TOPOGRAFI IKAN

January 3, 2019 | Author: Mirna Hariati | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

PISCES...

Description

Ikan (Pisces) adalah anggota vertebrata yang bersifat poikiloterm yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan hewan yang tubuhnya tubuhnya ditutupi oleh sisik-sisik yang tersusun dari zat kapur. Permukaan sisik berlendir untuk memudahkan gerakan ikan di dalam air. Ikan bergerak menggunakan sirip. Di sisi kanan dan kiri tubuhnya terdapat gurat sisi yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Gurat sisi juga berfungsi untuk mengetahui arah arus air dan kedalaman air tempat ikan berenang.

1. TOPOGRAFI (Letak Alat Dalam Yang Satu Dengan Yang Lain)

a) Cor (jantung), berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.  b) Gelembung udara, berfungsi sebagai alat pernapasan saat berenang c) Ventriculus, berfungsi sebagai alat menampung makanan sementara, atau tempat mencerna makanan secara kimiawi, dimana di dalam vebtriculus makanan akan di cerna lebih lanjut. d) Hepar (hati), berfungi sebagai tempat menawarkan racun dan merombak sel-sel darah merah. e) Intestinum (usus), usus terbagi mejadi dua bagian, yaitu usus halus dan usus besar. Usus halus berfungsi sebagai tempat penyaringan sari-sari makanan. Sedangkan pada usus besar berfungsi untuk menyerap air dan

garam-garam mineral yang masih dibutuhkan dan berfungsi sebagai tempat penyimpanan feses sementara. f) Insang, merupakan alat pernapasan yang terdapat pada banyak organisme air, yang berfungsi untuk mengeksrtak oksigen yang larut dalam air dan mengeluarkan karbon dioksida. Insang pada ikan bukan hanya berfungsi sebagai alat pernapasan. Insang berfungsi pula sebagai alat ekskresi garam,  penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan osmoregulator. g) Gonad, merupakan alat kelamin yang pada jantan berupa testis. Biasanya  berjumlah seapasang kiri dan kanan menghasilkan telur. Pada betina  berupa ovary/ovarium h) Kantung empedu, bentuknya bulat bila berisi penuh, berwarna kehijauhijauan, terletak pada bagian depan dari hati, mempunyai saluran yang disebut ductus cysticus yang bermuara pada usus. Kantong empedu  berfungsi

untuk

menampung

dan

menyimpan

empedu

dan

mencurahkannya ke dalam usus bila diperlukan. Empedu berguna untuk mencernakan lemak. i) Ginjal, untuk menyaring sisa-sisa proses metabolisme untuk dibuang, dan zat-zat yang diperlukan tubuh diedarkan kembali melalui darah dan mengatur kekentalan urin yang dibuang untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik cairan pada tubuh.

2. ANATOMI EKSTERNAL

Menurut Jasin (1989) dan Moyle (2004), anatomi eksternal ikan sebagian besar berbentuk gelendong pipih dan penampang potongannya  berbentuk oval. Anatomi eksternal ikan terdiri atas kepala, badan dan ekor. Pada caput   terdapat organon visus  (mata) yang terletak pada masing-masing sisi lateral tubuh ikan. Berbentuk pipih, bulat, dan tidak memiliki kelopak mata. Mata ikan terdiri atas 3 bagian, yaitu  pupil , cornea, dan  sclera. Hal itu sesuai dengan pendapat Moyle (2004) yang menyebutkan bahwa mata dari ikan bertulang sejati sempurna bervariasi pada ukurannya, sangat besar pada

ikan karnivora  pelagic  dan kecil pada ikan yang tinggal di dasar. Bola mata  biasanya memipih pada bagian muka sehingga sudut optiknya lebih kecil daripada diameter yang melewati ekuator. Tidak memiliki kelopak mata dan kelenjar-kelenjar yang membuatnya tetap lembab. Posisi late ral membuat mata ikan terjaga dari tekanan air yang timbul karena pergerakan ikan di dalam air. Cavum oris (mulut) terletak pada ujung moncong dan memiliki rahang. Mulut ikan nila berbentuk moncong dan terletak pada bagian tengah agak  bawah dari kepala ikan. Bagian maksila dan mandibulanya tidak bertumpuk satu sama lain sehingga cavum oris  ikan ini dapat disebut bertipe terminal. Berdasarkan letaknya, tipe mulut ikan dapat dibedakan menjadi 4 tipe yaitu tipe  superior , inferior ,  subterminal , dan terminal . Tipe  superior   adalah bila  posisi mulut berada pada dataran dorsal dari kepala. Ikan yang bertipe mulut  superior   lebih sering tinggal di permukaan dan mencari makan di permukaan air. Tipe inferior   adalah bila posisi mulut berada di dataran ventral. Tipe ini  biasa hidup di dasar air dan memakan alga atau mangsa yang melindungi diri dengan mengubur dirinya. Tipe  subterminal  adalah bila posisi mulut berada di dataran ventral mendekati ujung. Tipe yang terakhir adalah tipe terminal   yaitu  bila posisi mulut berada tepat di ujung moncong. Ikan yang bertipe mulut terminal biasa mencari makan tidak terlalu ke permukaan dan tidak terlalu ke dasar (Helfman et al., 1997). Di sebelah dorsal moncong terdapat sepasang  fovea nasalis (hidung). Menurut Castro dan Huber (2007), beberapa jenis ikan memiliki indra  penciuman yang tajam dan dapat digunakan untuk mendeteksi makanan, teman atau predator, bahkan dapat digunakan untuk menemukan jalan pulang ke sarang. Indra yang tajam tersebut disebabkan oleh sel-sel sensorik unik yang terletak pada kantong olfactory  pada kedua sisi kepala. Tiap kantong memiliki bukaan yang disebut dengan fovea nasalis atau nares. Pada bagian kiri dan kanan belakang caput   juga terdapat aparatus opercularis (tutup insang).  Aparatus opercularis  terbagi menjadi beberapa  bagian yaitu bagian dorsal (os operculare), bagian cranial (os praoperculare),  bagian caudal (os suboperculare), dan bagian ventral (os interoperculare).

Truncus  terdiri dari beberapa bagian yaitu linea lateralis  (gurat sisi) yang merupakan garis memanjang di sisi lateral truncus, alat gerak berupa  pinna (sirip), epidermis, squama (sisik), dan anus. Pinna ini terdiri dari pinna dorsalis, pinna abdominalis, pinna analis dan pinna pectoralis. Linea lateralis adalah garis gelap yang terdapat pada bagian truncus ikan. Garis ini bermula pada bagian atas pinna pectoralis hingga pangkal ekor. Menurut De Becker dan Haryanti (2007), linea lateralis adalah organ sensor yang tidak ditemukan pada vertebrata darat. Fungsi dari linea lateralis adalah untuk mengetahui pergerakan air dan tekanannya sehingga dapat membantu menjaga keseimbangan ikan dalam air. Menurut Helfman et al. (1997)  pinna pectoralis  digunakan untuk manuver berenangnya, seperti meliuk-liuk dan berenang mundur. Sirip lain yang membantu untuk manuver adalah  pinna dorsalis dan pinna analis. Pinna analis  yang berjumlah sepasang digunakan untuk berbelok, seimbang dan mengerem. Truncus  pada ikan nila dilapisi oleh  squama  (sisik) yang keras dan  berlapis-lapis. Sisik ikan mas bertipe ctenoid . Strukturnya berbentuk bulat agak lonjong berduri-duri kecil pada bagian anterior, sedangkan pada bagian  posterior memecah diri menjadi tiga bagian. Menurut Moyle (2004), terdapat 4 tipe sisik yaitu  placoid ,  ganoid , cycloid , dan ctenoid . Sisik tipe placoid  berbentuk lempengan segi empat yang terletak pada bagian atas dermis. Sisik tipe  ganoid   berbentuk belah ketupat dengan bagian kecil yang tertanam dalam saku dermis. Sisik tipe cycloid   berbentuk bulat, terdiri dari 2 bagian yaitu lapisan permukaan seperti tulang yang terbentuk dari kalsium karbonat dan kalsium phospat, dan lapisan serat yang letaknya lebih dalam terbentuk dari kolagen. Sisik tipe ctenoid  berbentuk oval dengan bagian anterior bergerigi dan bagian posterior terbagi menjadi  beberapa bagian. Di bawah sisik, terdapat suatu lapisan epidermis. Epidermis ikan nila  berlendir dan tidak berambut. Warna epidermis tersebut putih kehitamhitaman. Menurut Helfman et al. (1997), cutis  terdiri atas beberapa lapisan.

Pada epidermis terdapat  stratum germinativum  yang terdiri dari sel-sel kolumnar. Lapisan ini memberikan lapisan sebagai tempat sel-sel baru untuk tumbuh. Setelah itu terdapat  stratum corneum, yang terbentuk dari sel-sel squama yang mati dan terkeratinisasi. Lalu terdapat  stratum compactum yang merupakan lapisan tebal dan tersusun rapat. Pada epidermis terdapat sel  penghasil mucus (mucin).  Mucin  adalah glikoprotein yang sebagian besar terbentuk dari albumin. Bagian cauda  pada ikan nila berdasarkan hasil  pengamatan terdapat  pinna caudalis  (sirip ekor) dengan bentuk ujung ekor membagi dua bagian yang simetris atau berbentuk kipas. Tpe ini adalah tipe homocercal . Pada umumnya, terdapat 5 tipe  pinna caudalis, yaitu heterocercal ,  semi heterocercal , diphycercal , isocercal   dan homocercal . Tipe heterocercal , columna vertebralis  berakhir menjorok kea rah dorsal ujung ekor yang membagi diri menjadi dua bagian tidak sama panjang. Tipe semi heterocercal , columna vertebralis tidak persis berakhir di ujung ekor, tetapi agak membelok sedikit ke arah dorsal serta ujung ekor mambagi menjadi du bagian yang simetris. Tipe diphycercal, columna vertebralis berakhir sampai ujung ekor dengan bentuk ujung ekor meruncing. Tipe isocercal , columna vertebralis  berakhir tidak persis di ujung ekor dengan bentuk ujung ekor tumpul. Tipe homocercal , columna vertebralis tidak persis berakhir di ujung ekor, terdapat hypural   sebagai modifikasi dari  proseus hemalis. Ujung ekor membagi dua  bagian yang simetris atau berbentuk kipas.  Pinna caudalis  berfungsi sebagai  pendorong utama untuk gerak linear ke arah depan (Moyle, 2004).

Gambar 2.1. Anatomi eksternal ikan (Big-fishing, 2010)

3. ANATOMI INTERNAL

Anatomi internal ikan meliputi beberapa sistem, diantaranya sistem  pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem skeletal, sistem syaraf, sistem otot, sistem pencernaan dan sistem urogenital. Berikut adalah gambar anatomi internal  pada ikan.

Gambar 2.2. Anatomi internal ikan (Big-fishing, 2010) a) Sistem pernapasan

Alat pernapasan pada ikan adalah insang dan beberapa alat pernafasan tambahan. Ikan mempunyai tutup insang yang disebut operculum yang berfungsi untuk melindungi insang. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Castro dan Huber, 2007), yang menyatakan bahwa alat pernapasan pada ikan terdiri dari insang dan  beberapa alat pernapasan tambahan. Menurut Fernandes (2007), insang berbentuk lengkungan yang ditopang oleh struktur bertulang yang disebut arcus branchialis dan memiliki rigi-rigi yang disebut radii branchialis. Radii branchialis berfungsi sebagai pencegah partikel makanan masuk ke dalam dan melukai insang. Tiap lengkungan insang terdapat lembaran insang yang disebut hemibranchia, bila sepasang disebut holobranchialis. Hemibranchialis mengandung pembuluh darah kapiler yang sangat banyak, sehingga berwarna merah, berbentuk seperti kipas  bersisir

dan terdiri

dari

jaringan

yang lunak. Dalam setiap

lembaran

hemibranchialis terdapat   lempengan-lempengan yang disebut dengan lamellae yang mengandung kapiler darah. Lamellae memperbesar luas permukaan  pertukaran gas. Jumlah dari lamellae lebih banyak pada ikan yang aktif berenang, karena memerlukan oksigen yang lebih banyak. Proses pernapasan pada ikan dapat di bagi menjadi 4 tahap yakni pertukaran udara melalui permukaan alat pernafasan, difusi oksigen dan karbondioksida antara insang dan darah, transport oksigen dan karbindioksida di dalam darah dan

cairan tubuh ke dan dari sel dan pengaturan pernafasan. Proses ini dapat  berlangsung karena adanya perbedaan tekanan parsial gas (Fernandes, 2007).

b) Sistem kardiovaskuler

Ikan memiliki 2 macam pembuluh darah yaitu arteri  dan vena. Semua ikan memiliki cor (jantung) yang memiliki 2 ruang (serambi dan bilik) dan terletak di  bawah insang (Castro dan Huber, 2007). Jantung dari ikan berbentuk satu tabung dengan ruang-ruang yang berkesinambungan. Bagiannya adalah  sinus venosus, atrium ventricle  dan conus arteriosus  atau bulbus arteriosus. Sinus venosus  berbentuk kantong yang berdinding tipis dengan sedikit jaringan otot. Bagian ini merupakan penerima darah dari vena hepatica  dan vena cardinal . Bagian selanjutnya adalah atrium, berdinding tipis dan dapat menggelembung. Ventricle  berdinding tebal, merupakan alat pemompa utama jantung. Conus arteriosus juga  berdinding tebal seperti ventricle, tetapi diameternya lebih kecil.

c) Sistem Skeletal

Sistem skeletal pada ikan terdiri atas beberapa elemen yaitu eksoskeleton dan endoskeleton. Eksoskeleton dapat berupa sisik-sisik sedangkan eksoskeleton adalah bagian yang menyokong struktur tubuh yang terdiri atas tulang endoskeleton (Lytle dan John, 2005).

d) Sistem Syaraf

Sistem saraf terdiri atas sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Pada ikan dewasa, otaknya terdiri dari lima bagian yaitu telencephalon, diencephalon, mesencephalon, metencephalon, dan myelencephalon (Lytle dan John, 2005).

e) Sistem Otot

Sistem otot pada ikan relatif sama dengan system otot pada vertebrata daratan. Sebagian besar dari otot tersusun atas myotom-myotom. Kontraksi dari myotom ini disesuaikan dengan bentuk tubuh ikan itu sendiri. Segmen otot pada bagian

dorsal disebut otot epaxial   dan segmen otot pada bagian ventral disebut otot hypaxial  (Lytle dan John, 2005).

f) Sistem Urogenital

Sistem urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang  berukuran relatif panjang. Terdapat pula ureter   yang merupakan saluran kencing  bagi ikan. Selain itu pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa gonad. Untuk jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina disebut ovarium (Lytle dan John, 2005).

g) Sistem Digestorium

Sistem pencernaan dari ikan terdiri dari saluran pencernaan dan kelenjar  pencernaan. Saluran pencernaan pada ikan terdiri atas cavum oris  (mulut),  pharynk  (faring), esophagus, ventriculus (lambung), intestinum (usus), rectum dan anus. Kelenjar pencernaan yang terdiri dari hepar   (hati), vesica fellea  (kantong empedu) dan pankreas yang berukuran mikroskopis. Menurut Moyle (2004), cavum oris ikan memiliki rahang yang begigi kerucut (conus) untuk mengunyah makanan. Di dalamnya terdapat banyak sekali lapisan lendir, tetapi tidak ada lapisan ludah.  Pharynk   adalah regangan dari jalur  pencernaan dari bagian posterior gua mulut hingga permulaan dari esophagus. Makanan dan oksigen masuk lewat mulut ikan bersama-sama, makanan langsung menuju esophagus  dan oksigen yang larut dalam air melewati belahan insang yang berada di pharynk  (Fernandes, 2007).  Esophagus merupakan jalur pencernaan yang tidak termodifikasi yang terletak diantara pharynk dan ventriculus disebut dengan esophagus.

Ventriculus

(lambung) berbentuk gelendong yang memanjang untuk beradaptasi pada tubuh ikan yang memanjang dan terletak antara esophagus dan intestinum. Fungsi dari ventriculus  adalah sebagai tempat penyimpanan makanan sementara dan mengkondisikan makanan tersebut agar dapat dicerna di intestinum. Intestinum ikan nila berbentuk tabung ramping yang panjang dan berkelok-kelok serta tanpa adanya lipatan-lipatan. Pada bagian distal, ditemukan segmen yang pendek dan

lurus yang mirip dengan kolon pada vertebrata darat dan bermuara pada anus (De Becker dan Haryanti, 2007). Menurut Helfman et al. (1997), hepar (hati) ikan berukuran besar dan terletak  pada bagian anterior tubuh. Hepar berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak dan tempat perombakan darah. Dari hasil perombakan darah didapatkan bile yang merupakan garam dan berfungsi sebagai pengatur tingkat keasaman pada lambung.  Pankreas  berfungsi sebagai organ endokrin dan eksorkin yang mensekresikan enzim-enzim pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA

Castro, Peter dan Michael E. Huber. 2007.  Marine Biology. McGraw-Hill Companies. New York. De Becker, G., dan Hariyanti, R. 2007. Atlas  Binatang: Pisces, Reptilia, Amfibi. Tiga Serangkai. Jakarta. Fernandes dan Marisa. 2007.  Fish Respiration and Evironment . Science Publishers. New Hampshire. Helfman, G. S. et al. 1997. The Diversity of Fishes. Blackwell Science. Massachusetts. Jasin, M. 1989. Sistematik Hewan (Invertebrata dan Vertebrata).  Sinar Wijaya. Surabaya. Lytle,C., John R. M. 2005. General Biology. Mc. Graw Hill Higher Education.  New York. Moyle, P.B. 2004.  Fishes an Introduction to Ichthyology. Pearson Prentice Hall. USA. Roosdiana, Isnaemi. 2013.  Laporan Resmi Praktikum. (online) http://www.academia.edu/4881990/LAPORAN_RESMI_PRAKTIKUM diakses pada 29 September 2017 Dwijayanti, Dinia Rizqi. 2011.  Anatomi Eksternal Dan Internal Ikan Nila. (online). http://www.scribd.com/doc/136559832/ANATOMIEKSTERNAL-DAN-INTERNAL-IKAN-NILA-Oreochromisniloticus#scribd diakses pada pada 29 September 2017

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF