Tugas 3 Kelompok1 Modul3PUT

September 8, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tugas 3 Kelompok1 Modul3PUT...

Description

 

TUGAS PENGANTAR USAHA TANI “



Manajemen Usaha Tani  

Dosen Pengampu: Febriananda Faizal SP., MP

Disusun oleh: Kelompok 1

 Anggota Kelompok: 1. 2.

Wahyu Tri Indryastuti Nicolas Reh haganta Sibarani

17504020011101 175040200111010 0 17504020011106 175040200111064 4

3. 4.

Dwi Mawar Purwaningtyas Anis Nur Afifah

17504020111105 175040201111054 4 17504020711112 175040207111128 8

PROGRAM STUDI AGROEKOTEK AGROEKOTEKNOLOGI NOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UNIVERSITA S BRAWIJAYA MALANG 2019

 

BAB I  I  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Belakang   Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, tanaman,   hewan, hewan,   dan dan   mikrobia)  mikrobia)  untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim. bersifat semusim.Usaha Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) (biasanya  pohon) dan  dan diusahakan pada lahan yang setengah liar atau liar (hutan). (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) amfibia)   atau serangga (misalnya lebah) lebah).. Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan. Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi aspek-aspek konservasi sumber daya alam juga alam  juga menjadi bagian dalam usaha pertanian. Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi kegiatan  ekonomi sehingga memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih benih/bibit, /bibit,   metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. dan pemasaran.    Apabila seorang petani memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming ). ). Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis. agribisnis.   Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi . Karena pertanian industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan. Sisi pertanian

industrial

yang

memperhatikan

lingkungannya

adalah

pertanian

berkelanjutan (sustainable agriculture). agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, permakultur,   memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial. Pertanian modern masa kini

 

biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian berbentuk  pertanian subsisten, subsisten, yaitu  yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya. Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, budidaya  alga, hidroponika)  hidroponika) telah  telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

1.2. Tujuan  Tujuan  Tujuan dari makalah ini adalah 1. Pentingnya Manajemen Usahatani. 2.

Kondisi Petani.

3.

Penerapan Manajemen Usahatani.

4.

Peningkatan Kemampuan Manajemen Usahatani.

5.

Peningkatan Nilai Tambah.

6.

Pengembangan Kelembagaan.

 

BAB II  II  TINJAUAN PUSTAKA  PUSTAKA 

2.1 Usahatani (Farming )  Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, pangan,   bahan baku industri, industri,   atau sumber energi, serta energi,  serta untuk mengelola mengelola lingkungan  lingkungan hidupnya. hidupnya. Kegiatan  Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: Inggris:   crop cultivation) cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising )),, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme

dan

bio bioenzim enzim

dalam

pengolahan

produk

lanjutan,

seperti

pembuatan keju dan tempe, tempe,   atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi eksploitasi hutan.  hutan.   Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia. Sejarah Indonesia Sejarah  Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total pendapatan domestik bruto. Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. ekonomi.   Karena pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung, seperti ilmu tanah,   meteorologi, tanah, meteorologi,   permesinan pertanian, pertanian,   biokimia, biokimia,   dan statistika, statistika,   juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming  (farming ) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya. Petani   adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani, sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock  ( livestock ) secara khusus disebut sebagai peternak  sebagai peternak . Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumberdaya organisasi. Dalam perkembangan jaman, manajemen mutlak

 

diperlukan untuk melaksanakan semua jenis usaha, tidak terkecuali suatu usahatani dengan skala kecil sekalipun. Manajemen adalah suatu seni, dimana setiap orang akan memiliki suatu hasil yang berbeda dengan mengelola suatu usaha yang sama. Demikian pula dalam usahatani, dengan modal dan hamparan lahan yang relatif sama dan berdekatan serta kondisi iklim yang sama, suatu usahatani yang dikelola orang yang berbeda akan dapat mendatangkan hasil yang berbeda. Hal ini terjadi karena pola pemikiran seseorang dalam mengambil keputusan dan mengelola usaha tidak pernah sama antara

orang

per

orang.

Dan

dalam

usahatani

kemungkinan

seseorang

mengembangkan kreatifitasnya dalam mengelola, adalah sangat besar.

2.2 Pentingnya Manajemen Usahatani  Usahatani  1. Pentingnya manajemen usahatani Manajemen usaha tani sangatlah penting untuk menentukan keberhasilan suatu usaha tani dari segi pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan modal yang di miliki menjadi efektif dan efisien dalam usaha tani tersebut. Hal yang membedakan manajemen usahatani dengan manajemen lainnya : a. Keanekaragaman jenis tanaman y yang ang sangat besar dalam sektor p pertanian ertanian b. Banyaknya jumlah petani c.

Keanekaragaman skala usaha di bidang pertanian, dari skala kecil kecil hingg hingga a skala besar

d. Pandangan hidup trad tradisional isional s secara ecara u umum mum m masih asih melek melekat at dalam diri petani e. Cenderung berorientasi dengan keluarga dan masyarakat sekitar f. Usaha tani sangat berkaitan dengan gejala alam g. Karakteristik pro produk duk pertanian musiman, mudah rusak, d dan an tidak tahan lama h. Produk pertanian sel selalu alu dibutuhkan oleh masy masyarakat arakat dan harus s selalu elalu tersedia cukup Hal  – hal  – hal diatas menjadikan manajemen usaha tani memerlukan penanganan yang berbeda dibandingkan dengan penanganan usaha lain di luar sektor pertanian. Manajemen akan terlaksana dengan baik dengan memperhatikan unsur – unsur  – unsur  unsur : a. Manusia melaksanakan manajemen b. Seni untuk menjalankan manajemen c. Keberhasilan

 

Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman pangan yang berwawasan agribisnis dan beroirentasi dengan pasar memerlukan kemampuan manajemen yang professional. Oleh karena itu, kemampuan manajemen usahatani kelompok tani perlu dorongan dan dikembangkan mulai dari perencanaan, proses produksi, pemanfaatan potensi pasar, serta pemupukan dan modal/investasi. Langkah  –  –   langkah yang diperlukan untuk mendorong peran petani dalam penyediaan modal/investasi untuk pengembangan usahatani, yaitu: a. Memberikan penyuluhan b. Insentif dan kon kondisi disi yang kon kondusif dusif agar petani mampu memanfaatk memanfaatkan an sumber permodalan dan sumberdaya lainnya secara optimal. 2. Kondisi petani Usahatani di Jawa dicirikan ndg lahan sempit sehingga pendapatan yang diperoleh dari usahatani sangat kecil. Secara umum dicirikan dengan pemilikan lahan sawah, tegal atau pekarangan yang sempit. Biasanya untuk menambah penghasilan keluarga, umumnya petani merangkap bekrja di sektor jasa dan industri. Konsekuensinya setelah musim tanam selesai atau pada waktu tertentu petani harus meninggalkan usaha taninya untuk bekerja diluar usaha tani. Dari permasalahan tersebut mendapatkan 3 hal yang harus diperbaiki agar usahatani tersebut menjadi maju, yaitu :  A. Inovasi Teknologi Melalui inovasi teknologi diyakini keuntungan usahatani persatuan luas akan mendongkrak, komoditas unggulan yang menggiurkan akan dapat tercipta. Tetapi teknologi yang diintroduksi ke petani akan lebih disukai jika teknologi tersebut mudah dipalikasikan, kurang intensif penanganannya, tidak memerlukan pengamatan tiap hari dan tidak memerlukan control terlalu ketat. Teknologi semacam ini akan memberikan peluang bagi petani untuk dapat meninggalkan usahataninya. Manajemen ini memungkinkan anggota kelompok tidak mengelola penuh usahatani. Akan lebih bermanfaat jika teknologi yang tersedia dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi petani. B. Manajemen usaha yang dilakukan kelompok Manajemen yang biasanya dijalani oleh para petani biasa disebut manajemen “bakul sate” yang harus ditinggalkan oleh petani oleh petani dikarenakan manajemen ini petani harus selalu menunggui dan mengerjakan usahataninya sendiri. Terdapat alternatif manajemen usaha yang dapat dilakukan tanpa mengurangi jumlah dan mutu hasil.

 

Manajemen usaha yang dimaksud adalah manajemen kooperatif dan korporasi. Manajemen koporasi merupakan alternatif karena memiliki beberapa kelebihan, yaitu : a) Pengambilan keputusan usaha harian dapat dilakukan secara cepat sehingga usahatani tanggap terhadap perubahan pasar dan harga b) Pengelolahan lahan, iriga irigasi, si, dan teknik budidaya lainnya, dik dikelola elola oleh tim manajer dibantu tenaga teknis, teknis lapang terampil, sehingga pengelolaan efisien c) Mobilisasi sumberdaya pertanian mudah d) Pembagian k keuntungan euntungan yang dihasilkan dari jenis lahan, ttenaga enaga dan modal sebagai saham anggota Manajemen seperti ini akan sesuai untuk lingkungan pekotaan (agropolitan) atau masyarakat urban yang mempunyai peluang kerja di sektor jasa dan industri. Kelompok tani yang belum menerapkan manajemen korporsi secara perlahan sebaiknya dapat memperbaiki manajemen usahanya dengan fokus pada faktor pengambilan keputusan, pengelolaan sumberdaya, dan pembagian keuntungan. C. Metode Penyuluhan Metode penyuluhan harus diubah sesuai dengan pola manajemen modal yang di terapkan kelompok. Terdapat tiga metode penyuluhan yaitu pendekatan secara personal, pendekatan kelompok, dan pendekatan masal. Dengan penerapan manajemen koperasi maka metode pendekatan penyuluhan difokuskan pada pendekatan personal. Dalam tim manajer hanya terdiri dari beberapa orang untuk target penyuluhan dan membutuhan materi pelatihan yang biasanya kebutuhan materi. Materi pelatihan difokuskan pada masalah manajemen meliputi pemasaaran, analisis keuangan, pengambilan keputusan, dan kewirausahaan. Salah satu kesulitan sosialisasi inovasi teknologi dikarenakan keterbatasan sumberdaya petani. Teknologi yang disosialisaikan mulai dari yang mudah diaplikasikan sampai canggih. Teknologi yang diberikan kepada petani berupa teknologi pertanian organik, kultur jaringan, dan persilangan untuk memproduksi benih yang cukup sulit diajarkan kepada kelompok tani, mungkin lebih mudah mengajarkan kepada kelompok dengan manajemen koporasi. Kesulitan utama menerapkan manajemen koporasi bukan pada masalah faktor fisik tetapi pada faktor psikologi yaitu pada ketidakrelaan petani untuk mengakui kelebihan teman petani lain sebagai majaner usaha.

 

  2.3 Peningkatan Kemampuan Manajemen Usaha Tani  Tani   Manajemen usahatani adalah penggunaan secara efisien sumber-sumber sumber -sumber yang terdapat dalam keadaan terbatas meliputi ternak, tenaga kerja dan modal. Tujuan akhir pengembangan manajemen usahatani meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Kenaikan pendapatan merupakan tujuan jangka pendek dan ini merupakan  jalan atau cara untuk mencapai tujuan akhir. Peningkatan produktifitas komoditi tanaman pangan dilakukan dengan melakukan intensifikasi yang dijalankan secara berkelanjutan dan efisien guna meningkatkan daya saing dan untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana, dengan tetap mengacu kepada kelestarian lingkungan. Peningkatan produktifitas usahatani dilakukan dengan penerapan teknologi maju dan alsin pertanian. Upaya peningkatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan pangan yang semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk dapat ditempuh dengan strategi pemanfaatan sumberdaya lahan dan air, dan pemanfaatan sumberdaya teknologi. Dalam pertanian, contoh teknologi yang sering digunakan ialah traktor, penanam padi otomatis (Rice ( Rice transplanter ), ), dan lainlain Cara lain untuk meningkatkan usahatani adalah dengan perluasan areal tanam meningkatkan produksi baik melalui peningkatan produktifitas maupun perluasan areal tanam diperlukan penyebarluasan penerapan teknologi. Teknologi yang diterapkan diarahkan yang bersifat lebih unggul, tepat guna, spesifik lokasi dan berwawasan lingkungan. Teknologi yang disebarluaskan mencakup mulai dari teknologi pra produksi, proses produksi, hingga pasca panen dan pengolahan hasil dengan fokus antara lain: penggunaan varietas unggul bermutu, pemupukan berimbang, efisiensi pemanfatan air, PHT, pengendalian hama dan penyakit, serta teknologi pengolahan hasil.

Peningkatan Intensitas Pe Pertanaman rtanaman (PIP) baik dari

intensitas pertanaman (IP) 200 menjadi IP 300 maupun dari IP 300 menjadi IP 400 pada berbagai tipologi lahan. Peningkatan Nilai Tambah  Tambah  Upaya pengembangan usaha yang mampu memberikan nilai tambah bagi petani perlu terus ditingkatkan, sehingga petani dapat memasarkan produknya bukan hanya dalam bentuk makanan mentah akan tetapi dalam bentuk olahan.

 

Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya antara lain: a.

Penerapan teknologi panen dan pasca panen yang tepat

b.

Penyebarluasan teknologi pengolahan hasil

c.

Pemasyarakatan penerapan standart mutu

d.

Pemanfaatan peluang kredit

Sedangkan pengembangan sarana dan prasarana pertanian tanaman pangan diarahkan untuk menjamin aksesbilitas guna mendukung keberhasilan upaya peningkatan produktifitas, perluasan areal tanam. Termasuk pengolahan dan pemasaran hasil, melalui paya-upaya antara lain sebagai berikut : (1) Peningkatan fasilitas penyediaan dan distribusi sarana produksi dilapangan untuk menciptakan iklim yang kondusif dan berusahatani, (2) Peningkatan efektivitas dan efisiensi koordinasi antar instansi terkait dalam melakukan pengembangan sarana dan prasarana Untuk

pemasaran

komoditi

usahatani,

dikembangkan

dengan

sistem

pemasaran yang efisien dan berorientasi pada kebutuhan konsumen melalui upayaupaya pengembangan kelembagaan informasi pemasaran, standarisasi dan mutu produk, pengamanan harga, kemitraan usaha, serta promosi pemasaran. Pengembangan Kelembagaan  Kelembagaan  Upaya pemberdayaan petani diperlukan pengembangan kelembagaan baik kelembagaan petani maupun pemerintah sebagai berikut : a) Pengembangan kelompok tani m melalui elalui peningkatan ke kemampuannya mampuannya tidak hanya dari aspek budidayanya saja namun juga aspek agribisnis secara keseluruhan dan kemampuan bekerja sama sehingga dapat berkembang menjadi kelompok usaha baik dalam bentuk koperasi maupun unit usaha kecil mandiri dan tumbuh dari bawah. b) Peningkatan kualita kualitas s SDM, bantuan alat-alat pros prosessing, essing, penyedia penyediaan an kredit, dan mengembangkan pola kemitran. c) Pengembangan usaha Pelay Pelayanan anan Jasa Alsin (UPJA) deng dengan an memperkuat dan melakukan pembinaan terhadap petugas, manajer, operator, dan petani melalui peningkatan fasilitas perbengkelan, kerjasama dengan swasta, pelayanan kredit dan pelatihan. d) Penguatan lembag lembaga a pemerintah seperti BPSB, BPTPH, balai benih maupun Brigade proteksi sehingga dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat terutama petani melalui upaya peningkatan profesionalisme

 

terus operasional dan admisnistrasi, serta peningkatan kerja sama antar petugas lapangan dan intansi terkait melalui forum konsultasi dan konsolidasi. Penyuluhan pertanian sangat diperlukan dalam peningkatan usahatani. Akan tetapi penyuluhan pertanian sebagai ujung tombak pembangunan pertanian akhirakhir ini terlihat lesu, revitalisasi kelembagaan penyuluhan perlu segera diwujudkan sehigga kinerja penyuluhan dapat bangkit kembali. Revitalisasi penyuluhan terutama diperlukan dalam hal pemasyarakatan teknologi dan manajemen produksi, serta fasilitas aksesibilitas petani terhadap pasar, permodalan, informasi serta sarana dan prasarana. Untuk itu agar penyuluhan dapat efektif mendukung program pembangunan usahatani diperlukan upaya-upaya koordinasi dan sinkronisasi, sosialisasi program pembangunan usahtani, serta mengisi materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan program pembangunan usahatani.

2.4 Pelaksanaan ma manajemen najemen usahatan usahatanii untuk hasil y yang ang maksimal  maksimal  Dalam suatu manajemen usahatani yang di jalankan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal mengingat resiko yang sangat besar dalam bidang pertanian,maka harus mem memperhatiakan perhatiakan b beberapa eberapa hal ya yang ng sa sangat ngat pe penting nting

dan

berkaitan erat dengan pelaksanaan manajemen. Hal tersebut antara lain: 1.

Penerapan Management usaha tani tani  

a.

perencanaan   perencanaan Perencanaan usahatani disusun berdasarkan pengalaman dan evaluasi faktor-

faktor tetap yang menentukan(jumlah uang yang tersedia, Konsumsi atau komersial,  jumlah tenaga yang tersedia,tanah dan iklim). Manusia tidak dapat berbuat banyak terhadap tanah dan iklim sehingga langkah dalam pendekatan sebagai berikut : 1) Mengklasifikasikan tanah. berapa bagian yg ditanami padi, kedelai, ternak, ikan dan lain lain. 2) Menyususun rencana tanaman d dengan engan sy syarat arat : -

Dapat menambah atau mempertahankan kesuburan tanah. Saling mendukung satu sama lain, sehingga dapat memanfaatkan penggunaan alat alat pertanian dan tenaga kerja.

-

Menggunakan tenaga kerja keluarga dengan efesien. Permintaan pasar bagi usahatani yang bertujuan menjual hasilnya kepasar.

 

-

Perencanaan ternak ternak dapat mengubah hasil tanaman menjadi makanan berkadar protein tinggi melalui hasilnya yg berupa daging,susu,telur dqn lain lain. Ternak dapat berfungsi sebagai tenaga kerja.

3) Perencanaan tenag tenaga a kerja dan alat alat pertanian .Pada waktu waktu waktu kapan tenaga kerja dan alat alat pertanian banyak/sering atau kurang diperlukan.Untuk usahatani yg luas,lebih mudah mengkombinasikan tenaga kerja dan alat alat pertanian. 4) Perencanaan biaya  Anggaran/ biaya usahatani terdiri dari taksiran pengeluaran total dan taksiran penerimaan total yg disusun untuk jangka waktu pendek atau panjang. Tujuan anggaran/biaya anggaran/biay a :  -

Memberikan dasar dasar untuk perbaikan usahatani.

-

Berfungsi sebagai peringatan atau penelitian rencana usaha.

Perencanaan dituangkan dalam bentuk rencana usaha anggota,rencana usaha kelompok dan rencana usaha bersama. 2.

Pengaturan  Pengaturan  Pada

umumnya

petani

telah

tahu

bagaimana

memeperkecil

resiko

usahataninya yaitu dengan jalan mengusahakan beberapa cabang usaha lebih dari satu macam. Tanaman dan berbagai jenis ternak seperti sapi, unggas dan sebagainya. Hal ini memperbaiki pendapatan musiman dan distribusi tenaga kerja sepanjang tahun. Keuntungan lain adalah perbaikan tanah,pencegahan hama dan penyakit dan sebagainya. Untuk membantu setiap petani dalam rangka pengaturan gunakan langkah langkah sebagai berikut : a. Teliti kon kondisi disi usaha tani .p .petani etani mencatat dimana, bagimana dan kapan tanaman yang

bermacam-macam

diusahakan.bag diusahakan.bagaimana aimana

cara

cara

pengusahaan ternak. b.

Variasi dalam besarnya laba Mengatur penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja.

Beberapa tanaman bersaing dalam dalam penggunaan

tenaga kerja dan tempat.

Beberapa tanaman bersifat cocok untuk ditanam

bersama sama dan beberapa bersifat

untuk

ditanam

Pengaturan uang tunai yg digunakan untuk usaha

baik

saling

menyusul.

modal

maupun kredit. Hal ini dapat untukmembanding untukmembandingkan kan keuntungan berbagaimacam kombinasi tanaman.

sendiri

dari

 

c.

Perubahan dalam factor factor social ekonomi petani, kelompok tani dan gabungan

kelompok tani dalam pengaturan tenaga kerja memperhatikan

kesibukan kesibukan

masyarakat, seperti perbaikan irigasi, drainase,

dan sebagainya. sebagainya. Perubahan factor tata niaga, harg harga a dan lainnya. d.

Analisa data input output pada cabang usahatani petani/ kelompoktani/

gapoktan diharuskan mempunyai catatan input output. e. Pembagian tugas dalam kelompok/ gabungan kelompok dalam organisasi kelompok/ gapoktan perlu dibuatkan seksi seksi, sekertaris dan bendahara. Seksi bertugas dalam menjalankan salah satu kegiatan dari kelompok/ gabungan kelompok

seperti seksi pemasaran, seksi sarana produksi,

seksi simpan pinjam dan lainnya. Sekretaris administrasi kelompok dan bendahara

bertugas menjalankan fungsi

bertugas menjalankan pembukuan

keungan kelompok/gapoktan, cara pencatatan administrasi dan pembukuan keuangan dijelaskan dalam bab yang lain. 3.

Pelaksanaan   Pelaksanaan Petani sebagai manager dalam usahataninya memimpin pelaksanaan kegiatan

untuk usahataninya dibantu oleh keluarga dan tenaga kerja dari keluarga. Sebagai seorang

manager

menggerakkan

tenaga

memperlancar

proses

produksi

tersebut,sekaligus mencatatnya seluruh pelaksanaan kegiatan usahatani tersebut. Ketua kelompoktani/ gapoktan sebagai manager dalam kelompoknya memimpin pelaksanaan kegiatan usaha kelompok dengan dibantu oleh seluruh pengurus sesuai fungsinya sendiri-sendiri. Sekretaris mencatat kegiatan administrasi dan Bendahara mencatat semua pengeluaran dan pemasukan kelompok. Dalam proses produksi bisa terjadi penyimpangan atau gangguan seperti serangan hama/penyakit,maka perlu dilakukan pertemuan kelompok/ gapoktan untuk bersama sama menanggulanginya. Dalam pengambilan keputusan pilihan yang dipilih adalah alternative yang dapat memberikan keuntungan yang paling menyenangkan sesuai dengan input yang tersedia serta kemungkinan resiko yg timbul akibat pilihan tadi. Jadi sekali keputusan diambil,maka pilihan tadi harus dilaksanakan dan sudah harus siap dengan resiko yang timbul. Dengan dasar pengalaman masa lalu,maka keputusan yang diambil diharapkan akan membuahkan keberuntungan. 4.

Pengawasan  Pengawasan 

 

Pengawasan diperlukan dalam melihat apakah dari rencana yg telah dilaksanakan tersebut dapat memenuhi sasaran sasaran yang telah dibuat atau belum. Apakah teerjadi penyimpangan,mengapa terjadi penyimpangan tersebut, apakah ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dalam proses produksi. Di dalam control perlu diciptakan system control yang tetap, ajeg   terhadap rencana yg dilaksanakan serta terus dilaksanakan pemantauan tehadap kegiatan usaha tani. Hasil juga harus diukur apakah sesuai dengan yang direncanakan. Dengan cara ini maka dalam system manajemen yang benar selalu ada umpan balik dari control kearah rencana yg telah dipilih berdasarkan informasi informasi baru. Pencatatan data dalam suatu pembukuaan adalah salah satu system control yg perlu dilaksanakan untuk dipakai sebagaai umpan balik yg berkesinambungan tanpa data,suatu bisnis dapat diibaratkan seperti kapal tanpa kompas. Keempat fungsi manajemen harus dilaksanakan agar usahatani dapat berhasil dengaan baik.

2.5 Faktor Sosial Dan Komunikasi Petani Dalam Beru Berusahatani sahatani   Di dalam klasifikasi usahatani, ada pembagian kategori berdasarkan pola usahatani, tipe usahatani, struktur usahatani, bentuk usahatani dan corak usahatani. Dalam modul ini, akan ditekankan pada corak usahataninya karena sangat erat hubungannya dengan faktor dan peran sosial yang dihadapi oleh seorang petani. Corak usahatani diukur berdasarkan kriteria antara lain : a.

Nilai umum (sikap dan motivasi),

b.

Tujuan produksi,

c.

Pengambilan keputusan,

d.

Tingkat teknologi serta derajat komersialisasi dari produksi dan input usahataninya,

e.

Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan,

f.

Pendayaguna Pendayagunaan an lembaga,

g.

Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani serta tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi.

Salah satu variabel utama dalam sistem usahatani adalah pengambilan keputusan di dalam rumah tangga petani tentang corak cora k usahatani, bagaimana petani memilih kombinasi pembudidayaan tanaman dengan ternak, teknik dan strategi apa yang harus diterapkan. Dalam pengambilan keputusan di dalam berusahatai, petani tidak sendiri, petani butuh seseorang baik sesama petani ataupun penyuluh bahkan

 

referensi kelompok untuk menetapkan pilihan. Petani juga makhluk sosial, sehingga petani perlu berinteraksi sosial, untuk mendapatkan pengetahuan dan tambahan ketrampilan. Dengan

interaksi sosial, maka berlangsunglah proses sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses interaksi sosial melalui bagaimana kita berfikir, berperasaan dan berperilaku sehingga dapat berperan serta secara efektif dalam masyarakat. Proses interaksi sosial memerlukan komunikasi baik itu lisan maupun tertulis. Komunikasi juga merupakan proses, bisa proses komunikasi primer yaitu secara langsung tanpa bantuan alat, dengan bahasa, gerakan yang diberi arti khusus, aba-aba, dan sebagainya, bisa proses komunikasi sekunder, berlaku dengan menggunakan alat agar dapat melipatgandakan jumlah penerima pesan / amanat, yang berarti pula mengatasi hambatan-hambatan geografis (lewat radio, televisi) serta hambatan waktu (lewat buku, telepon, radio). Suatu jaringan komunikasi baik tradisional maupun modern sangatlah penting di tingkat petani berkaitan dengan aktifitas berusahataninya secara pribadi, kelompok maupun komunikasi sosial budaya. Sebelum proses sosialisasi terjadi di masyarakat pertanian, interaksi sosial akan terlebih dahulu terjadi di keluarga tani tersebut. Dengan berbagai topik, keluarga, ekonomi, kegiatan usahatani, tetangga, dan lain-lain. Selain keluarga dan masyarakat tani, petani berinteraksi juga dengan kelembagaan baik itu formal maupun non formal, dengan tujuan yang berkaitan dengan peningkatan sosial ekonomi keluarga petani.

 

BAB III  III  PENUTUP   PENUTUP

3.1 Kesimpulan  Kesimpulan  Untuk menjamin kondisi yang kondusif bagi petani dalam melakukan usahatani, maka pemerintah perlu terus memantau terhadap spekulasi-spekulasi yang dapat mengganggu sistem usahatani padi, baik yang menyangkut ketersediaan sarana produksi (pupuk, benih, pestisida) maupun pasar output dan menegakan supremasi hukun dengan tegas kepada setiap pihak yang mencoba melakukan instabilitas sistem tersebut. Jaminan pemasaran hasil-hasil pertanian, tampaknya suatu kondisi yang sangat diharapkan oleh petani. Oleh karena itu kebijaksanaan pemerintah yang lebih bijaksana terhadap komoditi pertanian masih tetap diperlukan. Kebijaksanaan tidak saja hanya menjamin harga dan pemasaran, tetapi juga mengkondisikan agar sistem agribisnis pertanian menjadi kondusif, baik sejak jaminan ketersediaan faktor input seperti pupuk, pestisida, benih, pasar output, alat pertanian dll.

3.2 Saran  Saran  a) Motivasi Terhadap Program Intensfikasi I ntensfikasi   Hampir semua petani (100 persen) menyatakan bahwa urutan pertama sumber pengetahuan petani adalah dari petugas penyuluhan (PPL) dan urutan ur utan kedua adalah dari sesama petani (60-93 persen) dan urutan ketiga adalah pengikuti program pemerintah (60-80 persen). Dengan demikian dapat diartikan bahwa betapa masih diperlukannya adanya kehadiran penyuluh bagi peningkatan penyuluhan pertanian di pedesaan. Namun yang perlu dipertanyakan sejauh mana efektivitas penyampaian inovasi dapat diadopsi oleh petani. Dari informasi yang diperoleh dari para penyuluh, bahwa pada saat ini yang bersamaan dengan era reformasi petani lebih memiliki kebebasan untuk memilih dan mengevaluasi materi yang disuluhkan. Tetapi dengan adanya pernyataan bahwa sumber pengetahuan itu berasal dari sesama petani, berati proses meniru setelah memiliki keyaninan dari inovasi yang disuluhkan masih melekat pada diri petani. Oleh karena itu metoda penyuluhan dengan media ”demfarm” tampaknya diperlukan kembali.

 

b) Peranan Institusi Penunjang  Penunjang  Menginformasikan

bahwa

lembaga

penunjang

yang

masih

dirasakan

menunjang bagi petani adalah lebaga finansial kredit yaitu BRI, walaupun hanya menyatakan sebagian petani 13-40 persen sebagai sumber kredit pertanian, dan 20 persen sebagai sumber kredit non pertanian. Sedangkan KUD hanya bisa dirasakan oleh petani dalam kegiatan pengadaan saprotan (6-50 persen), padahal harapan KUD hendaknya mampu membeli produksi dengan harga yang menjamin keuntungan.

 

DAFTAR PUSTAKA  PUSTAKA 

 Anonymous, 2012.

Permasalahan

SBM

Tenaga

kerja

usahatani.

(Online),

(http://www.tabanankab.go.id/potensi-daerah/pertanian/362-permasalahandan-langkah-pemecahan-dalam-bidang-pertanian),, diakses tgl 4 september dan-langkah-pemecahan-dalam-bidang-pertanian) 2019.  Anonymous,2012.

Pengembangan

SDM

dalam

pertanian

(Online),

(http://www.pelitakarawang.com/2010/07/pengembangan-sdm-pertaniandalam.html),, diakses tgl. 4 september 2019. dalam.html)  Anonymous.

2012.

Manajemen

usahatani

(http://ekonomi.kompasiana.com/

manajemen/2012/01/11/unsur-unsur-manajemen-usaha-tani/) manajemen/2012/01/11/unsur-unsur-manajemen-usaha-tani/)   diakses tgl. 4 september 2019.  Anonymouse. Manjemen Usahatani. (Online), (Online),(http://www.go.id/ditsentp/kebijakan/ (http://www.go.id/ditsentp/kebijakan/ fokus-kebijakan.htm),, diakses tgl. 4 September 2019. fokus-kebijakan.htm) Shinta, A. 2012. Ilmu Usahatani. Malang : Universitas Brawijaya. Soekartawi, 1995. Analisis 1995. Analisis Usahatani  Usahatani . Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Suratiyah, K., 2002. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Cimanggis-Depok. Indonesia.

 

PROPAGASI

1. Apa yang menja menjadikan dikan suatu manajemen us usahatani ahatani berbeda de dengan ngan manajeme manajemen n dalam usaha yang lain? Jelaskan! Jawab:: Sistem usaha tani adalah unik dan stabil dalam perencanaan yang layak Jawab untuk melakukan kagiatan usaha tani (misalnya budidaya tanaman, peternakan, pengolahan hasil pertanian) yang dikelola berdasarkan kemampuan lingkungan fisik, biologis, dan sosial ekonomis serta sesuai dengan tujuan, kemampuan dan sumberdaya yang dimiliki oleh petani (Febryanti, 2003). Usahatani pada umumnya lebih kompleks dibandingkan dengan manajemen usaha lainnya. Usaha tani umumnya mencakup lebih luas, seperti pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, dan perikanan. Sedangkan usaha yang lainnya hanya terfokus pada aspek yang lebih terperinci seperti usaha industri.Usaha industri hanya terfokus pada hal industri yang dikelolanya tidak ada aspek lainnya yang perlu dikelola. Sedangkan manajemen usahatani perlu dilakukan banyak hal seperti pengelolaan hulu sampai hilir seperti penggunaan varietas unggul bermutu, pemupukan berimbang, efisiensi pemanfatan air, PHT, teknologi pengolahan hasil, pemasaran, dan kebijakan pemerintah. Sehingga dengan ini usahatani pada umumnya lebih kompleks dibandingkan dengan usaha lainnya. Keberhasilan suatu usahatani sangat ditentukan oleh bagaimana manajemen yang dijalankan dalam usaha tersebut. Bagaimana pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan modal yang dimiliki menjadi efektif dan efisien. Beberapa hal yang membedakan manajemen usahatani dengan manajemen usaha yang lain antar lain adalah : a.Keanekaragaman jenis tanaman yang sangat besar dalam sektor pertanian b.Besarny b. Besarnya a jumlah petani c. Keanekaragaman skala usaha di bidang pertanian Suatu usaha tani dimungkinkan dilaksanakan mulai dari skala yang sangat kecil (buruh tani) hingga ke skala perkebunan sangat besar.

 

2. Diskusikan dengan k kelompok elompok Anda, bagaimana seha seharusnya rusnya s suatu uatu manajemen suatu usahatani dijalankan agar mendatangkan hasil yang maksimal mengingat resiko yang begitu besar dalam bidang pertanian ! Jawab:   Menurut Fadholi (1991), faktor-faktor y Jawab: yang ang mempengaruhi keberhasilan usahatani digolongkan menjadi dua, yaitu:   Faktor intern (faktor-faktor pada usahatani itu sendiri), yang terdiri dari 1) Petani pengelola



Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan, dan pemungutan hasil laut. Petani tersebut bertanggung jawab tehadap pengelolaan usahatani yang ia lakukan, apabila petani dapat melakukan pengelolaan secara baik maka usahatani yang ia lakukan juga dapat berkembang dengan baik, dan sebaliknya. Pengelolaan usahatani itu juga tergantung dari tingkat pendidikan petani sendiri dan bagaimana cara ia memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada untuk digunakan secara efektif dan efisien agar mendapatkan keuntungan yang maksimal. Jadi disini petani berperan penting sebagai pengambil keputusan dan kebijakan dari usahatani yang dilakukan 2) Tanah Usahatani Tanah sebagai harta produktif adalah bagian organis rumah tangga tani. Luas lahan usahatani menentukan pendapatan, taraf hidupnya, dan derajat kesejahteraan rumah tangga tani. Tanah berkaitan erat dengan keberhasilan usaha tani dan teknologi modern yang dipergunakan. Untuk mencapai keuntungan usaha tani, kualitas tanah harus ditingkatkan. Hal ini dapat dicapai dengan cara pengelolaan yang hati-hati dan penggunaan metode terbaik. 3) Tenaga kerja adalah energi yang di curahkan dalam suatu proses kegiatan untuk menghasilkan suatu produk. Pembicaraan mengenai tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usahatani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan dan sebagainya.

 

4) Modal Seringkali dijumpai adanya pemilik modal besar yang mampu mengusahakan usahataninya dengan baik tanpa adanya bantuan kredit dari pihak lain. Golongan pemilik modal yang kuat ini sering ditemukan pada petani besar, petani kaya dan petani cukupan, petani komersial atau pada petani sejenisnya. Sebaliknya, tidak demikian halnya pada petani kecil 5) Tingkat Teknologi Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apa pun tidak dapat dilepaskan dari kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan cara-cara baru dalam bidang pertanian.

  Faktor ekstern (faktor-faktor di luar usahatani), antara lain :  : 



1) Tersediany Tersedianya a Sarana Transportasi dan Komunikasi Komunikasi   2) Sarana Penyuluhan Bagi Petani Apabila kedua factor tersebut dapat dipenuhi manajemen suatu usahatani dapat dijalankan dengan maksimal ditambah dengan penerapan teknologi. Teknologi yang dimaksud mencakup mulai dari teknologi pra produksi, proses produksi, hingga pasca panen dan pengolahan hasil dengan fokus antara lain: penggunaan varietas unggul bermutu, pemupukan berimbang, efisiensi pemanfatan air, PHT, serta teknologi pengolahan hasil.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF