Tubes manajemen proyek menara 3G

June 30, 2018 | Author: ronaldputera | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tubes manajemen proyek menara 3G...

Description

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Proyek Teknologi saat ini telah berkembang sedemikian rupa sehingga diharapkan mampu mempermudah proses kinerja manusia. Dengan semakin tingginya kebutuhan komunikasi bagi pengguna sarana telekomunikasi dan semakin beragamnya jenis telekomunikasi yang ada, maka diperlukan suatu perangkat telekomunikasi yang baru yang dapat memenuhi kebutuhan individu dalam hal telekomunikasi voice, telekomunikasi data, maupun teknologi internet. Saat ini di kampus Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) baru ada menara 2G untuk kebutuhan teknologi bagi semua elemen kampus. Seiring dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, maka diperlukanlah pembangunan menara 3G mengingat belum adanya sinyal 3G di kampus. Selain itu, pembangunan ini dirasa perlu karena banyaknya user 3G di kampus. Perangkat telekomunikasi yang dimiliki oleh kebanyakan user di kampus IT Telkom tidak sepadan dengan fasilitas yang ada. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika pihak kampus menyediakan layanan menara 3G ini karena banyak sekali manfaat yang didapat dari pembangunan menara ini. Lagipula kampus IT Telkom adalah kampus yang cukup dikenal dengan teknologinya. Namun bagaimana pendapat orang luar jika tahu kampus IT Telkom hanya memiliki menara teknologi yang ada yaitu baru 2G sedangkan saat ini banyak yang sudah memakai 3G bahkan perkembangan berikutnya sudah memasuki 3,5G. Jangankan orang luar, elemen kampus pun mungkin akan sedikit kecewa dengan belum adanya menara 3G kampus. Kampus IT Telkom juga terkenal dengan riset-risetnya terlebih dalam hal teknologi telekomunikasi karena memang kampus ini dikenal banyak orang dengan jurusan telekomunikasinya. Namun mengingat fasilitas yang ada belum menunjang, maka diperlukanlah pembangunan menara 3G untuk dapat menunjang perkembangan riset teknologi kampus. Jika sudah ada menara ini, dapat dipastikan riset kampus akan mengalami perkembangan yang lebih baik. Dengan begitu, maka kampus juga akan dapat dikenal baik oleh elemen kampus maupun orang luar bahkan elemen kampus sendiri akan bangga dengan kampus tercinta ini. Pembangunan menara 3G ini dibuat berdasarkan survey kebutuhan elemen kampus akan teknologi telekomunikasi, dimana tidak hanya diperoleh layanan voice, tetapi juga layanan data

dan akses internet. Dengan dilaksanakannya proyek ini, banyak manfaat yang didapat yaitu selain meningkatkan kebutuhan dan fasilitas elemen kampus, juga dapat mengembangkan riset teknologi kampus. 1.2 Tujuan dan Manfaat Proyek a) Tujuan Proyek Adapun tujuan yang yang ingin dicapai dari pembangunan menara 3G kampus yaitu: • Terealisasinya pembangunan menara 3G di kampus IT Telkom. • Dapat mendorong perkembangan riset teknologi kampus. • Peningkatan user di daerah kampus. b) Manfaat Proyek Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembangunan menara 3G kampus ini adalah dapat memberikan kemudahan bagi elemen kampus dalam memenuhi kebutuhan teknologi telekomunikasi, baik kebutuhan akan telekomunikasi suara, data, maupun akses internet yang tentunya akan lebih baik dibandingkan dengan hanya memakai menara 2G yang ada di kampus saat ini. 1.3 Rumusan Proyek a) Survey untuk menentukan titik yang tepat di daerah kampus dalam pembangunan menara 3G ini b) Desain dan Perancangan c) Implementasi 1.4 Batasan Proyek a) Proyek ini dianggap sudah disetujui oleh Rektorat selaku pihak yang berwenang di kampus. b) Proyek ini dibuat hanya sampai terealisasinya pembangunan menara 3G kampus. c) Proyek ini tidak sampai membahas masalah aplikasi yang diinginkan dari pembangunan menara tersebut serta tidak juga dalam hal maintenance.

1.5 Kendala Proyek a) Dana Pembangunan Dana yang diperlukan dalam pembangunan menara 3G kampus sangatlah besar. Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mendapatkan dana secara langsung. Mungkin dana yang akan dikeluarkan bertahap. b) Waktu Pengerjaan Jika dana dapat turun sesuai dengan rancangan yang ada, maka waktu pengerjaan akan bisa sesuai dengan yang disepakati. Namun jika dana yang turun tahap demi tahap maka kemungkinan waktu pengerjaan proyek akan semakin lama dari waktu yang telah ditentukan. c) Kondisi Cuaca Kondisi cuaca saat ini tidak menentu. Oleh karena itu, pembangunan bisa berjalan agak lama dari waktu yang ditetapkan disebabkan adanya kondisi cuaca yang tidak menentu ini.

BAB II RENCANA KERJA

2.1 Ruang Lingkup Suatu berbagai

inovasi

keuntungan.

teknologi

akan

diperkenalkan

Keuntungan

yang

sangat

terlihat

jika dari

memang

memberikan

teknologi

3G

adalah

dalam kecepatan transfer data. Ada 3 jenis macam kecepatan pentransferan data: •

pada kecepatan user 100 km/jam 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps.



pada kecepatan berjalan kaki 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps.



pada user diam (stationer) 3G mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps. Dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa 3G memiliki kecepatan transfer data cepat

(144kbps – 2Mbps) sehingga 3G dapat melayani layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat memilih program musik, video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu melayani video conference dan video streaming lainnya. Kelebihan 3G dibandingkan generasi-generasi sebelumnya: •

Kualitas suara yang lebih bagus.



Keamanan yang terjamin.

Kecepatan data mencapai 2 Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access. Support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet bersamaan dengan melalukan call (telepon) ketujuh Infrastruktur bersama dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan fixed users. Roaming nasional dan internasional. Bisa menangani packet-and circuit-switched service termasuk internet (IP) dan video conferencing. Juga high data rate communication services dan asymetric data transmission. Efiensi spektrum yang bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum Bandwidth yang terbatas. Support untuk multiple cell layer. Co-existance and

interconnection dengan satellite-based services. Mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu. 2.2 Spesifikasi Proyek Generasi ketiga (3G) memiliki suatu system sebagai pendukung kemampuannya, yaitu berupa UTMS yang merupakan revolusi dari GSM. UMTS menggunakan teknologi akses WCDMA dengan system DS-WCDMA (Direct Seqence Wideband CDMA). Terdapat dua mode yang digunakan dalam WCDMA dimana yang pertama menggunakan FDD (Frequency Division Duplex) dan kedua dengan menggunakan TDD (Time Division Duplex). FDD dikembangkan di Eropa dan Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia. Pada WCDMA FDD, digunakan sepasang frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1945 MHz – 1950 MHz dan untuk downlink yaitu 2135 MHz – 2140 MHz. Perbandingan antara spreading rate (kecepatan chip tiap detik) terhadap user data rate (kecepatan simbol data user tiap detik) dikenal sebagai spreading factor. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi chip rate, maka semakin banyak user yang dapat ditampung. Pengertian lainnya adalah dalam menentukan jumlah user, semakin besar jumlah chip rate, maka semakin tinggi kecepatan data yang diperoleh masing-masing user. Dalam WCDMA,chip rate yang digunakan sebesar 3,84 Mbps. Sistem WCDMA UMTS Pada sistem generasi ketiga ini didesain untuk komunikasi multimedia untuk komunikasi person-to-person dapat disajikan dengan tingkat kualitas gambar dan video yang baik, dan akses terhadap informasi serta layanan-layanan pada public dan private network akan akan disajikan dengan data rate dan kemampuan sistem komunikasi pada generasi ketiga ini lebih fleksibel. Seiring dengan kemajuan evolusi dari sistem generasi kedua, akan menciptakan suatu kesempatan bisnis baru yang tidak hanya untuk kalangan para manufactur dan operator-operator, tetapi juga untuk beberapa content provider dan pengembang aplikasi yang menggunakan jaringan ini. Sistem ini merupakan evolusi dari sistem CDMA pada IMT-2000. Infrastrukturnya mampu mendukung user dengan data rate tinggi, mendukung operasi yang bersifat asinkron, bandwidthnya secara keseluruhan 5 MHz dan didesain untuk dapat berdampingan dengan sistem

GSM Sistem WCDMA mendukung variabel data rates user yang cukup besar. Data rate user dijaga konstan selama tiap 10, 20, 40 dan 80 ms frame tergantung kebutuhan QoSnya. Namun, kapasitas data diantara user-user dapat berubah dari frame to frame. Alokasi kapasitas radio yang cepat ini akan dikontrol secara khusus oleh network untuk mencapai throughput optimum untuk paket layanan data. Arsitektur Jaringan WCDMA Struktur jaringan dari WCDMA UMTS memiliki dua sub-network: Jaringan telekomunikasi dan jaringan manajemennya. Pada bagian jaringan telekomunikasi mempunyai fungsi untuk mentransportasikan informasi antara end connection-nya.

Jaringan manajemen mempunyai fungsi menghitung, mendaftarkan, melakukan pengaturan dan penangani keamanan dari data, operasi dari tiap elemen dari jaringan harus mendukung operasi jaringan yang tepat yaitu pendeteksian dan menangani masalah data yang error dan yang bersifat anomaly atau operasi kosong setelah mengalami disconnection atau mengembalikan periode dari beberapa elemen-elemen data yang ditransmisikan. Jaringan UMTS memiliki elemen jaringan yang akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Core network Jaringan Lokal (Core Network) Jaringan Lokal menggabungkan fungsi kecerdasan dan transport. Core Network ini mendukung pensinyalan dan transport informasi dari trafik, termasuk peringanan beban trafik. Fungsi-fungsi kecerdasan yang terdapat langsung seperti logika dan dengan adanya keuntungan fasilitas kendali dari layanan melalui antarmuka yang terdefinisi jelas; yang juga pengaturan mobilitas. Dengan melewati inti jaringan, UMTS juga dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi lain, jadi sangat memungkinkan tidak hanya antara pengguna UMTS mobile, tetapi juga dengan jaringan yang lain.

Jaringan Radio Akses (UTRAN) Jaringan akses radio menyediakan koneksi antara terminal mobile dan Core Network. Dalam UMTS jaringan akses dinamakan UTRAN (Access Universal Radio electric Terrestrial). UTRA mode UTRAN terdiri dari satu atau lebih Jaringan Sub-Sistem Radio (RNS). Sebuah RNS merupakan suatu sub-jaringan dalam UTRAN dan terdiri dari Radio Network Controller (RNC) dan satu atau lebih Node B. RNS dihubungkan antar RNC melalui suatu Iur Interface dan Node B dihubungkan dengan satu Iub Interface.

Terminal atau UE User Equipment (UE) adalah nama yang berhubungan dengan terminal atau mobile. Terminal mobile yang terhubung ke Mobile Station untuk membangun koneksi. Untuk terhubung dengan jaringan, terminal mobile membutuhkan kartu UMTS. Pemakaian Equipment, merupakan peralatan yang setiap user harus dapat melakukan komunikasi dengan base station pada saat usernya memutuskan berkomunikasi dengan base station pada saat yang bersamaan dimana user tersebut masih berada pada coverage area. UE dapat memiliki ukuran yang berbedabeda, “forma”, tetapi semua terminal harus dapat mendukung standard dan protokol yang sama. Jika satu mobile didesain bekerja pada sistem UMTS, harus dapat berkomunikasi dengan satu mobile yang menggunakan sistem 2G. Pertama-tama terminal UMTS didesain dalam multi-band dan multi-mode, mengijinkan banyak user untuk mengubah ke UMTS, GPRS dan layanan GSM pada band-band frekuensi yang berbeda dan pada perjalanan di seluruh dunia. 2. Jaringan komunikasi (Transmission Networks) Jaringan-jaringan transmisi digunakan untuk mengoneksikan elemen-elemen yang berbeda yang terintegrasi dalam semua jaringan. 1. Interface Uu Uu Interface terletak diantara User terminal dan jaringan UTRAN. Interface-nya menggunakan teknologi WCDMA.

2. Interface Um Interface ini menghubungkan antara BTS dengan MS. 3. Interface Iu Iu merupakan Interface yang menghubungkan core network dengan Access Network UTRAN. 4. Interface Iu-CS Interface ini, Iu-Cs digunakan ketika jaringan berbasis pada komutasi paket dan menghubungkan jaringan UTRAN dengan MSC. 5. Interface lu-PS Interface ini menghubungkan jaringan akses dengan SGSN dari core network. 6. Interface Iu-Bis Interface ini menghubungkan RNC dengan Node B. 7. Interface A bis Interface ini menghubungkan BTS dengan BSC. 8. Interface Gb Interface ini menghubungkan BSC dengan SGSN. 9. Interface Gs Interface ini menghubungkan SGSN dengan MSC/VLR. 10. Interface Gp Interface ini menghubungkan SGSN dengan GGSN 11. Interface H Interface ini menghubungkan Auc dengan HLR. Pada masa yang akan datang perkembangan teknologi menuju generasi yang semakin canggih sangatlah mungkin terjadi. Saat ini telah berkembang teknologi terusan dari 3G. Dibidang telekomunikasi orang sering menyebutnya HSDPA. Secara Umum High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah suatu teknologi terbaru dalam sistem telekomunikasi bergerak yang dikeluarkan oleh 3GPP Release 5 dan merupakan teknologi generasi 3,5 (3,5G). Teknologi yang juga merupakan pengembangan dari WCDMA, sama halnya dengan CDMA 2000 yang mengembangkan EV-DO ini didesain untuk meningkatkan kecepatan transfer

data 5x lebih tinggi. HSDPA mempunyai layanan berbasis paket data di WCDMA downlink dengan data rate mencapai 14,4 Mbps dan bandwith 5 MHz pada WCDMA downlink. Untuk jenis layanan streaming, dimana layanan data ini lebih banyak pada arah downlink daripada uplink, atau dengan kata lain user lebih banyak men-download daripada meng-upload. Selain dapat meningkatkan kecepatan transfer data, ada beberapa kelebihan dari HSDPA, yaitu High Speed Downlink Shared Channel ( HS DSCH ), dimana kanal tersebut dapat digunakan secara bersama-sama dengan pengguna lain.Transmission Time Interval ( TTI ) yang lebih pendek, yaitu 2 ms, sehingga kecepatan transmisi pada layer fisik dapat lebih cepat.Menggunakan teknik penjadwalan / scheduling yang cepat menggunakan Adaptive Modulation and Coding ( AMC ). 2.3 Lokasi Proyek dan Analisa Lokasi Proyek :

Gambar : Peta Lokasi

Lokasi didapat berdasarkan pertimbangan konsultan untuk mendapatkan lokasi yang strategis yang dapat memberikan pelayanan 3G yang maximal pada user yang mencakup mahasiswa IT TELKOM, POLITEKNIK TELKOM, dan IM TELKOM.

BAB III PERANCANGAN DAN BIAYA ANGGARAN 3.1 Rincian Biaya 1. Pembuatan Pondasi

:

2. Pembuatan Rangka

Rp. 51.000.000 :

Supply and install 1,5 m x 2 cabinet 14.000.000

:

Supply and install 3m x 4 cabinet 20.000.000

:

Supply and install brc cage 3,5x2 19.000.000

:

Supply and install brc cage 2,4 x 2 15.000.000

Rp.

:

← mounting bracket for 3G 5.000.000

:

← mounting bracket for MW 5.000.000

:

mounting bracket for antenna 3.000.000 :

Rp. Rp. Rp. Rp.

:

3. Grounding ← Grounding works:

Rp.

:

Supply and instal cabinet biframe 19.000.000

Total

Rp.

Rp.

Rp.100.000.000 :

:

← grounding blue bar(copper)

Rp. 1.000.000 :

Rp.

800.000 ← grounding blue bar (galvantine stand)

800.000

:

Rp.

← cadwald

:

← bimelik clamp

Rp. 1.400.000 :

Rp.

:

Rp.

:

Rp.

:

Rp.

1.000.000 ← control PLT 50 x 50 x50 cm

1.000.000 ← copper rod pig 3m

5.000.000 ← supply and install ac pdb

1.000.000 ← supply and install kwh meter

:

Rp.2.000.000 ← PLN connection upgrade

:

Rp.

:

Rp.

3.000.000 ← upgrade of existing ac pdb(mcb )

3.000.000 ← Total

:

Rp. 20.000.000

4. electrical

:

Supply and install fep 3.000.000

:

Rp.

Supply and instal fep (and drew) 3.000.000

:

Rp.

Supply and install indoor cable tray 3.000.000

:

Rp.

Supply and install outdoor cable horizontal 3.000.000 Supply and install outdoor cable vertical : 3.000.000 Pet log chisa 50 ACPDB

:

:

Rp. Rp.

Rp. 2.000.000

← Petlog chisa 60 BTS

:

2.000.000 pole 3m, 6m , 9m, 12m Rp. 6.000.000 ← supply and install field adaptor

Rp. :

:

Rp.

5.000.000 ← Total

:

Rp. 30.000.000

5. Penegakan menara 45.000.000

:

6. existing control box

:

Rp.

AC 2.0 PLK

:

Rp. 15.000.000

AC 2.5 PLK

:

Rp. 13.000.000

AC 1.5 PLK

:

Rp. 10.000.000

:

Rp. 5.000.000

← smoke detektor ← head adaptor

:

Rp.

3.000.000 Fire alarm

:

Rp. 4.000.000

Total

:

Rp.50.000.000

7. Antenna

:

Biframe GF Rp.1.500.000

:

Biframe foundation GF Rp.1.000.000

:

Biframe RT Rp.1.000.000

:

Install cage sunroof Rp.2.000.000

:

Installation field pole GF Rp.1.500.000

:

Installation field pole RT Rp.1.500.000

:

FEP 500.000

:

3G antenna k741989 Rp.5.000.000 GSM dan DCS K741989 Rp.5.000.000 Total 19.000.000

Rp. :

: :

Rp.

8. Pemagaran Rp.20.000.000

:

9. biaya konsultan 45.000.000

:

Sub Total 380.000.000

:

Rp. Rp.

3.2 Tabel informasi Aktivitas

Deskripsi

A

Menentukan lokasi yang tepat

B

Design layout

A

1

1/2

20

30

C

Pembuatan pondasi

B

2

1

51

70

D

Pembuatan kerangka

B

3

2

100

120

E

Penegakan menara

C,D

2

1

45

70

F

Pembuatan existing control box

E

1

1/2

50

70

G

Pemasangan instalasi elektrik

F

1

1/2

30

50

H

Instalasi grounding

G

1

1/2

20

40

I

Pemasangan antenna dan tuning jaringan

H

1

1/2

19

25

J

Pemagaran

I

1

1/2

20

35

380

560

TOTAL

Aktivitas yang mendahului -

Waktu (minggu) Normal Crash 1 1/2

Biaya (juta rupiah) Normal Crash 25 50

3.2 CPM (Critical Path Method)

Lintasan Kritis: A-B-D-E-F-G-H-I-J

3.3 ANALISA CPM Dari Diagram CPM diatas diperoleh waktu penyelesaian proyek adalah 12 Minggu dengan biaya yang dikeluarkan adalah (25 + 20 + 51 + 100 + 45 + 50 + 30 + 20 + 19 + 20) juta rupiah = 380 juta rupiah. KGT TS FS

A 0 0

B 0 0

C 1 1

D 0 0

E 0 0

F 0 0

G 0 0

H 0 0

I 0 0

J 0 0

I 12

J 30

Kegiatan kritis: A-B-D-E-F-G-H-I-J Jalur kritis : 1-1-3-2-1-1-1-1-1 Slope Biaya = (Biaya dipercepat – Biaya normal) / (Waktu Normal – Waktu dipercepat) KGT Slope

A 50

B 20

C 19

D 20

E 25

F 40

G 40

H 40

Waktu tercepat penyelesaian proyek : (½ + ½ + 2 + 1 + ½ + ½ + ½ + ½ + ½ = 6,5) minggu, dengan biaya percepatan (25 + 10 + 19 + 20 + 25 + 20 + 20 + 20 + 6 + 15 = 180) juta rupiah. Sehingga biaya total percepatan menjadi (380 + 180 = 560) juta rupiah.

BAB IV Analisa Kelayakan Proyek 1. Sudut pandang Lokasi dan Tata Ruang

Alasan lokasi ditempatkan pada hutan gedung K -

Ruang kosong yang cukup sebagai pondasi dari menara / tower

-

Pemanfaatan ruang kosong sebagai lahan fungsional

-

Di sisi lain, menara 3G ini dapat menaikkan image kampus sebagai leader dalam dunia ICT

2. Sudut Pandang Waktu -

Waktu NORMAL yang dihabiskan untuk menyelesaikan proyek adalah 12 minggu.dengan waktu CRASH 6,5 minggu

-

Waktu tersebut terhitung cepat, sehingga dapat menghemat pengeluaran biaya, materi dan waktu

3. Sudut Pandang Lingkungan -

Radiasi gelombang elektromagnetik relatif kecil sehingga tidak memiliki dampak yang sangat berarti terhadap kesehatan

4. Sudut Pandang SDM

-

Kontraktor merupakan faktor SDM terpenting dalam tercapainya pembangunan proyek ini

-

Para pekerja bekerja secara professional, optimal, dan disiplin agar proses pembangunan menara dapat dilakukan secara efisien dan tepat waktu

5. Sudut Pandang Biaya

-

Biaya diharapkan tidak melebihi anggaran dan memberikan keuntungan yang tinggi bagi perusahaan.

Dilihat dari pertimbangan analisa data di atas mulai dari sudut pandang lokasi dan tata ruang sampai dengan sudut pandang SDM, maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini LAYAK untuk disetujui oleh semua pihak.

BAB V KESIMPULAN

Dari proposal proyek ini dapat disimpulkan bahwa untuk merencanakan suatu proyek yang efisien dan maksimal dalam memberikan keuntungan bagi perusahaan, perlu dipertimbangkan dari segi lokasi dan tata ruang, waktu, lingkungan, SDM, dan biaya. Untuk jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini adalah 12 minggu.

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF