Trauma Healing Drs. Dr s. Asep Asep Ha Haer erul ul Ga Gani ni,, Psik Psikol olog og
HP/WA 0816 4694 1691
[email protected]
PERINGATAN 1. BE BELA LAJJAR pe perl rlu u NI NIA AT se send ndir irii 2. BELAJAR pe perlu TUJUAN 3. BE BELA LAJJAR me meli liba batk tkan an FI FISI SIK, K, PS PSIK IKIS IS,, da dan n SP SPIR IRIT ITU UAL 4.
BELAJAR adalah PERUBAHAN PERILAKU yang PERMANEN seba se baga gaii aki akiba batt LATIHAN dan PENGALAMAN
5. DIRI DIRI AND NDA A dan dan ORA RANG NG LA LAIN IN pu pun nya PE PENG NGAL ALAM AMAN AN , DIR DIRII ANDA AND A dan dan ORA ORANG NG LAIN LAIN adal adalah ah SUMB SUMBER ER BELAJ BELAJAR AR
6. SEMU SEMUA A PERI PERILA LAK KU YAN YANG G MUNC MUNCUL UL SEL SELAM AMA A BELAJ BELAJAR AR ADALAH NORMAL, SIKAP SIK AP NORMAL YANG DIHARAPKAN ADALAH MEMANDANG SEBAGAI HAL NORMAL
Kasus
Kasus dewasa
Kasus kanak-kanak
1. JIS, Emon mon da dan Sua Suam mi
1. Anak Anak phob phobia ia air air
2. Suara ara hi hilang sa saat rapat
2. Anak Anak phob phobia ia sek sekolah olah
3. Kombes So Sopan pan ya yang dituduh kasar
3. Anak Anak phob phobia ia pasi pasirr
Consciousness CONSCIOUS Systematic /Critical Thinking Data-Logic-Analysis, Argument Control
UNCONSCIOUS FISIOLOGI REFLEX MEMORY EMOSI Heuristic Thinking
Healing
THINKING
State of mind
FEELING
PHYSIOLOGY
eng
ang an ap san euroses
Peeling the onion
1. The Phony Layer -Bertindak tidak asli dalam seting publik 2. The Phobic Layer Energi diarahkan pada menutupi perasaan takut dan tak tertolong
3. The Impasse Layer Terkait, ingin bantuan dan orang lain memberitahu apa yg perlu dilakukannya
4. The Implosive Layer Identitas Phony runtuh, merasa diri mati dan terpisah dari diri sebelumnya 5. The Explosive LayerMembiarkan diri masa lalu berlalu, i h d di i b
Takut, Phobia, Cemas TAKUT
Obyek Jelas Berbahaya
PHOBIA
Obyek Jelas Tidak Berbahaya
CEMAS
Obyek Tidak Jelas “Tidak Berbahaya”
PERISTIWA BURUK VS TRAUMA PERISTIWA HIDUP PERISTIWA BURUK
TRAUMA
Trauma itu Apa ? Trauma adalah respon emosi saat peristiwa negatif berlebihan. Ketika pikiran dan ingatan terhadap peristiwa traumatik tidak pergi dan bahkan lebih buruk, hal ini akan mengarah kepada Gangguan Stress Pasca Trauma (GSPT), yang akan mengganggu kehidupan pribadi seseorang.
• • • • • • • • • •
• •
• • •
Terlalu banyak perasaan Tak berperasaon Depressi Putus asa Tak tertolong Tak berharga Malu, Takut Marah, dendam Duka, sedih Cemas, Serangan Panik Ingatan tubuh Kembali mengalami atau mengindrai Sukar tidur Mimpi buruk Keluhan fisik Sakit kepala Muntah Nyeri lambung Nyeri otot Keluhan pencernaan Kelelahan fisik
• • • •
Perhatian Konsentrasi Bingung Ingatan
• • •
• • • • • •
• • •
• • • • •
•
Sukar percaya orang lain Sukar menjalin hubungan Mengalami masalah seksual Takut terhadap orang lain Merasa Terkucil Menarik diri Tak sadar dalam bahaya Tak tahu bagaimana kontak Ulangkali mencari pelindung
Mencelakai diri sendiri Adiksi Mencari hubungan seksual atau menghindarinya Memanfaatkan , melecehkan bahkan melakukan kekerasan terhadap orang lain
Mati Muda Penyakit Ketidakmampuan Masalah Sosial
Perilaku Beresiko terhadap Kesehatan
Hambatan Sosial, Emosi, Kognisi Terganggu Perkembangan Otak Syaraf
Pengalaman Kanak-Kanak yang tidak Nyaman
Traumatic Event THINKING FEELING Accident ACTING Kandang NEED
Visual Auditory Kinaesthetik Olfactory Gustatory
Accident
Kandang
Healing Inner Child Within THINKING FEELING ACTING NEED DICULIK Visual Auditory Kinaesthetik Olfactory Gustatory
Inner Child
Kesadaran dan Ingatan Materi Ingatan Traumatik Disosiasi (Ingatan Aktif)
PEMICU
Isi Mental Asosiasi (Ingatan Jangka Panjang)
PERILAKU EMOSI KUAT
PIKIRAN
INGATAN INGATAN
EMOSI
LELAH CITRA KEJADIAN STRESS
IDENTITAS
INGATAN
RABA
HIDU
BUNYI KECAP
WAKTU
INGATAN TUBUH
Kesadaran Kini dan Identitas
+
Life Line & Ego States Les Dagang Bea Siswa
Penelitian Training Konsultansi
Membawa portofolio Manager Terbaik
Menikah
Bisnis sayur KABAYAN Keluarga Bangkrut
Diculik Punya Ortu Ayah Tiri Cerai
-
Ayah Minggat
Kekasih Meninggal
Menjual Rumah Perusahaan
Life Line 1 N A N A M A Y N K A D I T E K
2
3
4
-1
HUTANG PIUTANG
dikeroyok
-2 -3 -4 -5
5
difitnah DICULIK
DIBULLY MASYARAKAT
Struktur Kepribadian
SUPER EGO
ID
Sempurna Diri Ideal
Kenikmatan Hindari Nyeri
EGO Realitas Kompromi
Ego States & Introject
1
2
8
7
3
9
4 5
6
P A C
Struktur Ego States Ego State PARENT Sikap, tindakan, pikiran,dan perasaan yang diambil dari orangtua atau figur orang tua
Ego State ADULT
Sikap, tindakan, pikiran,dan perasaan yang merupakan tanggapan langsung terhadap kenyataan saat ini
Ego State Child
Sikap, tindakan, pikiran,dan perasaan yang merupakan perujudan dari masa anak-anak
Fungsi Ego States CRITICAL PARENT • • •
Moralistik Menuduh Otoriter
REBELLIOUS CHILD • • •
Menyimpang Melawan Mengeluh
ADAPTED CHILD • •
Penurut Pasif
CPNP
NURTURING PARENT • • • •
A RCFC AC
•
Meyakinkan Peduli Menyemangati Mendukung Memahami
ADULT • • • • •
Tidak menuduh Terbuka Berminat Percaya diri Mengacu kepada kenyataan
FREE CHILD • • • •
Rasa ingin tahu Spontan Energetik Ceria
Mengenal Ego States PERTANDA CP Kata-kata
NP
A
RC
AC
Harus, Mesti Jangan, Bagus, Salah
Nada
Gestur Ekspressi wajah
Latihah 7, halaman 9
FC
Emosi : Gairah, Tindakan, dan Pikiran Seseorang menyalip anda di jalan. Anda boleh jadi merasakan emosi marah. Emosi adalah perpaduan : Tindakan Expressive : Berteriak, Ngebut
Gairah Ketubuhan: berkeringat, detak jantung cepat Pengalaman Kesadaram: (Pikiran, memberikan label emosi) Pengemudi Gila! Saya marah, bahkan takut; lebih baik tenang.
An emotion is a full body / mind / behavior response to a situation.
nyaman
Gaira tinggi
Gairah rendah
Tidak nyaman
1. Emosi Dasar dan Adaptif Tidak dipelajari, Tanggapan langsung atas situasi
SITUASI Copet mengambil dompet
EMOSI DASAR MARAH
TINDAKAN ADAPTIF Membela diri, Merebut dompet
2. Tanggapan Emosi Dasar Maladaptive Dipelajari, tanggapan langsung atas situasi Pelecehan saat Kanak-kanak
Pengalaman Masa Lalu
Situasi Sekarang Menawarkan Pelukan
Pengaktifan Skema
Emosi dasar
Tindakan maladaptive
Potensi Ancaman
Marah
Diri yg bertaha Menolak peluka
3. Tanggapan Emosi Reaksi Sekunder Emosi adaptif atas reaksi terhadap emosi dasar
Situasi Sekarang
Keluarga Meninggal
Emosi dasar Sedih
Emosi Reaksi Sekunder
Marah
Tindakan nonadaptive
Merusak Diri, Menyerang orang
4. Tanggapan Emosi Instrumental Emosi dimunculkan untuk memberikan efek Situasi Sekarang
Keluarga Meninggal
Tujuan Pribadi
Memperoleh Simpati
Tindakan Manipulatif : Emosi Dimunculkan
Menunjukkan kesedihan “air mata buaya”
Geneosociogram IBU
Anak 1
Nama : Usia Gol Darah : Suku Bangsa : Sifat :
Nama : Usia Gol Darah : Suku Bangsa : Sifat :
AYAH
Anak 2
Nama : Usia Gol Darah : Suku Bangsa : Sifat :
Nama : Usia Gol Darah : Suku Bangsa : Sifat :
Geneologi Kekerasan
KAKEK
NENEK
KAKEK
AYAH
NENEK
IBU
SAYA
Bencana •
Tidak dapat diramalkan
•
Tidak dikenali
•
Cepat
•
Genting
•
Tidak pasti
•
Mengancam
Diskusi #1 •
•
Apa sajakah Bencana alam di sekitar kita ? Apa sajakah Bencana alam yang pernah anda alami ?
Impact
bencana
manusia
Diskusi #2 •
Apa sajakah Akibat bencana alam bagi manusia ? –
Infrastruktur
–
Manusia
–
Politik
–
Ekonomi
–
Sosial
–
Bidaya
–
Pertahanan
–
Keamanan
Tingkatan Bencana a) Level I –
Organisasi, komunitas mampu mengatasi dan menanggapi secara efektif menggunakan sumberdaya sendiri
b) Level II: –
Membutuhkan bantuan dari sumber daya dari luar yang terdekat , but these can be obtained from nearby agencies.
c) Level III: –
Membutuhkan bantuan di tingkat negara
Konsep Evaluasi Bencana •
Phenomenon: –
–
•
Vulnerability: –
–
•
Tipe Bencana Intensitas
Kecenderungan Kapasitas tanggap lokal
Impact: –
Efek pada populasi
Phenomenon X Vulnerability = Impact
Diskusi #3 •
Apa sajakah hal yang terjadi pada diri manusia akibat bencana? –
Fisik
–
Pikiran
–
Perasaan
–
Ucapan
–
Tindakan
–
Perilaku Sosial
gempa
tsunami likuifaksi
Framework
S
O
STIMULUS ORGANISM
R RESPONSE
Diskusi #4 •
Apa sajakah kompetensi yang perlu dimiliki seseorang yang berada di daerah yang rawan bencana? –
Pengetahuan
–
Keterampilan
–
Sikap
Disaster Syndrome SHOCK
• • • • •
Bengong Terpaku “Lumpuh” Disorientasi Lupa
SUGGESTIBILITY
• •
•
Pasif Ingin meminta bantuan dari siapapun Peduli pada orang lain
RECOVERY
• •
•
Mulai bangkit Menyelesaikan masalah dengan cara rasional Beercerita kecemasan
Victim •
Tidak Berdaya
•
Lepas kendali
•
Marah
•
Berharap bisa diselamatkan
•
Persepsi tentang kurangnya pilihan
•
Sayang diri Imbalan pasif (keuntungan sekunder) membujuk seseorang untuk tetap menjadi korban
•
Identitas sebagai korban
•
Dalam kesakitan atau mati rasa
•
Mengalahkan
•
Menghindari perasaan
Survivor •
Rasa puas telah berhasil utuh atau sebagian besar masih utuh
•
Mulai merasa kuat
•
Persepsi bahwa seseorang memiliki sumber daya dan pilihan
•
Pengakuan potensi seseorang untuk berubah dan tumbuh
•
Hidup satu hari pada satu waktu; mengatasi dari hari ke hari; kehidupan saat ini adalah fokus utama
•
Mulai mengambil kendali
•
Mulai "mencair" atau menyembuhkan
•
Hidup Puas dengan baik mulai berkurang
Thriver •
Berkomitmen untuk bergerak maju
•
Merencanakan masa depan
•
Aktif
•
Ditentukan sendiri
•
Terasa suka hari demi hari
•
Mencapai penguasaan Harga diri; melihat diri sebagai lebih dari sekedar korban - orang yang berharga
•
Menjangkau orang lain; menemukan makna dan tujuan
•
Dimuliakan oleh pengalaman; telah tumbuh dari trauma
•
Hidup sehat
Diskusi #5 •
Apa sajakah yang perlu dilakukan oleh Relawan / Pendamping untuk memfasilitasi Victim agar segera menjadi Thriver ?
Lamanya Gejala
Bencana
akut
kronis
Triage
0
Tak mungkin tertolong
1
Tertolong dengan segera
2
Dapat ditunda
3
Tidak mendesak
Impact/Kebutuhan Kesehatan Mental •
P3K Psikologis – –
•
Treatment untuk reaksi tertentu – –
•
Gangguan Stress Akut Gangguan Stress Pasca Trauma
Intervensi untuk stress jangka Panjang – –
•
Normalisasi Reaksi Umum Akses untuk layanan pemulihan
Trauma sekunder Ketakutan atas terjadinya kembali
Rencana Jangka Panjang –
– –
Intervensi Krisis
Mitigasi/Pencegahan Sekunder Pencegahan Primer
52
Krisis •
Respon akut terhadap Insiden Krisis saat: –
–
–
Keseimbangan Psikologis terganggu Mekanisme penanganan yang biasa dilakukan gagal Sejumlah bukti gangguan hadir
Insiden Krisis (Critical Incident) •
•
CRITICAL INCIDENTS peristiwa luar biasa yang memiliki potensi menciptakan DISTRESS pada diri manusia dan dapat melampaui kemampuannya untuk mengatasinya. Peristiwa ABNORMAL yang memancing respon normal (CIS/PTS) atas peristiwa abnormal
CIS dan PTSD •
•
•
•
•
•
Critical Incident Stress (CIS) = Post Traumatic Stress (PTS) Beda dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD). CIS/PTS adalah tanggapan normal dari orang normal terhadap peristiwa abnormal Tanggapan CIS/PTS dapat dilihat sama dalam sejumlah gejala PTSD. Jika CIS/PTS tidak teratasi, berubah menjadi gangguan (PTSD). Hanya Profesional Kesehatan Mental terlatih yang dapat mendiagnosa PTSD.
Pengertian Kunci Hans Selye •
•
•
•
Stressor Kondisi lingkungan yang menyebabkan seseorang mengalami stress Eustress Stress positive yang merupakan hasil dari menemukan tantangan dan kesulitan sesuai dengan harapan prestasi Dystress Stress negatif; seringkali disebut stress. Seringkali disebabkan karena kebanyakan. Job strain fungsi tuntutan tempat kerja dan kendali perseorangan dalam memenuhi tuntutan. –
–
–
–
The General Adaptation Syndrome
Pengaruh Stress
Pribadi
Perusahaan
Dua Model Stress
Demand-Control Model
Effort-Reward Imbalance Model
Model Demand-Control l o r t n o C b o J
High
Low
Low Strain
Active (EUSTRESS)
Passive
High Strain (DYSTRESS)
Low
High
Job Demands
Model Effort-Reward Imbalance Overcommitment
High Effort
Low Reward
Demands Obligations
Pay Esteem
Kepribadian Tipe A vs. Tipe B
Jender
Hal pribadi yang mempengaruhi Pengalaman Stress
Ketangguhan
Harga Diri
Kepribadian Tahan Stress
1. Komitmen 2. Kendali 3. Tantangan
Gejala Fisik Stress
Tidak mudah dan Cemas
Perasaan Sedih
Peningkatan Energi
Kehilangan selera Tekanan Sistem Kekebalan
Kewaspadaan Dam Kegairahan
Acute
Peningkatan Metabolisme
Kehilangan Hasrat seks
Chronic
Cemas dan Serangan panik
Tekanan darah tinggi
Mudah tersinggung
Depressi
Diabetes
Daya tahan rendah
Gangguan makan
Pengaruh Stress Pribadi Psikologis • • • • • •
•
Cemas Deppressi Harga diri rendah Sukar tidur Frustrasi Masalah keluarga Burnout
Fisik
Stress
•
• • •
Tingkahlaku • • • • •
Merokok berlebihan Ketergantungan zat Mudah Celaka Kehilangan selera Kekerasan
• •
• •
Tekanan darah tinggi Ketegangan otot Sakit kepala Nyeri lambung Gangguan kulit Kekebalan tubuh terganggu Gangguan jantung Cancer
Serangan Panik •
Periode rasa takut yang kuat dirasakan berkembang hingga 10 menit dari gejala berikut : 1.palpitations denyut jantung berdebar 2.Keluar keringat 3.Gemetar 4.Nafas tersengga;-senggal 5.Perasaan terseda 6.Nyeri dada 7.Mual atau sakit perut 8.Pening 9.Seperti gila/ takut hilang kendali 10.Takut mati 11.Mati rasa –
Tanggapan lainnya saat Fase Posttraumatic •
Agora phobia
•
Ketakutan
•
Gangguan Obsessive
•
Gangguan kecemasan umum
•
Gangguan umum (psychoses)
–
compulsive
Faktor Organismic •
Gender Perempuan lebih siap menderita dalam keadaan bencana dibanding pria •
•
Usia Serangan panik (20-35) rapuh Sejarah Keluarga Otang yang di keliarganya ada serangan panik ada peluang 4 - 7 kali peluang untuk alami serangan panik Kepribadian Mereka yang emosinya tidak stabil mudah terkena efek. •
•
•
•
•
Intervensi Krisis (Crisis I ntervention : CI ) •
•
•
Proses aktif, jangka pendek, mendukung, dan membantu Intervensi akut dirancang untuk mitigasi tanggapan krisis (CIS/PTS). BUKAN psikoterapi atau penganti psikoterapi
Tujuan Intervensi Krisis 1. Stabilisasi 2. Pengurangan Gejala 3. Mengembalikan fungsi penyesuaian 4. Fasilitasi akses perawatan lanjutan
Ciri Intervensi Krisis 1. Immediacy (Segera) 2. Proximity (Dekat) 3. Expectancy (Sesuai harapan) 4. Brevity (Singkat)
Psychological First Aid •
•
P3K Fisik P3K Psikologis : Tanggapan Manusiawi terhadap seseorang yang mengalami penderitaan atau memerlukan bantuan
5 Elemen P3K Psikologis 1. Keamanan dan kenyamanan 2. Tenang 3. Hubungan 4. Kepercayaan diri dan Kepercayaan diri kelompok 5. Harapan
Membangkitkan Keamanan •
•
Mencegah atau mengurangi tekanan, ancaman, luka, bahaya Membantu menemukan kebutuhan dasar makan, minum, tempat bernaung, keuangan, bantuan materi
•
Bantuan darurat medis.
•
Sediakan kenyamanan fisik dan emosi
•
Menyediakan informasi berulang, mudah, akurat, ragam cara memperoleh kebutuhan dasar
Membangkitkan Rasa Tenang •
•
•
Menstabilkan seseorang yang berlebihan atau kebingungan Menyediakan lingkungan yang praktis, menghindari situasi penuh tekanan (cahaya, suara, bau) Menyimak orang yang ingin curhat cerita dan perasaan tanpa memaksa mereka bercerita
•
Tiada cara yang benar dan salah cara merasa
•
Menjadi sahabat dan penuh belas kasih meski seseorang menjadi sulit.
•
•
•
Berikan informasi yang tepat tentang bencana atau trauma dan upaya mengembalikan penyintas sehingga memahami situasi. Menyajikan informasi tentang stress dan cara penanganan. Saat menemukan penyintas takut atau khawatir,ingatkan mereka akan adanya bantuan
Membangun Hubungan •
Bantu penyintas kontak sahabat atau orang yang dicintainya
•
Satukan penyintas dengan keluarganya
•
Pastikan kanak-kanak bersama orangtuanya atau bersama saudaranya.
•
•
•
•
•
Bantu memastikan terhubung dengan orang yang memberikan dukungan (sahabat, keluarga atau komunitas yang memberikan bantuan). Hargai norma budaya yang menyangkut gender, usia, agama, dan struktur keluarga. Menyajikan bantuan praktis kepada pnyintas dalam mendapatkan kebutuhan dan perhatian segera Menyajikan informasi dan orang yang dapat memberikan layanan langsung Menyambungkan penyintas dengan layanan yang tersedia.
Membangun Kepercayaan Diri •
•
Libatkan penyintas dalam memenuhi kebutuhan mereka Bantu penyintas dalam pengambilan keputusan, bantu mereka memprioritaskan masalah dan memecahkannya
Membangkitkan Harapan •
•
•
Bangkitkan harapan bahwa penyintas akan mampu bangkit Berada bersama mereka , Siap memberikan bantuan Yakinkan penyintas bahwa perasaan yang mereka alami normal
LOOK •
Cek Keamanan –
•
–
Pastikan anda berada di sana tanpa membahayakan diri anda dan orang lain
–
Jika tidak yakin tempat itu aman, JANGAN PERGI
Cek penyintas yang membutuhkan kebutuhan dasar segera –
Adakah penyintas yang membutuhkan P3K ?
–
Apakah mereka memerlukan pelindung darurat (pakaian)
–
Adakah yangmembutuhkan perhatian khusus?
–
•
Bahaya apa yang anda amati (Contoh : Rumah rubuh, jalan retak, bangunan roboh, api, banjir, dll)
Kenali peran anda dan coba memperoleh bantuan bagi penyintas yang memiliki kebutuhan dasar
Cek penyintas dengan reaksi stress serius –
–
–
Adakah penyintas yang mdah marah, sangat kecewa, berdiam diri, tak menanggapi orang lain, mengganggu orang lain, atau kaget ? Di mana dan Siapa saja penyintas yang paling tertekan? Pertimbangkan siapa yang mendapat manfaat dari P3K Psikologis dan Cara terbaik memberikan bantuan
LISTEN •
•
•
Dekati Penyintas yang memerlukan bantuan –
Dekati orang dengan hormat sesuai dengan norma budaya setempat
–
Perkenalkan nama anda dan organisasi
–
Ajukan bahwa anda ingin memberikan bantuan
–
Jika memungkinkan temukan tempat yang nyaman dan tenang untuk berbicara
–
Bantu penyintas merasakan nyaman
Tanyakan kebutuhan dan keinginan penyintas –
Perhatikan ragam kebutuhan mereka
–
Selalu tanyakan kebutuhan mereka
–
Jangan berasumsi anda tahu
–
Temukan apa yang paling penting bagi penyintas saat ini
–
Bantu mereka engerjakan hal yang prioritas
Simak penyintas dan bantu mereka tenang –
Akarab dengan penyintas
–
Jangan paksa mereka untuk berbicara
–
Simak, saat mereka ingin bicara tentang yang sudah terjadi
–
Jika mereka sangat tertekan, bantu mereka merasa tenang dan cobalah untuk meyakinkan bahwa mereka tidak sendirian
LINK •
•
•
•
Bantu Penyintas memperoleh kebutuhan dasar –
Contoh : Makanan, minuman, tempat bernaung, material yang dibutuhkan
–
Pelajari apa kebutuhan penyintas dan coba hubungan dengan bantuan yang tersedia
–
Jangan janji yang tak dapat ditepati
Bantu penyintas menangani masalah –
Bantu mereka mengenali kebutuhan dasar yang sangat diperlukan dan bantu dalam hal prio ritas
–
Bantu penyintas mengenai orang yang dapat memberikan bantuan
–
Beri saran praktis bagi penyintas untuk memenuhi kebutuhannta
Beri informasi –
Temukan tempat memperoleh informasi
–
Coba dapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum mendekati penyintas memberikan dukungan
–
Pastikan punya informasi terkini
–
Hanya mengatakan yang anda tahu
Hubungkan penyintas dengan orang yang menyayangi dan memberikan dukungan sosial –
Satukan keluarga bersama dan kanak-kanak dengan orang tuanya
–
Bantu penyintas terhubung dengan sahabat dan keluarga
–
Hubungkan penyintas dengan pimpinan spiritual keagamaan
7 tahap debriefing formal : 1. Pendahuluan 2. Tahap Fakta 3. Tahap Pikiran 4. Tahap Reaksi 5. Tahap Gejala 6. Tahap Pengajaran 7. Tahap Masuk kembali
7 Tahap CISM Debriefing 1. Perkenalan Memperkenalkan diri dan Tim Kerahasiaan, Kenali yang bukan anggota Bicara bagi diri Anda Rancang harapan 2. Fase Fakta Setiap orang dimohon berbicara Siapakah Anda? Apa peran anda pada saat kejadian? 3. Fase Pikiran Mohon peserta bicara seperti saat kejadian Kapan anda mulai memikirkan peristiwa? Apa pikiran Anda terhadap kejadian ? 4. Reaksi Kenali bagian paling traumatik dari kejadian “Jika anda dapat menghapus satu bagian dari kejadian ini, apa yang akan anda hapus?” “Apa bagian terburuk bagi Anda ?” “Jika ini film bagian mana yang ingin anda edit ?” – – – –
– – –
–
– –
–
–
– –
5. Gejala Apa reaksi normal yang dialami oleh kelompok? Apa yang terbaik jika kelompok memunculkan gejala “Apa yang anda alami sebagai akibat dari peristiwa?” “Siapakah di sini yang merasakan diri hampa?” 6. Pengajaran Apakah yang anda harapkan sebagai reaski normal terhadap kejadian abnormal Apa yang dapat anda lakukan membanu diri Anda dan orang lain Pikiran, Emosi, Tubuh, Tindakan Masuk ke Teknik penanganan alamiah di kelompok Berikan contoh nyata dan saran 7. Masuk kembali Apa yang dapat dilakukan untuk keluar dari peristiwa? Informasi penting dapat disiapkan –
–
–
–
–
–
– –
–
–
–
Cognitive Model Stimulus Pemicu (Internal / External)
Persepsi Ancaman Tafsir Pemahaman
Penafsiran sebagai malapetaka Sensasi Tubuh
Model Active Coping STRESSOR:
Dalam Kendali
Di luar Kendali •
• •
Tengat waktu Tindakan kolega Kondisi Kerja
• •
•
Strategi Fokus pada Emosi
Contoh : Belas Kasih Keluarkan emosi negatif Cari dukungan Menemukan • •
•
• •
Kelola pikiran Mengurai proyek menjadi tugas-tugas yang lebih kecil Buat batasan waktu dan tujuan untuk dicapai dengan realistik Prioritas tuntutan yang bersaing Terima bantuan orang lain Bangun sumberdaya melalui terlibat dalam keiatan sehat
• •
Strategi Pemecahan Masalah
Nafas Difragma
Kembangkan embangkan sisi spiritual : Mindfullness •
Dimensi Fisik : –
•
Dimensi Emosi: –
•
Fokus Fokus pada pada emosi positif positif melalui melalui self-talk .
Dime Dimensi nsi Sosia Sosiall : –
•
Interaksi dengan lingkungan alam.
Menyimak aktif dengan mencatat, berminat, dan mengungkapkan mengungkapkan perasaan.
Dimensi Intelektual: –
Manfaatkan benak untuk pemikiran obyectif.
Mengelola Interaksi Sosial •
Membuat sebanyaknya kelompok dukungan –
–
–
Penting dari mengelola stress Anggota meliputi sahabat, anggota keluarga, keluarga, dan rekan kerja
Jika tiada kelompok pendukung bagi anda, ada pilihan : jasa konseling, rohaniwan, guru, Klinik.
Naratif Exposure Therapy •
•
•
•
Assumsi Dasar : Pada saat seseorang mengalami peristiwa ada kecenderungan satu aspek menjadi fokus perhatian dan intensitasnya membesar, sedangkan detail lain kurang memperoleh perhatian
•
Cara :
1. K mengingat kembali peristiwa dan bercerita kepada T , KT 2. T , KT menyimak cerita K 3. T, KT mengajukan pertanyaan jurnalistik kepada K 4. K menceritakan dengan cara baru
5. T, KT menyimak dan Fokus perhatian adalah yang menanyakan detail dari ragam menjadi pemicu emosi negatif
Memberi kesempatan fokus pada perhatian yang beragam dapat memberikan kerangka baru dalam melihat permasalahan
perspektif
6. K menceritakan dengan lebih lengkap dengan cara baru, hingga emosinya dalam bercerita terasa netral
Latihan Inner Child Drawing
Latihan Kursi Kosong
Latihan Narative
Latihan Psikodrama