TUGAS 1 TEORI PERENCANAAN
August 1, 2017 | Author: Rahajeng Kusumaningtyas | Category: N/A
Short Description
Download TUGAS 1 TEORI PERENCANAAN...
Description
PENGERTIAN DAN WAWASAN DASAR TEORI PERENCANAAN Disusun untuk memenuhi tugas I semester ganjil mata kuliah Teori Perencanaan Tahun Akademik 2010 / 2011
Oleh :
RAHAJENG KUSUMANINGTYAS
NPM : 10070309013
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2010 M / 1431 H
TEORI 1.Pengertian Teori Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah. (www.wikipedia.org) Teori sebagai ide pemikiran “pemikiran teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan. (Labovitz dan Hagedorn) Teori memang adalah pernyataan (Durbin, 1988) Pengertian teori pada umumnya adalah pengertian yang dipakai oleh ilmu pasti-alam dan yang kemudian diimpor oleh aliran positivis ke dalam sosiologi. (Sarantakos, 1998) Secara umum, teori merupakan analisis hubungan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain pada sekumpulan fakta-fakta . Pernyataan teori umumnya hanya diterima secara "sementara" dan bukan merupakan pernyataan akhir yang konklusif. Hal ini mengindikasikan bahwa teori berasal dari penarikan kesimpulan yang memiliki potensi kesalahan, berbeda dengan penarikan kesimpulan pada pembuktian matematika. Secara harfiah, teori dapat diartikan sebagai suatu anggapan yang dikemukakan sebagai suatu penjelasan yang beralasan, berdasarkan seperangkat fakta . Teori juga memiliki pengertian lainnya yaitu sebagai cara untuk mengerti tentang suatu hal melalui suatu kerangka berfikir yang dapat mengnterpretasikan fakta dan pengalaman.
Kata teori memiliki arti yang berbeda-beda pada bidang-bidang pengetahuan yang berbeda pula tergantung pada metodologi dan konteks diskusi. a. Teori dalam ilmu sosial Pengertian teori sosial lebih cenderung terhadap pengertian teori yang dinyatakan oleh sarkantos, bahwa teori pada umumnya adalah pengertian yang dipakai oleh ilmu pasti-alam dan yang kemudian diimpor oleh aliran positivis ke dalam sosiologi. Perlu diingat bahwa sosiologi dan ilmu-ilmu lain pada awalnya cenderung menggunakan metode penelitian ilmu pasti-alam yang sudah lebih dahulu terbangun dalam tradisi ilmiah. Belakangan, terjadi penolakan terhadap penggunaan prinsip-prinsip ilmu
pasti-alam
dan para
pemikir
sosilogi
dan
kebudayaan
mulai
menggunakan prinsip-prinsip yang berbeda. Namun pengertian teori yang digunakan oleh ilmu pasti-alam tetap mendominasi pengertian umum. Pengertian teori seperti ini di dalam ilmu sosial-budaya sebagian besarnya didasari pada pandangan yang percaya bahwa ada persamaaan antara ilmu sosial dan ilmu alam, dan bahwa seorang ilmuwan harus menghindari subjektivitas dan spekulasi. Menurut Neuman teori sosial adalah sebagai sebuah sistem dari keterkaitan abstraksi atau ide-ide yang meringkas dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia sosial. Menurut Best (2004) secara umum setiap teori sosial memiliki empat elemen, yaitu:
Epistemologi – atau teori tentang pengetahuan (theory of knowledge) yang merupakan penjelasan tentang „bagaimana manusia dapat mengetahui/mempelajari apa yang manusia perlu ketahui”. Semua teori sosial mengandung petunjuk tentang bagaimana mendapatkan pengetahuan tentang suatu hal.
Ontologi – atau teori tentang realita untuk menjelaskan atau memberikan dasar pemahaman tentang kenyataan, atau tentang apa saja gejala yang nyata dapat dipelajari.
Lokasi historis – untuk menjelaskan bilamana teori tersebut pertama dibentuk, dalam konteks situasi seperti apa, agar pengguna teori memiliki pengetahuan latarbelakang tentang teori yang bersangkutan.
Serangkaian usulan (prescription) – untuk digunakan sebagai panduan dalam kegiatan sehari-hari sebagai mahluk sosial.
b. Teori dalam sains Dalam sains (science) dan ilmu-ilmu alam, teori mengalami perkembangan amat pesat. Secara klasik perkembangan teori ini mengikuti proses “description, prediction, explanation”. Pada tahap pertama, sebuah fenomena alam mendapat penjelasan alias deskripsi. Tentu saja sulit menyelidiki sesuatu tanpa menjelaskannya lebih dahulu. Lalu, ketika sudah ada beberapa pengetahuan tentang sebuah fenomena tertentu, ilmuwan mulai membuat dugaan atau prediksi tentang keterkaitan, proses, atau urutan kejadan (sequences) tentang fenomena tersebut. Lalu, berdasarkan pengujian tentang dugaan-dugaan tersebut, dikembangkanlah penjelasan atau eksplanasi, dan inilah yang kemudian disebut teori. Dalam bidang sains pula lah pengertian teori dikaitkan dengan metode ilmiah yang biasa disebut metode sederhana untuk melakukan induksi-deduksi (naïve inductive-deductive method) (Ben-Ari, 2005). Ben-Ari menguraikan bahwa kegiatan seorang ilmuan dimulai dari pengamatan terhadap jagat raya (universe) dan merekam hasil pengamatannya itu sebagai fakta ilmiah. Setelah itu ia melakukan proses induksi: dengan memeriksa berbagai hasil pengamatannya itu, ia membuat generalisasi yang dapat disebut sebagai sebuah teori tentang fakta yang bersangkutan. Selanjutnya, ia melakukan deduksi: ilmuan menggunakan logika untuk memperkirakan benar-tidaknya teori tersebut dengan melakukan berbagai eksperimen. Jika eksperimennya berhasil, maka teori tersebut mendapatkan pembenarannya. Jika tidak, maka teori tersebut dapat dianggap salah.
2. Elemen Teori Di dalam sebuah teori terdapat beberapa elemen yang mengikutinya. Elemen ini berfungsi untuk mempersatukan variabel-variabel yang terdapat di dalam teori tersebut. Elemen pertama yaitu konsep. Konsep adalah sebuah ide yang diekspresikan dengan symbol atau kata. Konsep dibagi dua yaitu, simbol dan definisi.Dalam ilmu alam konsep dapat diekspresikan dengan simbol-simbol seperti, ”∞” = tak terhingga, ”m”= Massa, dan lainya. Akan tetapi, kebanyakan di dalam ilmu sosial konsep ini lebih diekspresikan dengan kata-kata tidak melalui simbol-simbol. Menurut Neuman kata-kata juga merupakan simbol karena bahasa itu sendiri adalah simbol. Karena mempelajari konsep dan teori seperti mempelajari bahasa. Konsep selalu ada di mana pun dan selalu kita gunakan. Misalnya kita membicarakan tentang pendidikan. Pendidikan merupakan suatu konsep, ia merupakan ide abstrak yang hanya didalam pikiran kita saja. Elemen kedua yaitu scope(kekuasaan). Dalam teori seperti yang dijelaskan di atas memiliki konsep. Konsep ini ada yang bersifat abstrak dan ada juga yang bersifat kongkret. Teori dengan konsep-konsep yang abstrak dapat diaplikasikan terhadap fenomena sosial yang lebih luas, dibanding dengan teori yang memiliki konsep-konsep yang kongkret. Contohnya, teori yang diungkapkan oleh Lord Acton ”kekuasaan cenderung dikorupsikan”. Dalam hal ini kekuasaan dan korupsi ada pada lingkup yang abstrak. Kemudian kekuasaan ini dalam lingkup kongkret sepeti presiden, raja, jabatan ketua RT,dll. Dan korupsi dalam lingkup kongkret seperti korupsi uang. Elemen ketiga adalah relationship (hubungan). Teori merupakan sebuah relasi dari konsep-konsep atau secara lebih jelasnya teori merupakan bagaimana konsep-konsep berhubungan. Hubungan ini seperti pernyataan sebab-akibat atau proposisi. Proposisi adalah sebuah pernyataan teoritis yang memperincikan hubungan antara dua atau lebih variabel, memberitahu kita bagaimana variasi dalam
satu konsep dipertangggung jawabkan oleh variasi dalam konsep yang lain. Ketika seorang peneliti melakukan tes empiris atau mengevaluasi sebuah hubungan itu, maka hal ini disebut sebuah hipotesa. Sebuah teori sosial juga terdiri dari sebuah mekanisme sebab akibat, atau alasan dari sebuah hubungan, sedangkan mekanisme sebab akibat adalah sebuah pernyataan bagaimana sesuatu bekerja.
