Tugas 2 Print Enron

September 21, 2017 | Author: Fitricia Kartiko Wati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tugas 2 Print Enron...

Description

ETIKA PROFESI DAN TATA KELOLA KORPORAT

KELOMPOK 8 Fitricia Kartiko Wati (14/MPA/XXIXA/16) Lestari Suci Karyani (14/MPA/XXIXC/21) Nasta Aulia Listi (14/MPA/XXIXB/76)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS GAJAH MADA 2014 HARAPAN ETIKA Etika Lingkungan untuk Bisnis : Pertarungan Kredibilitas, Reputasi, dan Keunggulan Kompetitif Selama tiga puluh tahun terakhir, telah ada peningkatan harapan bahwa bisnis ada untuk melayani kebutuhan para pemegang saham dan masyarakat. Dukungan untuk bisnis bisnis-dan secara umum-tergantung pada kredibilitas yang stakeholder tempatkan dalam komitmen perusahaan, reputasi perusahaan, dan kekuatan keunggulan kompetitif. Akibatnya, direktur perusahaan sekarang diharapkan untuk mengatur perusahaan mereka secara etis, yang berarti bahwa mereka memperhatikan apakah para eksekutif, karyawan, dan agen bertindak secara etis. Faktor yang Mempengaruhi Harapan Publik untuk Perilaku Bisnis Fisik Kualitas udara dan air, keselamatan Moral Keinginan untuk keadilan dan kesetaraan di rumah dan di luar negeri Penilaian yang buruk Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif Aktivis pemangku kepentingan Etika investor, kosumen, ahli lingkungan hidup Ekonomi Kelemahan, tekanan untuk bertahan hidup, untuk memalsukan Persaingan Tekanan global Penyimpangan keuangan Banyak skandal, korban, keserakahan Kegagalan tata kelola Pengakuan bahwa tata kelola dan penilaian risiko etika merupakan suatu hal yang penting Akuntabilitas Keinginan untuk transparansi Sinergi Publisitas, perubahan sukses Penguatan hukum kelembagaan Peraturan baru lingkungan

Harapan Baru untuk Bisnis Perubahan-perubahan dalam harapan masyarakat telah memicu sebuah evolusi dalam mandat untuk bisnis. Fokus bergeser dari pandangan sempit yang berorientasi pada pemegang saham mengenai apa yang telah dicapai oleh bisnis menjadi pandangan pemangku kepentingan yang lebih luas mencakup apa dan bagaimana suatu prestasi dicapai. Penilaian keberhasilan masa depan perusahaan akan dilakukan berdasarkan kerangka kerja berorientasi pemangku kepentingan yang luas, termasuk apa yang telah dicapai dan bagaimana mencapainya.

Tanggapan dan Perkembangan Tekanan ekonomi dan keunggulan kompetitif yang semakin kuat berdampak pada etika bisnis dan akuntan profesional serta beberapa hal lainnya, yaitu:  memperluas pertanggungjawaban hukum atas direktur perusahaan,  pernyataan manajemen kepada pemegang saham pada kecukupan pengendalian internal, dan  ketetapan niat untuk mengelola risiko dan melindungi reputasi, meskipun perubahan yang signifikan juga terjadi dalam cara organisasi beroperasi mencakup: (a) reorganisasi, pemberdayaan karyawan, penggunaan data elektronik yang berhubungan, dan (b) meningkatkan ketergantungan manajemen pada indikator kinerja non keuangan yang digunakan secara nyata. Sebagai hasil dari tren dan perubahan, perusahaan mulai mengambil minat yang lebih besar dalam bagaimana etika kegiatan mereka, dan memastikan bahwa masalah-masalah etis tidak muncul

dan melihat pendekatan-pendekatan yang ada.Pendekatan-pendekatan yang dilakukan manajemen harus mencerminkan akuntabilitas pemangku kepentingan, tidak hanya pemegang saham. Perusahaan memiliki berbagai pemangku kepentingan seperti dalam gambar dibawah ini yang memiliki kepentingan dalam kegiatan atau dampak perusahaan. Meskipun pemangku kepentingan ini mungkin tidak memiliki klaim hukum pada perusahaan, mereka dapat mempengaruhi keuntungan jangka pendek dan jangka panjang perusahaaan. Pemegang Saham Aktivi s

Pemerint ah

Karyaw an Pelang gan

Perusah aan

Debitur & Kreditur

Pemaso k

Lainnya, termasuk media, yang dapat Pesai terpengaruh oleh atau Petang Akuntabilitas Pemangku Kepentingan Perusahaan yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaanKeandala Kredibilit as n Reputas i Perusah aan Sifat dapat dipercaya

Penentu Reputasi

Tanggung jawab

Etika Lingkungan untuk Akuntan-akuntan Profesional Akuntan profesional berutang kesetiaan utama kepada kepentingan publik, tidak hanya untuk kepentingan finansial mereka sendiri, direktur atau manajemen perusahaan, atau pemegang saham saat ini dengan mengorbankan para pemegang saham di masa depan. Reformasi, melalui struktur peraturan dan pengawasan baru, serta harmonisasi standar pengungkapan secara internasional dan revisi kode etik yang mendedikasikan kembali profesi akuntansi ke akar fidusia aslinya, telah menjadi penguatan penting yang akan mempengaruhi perilaku akuntansi profesional di seluruh dunia. Akuntan profesional harus memastikan nilai-nilai etika mereka saat ini dan mempersiapkan mereka untuk bertindak pada nilai-nilai tersebut untuk menguji peran mereka, serta untuk menjaga kredibilitas, dan dukungan untuk, profesi.

Mengelola Risiko-risiko Etika dan Kesempatan/Peluang

Dampak meningkatkan harapan untuk bisnis pada umumnya, dan khususnya untuk direktur, eksekutif, dan akuntan, telah membawa tuntutan reformasi tata kelola, pengambilan keputusan etis, dan pengelolaan yang akan mendapat manfaat dari pemikiran terkini tentang bagaimana mengelola risiko etika dan peluang.

Kasus: Transaksi Enron yang Dipertanyakan Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas, Amerika Serikat. Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumah $101 miliar. Berikut ringkasan tentang transaksi penting yang utama dengan SPE, termasuk Chewco, LJM1, LJM2, dan Raptor.

Transaksi Chewco Enron mengadakan proyek yang dinamakan Chewco, Chewco tidak bisa menarik investor luar sehingga Enron mensiasati dengan cara memutar dana yang ada di perusahaan dan anak

perusahaan. Enron tidak mengeluarkan modal, sekalipun mengeluarkan modal tetapi kurang dari 3 persen, dan itu tidak sesuai dengan pengaturan keuangan yang seharusnya 3 persen. Chewco pada bulan November 1997 dibuatkan struktur modal baru oleh Enron dan Kopper, tetapi pada proyek ini pula Enron tidak juga mendapatkan investor luar. Enron tetap kembali kepada sistem awal yaitu memutar dana yang ada di perusahaan. Andre Fastow (CFO Enron) mengusulkan diri agar ia ditunjuk sebagai investor luar Chewco. Namun pengacara Enron menekankan bahwa keterlibatan pejabat tinggi Enron perlu diungkapkan secara terbuka. Oleh karena itu, salah satu staf keuangan Fastow yaitu Michael Kopper diangkat sebagai investor 3 persen, independen dan mengendalikan. Pada dasarnya, Enron sebagai pemilik mayoritas tidak menaruh uang tunai kedalam SPE (special purpose entity) tersebut. Sebuah bank menyediakan semua uang tersebut dan ternyata apa yang disebut investor 3%, independen, mengendalikan investor sangat sedikit menginvestasikan bahkan tidak mendekati angka 3% yang diperlukan. Gambar dibawah menjelaskan bagaimana Enron mendapatkan pembiayaan untuk Chewco.

Pembiayaan yang berasal dari perusahaan Dodson sebesar $11.4, rupanya hanya $4.8 yang diserahkan untuk Chewco, sementara sisanya sebesar $6.6 yang diminta Barclays agar dicadangkan oleh Dodson ternyata berada di perusahaan Enron. Sebanyak $4.8 juta tidak memenuhi aturan 3% untuk nonkonsolidasi dan hal ini disetujui oleh CEO Arthur Andersen yang pada saat itu AA menerima pendapatan jasa konsultasi sebesar $80.000. Dana $6.6 juta yang dicadangkan tadi dimasukkan sebagai bagian pembiayaan yang berasal dari JEDI. Struktur rumit yang diciptakan untuk seluruh transaksi pembiayaan Chewco dapat dilihat diatas. Isu lain yang berkaitan dengan transaksi Chewco yang tercatat dalam Powers Report, mencakup:  Biaya manajemen yang berlebihan dibayarkan kepada Kopper untuk pekerjaan kecil.  Penialaian berlebihan digunakan untuk penyelesaian lilitan masalah hingga mentransfer $10.5 juta untuk Kopper.  Kopper mencari dan menerima $2.6 juta sebagai ganti rugi dari utang pajak untuk $10.5 juta.  Pinjaman tanpa jaminan, sebesar $15 juta dibuat Kopper dan tidak dipulihkan.



Enron membukukan lebih awal pendapatan dari Chewco.

Kemitraan LJM dan Raptor: LJM1 LJM1 diciptakan untuk memberikan lindung nilai terhadap gejolak dimasa depan dan kerugian investasi Enron di Rhythims. Jika harga Rhythims jatuh, enron harus mencatat kerugian pada investasinya. Namun demikian LJM1 diharapkan untuk membayar enron sehingga mengimbangi kerugian yang terjadi, jadi tidak ada pengurangan bersih yang muncul dalam laporan laba enron secara keseluruhan. Enron menerima usulan Fastow untuk menjadi pengelola tunggal dalam LJM1 yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari investor luar agar dapat digunakan untuk melindungi kemungkinan hilangnya nilai pasar investasi Enron di Rhythms NetConnections, Inc. LJM1 menandatangani tiga transaksi dengan Enron (1) Upaya lindung nilai posisi Enron dalam Rhythms (2) Pembelian sebagian kepemilikan Enron dalam proyek pembangkit listrik Brasil, dan (3) Pembelian sertifikat dari suatu SPE. LJM1 tidak mendapatkan investor dari luar. Investasi Enron di Rhythms dari nilai $10 juta dalam 2 tahun meningkat menjadi $300 juta. Dan Enron mencatat dalam laporan L/R. Dan pengakuan Enron terhadap kenaikan nilai sahamnya sendiri merupakan pengakuan yang biasanya tidak diizinkan oleh GAAP.

Kemitraan LJM dan Raptor: LJM2 Pada bulan Oktober 1999, Fastow mengusul kemitraan LJM kedua, yaitu LJM2 CoInvestment LP (LJM2), untuk memberikan lindung nilai untuk investasi lebih lanjut perdagangan enron dalam portofolio investasi enron. yang akan berfungsi sebagai mitra umum melalui perantara untuk mendorong investasi luar hingga $200 juta yang dapat digunakan untuk membeli berbagai asset yang disindikasi oleh Enron. Fastow mengatur hal seperti berikut, Mitra umum LJM2 capital management LP memiliki satu mitra umum dan dua mitra terbatas. Mitra umumnya LJM2 capital management LLC dimana Fastow anggota pengelolanya. Mitra terbatasnya yaitu Fastow dan Big Doe LLC dimana Koper anggota pengelolanya. Cara ini, kata Fastow, akan memberikan Enron dana yang dibutuhkan untuk tumbuh dengan cepat dan dengan biaya yang sedikit dibandingkan dengan cara lain. Pada LJM2, masalah yang timbul apakah LJM2 memenuhi syarat untuk nonkonsolidasi. Serangkaian transaksi dilakukan untuk menciptakan keuntungan pada laporan L/R Enron yang didasarkan pada asumsi bahwa LJM2 tidak akan dikonsolidasi berdasarkan aturan 3 persen.

