Tugas A 3

February 11, 2019 | Author: Afa Neyz | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

tugas a 3 ppg daljab...

Description

A. Mari membaca materi utama dan diskusi!

1. Bacalah materi utama pada Kegiatan Belajar 3 dan tuliskan hal-hal yang sulit dipahami pada tabel di bawah! 2. Diskusikanlah hal-hal yang sulit dipahami tersebut bersama rekan guru di sekolah dan tulislah hasilnya pada tabel di bawah ini! Materi

yang

Hasil diskusi

sulit dipahami

Pembelajaran

-

Koneksi matematika terjadi antara matematika dengan

matematika

matematika itu sendiri atau antara matematika dengan

dengan

di luar matematika dan antara matematika dengan

 penggunaan

kehidupan sehari-hari.

hubungan-

-

Dengan

kemampuan

koneksi

manfaat

matematika,

matematika,

siswa

selain

hubungan

memahami

mampu

(koneksi)

memandang bahwa topik-topik matematika saling  berkaitan. -

Menuliskan masalah kehidupan sehari-hari dalam  bentuk model matematika. Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu mengkoneksikan antara masalah pada kehidupan sehari-hari dan matematika.

-

Menuliskan

konsep

matematika

yang

mendasari

 jawaban. Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu menuliskan

konsep

matematika

yang

mendasari

 jawaban guna memahami keterkaitan antar konsep matematika yang akan digunakan. -

Menuliskan

hubungan

antar

obyek

dan

konsep

matematika. Pada aspek ini, diharapkan siswa mampu menuliskan hubungan antar konsep matematika yang digunakan dalam menjawab soal yang diberikan Salah

satu

-

Hard skills adalah penguasaan ilmu pengetahuan,

 pembelajaran

teknologi, dan keterampilan teknis yang berhubungan

IPA

dengan bidang ilmunya

adalah

 peningkatan keseimbangan,

-

Soft skills adalah hal yang bersifat halus yang meliputi keterampilan fsikologis, emosional dan spritual. Soft

kesinambungan

skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan

antara

yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan

hard

 skills   skills  dan  soft

kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

 skills Ciri pendekatan

-

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses

kontekstulal

mengaitkan

adalah

relevan

meaningfull

seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-

learning.

konsep

Penerapan

dipelajari dan diingat siswa.

meaningfull

-

learning   dalam  pembelajaran.

informasi

yang

dan

baru

terdapat

pada

dalam

konsep-konsep

struktur

generalisasi-generalisasi

kognitif

yang

telah

materi yang akan dipelajari harus bermakna secara  potensial

-

anak yang akan belajar harus bertujuan belajar  bermakna

-

Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

-

Informasi

yang

dipelajari

secara

bermakna

memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi  pelajaran yang mirip. -

Informasi

yang

dipelajari

secara

bermakna

mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa. -

3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama! Materi-materi

Deskripsi Materi

 penting Kekhasan Bidang

-

Bahasa

Indonesia

merupakan

sarana

untuk

Studi Bahasa

mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri

Indonesia

seseorang,

baik

berbentuk

perasaan,

pikiran,

gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan

kesinambungan

skills mencakup penegertian non-teknis,kemampuan

antara

yang dapat melengkapi kemampuan akademik dan

hard

 skills   skills  dan  soft

kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang

 skills Ciri pendekatan

-

Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses

kontekstulal

mengaitkan

adalah

relevan

meaningfull

seseorang. Struktur kognitif ialah fakta-fakta, konsep-

learning.

konsep

Penerapan

dipelajari dan diingat siswa.

meaningfull

-

learning   dalam  pembelajaran.

informasi

yang

dan

baru

terdapat

pada

dalam

konsep-konsep

struktur

generalisasi-generalisasi

kognitif

yang

telah

materi yang akan dipelajari harus bermakna secara  potensial

-

anak yang akan belajar harus bertujuan belajar  bermakna

-

Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama dapat diingat.

-

Informasi

yang

dipelajari

secara

bermakna

memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi  pelajaran yang mirip. -

Informasi

yang

dipelajari

secara

bermakna

mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa. -

3. Tulislah materi-materi yang penting untuk dipelajari pada materi utama! Materi-materi

Deskripsi Materi

 penting Kekhasan Bidang

-

Bahasa

Indonesia

merupakan

sarana

untuk

Studi Bahasa

mengungkapkan segala sesuatu yang ada dalam diri

Indonesia

seseorang,

baik

berbentuk

perasaan,

pikiran,

gagasan, dan keinginan yang dimilikinya (sebagai alat ekspresi diri) serta untuk menyatakan dan

memperkenalkan keberadaan diri seseorang kepada orang lain dalam berbagai tempat dan situasi. -

Hakikat mata pelajaran Bahasa Indonesia antara lain: Sarana Berpikir, Sarana perekat bangsa, penghela ilmu pengetahuan, penghalus budi

-

Kegiatan

bahasa

Indoesia

melipurti

kegiatan

 produkti (berbicara, menulis) dan kegiatan reseptif (membaca dan menyimak) -

Prinsip pembelajaran bahasa berbasis teks terdiri dari: (1) bahasa (1)  bahasa dipandang sebagai teks, bukan sematamata kumpulan kata-kata atau kaidah-kaidah kebahasaan, (2) penggunaan (2)  penggunaan

bahasa

merupakan

proses

 pemilihan bentuk-bentuk kebahasaan untuk mengungkapkan makna, (3) bahasa (3)  bahasa bersifat fungsional, yaitu penggunaan  bahasa

yang

yang

tidak

pernah

dapat

dilepaskan dari konteks karena dalam bentuk  bahasa yang digunakan itu tercermin ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunanya, dan (4) bahasa (4)  bahasa

merupakan

sarana

pembentukan

kemampuan berpikir manusia. -

Pembelajaran bahasa Indonesia dalam kurikulum 2013

menerapkan

mengikuti

pendekatan

langkah-langkah

berbasis

sebagai

teks

berikut:

Membangun konteks->pemodelan->menyusun teks secara bersama-> menyusun teks secara mandiri Kekhasan Bidang Studi Matematika Matematika

-

Matematika

sebagai

ilmu

memiliki

beberapa

karakteristik sebagai ciri khasnya antara lain: Memiliki objek kajian yang abstrak, Bertumpu pada kesepakatan, Berpola pikir deduktif , Konsisten dalam

sistemnya,

Memperhatikan

semesta

 pembicaraan. -

Berdasarkan

karakteristik

dan

tujuan

di

atas,

 pembelajaran Matematika sekolah dasar hendaknya dirancang sebagai berikut: a. Pembelajaran

matematika

menggunakan

metode spiral  b. Pembelajaran matematika dilakukan secara  bertahap c. Pembelajaran

matematika

menggunakan

metode induktif d. Pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi e. Pembelajaran

matematika

hendaknya

matematika

menerapkan

 bermakna f. Pembelajaran

 pendekatan matematika realistic g. Pembelajaran matematika menerapkan metode  penemuan terbimbing h. Pembelajaran matematika berbasis masalah i.

Pembelajaran

matematika

menerapkan

 pendekatan kontekstual Kekhasan Bidang Studi Pengetahuan Alam

Ilmu

-

ruang lingkup bahan kajian IPA untuk Sekolah Dasar meliputi aspek-aspek berikut: a) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.  b) Benda/materi, sifat-sifat kegunaannya meliputi:  benda cair, padat dan gas. c) Energi dan perubahannya meliputi : gaya ,bunyi,  panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah ,bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

-

Menurut BNSP (2006: 484) mata pelajaran IPA  bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai  berikut: a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan

Yang

Maha

Esa

berdasarkan

keberadaban, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.  b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran adanya hubungan yang saling mempengaruhi

antara

IPA,

lingkungan,

teknologi dan masyarakat. d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam. f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan

IPA

sebagai

dasar

untuk

melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs. -

PRINSIP PEMBELAJARAN IPA DI SD 

Peserta didik difasilitasi untuk mencari tahu



Peserta didik belajar dari berbagai sumber  belajar



Proses pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah



Pembelajaran berbasis kompetensi



Pembelajaran terpadu



Pembelajaran yang menekankan pada jawaban divergen

yang

memiliki

kebenaran

multi

dimensi 

Pembelajaran berbasis keterampilan aplikatif



Peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard-skills dan soft-skills



Pembelajaran

yang

mengutamakan

 pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat 

Pembelajaran

yang

menerapkan

nilai-nilai

dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun

karso),

kreativitas

peserta

dan

mengembangkan

didik

dalam

proses

 pembelajaran (tut wuri handayani) 

Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat



Pemanfaatan

teknologi

informasi

dan

komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran m. Pengakuan atas  perbedaan individual dan latar belakang budaya  peserta didik n. Suasana belajar menyenangkan dan menantang Kekhasan Bidang Studi

-

Ruang lingkup

IPS terdiri atas pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang dikembangkan dari

Ilmu

masyarakat dan disiplin ilmu sosial.

Pendidikan Sosial

-

Pengetahuan: tentang kehidupan sekitarnya,  berbagai

bangsa, aspek

dan

umat

kehidupan

dan

masyarakat di manusia

dalam

lingkungannya.

Ruang lingkup materi IPS SD terdiri dari kehidupan manusia dalam: 1) Tempat dan Lingkungan 2) Waktu Perubahan dan Keberlanjutan 3) Organisasi

dan Sistem Sosial 4) Organisasi dan Nilai Budaya 5) Kehidupan dan Sistem Ekonomi 6) Komunikasi dan Teknologi -

Keterampilan: berpikir logis dan kritis, membaca,  belajar

(learning

skills,

inquiry),

memecahkan

masalah, berkomunikasi dan bekerjasama dalam kehidupan bermasyarakat-berbangsa -  Nilai: nilai-nilai kejujuran, kerja keras, sosial,  budaya, kebangsaan, cinta damai, dan kemanusiaan serta kepribadian yang didasarkan pada nilai-nilai tersebut -

Sikap: rasa ingin tahu, mandiri, menghargai prestasi, kompetitif,

kreatif

dan

inovatif,

dan

 bertanggungjawab Kekhasan Bidang

-

Ruang lingkup mata pelajaran PPKn terdiri atas:

Studi Pendidikan

-

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup

dan

 bangsa diperankan dan dimaknai sebagai identitas

Kewarganegaraan

inti yang menjadi sumber rujukan dan kriteria

Pancasila

keberhasilan pencapaian tingkat kompetensi dan  pengorganisasian dari keseluruhan ruang lingkup mata

pelajaran

Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan; -

Substansi dan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, nilai dan semangat Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia ditempatkan sebagai  bagian integral dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, yang menjadi wahana psikologis pedagogis pembangunan warganegara Indonesia yang berkarakter Pancasila.

-

Secara umum tujuan mata pelajaran PPKn pada  jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

mengembangkan dimensi

potensi

siswa

kewarganegaraan,

dalam

yakni:

seluruh

(1)

sikap

kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen dan

tanggung

confidence,

jawab

civic

kewarganegaraan

committment,

(civic

and

civic

responsibility); (2) pengetahuan kewarganegaraan; (3)

keterampilan

kewarganegaraan

termasuk

kecakapan dan partisipasi kewarganegaraan (civic competence and civic responsibility). -

Secara

khusus

keseluruhan

Tujuan

dimensi

PPKn

tersebut

yang

berisikan

sehingga

siswa

mampu: -

menampilkan

karakter

yang

mencerminkan

 penghayatan, pemahaman, dan pengamalan nilai dan moral Pancasila secara personal dan sosial -

memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

-  berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif serta memiliki semangat kebangsaan serta cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

semangat

Bhinneka

Tunggal

Ika,

dan

komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia -  berpartisipasi secara aktif, cerdas, dan bertanggung  jawab sebagai anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya. Kekhasan Bidang Studi Pendidikan

-

Pendidikan

Jasmani,

Olahraga,

dan

Kesehatan

(PJOK) pada hakikatnya adalah proses pendidikan

Jasmani Olahraga

yang

memanfaatkan

aktivitas

fisik

untuk

dan Kesehatan

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional. -

Ruang Lingkup Mata pelajaran PJOK : Pola gerak dasar, Aktivitas permainan bola besar dan bola kecil, Aktivitas kebugaran, Aktivitas senam dan gerak ritmik, Aktivitas air, Kesehatan.

-

Tujuan mata pelajaran PJOK sesuai dengan ruanglingkup di atas adalah sebagai berikut:

a) Mengembangkan kesadaran tentang arti penting aktivitas fisik untuk mencapai pertubuhan dan  perkembangan tubuh serta gaya hidup aktif sepanjang hayat.  b) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani, mengelola kesehatan dan kesejahteraan dengan benar serta pola hidup sehat. c) Mengembangkan

keterampilan

gerak

dasar,

motorik, keterampilan, konsep/ pengetahuan,  prinsip, strategi dan taktik permainan dan olahraga serta konsep gerakan. d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai percaya diri, sportif,

jujur,

disiplin,

bertanggungjawab,

kerjasama, pegendalian diri, kepemimpinan, dan demokratis dalam melakukan aktivisas fisik. e) Meletakkan

dasar

kompetitif

diri

(self

competitive) yang sportif, percaya diri,disiplin, dan jujur. f) Menciptakan iklim sekolah yang lebih positif g. Mengembangkan muatan lokal yang berkembang

di masyarakat g) Menciptakan

suasana

yang

rekretif,

berisi

tantangan, ekspresi diri h) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan untuk

aktif dan sehat sepanjang hayat, dan

meningkatkan kebugaran pribadi. -

Pendekatan Pembelajaran dan Implementasinya di SD

Pendekatan pembelajaran adalah cara pandang guru terhadap proses pembelajaran yang dilatarbelakangi dengan landasan konsep tertentu dan dihasilkan dari kajian teoretik. Ada tiga pasangan pendekatan yang  berbeda, yaitu 1.  pendekatan yang berpusat pada siswa versus  berpusat pada guru 2.  pendekatan proses versus pendekatan konsep,  pendekatan

induktif

versus

pendekatan

deduktif. -

Dalam menentukan strategi pembelajaran perlu memperhatikan

prinsip

perumusan

strategi

yaitu:

a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) pembelajaran yang harus dicapai siswa.  b) Mempertimbangkan dan menetapkan langkahlangkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai akhir sehingga tercapai sasaran. c) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur atau

kriteria

keberhasilan

dari

proses

 pembelajaran. -

Pendekatan Deduktif •

Guru menanyakan definisi ini dan itu dan guru “bersemangat” untuk menjelaskan di depan kelas



Guru menanyakan definisi ini dan itu dan guru “bersemangat” untuk menjelaskan di depan kelas

-

Prinsip

perumusan

strategi

dalam

pendekatan

deduktif: a) Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put ) pembelajaran yang harus dicapai siswa.  b) Mempertimbangkan dan menetapkan langkahlangkah yang akan ditempuh sejak titik awal sampai akhir sehingga tercapai sasaran. c) Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur atau

kriteria

keberhasilan

dari

proses

 pembelajaran. -

Pendekatan belajar dengan cara deduktif tidak dianjurkan, karena tidak sesuai dengan prinsip pada standar proses pembelajaran

-

Setelah strategi pembelajaran ditetapkan, selanjutnya guru menetapkan sejumlah metode yang relevan untuk memenuhi strategi pembelajaran. Perbedaan antara strategi dan metode dapat dilihat dari  pendapat Sanjaya (2008). Strategi merupakan “a  plan of operation achieving something ” sedangkan metode adalah “a way in achieving something ”. Dengan demikian, metode pembelajaran diartikan sebagai

cara

yang

digunakan

untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. -

Hubungan antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik a) Pendekatan Pembelajaran (Berpusat Pada Guru atau Berpusat pada Siswa)  b) Strategi Pembelajaran

Exposition-Discovery

Learning

atau

Group-

Individual Learning c) Metode Pembelajaran Ceramah, Diskusi, Demonstrasi, Simulasi, dsb) d) Teknik dan Taktik Pembelajaran (Spesifik, Invidual, Unik) -

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 

Pendekatan

pembelajaran

saintifik

adalah

 pendekatan pembelajaran yang dirancang agar siswa aktif mengkonstruksi konsep, prinsip atau

teori

melalui

mengamati,

tahapan-tahapan

menanya,

mengumpulkan

menalar,

informasi/

mencoba,

menganalisis data dan menarik kesimpulan (mengasosiasi)

dan

mengomunikasikan

konsep, prinsip atau teori yang ditemukan. 

Persepsi guru bahwa “ belajar adalah proses aktif secara ilmiah yang dilakukan oleh siswa”,

sehingga

guru

berusaha

untuk

mengaktifkan siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan ilmiah. 

Guru harus memikirkan bagaimana caranya agar siswa aktif mencari tahu bukan diberi tahu

oleh

guru

atau

disebut

sebagai

 pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa ( student center ). 

Idealnya pembelajaran merupakan kegiatan “meneliti” yang melibatkan dua pendekatan tersebut (rasional dan empirik) yang pada implementasinya

melibatkan

keterampilan

 proses ilmiah, prosedur ilmiah dan aktivitas  berpikir ilmiah siswa. -

Karakteristik Pembelajaran Saintifik

a. Berpusat pada siswa.  b. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengkonstruksi konsep, prinsip atau teori (mengamati,

menanya,

menalar,

mengumpulkan

informasi/

mencoba,

mengasosiasi dan mengomunikasikan) c. Melibatkan

proses-proses

kognitif

yang

 potensial dalam merangsang perkembangan intelektual, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa. d. Dapat mengembangkan karakter siswa (teliti, rasa

ingin

tahu,

kerja

keras,

pantang

menyerah, komunikatif, dll.) -

Tujuan Pendekatan Saintifik a. Untuk meningkatkan kemampuan intelektual siswa, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi.  b. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematis. c. Terciptanya

kondisi

pembelajaran

yang

mendorong minat dan keinginan siswa bahwa  belajar merupakan kebutuhan. d. Untuk melatih keterampilan proses ilmiah siswa (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/mencoba,

mengasosiasi

dan

mengomunikasikan). e. Diperolehnya hasil belajar siswa yang tinggi f. Untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-idenya. g. Untuk mengembangkan karakter/ sikap ilmiah siswa (teliti, rasa ingin tahu, kerja keras, pantang menyerah, komunikatif, dll.) -

Prinsip Pendekatan Saintifik

a. Pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa dalam

mengamati,

mengumpulkan

menanya, informasi/

menalar, mencoba,

mengasosiasi dan mengomunikasikan.  b. Pembelajaran mengarah kepada penemuan dan  pengembangan pengetahuan oleh siswa dan terhindar dari verbalisme (transfer pengetahuan). c. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa d. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya, menalar, mengumpulkan informasi/

mencoba,

mengasosiasi

dan

mengomunikasikan). e. Adanya proses validasi terhadap konsep, prinsip atau teori yang dikonstruksi siswa baik melalui  penguatan oleh guru maupun siswa. -

Prosedur

implementasi

pendekatan

saintifik

 berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 a. Kegiatan Mengamati  b. Kegiatan Menanya c. Kegiatan Mengumpulkan Informasi/Mencoba d. Kegiatan Menalar/Mengasosiasikan e. Kegiatan Mengkomunikasikan -

Kelima kegiatan pokok (5M) di atas adalah aktivitas minimal, guru dapat mengembangkannya sesuai kebutuhan

-

Pendekatan

saintifik

berbasis

penelitian

dapat

diterapkan pada semua jenjang pendidikan. Jika guru khususnya guru SD mengalami kesulitan untuk menerapkan pendekatan saintifik berbasis penelitian maka guru dapat memilih pendekatan saintifik lainnya.

-

Dalam pembelajaran pada tingkat sekolah dasar, yang terpenting adalah :

-

Bagaimana melatih dan membiasakan siswa agar memiliki keterampilan proses ilmiah (mengamati, menanya,

mengumpulkan

informasi/

mencoba,

mengasosiasi dan mengomunikasikan), dan -

sikap ilmiah (teliti, terbuka, jujur, komunikatif,  pantang menyerah, kerja keras dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi) sehingga pada masa mendatang,

-

Siswa diharapkan memiliki keterampilan proses dan sikap ilmiah yang diharapkan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

-

Prosedur

penerapan

pendekatan

saintifik

dalam pembelajaran a. Kenalilah

kemampuan

guru

sendiri,

karakteristik siswa, kompetensi dasar, mata  pelajaran yang terkait dengan tema, materi ajar dan bentuk pertanyaan siswa!  b. Pilihlah

pendekatan

saintifik

yang

akan

diterapkan dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik

di

atas

(pendekatan

saintifik

 berbasis penelitian atau pendekatan saintifik dengan kegiatan 5M yang tidak terurut)! c. Jika tidak memungkinkan untuk melaksanakan  pendekatan saintifik berbasis penelitian, maka terapkanlah

pendekatan

saintifik

dengan

kegiatan 5M yang tidak terurut! d. Kembangkanlah kelima kegiatan pokok pada  pendekatan saintifik sesuai dengan karakteristik di atas! e. Kelima

kegiatan

pokok

pada

pendekatan

saintifik dilakukan oleh siswa, guru bertugas

sebagai fasilitator agar kegiatan 5M berjalan dengan baik. -

Pembelajaran Berbasis Proyek Proses

pembelajaran

seyogyanya

dapat

menumbuhkan kreativitas, keterampilan/ sikap, dan kemampuan bernalar siswa. Hal ini sesuai dengan  pernyataan pada Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar proses yang dinyatakan bahwa  proses

pembelajaran

seyogyanya

pada

diselenggarakan

satuan

pendidikan

secara

interaktif,

inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai

dengan

bakat,

minat

dan

 perkembangan fisik serta psikologis siswa. Pembelajaran ini mendorong siswa untuk berkarya  baik secara individu maupun secara kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran berbasis  proyek, siswa aktif menghasilkan karya bermakna sebagai solusi masalah nyata di sekitar siswa dalam kehidupan sehari-harinya. -

Pembelajaran berbasis proyek diawali dengan masalah nyata di sekitar siswa untuk dipecahkan melalui karya kreatif dan bermakna

-

Karakteristik pembelajaran berbasis proyek a. Adanya kerangka kerja  b. Adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada siswa c. Hasil

belajar

siswa

berupa

solusi

atas

 permasalahan atau tantangan yang diajukan d. Adanya kolaborasi yang bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan

e. Proses evaluasi dijalankan secara kontinyu f. Proses refleksi dilakukan secara berkelanjutan atas aktivitas yang sudah dijalankan g. Produk akhir aktivitas belajar dievaluasi secara kualitatif h. Situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan -

Pembelajaran berbasis proyek dilaksanakan dengan tujuan: a. Mengembangkan kreativitas siswa  b. Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa c. Mengembangkan sikap kerjasama, tanggung  jawab dan saling menghargai antarsiswa d. Meningkatkan

kemampuan

siswa

dalam

memecahkan masalah e. Mengembangkan

keterampilan

proses

(mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengomunikasikan) dan sikap ilmiah siswa (rasa ingin tahu, jujur, terbuka, disiplin) -

Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis proyek: a. Pembelajaran

berpusat

pada

siswa

yang

melibatkan tugas-tugas pada kehidupan nyata sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa  b. Tugas/ proyek menekankan pada kegiatan  penyelidikan berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan dalam pembelajaran c. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata. d. Produk, laporan atau hasil karya tersebut dikomunikasikan untuk mendapat tanggapan dan umpan balik untuk perbaikan proyek

 berikutnya. -

Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based

Learning ) Penetuan

proyek,

 penyelesaian

perancangan

proyek,

langkah-langkah

penyusunan

jadwal

 pelaksanaan proyek, penyelesaian proyek dengan fasilitas dan monitoring guru, penyusunan laporan dan presentasi hasil proyek, evaluasi proyek. -

Beberapa

hal

yang

perlu

diperhatikan

dalam

menerapkan pembelajaran berbasis proyek adalah sebagai berikut: a) Pembelajaran

berbasis

proyek

dilaksanakan

setiap berakhir satu tema pembelajaran dengan rentang waktu paling lama satu minggu tentang tema yang telah dipelajari sebelum masuk ke tema berikutnya.  b) Pembelajaran berbasis proyek yang dilaksanakan tanpa mengganggu kegiatan pembelajaran pada tema berikutnya. c) Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis  proyek hendaknya sesuai dengan tema dan diawali dengan pengajuan masalah dari siswa atau guru untuk dipecahkan oleh siswa melalui  pembelajaran berbasis proyek. d) Topik proyek yang akan dipilih siswa dalam  pembelajaran

berbasis

proyek

hendaknya

 beragam (variatif) sehingga karya siswa yang dihasikan juga beragam (variatif). e) Karya yang dihasilkan oleh siswa melalui  pembelajaran berbasis proyek adalah karya  berbasis

masalah

yang

bermakna

sebagai

 pemecahan masalah yang muncul sesuai topik yang dipilih siswa.

f) Pembelajaran  banyak

waktu

berbasis dan

proyek peralatan

memerlukan yang

harus

disediakan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Untuk itu direkomendasikan menggunakan

team

teaching

dalam

proses

 pembelajaran. g) Dalam pembelajaran berbasis proyek, kondisikan suasana belajar supaya menyenangkan dan tidak monoton. -

Model Pembelajaran Berbasis Proyek Menurut Iriawan (2014) 1. Penentuan pertanyaan/ masalah mendasar 2. Penentuan topik-topik proyek 3. Pemilihan topik proyek 4. Perencanaan dan penyusunan jadwal proyek 5. Pelaksanaan dan pelaporan progres proyek 6. Penyusunan laporan proyek 7. Pameran proyek dan produk siswa 8. Refleksi kegiatan proyek

Pembelajaran

-

Pendekatan pembelajaran konstruktivisme adalah

dengan

salah

satu

pendekatan

Pendekatan

 berpusat pada siswa (student centered approach)

Konstruktivisme

karena

menekankan

Pendekatan

yang

pada

konstruktivisme

berorientasi

atau

kegiatan

siswa.

adalah

suatu

 pendekatan pembelajaran yang menekankan pada  pengetahun awal siswa sebagai tolak ukur dalam  belajar. Pendekatan konstruktivisme menekankan  bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas

siswa

dalam

mengkonstruksi

 pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti  bahan, media, peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut.

-

Prinsip

tentang

merupakan

dasar

belajar bagi

dan

mengajar

yang

pendekatan-pendekatan

 berbasis konstruktivisme (Widodo : 2010) 1.  pembelajar telah memiliki pengetahuan awal. 2.  belajar

merupakan

proses

pengkonstruksian

suatu pengatahuan berdasarkan pengatahuan yang telah dimiliki. 3.  belajar adalah perubahan konsepsi pembelajar 4.  proses

pengkonstruksian

pengetahuan

 berlangsung dalam suatu konteks sosial tertentu. 5.  pembelajar bertanggung jawab terhadap proses  belajarnya -

Menurut Driver & Leaach, ciri-ciri pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah sebagai  berikut: 1) Beranjak dari pengetahuan 2) siswa (prior knowledge) 3) Mengaktifkan

interaksi

sosial

(social

interaktions) dan konteks natural &cultural yang cocok dengan kehidupan siswa 4) Pencapaian kepahaman (sense making); dengan terjadinya perubahan konseptual pada diri siswa. -

Implikasi dari pendekatan belajar konstruktivisme dalam pembelajaran meliputi empat tahapan yaitu, Eksplorasi

pengetahuan

alam,

pemberian

 pengalaman langsung, mengaktifkan interaksi sosial,  pencapaian kepahaman siswa. -

Kelebihan pendekatan belajar kontruktivisme adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran

diperoleh

siswa

melalui

 pengalaman langsung 2. Pendekatan konstruktivisme dapat diterapkan untuk berbagai macam materi ajar

3. Dapat

diterapkan

untuk

semua

jenjang

 pendidikan atau dalam pelatihan diorganisasi. 4. Pendekatan

konstruktivisme

membuat

 pembelajaran lebih bermakna -

Kekurangan

pendekatan

belajar

kontruktivisme

adalah sebagai berikut: a) Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri.  b) Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dengan pendekatan tersebut. c) Pendekatan konstruktivisme yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar yang harus dipilih dengan sebaik-baiknya d) Memerlukan format penilaian yang berbeda.

Pembelajaran

-

Problem

solving

menuntut jawaban

dari

secara

Pendekatan

individual

dengan

 pertanyaan berdasarkan informais yang diberikan

berbasis

mencari

mahasiswa

serangkaian

dosen. Dipihak lain PBL mengarahkan mahasiswa

masalah

dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencari situasi masalah dan melalui pencarian ini diharapkan dapat menguji kesenjangan dalam pengetahuan dan keterampilan mereka untuk menentukan informasi mana

yang

perlu

mereka

peroleh

untuk

menyelesaikan masalah dan mengolah situasi yang ada. -

Hal tersebut sesuai dengan karakteristik PBL (Barrows dan Tamblyn, 1980) di antaranya yaitu: a) kompleks,

dalam

mengorganisasikan

fokus

 pembelajaran tidak ada satu jawaban yang “benar” seperti k eadaan nyata dalam kehidupan.  b) mahasiswa bekerja dalam kelompok-kelompok dalam memecahkan masalah, mengidentifikasi

kesenjangan

dalam

pembelajaran,

dan

mengembangkan pemecahan yang mungkin. c) mahasiswa

mengumpulkan

informasi

baru

melalui pembelajaran yang diarahkannya sendiri (self-directed learning). d) dosen hanya berperan sebagai fasilitator e)  permasalahan diarahkan untuk mengembangkan kemampuan

pemecahan

masalah

dalam

 profesinya. -

Kelebihan

Pembelajaran

Pendekatan

dengan

 berbasis masalah a) mengakui pengalaman dasar siswa  b) menekankan pada pertanggungjawaban siswa sendiri terhadap pembelajaran mereka c)  bersifat lintas disiplin d) memadukan teori dan praktik e) lebih berfokus pada perolehan proses daripada hasil f)  perubahan peran guru dari instruktur menjadi fasilitator g)  perubahan

pola

asesmen

sendiri

(self-

assessment) dan asesmen rekan sebaya (peer assessment) h)  berfokus

pada

keterampilan

berkomunikasi

interpersonal yang meyakinkan siswa saling menghubungkan

pengetahuan

yang

mereka

miliki -

Pembelajaran Berbasis Penemuan ( Discovery )

-

Pembelajaran discovery  adalah proses pembelajaran yang terjadi bila siswa tidak disajikan materi ajar dalam

bentuk

finalnya,

tetapi

diharapkan

mengorganisasi sendiri. -

Berawal dari konsep Bruner tentang  Discovery

 Learning  -  Discovery Learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (Budiningsih, 2005: 43). -  Discovery

dilakukan

melalui

:

Observasi,

Klasifikasi, Pengukuran, Prediksi , Penentuan, inferi -

Keseluruhan proses ini juga disebut Cognitive  Process

-

Tahap perkembangan kognitif menurut Bruner: Tahap enaktive

seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upaya untuk memahami lingkungan sekitarnya Tahap iconic 

seseorang memahami objek-objek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Tahap symbolic 

seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. -

Manfaat dari penerapan Discovery Leraning dalam pembelajaran :

Dapat meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan Mengubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke  student oriented . Mengubah

modus

Ekspositori

siswa

hanya

menerima informasi secara keseluruhan dari guru ke modus  Discovery siswa menemukan informasi sendiri. -

Kelebihan penerapan Discovery Learning untuk

dilaksanakan di kelas adalah:

Membantu

siswa

meningkatkan

untuk

memperbaiki

dan

keterampilan-keterampilan

dan

 proses-proses kognitif. Siswa akan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih  baik. Mendorong siswa berpikir dan bekerja mandiri Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya

rasa

menyelidiki

dan

mencapai

keberhasilan. Metode

ini

memungkinkan

siswa

berkembang

dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri. Menyebabkan

siswa

mengarahkan

kegiatan

 belajarnya sendiri dengan melibatkan imajinasi dan motivasi sendiri. -

Kelemahan penerapan Discovery Learning dalam pembelajaran di kelas adalah:

Metode

ini

menimbulkan

asumsi

bahwa

ada

kesiapan siswa untuk belajar. Bagi siswa yang kurang pandai, akan sulit menghubungkan konsep Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak Tujuan sulit tercapai bila berhadapan dengan siswa yang sudah biasa mendapat cara mengajar lama Pengajaran

discovery

mengembangkan

lebih

cocok

pemahaman,

untuk

sedangkan

 pengembangan aspek konsep, keterampilan dan emosi

secara

keseluruhan

kurang

mendapat

 perhatian. Pada beberapa muatan pelajaran misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur gagasan yang dikemukakan oleh para siswa.

-

Langkah-Langkah

Mengaplikasikan

Model Discovery Leraning : LANGKAH PERSIAPAN

a) Menentukan tujuan pembelajaran.  b) Melakukan

identifikasi

karakteristik

siswa c) Memilih materi pelajaran. d) Menentukan

topik-topik

yang

harus

dipelajari siswa secara induktif e) Mengembangkan

bahan-bahan

belajar

yang berupa contoh/ilustrasi f) Mengatur

topik

pembelajaran

dari

sederhana ke komplek g) Melakukan evaluasi belajar siswa LANGKAH PELAKSANAAN :

1. Stimulation ( Pemberian Stimulus) 2. Problem Statement ( Identifikasi Masalah) 3.  Data Collection (Pengumpulan Data) 4. Data Processing (Pengelolaan Data) 5. Vertification (Pembuktian) 6. Generalization (Menarik Kesimpulan)

-

Pembelajaran pendekatan kontekstual

Pembelajaran

Kontekstual

adalah

suatu

 pembelajaran yang membangun hubungan antara  pengetahuan

yang

dimiliki

siswa

dengan

 penerapannya dalam kehidupan keseharian mereka. Menurut

Muslich

(2007:

42),

karakteristik

pendekatan kontekstual sebagai berikut: •

Pembelajaran autentik (learning in real life  setting ).



Pembelajaran bermakna (meaningfull learning ).



Pembelajaran

memberikan

pengalaman

(learning by doing ). •

Pembelajaran dengan kerjasama (learning in a  group).



Pembelajaran memahami antara satu dengan yang lain secara mendalam (learning to know each other deeply).



Pembelajaran dilaksanakan secara aktif, kreatif,  produktif,

dan

mementingkan

kerja

sama

(learning to ask, to inquiry, to work together ). -

7 Kompenen utama pendekatan kontekstual menurut Muslich (2009: 43)

1. constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk) 2. questioning (bertanya) 3. inquiry (menyelidiki, menemukan) 4. learning community (masyarakat belajar) 5.

modelling (pemodelan)

6. reflection (refleksi atau umpan balik) 7. -

authentic assessment (Penilaian Sebenarnya)

Kelebihan

dan

Kekurangan

pendekatan

kontekstual menurut Sutardi & Sudirjo (2007: 96) yaitu:

-  Kelebihan :  Real world learning (belajar dunia nyata) Mengutamakan pengalaman nyata yang erat dengan  pengalaman sesungguhnya atau realita. Berpikir tingkat tinggi, sebagai proses dari diskoveri,  pemecahan masalah, dan inkuiri. Berpusat pada siswa, merupakan hakikat kontekstual yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa. -

Sedangkan Kelemahannya adalah : Bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan mendalam tentang: konsep, prinsip-prinsip, potensi

 perbedaan individual siswa di kelas, sarana belajar. Bagi siswa, diperlukan inisiatif, kreativitas dalam  belajar, memiliki tanggung jawab menyelesaikan tugas. -

Langkah-langkah  model jigsaw yang telah dikaji

secara ilmiah oleh Aronson, Blaney, Stephen, Sikes dan Snapp (1978) dan dikenal dengan model tim ahli: a) Siswa

dikelompokkan

kedalam

beberapa

kelompok yang disebut kelompok asal  b) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda c) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda d) Setiap orang dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan e) Anggota dari kelompok yang berbeda yang telah mempelajari bagian materi /sub bab yang sama  bertemu dalam kelompok baru yang disebut kelompok ahli untuk mendiskusikan bagian materi mereka. f) Setelah selesai diskusi sebagai kelompok ahli, setiap anggota kembali ke kelompok asal dan  bergantian

mengajar

teman

satu

kelompok

mereka tentang bagian materi yang mereka kuasai

dan

anggota

lainnya

mendengarkan

dengan sungguh-sungguh g) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi tentang bagian materi yang mereka kuasai. h) Guru bersama siswa menyimpulkan materi secara umum i) Guru menutup pembelajaran

-

Berikut merupakan beberapa tipe dari model pembelajaran kooperatif   yang telah dikaji secara

ilmiah oleh penemunya. a. Model Pembelajaran Kooperatif tipe  Make a  Match  b. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing  c. Model

Pembelajaran

Kooperatif

tipe

Snowballing  d. Pembelajaran Kooperatif Tipe  Numbered Head Together (NHT) e. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think  Pair Share f. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group  Investigation g. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Creative  Problem Solving  h. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write i.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two StayTwo Stray

 j.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tornament (TGT)

k. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team  Assisted Individualy l.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe  Role  Playing 

m. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC  -

Langkah-Langkah

Model

Pembelajaran

Kooperatif tipe Make a Match:

1) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi  beberapa konsep atau topik yang cocok untuk

sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. 2) Setiap siswa mendapat satu kartu. 3) Setiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang. 4) Setiap

siswa

mencari

pasangan

yang

mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya (soal jawaban). 5) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. 6) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya. 7) Kesimpulan/ penutup. -

Model Pembelajaran Kooperatif tipe  Snowball

Throwing Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah – langkah pembelajaran Snowball

Throwing adalah sebagai berikut: 1) Guru

menyampaikan

materi

yang

akan

disajikan, dan Kompetensi dasar yang ingin dicapai. 2) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi. 3) Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temantemannya. 4) Kemudian masing – masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu  pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

5) Kemudian

kertas

yang

berisi

pertanyaan

tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari siswa ke siswa yang lainnya selama kurang lebih 5 menit. 6) Setelah siswa dapat satu bola berate mendapat satu pertanyaan maka siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara  bergantian. 7) Evaluasi 8) Penutup -

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe

Numbered H ead Together (NH T)  NHT adalah salah satu tipe dari pembelajaran koperatif dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1) Pengarahan 2) Pembentukan kelompok heterogen 3) Pemberian nomor untuk setiap siswa 4) Pemberian persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) 5) Pelaksanaan kerja kelompok 6) Presentasi kelompok dengan nomor siswa yang

sama

sesuai

tugas

masingmasing

sehingga terjadi diskusi kelas 7) Pelaksanaan kuis individual dan buat skor  perkembangan tiap siswa 8) Pengumuman hasil kuis 9) Pemberian reward -

Model

Pembelajaran

Think Pair Share

Kooperatif

Tipe

Model pembelajaran ini tergolong tipe koperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Guru menyajikan materi klasikal 2) Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa

bekerja

kelompok

dengan

cara

 berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs) 3) Presentasi kelompok (share) 4) Pelaksanaan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa 5) Pengumuman

hasil

kuis

dan

pemberian

reward. -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Group I nvestigation

Model koperatif tipe GI terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengarahan 2) Pembentukan kelompok heterogen dengan orientasi tugas 3) Perencanaan pelaksanaan investigasi 4) Pelaksanaan investigasi proyek tertentu (bisa di luar kelas, misal mengukur tinggi pohon, mendata banyak dan jenis kendaraan di dalam sekolah, jenis dagangan dan keuntungan di kantin sekolah, banyak guru dan staf sekolah) 5) Pengolahan data dan penyajian data hasil investigasi 6) Pelaksanaan presentasi 7) Pelaksanaan kuis individual dan pembuatan skor perkembangan siswa 8) Pengumuman

hasil

kuis

dan

pemberian

reward. -

Model

Pembelajaran

Tipe Creative Problem Solving

Kooperatif

Model

pembelajaran

ini

adalah

variasi

dari

 pembelajaran dengan pemecahan masalah dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Pembentukan kelompok heterogen 2) Memunculkan fakta aktual sesuai dengan materi bahan ajar melalui tanya jawab lisan 3) Identifikasi permasalahan dan memilih fokus secara kelompok. 4) Mengolah pikiran sehingga muncul gagasan orisinil untuk menentukan solusi 5) Presentasi dan diskusi kelompok Pemberian reward -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Think Talk Write

Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengelompokan secara heterogen 2) Pembelajaran ini dimulai dengan berpikir melalui

bahan

bacaan

(menyimak,

mengkritisi, dan memikirkan alternatif solusi) secara berkelompok 3) Hasil bacaannya dikomunikasikan dengan  presentasi dan diskusi kelompok 4) Kemudian membuat laporan hasil diskusi 5) Pemberian reward.

-

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay-

Two Stray  Pembelajaran model ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut: 1) Pengarahan 2) Pembentukan kelompok heterogen 3) Pelaksanaan kerja kelompok

4) Dua siswa bertamu ke kelompok lain dan dua siswa lainnya tetap di kelompoknya untuk menerima dua orang dari kelompok lain kemudian dua siswa yang bertamu kembali ke kelompok asal. 5) Pelaksanaan

kerja

kelompok

untuk

menyempurnakan hasil kerja 6) Presentasi kelompok 7) Pemberian reward. -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe

Team Game Tornament (TGT) dari langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut: 1) Buat kelompok siswa heterogen 4 orang kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatan. 2) Siapkan meja turnamen secukupnya, misalnya 10 meja dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa yang berkemampuan setara, meja ke-1 diisi oleh siswa dengan level tertinggi dari tiap kelompok dan seterusnya sampai meja ke-10 ditepati oleh siswa yang levelnya paling rendah. 3) Selanjutnya

adalah

pelaksanaan

turnamen,

setiap siswa mengambil kartu soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 3 menit). Siswa pada tiap meja turnamen sesuai dengan skor yang diperolehnya diberikan sebutan (gelar) superior, very good, good, medium. 4) Bumping, pada turnamen kedua ( begitu juga untuk turnamen ketiga-keempat dst.), dilakukan  pergeseran tempat duduk pada meja turnamen sesuai dengan sebutan gelar tadi, siswa superior dalam kelompok meja turnamen yang sama,

 begitu pula untuk meja turnamen yang lainnya diisi oleh siswa dengan gelar yang sama 5) Setelah selesai hitunglah skor untuk tiap kelompok asal dan skor individual, berikan  penghargaan kelompok dan individual. -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Team Assisted I ndividualy 

Model ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan Bantuan Individual dalam Kelompok (Bidak)

dengan karateristik bahwa tanggung jawab belajar adalah pada siswa. Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut (Slavin, 1985): 1) Buat kelompok heterogen dan berikan bahan ajar berupak modul 2) Siswa belajar kelompok dengan dibantu oleh siswa

pandai

anggota

kelompok

secara

individual 3) Saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi 4) Penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif. -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe Role Playing

Model pembelajaran ini terdiri dari langkah-langkah  pembelajaran sebagai berikut: 1) Guru menyiapkan skenario pembelajaran 2) Guru

menunjuk

beberapa

siswa

untuk

mempelajari skenario tersebut 3) Pembentukan kelompok siswa 4) Penyampaian kompetensi 5) Guru

menunjuk

siswa

untuk

skenario yang telah dipelajarinya

melakonkan

6) Kelompok

siswa

membahas

peran

yang

dilakukan oleh pelakon 7) Presentasi hasil kerja kelompok 8) Kesimpulan dan refleksi -

Model

Pembelajaran

Kooperatif

Tipe CIRC

Model pembelajaran ini diinisiasi oleh Steven dan Slavin (1995). CIRC terdiri dari empat kata yaitu Cooperative dengan

Integrated

langkah-langkah

Reading

Composition

pembelajaran

sebagai

 berikut: 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen 2) Guru

memberikan

wacana/kliping

sesuai

dengan topik pembelajaran 3) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan

ide

pokok

dan

memberi

tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis  pada lembar kertas 4) Mempresentasikan/membacakan

hasil

kelompok 5) Guru membuat kesimpulan bersama 6) Penutup -

Pembelajaran dengan Pendekatan Kuantum

Pendekatan kuantum atau disebut juga dengan Quantum Teaching and Learning merupakan cara  pandang masyarakat belajar bahwa belajar itu harus  berenergi

dan

membangkitkan

Segala

metode,

strategi, model dan juga termasuk segala hal yang dilakukan yang meliputi interaksi antara guru dan siswa, kurikulum, dan lain sebagainya yang ada dalam pembelajaran dibangun atas dasar prinsip “ Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita dan

 Antarkan Dunia Mereka ke Dunia Kita”. Pendekatan pembelajaran kuantum memiliki prinsip prinsip dasar sebagai berikut: a. Segalanya berbicara  b. Segalanya bertujuan c. Pengalaman sebelum pemberian nama d. Akui setiap usaha e. Jika

layak

dipelajarai

maka

layak

pula

dirayakan

-

Pembelajaran Berbasis Aktivitas

Pembelajaran berbasis aktivitas merupakan proses  belajar yang melibatkan proses fisik dan mental siswa

melalui

kegiatan

mengamati,

menanya,

menduga, mencoba, mengeksplorasi, mengukur, menyimpulkan, mengomunikasikan, dll. dengan tujuan: a. Meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam  pembelajaran  b. Meningkatkan interaksi sosial antara siswa dengan lingkungan sekitarnya c. Mendorong siswa untuk dapat menemukan dan menyelidiki sendiri konsep yang dipejari agar mudah diingat d. Membantu  bersama

siswa yang

membentuk efektif,

cara

saling

kerja

berbagi

informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide siswa lain e. Melatih siswa belajar berpikir analitis dan mencoba memecahkan masalah yang dihadapi sendiri -

Manfaat pembelajaran berbasis aktivitas bagi siswa adalah sebagai berikut:

a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia  berpikir dan menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.  b. Siswa memahami benar bahan pelajaran, sebab mengalami

sendiri

proses

menemukannya.

Sesuatu yang diperoleh dengan cara ini lebih lama diingat. c. Siswa menemukan sendiri konsep, prinsip atau teori

yang

dapat

menimbulkan

rasa

puas.

Kepuasan batin ini mendorong ingin melakukan  penemuan

lagi

sehingga

minat

belajarnya

meningkat. d. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode

penemuan

akan

lebih

mampu

mentransfer pengetahuannya kepada berbagai konteks. e. Kegiatan ini melatih siswa untuk lebih banyak  belajar mandiri dan bertanggung jawab. -

Prinsip-prinsip

pembelajaran

berbasis

aktivitas

terdiri dari: a. Somatis yaitu siswa mengalami aktivitas fisik yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan siswa lain secara berpasangan atau kelompok.  b. Auditori

yaitu

siswa

dimungkinkan

untuk

mendengar secara aktif dari berbagai sumber informasi. c. Visual

yaitu

siswa

dimungkinkan

untuk

melakukan pengamatan gambar atau lingkungan sekitar. d. Intelektual yaitu siswa dimungkinkan untuk melakukan proses berpikir. -

Karakteristik

pembelajaran

aktivitas terdiri dari:

berbasis

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF