Topik 6

September 7, 2022 | Author: Anonymous | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Topik 6...

Description

 

Faktor Sistem Informasi Manajemen  Manajemen  yang Mendukung Pengelolaan Obat HG-5 | MANFAR-A Start!

 

Anggota Kelompok  1. 2. 3. 4. 5. 6.

Dannisya Alzura Darisa Naurahhanan Dilfa Safnia Putri Hanifa Azzahra  Nur Alina Rahmadiani Selinka Eptakyrietis H

(1906404543) (1906347792) (1906405104) (1906404676) (1906287944) (1906287995)

 

Table of o f Contents Co ntents

1

1. Pendahuluan SIMF dan Piramida Informasi 2. Komponen Khas SIMF dan Pentingnya SIMF

2

3. Tahapan Tahapan Menyusun dan Meninjau Kembali SIMF 4. Hal yang Diperhatikan dalam Menyusun dan Meninjau Kembali SIMF

3

5. Alur dan Implementasi SIMF 6. Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan 4

 

Dannisya Alzura - 1906404543

M

T

01 Pendahuluan SIMF dan Piramida Informasi

W

T

F

 

Pengertian SIMF

M

T

Sistem Informasi Manajemen Farmasi adalah pengumpulan, pemrosesan, penyajian data W

farmasi menjadi informasi yang membantu semua pekerja dari semua tingkat sistem kesehatan untuk membuat keputusan berdasarkan basis bukti guna mengelola pelayanan farmasi (Management Sciences For Health, 2012).

Hutahaean,(2016). P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA. https://doi.org/10.1596/9780821378632 ch09

T

F

 

Fungsi SIMF a.

Mampu mensintesi Mampu mensintesiss data data dalam dalam skala skala besar besar yang yang dihasilkan dihasilkan oleh manaje manajemen men farmas farmasii yang akan meningkatkan efisiensi serta efektivitas data yang y ang lebih cepat dan akurat.

 b.

Pemrosesan data akan menghasilkan informasi yang digunakan dalam perencanaan kegiatan, pengalokasian sumber daya, memantau, mengevaluasi manajemen farmasi. Informasi ini akan meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya dalam manajemen farmasi serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena sistem kerja yang sistematis dan terkoordinir 

M

T

W

T

Hutahaean,(2016). P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA.

F

https://doi.org/10.1596/9780821378632_ch09

 

Piramida Informasi

M

T

W

T

Hutahaean,(2016). P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA.

F

https://doi.org/10.1596/9780821378632_ch09

 

Piramida Informasi A. Si Sist stem em oper operas asio iona nall 1. Sistem operasional operasional berada berada pada dasar piramida informasi informasi yang yang didalamnya didalamnya mencakup mencakup  beberapa subsistem seperti s eperti pengadaan, distribusi, distr ibusi, manajemen keuangan, keuang an, penggunaan

obat, yang menangani data di tingkat transaksional. Pada tingkatan ini, setiap setiap barang barang yang masuk masuk dan dan keluar keluar dari dari inventaris inventaris harus harus dilacak, dilacak, dan keputusan harus dibuat tentang berapa banyak yang harus dipasok ke fasilitas kesehatan, kapan harus memesan ulang, dan berapa banyak yang harus ditagih. 3. Karakter Karakteristik istik dari dari tingkat tingkatan an ini adala adalah h volume volume data yang yang besar besar untuk untuk direkam direkam dan dan diproses. Pencatatan data dilakukan secara rutin (per hari dan pada setiap transaksi) dari sebagai bentuk dari kontrol operasional. Keakuratan dari pencatatan data ini sangatlah  penting karena setiap seti ap unit obat itu penting. pent ing.

2.

Hutahaean,(2016). P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA.

M

T

W

T

F

https://doi.org/10.1596/9780821378632_ch09

 

Piramida Informasi

M

B. Sistem Managemen Informasi T

1.

Tingkat Tingkat piramida berikutnya berikutnya adalah adalah sistem informasi manajemen manajemen (SIM) (SIM) yang menyajikan menyajikan data operasional secara berkala (misal: bulanan atau setiap 3 bulan). 2. Laporan Laporan data operasional operasional berkala berkala ini laporan laporan tahunan sering meringkas meringkas informasi informasi tentang indikator utama dari berbagai subsistem operasional yang berbeda, seperti pengadaan,  personalia, manajemen keuangan, atau pengendalian stok. Informasi ini akan membantu manajer dari setiap unit untuk memonitor kinerja dari tiap departemen. 3. Dengan Dengan kata lain, lain, tingkata tingkatan n ini merupaka merupakan n salah satu satu tingkatan tingkatan yang yang digunaka digunakan n untuk memberikan informasi yang dibutuhkan sebuah organisasi untuk dapat mengatur SIMF secara efisien dan efektif. Namun informasi pada tingkatan ini, keakuratannya dapat menurun karena terjadinya error pada saat konsolidasi data, jadi akan ada variasi yang merupakan hal yang normal.

Hutahaean, P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. (2016). Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA.

W

T

F

https://doi.org/10.1596/9780821378632_ch09

 

M

Piramida Informasi C. Tingkatan Eksekutif

T

1.

2.

Tingkatan Tingkatan eksekutif adalah tingkatan paling tinggi yang merangkum merangkum semua semua informasi informasi dari sistem manajemen yang digunakan dalam pembuatan rencana strategis dan pembuatan aturan/kebijakan Tingkat ingkat eksekuti eksekutiff SIM biasanya biasanya menghas menghasilka ilkan n informasi informasi di seluruh seluruh program program tentan tentang g seberapa efektif organisasi dalam mencapai misinya dengan menyediakan analisis biaya total dan analisis perbandingan harga untuk melakukan kueri berkala pada data di setiap tingkat sistem informasi, baik untuk menyelidiki penyebab masalah atau melakukan analisis "bagaimana jika" untuk menguji (Management Sciences For Health, 2012).

pengaruh

perubahan

dalam

strategi

Hutahaean, P. (2015). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Deepublish Kusnendi. (2016). Konsep Dasar Sistem Informasi. In Jurnal Sistem Informasi (Vol. 2, Issue 1). Republik Indonesia. UU Nomor 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit Permenkes, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82 Tahun 2013 Tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Management Sciences For Health. (2012). MDS-3 : Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. Management Sciences f or Health, Arlington, VA.

W

T

F

https://doi.org/10.1596/9780821378632_ch09

 

M

Selinka Eptakyrietis Hariyadi - 1906287995

T

02 Komponen Khas dan Pentingnya SIMF

W

T

F

 

M

Komponen Khas

T Sebuah model dibangun yang terdiri dari enam kategori atau dimensi keberhasilan; mereka terkait secara keberhasilan; kausal dan temporal karena kesuksesan dipandang sebagai proses

W

dinamis alih-alih keadaan statis. Hubungan multidimensi antara ukuran keberhasilan IS telah diuji secara ekstensif dalam sejumlah studi IS. Berdasarkan studi ini, versi

T

terbaru dari model ini disajikan

F Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-

fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386 398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011

 

M

Komponen Khas Kesesuaian internal dicapai dengan keseimbangan dinamis komponen

T

organisasi termasuk strategi bisnis, struktur organisasi, proses manajemen, dan peran dan keterampilan. Kesesuaian eksternal dicapai dengan merumuskan strategi organisasi berdasarkan tren dan

W

 perubahan lingkungan seperti seperti pasar, industri dan teknologi. Dalam kecocokan internal dan eksternal ini sebagai enablernya, TI diharapkan mempengaruhi proses manajemen,

T

sehingga berdampak pada kinerja organisasi dan pada tingkat tertentu, strateginya.

F Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-

fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011

 

M

Komponen Khas - Kesesuaian antara faktor teknologi, manusia dan organisasi.

T

- Hubungan dua arah antara dimensi ini: Kualitas Informasi dan Penggunaan Sistem, Kualitas Informasi dan Kepuasan Pengguna, Struktur dan Lingkungan Organisasi,

W

Struktur Organisasi dan Manfaat Bersih, Lingkungan Organisasi dan Manfaat Bersih. - Hubungan satu arah antara dimensi ini: Struktur dan Penggunaan Sistem. - Langkah-langkah evaluasi baru yang

T

 berkaitan dengan HIS dan IS secara umum.

F Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-

fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011

 

Komponen Khas

M

T

W

T

F Yusof, M. M., Kuljis, J., Papazafeiropoulou, A., & Stergioulas, L. K. (2008). An evaluation framework for Health Information Systems: human, organization and technology-fit factors (HOT-

fit). International Journal of Medical Informatics, 77(6), 386–398. doi:10.1016/j.ijmedinf.2007.08.011

 

Komponen Khas ●

 Electronic Dispensing Tool Tool (EDT) adalah perangkat lunak desktop fasilitas kesehatan untuk



manajemen dan pelaporan farmasi terapi antiretroviral. Database Nasional EDT adalah repositori pusat yang mengumpulkan semua set data EDT individu tingkat fasilitas.







Facility Electronic Stock Card (FESC) adalah kartu kontrol stok elektronik sederhana. Ini mencatat data tentang pengambilan stok, pemesanan, penerimaan, pengeluaran, dan penyesuaian setiap item

M

T

W

farmasi yang ditebar dan menghasilkan ringkasan laporan status stok bulanan yang dimasukkan ke Dasbor Informasi Farmasi.  SYSPRO adalah perangkat lunak Enterprise Resource Planning komersial berpemilik yang digunakan untuk mengelola inventaris, pemasok, dan pemrosesan pesanan fasilitas kesehatan di toko medis pusat dan regional.  Pharmaceutical Management Management Information Dashboard Dashboard adalah aplikasi web untuk mengumpulkan dan memvisualisasikan ART gabungan, obat-obatan dan komoditas penting lainnya, dan informasi tentang indikator kinerja sistem farmasi dari berbagai sumber termasuk EDT dan FESC.

T

F Mabirizi, D., Phulu, B., Churfo, W., Mwinga, S., Mazibuko, G., Sagwa, E., & Hafner, T. (2018). Implementing An Integrated Pharmaceutical Management Information System for

Antiretrovirals and Other Medicines: Lessons from Namibia. Global Health: Science and Practice, 6(4), 723-735.

 

Pentingnya SIMF ●

Ditemukan beberapa permasalahan terkait sistem informasi manajemen farmasi seperti sistem sering terjadi gangguan sistem, tidak sesuainya sesuainya stok obat di aplikasi dengan stok di gudang, belum terhubungnya sistem informasi manajemen farmasi dengan bagian lain seperti rawat inap dan rawat  jalan

● ●

M

Kinerja sistem informasi adalah seberapa baik sistem bekerja sesuai dengan keinginan dari  penggunaannya  penggunaan nya atau seberapa seberapa baik sistem bekerja bekerja sesuai sesuai dengan yang yang direncanakan direncanakan Apabila kinerja sistem informasi informasi manajemen farmasi tidak bekerja dengan baik maka dapat mengganggu dalam pencatatan dan pelaporan pelaporan data sehingga informasi informasi yang dihasilkan dan dan

T

W

pelayanan yang diberikan tidak bisa tepat waktu pula





Untuk meningkatkan kinerja sistem informasi manajemen farmasi tersebut diperlukan beberapa variabel yang berkontribusi, sehingga dari variabel yang berkontribusi tersebut dapat dilakukan intervensi. Dengan adanya sistem informasi manajemen farmasi maka distribusi obat dapat dikelola dengan baik sehingga memudahkan dalam mendapatkan obat sesuai dengan resep dokter yang kemudian akan diberikan kepada pasien.

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM

T

F

INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Hanifa Azzahra - 1906404676

M

T

03 Tahapan Menyusun dan Meninjau Kembali SIMF

W

T

F

 

Pendahuluan

M

T

Menurut buku Managing Access to Medicines and Health Technologies (2012), apabila suatu  program perbekalan farmasi baru saja dimulai atau merevisi program lama yang sudah ada sebelumnya, perencanaan dasar harus mencakup pembuatan sistem informasi yang lengkap, diantaranya semua formulir yang diperlukan harus tersedia serta semua staf harus dilatih untuk dapat menggunakan formulir ini sebelum obat-obatan bergerak melalui sistem. Tanpa adanya persiapan ini, dokumentasi farmasi dan prakiraan akan kebutuhan obat tidak dapat tercatat dengan baik. i.

W

T

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, Inc. Diakses dari: https://msh.org/wphttps://msh.org/wp-   content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

F

 

Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai Dasar Sistem Manajemen Farmasi Formulir Kontrak  pengadaan)  pengadaa n)

Catatan

pemasok

(Unit

Surat standar (Unit  pengadaan)  pengadaa n) Dokumen impor  pemasok, pengirim)

(Pengadaan,

Catatan pengiriman khusus (Unit impor)

Laporan

Kartu produk (Unit  pengadaan)

Laporan status triwulan dan tahunan

Kartu pemasok (Unit  pengadaan)

Laporan umpan balik 

Kartu status pemesanan (Unit pengadaan) pengadaan) Jadwal tenders (Unit  pengadaan)

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Technologies. USA: Management S ciences for Health, Inc. Diakses dari:

https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

 

Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai Dasar Sistem Manajemen Farmasi Formulir Permintaan/penerbitan tiket (Toko medis/fasilitas

Catatan Kartu catatan stok (Toko medis/fasilitas kesehatan)

Laporan Laporan status triwulan dan tahunan

kesehatan) Pengisian kembali stok  (Kontrol inventaris)

Kartu tempat sampah (Toko obat)

Jumlah pesanan yang

Fasilitas penyimpanan kartu

dipesan (Unit pengadaan)

(Unit keuangan,  pengendalia  pengendalian n persediaan) persediaan)

Urutan pesanan (Satuan transportasi)

Catatan pemeliharaan harian (Satuan transportasi)

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medici nes and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, I nc. Diakses dari:

https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

 

Formulir dan Catatan untuk Sistem Suplai Dasar Sistem Manajemen Farmasi Formulir

Catatan

Laporan penerimaan (Toko

Kartu izin kontrol

obat)

 pengiriman khusus khusus (Unit impor)

Pengiriman kupon/voucher  (Toko medis/fasilitas kesehatan)

Jadwal pengiriman (Satuan transportasi)

Formulir permintaan (Puskesmas dan pekerja)

Kartu lemari obat (Fasilitas klinis)

Laporan

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medici nes and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, I nc. Diakses dari:

https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

 

 

Langkah-langkah menyusun/merevisi SIMF 1. 2. 3.

Identi Iden tifi fika kasi si pen pengg ggun unaa inf infor orma masi si Identifik Iden tifikasi asi kebutuha kebutuhan n informasi informasi untuk untuk setiap setiap pengguna pengguna,, termasuk termasuk indikato indikatorr yang dipilih dipilih Meninjau Meni njau kem kembali bali prose prosedur dur penca pencatatan tatan dan pela pelapora poran n yang yang sudah sudah ada

4.

Mencocokkan Mencocok kan informasi informasi yang yang ada dengan kebutuha kebutuhan n pengguna pengguna dalam mengident mengidentifika ifikasi si tumpang tumpang tindih/overl tindih/overlaps, aps, gap dan item yang dapat dihapus Membuat Memb uat draft draft prosed prosedur ur pencata pencatatan tan dan dan pelapora pelaporan n untuk untuk mengatas mengatasii gap yang yang ada Pengemb Peng embanga angan n alat dan prosedur prosedur untuk membantu membantu pengguna pengguna dalam dalam menganalis menganalisis is data sederhana sederhana dan memprese mempresentas ntasikan ikan trend Menyi Me nyiapk apkan an dan mem memodi odifik fikasi asi ins instru truksi ksi man manua uall

5. 6. 7. 8. 9.

Meng Menguji uji setiap setia p catatan catatan dan foformulir rmulirr laporan lapor an yang baru dirancan baru dira g daninstruksi direvisi,manual direvisi, ternual termasu masukinstr kinstruksi uksidiarancang manual atau direvisi manual Melakukan modifikasi padaformuli pencatatan, pencatata n, formulir formu lir ncang laporan, laporan, instruksi ma yang baru  berdasarkan  berdasarka n hasil uji lapangan lapangan 10. Mengemba Mengembangkan ngkan prosedur untuk menyiapkan laporan umpan balik/feedbac balik/feedback  k  11. Melatih pengguna pengguna informasi informasi pada semua tingkatan dalam dalam pengumpulan pengumpulan data, prosedur prosedur pelaporan, pelaporan, dan penggunaan penggunaan informasi

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medici nes and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, I nc. Diakses dari:

https://msh.org/wp-  content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp-

 

Langkah-langkah menyusun/merevisi SIMF

12. Jika menggunakan sistem komputer/terkomputerisasi, pelatihan bagi stafSIMF tentang penggunaan komputer secara umum dan aplikasidiperlukan khusus pada komputer  13. Memantau implementasi sistem, termasuk kualitas dan keteraturan pelaporan 14. Sesuaikan catatan, formulir laporan, dan software seiring dengan perkembangan kebutuhan informasi 15. Memonitor secara berkala relevansi dan kecukupan SIMF yang ada dan membuat  perubahan jika diperlukan diperlukan

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medici nes and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, I nc. Diakses dari:

https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

 

Hal penting yang perlu diperhatikan

● ●



Pengguna ataupun pengelola SIMF perlu dilakukan pemberdayaan Apabila pengelola SIMF hanya bergantung pada laporan umpan balik dari tingkat yang lebih tinggi, akan tidak efektif karena penundaan maupun kurangnya konteks lokal. Menguji setiap catatan dan formulir laporan yang baru saja dirancang dengan staf dari unit yang pada akhirnya akan menggunakan sistem baru tersebut

Tim Penulis. (2012). MDS-3: Managing Access to Medici nes and Health Technologies. USA: Management Sciences for Health, I nc. Diakses dari:

https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf  https://msh.org/wp- content/uploads/2013/04/mds3-ch49-infosystems-mar2012.pdf 

 

Dilfa Safnia Putri - 1906405104

M

T

04 Hal yang Diperhatikan dalam Menyusun dan Meninjau Kembali SIMF

W

T

F

 

Sistem Informasi Manajemen Farmasi ● ●

Sistem Informasi Manajemen Manajemen Farmasi atau SIMF merupakan suatu jaringan kerja yang melakukan pengolahan data lewat suatu proses untuk mencapai suatu tujuan. Sistem informasi manajemen manajemen farmasi dapat mengelola distribusi obat secara lebih

 baik lebih mudah didapat, kemudian pada pasien pada sesuai resepsehingga dokter, sehingga diketahui stokdan obat yang adadiberikan sesuai dengan k ebutuhan kebutuhan  pasien. ● SIM farmasi farmasi dapat digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputusan misalnya dalam pengadaan stok obat yang dijalankan dengan bantuan perangkat ●

1

2

3

komputer. SIMF harus melalui berbagai pertimbangan agar dapat berhasil, berkelanjutan (sustainable), dan berjalan dengan baik.

Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit4Model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1). Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi

Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/ https://doi.org/10.24843/LK 10.24843/LKJITI.6.2.16704 JITI.6.2.16704

 

Hal yang Harus Diperhatikan Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dip erhatikan dalam menyusun atau meninjau kembali sistem SIMF:

1. Penggu gun na SIMF → Harus mampu menjawab pertanyaan dan menyelesaikan masalah yang dialami oleh  pengguna. Pengguna akan diikutsertakan diik utsertakan melalui survei dan evaluasi terkait ter kait  penggunaan SIMF. Oleh sebab itu, pada penggunaan SIMF, diperlukan pelatihan pelati han dalam mengatur evolusi sistem.

2. Sel Selekt ektif if dalam dalam mem memilih ilih ind indika ikator tor yang digu digunak nakan an → Umumnya, indikator ditetapkan pada bidang-bidang per tahap pengadaan obat, misalnya seleksi, efisiensi pengadaan, kualitas produk dan layanan, efisiensi distribusi (kelebihan stok atau stok habis), penggunaan rasional, manajemen keuangan.

Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).

Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/ https://doi.org/10.24843/LK 10.24843/LKJITI.6.2.16704 JITI.6.2.16704

 

Hal yang Harus Diperhatikan 3. Tek ekni nik k meng mengko komp mput uter eris isas asii SIMF SIMF pa pada da tin tingk gkat atan an yang yang sesuai. → Beberapa poin penting yang dapat menjadi pertimbangan pada hal tersebut yaitu ketersediaan listrik dan ruang, ketersediaan staf ahli yang mengerti tentang komputer, ketersediaan bahan habis pakai (tinta, CD-ROM, kertas, dll), banyaknya data yang harus di  proses, dan tingkat kesulitan dari analisis yang diperlukan.

4.

Peng Pe nggu guna naan an sof softw twar aree yang yang te tepa patt dan dan mam mampu pu di dian anda dalk lkan an

→ Ukuran data dan tingkat kerumitan analisis dengan software yang digunakan harus sesuai, sehingga diperoleh data yang akurat. Proses pengumpulan, penyimpanan, dan pengaturan data akan dilakukan oleh aplikasi database yang telah dirancang sebelumnya.

Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).

Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/ https://doi.org/10.24843/LK 10.24843/LKJITI.6.2.16704 JITI.6.2.16704

 

Hal yang Harus Diperhatikan 5.

Melatih St Staf Ahli

Terdapat beberapa kriteria staf ahli,yaitu: 1. mempu mempunyai nyai wawas wawasan an dan dan keahlian keahlian terkai terkaitt sistem sistem keseha kesehatan tan secara secara umum dan sistem manajemen kefarmasian, 2. tingkat kompet kompetensi ensi terhad terhadap ap teknolo teknologi gi yang yang diperl diperlukan ukan akan berga bergantung ntung  pada sistem 3. mempu mempunyai nyai penge pengetahuan tahuan yang baik menge mengenai nai prinsip prinsip-prinsip -prinsip yang ada pada sistem informasi 4. dap dapat at berkom berkomunik unikasi asi denga dengan n baik dalam dalam penga pengambil mbilan an keputu keputusan san yang yang  bertujuan dalam menentukan kebutuhan informasi, dan bukan hanya sekedar sekedar menjadi ahli dalam bidang komputer saja.

Murnita, R., Sudiyono, E. and Purnami, C., 2016. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi Di Rs Roemani Muhammadiyah Dengan Metode Hot Fit Model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 4(1).

Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi, 6(2), 96–107. https://doi.org/ https://doi.org/10.24843/LK 10.24843/LKJITI.6.2.16704 JITI.6.2.16704

 

Darisa Naurahhanan - 1906347792

M

T

05

Alur dan Implementasi SIMF

W

T

F

 

Alur SIMF

M

abc T

W

T

F

Yulianti, Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universi Universitas tas Udayana: Lontar Komputer 

 

 

Alur SIMF abc 1. Sistem Informasi Farmasi dengan Front Office (FO) Front Office memberikan data registrasi pasien ke Modul Farmasi agar data pasien dan resep yang diperoleh dapat diproses oleh sistem transaksi obat dan pasien dapat

M

T

menebus obat serta membayar tagihan di bagian kasir Front Office. 2. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Layanan Sistem ini memberikan informasi obat ke Modul Layanan untuk mengetahui obat apa saja yang tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Bagian layanan akan memberikan resep ke bagian farmasi untuk memenuhi kebutuhan pasien seperti infus atau obatobatan.

W

T 3. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Account Payable (AP) Sistem ini memberikan laporan keuangan seperti Purchase Order (PO), Receiving Report (RR), Stok Opname, dan laporan Pemusnahan Obat untuk memproses

 pencatatan hutang dan pengajuan pengaj uan pembayaran.

F

Yulianti, Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universi Universitas tas Udayana: Lontar Komputer 

 

 

Alur SIMF 4. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Manajemen abc Manajemen akan memberikan persen laba untuk menentukan harga jual obat.

M

T

5. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Apoteker

Apoteker memberikan data racik obat ke sistem dan sistem akan memberikan feedback   berupa info racik obat ke apoteker apo teker untuk memudahkan apot apoteker eker dalam peracikan resep. W 6. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Staf Farmasi Staf Farmasi bertugas untuk memasukkan master data dan mengirimnya ke Modul

Layanan. Staf Farmasi dapat membuat Purchase Requisition (PR) atau Purchase Order (PO). 7. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Kepala Instalasi Farmasi Sistem ini akan memberikan draft DR, PR, PO, Retur dan Pemusnahan Obat ke Kepala Instalasi Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi akan memberikan Laporan Persetujuan jika memang dibutuhkan.

T

F

Yulianti, Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universi Universitas tas Udayana: Lontar Komputer 

 

 

Alur SIMF abc 8. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Direktur Utama Direktur Utama merupakan pimpinan yang menerima laporan berkaitan dengan seluruh proses manajemen inventory obat dan transaksi penjualan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit. 9. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Distributor Distributor akan menerima PO yang telah dibuat Modul Farmasi dan mengirim barang sesuai daftar pesanan. Barang yang mengalami kerusakan dapat dikembalikan (retur) ke Distributor dan diganti dengan barang kondisi baik. 10. Sistem Informasi Farmasi dengan Entitas Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan memberikan aturan tentang penggunaan obat narkotika dan  psikotropika agar tidak t idak melebihi batas penggunaan p enggunaan sewajarnya. Sistem akan ak an memberikan feedback berupa Laporan Penggunaan Obat Narkotika dan Psikotropika.

M

T

W

T

F

Yulianti, Yulianti, E., Sudana, A. A. K. O., Made, N., & Marini, I. (2015). Perancangan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Modul Farmasi. Fakultas Teknik Universi Universitas tas Udayana: Lontar Komputer 

 

 

Implementasi SIMF abc

M

Pada SIRMS Apotek RS Ahmad Yani Yani di Pekanbaru, dokter akan memberikan resep kepada pasien. Pasien membawa resep tersebut

T

ke apotek lalu apoteker akan memberikan obat serta bon atau faktur  penjualan. Berdasarkan penjualan penju alan obat ini, apoteker akan ak an membuat laporan penjualan dan menginformasikan stok obat ke keuangan dan Direktur Rumah Sakit. Apabila apoteker merasa stoknya sudah

W

sedikit, maka ia akan membuat slip order pembelian obat yang akan diserahkan ke keuangan dan Direktur Rumah Sakit untuk divalidasi. Setelah divalidasi, apoteker akan menyerahkan  permintaan ke supplier suppli er kemudian supplier akan menyerahkan obat

T

serta bon. Dari bon ini, apoteker akan membuat laporan pembelian yang kemudian diserahkan ke keuangan dan Direktur Rumah Sakit. F

Irawan, I. (2019). Sistem Informasi Manajemen Farmasi Apotek Rumah Sakit A. Yani Pekanbaru. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai: Tambusai: Jurnal Teknik Informatika.

 

Nur Alina Rahmadiani - 1906287944

M

T

06 Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan

W

T

F

   

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan Elemen dasar dari SIMF yang sukses adalah penggunaan data yang dihasilkan oleh sistem secara efektif 

M

T

Langkah SIMF yang sukses: Memproses Data

W

Menyajikan Informasi T

Menginterpretasi Informasi

Mengambil Tindakan Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health.

F

Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan 01. Memproses Data

● ● ● ●

Data mentah “raw “raw data” data” perlu diolah terlebih dahulu sebelum disajikan sebagai suatu informasi dalam SIMF Tujuan: mengurangi sejumlah besar data menjadi jumlah yang dapat dikelola, di mana sering kali dilakukan dengan menggunakan tabel ringkasan ( summary table) table ) Bentuk: agregasi data sederhana, perhitungan rata-rata, atau analisis tren dari waktu ke waktu hingga penggunaan teknik statistik yang canggih seperti analisis varians Alat pengumpulan informasi: lembar penghitungan (tally (tally sheets) sheets) yang dikembangkan untuk membantu pengguna mengumpulkan data dari banyak sumber dan untuk menghitung total, hitungan, dan rata-rata.

Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health.

M

T

W

T

F

Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan 02. Menyajikan Informasi





Data yang telah diproses sebelumnya akan disajikan sebagai sebuah informasi yang umumnya dilakukan melalui penggambaran dengan menggunakan grafik-grafik untuk membantu menyederhanakan interpretasi Jenis-jenis grafik: ○ Grafik batang: perbandingan nilai untuk item yang berbeda atau untuk item yang sama di lokasi fisik yang berbeda ○ Grafik garis: presentasi tren dari waktu ke waktu ○ Diagram lingkaran: demonstrasi hubungan antara bagian-bagian dari keseluruhan dan peta untuk demonstrasi distribusi geografis indikator 

Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health.

M

T

W

T

F

Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan

M

T

Contoh Grafik Penyajian Data

W

T

Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health.

F

Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan 03. Menginterpretasi Informasi

● ●

Interpretasi didasarkan pada konteks Poin penting yang dipertimbangkan dalam interpretasi informasi: ○ Apakah data yang didapatkan benar? → melakukan validasi data untuk memastikan data lengkap dan akurat ○ Apakah data yang didapatkan representatif? ○ ○ ○

Bagaimana angka-angka tersebut dibandingkan dengan angka-angka sebelumnya? Bagaimana perbandingan angka-angka untuk wilayah geografis yang berbeda? Apa yang mungkin menjadi penyebab masalah yang diidentifikasi dalam laporan?

Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health.

M

T

W

T

F

Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Efektivitas SIMF dalam Pengambilan Keputusan 04. Mengambil Tindakan

1. 2.

Melakukan diskusi Melakukan diskusi bersama bersama rekan rekan kerja kerja mengenai mengenai lapora laporan n yang didapat didapat untuk untuk memberi memberikan kan saran saran dalam perubahan yang akan dilakukan Pemb Pe mber eria ian n ump umpan an ba bali lik k ( feedback   feedback ) dengan memberi tanggapan atas masalah yang memerlukan tindakan atau mengembangkan mekanisme rutin untuk menyediakan analisis data indikator kunci dalam laporan yang diterima dari semua unit un it pelaporan

Ident Identifikas ifikasi i tindakan tinda kan yang yang mungkin mungkin dila dilakukan kukan pada dengan dengan catatan cata tan tindakan tin dakan tersebut terse but tidak tidak boleh boleh terbatas pada menangani masalah, tetapi berfokus hasil positif juga penting 4. Apabi Apabila la ada masala masalah h berdasarka berdasarkan n data rutin, rutin, maka maka konfirmasi konfirmasi dapat dapat diperol diperoleh eh melalui melalui metode metode  pengumpulan data alternatif, seperti survei atau kunjungan pengawasan khusus sehingga data yang didapatkan akan lebih banyak  5. Laku Lakukan kan perba perbaikan ikan masal masalah ah melal melalui ui pengaw pengawasan asan dan pelat pelatihan ihan ulang

M

T

W

3.

T

F

Management Sciences for Health. (2012). MDS-3: Managing Access to Medicines and Health Technologies. Arlington, VA: Management Science s for Health. Keerthi, A.M., Ramapriya, S., Kashyap, S.B ., Gupta, P.K., Rekha, B.S. (2021). Pharmaceutical Management Information Systems. In Sustaina ble and Energy Efficient Computing Paradigms for Society. Switzerland: Springer International Publishing

 

Sistem Informasi Manajemen Farmasi

M

T

Studi Kasus 1

W

T

F

 

Studi Kasus 1

M

T

W

T

F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Overview Jurnal ●

Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Tamtama merupakan rumah sakit umum kelas C yang terletak di jalan dr. Sutomo Nomor 17 yang telah menggunakan sistem informasi manajemen

M

T

farmasi. ●

Di Instalasi farmasi Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Tamtama sudah menggunakan aplikasi apli kasi sistem informasi manajemen farmasi sejak tahun 2010, dan d an mengalami penyempurnaan

W

sebanyak dua kali yaitu pada tahun 2014 dan tahun 2017. ●

Pada unit instalasi farmasi mempunyai fungsi menyelenggarakan seluruh kegiatan kefarmasian di rumah sakit yang ikut berperan dalam penyembuhan pasien dan  berorientasi pada kepentingan pasien dan masyarakat. masyarakat.



T

Instalasi farmasi bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pengendalian obat serta dalam pelayanan langsung kepada pasien baik untuk pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Metode dan Jenis Penelitian

M

T



Model HOT-fit ini adalah kerangka untuk evaluasi sistem informasi kesehatan yang melibatkan komponen human human,, organization  organization,, dan technology technology dan  dan kesesuaian di antara komponen tersebut.



Jenis penelitian menggunakan penelitian  Explanatory Research, untuk menguji hipotesis dan menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti yang meliputi

W

variabel human human,, organization organization,, technology technology dan  dan kinerja sistem informasi manajemen farmasi. ●

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional  dimana  dimana mengumpulkan data sekali dalam

T

satu waktu. F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Kinerja SIMF

M

T



Kinerja sistem informasi manajemen farmasi sudah memenuhi indikator indi kator ketepatan waktu penerimaan informasi, indikator kualitas informasi, tingkat kelengkapan informasi, waktu penyediaan informasi.



Ditunjukkan dengan nilai indeks capaian skor (IC) kinerja sistem informasi manajemen farmasi adalah 69,21%.



Indeks capaian skor (IC) merupakan hasil perhitungan dari rata-rata skor variabel dibagi

W

skor maksimal, sehingga apabila hasil IC lebih dari 50% maka dapat dikatakan baik. ●  Namun, pada indikator waktu penyediaan informasi memerlukan perhatian lebih

T

dikarenakan memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya. F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

 Human ●  Human  Human sudah  sudah memenuhi indikator penggunaan sistem dan kepuasan pengguna, hal ini

M

T

ditunjukkan dengan nilai IC human 56,83%. ●  Namun, pada indikator kepuasan pengguna memerlukan memerlukan perhatian lebih dikarenakan memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya. ● Pada penelitian ini kepuasan pengguna masih kurang pada fasilitas dan fitur-fitur pada

W

SIM yang belum sesuai kebutuhan, kurang k urang puas atas penggunaan SIM, dan secara ●

keseluruhan belum sesuai dengan harapan dalam membantu sehari-hari. Pada fitur yang belum sesuai kebutuhan didukung dengan hasil observasi bahwa tidak

T

 berfungsinya fitur stok obat sehingga kurang dalam memberikan informasi stok obat yang dibutuhkan, sehingga perlu adanya perbaikan fitur. F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Organization

M

T



Organization sudah Organization  sudah memenuhi indikator struktur organisasi dan lingkungan organisasi,



hal ini ditunjukkan nilai IC organization 57,35%. N amun, pada struktur organisasi memerlukan perhatian lebih dikarenakan memiliki nilai

W

IC paling rendah dari indikator lainnya. ●

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa sistem informasi manajemen farmasi masih kurang dalam mendukung pengambilan keputusan dalam pemesanan stok obat di instalasi farmasi, perencanaan dan pengawasan obat dibagian farmasi, serta

T

 pengendalian dalam pemberhentian pemesanan pemesanan obat di instalasi farmasi.

F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Technology ●

Technology sudah Technology  sudah memenuhi indikator kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas

M

T

layanan, hal ini ditunjukkan dengan nilai IC technology 60,08%. ●  Namun, pada indikator kualitas layanan memerlukan perhatian lebih dikarenakan memiliki nilai IC paling rendah dari indikator lainnya. ● Pada hasil penelitian, kualitas layanan masih kurang dalam panduan penggunaan SIM

W

farmasi, kurang cepatnya respon pihak pengembang terhadap SIM farmasi, dan kurangnya dapat mengakses SIM farmasi dari manapun. ●

Pada hasil observasi juga memperkuat tidak adanya panduan penggunaan sistem informasi manajemen farmasi dalam bentuk fisik, sehingga petugas dapat menggunakan

T

sistem informasi manajemen farmasi melalui pelatihan baik yang diberikan dari organisasi maupun diajarkan teman F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Hubungan Antar Komponen ●

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan maka

M

T

saran yang diberikan oleh peneliti untuk organisasi rumah sakit yaitu perlu adanya peningkatan pada variabel human pada aspek kepuasan pengguna karena memiliki nilai IC paling kecil dibandingkan lainnya. ●

W

Sehingga, untuk meningkatkan aspek tersebut pihak organisasi perlu memberikan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan dan memperbaiki fitur yang sudah ada yaitu pada fitur stok obat agar berfungsi dengan

T

 baik dan menambah fitur-fitur fitur-fit ur baru contohnya seperti fitur edit. F

Sholistiyawati, A., Mawa rni, A., & Dha rmawan, Y. (2020). HUBUNGAN FAKTOR HUMAN, ORGANIZATION DAN TECHNOLOGY (HOT-FIT MODEL) DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FARMASI DI RUMAH SAKIT BWT SEMARANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 8(2), 188-195. https://doi.org/10.14710/jkm.v8i2.26153

 

Sistem Informasi Manajemen Farmasi

M

T

Studi Kasus 2

W

T

F

F

 

Studi Kasus 2

1

2

3

4

Murnita, R., Sediyono, E ., & Purnami, C. T. (2016). Evaluasi kinerja sist em informasi manajemen farmasi di rs roemani muhammadiyah dengan metode hot fit model. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, Indonesia , 4(1), 11-19.

 

Overview jurnal Evaluasi kinerja Sistem Informasi Manajemen Farmasi (SIMF) di RS Roemani harus dilakukan karena : ● Kebijakan pengoperasian sistem farmasi belum ● ●



sepenuhnya dilaksanakan Manajer keuangan masih sulit untuk memprediksi  pengeluaran  pengeluara n biaya untuk untuk pembelian pembelian stok obat obat Informasi jumlah obat yang terekap pada sistem informasi farmasi tidak sama dengan jumlah obat yang ada di gudang Kualitas petugas farmasi juga masih rendah.

Tujuan yang ingin dicapai → mengetahui kinerja sistem informasi farmasi di RS Roemani Muhammadiyah ditinjau dari  persepsi pengguna dengan menggunaka menggunakan n indikator HOT Fit Model.

Hasil observasi pada kinerja SIM farmasi : ● Aspek human : ○ Kategori baik (75%). ○ Kategori kurang baik (55%) ● Aspek organization → kategori kurang baik (57,5%) ● Aspek technology → baik (55%)

 

Gambaran SIM Farmasi RS Roemani Muhammadiyah





RS Roemani Muhammadiyah sejak tahun 2005 telah mengaplikasikan SIM farmasi berbasis komputer dengan SQL server 2000 yang  berpusat 14 pada SIMRS. SIMRS. Proses pembuatan SIM di RS Roemani Muhammadiyah tidak direncanakan secara komprehensif   atau tidak mempunyai master berkembang atas  plan akan tetapi permintaan pengguna apabila pengguna merasa ada kekurangan dalam program tersebut





sering SIM farmasi RS perubahan Roemani Muhammadiyah kali mengalami   berupa penambahan maupun pengurangan program sesuai permintaan  pengguna. Meskipun hampir semua bagian sudah terdapat  program komputer akan tetapi RS Roemani

Muhammadiyah belum menganut paperless  yaitu tetap melakukan penyimpanan secara kertas ataupun manual meskipun sudah ada penyimpanan di dalam sistem.

 

Deskripsi Persepsi Pengguna Tentang Kinerja SIM Farmasi P engguna Tentang

Penggunaan sistem yang efektif meningkatkan kepuasan  pengguna sehingga pengguna dapat mengeksplora mengeksplorasi si dan memanfaatkan penuh fitur sistem informasi dan



fungsinya, kepuasan pengguna yang lebih tinggi kemudian memotivasi / mengarahkan pengguna untuk meningkatkan meningkatka n kegunaan sistem



Hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada  petugas farmasi tentang kinerja SIM farmasi dalam hal keterampilan dan dalam hal interaksi dengan  bidang lain (petugas bagian SIM) → sistem informasi kurang akurat : adanya perbedaan jumlah stok obat yang ada di sistem informasi berbeda dengan stok obat yang ada di gudang. Penyebab : petugas farmasi yang kurang bisa mengembalikan obat ke dalam sistem jika terjadi  pembatalan  pembatala n nota pembelia pembelian n pada pasien IGD, walaupun sebenarnya sudah tersedia fitur  pengembalian  pengembal ian obat dalam aplikasi sistem informasi farmasi.

 

Deskripsi Persepsi Pengguna P engguna Tentang Tentang Kinerja SIM Farmasi Ditinjau Dari Aspek Human (Manusia) Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti pada sikap pegawai dalam ketaatan petugas farmasi pada SPO yang berhubungan dengan kinerja SIM farmasi → sikap pengguna didapatkan hasil bahwa dari konsistensi pegawai dalam pelaksanaan SPO kurang



Penyebab : ○



Terkadang pegawai mengambil stok dari  persediaan obat askes jika stok obat reguler  persediaan kosong sehingga menimbulkan perbedaan stok obat di sistem dan stok obat di gudang, Tidak adanya pelatihan dari bagian SIM untuk  pegawai baru tentang penggunaan SIM yang seharusnya dilakukan karena latar belakang mereka bukan dari sistem informasi melainkan dari kefarmasian yang mengakibatkan  penggunaan sistem farmasi yang tidak maksimal.

 

Deskripsi Persepsi Pengguna P engguna Tentang Tentang Kinerja SIM Farmasi Ditinjau Dari Aspek Organization (organisasi) Hasil wawancara yang dilakukan peneliti bagian SIM di lingkungan farmasi yang berkaitan dengan kinerja SIM farmasi → ada keterkaitan antara aspek manusia dan organisasi yaitu dari lingkungan organisasi yang terkait dengan program pelatihan yang seharusnya diadakan oleh bagian HRD belum dilakukan  pada pegawai baru sehingga dalam pengoperasian SIM farmasi belum bisa dilakukan secara maksimal.



Penyebab : ○ Pihak manajemen (kepala farmasi) kurang nyata dalam mendukung pengoperasian SIM ○ Kurangnya dukungan dari pihak manajemen dalam pengembangan dan pengendalian sistem informasi farmasi → terlihat dari SDM yang ada  pada bagian SIM rumah sakit yang hanya 2  petugas yang jam kerjanya terbatas, sehingga  jika dibutuhkan untuk pembetulan sistem pada malam hari tidak akan bisa datang dan berakibat  pada informasi yang ada tidak akurat  dan  berakibat juga pada keterlam keterlambatan batan informasi yang diterima.

 

Deskripsi Persepsi Pengguna P engguna Tentang Tentang Kinerja SIM Farmasi Ditinjau Dari Aspek Technology (Teknologi) ●

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti  pada informasi yang dihasilkan oleh SIM farmasi → ada keterkaitan antara aspek manusia dan teknologi yaitu dari keakuratan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi farmasi dengan keterampilan pegawai farmasi yang tidak dilatih secara langsung  oleh bagian SIM yang menimbulkan kurang akuratnya informasi yang dihasilkan  sehingga petugas harus menghitung manual jumlah obat tiap akhir bulan.

Penyebab : ○ Kurang ○

terampilnya

petugas

dalam

 pengoperasi  pengoperasian an SIM Kurang patuhnya petugas pada SPOnya yang disebabkan tidak adanya pengawasan (supervisi) oleh atasan

 

Permasalahan & Solusi

 

Permasalahan & Solusi

 

Permasalahan & Solusi

 

Kesimpulan

Kinerja SIM farmasi dikatagorikan baik  karena   karena sudah dapat memenuhi kebutuhan dari aspek ketepatan waktu penerimaan informasi dan kelengkapan informasinya, dan dari aspek kualitas informasi bisa dikatakan bahwa sistem informasi farmasi sudah memenuhi kriteria kelengkapan dan relevansinya tetapi belum dapat memenuhi keakuratan informasinya  seperti halnya pada data jumlah obat yang terekap pada sistem belum sama seperti seperti data jumlah obat yang ada di gudang.

 

Sistem Informasi Manajemen Farmasi

M

T

Studi Kasus 3

W

T

F

 

M

Studi Kasus 3 abc T

W

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

Tujuan Peneliti Penelitian an Sistem Informasi Manajemen merupakan salah satu sumber daya organisasi untuk mendukung  proses pengambilan keputusan pada berbagai tingkat manajemen..

T

Evaluasi sistem informasi mengandung maksud untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari suatu aplikasi yang sedang digunakan, mengetahui tersedia atau

W

tidaknya suatu informasi saat diperlukan, dan mengetahui bahwa informasi yang diberikan dalam aplikasi disajikan secara akurat, handal, dan tepat waktu . Hal ini

 berguna sebagai salah salah satu upaya untuk mengetahui penyebab berbagai berbagai kendala yang ada sehingga dapat dilakukan identifikasi masalah untuk kemudian ditentukan langkah-langkah  perbaikan yang diperlukan.

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

SIMF di RSUD Kota Semarang RSUD Kota Semarang telah mengelola sendiri sistem informasi info rmasi manajemen yang berbasis komputer untuk mendukung kegiatan operasionalnya sejak tahun 2012. Aplikasi yang berjalan meliputi: ● Menu transaksi meliputi daftar pasien, data pemesanan p emesanan obat, data penerimaan obat, dan ●

transaksi pelayanan pasien Menu informasi meliputi daftar penjualan obat, daftar pengiriman obat ke ruangan atau



gudang, dan daftar retur obat dan daftar obat kadaluarsa Menu persediaan (inventory) meliputi data persediaan barang medis dan non medis



Laporan meliputi laporan distribusi obat, laporan saldo obat, laporan penerimaan obat dari supplier, rekapitulasi resep, dan lembar resep

T

W

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

Hasil Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dengan cara melakukan survey menggunakan kuesioner untuk

T

mendapatkan data primer yang akan digunakan digun akan untuk memperoleh hasil analisa data penelitian

W

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

Hasil Penelitian T

W

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

Pembahasan ●

Hasil uji regresi linier berganda menyatakan bahwa secara simultan variabel kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas pelayanan berpengaruh secara positif terhadap  penggunaan sistem

●  Nilai koefisien korelasi (R) adalah sebesar sebesar 0,987 yang berarti hubungan dua atau lebih variabel bebas terhadap variabel terikat mempunyai tingkat keeratan tinggi ● Uji determinasi (R2 ) adalah 0,974 0,97 4 menunjukkan bahwa kualitas sistem, kualitas

T

W

informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh 97,4% terhadap penggunaan sistem dan ●

sisanya 2,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas  pelayanan terhadap penggunaan sistem secara simultan atau bersama-sama bersama-sama

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

 

M

Kesimpulan ●

Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan p elayanan secara simultan memiliki

 pengaruh positif terhadap penggunaan sistem di RSUD Kota Semarang. ● Kualitas pelayanan memiliki pengaruh signifikan sedangkan kualitas sistem dan kualitas ●

informasi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap penggunaan sistem. Kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan p elayanan secara simultan memiliki

T

W

 pengaruh positif terhadap kepuasan pengguna di RSUD Kota Semarang. Semarang. ● Kualitas sistem memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan pengguna sedangkan kualitas informasi dan kualitas pelayanan memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap kepuasan pengguna

T

F Advistasari, Y. Y. D., Lutfan., Pudjaningsih, D. (2015). (2015). Evaluasi  Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Farmasi Menggunakan D&M IS Success Model Untuk Mendukung Pengelolaan Obat Di RSUD Kota Semarang . Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. e-ISSN: 2443-2946

M

 

T

TERI TE RIMA MAKA KASI SI H

W

T

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF