trombosis
April 19, 2019 | Author: Sures Amoeba Raj | Category: N/A
Short Description
Download trombosis...
Description
4. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC30122 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/arti cles/PMC3012272/ 72/ Trombosis Trombosis merupakan kebalikan patologis hemostasis sebagai pembentukan suatu bekuan darah (trombus) dalam pembuluh darah setelah mengalami cedera yang relatif ringan. Seperti hemostasis, trombosis pun bergantung pada dinding pembuluh darah, trombosit, dan kaskade koagulasi. Tiga pengaruh utama yang mempengaruhi terbantuknya trombus, disebut dengan trias Virchow, yaitu: 1. Jejas endothel, merupakan pengaruh yang menonjol dan dengan sendirinya dapat menyebabkan trombosis. Pengaruh ini secara khusus penting dalam pembentukan trombus pada sirkulasi jantung dan arteri (misalnya dalam rongga jantung jika telah terjadi jejas endokard seperti infark miokard atu valvulitis), di atas plak yang mengalami ulserasi pada arteri ang mengalami aterosklerotik berat atau pada lokasi terjsdinya jejas vaskular akibat trauma atau peradangan. Endothel tidak perlu dikikis atau dilukai secara fisik untuk menimbulkan trombosis. Setiap terjadi gangguan dalam keseimbangan efek protrombosis dan antitrombosis yang dinamis dapat mempengaruhi peristiwa pembekuan lokal. Oleh karena itu disfungsi endothel yang bermakna dapat terjadi karena tekanan hemodinamis pada hipertensi, aliran turbulen pada katup yang terdapat jaringan parut, atau endotoksin bakteri. Tanpa memperhatikan penyebab, hilangnya endothel secara fisik mengakibatkan pajanan kolagen subendothel (dan aktivator trombosit lain), perlekatan trombosit, pelepasan faktor jaringan, dan deplesi PGI2 dan PA lokal. Endothel yang mengalami disfungsi dapat menghasilkan faktor prokoagulasi dalam jumlah yang lebih besar (misalnya molekul adhesi untuk mengikat trombosit, faktor jaringan, PAI, dll) d an faktor antikoagulan dalam jumlah yang lebih kecil (trombomodulin, PGI2, t-PA).
2. Stasis atau turbulensi aliran darah . TUrbulensi turut berperan pada trombosis arteri dan trombosis cardiac dengan menyebabkan cedera atau disfungsi endothel, serta membentuk aliran kebalikan dan kantong stasis lokal. Stasis merupakan faktor utama dalam pembentukan trombus vena. Aliran darah normal adalah laminar sedemikian rupa sehingga unsur trombosit mengalir pada bagian sentral dari lumen pembuluh darah, yang terpisah dari endothel oleh suatu zona jernih plasma yang bergerak lebih lambat. Oleh karena itu, stasis atau turbulensi akan (1) mengganggu aliran laminar dan melekatkan trombosit pada endothel. (2) mencegah pengenceran faktor pembekuan yang teraktivasi oleh sarah segar yang terus mengalir. (3) menunda aliran masuk inhibiitor faktor pembekuan dan memungkinkan pembentukan trombus. (4) meningkatkan aktivasi sel endothel, mempengaruhi pembentukan trombosis lokal, perlekatan leukosit, serta efek endothel lain. 3. Hiperkoagulabilitas pada umumnya kurang berperan pada keadaan trombosis tetapi merupakan komponen paling penting. Hiperkoagulabilitas Hiperkoagulabilitas kurang bisa ditentukan secara tegas seperti pada setiap perubahan pada jalur pembekuan yang memudahkan terjadinya trombosis. Gangguan ini dapat dibagi menjadi gangguan primer (genetik) dan sekunder (didapat). Pada Hiperkoagulabilitas primer, diantaranya akibat mutasi faktor V, mutasi protrombin, defisensi antitrombin III, dan defisiensi protein C atau S. Sedangkan pada hiperkoagulabilitas hiperkoagulabilitas sekunder dibagi menjadi: (a) Risiko tinggi trombosis akibat tirah baring atau imobilisasi lama, infark miokard, kerusakan jaringan (pembedahan, fraktur, luka bakar), kanker, katup jantung prostese, disseminated intravascular coagulation , dan antikoagulan lupus. (b) Resiko rendah trombosis akibat fibrilasi atrium, kardiomiopati, sindrom nefrotik, keadaan hiperesterogen, penggunaan kontrasepsi oral, anemia sel sabit dan merokok.
Trombosis adalah massa yang terbentuk pada dinding pembuluh darah akibat berbagai macam faktor yang ada di darah dan pembuluh darah. Sedangkan hiperkoagulasi merupakan suatu keadaan klinik tertentu yang mengakibatkan penderita mudah terserang trombosis. Proses awal terjadinya trombosis melibatkan 3 faktor yaitu: - Faktor pembuluh darah - Trombosit - Faktor-faktor pembekuan Bila terjadi trauma akan bereaksi dengan pembuluh darah dan trombosit. Pembuluh darah akan mengalami rasokonstriksi dan trombosit mengalami adesi dan agregasi. Selanjutnya tubuh selalu berusaha mengatasi trauma dengan mengaktifkan faktor-faktor pembekuan darah baik intrinsik maupun ekstrinsik. Kedua jalur tersebut bertemu untuk mengaktifkan protrombim menjadi thrombin dengan bantuan prolipin dan Ca. Trombin yang terbentuk akan mengaktifkan fibrinogen menjadi fibrin dan terjadilah trombosis. Tubuh yang normal tidak akan membiarkan proses pembentukkan fibrin berlangsung terus sehingga mulailah proses fibrinisis dengan mengeluarkan t-PA yang mengaktifkan plasminogen (fibrin degradation product) menjadi plasmin. plasmin memecah fibrin yang terbentuk menjadi FDP. Disamping t-PA masih banyak faktor yang menghambat timbunan fibrin yaitu protein S, Protein C, AT-III, Heparin Kofaktor II, Urokinasi dan Streptokinase. Trombosis bisa terjadi akibat; - Kelainan dipembuluh darah (arteriosklerosis, homositinemia, aliran darah) - Aliran darah (hipertensi, turbulensi, hiperveskositas) - Kelainan protein darah (trombosit dan kelainan koagulasi, kekurangan protein C dan S)
View more...
Comments