LJM2 dan Raptor LJM2 kemudian menciptakan empat SPE yang disebut Raptor, untuk melaksanakan startegi menghasilkan keuntungan dari saham treasuri, lindung nilai terhadap risiko investasi dan menghasilkan uang tunai menggunakan metode kapitalisasi yang serupa berdasarkan saham tresuri sendiri atau pilihan yanga ada. Raptor tampak seperti akan berhasil, pada bulan Oktober 2000, Fastow melaporkan kepada investor LJM2 bahwa Raptor mendapatkan pengembalian sebesar 193, 278, 2.500, dan 125 persen, di mana jauh melebihi 30 persen imbalan tahunan yang dijelaskan kepada Finance Committee di bulan Mei 2000. Meskipun pengaturan tidak transparan digunakan kembali, kekurangan yang ditemukan di pengaturan LJM1 akhirnya menjadi jelas dalam pengaturan LJM2, mencakup:  Enron melindungi nilai diri sendiri sehingga tidak ada lindung nilai ekonomi eksternal yang diciptakan.  Harga saham Enron yang jatuh akhirnya mengikis ekuitas dasar dan kelaikan kredit yang ada, serta Enron harus terlebih dahulu menerbitkan lebih banyak saham treasuri atau opsi saham

untuk membeli mereka dengan harg khusus atau menggunakannya dalam pengaturan “costless collar”, semuanya lebih bersifat dilutive terhadap laba per saham Enron.  Keuntungan yang tidak semestinya dicatat pada saham treasuri yang digunakan atau dilindungi oleh lindung nilai yang tidak ada.  Para pejabat Enron dan pembantunya mengambil manfaat bagi diri mereka sendiri. Bulan Agustus 2001 penurunan nilai saham Enron yang mengakibatkan penurunan kredit Transaksi anatra Enron dan LJM2 yang memberikan dampak terbesar pada laporan keuangan Enron melibatkan empat SPE yang dikenal sebagai “Raptor”. Raptor, mengharuskan adanya pengiriman saham Enron yang begitu banyak sehingga membuat dilusi laba per saham Enron disadari menjadi terlalu besar untuk dipertahankan.

Pertanyaan dan Jawaban: 1. Pada segmen/bagian manakah usaha Enron mendapatkan kesulitan? Hampir semua segmen operasi Enron mendapat kesulitan. Ketidakjujuran pertama kali dimulai ketika Michael Kopper ditunjuk untuk mengelola Chewco (investor 3 persen, independen dan mengendalikan), dimana Kopper merupakan karyawan Enron yang bekerja untuk Andrew Fastow. Kesulitan pertama kali muncul ketika Chewco awalnya dibuat untuk mendapatkan investor luar, tetapi Enron tidak bisa mendapatkan investor tersebut. Akhirnya dimulailah serangkaian tindakan yang tidak etis dan tidak jujur yang menyebabkan banyak korban, yaitu pekerja, konsumen, penerima pajak dan pemegang saham. Untuk menutupi kerugiannya, Enron menggunakan SPE (special purpose entity). Teknik ini dugunakan Enron untuk menutupi utang ratusan juta dolar dari investor dan menghindari pengakuan rugi investasi. Tidak hanya itu, Enron juga menggunakan SPE sebagai teknik pendanaan yang sah. 2. Bagaimana keuntungan dibuat dalam segmen operasi (apakah model bisnis yang dipakai)? Keuntungan didapat Enron yaitu dengan cara menyalahgunakan SPE yaitu suatu bentuk kemitraan yang digunakan untuk memanipulasi laporan keuangan, menyesatkan investor, dan menggaji sendiri para pelakunya. Berikut rangkaian kejadian yang membawa Enron dalam realisasi SPE yang digunakan secara tidak etis dan legal untuk : a. Melebih-lebihkan pendapatan dan keuntungan b. Meningkatkan kas dan menyembunyikan utang atau kewajiban terkait c. Saling menutupi kerugian terhadap investasi saham enron pada perusahan lain d. Menghindari aturan-aturan akuntansi untuk penilaian saham enron e. Secara tidak benar memperkaya beberapa eksekutif enron f. Dan memanipulasi harga saham enron sehingga menyesatkan investor dan memperkaya eksekutif enron yang memegang opsi saham. Beberapa SPE seperti kemitraan LJM digunakan untuk menciptakan pembelian aset Enron, yang bisa dikendalikan oleh enron, tetapi mengonversikan aset tetap menjadi uang tunai untuk pertumbuhan pada harga yang meningkat, sehingga kas dan keuntungan menjadi lebih. SPE lain seperti LJM1 dan LJM 2 memberikan pengaturan lindung nilai maya untuk melindungi enron terhadap kerugian portofolio investasi pedagangnya. Sehingga menutupi keuntungan enron yang sebenarnya. Kemudian enron juga membentuk Raptor untuk melakukan hal yang sama sepert LJM1 dan LJM2 dengan menggunakan metode kapitalisasi yang serupa berdasarkan saham treasuri sendiri atau pilihan yang ada. 3. Apakah para direktur Enron memahami bagaimana keuntungan dihasilkan disegmen ini? Mengapa atau mengapa tidak? Ya , para direktur Enron memahami bagaimana keuntungan yang dihasilkan Enron. Direktur sengaja mengizinkan Enron untuk melakukan kegitan-kegiatan penghilangan dokumen transaksi

keuangan miliaran dolar untuk membuat konsolidasi keuangan tampak lebih baik dari pada yang sebenarnya. Direktur juga menyaksikan bagaimana indikasi praktek yang di pertanyakan oleh manajemen enron selama beberapa tahun, tetapi memilih untuk mengabaikan mereka. 4. Para direktur Enron menyadari bahwa kebijakan konflik kepentingan Enron akan dilanggar oleh manajemen SPE yang diusulkan Fastow dan kesepakatan operasi karena mereka mengusulkan langkah-langkah pengawasan alternatif. Apakah yang salah dengan pilihan mereka? Para direktur Enron membiarkan hal itu terjadi tanpa memikirkan dampak jangka panjang yang akan menimpa perusahaan Enron, selain itu mereka juga tidak mematuhi kode etik perusahaan, serta mereka mempercayakan penuh perusahaan kepada Fastow untuk melayani kebutuhan mereka. 5. Ken Lay duduk sebagai ketua Dewan dan CEO selama waktu itu. Bagaimana hal ini mungkin memberikan kontribusi pada kurangnya tata kelola yang benar? Dengan 2 jenis jabatan yang diemban Ken Lay sekaligus, terdapat kemungkinan Ken Laytidak dapat mengelola tugasnya dari masing-masing jabatan yang ia kelola langsung secara bersamaan. 6. Aspek manakah dari system tata kelola Enron yang gagal untuk bekerja dengan baik? Jelaskan? Enron menggunakan struktur organisasi yang sangat kompleks. Bahkan Enron dapat memanipulasi laporan keuangan. Dengan menggunakan sturuktur yang sedemikian rumit, Enron dapat menaikan profit dan menurunkan hutang. Manajemen Enron yang tidak terkendali. Hal ini merupakan kesalahan para direktur sendiri, mereka gagal untuk memahami peran mereka yang mencakup tantangan dan siklus kepatuhan, serta mempercayai terlalu banyak ketika mendapat red flag. Semua manajer senior yang ada di Enron lebih mementingkan keuntungan diri mereka sendiri dimana Jeff Skilling yang terobsesi dengan rasio-rasio dilaporan keuangan. Segala usaha baik terkait maupun tidak dilakukan demi mencapai naiknya harga saham. Skilling juga memberikan bonus yang sangat berlebihan apabila karyawan jika mencapai target perusahaan, walaupun belum tentu target tersebut dicapai dengan cara yang etis. Dilain pihak Fastow berupaya untuk melakukan berbagai SPE agar mendapatkan keuntungan pribadi. 7. Mengapa tidak lebih banyak whistle-blower yang berani bersuara, dan mengapa tidak ada yang membuat perbedaan yang signifikan?Bagaimana cara mendorong whistle-blower (agar lebih berani bersuara)? Terdapat kemungkinan kalau karyawan Enron takut untuk menerima resiko pribadi jika mereka menceritakan tentang kurangnya integritas dalam transaksi SPE diperusahaan tersebut. Risiko pribadi tersebut misalnya, disingkirkan, dibenci kolega, ditekan atasan, mungkin ujungnya bisa dipecat atau bahkan dituntut balik karena pencemaran nama baik. Insentif yang didapat semua pihak internal Enron juga bisa menjadi salah satu alasan whistle-blower tidak ada yang mau bersuara. 8. Apa yang harus dilakukan oleh auditor internal untuk membantu direktur? Auditor internal bertindak sebagai fidusia professional yang menjaga kepentingan pemegang saham Enron dan Dewan Direksi. Seharusnya Tanggung jawab auditor, antara lain :  Mendeteksi berbagai kekeliruan yang material  Para auditor melakukan perencanaan dan melaksanakan proses audit untuk mendeteksi berbagai kesalahan yang secara tidak disengaja telah dilakukan baik oleh manajemen maupun karyawan.

 

 

Mendeteksi berbagai kecurangan yang material Standar-standar auditing tidak pernah membuat perbedaan antara berbagai tanggung jawab auditor dalam mencari kekeliruan maupun kecurangan, baik yang berasal dari kecurangan dalam pelaporan keuangan atau penggelapan aktiva. Baik untuk kekeliruan maupun kecurangan, auditor harus memperoleh tingkat keyakinan yang memadai tentang apakah laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang material. Menemukan tindakan-tindakan ilegal Tindakan ilegal didefinisikan dalam SAS (AU 317) sebagai berbagai pelanggaran hukum atau terhadap terhadap peraturan-peraturan pemerintah selain kecurangan.

9. Identifikasikan konflik kepentingan dalam: a. Berbagai Kegiatan SPE SPE memiliki 2 tujuan penting yaitu: 1) Menjual aset-aset yang bermasalah kerekanan, Enron mengilangkan aset tersebut dari neraca, mengurangi tekanan akibat hutang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini dapat mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru. 2) Memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang diisyaratkan oleh Wallstreet. SPE dibiayai dari 3 sumber : 1) Ekuitas dalam bentuk saham treasuri. 2) Ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari asset yang berasal dari pihak ke-3 yang tidak berhubungan. 3) Jumlah yang bersar dari hutang bank. Modal ini berada pada sisi kanan neraca SPE. Akan tetapi pada sisi kiri, modal digunakan untuk membeli asset dari Enron. Hal ini menyebabkan harga saham SPE berkaitan dengan harga saham enron. Saat harga saham SPE naik maka saham enron terapresiasi. Sedangkan saat harga SPE turun harga saham enron terdepresiasi. b. Berbagai Kegiatan Arthur Andersen Arthur Andersen adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari AA adalah Melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron memenuhi GAAP, AA disewa dan dibayar oleh Enron. AA juga menyediakan konsultasi untuk Enron dimana hal ini melebehi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu, AA juga mengalami konflik kepentingan akibat dari pembayaran yang begitu besar dari enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. Konflik kepentingan tersebut adalah : 1) Mengaudit kerja mereka sendiri sebagai konsultan SPE yang menyebabkan kuranya objektivitas. 2) Kepentingan diri sndiri berperang melawan kepentingan umum seperti keputusan yang mengarah ke keinginan untuk tidak membuat menejemen Enron kecewa. 3) Pengungkapan publik tidak memuaskan dalam menyediakan informasi bagi investor. 4) Staf audit ingin meninggalkan AA dan bergabung ke enron. c. Berbagai Kegiatan Eksekutif Direktur sengaja mengizinkan Enron untuk terlibat dalam praktik akuntansi beresiko tinggi. Dewan direksi mengizinkan Enron untuk menyetujui pengaturan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang memungkinkan CFO Enron menyiapkan dan mengopersiakan LJM yang melakukan transaksi bisnis dengan Enron dan memperoleh keuntungan dengan biaya Enron. Dewan direksi juga menyetujui konpensasi berlebihan bagi para eksekutif perusahan. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi yang hanya bisa di akses oleh pihak dalam perusahaan, termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap oleh pemerintah.

10. Berapa banyak waktu yang seharusnya dihabiskan oleh seorang direktur Enron untuk urusan Enron setiap bulannya? Berapa banyak dewan direksi perusahaan besar yang seharusnya dilayani oleh seorang direktur? Satu dewan direksi yang dilayani oleh seorang direktur dalam suatu perusahaan besar. Karena umumnya satu perusahaan hanya mempunyai satu dewan direksi, yang terdiri dari sedikitnya satu orang presiden direktur/direktur utama dan satu direktur. 11. Bagaimanakah anda akan menggolongkan budaya perusahaan Enron? Bagaimana budaya itu berkontribusi terhadap bencana yang terjadi? Menurut kelompok kami, Enron tidak menerapkan etika budaya yang didasarkan pada kejujuran, keadilan, belas kasihan, integritas, kemampuan meramalkan dan tanggung jawab serta pengembangan kepercayaan dan penghargaan untuk kepentingan pemangku kepentingan. Karena banyak etika budaya yang tidak diterapkan, akhirnya Enron hanya berusaha mejalankan perusahaannya yang memenuhi secara hukum (kebenaran bahwa Enron melanggar hukum ditutupi) tapi tidak memenuhi secara etika. Dampak yang Enron dapatkan yaitu hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak (pada akhirnya Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai).

ANALISIS KASUS ENRON 1. Praktik bisnis tidak beretika Menurut kelompok kami, Enron dalam menjalankan bisnisnya tidak sesuai dengan etika bisnis yang berlaku. Arthur Andersen, sebagai sebuah kantor akuntan publik juga tidak dapat memelihara kepercayaan masyarakat terhadap jasa profesional seorang akuntan dikarenakan mudah tergiur oleh bayaran yang besar dari Enron untuk menilai Enron sebagai perusahaan yang baik dan ternyata berada pada kondisi buruk. Kemudian AA kurang memegang teguh kepercayaan masyarakat, perusahaan hanya semata-mata bertanggung jawab pada kepentingan klien dan tidak menitik beratkan pada kepentingan publik. Enron juga melanggar prinsip integritas yang mengharuskan anggotanya untuk bersikap jujur dan berterus terang. Dalam kasus ini, Enron pernah menerbitkan laporan keuangan yang bukan hasil sesungguhnya yang terjadi (fiktif) namun laporan keuangan yang dibuat dengan menunjukan laba yang besar agar terlihat bagus oleh klien dan pasar. 2. Tuntutan masyarakat terhadap bisnis a. Masyarakat mengharapkan perusahaan menjalankan perusahaannya secara etis yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan menaati kaidah-kaidah etika yang sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku, dan dapat menjadi standar serta pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menerapkannya untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan landasan moral yang luhur, jurjur, transparan, dan sikap yang profesional. b. Masyarakat mengharapkan para pelaku bisnis dapat mewujudkan citra dan manajemen bisnis yang etis, agar bisnis itu pantas dimasuki oleh seluruh pihak yang mempercayai adanya dimensi

etis dalam dunia bisnis. Hal ini dapat menghalau citra buruk dunia bisnis dikalangan masyarakat. 3. Inisiatif untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan Seharusnya perusahan memiliki tanggungjawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya yaitu konsumen, karyawan, pemegang saham dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan. Dimana perusahaan tidak hanya mendasarkan keputusan yang dibuat berdasarkan tingkat keuntungan saja melainkan harus mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari keputusan tersebut, baik untuk manfaat jangka pendek maunpun jangka panjang serta kelangsungan hidup perusahaan.

KESIMPULAN Dari kasus tersebut kelompok kami menyimpulkan bahwa Enron sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya. Pemimpin yang tidak mempertimbangkan etika pada saat mengambil keputusan bias berdampak buruk bagi keseluruhan perusahaan. Pelanggaran yang dilakukan Enron tersebut awalnya memang mendapat keuntungan bagi Enron tetapi akhirnya dapat menjatuhkan kredibitlitas bahkan menghancurkan Enron dan pihak-pihak terkait.

Sumber :

Leonard J. Brooks and Paul Dunn (2012). Bussiness & Professional Ethics for Directors, Executives and Accountants, 6th edition. www.wikipedia.com www.Scribd.com/doc/29073146/kasus-enron-corporation www.Yueziruwan,blogspot.com www.bening-amrullah.blogspot.com http://fernando-sitohang.blogspot.com/2012/10/kasus-enron.html

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF