Triple Eliminasi

October 12, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Triple Eliminasi...

Description

 

TRIPLE ELIMINASI

Dr.Nasaruddin Nawir, Sp.OG

 

PERA PERATURAN TURAN MENT ERI KESEHATAN KESEHATAN REPUB LIK INDONES IA NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG ELIMINASI PENULARAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS, SIFILIS, DAN HEPA HEP ATITIS B DARI IB U KE ANAK 

Human Immunodeficiency Virus Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia hingga terjadi kondisi Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS).

Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum

Hepatitis Virus Virus B yang selanjutnya disebut Hepatitis B adalah penyakit menular dalam  bentuk peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis Hepatitis B.

Eliminasi Penularan HIV, HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya disebut Eliminasi Penularan adalah pengurangan penularan HIV, HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak.

 

TUJUAN

memutus penula penularan ran HIV HI V, Sifilis, Hepatitis dari dan ibu ke anak; B

menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian kematia n akibat ak ibat HIV HIV,B , Sifilis, dan Hepatitis  pada ibu dan anak 

 

PENYELENGGARAAN ELIMINASI PENULARAN DILAKUKAN DILAK UKAN MELALU MELALUII KEGIA KEG IAT TAN Promosi kesehatan •

dilaksanakan dengan strategi advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan, yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat deteksi dini penularan HIV, HIV, Sifilis, dan Hepatitis

meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab ibu hamil sampai menyusui, pasangan seksual, keluarga, dan masyarakat, untuk kesehatan bayinya termasuk perilaku hidup bersih dan sehat, serta pemberian makanan pada bay meningkatkan peran serta masyarakat untuk turut serta menjaga keluarga sehat sejak dari kehamilan.

 

PENYELENGGARAAN ELIMINASI PENULARAN DILAKUKAN DILAK UKAN MELALU MELALUII KEGIA KEG IAT TAN Surveilans kesehatan; dilaksanakan dengan melakukan pencatatan, pelaporan, dan analisis data ibu hamil dan anak yang terinfeksi HIV, HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B,sebagai dasar pelaksanaan Eliminasi Penularan. Deteksi dini; dilakukan oleh tenaga kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan melalui pemeriksaan darah pada ibu hamil paling sedikit 1 (satu) kali  pada masa kehamilan. Penanganan kasus ditujukan bagi; setiap ibu hamil sampai menyusui yang terinfeksi HIV, HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B dan bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV, HIV, Sifilis, dan/atau d an/atau Hepatitis B. Penanganan bagi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi terinfek si HIV, HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B dilakukan melalui pemberian kekebalan (imunisasi), profilaksis, diagnosis dini, dan/atau pengobatan sesuai dengan ketentuan peraturan  perundang-undangan

 

PEME PEMERINTAH RINTAH MENETAPKAN M ENETAPKAN TARGET PENCA PENCAP PAIAN AWAL AWAL PROGRAM ELIMINASI ELIM INASI PENULARAN HIV, HIV, SIFILIS, DAN HEPA HEP ATITIS B DARI DAR I IBU IB U KE ANAK PADA TAHUN 2022, 2 022, DENGAN INDIKATOR INDIKA TOR ELIMINASI PENULARAN SEBAGAI BERIKUT

HIV : Pengurangan  jumlah kasus infeksi baru HIV pada bayi baru lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi HIV  per 100.000 kelahiran hidup

Sifilis : Pengurangan jumlah kasus infeksi baru Sifilis  pada bayi baru baru lahir dengan dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Sifilis per 100.000 kelahiran hidup.

Hepatitis B : Pengurangan  jumlah kasus infeksi infeksi baru Hepatitis B pada bayi baru lahir dengan tolok ukur ≤50 kasus anak terinfeksi Hepatitis B per 100.000 kelahiran hidup.

 

HIV,, Pemeriksaan ada atau tidaknya penularan HIV Sifilis, dan Hepatitis dari ibu ke anak dilakukan sesuai waktunya masing-masing sebagai berikut : HIV dilakukan dengan  pemeriksaan PCR DNA kualitatif menggunakan sediaan darah (serum) atau Dried Blood Spot (DBS) pada bayi usia 6 minggu atau lebih dan dinyatakan terinfeksi HIV  jika hasil pemeriksaan  positif 

 Sifilis dengan  pemeriksaan titer Reagen Plasma Reagin(RPR) bayi Hepatitis B dengan  pada usia 3 bulan dan ibu dan dinyatakan terinfeksi  pemeriksaan HBsAg pada saat bayi berusia 9 bulan Sifilis jika: a.Titer bayi ke atas dan dinyatakan lebih dari 4 kali ibunya, misal jikalipat titertiter ibu terinfeksi Hepatitis B jika HBsAg positif. 1:4 maka titer bayi 1:16 atau lebih; atau b.Titer  bayi lebih dari 1:32.

