Tren Dan Isu Keperawatan Komunitas
March 28, 2019 | Author: witria grifani | Category: N/A
Short Description
wwwww...
Description
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keperawatan sebagai profesi dituntut untuk mengembangkan keilmuannya sebagai wujud kepeduliannya dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia baik dalam tingkatan preklinik maupun klinik. Untuk dapat mengembangkan keilmuannya maka keperawatan dituntut untuk peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya setiap saat. Keperawatan medikal bedah sebagai cabang ilmu keperawatan juga tidak terlepas dari adanya berbagai perubahan tersebut, seperti teknologi alat kesehatan, variasi jenis penyakit dan teknik intervensi keperawatan. Adanya berbagai perubahan yang terjadi akan menimbulkan berbagai trend dan isu yang menuntut peningkatan pelayanan asuhan keperawatan. Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas Trend dan Isu Keperawatan Komunitas serta Implikasinya terhadap Perawat di Indonesia. Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang semakin meningkat dan mendesak, perlu mendapatkan perhatian yang serius bagi semua kalangan yang berkompeten, khususnya Dinas Kesehatan dan Puskesmas. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (MENPAN) Nomor: 81/1995, yang menyebutkan bahwa layanan prima adalah layanan yang memberikan kepuasan pelanggan, maka untuk menghadapai tuntutan masyarakat, harapan Kepala Puskesmas serta mengacu pada visi Pemerintah Kabupaten Klungkung tersebut diatas.
B. Tujuan 1. Mengidentifikasi trend dalam keperawatan komunitas. 2. Mengidentifikasi isu dalam keperawatan komunitas . 3. Mengetahui implikasi trend dan isu keperawatan komunitas p erawat di Indonesia. C. Manfaat 1. Meningkatkan pemahaman perawat terhadap perkembangan trend dan isu keperawatan mkomunitas . 2.
Sebagai dasar dalam mengembangkan ilmu keperawatan komunitas.
3. Mengetahui keterkaitan keperawatan komunitas dengan trend dan isu yang berkembang dalam bidang kesehatan. 1
BAB II PEMBAHASAN
1.1 KONSEP DASAR MASYARAKAT A. Defenisi Masyarakat Manusia disebut sebagai sosial animal yang artinya hewan yang selalu ingin hidup bersama atau bermasyarakat. Istilah masyarakat berasal dari bahasa arab yaitu syrak yang artinya saling bergaul dan saling berperan serta. Menurut beberapa ahli, masyarakat didefinisikan sebagai berikut: 1. Menurut Maclver dan Page, masyarakat adalah satu sistem dari kebiasakan dan tata cara wewenang dan kerjasama antara beberbagai kelompok, penggolongan dan pengawasan tingkah laku, serta kebebasa-kebebasan manusia. 2. Menurut Ralphlinton (Ahli Antropologi), masyarakat adalah sekelompok manusiah yang telah hidup dan bekerja sama cukup sama, sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan dengan batas-batas tertentu. 3. Menurut
M.
J.
Herskovitas,
masyarakat
adalah
kelompok
individu
yang
dikoordinasikan dan mengikuti suatu cara hidu tertentu. 4. Menurut J. L. Gillin dan J. P. Gillin, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar, yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama. 5. Menurut Koentjaraninggrat, masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang berkesinambungan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama. 6. Menurut Selo Soemardjen, masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. 7. Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial yang selalu berubah-ubah sesuai kebiasaan, karena masyarakat di bentuk dari suatu kebiasaan, wewenang dan kerjasama dari berbagai kelompok
2
B. Unsur – unsur Pembentuka Masyarakat. Masyarakat terbentuk atas berbagai unsur, antara lain tertera dibawah ini. 1. Kategori sosial Adalah kesatuan manusia yang terwujud karena adanya suatu ciri yang objektif dikarenakan manusia-manusianya, seperti: jenis kelamin,usia,dan pendapatan. Masyarakat bisa disebut sebagai kategori apabila memiliki kriteria: a. Tidak ada interaksi antara anggota b. Tidak ada ikatan moral bersama yang dimiliki c. Tidak ada harapan-harapan peran Contoh: masyarakat suatu negera ditentukan melalui hukumnya bahwa ada kategori warga jenis kelamin laki – laki dan kategori warga jenis kelamin perempuan dengan maksud membedakan penyakit yang spesifik dari kedua jenis kelamin tersebut. 2. Golongan sosial Adalah suatu kesatuan manusia yang ditandai dengan ciri – ciri tertentu yang sering kali ciri – ciri itu dikenakan pada mereka dari pihak luar kalangan mereka sendiri, namun golongan sosial terikat oleh sitem nilai, moral dan adat istiasat tertentu. Contoh: dinegara indonesia ada konsep golongan pemuda. Golongan ini terdiri atas manusia yang disatukan berdasarkan ciri – ciri tertentu, yaitu sifat muda. Misalnya golongan gepeng (gelandangan dan pengamen), golongan ini disatukan berdasarkan ciri tertentu, yaitu status sosial yang rendah. 3. Komonitas Adalah suatu kesatuan hidup manusia yang menempati wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat seta terikat atau dibatasi wilayah geografi. Contoh: kesatuan – kesatuan seperti kota, desa, RT, RW dan lain – lain. 4. Kelompok Adalah sekumpulan manusia yang berinteraksi antara anggotanya, mempunyai adat istiada tertentu, norma – norma yang berkesinambungan dan adanya rasa dentias yang sama, serta punya organisasi da sistem pimpinan.
3
Contoh: kelompok yang terikat oleh hubungan keturunan. Misalnya masyarakat batak yang terikat oleh hubungan organisasi adat, begitu pula dengan kepala adat diminang kabau. 5. Perhimpunan Adalah kesatuan manusia yang berdasarkan sifat, tugas atau guna yang sifat hubungannya berdasarkan kontrak serta pimpinan berdasarkan wewenang dan kontrak. Contoh: himpunan berdasarkan kelompok ilmu pengetahuan, misalnya organisasi profesi PPNI (persatua perawat nasional indonesia), IBI (ikatan bidan indonesia), IDI (ikatan dokter indonesia), PERSAKMI (persatuan sarjana kesehatan masyarakat indonesia), dan sebagainya.
C. Ciri – ciri Masyarakat 1. Adanya interaksi diantara sesama anggota 2. Saling bergantung 3. Menempati wilayah dengan batas tertentu 4. Adanya adat istiada, norma serta aturan yang mengatur pola tingkah laku anggotanya 5. Adanya rasa identitas yang kuat dan mengikat semua warganya seperti: bahasa, pakaian, simbol – simbol tertentu(perumahan), benda – benda tertentu(mata uang), alat pertanian dan alin – lain` 6. Adanya kesinambungan dalam waktu
Masyarakat terdiri atas dua jenis yaitu masyarakat desa dan ma suarakat kota. 1. Masyarakat desa Ciri – ciri masyarakat desa:
Hubungan keluara dan masyarakat sangat kuat
Adat istiadat masih dipegang kuat sekali
Sebagian besar memiliki kepercayaan terhadap hal - hal gaib
Tingkat buta huruf masih tinggi
Masih berlaku hukum tak tertulis
Jarang bahkan tak ada lembaga pendidikan dibidang teknologi dan keterampilan 4
Sistem ekonomi sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga, sebagian kecil dijual
Gotong royong sangat kuat
2. Masyarakat kota Ciri – ciri masyarakat kota:
Hubungan didasarkan atas kepentingan pribadi
Hubungan antar masyarakat dilakukan secara terbuka dan saling memengaruhi
Kepercayaan masyarakat yang kuat akan manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi
Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian
Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata
Hukum yang berlaku adalah tertulis
Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar
D. Syarat-syarat Terbentuknya Masyarakat 1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwah dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan. 2. Adanya hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lainya. 3. Adanya satu faktor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat. 4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku. 5. Bersistem dan berproses
E. Tipe-tipe Masyarakat. 1. Masyarakat peguyuban, yaitu suatu kelompok yang di dalamnya terdiri atas anggotaanggota yang hidup bersama dan masing-masing diikat oleh hubungan batin yang murni, yang bersifat alamia, serta kekal. Oleh karena itu, hubungan antar anggota kelompok ini adalah intim (sangat akrab dan mesrah), prifasi (sangat mementingkan kedekatan lahir dan batin dengan beberapa orang saja), serta eksklusif (besifat khusus dan tertutup sehingga hanya berlaku untuk kelompoknya). 5
2. Masyarakat
pantembangan,yaitu
kelompok
dimana
antar
anggotanya
bersifat
longgar,berjangka tertentu (tidak langgeng),serta bersifat kontraktual. 3. In-group,yaitu
kelompok
yang
anggota-anggotanya
dijadikan
tempat
untuk
mengidentifikasikan jati dirinya. 4. Out-group,yaitu kelompok yang oleh anggota-anggotanya diartikan sebagai lawan ingroupnya 5. Primary group,yaitu kelompok yang ditandai dengan adanya saling mengenal antara anggota-anggotanya,adanya kerja sama yang erat,dan bersifat pribadi. 6. Secondary group,yaitu kelompok sosial yang terdiri atas banyak orang yang kerja sama antar anggotanya bersifat rasional dan ekonomis. 1.2 TREND ISSUE DAN KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus menerus dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode keperawatan kesehatan berubah, karena gaya hidup masyarakat berubah dan perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut .Defenisi dan filosofi terkini dari keperawatan memperlihatkan tren holistik dalam keperawatan yang ditunjukan pada manusia secara keseluruhan dalam segi dimensi, baik dimensi sehat dan dimensi sakit, serta dalam interaksinya dengan keluarga dan komonitas. Keperawatan menetapkan diri dalam ilmu sosial bidang lain karena fokus asuhan keperawatan meluas. Tren dalam pendidikan keperawatan adalah berkembangnya jumlah persertah didik keperawatan yang menerima pendidikan keperawatan, baik perserta pendidik ditingkat D3 keperawatan, S1 keperawatan / kesehatan masyarakat sampai dengan tingkat yang lebih tinggi, yaitu S2 keperawatan ataupun kesehatan. Organisasi dalam kesehatan, khususnya keperawatan profesional terus menerus menekankan pentingnya pendidikan bagi perawat dalam mendapatkan dan mempeluas peran baru. Tren praktik keperawatan meliputi perkembangan di berbagai tempat praktik dimana prawat memilikikemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatakan otonomi dan penghargaan sebagai anggota dari tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya fokus asuhan keperawatan. Tren dalam keperawatan sebagai 6
profesi meliputi perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan keperawatan sebagai profesi meliputi : pendidikan, teori, pelayanan, otonomo, dan kode etik. Aktifitas dari organisasi keperawatan profesional menggambarkan tren dalam pendidikan dan praktik keperawatan. Tren lain yang sedang dibicarakan adalah: 1. Pengaruh politik terhadap keperawatan professional. 2. Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan. 3. Puskesmas Idama. 1) Pengaruh Politik terhadap Keperawatan professional Keterlibatan perawat dalam politik sangat terbatas. Walaupun secara individu ada beberapa nama seperti F.Nightingale, Lilian Wald, Margaret Sunger, dan Lavinia Dock telah mempengaruhi dalam pembuatan di berbagai bidang nampaknya perawat kurang di hargai sebagai kelompok. Gerakan wanita telah memberikan inspirasi pada perwat mengenai masalah keperawatan komunitas. Kekuatan politik merupakan kemampuan untuk mempengaruhi atau meyakinkan seseorang untuk memihak pada pemerintah untuk memperlihatkan bahwa kekuatan dari pihak tersebut membentuk hasil yang diinginkan (Rogge,1987). Perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas perawat adalah wanita dan poolitik merupakan dominasi laki-laki (Marson,1990) . Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional, dan tempat perawtan professional. Organisasi keperawatan mampu memgabungkan semua upaya seperti pada Nursing Agenda For Healt Care Reform (Tri-council,1991). Strategi spesifik pengintegrasian peraturan public dalam kurikulum keperawatan, sosialisasi dini, berpartisipasi dalam organisasi profesi, memperluas lingkungan praktik klinik, dan menjalankan tempat pelayanan kesehatan. 2) Pengaruh Perawat dalam Peraturan dan Praktik Keperawatan Pospek keperawatan komunitas dimasa yang akan dating cenderung semakin berkembang dan dibutuhkan dalam system pelayanan kesehatan pemerintah. Peran perawat kesehatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mengatasi sebagai masalah kesehatan yang terjadi di masa yang akan datang karena mengikuti perubahan secara 7
keseluruhan. Dampak perubahan tersebut dapat berpengaruh pada peran yang dilkaukan perawat. Intervensi keperawatan kesehatan masarakat diberbagai tingkat pelayanan akan semakin besar dikarnakan adanya kelalaian, ketidaktahuan, ketidakmauan, dan ketidakmampuan individu,keluarga, kelompok, dan masyarakat.
Komponen – komponen perubahan dalam masyarakat: a) Pertambahan penduduk. Pertambahan penduduk secara cepat (population) dan perubahan dalam gambaran penduduk, diantaranya perubahan dalam komposisi usia, penyebarannya, dan kepadatan penduduk kota b esar. b) Transisi penyakit. Perubahan pola penyakit atau transisi penyakit yaitu perubahan penyakit menular ke penyakit degenerative, seperti penyakit jantung, kanker, depresimental dan ansietas, stroke, peningkatan kecelakaan, alkoholisme, dan yang akhir-akhir ini marak adalah penyalahgunaan narkotika. c) Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social. Perkembangan industrialisasi serta perubahan kondisi social yang cepat dengan di sertai perubahan perubahan sikap, niali, gaya hidup, kondisi lingkungan, kelompok-kelompok masyarakat baru, masalh individu, dan masyarakat. d) Meningkatnya
pengetahuan
masarakat
sebagai
pelayanan
kesehatan
akan
meningkatkan juga harapan mereka terhadap mutu pelayanan keperawatan dan kesehatanpola pelayanan kesehatan yang baru akan meningkatkan pencpaian kesehatan bagi semua orang pada tahun 2000. e) Kurang tenaga medis menyebabkan pelimpahan tanggung jawab atau wewenang pada perawat. f) Masyarakat akan menjadi rekan kerja dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Banyak pelayanan yang akan dilaksanakan di luar rumah sakit, misalnya pelayanan pada rehabilitasi, kesehatan jiwa, dan lain-lain.
3). Puskesmas Idamam Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) pelayanan kesehatan. “Puskesmas 8
Idaman” sebagai pelayanan masyarakat, akan berusaha untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan harapan pelanggan, oleh karena itu Puskesmas Idaman juga merubah paradigma dari “ Puskesmas yang mengatur Masyarakat” menjadi “Puskesmas yang memenuhi harapan Masyarakat”. Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan yang bermutu yang sesuai dengan standart operating procedure (SOP) untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal.
Visi dan Misi Puskesmas Idaman 1. ”Puskesmas Idaman yang bermutu”, merupakan visi Puskesmas Idaman yang menggambarkan keadaan yang ingin dicapai oleh Puskesmas di masa yang akan datang yaitu Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu untuk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan , baik pelanggan eksternal maupun internal. 2. Untuk mencapai visi Puskesmas Idaman tersebut, ditetapakan misi sebagai berikut:
Memastikan Pelanggan Puskesmas.Pelanggan Puskesmas perlu diketahui, untuk mengetahui seberapa besar potensipasar yang akan kita layani.
Memahami psikografi Pelanggan Puskesmas.Psikografi pelanggan perlu diketahui untuk mengetahui budaya , perilaku dankebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, sehingga kita dapat mengantisipasi bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Menata Mindset Tim Pelayaan Prima di Puskesmas Idaman.Pola pikir semua pegawai perlu ditata dan disamakan, dengan tujuan agar semua pegawai mempunyai polapikir yang sama untuk menyelenggarakan pelayanan prima di Puskesmas Idaman.
Memberi kesempatan pada “front liner” untuk ikut mengambil keputusan dan memberikan saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.Pegawai di garis depan “front liner” seperti petugas parkir dan loket, merupakan orang pertama yang kontak dengan pelanggan, oleh karena itu mereka banyak mengetahui informasi yang kita butuhkan dalam pengambilan keputusan pelaksanaan pelayanankesehatan di Puskesmas Idaman.
9
Mengembangkan
pelayanan
kesehatan
yang
tak
terlupakan
pada
Pelanggan.Dengan memberi pelayanan kesehatan yang memberi kesan ”WOO”, maka hal tersebut akan membanggakan dan memuaskan pada pelanggan yang juga dapat berfungsi sebagai promosi antar pelanggan.
Menjalin komunikasi terus menerus dengan Pelanggan untuk menciptakan ”Customer Market Relationship”.Komunikasi dengan pelanggan yang terjalin baik, akan menimbulkan ikatan batin antar mereka sehingga hal tersebut akan membuat pelanggan menjadi loyal.
Melakukan penyesuaian organisasi terus menerus untuk peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
1.3. SETTING PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNTAS A. Kegiatan praktik keperawatan komunitas Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan, wilayah kerja perawat tetapi secara umum kegiatan praktek keperawatan komunitas adalah sebagai berikut: a. Tahap persiapan 1)
Pembekalan dari departemen komunitas dan dinas kesehatan tentang program praktek.
2)
Penjajakan ke daerah, meliputi wilayah, sistem dalam komunitas, masalah dan kesehatan utama.
3)
Penyusunan instrumen data.
4)
Uji coba instrumen pengumpulan data.
5)
Pertemuan awal dengan komunitas dan keluarga untuk perkenalan, penjelasan program praktek dan mengadakan kontrak dengan komunitas.
6)
Melaksanakan pendataan dengan melibatkan tokoh-tokoh dan kader kesehatan setempat.
7)
Melakukan tabulasi data, menganalisa data dengan pendekatan demografi, epidemiologi dan statistik serta membuat visualisasi/penyajian data.
10
8)
Mengidentifikasi pra musyawarah komunitas: menyusun kepanitiaan, menyiapkan dan melatih masyarakat yang akan terlibat dalam musyawarah dan menyebarkan undangan.
9)
Melaksanakan musyawarah komunitas tingkat RW: a) Penyajian data hasil pengkajian kesehatan masyarakat b) Diskusi kelompok untuk menetapkan hasil masalah, prioritas masalah, garis besar rencana kegiatan c) Membentuk kelompok kerja kesehatan sesuai dengan masalah yang telah ditetapkan. d) Tanggapan-tanggapan dari tokoh-tokoh masyarakat dan petugas kesehatan dari instansi terkait.
b.
Tahap Pelaksanaan: 1) Menyusun kembali rencana kerja hasil musyawarah bersama dengan kelompok kerja kesehatan. 2) Melaksanakan kegiatan di komunitas bersama-sama dengan kelompok kerja kesehatan: a) Pelatihan kader kesehatan b) Penyuluhan kesehatan c)
Simulasi/demonstrasi
d) Pembuatan model/percontohan e) Kunjungan rumah (home health care) f)
Kerja bakti, daan lain-lain.
g)
Berkoordinasi dengan puskesmas dan instansi terkait dalam pelaksanaan kegiatan.
c.
Tahap Evaluasi: 1) Mengevaluasi setiap kegiatan yang dilakukan di komunitas dalam hal kesesuaian, kefektifan dan keberhasilan kegiatan serta aktivitas dari komunitas. 2) Mengevaluasi seluruh kegiatan di komunitas dalam hal pencapaian tujuan, keberhasilan pemecahan masalah dan kemampuan komunitas dalam pemecahan masalah.
11
B. Sasaran keperawatan kesehatan komunitas Menurut DEPKES tahun 2006, sasaran keperawatan kesehatan komuntas antara lain : a. Individu Sasaran prioritas individu adalah balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia Ianjut, penderita penyakit menular (tuberkulosis pare, kusta, malaria, demam berdarah, diare, dan ISPA atau pneumonia), dan penderita penyakit degeneratif.
b. Keluarga Sasaran keluarga adalah keluarga yang termasuk rentan teridap masalah kesehatan (vulnerable group) atau risiko tinggl (high risk group) dengan prioritas sebagai berikut : 1) Keluarga miskin yang belum pernah kontak dengan sarana pelayanan kesehatan (puskesmas dan jaringannya) dan belum mempunyai kartu sehat. 2) Keluarga yang sudah memanfaatkan sarana kesehatan serta mempunyai masalah kesehatan terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan balita, kesehatan reprcuduksi, dan penyakit menular. 3) Keluarga yang tidak termasuk miskin dan mempunyai masalah kesehatan prioritas serta belum memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan.
c. Kelompok Sasaran kelompok adalah kelompok khusus yang rentan terhadap masalah kesehatan baik yang terikat maupun tidak terikat dalam suatu institusi. 1) Kelompok tidak terikat dalam suatu institusi seperti posyandu, kelompok balita, ibu hamil, usia lanjut, penderita penyakit tertentu, dan pekerja informal. 2) Kelompok masyarakat khusus yang terikat dalam suatu institusi seperti sekolah, pesantren, panti asuhan, panti wreda, rutan, dan lapas. d. Masyarakat
12
Sasaran masyarakat adalah yang rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan seperti berikut : 1) Masyarakat di suatu wilayah (RT, RW, kelurahan, desa) yang mempunyai: a) Bayi meninggal tinggi dibandingkan daerah lain; b) Jumlah penderita penyakit tertentu lebih tinggi dibandingkan daerah lain; c) Cakupan pelayanan kesehatan lebih rendah dari daerah lain. 2) Masyarakat di daerah endemis penyakit menular (malaria, diare, demam berdarah, dan lainnya). 3) Masyarakat di lokasi atau barak pengungsian akibat bencana atau akibat lainnya. 4) Masyarakat di daerah dengan kondisi geografi sulit antara lain daerah terpencil dan perbatasan. 5) Masyarakat di daerah pemukiman baru dengan transportasi sulit sepertl daerah transmigrasi.
13
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Tren paraktik keperawatan meliputi berbagai praktik di berbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat secara terus menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Peran perawat meningkat dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk ditangani atau desas - desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Tren dan isu yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas : 1.
Pengaruh politik terhadap keperawatan professional
2.
Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
3.
Puskesmas Idaman
Adapun masalah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu masih cukup tingginya perbedaan status kesehatan antar tingkat sosial ekonomi dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Untuk keperawatan kesehatan komunitas di masa mendatang diprediksi bahwa kebutuhan akan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat. Kegiatan praktik keperawatan komunitas meliputi tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Area praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan kesehatan, rumah, sekolah, tempat kerja atau industri, barak penampungan, kegiatan puskesmas keliling, panti atau kelompok khusus lain serta pelayanan pada kelompok resiko tinggi.
14
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry dan Makhfudli.(2009).Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan.Salemba Medika : Jakarta.
American Nurses’ Association, Council of Community Health Nurses, 1986. “Standards of Community Health Nursing Practice”. Kansas city: ANA.
http://www.scribd.com/doc/48222370/Isu-Tren-Keperawatan-Komunitas.
15
View more...
Comments