translasi mata uang asing

March 5, 2019 | Author: Vivi Alviani | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

makalah akuntansi internasional...

Description

MAKALAH “

TRANSLASI MATA MATA UANG ASING



Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Akuntansi Akuntansi Internasional Internasi onal

Disusun oleh : Eka Etni Viventi (111040181) Thia Rachma Chaerunnisa (111040191) Vivi Alviani (111040192) (111040192) Ferina Wijayanti (111040204)

Kelas: 3F Akuntansi

Fakultas Ekonomi/Akuntansi UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI Jl. Pemuda No. 32 Telp 0231-206558 Cirebon 2013

KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Internasional. Makalah ini disusun dengan upaya untuk memberikan tambahan proses belajar mahasiswa dan menambah wawasan kita mengenai translasi mata uang asing agar proses  pengajarannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Kami menyadari bahwa dukungan dan dorongan dari berbagai pihak sangat membantu dalam menyelesaikan makalah ini, Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah. Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberi  pengetahuan.Dan kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dalam perbaikan dan  penyempurnaan makalah ini.

Cirebon, 27 Desember 2013

Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................

i

DAFTAR ISI........................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang....................................................................................

1

1.2 Tujuan..................................................................................................

1

1.3 Rumusan Masalah................................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Keuntungan dan Kerugian Translasi ………………………………….

3

2.2 Pekembangan Akuntansi Translasi ...................................................

5

2.3 Gambaran Standar No. 52/ Standar Akuntansi Internasional

......

6

Mata Uang Fungsional ..........................................................

7

2.3.1 Translasi Apablia Mata Uang Lokal Merupakan

2.3.2 Translasi Apabila Mata Uang Induk Adalah Mata Uang Fungsional ....................................................................

7

2.3.3 Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional ....................................................................

8

2.4 Permasalahan Perhitungan ...............................................................

8

2.4.1 Perspektif Laporan 2.4.2 Harga Perolehan

………………………………………… …………………………………………

8 9

2.4.3 Konsep Pendapatan ……………………………………………

9

2.4.4. Laba Terkelola

…………………………………………...

9

2.5 Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi ……………………………...

9

2.6 Translasi Mata Uang Asing Di Mana Saja ………………………….

10

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...........................................................................................

11

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

12

ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Translasi mata uang asing tidaklah sama dengan konversi, yaitu traslasi mata uang secara fisik. Translasi mata uang asing merupakan translasi sederhana dalam ekspresi moneter, sperti saat neraca menggunakan poundsterling Inggris kemudian disajikan ulang dalam padanaannya dollar AS. Tidak terjadi translasi secara fisik, dan tidak ada trasnsaksi yang dapat dihitung seperti pada konversi. Perusahaan dengan kegiatan operasional luar negeri yang signifikan mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai oparasional perusahaan secara global. Untuk dapat memenuhui hal tersebut, laporan keuangan mata uang asing dari anak perusahaan yang dihitung dengan mata uang asing dilaporkan lagi terhadap mata uang yang digunakan laporan induk perusahaan. Proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi mata uang asing ( translation ) Translasi adalah proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang asing lainnya untuk mempersiapkan laporan keuangan gabungan yang memberikan laporan pada para pembaca informasi mengenai operasional perusahaan secara global. Dilatar belakangi hal tersebut, untuk itu kami merasa perlu untuk membahas mengenai apa itu translasi mata uang asing secara lebih dalam dan menyeluruh.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembentukan makalah ini adalah: 

Sebagai bentuk tanggung jawab mahasiswa atas tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Akuntansi Internasional.



Untuk mengetahui dan memahami Translasi Mata Uang Asing



Untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan belajar mengenai pelajaran tentang Tranlasi Mata Uang Asing.

1.3 Rumusan Masalah

Masalah Pokok pembahasan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1



Keuntungan dan kerugian dalam translasi mata uang asing?



Bagaimana pekembangan akuntansi translasi?



Gambaran Standar No. 52/ Standar Akuntansi Internasional?



Permasalahan perhitungan translasi mata uang asing?



Translasi mata uang asing dan inflasi?



Serta translasi mata uang asing di mana saja.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Keuntungan dan Kerugian Translasi

Secara internasional, perlakuan terhadap penyesuaian tersebut sama banyaknya dengan prosedur translasi mata uang asing. Pendekatan akuntansi untuk penyesuaian translasi mata uang asing mulai dari penangguhan hingga tidak ada penangguhan dengan pendekatan hybird  pada keduanya. a.

Penangguhan Dikeluarkannya penyesuaian translasi dari laba periode sekarang umumnya

dianjurkan karena penyesuaian ini hanyalah hasil dari proses penyajian ulang. Perubahan nilai ekuivalen mata uang domestik dari aktiva bersih anak perusahaan luar negeri tidak direalisasikan dan tidak berpengaruh terhadap arus kas mata uang local yang dihasilkan dari entitas asing. Oleh karena itu, akan cenderung salah jika memasukan penyesuaian seperti itu ke dalam laba sekarang. Dalam keadaan seperti ini, penyesuaian translasi mata uang asing harus diakumulasikan secara terpisah sebagai bagian ekuitas konsolidasi (penggabungan modal). Beberapa analisis bertentangan tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik dengan sendirinya. Bahkan jika pun terjadi,  penyesuaian karena nilai tukar penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar adalah adalah tugas yang paling sulit. Beberapa bantahan bahwa translasi mata uang asing penangguhan pada keuntungan dan kerugian menutupi pergerakan  perubahan nilai tukar ; yaitu, perubahan nilai tukar adalah fakta historis, serta  pengamat laporan keuangan mendapatkan layanan yang terbaik jika efek tingkat fluktuasi nilai tukar dibukukan saat terjadinya.  b.

Penangguhan dan Amortisasi Beberapa perusahaan menangguhkan keuntungan atau kerugian translasi dan

melakukan amortisasi penyesuaian manfaatnya selama masa manfaat pos-pos neraca terkait. Sebagai contoh, asumsikan bahwa akuisisi aset tetap dibiayai oleh penerbitan utang. Dapat dibantah bahwa pembayaran pokok dan bunga pada utang dapat tertutup oleh arus kas dari penggunaan aset tetap yang tetap ada. Di sini, translasi mata uang asing keuntungan dan kerugian yang berhubungan dengan utang akan ditangguhkan dan diamortisasi terhadap masa penggunaan aset, berarti, dianggap 3

sebagai laba dengan cara yang sesuai dengan beban depresiasinya. Alternatifnya, keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing yang disebabkan oleh  peningkatan utang dapat ditangguhkan dan diamortisasi pada sisa utang sebagai  penyesuaian terhadap beban bunga. Pendekatan semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik. Sebagai contoh, teori keuangan menjelaskan pada kita bahwa keputusan anggaran modal untuk investasi aset tidak bergantung pada keputusan bagaimana untuk membiayainya. Menghubungkan keduanya tampak seperti sebuah cara untuk memanipulasi laba. Penyesuaian beban bunga juga merupakan kebutuhan. Peminjaman biaya domestik tidak disesuaikan untuk merefleksikan perubahan pada tingkat suku bunga atau nilai utang. c. Penangguhan Parsial Pilihan ketiga dalam akuntansi ntuk keuntungan atau kerugian translasi adalah dengan mengakui kerugian sesegera mungkin setelah terjadi,akan tetapi mengakui keuntungan hanya setelah direalisasikan. Hal tersebut merupakan praktik yang umum di Amerika Serikat. Meskipun terdengar konservatif, penangguhan keuntungan translasi semata-mata hanya karena merupakan keuntungan, tetap mengabaikan terjadinya perubahan kurs (nilai tukar). Lebih jauh, secara logika tidaklah konsisten untuk menangguhkan keuntungan translasi mata uang asing tetapi mengakui kerugian translasi mata uang asing. Pendekatan tersebut kekurangan kriteria eksplisit untuk menentukan waktu kapan harus mengakui keuntungan translasi mata uang asing. Juga, mereka yang menyukai penangguhan keuntungan translasi mata uang asing kehilangan keputusan berapa banyak yang harus ditangguhkan.

Pada

masa

lalu,

perusahaan-perusahaan

telah

menghasilkan

keuntungan lagi sebelum selisih antarakerugian dan perbedaan ditangguhkan. Hal ini mengimplikasikan bahwa keuntungan atau kerugian translasi mata uang asing  bukanlah item  periodik dan akan “terhapus” dalam jangka panjang. Jika memang demikian, penangguhan akan menjadi praktik yang patut dipertanyakan. d. Tidak Ditangguhkan Pilihan laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan di seluruh dunia adalah untuk mengenali keuntungan atau kerugian translasi mata uang asing dalam laporan laba rugi. Pilihan ini memandang segala tipe penangguhan dalam  bentuk apa pun bersifat palsu dan cenderung menyesatkan atau salah. Kriteria  penangguhan

sering

kali

dianggap

tidak

konsisten

dan

sulit

untuk 4

diimplementasikan. Bagaimanapun, memasukkan keuntungan dan kerugian translasi mata uang asing pada pendapatan lancar menimbulkan elemen acak dalam  pendapatan yang dapat menghasilkan fluktuasi pendapatan yang signifikan ketika nilai tukar berubah. Lebih jauh, memasukkan keuntungan dan kerugian tercatat dalam laporan pendapatan dapat membuat pembaca salah persepsi, karena  penyesuaian tersebut tidak selalu memberikan informasi yang cocok dengan efek ekonomi yang diharapkan mengenai perubahan nilai tukar pada arus kas perusahaan.

2.2 Perkembangan Akuntansi Translasi Mata Uang Asing

Praktik akuntansi translasi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam respons terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter internsional. Oleh karena inisiatif pelaporan keuangan di Amerika Serikat merepresentasikan kejadian di negara lain, pembahasan singkat akan memberikan beberapa  perpektif historis tentang akuntansi translasi mata uang asing di negara tersebut. 

Sebelum 1965 Praktik translasi kebanyakan perusahaan AS dipandu oleh Accounting Research Bulletin (ARB No. 4) yang kemudian diterbitkan kembali sebagai Bab 12 dalam ARB No. 43. Pernyataan ini mendorong penggunaan metode kini-nonkini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan ke dalam laba. Keuntungan atau kerugian bersih saling dihapuskan selama periode berjalan. Kerugian translasi  bersih diakui dalam laba tahun berjalan, sedangkan keuntungan translasi bersih ditangguhkan dalam akun penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa mendatang.



1965-1975 Bab 12 ARB No. 43 memperbolehkan pengecualian tertentu atas metode kininonkini. Dalam keadaan tertentu, persediaan dapat ditranslasikan berdasarkan kurs historis. Utang jangka panjang yang timbul Karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan berdsarkan kurs kini apabila terjadi perubahan kurs nilai tukar  besar (dan dianggap tetap). Setiap berbedaan akuntansi disebabkan oleh penyajian ulang utng diperlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Menstralasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6 dikeluarkan pada tahun 1965. Perubahan terhadap ARB No. 43 kini memberikan pilihan translasi yang

5

lain bagi perusahaan.



1975-1981 Untuk mengakhiri keaneragaman perlakuan yang diperbolehkan menurut standar translasi sebelumnya, FASB mengeluarkan FAS No.8 yang kontroversial pada tahun 1975. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan lagi. Keuntungan dan kerugian translasi dan transaksi mata uang asing harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar. Reaksi perusahaan terhadap FAS 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan banyak yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS  No.8 dikritik karena menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan juga menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestic dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.



1981-hingga sekarang Pada bulan Mei 1978, FASB mengundang komentar publik terhadap 12  pernyataan pertama yang dikeluarkannya, dimana banyak yang menanggapi ketidakpuasan publik tentang FAS No. 8 sehingga FASB mempertimbangkan kembali FAS No. 8 dan setelah melalui banyak ertemuan dan dua draft sementara, menerbitkan Statement Of Financial Accounting Standards No. 52 pada tahun 1981.

2.3 Gambaran Standar No. 52/ Standar Akuntansi Internasional

Tujuan translasi menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dola AS. Standar No. 52 mengakui bahwa baik sudut pandang induk  perusahaan dan anak perusahaan merupakan kerangka dasar pelaporan yang sah, oleh kerana itu aturan translasinya dirancang untuk : 1. Menampilkan, didalam laporan keuangan konsolidasi, hasil dan hubungan keuangan

6

yang diukur dalam mata uang primer (utama) yang digunakan oleh setiap entitas konsolidasi melakukan kegiatan usahanya (mata uang fungsionalnya-functional currency) 2. Menyediakan informasi yang secara umum sesuai dengan ekspektasi pengaruh ekonomi dari perubahan kurs nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas suatu  perusahaan. Tujuan-tujuan tersebut berdasakan pada konsep mata uang fungsional. Ingat kembali  bahwa mata uang fungsional secara keseluruhan adalah mata uang ekonomi primer yang  beropraasi dan menghasilkan arus kas.

2.3.1 Translasi Apablia Mata Uang Lokal Merupakan Mata Uang Fungsional

Jika mata uang fungsional merupakan mata uang asing yang digunakan dalam catatan entitas, laporan keuangannya ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan metode kurs kini.keuntungan atau kerugian translasi yang timbul diungkapkan sebagai komponen terpisah dalam ekuitas konsolidasi. Hal ini mempertahankan rasio laporan keuangan jika dihitung dari laporan keuangan dalam mata uang lokal. Prosedur kurs kini yang digunakan adalah : 1.

Seluruh aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing ditranslasikan ke dalam dolar dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal neraca, akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis.

2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar pada tanggal transaksi, meskiun kurs rata-rata tertimbang dapat digunakan untuk kepraktisan. 3. Keuntungan dan kerugian translasi tersebut dilaporkan sebgai komponen terpisah dalam ekuitas pemegang saham konsolidasi. Penyesuaian nilai tukar ini tidak akan masuk ke dalam laporan laba rugi hingga operasi luar negeri tersebut dijual atau nilai investasinya dianggap telah hilang secara permanen.

2.3.2 Translasi Apabila Mata Uang Induk Adalah Mata Uang Fungsional

Saat mata uang induk perusahaan merupakan mata uang fungsional suatu entitas asing, maka laporan keuangan dalam mata uang asing diukur ulang ke dalam dolar dengan menggunakan metode sementara. Seluruh keuntungan dan kerugian transaksi yang berasal dari proses translasi dimasukan ke dalam perhitungan current period income. Secara khusus : 7

1. Aset dan kewajiban moneter dan aktiva nonmoneter yang dinilai berdasarkan harga pasar terkini ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar per tanggal laporan keuangan, pos nonmoneter lainnya dan akun modal ditranslasikan berdasarkan kurs historis. 2. Pendapatan dan beban ditranslasikan dengan menggunakan rata-rata kurs niali tukar selama periode berjalan, kecuali untuk pos-pos nonmoneter yang ditranslasikan dengan menggunakan kurs historis. 3. Keuntungan dan kerugian translasi tercermin dalam laba periode berjalan.

2.3.3 Translasi Apabila Mata Uang Asing Merupakan Mata Uang Fungsional

Suatu entitas asing dapat menggunakan sebuah mata uang asing dalam catatan akuntansinya apabila mata uang fungsionalnya adalah mata uang asing lainnya. Dalam situasi ini, laporan keuangan pertama-tama disajikan ulang dari mata uang lokal ke dalam mata uang fungsionalnya (metode temporal) dan kemudian ditranslasikan ke dalam dolar AS dengan menggunakan metode kurs kini.

2.4 Permasalahan Perhitungan

Para pengguna akun gabungan harus mengerti beberapa permasalahan jika mereka ingin menginterpretasi dengan tepat efek laporan keuangan akibat translasi mata uang asing. 2.4.1 Perspektif Laporan

Dalam mengadopsi mengenai mata uang fungsional, FAS No. 52 dan IAS 21 mengakomodasi perspektif laporan baik dari induk perusahaan maupun local dalam lapran keuangan gabungan. Akan tetapi, apakah lebih baik jika para pengguna laporan keuangan perusahaan diberikan dua perspektif laporan yang berbeda, lalu apakah dua kerangka laporan dengan mata uang yang berbeda digunakan dalam satu laporan keuangan gabungan? Apakah penyesuaian translasi mata uang asing dihasilkan dengan metode kurs sementara berbeda isinya dengan yang dihasilkan oleh metode kurs saat ini? Jika tidak, apakah tujuannya mengungkapkan beberapa penyesuaian traslasi mata uang asing di laba rugi dan ekuitas pemegang saham? Apakah satu unit perhitngan (laporan keuangan induk perusahaan) pada konsep FAS No. 8 bernilai lebih rendah daripada dua unit yang jelek? Haruskah kita berhenti mentranslasikan laporan keuangan mata uang asing sama sekali? Dengan melakukan hal tersebut akan mencegah banyaknya kegagalan terkait dengan metode translasi mata uang asing saat itu, termasuk permasalahan dalam  perusahaan yang memiliki perspektif pada hasil translasi mata uang asing yang berbeda. 8

2.4.2 Harga Perolehan

Mentranslasikan neraca yang dihitung berdasarkan harga perolehan dengan nilai tukar saat ini menghasilkan sejumlah dollar AS yang bukan harga perolehan ataupun nilai lancar. Jumlah yang ditranslasikan tersebut bertentangan dengan tori deskripsi. Harga perolehan merupakan dasar GAAP AS, dan banyak modal perusahaan multinasional akan memiliki perhitungan harga perolehan. Metode kurs saat ini digunakan untuk translasi mata uang asing walaupun mata uang local dianggap menjadi mata uang fungsional. Bahkan, jika pengguna laporan keuangan tetap dapat mengerti mengenai jumlah yang digabungkan, tetap saja tidak logis secara teoretis. 2.4.3 Konsep Pendapatan

Pada keputusan translasi mata uang sing yang dijelaskan di atas, penyesuaian muncul dari laporan keuangan mata uang asing dan transaksi tertentu yang dibuat  berhubungan langsung dengan ekuitas pemegang saham, dengan cara tidak menghitung laporan laba rugi. Gunanya adalah untuk memberikan pengguna laporan jumlah  pendapatan yang lebih akurat dan tidak membingungkan. Bagaimanapun, beberapa tidak menyukai gagasan menghilangkan penyesuaian trasnlasi mata uang asing yang telh dijelaskan sebeluumnya. Mereka takut bahwa pengguna mungkin akan bingung mengenai efek tingkat fluktuasi nilai tukar pada perusahaan. 2.4.4. Laba Terkelola

Keterangan translasi mata uang asing memberikan cara untuk mengelola laba. Pertimbangkan pilihan mata uang fungsional . operasional anak perusahaan asing dapat memenuhi criteria yang berbeda. Sebagai contoh, anak perusahaan asing mungkin melakukan pengeluaran terutama di Negara local dan membuat penjualan dalam lingkungan local dengan menggunakan mata uang local. Kondisi tersebut akan memberikan pilihan mata uang local sebagai mata uang fungsional. Bahkan, operasional yang sama mungkin akan dibiayai penuh oleh indukperusahaan, dengan mengirimkan arus kas kembali pada induk perusahaan. Oleh karena itu, mata uang induk perusahaan dapat dipilih menjadi mata uang fungsional.

2.5 Translasi Mata Uang Asing dan Inflasi

Suatu hubungan terbalik antara tingkat inflasi suatu Negara dan nilai eksternal mata uangnya

telah

ditunjukan

secara

empiris.

Alhasil,

penggunaan

kurs

kini

untuk

mentranslasikan biaya perolehan aktiva nonmoneter yang berlokasi di lingkungan berinflasi  pada akhirnya akan menimbulkan nilai ekuivalen dalam mata uang domestik yang jauh lebih 9

rendah dari pada dasar pengukuran awalnya. Pada saat yang bersamaan, laba yang ditranslasikan akan jauh lebih besar sehubungan dengan beban depresiasi yang juga lebih rendah. FASB menolak penyesuaian inflasi sebelum proses translasi, karena yakin bahwa  penyesuaian tersebut tidak konsisten dengan kerangka dasar penialian biaya historis yang digunakan dalam laporan keungan di AS. Solusinya, FAS No. 52 mewajibkan penggunaan dolar AS sebagai mata uang fungsional untuk operasi luar negeri yang berdomisili di lingkungan dengan hiperinflasi (yaitu negara-negara

dengan tingkat inflasi kumulatif

melebihi 100 persen selama periode tiga tahun). 2.6 Translasi Mata Uang Asing Di Mana Saja

Sekarang kita melihat secara singkat mengenai translasi mata uang asing dibelahan dunia lainnya. Canadian Institute of Chartered Accounntans (CICA), Accounting Standards Board Inggris,serta International Accounting Standards Board berpartisipasi dalam  pertimbangan yang menghasilkan FAS No.52. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan untuk menemukan bahwa standar berhubungan mereka sangat se jalan dengan FAS No.52. a.

Kanada (CICA 1650), perbedaan untama antara standar di Kanada (CICA 1650) dan FAS  No.52 menyangkut utang jangka panjang dalam mata uang asing. Di Kanada, keuntungan dan kerugian dari translasi ditangguhkan dan diamortisasi.

 b.

Inggris (IAS 21), perbedaan utama antara standar di Inggris dan di AS berkaitan dengan anak perusahaan yang berdiri sendiri di negara-negara yang mengalami hiperinflasi. Di Inggris, laporan keuangan pertama-tama harus disesuaikan terhadap tingkat harga kini dan kemudian ditranslasikan dengan menggunakan kurs kini.

c.

Australia dan Selandia Baru menerbitkan standar pada tahun 1988. Bila dibandingkan dengan FAS No.52, standar Australia mengharuskan penilaian kembali aktiva tidak lancar nonomoneter untuk anak perusahaan di Negara-negara berinflasi tinggi sebelum dilakukan translasi.

d.

Jepang, akhir-akhir ini telah mengubah standarnya dengan mengharuskan metode kurs kini di segala keadaan, dengan penyesuaian translasi yang disajikan pada neraca dalam ekuitas pemegang saham.

10

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Keuntungan dan kerugian trasnlasi terdiri dari: 

Penangguhan



Penangguhan dan Amortisasi



Penangguhan Parsial



Tidak Ditangguhkan Praktik akuntansi translasi mata uang asing telah berkembang seiring waktu dalam

respons terhadap meningkatnya kompleksitas operasional multinasional dan perubahan dalam sistem moneter internsional. Tujuan translasi menurut FAS No.52 berbeda secara substansial dari tujuan menurut FAS No.8. FAS No.8 menggunakan sudut pandang induk perusahaan dengan mengharuskan laporan keuangan dalam mata uang asing disajikan seakan-akan seluruh transaksinya terjadi dalam mata uang dola AS.  permasalahan perhitungan terdiri dari: 

 perspektif laporan



apa yang terjadi dengan harga perolehan?



konsep pendapatan



laba terkelola

11

DAFTAR PUSTAKA Choi, Frederick D.S and Gary K. Meek. 2010. International Accounting. Buku 1. Salemba Empat. Jakart http://elsyasitler.blogspot.com/2013/04/bab-5-translasi-mata-uang-asing.html

12

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF