Trauma
November 6, 2016 | Author: am555999 | Category: N/A
Short Description
trauma...
Description
TRAUMA TRAKTUS URINARIUS
Disusun oleh: Ricka Hardi 030.09.203
e!"i!"in#: Dr. Ach!ad Ri$ki H.% S&.U
Ke&ani'eraan Ke&ani'eraan Klinik Il!u (edah RSUD Ko'a Kara)an# ro#ra! S'udi endidikan Dok'er *akul'as Kedok'eran Uni+ersi'as Trisak'i 20,-
1
,. TRAUMA IN/A 1&ide!iolo#i Trau!a inal
Kejadian penyakit ini sekitar 8-10% dengan trauma tumpul atau trauma abdominal. Pada banyak kasus, trauma ginjal selalu dibarengi dengan trauma organ penting lainnya. Pada trauma ginjal akan menimbulkan ruptur berupa perubahan organik pada jaringannya. Sekitar 85- 85-0% 0% trau trauma ma ginj ginjal al terja terjadi di akib akibat at traum traumaa tump tumpul ul yang bias biasan anya ya diak diakib ibat atka kan n oleh oleh ke!elakaan lalu lintas.
1'iolo#i Trau!a inal
Sebagian besar trauma "ruptur# ginjal terjadi akibat trauma tumpul. Se!ara umum, trauma ginjal dibagi dalam tiga kelas $ laserasi ginjal, kostusio ginjal, dan trauma pembuluh darah ginjal. Semua kelas tersebut memerlukan indeks pengetahuan klinik yang tinggi dan ealuasi serta penanganan yang !epat. &da ' penyebab utama dari trauma ginjal, yaitu 1. (rauma tajam ). (rauma iatrogenik '. (rauma tumpul (rauma tajam seperti tembakan dan tikaman merupakan 10 * )0 % penyebab trauma pada ginjal di +ndonesia.aik luka tikam atau tusuk pada abdomen bagian atas a tas atau pinggang maupun luka tembak pada abdomen yang disertai hematuria merupakan tanda pasti !edera pada ginjal. (rauma iatrogenik pada ginjal dapat disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi interensi, dimana di dalamnya termasuk retrograde pyelography, per!utaneous nephrostomy dan per!utaneous lithotripsy. engan semakin meningkatnya popularitas dari teknik-teknik di
)
atas, insidens trauma iatrogenik semakin meningkat, tetapi kemudian menurun setelah diperkenalkan S/. iopsi ginjal juga dapat menyebabkan trauma ginjal. (rauma tumpul merupakan penyebab utama dari trauma ginjal. engan lajunya pembangunan, penambahan ruas jalan dan jumlah kendaraan, kejadian trauma akibat ke!elakaan lalu lintas juga semakin meningkat. (rauma tumpul ginjal dapat bersiat langsung maupun tidak langsung. (rauma langsung biasanya disebabkan oleh ke!elakaan lalu lintas, olah raga, kerja atau perkelahian. (rauma ginjal biasanya menyertai trauma berat yang juga mengenai organ organ lain. (rauma tidak langsung misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan pergerakan ginjal se!ara tiba tiba di dalam rongga peritoneum. Kejadian ini dapat menyebabkan aulsi pedikel ginjal atau robekan tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.
a'oisiolo#i Trau!a inal
Trauma ginjal tumpul diklasifkasikan sesuai keparahan luka dan yang paling sering ditemukan adalah kontusio ginjal. Trauma tumpul pada region
costa
mengakibatkan
ke
12
menekan
cedera
pada
ginjal
pinggang
ke
lumbar spine
atau
bagian
dan
bawah
akan ginjal.
Ditempat costa 12 memberi impak. Ginjal juga dapat rusak akibat dari tekanan dari bagian anterior abdomen sering kali dalam kecederaan dalam kecelakaan lalu lintas. Trauma penetrasi yang sering kali disebabkan oleh luka tusuk atau luka tembak sering ditemukan juga. Walaupun sering ditemukan hematoma peri-renal pasien mungkin tidak menunjukkan hematuria kecuali luka mencapai caly! atau pel"is. (rauma ginjal dapat terjadi oleh karena beragam mekanisme. Ke!elakaan motor merupakan penyebab terbanyak dari trauma tumpul abdominal yang menyebabkan trauma '
ginjal. Selain itu, jatuh dari ketinggian, luka tembak, merupakan penyebab lainnnya. Pada kasus jarang, trauma ginjal terjadi oleh karena penyebab iatrogeni! yang dapat bermaniestasi dengan perdarahan setelah trauma minor. Sebagian besar trauma "ruptur# ginjal mun!ul dengan gejala hematuria "5%#, yang dapat menjadi besar pada beberapa trauma ginjal yang berat. &kan tetapi, trauma askuler ureteropeli! "2P3#, hematuria kemungkinan tidak tampak. 4leh karena, sebagian besar penanganan trauma, termasuk trauma ginjal, membutuhkan sedikit prosedur inasi, maka pemeriksaan radiologi sangatlah penting. engan pemeriksaan yang akurat dari radiologi pasien dapat ditangani dengan optimal se!ara konserati dari penanganan pembedahan.
Klasiikasi Trau!a inal
erdasarkan American Association for the surgery of Trauma 4AAST5, trauma ginjal terbagi dalam beberapa derajat$ ,. rade , itandai dengan$ ematuria dengan pemeriksaan radiologi yang normal • Kontusio • ematoma subkapsular non-ekspandin. • 2. rade 2 itandai dengan$ ematoma perinerik non-ekspanding yang terbatas pada retroperitoneum • aserasi kortikal superi!ial dengan kedalaman kurang dari 1 !m tanpa adanya •
trauma pada sistem lain 3. rade 3 itandai dengan$ aserasi ginjal yang kedalamannya lebih dari 1 !m tidak melibatkan sistem lainnya. -. rade itandai dengan$ aserasi ginjal yang memanjang men!apai ginjal dan sistem lainnya • 6elibatkan arteri renalis utama atau ena dengan adanya hemoragik • +nark segmental tanpa disertai laserasi • ematoma pada subkapsuler yang menekan ginjal • 6. rade 6 itandai dengan$
7
• • •
easkularisasi ginjal &ulse ureteropelis aserasi lengkap atau thrombus pada arteri atau ena utama
a!"ar 3. Klasiikasi Trau!a inal
Manies'asi Trau!a inal
Pada trauma tumpul dapat ditemukan jejas di daerah lumbal, sedangkan pada trauma tajam tampak luka. Pada palpasi didapatkan nyeri tekan daerah lumbal, ketegangan otot pinggang, sedangkan massa jarang teraba. yeri abdomen umumya ditemukan di daerah pinggang atau perut bagian atas, dengan intenitas nyeri yang berariasi. ila disertai !edera hepar atau limpa ditemukan adanya tanda perdarahan dalam perut. ila terjai !edera traktus. digestius ditemukan adanya tanda rangsang peritoneum.
5
9raktur !ostae bagian ba:ah sering menyertai !edera ginjal. ila hal ini ditemukan sebaiknya diperhatikan keadaan paru apakah terdapat hematothoraks atau pneumothoraks ematuria makroskopik merupakan tanda utama !edera saluran kemih. erajat hematuria tidak berbanding dengan tingkat kerusakan ginjal. Perlu diperhatikan bila tidak ada hematutia, kemungkinan !edera berat seperti putusnya pedikel dari ginjal atau ureter dari pelis ginjal. Pada pemeriksaan isik dapat ditemukan tanda sho!k. (anda kardinal dari trauma ginjal adalah hematuria, yang dapat bersiat massi atau sedikit, tetapi besarnya trauma tidak dapat diukur dengan olume hematuria atau tanda-tanda luka. (anda lainnya ialah adanya nyeri pada abdomen dan lumbal, kadang-kadang dengan rigiditas pada dinding abdomen dan nyeri lokal. 3ika pasien datang dengan kontur pinggang yang ke!il dan datar, kita dapat men!urigai dengan hematoma perinerik. Pada kasus perdarahan atau eusi retroperitoneal, trauma ginjal kemungkinan dihubungkan dengan ileus paralitik, yang bisa menimbulkan bahaya karena membingungkan untuk didiagnosis dengan trauma intraperitoneal. okter harus memperhatikan raktur iga, raktur pelis atau trauma ertebra yang dapat berkembang menjadi trauma ginjal. ausea dan omiting dapat juga ditemukan. Kehilangan darah dan sho!k kemungkinan akan ditemukan pada perdarahan retroperitoneal.
e!eriksaan Dia#nos'ik ,.
a"ora'oriu!
Pemeriksan urinalisis diperhatikan kekeruhan, :arna, p urin, protein, glukosa dan sel-sel. Pemeriksaan ini juga menyediakan se!ara langsung inormasi mengenai pasien yang mengalami laserasi, meskipun data yang didapatkan harus dipandang se!ara rasional. 3ika hematuria tidak ada, maka dapat disarankan pemeriksaan mikroskopik. 6eskipun se!ara umum terdapat derajat hematuria yang dihubungkan dengan trauma traktus urinarius, tetapi telah dilaporkan juga kalau pada trauma ginjal dapat juga tidak ;
disertai hematuria. &kan tetapi harus diingat kalau keper!ayaan dari pemeriksaan urinalisis sebagai modalitas untuk mendiagnosis trauma ginjal masih didapatkan kesulitan.
2.
Radiolo#i
iabilitas dari ragmen ginjal dapat dilihat se!ara angiograi. &rteriograi memperlihatkan ) ragmen ginjal yang terpisah !ukup jauh.ragmen yang iabel akan terlihat homogen karena masih mendapat perusi !ukup baik. 9ragmen diantaranya berarti merupaka ragmen yang sudah tidak iable lagi.
rade I7 • •
Arade +> meliputi aulsi dari ureteropeli! jun!tion. aik +>P maupun is!eral dan intra abdomen lainnya harus dikerjakan dahulu sebelum "'# ksplorasi renal, ke!uali terjadi perdarahan ginjal yang masi dan persisten maka harus dilakukan eksplorasi renal dahulu. ksplorasi renal dimulai dengan kontrol pembuluh darah renalis, dengan !ara insisi peritoneum posterior (white line) di atas aorta, sebelah medial ke arah interior ena mesenterika. >ena renalis kiri mudah dikenali, terletak anterior aorta? merupakan landmark untuk identiikasi pembuluh darah renal yang lain. Setelah pembuluh renal teridentiikasi maka lakukan kontrol-kendali pembuluh darah, guna mngurangi blood loss "pada kasus perdarahan#. al ini menurunkan angka nerektomi, dari sekitar 5;% menjadi 18%. Kadang oklusi pembuluh darah ini diperlukan ")0%# pada staging bedah !edera ginjal atau pada repair ginjal.
;&era'i
Trau!a 'u!&ul
uli'
Pada !edera buli-buli ekstraperitoneal, ekstraasasi urin ke rongga pelis yang dibiarkan dalam :aktu lama dapat menyebabkan ineksi dan abses pelis. Bang lebih berat lagi adalah robekan buli-buli intraperitoneal, jika tidak segera dilakukan operasi, dapat menimbulkan peritonitis akibat dari ekstraasasi urin pada rongga intraperitoneum. Kedua keadaan itu dapat menyebabkan sepsis yang dapat mengan!am ji:a.
TRAUMA UR1TRA
Se!ara klinis trauma uretra dibedakan menjadi trauma uretra anterior dan trauma uretra posterior, hal ini karena keduanya menunjukkan perbedaan dalam hal etiologi trauma, tanda klinis, pengelolaan, serta prognosisnya. 1'iolo#i
(rauma uretra terjadi akibat !edera yang berasal dari luar "eksternal# dan !edera iatrogeni! akibat instrumentasi pada uretra. (rauma tumpul tang menimbulkan raktur tulang pelis menyebabkan rupture uretra pars membranasea, sedangkan trauma tumpul pada selangkangan atau straddle injury dapat menyebabkan rupture uretra pars bulbosa. a!"aran klinis
Ke!urigaan adanya trauma uretra adalah jika didapatkan perdarahan per-uretram yaitu terdapat darah yang keluar dari meatus uretra eksternum setelah mengalami trauma. Pada trauma uretra yang berat, seringkali pasien mengalami retensi urin. Pada keadaan ini 'idak di&er"olehkan !elakukan &e!asan#an ka'e'er, karena dapat menyebabkan kerusakan
uretra yang lebih parah. iagnosis ditegakkan melalui oto uretrograi dengan memasukkan kontras melalui uretra, guna mengetahui adanya rupture uretra. 1;
Ru&'ura Ure'ra os'erior
=upture uretra posterior paling sering disebabkan oleh raktur tulang pelis. 9raktur yang mengenai ramus atau simisis pubis dan menimbulkan kerusakan pada !in!in pelis, menyebabkan robekan uretra pars prostate-membranasea. Klasiikasi
View more...
Comments