 

REKOMENDASI POGI  jumlah 

sasaran ibu hamil hamil sesuai PMK No 52 tahun 2017 tentang tentang eliminasi eliminasi HIV, HIV, sifilis dan hepatitis hepatitis dari ibu ke anak melalui 3 strategi yaitu:(1). penetapan dan pelaksanaan strategi eliminasi penularan; (2). penetapan dan pelaksanaan peta  jalan; dan (3). intensifikasi kegiatan kegiatan eliminasi penularan penularan

Menetapkan target dan indikator program

eliminasi penularan tiap tahun untuk: infeksi baru HIV, HIV, Sifilis, dan/atauHe dan/atauHepatitis patitis

B dan melaporkan pencapaiannya. Mendorongmenin Mendorongmeningkatkan gkatkan program eliminasi penularan di masyarakat khususnya penularan ibu

hamil dengan cara :

Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi

ibu dan anak sesuai dengan standar dimana pemeriksaan deteksi HIV, sifilis dan hepatitis sebaiknya bisa dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah (puskesmas dan rumah sakit) , swasta HIV, s wasta (Klinik VCT di rumah sakit swasta di klinik pratama pratama dan rumah sakit swasta) dan rujukan Tripel E dan IMS di praktek mandiri.

Maping wilayah untuk rujukan ibu

hamil dalam pemeriksaan Triple E dari praktek mandiri (spesialis dan bidan praktek

mandiri). Peningkatan

penyediaan penyed iaan sumber daya di bidang kesehatan yang mampu mampu melakukan deteksi deteksi dengan pelatihan petugas laboratorium di Puskesmas, RS swata, klinik swasta.

Pembinaan rumah sakit di daerah termasuk swasta sehingga di semua rumah sakit pemerintah dan

swasta sehingga  pemeriksaan, penyediaan RDT RDT,, antenatal care, persalinan persalinan dan perawatan perawatan neonatus neonatus pasien dengan HIV HIV,, Sifilis dan Hepatitis.

Menyebarluaskan n Menyebarluaska

informasi dan peningkatan sarana berupa berupa pengadaan dan distribusi reagen diagnostik diagnostik untuk Tripel E termasuk EID, pemeriksaan pemeriksaan viral load di rumah sakit rujukan khusus(mempunyai sarana pemeriksan viral load), termasuk pemanfaatan alat gene expert  yang  yang telah terdistribusi ke rumah-rumah sakit di seluruh s eluruh Indonesia.

 

Peningkatan

jejaring kerja dan kemitraan serta kerja sama lintas program dan lintas sector dalam  bentuk KOPI (Koalisi Organisasi Profesi Indonesia) dalam penanganan program Tripel E.

Optimalisasi pengisian

dan menulis hasil pemeriksaan di buku KIA oleh SpOG.

Surveilans

kesehatan pada kasus Tripel E (HIV, Sifilis dan Hepatitis B) dilaksanakan dengan melakukan  pencatatan, pelaporan, pelaporan, dan analisis analisis data ibu hamil hamil dan anak yang yang terinfeksi HIV, HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis Hepatitis B, sebagai dasar pelaksanaan Eliminasi Penularan minimal meliputi data angka deteksi (Jumlah kasus  positif dari kasus yang yang diperiksa) dan dan angka penularan penularan (Jumlah kasus kasus bayi positif dari dari ibu dengan  penyakit) dan data ini diseminasikan diseminasikan kepada semua pemangku pemangku kesehatan kesehatan dan Pemda masing masing masing dan

dilakukan surveilans setiap tahun. Peningkatan kualitas ANC pada ibu hamil dalam rangka peningkatan deteksi dan penanganan lanjutan dengan cara : Deteksi dini sebagaimana dilakukan oleh tenaga kesehatan kesehatan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan pada saat awal ANC dan trimester 1 pemeriksaan laboratorium dasar (Hemoglobin, Golongan darah) dilakukan dengan pengambilan sampel darah untuk Tripel E. Sosialisasi penanganan bagi ibu hamil

sampai menyusui yang terinfeksi kepada petugas kesehatan melalui organisasi profesi profesi (khususnya bidan, bidan, perawat, dokter umum, spesialis spesialis kebidanan) tentang HIV HIV,, Sifilis, dan/atau Hepatitis B sesuai dengan pedoman penanganan Infeksi Tripel E yang dikeluarkan POKJA ISR (sosialisasi buku dan diseminasi).

Sosialisasi penanganan

bagi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV, HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B dilakukan melalui pemberian kekebalan (imunisasi), profilaksis, diagnosis dini, dan/atau pengobatan dan mendorong dokter anak untuk membuat rekomendasi penanganan bayi yang mengacu pada sesuai dengan

 pedoman penanganan penanganan Infeksi Infeksi Tripel Tripel E yang dikeluarkan dikeluarkan POKJA POKJA ISR ISR (sosialisasi buku dan diseminasi).  

LEVEL RUMAH SAKIT 

Penanganan HIV pada Ibu Hamil kualitas ANC pada ibu hamil dalam rangka peningkatan deteksi dan  penanganan lanjutan dengan dengan cara :

Peningkatan

Deteksi

dini sebagaimana dilakukan oleh tenaga tenaga kesehatan di setiap fasilitas

pelayanan kesehatan  pada saat awal ANC dan trimester trime sterpengambilan 1 pemeriksaan laboratorium laboratorium dasar (Hemoglobin, Golongan darah) dilakukan dengan sampel darah untuk HIV termasuk pemeriksaan Tripel E. 

Peningkatan cakupan deteksi pasien di rumah sakit yaitu semua ibu hamil ditawarkan untuk tes HIV dan Penawaran dilakukan dengan cara PITC.



Pada ibu yang berisiko HIV yang hasilnya3negatif pemeriksaan trimester 1, pemeriksaan rapidkelompok tes bisa diulang dikerjakan pada trimester atau saat sapada at persalinan. 

Deteksi juga dilakukan kalau ibu datang saat masa nifas dimana belum dilakukan sebelumnya.



Semua ibu hamil dengan HIV (+) diberi ARV tanpa memandang CD4 nya & usia kehamilan



ARV pada kasus HIV positif diteruskan seumur hidup.

 

Persalinan

aman ama n untuk Ibu HIV(+) Boleh lahir normal dengan syarat syarat pemberian ARV (minimal 6 bulan)  dan UP yang sama dengan persalinan Ibu tanpa HIV

Rumah sakit membuat

panduan penanganan persalinan khususnya panduan operasi berencana pada ibu dengan

HIV SC elektif pada kasus HIV pada ibu hamil dilakukan pada umur kehamilan ≥ 38 minggu kecuali ada indikasi obstetri yang lain. Persalinan pervaginam dimungkinkan dengan konseling apabila ibu sudah minum obat ob at ARV ARV selama enam bulan dan syarat lain terpenuhi (tidak ada faktor risiko, tetap minum obat) Penatalaksa Penatalaksaan an Nifas bagi

Ibu dengan HIV (+) direkomendasikan untuk tidak memberikan ASI. ASI.

Pemberian ASI dapat

dipertimbangkan dipertimb angkan apabila syarat pemberian PASI tidak terpenuhi, tidak mix feeding, ibu sudah minum ARV lebih 6 bulan dan tetap melanjutkan ARV dan bayi tetap diberikan ARV profilaksis

Untuk ibu yang

memilih memberikan ASI eksklusif  maka  maka pengobatan menggunakan kombinasi Zidovudin, sedangkan pada ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif  maka  maka pengobatannya menggunakan Zidovudinsaja.

Kontrasepsi

pada ibu HIV (+) : Kondom hanya digunakan untuk pencegahan IMS, tetap harus menggunakan kontrasepsi mantab/jangka panjang untuk KB

Pemberian

ARV pada bayi: Semua bayi yang dilahirkan dari ibu HIV(+), diberikan zidovudine sejak 12 jam  pertama hingga usia usia 6 minggu .

Kotrimoksazol Profilaksis Profilaksis pada

bayi: Bila pada minggu ke 6 diagnosis HIV belum dapat ditegakkan maka

 pemberian cotrimoksazole cotrimoksazole profilaksis hingga usia 12 bulan atau hingga dinyatakan negative Diagnosis HIV Pada Bayi:untuk menegakkan diagnosa HIV pada bayi bisa dilakukan dengan penmeriksaan

serologi pada usia 18 bulan. Apabila sarana memungkinkan dapat dilakukan dengan pemeriksaan virologi  

KESIMPULAN   Triple eliminasi sudah diatur dalam PERMENKES NOMOR 52 TAHUN 2017   Empat kegiatan dalam rangka tripel eliminasi   1. promosi kesehatan   2. Surveilans kesehatan   3. Deteksi dini   4. Penanganan kasus

 

TERIMA

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF