Tugas 1 Survey
July 18, 2017 | Author: Ayudhia Pangestu Gusti | Category: N/A
Short Description
survey kapal...
Description
2014
SURVEY-INSPEKSI KAPAL & BANGUNAN LAUT
PROSES DOCKING RAFLI RAMADANI HERMAN RIZKY P AYUDHIA PANGESTU G
4211100017 KELAS B 4211100045 KELAS B 4211100089 KELAS B
FTK | JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
PENGEDOKAN KAPAL Kapal dalam opersionalnya sering mengalami kerusakan-kerusakan, dimana setiap kerusakan yang terjadi memerlukan perbaikan atau reparasi dan setiap perbaiakan atau reparasi khususnya untuk kerusakan dibawah air garis air harus dilakukan diatas dok atau galangan. Pengedokan adalah proses perbaiakan atau reparasi menggunakan fasilitas alat-alat di suatu galangan yang bersifat terapung khususnya pada bagian kapal di bawah garis air dengan cara mengangkat atau menarik kapal tersebut sehingga berada di darat.
1. JENIS-JENIS DOCK Ada beberapa jenis dock secara umum yang dipakai, diantaranya adalah: a) Dok Kolam (Graving Dock) b) Dok Apung (Floating Dock) c) Dok Tarik (Slipway Dock) d) Dok Angkat (Syncrholift) Untuk lebih jelasanya akan saya bahas dalam keterangan dibawah ini 1.1. Dok Kolam (GRAVING DOCK/DRY DOCK).
Gambar 1 : Graving Dock Graving Dock merupakan suatu fasilitas pengedokan kapal yang berbentuk menyerupai kolam yang terletak di tepi pantai. Dimana umumnya dinding-dinding sisi dan belakang terdiri dari bangunan beton bertulang. 1.2 Dok Apung ( FLOATING DOCK )
Gambar 2 : Floating Dock SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
1
Floating Dock adalah suatu bangunan konstruksi di laut yang digunakan untuk pengedokan kapal dengan cara menenggelamkan dan mengapungkan dalam arah vertikal. Konstruksi floating dock ini umumnya terbuat dari baja dan plat, dimana sumber listrik penyuplainya dapat digolongkan menjadi dua yaitu : suplai listrik dari darat atau dari floatingnya sendiri.
Gambar 4: Floating Dock Selain itu dok apung juga dilengkapi peralatan untuk menarik atau menggeser kapal yang akan dinaikkan serta kran – kran yang diperlukan untuk transportasi pada waktu reparasi.
1.3 Slipway (Dock Tarik) Slipway adalah peralatan ditepi peraiaran yang diguanakan untuk menaikkan kapal yang akan diperbaiki melalui rel dan pertolongan keret serta dengan beberapa penggeserannnya. Dengan satu slipway kita dapat memperbaiki beberapa kapal atau membuat kapal baru.
Gambar 7. Slipway dock SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
2
1.4 Syncrolift Drydock
Gambar 8: Syncrolift Drydock Syncrolift adalah cara pengedokan kapal dengan menggunakan lift. Platform dari syncrolift diturunkan dengan pertolongan penghantar dan lift dari beberapa mesin derek listrik kanan dan kiri. Setelah platform mencapai kedudukan yang tertentu, yang sudah barang tentu telah dipersiapkan balok lunas dan balok samping yang diperlukan maka kapal dimasukkan . Kemudian platform diangkut sampai pada permukaan.
2. PERSIAPAN PENGEDOKAN a. Proses persiapan kapal Kapal ditambatkan di Dermaga dan mematikan semua mesin utama kapal. Menurunkan barang-barang yang tidak dipelukan dalam proses perbaikan kapal, misalnya drum dan barang lainnya yang mudah bergeser. Kapal diusahakan tegak tidak dalam posisi miring ataupun nungging. Kapal yang naik dock diusahakan dalam keadaan free gas demi keselamatan karyawan dalam proses perbaikan. Menyediakan tali temali, fender dan peralatan yang lain yang dapat digunakan sewaktu-waktu. Menyediakan kapal tunda sebagai pemandu kapal. Pengosongan tangki, baik tangki bahan bakar, pelumas, ballast dll. Menyediakan gambar yang dibutuhkan dalam proses pengedokan, seperti
- General arrangement - Midshipman section - Lines plan - Shell expantion Memperhatikan posisi waktu gelombang air (pasang/ surut) untuk proses pemasukan kapal maupun pengeluaran kapal dari dock dengan dibantu kapal bantu dantug boat.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
3
b. Persiapan Docking oleh Pihak Galangan Sebelum memasukkan kapal perlu kita perhatikan hal-hal sebagai berikut: Mesin harus mati kecuali mesin winch Kapal diatur supaya trim yang terjadi adalah trim minimum. Kapal harus bebas dari muatan berbahaya dan gas Kesiapan fasilitas sandar (bolder, tali, crew dock dll)
3. PROSES DOCKING
Proses pengedockan pada graving dock a. Pengosongan kolam dok b. Pemasangan bantalan dudukan kapal c. Pengisian air kembali pada kolam setinggi water float d. Membuka ponton pintu dock e. Kapal dimasukkan dengan bantuan tali temali dan di tempatkan terhadap bantalan f. Penutupan ponton kembali g. Pengaturan keel block, dimana 4 buah keel block terdepan dan 5 buah paling belakang kemudin diikat masing-masing menjadi 1 unit agar saat kapal duduk susunan keel block tidak bergeser pada pondasi. h. Jarak antara keel block masing-masing 2 m, jarak antara side block tergantung masing-masing jarak frame dan besar kapal. i. Penempatan side block diletakkan dalam daerah setengah lebar –R bilga j. Penempatan side block antara, tergantung posisi side keel pada konstruksi kapal tersebut.
Proses pengedockan pada floating dock Adapun proses pengedokan kapal sendiri dalam floating dock adalah sebagai berikut : a. Agar kapal dapat masuk dok, maka dok apung harus ditenggelamkan terlebih dahulu dengan cara mengisi tangki-tangki ponton pada dok apung, sehingga dok tenggelam. Untuk menjaga keseimbangan dok, dock master menggunakan inclinometer. b. Kemudian setelah dok tenggelam sesuai dengan kebutuhan sarat kapal, kapal didorong masuk oleh tug boat secara perlahan. c. Kapal ditarik ke dalam dock menggunakan tali secara berlahan - lahan dengan diarahkan oleh dock master yang apakah bagian tengah kapal sudah sesuai dengan keel block. Dock master dibantu beberapa orang pada kanan dan kiri floating dock untuk menyesuaikan kapal dengan tumpuannya, menggunakan capstan. d. Setelah dock master memberikan tanda bahwa kapal sudah sesuai dengan tumpuannya dan terletak di center line, maka kapal akan disangga dengan captan dan kayu di kanan kiri kapal, agar kapal tidak bergeser.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
4
e. Setelah posisi dari kapal sesuai, dock master memberikan tanda untuk menahan posisi kapal, kemudian ada seorang penyelam yang memeriksa apakahpancangan/tumpuan baik-baik saja dan memeriksa lambung kapal ad yang robek atau tidak f. Setelah dinyatakan sesuai, air pada tangki-tangki dok dipompakan keluar, sehingga dok mengapung. g. Setelah kapal menumpu dengan baik, dan dok sudah terapung sempurna, dilakukan pemeriksaan terhadap setiap penumpu, apakah telah menumpu dengan baik atau belum, jika masih ada bagian yang kurang sesuai atau masih menggantung, maka harus diberi kayu yang kekuatannya memadai untuk menahan kapal agar tumpuan kapal lebih bagus.
Gambar 10: Proses Docking pada floating dock
Proses pengedockan pada slipway a. Pengaturan keel block dan side block pada kereta yang mengacu pada docking lines plan b. Pengangkatan kapal keatas slipway dilakukan pada saat air laut sedang pasang, lunas kapal ditumpukan keatas creedle, kemudian setelah lunas kapal duduk di atas creedle dengan baik dan air laut mulai surut kapal ditarik dengan kerekan keatas slipway. c. Kapal didorong dengan tugboat menuju slipway dock, pada kapal tersebut bagian kanan dan kiri diberi tali untuk mengarahkan kapal supaya pas pada keel block dan side block yang sudah dibuat. d. Setelah itu kapal yang sudah duduk diatas kereta ditarik keatas
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
5
Gambar 11. Pengangkatan kapal pada slipway dock
Proses pengedockan pada syncrolift dock - Pengaturan bantalan kapal - Cradle disiapkan untuk menarik kapal - Dengan tenaga hoist platform ditenggelamkan beserta cradle dan ganjalnya - Kapal dimasukkan ke kolam - Mensejajarkan center line platform dengan center line kapal - Platform dinaikkan secara perlahan sehingga kapal duduk pada ganjal - Platform dinaikkan secara perlahan hingga kedudukan deck platform dan deck beton sejajar setelah itu dikunci agar kedudukan deck platform dan deck beton tetap sejajar. - Platform diturunkan untuk memasukkan kapal - Penempatan bantalan kapal, keudian kapal diikat
4. PENURUNAN KAPAL DARI ATAS DOCK (UNDOCKING)
Proses Penurunan Kapal Pada Graving Dock - Semua perlatan kerja dalam graving dock dikeluarkan semuanya terlebih dahulu, begitu pula kotoran hasil reparasi. - Kran pintu induk dock dibuka sehingga air masuk ke dalam graving dock, setelah air yang masuk setinggi permukaan air laut maka pintu ponton akan terangkat dengan sendirinya. - Pada waktu kapal mulai terapung side block yang terikat dengan tali ditarik dari posisinya kemudian diletakkan disamping. - Stoot-stoot samping diambil dan kapal ditarik keluar dengan bantuan tug boat.
Proses Penurunan Kapal Pada Floating Dock - Pastikan material, alat kerja, kotak sampah dan barang-barang bekas yang berada diatas dok telah dinaikkan ke darat - Siapkan tali tambat pada tempat yang telah ditentukan - Pastikan kapal yang telah diturunkan dok telah diatur kondisi ballast
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
6
-
Dok apung diturunkan sampai draft yang diperlukan (dengan mengantisipasi situasi pasang surut air laut) Setelah kapal terapung, checker dan inspektor control galangan memeriksa lokasi yang ada perbaikan terhadap kemungkinan adanya kebocoran Kapal digandeng 2 kapal tunda untuk ditarik keluar dok apung, kemudian ditempatkan pada lokasi sandar yang telah ditentukan Setelah kapal keluar, dok mulai dipompa kembali Selama dalam proses pemompaan, petugas yang berada diatas dok selalu mengikuti perkembangan situasi dan kondisi sampai dok terapung kembali seperti semula.
Proses Penurunan Kapal Pada Slipwaya Dock - Pastikan kapal sudah siap turun dan kondisi perairan di sekitar slipway dock sedang pasang. - Kapal yang berada diatas kereta tarik diturunkan secara perlahan menggunakan bantuan mesin penggerek. - Setelah kapal mengapung diatas air, kapal ditarik oleh kapal tug boat untuk keluar dari area slipway dock.
Proses Penurunan Kapal Pada Syncrolift Dock - Cradle beserta kapal ditarik menuju platform. - Platform diturunkan secara perlahan-lahan hingga kapal mengapung. - Kapal dikeluarkan dari kolam - Perencanaan Syncrolif dengan sistem hoist
4. REPARASI LAMBUNG Proses reparasi lambung diantaranya adalah proses pemeliharaan badan kapal, propeller dan jangkar. Berdasarkan waktu pelaksanaannya reparasi kapal dapat dibedakan menjadi: -
Annual repair (reparasi tahunan) Special repair (4 tahun sekali) Emergency repair
4.1 Proses Reparasi Lambung Kapal Proses reparasi lambung kapal dimulai dengan dinaikkannya kapal keatas dok. Setelah itu tahap-tahap yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. a. Pembersihan Badan Kapal Urutan proses pembersihan badan kapal dibawah garis air adalah sebagai berikut : - Penyekrapan pada tumbuhan dan binatang laut yang menempel pada lambung kapal.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
7
-
Setelah bersih dari tumbuhan dan binatang laut maka disemprot dahulu dengan air laut lalu setelah itu baru disemprot dengan air tawar. Menghilangkan karat dengan dipukul-pukul dengan palu, namun bisa juga dengan menggunakan pneumatic hammer, atau bisa juga dengan penyemprotan butiran besi (shot blasting)
b. Pengukuran Ketebalan Plat Pengukuran ketebalan plat dilakukan saat permukaan plat lambung sudah bersih dari tumbuhan dan hewan laut yang menempel di lambung kapal. Pengukuruan ketebalan plat dilakukan dengan menggunakan UT Test. Langkah-langkah untuk melakukan UT Test adalah sebagai berikut : - Mengetahui plat lambung kapal yang akan dilakukan UT test terbuat dari bahan apa - Mengkalibrasi alat UT Test terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasi plat - Alat UT Test ditempelkan pada plat-plat yang dicurigai telah mengalami pengurangan ketebalan. - Memberikan tanda pada plat yang harus diganti. Pengukuran ketebalan plat dilakukan minimal pada 50 titik. c. Penggantian plat yang sudah tidak memenuhi syarat Penggantian plat dilakukan apabila hasil pengukuran ketebalan plat didapati bagian-bagian yang ketebalannya sudah tidak memenuhi syarat lagi. Menurut BKI (Badan Klasifikasi Indonesia), apabila terjadi pengaratan sdan mengakibatkan ketebalan plat berkurang maka pelat harus diganti jika pengurangan total sudah mencapai 20% dari tebal plat yang bersangkutan menurut perhitungan. Tahapan proses penggantian plat adalah sebagai berikut : -
-
Plat yang akan diganti diukur dulu panjangnya dan pemotongan plat dilakukan. Pemotongan plat dilakukan per gading. Jika pemotongan plat yang akan diganti berada di kamar mesin maka dipasang penegar antar web framenya, dengan tujuan web frame tersebut berada pada posisi yang tetap (tidak terjadi perubahan bentuk struktur kapal). Jika pada kasusnya telah dilakukan pemotongan plat pada bagian lekukan kapal dan akan dipasang lagi, maka plat dengan bentuk lekukan tersebut harus di forming di bengkel sesuai dengan linesplannya lalu di cutting dan di las lagi pada frame kapal.
Setelah semua proses pemotongan dan penyambungan selesai dilakukan, maka dilakukan test kekedapan atau yang sering dikenal dengan vacuum test untuk mengetahui apakan hasil pengelasan pemasangan plat lambung yang diganti mengalami kebocoran atau tidak.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
8
d. Pemasangan zinc anode Pemasangan zinc anoda bertujuan untuk melindungi bagian dari lambung kapla di bawah permukaan air terhadap korosi/ karat.
Gambar. Zync Anode pada kapal e. Pengecatan Setelah semua proses sudah dilakukan tahap terakhir yang dilakukan adalah pengecatan. Tahapan proses pengecatan adalah sebagai berikut : -
-
-
Cat AC (Anti Corrosive) Cat AC memberikan perlindungan terhadap karat dengan baik sekali pada baja yang terendam air. Pengecatan AC dilakukan 2-3 kali lpaisan dengan ketebalan masing-masing 30 micron agar baja terlindungi dari karat. Cat AF (Anti Fouling) Cat AF merupakan lapisan akhir di atas lapisan AC. Cat AF ini memberikan perlindungan terhadap tumbuhan-tumbuhan laut serta hewan-hewan laut di dalam perairan tropis maupun tenang yang akan menempel pada lambung kapal yang tercelup air. Lapisan yang sesuai adalah setebal 95 micron. Pengecatan AF dilakukan 3-4 jam sebelum peluncuran, walaupun tenggang waktu ini tidak boleh lebih dari 48 jam. Daerah di Antara sarat penuh dan sarat kosong dicat dengan bootopoint.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
9
Gambar. Proses pengecatan pada kapal 4.2 Proses Reparasi Jangkar Kerusakan jangkar yang selama ini terjadi adalah sebagai berikut : -
Terjadinya deformasi pada badan jangkar Terjadinya deformasi dan patahnya lengan jangkar Keausan jangkar Keausan dan kelonggaran kedudukan pin pada engsel jangkar Hilangnya jangkar
Langkah-langkah perbaikan jangkar adalah sebagai berikut : a. Jangkar dibersihkan dahulu sebelum dilakukan perbaikan dengan cara diketok atau dioven. b. Untuk jangkar yang mengalami deformasi cara repairnya yaitu dengan cara pengepresan dalam keadaan dingin. c. Keausan ujung badan jangkar dengan celah kedua telapak lengannya dapat diatasi dengan pemasangan plat rangkap pada kedua sisi dengan las listrik dengan kelonggaran secukupnya agar jangkar bebas bergerak. d. Untuk keausan pada pin jangkar dapat diatasi dengan jalan memperbesar lubnag pada ujung badan jangkar dengan kotter dan membuat pin baru dengan material yang sesuai. e. Keausan jangkar harus diperhatikan pula karena mengurangi berat jangkar, dan penurangan maksimum adalah 20% dari perhitungan berat awal.
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
10
4.3 Proses Reparasi Jangkar Kerusakan rantai jangkar yang biasanya terjadi adalah sebagai berikut : -
Keausan dan korosi dari mata rantai jangkar Bengkoknya mata rantai jangkar Mengendurnya/hilangnya sengkang mata rantai jangkar Kelelahan material dan terjadinya keretakan pada mata rantai jangkar
Langkah-langkah proses reparasi rantai jangkar adalah sebagai berikut : a. Untuk perawatan, rantai jangkar diturunkan dari kapal dan terlepas dari jangkarnya lalu digelar di dok dan dibersihkan dari karat, lumpur kering, serta sisa cat dengan cara diketok. b. Pengukuran diameter rantai, diukur dengan jangka sorong. Setiap pengukurannya dilakukan pada dua arah (arah vertical dan horizontal), D1 = (A + B)/2, pada tiap-tiap panjang rantai (27,5 m) diukur tiga mata rantai yang keausannya terbesar. Pengurangan luas penampang maksimum 20% dari perhitungan klasifikasi. c. Mata rantau yang retak harus diganti baru. d. Setelah dibersihkan dan diperbaiki maka dilakukan pengecatan dengan cat BITUMINOUS BLACK. Segel-segelnya biasanya dicat putih. 4.4 Proses Reparasi Propeller Dibawah ini merupakan macam-macam kerusakan propeller: a. Mengalami Korosi Propeller merupakan bagian dari kapal yang dalam pengoperasiannya berada di dalam air laut dan selalu tercelup air lau sehhingga mempunyai tingkat korosi yang tinggi. Jika tingkat korosi yang dialami sebuah propeller tergolong cukup tinggi maka solusinya yaitu menggantinyya dengan yang baru. Tetapi jika tingkat korosi masih tergolong rendah maka solusinya adalah dengan memperbaikinya. Cara memperbaiki propeller yang mengalami korosi adalah dengan metode pengelasan yang menggunakan elektroda khusus. b. Mengalami Pengikisan Propeller yang mengalami pengikisan membuat propeller tidak balance dan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Ketika propeller mengalami pengikisan seperti ini, hal yang biasa dilakukan adalah dengan cara test balancing propeller. Bagian yang membuat propeller tidak balance akan di gerinda (terlalu berat) dan ditambahi kuningan (kurang berat). c. Kotor Saat propeller beroperasi dibawah laut, potensi propeller tersebut ditempeli hewan-hewan laut seperti kerang dan tumbuhan laut. Selain hewan dan tumbuhan laut propeller biasanya ditempeli kotoran seperti sampah. Hal tersebut akan mengganggu kinerja dari propeller. Untuk itu propeller harus dibersihkan. SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
11
d. Bengkok dan Patah Jika kerusakan akibat bengkok/patah tidak parah, maka solusinya adalah dengan pemanasan dan dipukul – pukul atau ditekan, sehingga propeller akan kembali ke bentuk semula. Jika kerusakan yang disebabkan oleh bengkok/patah ini parah, maka bagian yang bengkok/patah dipotong kemudian disambung dengan bagian yang baru dengan cara di las. Selain itu bisa di gerindra sampai ketebalan sesuai kemudian dihaluskan. Cara yang terakhir adalah dengan cara dibalansir.
Gambar. Balancing Propeller
SURVEY - INSPEKSI LAS & BANGUNAN LAUT
KELAS B
12
View more...
Comments