PERENCANAAN 1. Pengertian Perencanaan Perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi,
dan
asumsi
untuk
masa
yang
akan
datang
dengan
tujuan
memvisualisasidan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat
diterima dan digunakan
dalamn penyelesaian. (Cuningham) Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana. (Prajudi atmusudirjo) Perencanaan dalam arti luas adalah proses mempersiapkan kegiatankegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. (Bintoro Tjokroamidjojo) Perencanaan merupakan aktifitas pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan, dimana, kapan dilakukan, bagaimana melakukan, dan siapa yang akan melakukan, sehingga tercapainya tujuan yang dinginkan (George R. Terry) Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan secara sah dan berdaya guna. (Kaufman) Berdasarkan definisi yang dinyatakan oleh Kaufman dapat dipahami bahwa perencanaan merupakan sesuatu yang menjadi keperluan dalam sebuah system untuk
mendukung
tercapainya
sebuah
tujuan.
Menurut
Kaufman,
perencanaan terdapat elemen-elemen sebagai berikut : a. Pertama, mengidentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan. b. Kedua, menentukan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat prioritas.
dalam
c. Ketiga, memperinci spesifikasi hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan. d. Keempat,
mengidentifikasi
persyaratan
untuk
mencapai
tiap-tiap
alternative. e. Kelima,
mengidentifikasi strategi alternative
yang
memungkinkan,
termasuk didalamnya peralatan untuk melengkapi setiap persyaratan untuk mencapai kebutuhan, untung rugi berbagai latar dan strategi yang digunakan. 2. Tujuan Perencanaan Setiap perencanaan pasti memiliki tujuan. Stephen Robbins dan Mary Coulter mengemukakan empat tujuan perencanaan. Tujuan pertama adalah untuk memberikan pengarahan baik untuk manajer maupun karyawan nonmanajerial. Dengan rencana, karyawan dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Tanpa rencana, departemen dan individual mungkin akan bekerja sendiri-sendiri secara serampangan, sehingga kerja organisasi kurang efesien. Tujuan kedua adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Ketika seorang manajer membuat rencana, ia dipaksa untuk melihat jauh ke depan, meramalkan perubahan, memperkirakan efek dari perubahan tersebut, dan menyusun rencana untuk menghadapinya. Tujuan ketiga adalah untuk meminimalisir pemborosan. Dengan kerja yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan mengurangi pemborosan.
Selain
itu,
dengan
rencana,
seorang
manajer
juga
dapat
mengidentifikasi dan menghapus hal-hal yang dapat menimbulkan inefesiensi dalam perusahaan. Tujuan yang terakhir adalah untuk menetapkan tujuan dan standar yang digunakan
dalam
fungsi
selanjutnya,
yaitu
proses
pengontrolan
dan
pengevalusasian.
Proses
pengevaluasian
atau
evaluating
adalah
proses
membandingkan rencana dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan dapat menilai kinerja perusahaan.
TEORI PERENCANAAN Teori
perencanaan
adalah
suatu
anggapan
untuk
dapat
menginterpretasikan fakta dan pengalamana menjadi suatu rencana. Dalam perkembangannya, teori perencanaan membutuhkan kontribusi disiplin ilmu lain sebagai modal observing sekaligus media penjelas, seperti ilmu sosial, matematika, lingkungan, civil engineering, arsitektur dan lain-lain. Teori
perencanaan
sangat
penting
pengaruhnya
terhadap
proses
perencanaan. Dalam suatu proses perencanaan sebuah teori perencanaan merupakan teori dasar yang dijadikan input agar dapat di analisis sehingga dapat menghasilkan sebuah output. Hal ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
Bagan 1 : Teori Perencanaan dalam Proses Perencanaan
AYAT AL-QUR’AN MENGENAI TEORI PERENCANAAN 1. Q.S Ar Ra‟d Ayat 11
Arti
:
Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
2. Q.S Ar Ruum Ayat 41
Arti
:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Allah SWT telah menyediakan segala sesuatu bagi manusia di muka bumi ini. Akan tetapi, karena perbuatan manusia itu sendiri bumi menjadi rusak baik di daratan maupun di lautan. Dan dengan usaha manusia dan izin Allah SWT segala sesuatu yang ada di muka ini bisa kembali seperti semula. Hubungannya dengan dengan perencanaan, yaitu tugas seorang perencana untuk merencanakan yang terbaik bagi keadaan bumi baik di daratan, lautan, maupun udara.
View more...
Comments