SNI 2547:2008 tentang Spesifikasi Wajib Meter Air Minum meter air adalah alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja  peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung, dan unit  penunjukkan untuk menyatakan volume air yang lewat.

2.2

Konstruksi Meter Air Rumah Tangga

Konstruksi meter air dapat dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini.

Gambar 2.1 Konstruksi meter air Sumber: http://incowatermeter.com/produk/meter-air-25mm/

4

Berdasarkan Gambar 2.1, konstruksi meter air dapat dikelompokan menjadi tiga bagian utama yaitu: a. Unit Sensor

Unit sensor pada meter air merupakan bagian badan ukur meter air yang langsung dipengaruhi oleh air yang diukur dan mengubah laju alir menjadi suatu besaran ukur atau volume air yang melewati meter air. Unit sensor dapat berupa disc, piston, roda, elemen turbin, atau kumparan elektromagnetis dan bentuk lainnya. Pada Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa unit sensor yang digunakan berupa impeller  atau vane wheel . b. Unit Penghitung

Unit penghitung pada meter air adalah bagian meter air yang berfungsi untuk menerima sinyal dari transduser, menghitung sinyal menjadi suatu nilai, mengubahnya ke dalam hasil pengukuran dan hasilnya disimpan dalam memori untuk digunakan. Pada meter air yang masih memanfaatkan prinsip mekanik seperti meter air pada Gambar 2.1 unit penghitung sekumpulan roda gigi yang berputar karena adanya sinyal dari transduser berupa perputaran  poros yang terhubung dengan unit sensor dalam hal ini vane wheel   dengan rasio yang sudah ditentukan agar hasil pengukuran dapat ditampilkan pada unit penunjukkan. c. Unit Penunjukkan

Unit penunjukkan volume adalah bagian dari meter air yang menunjukkan hasil pengukuran sesuai dengan volume air yang melewati meter a ir.

5

2.3

Jenis Meter Air

Pada umumnya meter air dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis  berdasarkan penggunaan unit penghitung, sistem pengaliran air, dan prinsip kerja. Berdasarkan prinsip kerjanya, meter air dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a.  Positive Displacement Meter 

Meter air jenis ini melakukan pengukuran volume air dengan menggunakan  prinsip volumetri. Unit sensor pada meter air jenis ini berupa cakram atau  piston dengan volume yang sudah diketahui. Air yang masuk melalui inlet akan mengisi sensor yang terdapat di dalam badan ukur untuk kemudian dipindahkan ke outlet. Sensor ini dihubungkan dengan register sebagai  penunjuk berapa volume air yang telah melalui meter air. Berdasarkan jenis sensor yang digunakan meter air jenis ini dikelompokan ke dalam dua tipe yaitu: 1)  Nutating Disk Meter  dengan sensor berupa cakram.

Gambar 2.2 Konstruksi nutating disk meter Sumber: http://constructionmanuals.tpub.com/htm

6

2) Oscillating  Piston Meter   dengan sensor berupa piston yang berbentuk seperti gayu g.

ambar 2.3 Konstruksi oscillating piston Sumber: http://www.tcsmeters.com/

eter

Berdasarkan onstruksi meter, meter air jenis ini mampu mengukur pada laju alir air yang re dah namun sangat sensitif terhadap kotora . Kotoran yang terbawa aliran air a an menghambat pergerakan sensor. Oleh

arena itu meter

 jenis ini lebih coco

ersih yang siap

digunakan pada pengukuran volume air

diminum. b. Velocity Meter 

Prinsip kerja dari meter air jenis ini adalah mengukur laju air yang melewati meter. Hasil pe gukuran laju air kemudian dikonversi men adi volume dan ditampilkan pad unit penunjukkan. Berdasarkan jumlah lu ang input meter air jenis ini dapa dikelompokan ke dalam dua tipe yaitu: 1) Tipe Single et  Meter air ti e ini hanya memiliki satu lubang input da output dengan konstruksi alam meter dibuat sedemikian rupa hingga air yang masuk

7

hanya mengenai satu sisi impeller saja. Meter tipe ini mampu mengukur aliran air dibawah 15 liter/jam. Oleh karena itu meter ini cocok digunakan untuk aliran air bertekanan rendah (dibawah 0,3 atm). Meter tipe ini juga sensitif terhadap kotoran sehingga lebih cocok untuk digunakan pada pengukuran aliran air bersih siap minum.

Gambar 2.4 Meter air tipe single jet  Sumber: Agus Hermawan, 2015

2) Tipe Multiple Jet  Meter dengan tipe ini bekerja berdasarkan multiple port  (lubang input) di sekitar measuring chamber   untuk menghasilkan pancaran air yang  berlawanan dengan putaran impeller yang berbanding lurus dengan kecepatan aliran air yang melewati chamber . Magnet dan roda gigi mengubah jumlah putaran menjadi volume yang ditampilkan pada display register . Meter jenis ini memiliki kelebihan diantaranya cenderung stabil pada perubahan tekanan, resistan terhadap kotoran, dan  beberapa merk memiliki nilai daya magnet lebih dari 2500 gauss. Disamping itu meter ini juga memiliki kekurangan yaitu kemampuan ukur pada aliran rendah. Namun demikian meter ini masih menjadi meter

8

favorit karena harga yang relatif lebih ekonomis dibandingkan meter tipe lainnya.

Gambar 2.5 Meter air tipe multiple jet  Sumber: Agus Hermawan, 2015

2.4

Syarat Teknis Meter Air

Menurut Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-DAG/PER/3/2010 tentang Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang, dan Perlengkapannya (UTTP) yang Wajib Ditera dan Ditera Ulang, meter air termasuk ke dalam UTTP yang wajib ditera dan ditera ulang. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, dikeluarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air. Syarat teknis ini merupakan pedoman bagi Pegawai Berhak dalam melaksanakan pelayanan tera dan tera ulang serta Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan kegiatan  pengawasan meter air. Berikut akan diuraikan tentang syarat teknis meter air yang mencakup

persyaratan

administrasi,

persyaratan

teknis

dan

persyaratan

kemetrologian serta prosedur pemeriksaan dan pengujian dan pembubuhan tanda tera pada meter air.

9

Dalam syarat teknis yang dimaksud dengan: a. Meter air adalah alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor, unit penghitung, dan unit penunjukkan untuk menyatakan volume air yang lewat.  b. Instalasi ukur (meter run) adalah seluruh peralatan teknis yang mencakup semua alat ukur, alat ukur bantu dan perlengkapan lainnya yang tersusun menjadi satu rangkaian sehingga memenuhi persyaratan untuk pengukuran. c. Badan ukur adalah bagian utama yang ditengahnya merupakan ruang untuk menempatkan alat hitung dan mempunyai saluran masuk dan saluran keluar  pada sisi yang berlawanan. d. Ruang ukur adalah bagian dalam meter air yang berfungsi sebagai wadah untuk menempatkan unit penghitung untuk menentukan besarnya volume air. e. Badan hitung atau alat hitung adalah bagian meter air yang berfungsi untuk menerima sinyal dari transduser, menghitung sinyal menjadi suatu nilai, merubahnya ke dalam hasil pengukuran dan hasilnya disimpan dalam memori untuk digunakan. f. Alat penunjukan volume adalah bagian dari meter air yang menunjukkan hasil pengukuran sesuai dengan air yang mengalir, dapat secara kontinu atau atas permintaan. g. Sensor

(seperti

disc,

piston,

roda,

elemen

turbin

atau

kumparan

elektromagnetis) adalah bagian badan ukur meter air yang langsung dipengaruhi oleh air yang

diukur dan mengubah laju alir menjadi suatu

 besaran ukur atau volume air yang melewati meter air.

10

h. Transduser adalah bagian dari meter air yang mengubah aliran atau volume air yang diukur ke dalam sinyal yang disampaikan ke alat hitung. i.

Alat koreksi adalah alat yang dihubungkan atau menyatu dengan meter air untuk melakukan koreksi secara otomatik volume pada kondisi pengukuran dengan memperhitungkan laju alir dan/atau karakteristik air yang diukur (yaitu suhu dan tekanan) dan kurva kalibrasi yang ditetapkan sebelum  pengukuran.

 j.

Alat penyetel atau alat justir (adjustment device) adalah alat yang menjadi  bagian dari badan ukur yang dapat diatur untuk melakukan penjustiran agar meter air berada di dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan.

k. Laju alir permanen atau nominal (Q3) adalah laju alir tertinggi dalam tingkat kondisi operasi, untuk bekerja dengan baik dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan, dinyatakan dalam m 3/h. l.

Laju alir maksimum (Q4) adalah laju alir tertinggi yang dioperasikan untuk  periode waktu yang pendek, dalam Batas Kesalahan yang Diizinkan.

m. Laju alir transisi (Q2) adalah laju alir yang terjadi di antara laju alir permanen Q3, dan laju alir minimum Q 1, yang membagi rentang laju alir menjadi dua daerah, yaitu daerah laju alir yang lebih tinggi dan daerah laju alir yang lebih rendah, yang masing-masing memiliki Batas Kesalahan yang Diizinkan. n. Laju alir minimum (Q1) adalah laju alir paling rendah pada persyaratan meter air yang beroperasi pada Batas Kesalahan yang Diizinkan. o. Ketidaktetapan (repeatability) adalah selisih penunjukan terbesar meter air dari pengukuran yang berurutan pada kondisi yang sama.

11

 p. Batas Kesalahan yang Diizinkan yang selanjutnya disebut BKD adalah kesalahan yang masih berada dalam rentang operasional yang ditentukan pada meter air. q. Standar uji adalah alat penguji berbentuk meter, bejana ukur dan atau timbangan dengan kapasitas tertentu, mempunyai akurasi yang lebih tinggi dan mampu telusur digunakan untuk menguji meter air. r. Kesalahan penunjukan adalah selisih antara penunjukan meter air yang diuji dikurangi penunjukan standar uji pada kondisi yang sama dalam persen. s. Volume uji adalah volume air yang diukur oleh meter pada setiap kali  pengujian. t.

Volume ukur adalah volume air yang diukur oleh meter air pada setiap kali  pengukuran.

u. Kondisi uji adalah keadaan selama pengujian berlangsung yang mencakup kecepatan alir, temperatur, tekanan, dan cairan cai ran uji pada setiap kali pengujian. v. Kondisi ukur adalah keadaan selama pengukuran volume berlangsung yang mencakup kecepatan aliran, temperatur, tekanan dan cairan ukur pada setiap kali pengujian. w. Pipa pelurus adalah pipa yang digunakan untuk mengurangi pusaran dan  perubahan kecepatan pada cairan. x. Kepekaan ( starting  starting flow) flow) adalah laju alir terkecil yang dapat diukur oleh meter air. Berdasarkan syarat meter air agar sebuah meter air dapat ditera/tera ulang maka meter air tersebut harus memenuhi persyaratan administrasi, persyaratan teknis dan persyaratan kemetrologian.

12

a. Persyaratan Persyaratan Administrasi

Persyaratan administrasi dalam syarat teknis berlaku untuk meter air yang digunakan dalam pengukuran serah terima (custody ( custody transfer ) air baik meter air dingin maupun meter air panas. Persyaratan administrasi dalam syarat teknis melingkupi beberapa hal sebagai berikut: 1) Identitas Meter air harus dilengkapi dengan pelat identitas yang berisi tanda dan informasi

yang

mudah

dilihat

dan

dibaca,

tidak

mudah

terhapus/dihilangkan dan tidak dapat dipindahkan tanpa merusak. Tanda dan informasi yang yang harus dicantumkan pada pada pelat terdiri dari: (a) Tanda pabrik atau merek; (b) Model/tipe dan nomor seri; (c) Tahun pembuatan; (d) Suhu maksimum dan minimum; (e) Tekanan operasional maksimum dan minimum; (f) Laju alir normal (Q 3) dan minimum (Q 1) 2) Persyaratan sebelum dilakukan tera (a) Izin tipe untuk meter air impor dan izin tanda pabrik untuk meter air  produksi dalam pabrik (b) Label tipe yang melekat pada meter air untuk meter air impor dan label yang memuat merek pabrik dan nomor surat izin tanda pabrik untuk meter air produksi dalam negeri.

13

3) Persyaratan sebelum dilakukan tera ulang yaitu meter air yang akan ditera ulang harus sudah ditera sebelumnya dibuktikan dengan adanya tanda tera/tera ulang sebelumnya. b. Persyaratan Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis secara umum meliputi ketentuan bahan, konstruksi, badan ukur, lingkup operasional, transduser meter air, alat koreksi, alat penyetel atau alat justir, alat penunjukkan, alat penyimpanan, dan alat hitung yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Bahan (a) Meter air harus dirakit dari bahan yang cukup kuat dan mempunyai ketahanan pada saat penggunaan. (b) Meter air harus dirakit dari bahan yang tidak akan terganggu oleh variasi suhu air. (c) Semua bagian meter air yang langsung kontak dengan air harus dirakit dari bahan-bahan yang tidak beracun (non ( non toxic) toxic) dan tidak menimbulkan kontaminasi (non (non contaminating ). ). (d) Meter air lengkap, harus dirakit dari bahan-bahan yang tahan terhadap korosi internal maupun eksternal. 2) Konstruksi Konstruksi sensor aliran merupakan alat yang berfungsi untuk mendeteksi laju alir air yang melewati dapat berupa cakram, piston, roda, elemen turbin, lilitan elektromagnetik, atau transduser lainnya.

14

3) Badan ukur (a) Badan

ukur

harus

tahan

terhadap

tekanan

sesuai

dengan

spesifikasinya yang minimal 10 kg/cm2. (b) Badan ukur harus tahan terhadap pengaruh dari suhu dan cairan yang diukur. (c) Badan ukur tidak boleh ada kebocoran pada tekanan operasional. (d) Arah aliran pada kedua sisi meter atau pada satu sisi meter yang menunjukan arah aliran yang dapat mudah terlihat. 4) Lingkup operasional Lingkup operasional meter air ditentukan oleh karakteristik sebagai  berikut: (a) Kapasitas ukur minimum harus dinyatakan dalam bentuk 1 x 10 n, 2 x 10n, atau 5 x 10 n  satuan volume yang berlaku, dengan n adalah  bilangan bulat positif atau negatif atau nol; (b) Daerah/rentang ukur yang dibatasi oleh debit minimum Q min (Q1) dan debit maksimum Qnormal (Q3); (c) Tekanan 0,03 Mpa (0,3 bar) sampai ≥ 1 Mpa (10 bar). 5) Transduser meter air (a) Spesifikasi Transduser harus memenuhi persyaratan untuk digunakan pada tekanan maksimum/minimum dan rentang suhu operasional serta komposisi cairan.

15

(b) Pertukaran Transduser tidak boleh dilakukan penggantian dengan transduser lain  baik dengan spesifikasi sama ataupun berbeda setelah dilakukan  peneraan. 6) Alat koreksi Meter air dapat dilengkapi dengan alat koreksi. Alat koreksi harus tidak mengubah karakteristik kemetrologian. (a) Dalam kondisi operasi aktual (normal) volume yang tidak dikoreksi tidak ditampilkan. (b) Perangkat koreksi hanya boleh digunakan untuk mengurangi kesalahan mendekati kesalahan nol. (c) Perangkat koreksi tidak boleh melakukan koreksi terhadap derip atau  pergeseran pra-estimasi ( pre-estimated ), yang berkaitan dengan waktu dan atau volume total. (d) Semua parameter yang tidak diukur dan penting untuk pengoreksian harus termasuk ke dalam alat hitung pada awal operasi pengukuran. 7) Alat penyetel atau alat justir (a) Meter

air

dapat

dilengkapi

dengan

alat

untuk

mengubah

 perbandingan antara volume cairan yang ditunjukan (ditampilkan)  pada alat penunjukan dengan volume cairan yang sesungguhnya yang mengalir melalui meter air. (b) Jika alat justir dipasang menonjol di bagian luar meter, maka harus diberi tutup sebagai tempat untuk pembubuhan cap tanda tera.

16

8) Alat penunjukkan Alat penunjukkan pada meter air harus memenuhi ketentuan pembacaan harus tepat, jelas dan mudah dalam posisi dimanapun berhentinya alat  penunjukan. Jika alat tersebut terdiri dari beberapa elemen, maka harus dapat disusun agar pembacaan volume cairan yang diukur dapat dilakukan. Tanda desimal harus tampil secara terpisah atau dibedakan. Alat penunjukan harus dapat mencatat volume yang ditunjukan dengan  paling sedikit 1600 jam dari operasi pada laju alir Q3. Ketentuan ini dirumuskan dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Rentang penunjukan meter air

Q3 (m3/h) Q3 ≤ 6,3 6,3 < Q3 ≤ 63 63 < Q3 ≤ 630 630 < Q3 ≤ 6300

Rentang penunjukan (nilai minimum) (m3) 9 999 99 999 999 999 9 999 999

Sumber: SK Dirjen SPK No. 133/SPK/KEP/10/2015 Alat penunjukkan pada meter air juga harus memenuhi ketentuan  pengkodean warna dimana warna hitam digunakan untuk menunjukan meter

kubik

dan

kelipatannya,

warna

merah

digunakan

untuk

menunjukan sub kelipatan bagian dari meter kubik. Warna-warna ini harus digunakan pada jarum penunjuk, indeks, angka, roda, cakram,  jarum, atau rangka jarumnya. Totalisator pada alat penunjukkan harus tidak berubah ketika laju alir nol dan harus tidak dapat direset atau disetel ke nol. Alat penunjukan terdiri dari dua yaitu alat penunjukan mekanik dan alat penunjukan elektronik. Alat penunjukkan mekanik pada meter air harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

17

(a) Satu atau lebih jarum penunjuk yang bergerak relatif terhadap skala  berjenjang. (b) Satu atau lebih skala melingkar melalui suatu indeks. (c) Pembagian skala sebuah elemen, maka nilai satu putaran elemen tersebut harus dalam bentuk 10 n  satuan volume, dengan n adalah  bilangan bulat positif atau negatif atau nol. (d) Tiap skala harus dinyatakan dengan nilai-nilai dalam meter kubik atau faktor pengali (x 0,001; x 0,01; x 0,1; x 1; x10; x 100; x 1000, dst.) (e) Pergerakan

rotasional

penunjuk

atau

skala

melingkar

harus

 berlawanan dengan arah jarum jam. (f) Pergerakan linier jarum penunjuk atau skala harus dari kiri ke kanan. (g) Arah pergerakan indikator pemutar angka (drum) harus ke atas. (h) Alat penunjukan meter air harus dilindungsi oleh jendela tembus  pandang (transparent window). Sedangkan alat penunjukkan elektronik pada meter air harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (a) Alat penunjukan elektronik harus menampilkan volume secara kontinu selama pengukuran. (b) Alat penunjukan elektronik dibagi dua jenis yaitu alat penunjukan elektronik secara terpisah dan alat penunjukan elektronik menjadi satu kesatuan dengan sensor/transduser meter air. (c) Volume yang ditunjukan harus diberikan oleh suatu garis dari digit yang berbatasan yang tampak dalam satu atau lebih lubang

18

 penglihatan, pergerakan pada indikator roller   yang bernomor harus  bergerak ke atas. (d) Digit selanjutnya harus lengkap ketika digit yang berikutnya berubah dari 9 ke 0. (e) Dekade nilai terendah dapat mempunyai suatu pergerakan kontinyu, celah penglihatan harus cukup besar agar pembacaan digit tidak rancu. Tinggi digit yang terlihat paling sedikit 4 mm. 9) Alat penyimpanan Sistem ukur dengan perangkat elektronik dapat dilengkapi dengan alat memori untuk menyimpan hasil pengukuran sampai hasil tersebut digunakan. Alat yang digunakan untuk membaca keterangan yang tersimpan dianggap sebagai bagian dari alat penyimpanan. (a) Media tempat menyimpan data harus cukup permanen agar data yang tersimpan tidak hilang pada kondisi penyimpanan secara normal, memiliki kapasitas penyimpanan yang sesuai dan data dapat ditampilkan kembali sesuai dengan kondisi awal. (b) Proses penyimpanan dalam alat penyimpanan harus tidak mengubah nilai yang telah tersimpan sebelumnya. 10) Alat hitung (a) Cara kerja alat hitung (b) Pada alat hitung elektronik semua parameter seperti tabel kalkulasi,  polinomial koreksi dan lain-lain harus terdapat pada alat hitung pada  permulaan proses pengukuran.

19

(c) Alat hitung dapat dilengkapi dengan antarmuka ( interface) untuk dihubungkan dengan perlengkapan tambahan ( peripheral ). (d) Alat tambahan ini harus tetap berfungsi dengan baik dan tidak mempengaruhi karakteristik kemetrologian.

Dalam syarat teknis juga diatur persyaratan instrumen elektronik yang  berlaku untuk meter air yang dilengkapi dengan instrumen elektronik. Persyaratan elektronik ini dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Kondisi operasional Instrumen elektronik harus didesain dan dibuat tidak melewati BKD apabila digunakan dalam kondisi operasional. 2) Ketahanan Persyaratan pada angka 1) harus dipenuhi dalam jangka waktu  pemakaian yang lama sesuai dengan peruntukan penggunaan instrumen elektronik. 3) Suplai daya/catu daya (a) Catu daya eksternal; Meter air elektronik harus didesain agar ketika terjadi kegagalan catu daya (AC atau DC) penunjukan meter untuk volume sesaat sebelum kegagalan tidak hilang, dan masih dapat diakses minimum selama satu tahun. perekaman tersebut harus terjadi paling sedikit satu kali sehari atau untuk setiap volume setara dengan 10 menit untuk aliran  pada Q3. Sifat atau parameter lainnya pada meter harus tidak terpengaruh oleh suatu pemutusan catu daya dan catu daya harus dapat diamankan dari kerusakan.

20

(b) Jika suplai daya yang digunakan berupa baterai yang tak-dapat diganti (non replacable battery), harus dipastikan bahwa umur  baterai yang ditunjukan menjamin bahwa meter air elektronik akan  berfungsi secara benar paling sedikir satu tahun lebih lama dibandingkan dengan umur meter air elektronik itu sendiri. (c) Jika catu daya elektrik berupa baterai yang dapat diganti (replacable battery), harus ada penjelasan yang tepat untuk setiap penggantian  baterai dan tanggal penggantian baterai harus ditunjukan pada meter. Sifat dan parameter pada meter tidak boleh dipengaruhi oleh  pemutusan catu elektrik pada saat terjadi penggantian baterai. Operasi penggantian baterai harus dilakukan dan tidak merusak segel yang diperlukan untuk inspeksi metrologis. Kompartemen baterai harus dapat diamankan dari kerusakan. 4) Kondisi instalasi (a) Meter air harus mempunyai instalasi yang secara keseluruhan kondisi normal dapat dipenuhi. (b) Sebelum meter air dipasang, saringan atau filter ditempatkan pada  bagian masuk atau di bagian hulu pada pipa saluran. (c) Instalasi meter air harus dilengkapi pipa lurus 10 kali diameter dalam  pada bagian hulu (sebelum meter) dan 5 kali diameter dalam pada  bagian hilir (sesudah meter). 5) Hilang tekanan Hilang tekanan pada meter air termasuk filter atau saringan dan/atau  pelurus dimana salah satu dari bentuk ini merupakan bagian integral dari

21

meter air, antara Q1 dan Q3 tidak lebih besar dari 0,063 Mpa (0,63 bar). Kelas hilang tekanan dipilih oleh produsen dengan nilai sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.2, tekanan yang diberikan tidak lebih besar dari yang ditentukan, hilang tekanan maksimum antara Q 1 dan Q3. Tabel 2.2 Kelas hilang tekanan Hilang Tekanan Maksimum Mpa Bar 0,063 0,63 0,040 0,40 0,025 0,25 0,016 0,16 0,010 0,10

Kelas

∆p 63 ∆p 40 ∆p 25 ∆p 16 ∆p 10

Sumber: SK Dirjen SPK No. 133/SPK/KEP/10/2015 c. Persyaratan Kemetrologian

1)  Nilai-nilai Q1, Q2, Q3, dan Q 4 Karakteristik laju alir dari suatu meter air harus didefinisikan dengan nilai-nilai Q1, Q2, Q3, dan Q4. 2) Suatu meter air harus ditandai dengan nilai numerik dari Q 3  dalam m3/jam dan rasio dalam Q3/Q1. Nilai Q3 harus dipilih dari Tabel 2.3 dan dapat diperluas untuk nilai yang lebih besar atau kecil dalam deret tersebut. Tabel 2.3 Nilai Q3 Q3 (m /jam) 2,5 4 3

1

1,6

6,3

10

16

25

40

63

100

160

250

400

630

1000

1600

2500

4000

6300

Sumber: SK Dirjen SPK No. 133/SPK/KEP/10/2015

22

3)  Nilai rasio Q3/Q1 harus dipilih dari Tabel 2.4 dan dapat diperluas untuk nilai yang lebih besar atau lebih kecil dalam deret tersebut. Tabel 2.4 Rasio Q3/Q1 Rasio Q3/Q1

10

12,5

16

20

25

31,5

40

50

63

80

100

125

160

200

250

315

400

500

630

800

Sumber: SK Dirjen SPK No. 133/SPK/KEP/10/2015 4) Rasio Q2/Q1 harus 1,6 5) Rasio Q4/Q3 harus 1,25 6) Kelas akurasi dan BKD meter air harus didesain dan dirakit agar kesalahan terhadap penunjukan tidak melebihi BKD. (a) BKD Meter Air Kelas Akurasi 1 BKD maksimum untuk daerah laju alir yang lebih tinggi (Q 2 ≤ Q ≤ Q4) adalah ± 1%, untuk suhu dari 0,1 oC sampai dengan 30 oC, dan ± 2% untuk suhu lebih besar dari 30 oC. BKD untuk daerah laju alir yang lebih rendah (Q 1 ≤ Q ≤ Q2) adalah ± 3% tidak tergantung suhu air. (b) BKD Meter Air Kelas Akurasi 2 BKD maksimum untuk daerah laju alir yang lebih tinggi (Q 2 ≤ Q ≤ Q4) adalah ± 2%, untuk suhu dari 0,1 oC sampai dengan 30 oC, dan ± 3% untuk suhu lebih besar dari 30 oC. BKD untuk daerah laju alir yang lebih rendah (Q 1 ≤ Q ≤ Q2) adalah ± 5% tidak tergantung suhu air.

23

(c) Kelas Suhu Meter Air Meter membentuk kelas suhu air terdiri dari berbagai rentang, yang ditentukan oleh pihak pabrik dan nilai yang diberikan sebagaimana tercantum pada Tabel 2.5. Suhu air harus diukur dari saluran masuk meter. Tabel 2.5 Kelas suhu meter air

Kelas

mAT (oC) 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 30 30 30 30

T30 T50 T70 T90 T130 T180 T30/70 T30/90 T30/130 T30/180

MAT (oC) 30 50 70 90 130 180 70 90 130 180

Sumber: SK Dirjen SPK No. 133/SPK/KEP/10/2015 Ketidaktetapan (repeatability) maksimum adalah 1/3 kali BKD pada angka 6) huruf (a) dan (b), pengujian pada laju alir Q 1, Q2, Q3. (d) BKD untuk tera ulang adalah dua kali BKD pada angka 6) huruf (a) dan (b). (e) Debit terkecil untuk dapat menggerakan alat penunjukan (kepekaan) meter air sebesar-besarnya 0,4 dari Q1 untuk diameter dalam 15 mm dengan kapasitas Q3 = 1 m3/jam; 1,6 m3/jam; dan 2,5 m3/jam.

24

2.5

Pemeriksaan dan Pengujian Tera dan Tera Ulang

Pemeriksaan dan pengujian perlu dilakukan untuk mengetahui suatu meter air memenuhi persyaratan-persyaratan yang diatur dalam syarat teknis. Dalam Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 pemeriksaan diatur dengan ketentuan sebagai berikut: a. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan bahwa meter air memenuhi  persyaratan syarat teknis ini.  b. Meter air harus diperiksa untuk memastikan kesesuaian dengan tipe yang telah mendapatkan izin tipe atau izin tanda pabrik. c. Pemeriksaan

untuk

memastikan

pemasangan

meter

air,

sehingga

 pengoperasian pada saat pengujian dan penggunaan saat transaksi dalam kondisi yang sama. d. Pemeriksaan kebocoran dilaksanakan dengan memerhatikan meter air, sambungan antara pipa instalasi dengan lubang masuk dan lubang keluar saat meter air berisi media uji. e. Pemeriksaan spesifikasi teknis dilakukan untuk memastikan meter air dan komponennya telah sesuai. Meter air harus diuji untuk memverifikasi kesesuaian dengan persyaratan kemetrologian dan persyaratan teknis. Dalam syarat teknis, pengujian meter air diatur dalam ketentuan sebagai berikut: a. Metode Pengujian Meter Air 1) Metode volumetri Standar uji yang dapat digunakan pada metode pengujian ini adalah Bejana Ukur Standar dan atau master meter .

25

2) Metode gravimetri Standar uji yang dapat digunakan pada metode pengujian ini adalah timbangan dan anak timbangan.  b. Pengujian Meter Air Laju Alir pada Tera dan Tera Ulang Meter air pada tera dan tera ulang harus diuji sekurang-kurangnya pada laju alir Q1, Q2, Q3. c. Pengujian kepekaan ( starting flow) hanya dilakukan terhadap diameter dalam 15 mm dengan kapasitas Q 3 = 1 m3/jam; 1,6 m3/jam; dan 2,5 m3/jam. d. Meter air dengan ukuran dan tipe yang sama dapat diuji secara seri.

2.6

Tanda Tera

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal pasal 1.q menera ialah hal menandai dengan tanda tera sah atau tanda tera  batal yang berlaku, atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tanda tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang  berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang dan perlengkapannya yang belum dipakai dan pasal 1.r tera ulang ialah hal menandai berkala dengan tanda-tanda tera sah atau tera batal yang  berlaku atau memberikan keterangan-keterangan tertulis yang bertanda tera sah atau tera batal yang berlaku, dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya yang telah ditera.

26

Dalam Unda g-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang

etrologi Legal,

tanda tera dibahas l  bih lanjut pada BAB V Pasal 19, Pasal 2 , dan Pasal 21. Berikut adalah jenis-jenis tanda tera: a. Tanda sah Tanda sah dibubuhkan dan atau dipasang pada alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapa nyayang disahkan pada waktu ditera atau di era ulang.

Gambar 2.6 Tanda sah Su  ber: Permendag RI No. 70/M-DAG/PER/10 2016

 b. Tanda batal Tanda

batal

ibubuhkan

pada

alat-alat

ukur,

takar,

timbang,

 perlengkapannya yang dibatalkan pada waktu ditera atau dite a ulang.

Gambar 2.7 Tanda batal Sum er: Permendag RI No. 44/M-DAG/PER/12/ 011

27

dan

c. Tanda jaminan Tanda jaminan dibubuhkan dan atau dipasang pada bagian-bagian tertentu dari alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya yang sudah disahkan untuk mencegah penukaran dan atau perubahan.

Gambar 2.8 Tanda jaminan Sumber: Permendag RI No. 44/M-DAG/PER/12/2011

d. Tanda daerah Tanda daerah dibubuhkan pada alat-alat ukur, takar, timbang, dan  perlengkapannya agar dapat diketahui dimana peneraan dilakukan.

Gambar 2.9 Tanda daerah Sumber: Permendag RI No. 44/M-DAG/PER/12/2011

28

e. Tanda pegawai yang berhak Tanda daerah dibubuhkan pada alat-alat ukur, takar, timbang, dan  perlengkapannya agar dapat diketahui oleh siapa peneraan dilakukan.

Gambar 2.10 Tanda pegawai yang berhak Sumber: Permendag RI No. 44/M-DAG/PER/12/2011

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 70/M-DAG/PER/10/2016 tentang Tanda Sah Tahun 2017 Pasal 2 ayat (1) angka (1) huruf f. angka 2. bahwa tanda sah tahun 2017 memiliki masa berlaku terhitung sejak tanggal pembubuhan dan/atau pemasangannya sampai dengan tanggal 30 November 2022 untuk meter air dengan kapasitas nominal ≤ 25 m 3/jam dan huruf h. angka 2. sampai dengan tanggal 30 November 2019 untuk meter air dengan kapasitas nominal > 25 m 3/jam.

29

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

Berdasarkan Undang-Undang Metrologi Legal (UUML) No. 2 Tahun 1981, pasal 1.q dan 1.r peneraan dilakukan oleh pegawai-pegawai yang berhak melakukannya berdasarkan pengujian yang dijalankan atas alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya. Metodologi pengujian yang dilakukan mengacu kepada prosedur pengujian yang tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air. Pengujian meter air yang dilakukan menggunakan metode volumetri dengan penggunaan bejana ukur sebagai standar. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan penunjukan bejana ukur dengan penunjukan pada meter air.

3.1

Peralatan Pengujian

Pengujian meter air dilakukan di instalasi pengujian meter air rumah tangga milik PPSDK. Peralatan yang digunakan dalam pengujian meter air rumah tangga terpasang secara terintegrasi pada instalasi pengujian meter air rumah tangga milik PPSDK. Berikut adalah  Piping and Instrumentation Diagram dari instalasi pengujian meter air rumah tangga milik PPSDK.

30

Gambar 3.1 P& D instalasi pengujian meter air rumah ta gga PPSDK

Peralatan yan digunakan pada pengujian meter air rumah tangga adalah sebagai berikut: a. Meter Air Meter air yang diuji merupakan meter air yang telah

elalui tahapan

 pemeriksaan seb gaimana diatur dalam syarat teknis meter ai . Meter air yang diuji merupaka

meter air dingin yang belum ditera de gan spesifikasi

sebagai berikut: Spesifikasi: Merek

: BARIN O

 No.Seri

: 627323

Q3

: 1,6 m3/

R

: 50

∆P

≤ 0,25 bar 

Gambar 3.2 Meter air uji

31

 b. Bejana Ukur Bejana ukur yang digunakan pada pengujian merupakan bejana ukur yang terpasang secara terintegrasi dengan meter air. Bejana ukur yang digunakan  pada pengujian merupakan bejana ukur jenis basah dengan kapasitas 50 L dan 5 L dengan spesifikasi sebagai berikut: Spesifikasi: Merek

: LINFLOW

Buatan

: Bandung

 No. Seri

: 06-12-06750

Kapasitas | Daya Baca

: 50 L | 0,1 L

Koefisien Muai Kubik

: 0,0000477 / oC

Gambar 3.3 Bejana ukur kapasitas 50 L

Spesifikasi: Merek

: MDH

Buatan

: Bandung

 No. Seri

: 03/06

Kapasitas | Daya Baca

: 5 L | 0,5 L

Koefisien Muai Kubik

: 0,0000477 / oC

Gambar 3.4 Bejana ukur kapasitas 5 L

c. Termometer Termometer pada pengujian meter air digunakan untuk mengukur temperatur air yang mengalir pada meter air karena Batas Kesalahan yang Diizinkan yang diatur dalam syarat teknis meter air ditentukan oleh temperatur air yang

32

mengalir pada meter air tersebut. Termometer yang digunakan pada  pengujian merupakan termometer jenis thermocouple tipe K/J/T/E/R dengan sensor Platina Pt-100Ω dengan daya baca 0,01 oC.

Gambar 3.5 Termometer

d. Stopwatch dengan penunjukan sekon Stopwatch  yang digunakan pada pengujian meter air digunakan untuk menghitung waktu tetes pada saat pengosongan bejana ukur karena bejana ukur yang digunakan merupakan bejana ukur jenis basah.

Gambar 3.6 Stopwatch

e. Manometer Manometer pada pengujian digunakan untuk mengukur tekanan aliran air yang mengalir pada instalasi. Tekanan aliran air diukur pada pipa inlet dan  pada pipa outlet untuk memastikan bahwa hilang tekanan pada saat pengujian

33

sesuai dengan kelas hilang tekanan yang tercantum pada spesifikasi meter air uji.

Gambar 3.7 Manometer

f. Rotameter Rotameter digunakan untuk mengukur laju alir air yang mengalir pada instalasi pengujian. Di instalasi meter air dingin PPSDK terdapat tiga rotameter dengan kapasitas 100 L/h, 1000 L/h, dan 10.000 L/h yang langsung terhubung dengan bejana ukur. Rotameter yang digunakan pada pengujian merupakan rotameter yang mewakili laju alir yang diuji yaitu rotameter dengan kapasitas 100 L/h dan 10.000 L/h.

Spesifikasi: Merek

: GEORG FISCHER

Buatan

: Switzerland

Kapasitas

: 100 L/h

Daya Baca

: 5 L/h

Gambar 3.8 Rotameter kapasitas 100 L/h

34

Spesifikasi: Merek

: GEORG FISCHER

Buatan

: Switzerland

Tipe

: SK 30

Kapasitas

: 10.000 L/h

Daya Baca

: 200 L/h

Gambar 3.9 Rotameter kapasitas 10.000 L/h

g. Cerapan Pengujian

3.2

Prosedur Pengujian

a. Persiapan Pengujian 1) Letakkan semua peralatan pengujian di tempat pengujian, termasuk sertifikat yang diperlukan 2) Catat data teknis bejana ukur 3) Catat data teknis meter air 4) Volume standar yang tersedia harus sesuai dengan kecepatan alir maksimum dari meter air yang diuji 5) Letakkan bejana ukur pada landasan dan/atau terpasang tetap, setel kedatarannya 6) Basahi bejana ukur standar apabila bejana ukur jenis basah, keluarkan cairan dengan tetesan yang sesuai, apabila bejana ukur jenis kering, maka  bejana dikeringkan dengan kain bersih.

35

 b. Pengujian Kebenaran dan Ketidaktetapan (repeatability) 1) Alirkan cairan dan periksa kebocorannya 2) Penunjukan meter air disetel nol dan/atau catat penunjukan awal 3) Alirkan cairan pada kecepatan alir sesuai yang diinginkan 4) Catat penunjukan tekanan dan temperatur baik pada aliran masuk maupun aliran keluar meter air 5) Setelah volume bejana ukur mencapai volume nominal, tutup keran aliran air masuk untuk menghentikan aliran 6) Baca dan catat penunjukan bejana ukur standar dan meter ai r 7) Baca penunjukan suhu bejana ukur 8) Tuang air dalam bejana ukur dan hitung tetesannya dan/atau dikeringkan dengan kain bersih 9) Lakukan pengujian sebagaimana angka 1) sampai dengan angka 8) sebanyak 3 (tiga) kali pada kecepatan alir yang sama 10) Ketidaktetapan (repeatability) selisih terbesar antara dua pengujian yang  berurutan tidak boleh melebihi 1/3 BKD, apabila tidak terpenuhi maka  pengujian harus diulang 11) Rata-rata hasil pengujian yang dilakukan adalah kesalahan meter air pada kecepatan aliran tersebut 12) Lakukan pengujian sebagaimana angka 1) sampai dengan angka 8) pada kecepatan aliran yang lain 13) Pengujian dilakukan pada kecepatan alir minimum (Q 1), transisi (Q2), dan normal (Q3) untuk meter air jenis turbin, vortex, dan magnetik

36

14) Pengujian minimal dilakukan pada kecepatan alir minimum, transisi, operasional, dan maksimum untuk meter air jenis Positive Displacement  Meter  c. Pengujian Kepekaan ( starting flow) khusus hanya untuk D n = 5 mm 1) Sebelum pengujian dimulai temperatur tidak boleh berubah-ubah lebih dari ± 2% oC 2) Buka keran aliran masuk sampai kecepatan alir 0,4Q1 dan amati selama 5 menit. Jika alat penunjukan tidak berputar, maka kecepatan alir ditambah sampai alat penunjukan berputar 3) Kecepatan alir pada angka 2) merupakan kepekaan meter a ir yang diuji

3.3

Perhitungan Kesalahan Penunjukan dan Ketidaktetapan

a. Perhitungan Kesalahan Penunjukan Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air, kesalahan penunjukan adalah selisih antara penunjukan meter air yang diuji dikurangi penunjukan standar uji pada kondisi yang sama dalam persen yang dapat dirumuskan sebagai berikut:  =

  

× 100 % 

Dimana: E

= Kesalahan Penunjukan

Vm = Volume cairan yang terukur oleh meter air VB = Volume cairan yang terukur oleh bejana ukur

37

(3.1)

 b. Perhitungan Ketidaktetapan Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor 133/SPK/KEP/10/2015 tentang Syarat Teknis Meter Air, ketidaktetapan (repeatability) adalah selisih penunjukan terbesar meter air dari pengukuran yang berurutan pada kondisi yang sama. Jika pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali maka nilai ketidaktetapan adalah selisih  penunjukan terbesar meter air dari pengukuran pertama terhadap pengukuran kedua dengan pengukuran kedua terhadap pengukuran ketiga pada kondisi yang sama dan dapat dirumuskan sebagai berikut: Jika |P1-P2|>|P2-P3|, maka Ketidaktetapan = |P1-P2|

(3.2)

Jika |P1-P2|
View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF