TOPIK 6 (D,E)

May 21, 2019 | Author: Enie Vita Sari | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

topik...

Description

RANGKUMAN MATERI TOPIK 6 PANDANGAN FILSAFAT TENTANG HAKEKAT MANUSIA (PANDANGAN MONODUALISME, MONODUALISME, DUALISME, DAN MONOPLURALISME SERTA KEPRIBADIAN KEPRIBADIAN MANUSIS DAN PENDIDIKAN)

Disusun guna memenuhi salah satu tugas pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu: Dra. Sri Susilaningsih, M.Pd.

Disusun oleh: Kelompok 1 Rombel 13

1. Tri Rokhayati

1401413309

(09)

2. Moch. Adjie Ma’ruf 

1401413317

(10)

3. Siti Rahmawati

1401413381

(27)

4. Isti Qomah

1401413388

(32)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

1

TOPIK KE 6 PANDANGAN FILSAFAT TENTANG HAKEKAT MANUSIA (PANDANGAN MONODUALISME, DUALISME, DAN MONOPLURALISME SERTA KEPRIBADIAN MANUSIS DAN PENDIDIKAN)

A. TUJUAN

Diakhir perkuliahan, mahasiswa harus dapat : 1. Menjelaskan hakikat manusia menurut pandangan monodualisme, dualisme, dan monopluralisme 2. Menjelaskan hakikat manusia menurut kepribadian manusia, dan pendidikan B. SUB TOPIK MATERI

1. Hakikat manusia menurut pandangan monodualisme, dualisme, dan monopluralisme 2. Hakikat manusia menurut pandangan kepribadian manusia, dan pendidikan C. RANGKUMAN 1. Hakikat

manusia

menurut

pandangan

monodualisme,

dualisme,

dan

monopluralisme

a. Monodualisme Monodualisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa hakikat sesuatu adalah merupakan dua unsur yang terikat menjadi satu kebulatan. Manusia trdiri atas pria dan wanita, kehilangan salah satu unsur, maka eksistensi manusia akan punah. Manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani sebagai satu kesatuan. Dalam memandang manusia menurut paham monodualis, maka : a). Manusia adalah makhluk tuhan yang mengadakan hubungan serasi antara  pencipta dan ciptaannya  b). Manusia terdiri atas unsur jasmani dan rohani yang merupakan kesatuan tak terpisahkan dan masing-masing unsur memiliki dharmanya sendiri-sendiri c). Manusia akan mengalami hidup duniawi dan akhirat d). Manusia merupakan bagian dari masyarakat/bangsanya. Contohnya adalah : manusia terdiri atas pria dan wanita Manusia di dalam pergaulan hidupnya selain sebagai mahkluk individu ditakdirkan pula sebagai makhluk social. Aristoteles seorang filsuf Yunani mengatakan bahwa manusia itu makhluk yang bernegara atau manusia yang berpolitik (zoon politicon). Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai keperluan, kepentingan, atau cita-cita yang berbeda-beda dalam

2

satu hal, sedangkan ciri manusia sebagai makhluk social antara lain adalah hidup berkelompok, kemampuan berkomunikasi, kesamaan rasa atau bekerja samayang

dirangkum

dalam

nilai

kesatuan,

nilai

solidaritas,

nilai

kebersamaan, dan nilai berorganisasi. Persamaan nilai tersebut akan membentuk kelompok yang lebih besar yaitu kehidupan bernegara. Dengan kata lain, manusia adalah makhluk monodualis artinya manusia mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai makhluk individu dan juga sebagai makhluk sosial. 1) Manusia sebagai makhluk individu Manusia

sebagai

makhluk

indi'idu

diartikan

sebagai person

atau perorangan atau sebgai diri pribadi. Sebagai diri pribadi, manusia merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang paling sempurna. Kalau kita cermati benda –   benda ciptaan Tuhan mempunyai unsur benda, hidup, naluri, dan akal budi. Sebagai makhluk individu manusia mempunyai hak asasi yang melekat pada dirinya sejak ia lahir, seperti: a) Hak hidup  b) Hak kebebasan c) Hak milik Disamping hak, manusia juga memiliki kewajiban yang harus diemban dalam hidupnya, yaitu sebagai berikut : a) Kewajiban terhadap

Tuhan,

yaitu menyembah dan beribadahsesuai

dengan agama dan keyakinannya.  b) Kewajiban pada diri sendiri, seperti menjaga kesehatan, menjaga keselamatan dan lain –  lain.

c) Kewajiban kepada sesama makhluk Tuhan, khususnya manusia lain. Misalnya menghormati, tenggang rasa, kerja sama, dan lain-l ain.

d) Kewajiban berbangsa dan bernegara. Misalnya membayar  pa jak , membela Negara, menjaga milik umum, menjungjung tinggi hukum dan pemerintahan. 2) Manusia sebagai makhluk sosial Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial yang cenderung untuk selalu berkelompok membentuk masyarakat. Adapun yang medorong manusia untuk hidup bermasyarakat antara lain:

3

a) Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum  b) Hasrat untuk membela diri c) Hasrat untuk melanjutkan keturunannya d) Ikatan pertalian darah e) Persaan senasib sepenanggungan f) Persamaan agama dan kepercayaang. g) Persamaan ideologi h) Persamaan cita –  cita dan budaya serta bahasai i) Kesadaran mempunyai tempat tinggal yang sama.

 b. Dualisme Dualisme menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substransi yaitu jasmani dan rohani. Kedudukannya substansi ini masing-masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak tergantung satu sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh, dan ruh tidak berasal dari badan. Perwujudannya manusia tidak serba dua, jasat dan ruh. Antara badan dan ruh terjadi sebab akibat yang mana keduanya saling mempengaruhi. Aliran ini melihat realita semesta sebagai sintesa kedua kategori animate dan inanimate, makhluk hidup dan benda mati. Demikian pula manusia merupakan kesatuan rohani dan jasmani, jiwa dan raga. Misalnya ada persoalan: dimana letaknya mind (jiwa, rasio) dalam  pribadi manusia. Mungkin jawaban umum akan menyatakan bahwa ratio itu terletak pada otak. Akan tetapi akan timbul problem, bagaiman mungkin suatu immaterial entity (sesuatu yang non-meterial) yang tiada membutuhkan ruang, dapat ditempatkan pada suatu materi (tubuh jasmani) yang berada pada ruang wadah tertentu. Jadi, aliran ini meyakini bahwa sesungguhnya manusia tidak dapat dipisahkan antara zat/raga dan ruh/jiwa. Karena pada hakekatnya keduanya tidak dapat dipisahkan. Masing-masing memiliki peranan yang sama-sama sangat vital. Jiwa tanpa ruh ia akan mati, ruh tanpa jiwa ia tidak dapat berbuat apa-apa. Dalam pendidikan pun, harus memaksimalkan kedua unsur ini, tidak hanya salah satu saja karena keduanya sangat penting. Kedua substansi ini masing-masing merupakan unsur asal yang adanya tidak tergantung sama lain. Jadi badan tidak berasal dari ruh juga sebaliknya ruh

4

tidak berasal dari badan. Hanya dalam perwujudannya, manusia itu serba dua,  jasad dan ruh, yang keduanya berintraksi membentuk yang disebut manusia. Antara badan dan ruh terjalin hubungan yang bersifat mempengaruhi. Apa yang terjadi disatu pihak akan mempengaruhi dipihak yang lain. Sebagai contoh, orang yang cacat jasmaninya akan berpengaruh ppada perkembangan jiwanya. Sebaliknya orang yang jiwanya cacat atau kacau,akan berpengaruh pada  pisiknya. c. Monopluralis Monopluralis artinya kodrat manusia yang terdiri atas jiwa dan raga, manusia

sebagia

makhluk

makhluk religious Makhluk

indi'idu

Tuhan,

dan

sosial,

dan

manusia

sebagai

serta kodrat manusia yang terdiri atas jiwa

dan raga. Monopluralis juga merupakan paham yang mengakui bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai unsur beraneka ragam, seperti suku, adat dan  budaya, agama, namun semuanya terikat menjadi satu-kesatuan.Contohnya adalah : gotong royong karnakita merupakan satu kesatuan. Monopluralis meliputi susunan kodrat manusia, terdiri rokhani (jiwa) dan  jasmani (raga), sifat kodrat manusia terdiri makhluk indi'idu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan makhluk Tuhan. Hakikat manusia menurut Pancasila adalah makhluk monopluralis. Kodrat manusia monopluralis tersebut mempunyai ciri-ciri antara lain: a) Susunan kodrat manusia terdiri atas jiwa dan raga Sebagai makhluk indi'idu manusia harus memiliki kesadaran diri. realita,martabat kepribadian, perbedaan dan persamaan dengan pribadi lain, khususnya kesadaran akan potensi-potensi pribadi. Melalui pendidikan, manusia dapat menggali dan mengoptimalkan segala potensi yang ada pada dirinya, serta dapat mengembangkan ide-ide yang ada dalam pikirannya dan menerapkan dalam kehidupannya sehari-hari yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia itu sendiri.  b) Sifat kodrat manusia sebagai individu sekaligus sosial Manusia tidak hidup dalam kesendirian, bersosialisasi dengan sesamanya berhubungan dengan manusia lain. konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Positif dan negati ini adalah

5

 perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu. nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antar individu Manusia sebagai makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun timbullah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki 2 hasrat yaitu : a) Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekelilingnya(Masyarakat  b) Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya. c) Kodrat manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk Tuhan. Tujuan beribadah kepada Tuhan YME diperlukan suatu ilmu melalui  pendidikan manusia dapat mengenal siapa Tuhannya manusia bisa berpikir,  bertindak, berusaha, dan bisa menentukan mana yang benar dan tidak benar. Pertama, memakmurkan bumi kedua, memelihara bumi dari 0qqupayaupaya perusakan yang datang dari pihak manapun. 2. Hakikat manusia menurut pandangan kepribadian manusia, dan pendidikan

Manusia merupakan salah satu dari berbagai jenis makhluk hidup, yang sudah ribuan abad lamanya menghuni bumi sebagai satu-satunya planet yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai tempat hidupnya. Sebelum menjadi proses pendidikan diluar dirinya , manusia cenderung pada awalnya berusaha melakukan pendidikan pada dirinya sendiri. Pendidikan dimaksud , manusia berusaha mengerti dan mencari hakekat kepribadian tentang siapa mereka yang sebenarnya. Dalam kondisi ilmu mantiq ( logoka berfikir ) manusia dikenal dengan sebutan Al- insani hayawaanun nathiq ( manusia adalah hewan yang berfikir ). Berfikir pada  batasnya ini maksudnya berkata-kata, dan mengeluarkan pendapat serta fikiran ( anshari, 1982 : 4 ). Pada perjalanan proses pendidikan, peranan efektif terhadap  pembinaan kepribadian manusia dapat melalui lingkungan dan juga didukung oleh faktor pembawaan sejak manusia mulai dilahirkan. Dalam kaitan ini perlu ditinjau tentang teori natifisme, empirisme dan konfergensi. Pada dasarnya tujuan  pendidikan secara umum adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna . pengertian kriteria sempuna ditentukan oleh masing-masing pribadi

6

,masyarakat ,bangsa suatu tempat dan waktu. Pendidikan yang terutama dianggap sebagai transfer kebudayaan , pengembangan ilmu pengetauan akan membawa manusia mengerti dan memahami lebih luas tentang masalah seperti itu. Dengan demikian ilmu pengetahuan memiliki nilai-nilai praktis di dalam kehidupan,baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat.

D. SIMPULAN

Manusia adalah makhluk monopluralis, maksudnya makhluk yang memiliki  banyak unsur kodrat (plural), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Jadi, manusia terdiri dari banyak unsur kodrat yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Tetapi dilihat dari segi kedudukannya, susunannya, dan sifatnya masing-masing bersifat monodualis. Riciannya sebagai berikut: dilihat dari kedudukan kodratnya manusia adalah makhluk monodualis: terdiri dari dua unsur (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan (mono), yakni sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri sekaligus sebagai makhluk Tuhan Dilihat dari susunan kodratnya, manusia sebagai makhluk monodualis, maksudnya terdiri dari dua unsur yakni unsur raga dan unsur jiwa (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Dilihat dari sifat kodratnya, manusia juga sebagai makhluk monodualis, yakni terdiri dari unsur individual dan unsur sosial (dualis), tetapi merupakan satu kesatuan yang utuh (mono). Secara keseluruhan, manusia adalah makhluk monopluralis seperti disebutkan di depan. Tujuan pendidikan secara umum adalah untuk membina kepribadian manusia secara sempurna . pengertian kriteria sempuna ditentukan oleh masing-masing pribadi ,masyarakat ,bangsa suatu tempat dan waktu.

7

DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Abdullah. 2007. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Dyanti, Okta Prisma. 2014. Monodualis dan Monopluris. Surabaya :

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF