Tomat Ungu Hasil Rekayasa Genetika

September 28, 2017 | Author: Ikmal Albana | Category: N/A
Share Embed Donate


Short Description

Download Tomat Ungu Hasil Rekayasa Genetika...

Description

TOMAT UNGU HASIL REKAYASA GENETIKA

Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum esculentum) adalah tumbuhan dari keluarga Solanaceae, tumbuhan asli Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Tomat merupakan tumbuhan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1 sampai 3 meter. Tomat merupakan keluarga dekat dari kentang. Biasanya tomat berwarna merah, oranye, dan hijau. Namun bagaimana dengan tomat ungu? Tomat ungu merupakan varietas baru yang menjadi sangat populer karena rasanya enak dan warnanya sedikit gelap. Dalam penelitian terbaru ditemukan bahwa tomat ungu ini tinggi akan antioksidan serta dapat menjadi obat anti kanker. Tomat ungu disebut juga sebagai super tomato atau indigo rose. Tomat Ungu atau Indigo Rose sendiri merupakan hasil perkawinan antara Blueberry dan tomat merah. Tomat ungu juga memiliki gen dari bunga snapdragon sehingga menghasilkan warna gelap dan memiliki banyak kandungan anthocyanin. Anthocyanin adalah bahan kimia yang disebut flavonoid yang menyerap molekul oksigen berpotensi berbahaya dalam tubuh. 1.

Definisi tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman asli dari Amerika Tengah dan Selatan, lebih tepatnya dari Meksiko hingga Peru. Tomat atau yang nama lainnya Solanum lycopersicum termasuk ke dalam kingdom plantae, Ordo solanales, Famili Solanaceae dan Genus Solanum. Tanaman tomat itu sendiri memiliki siklus hidup yang singkat dan dapat tumbuh 1 hingga 3 meter. Menurut sejarahnya itu sendiri, tanaman Tomat kemungkinan berasal dari dataran tinggi Amerika Selatan yang tersebar pada zaman colonial yang dibawa Spanyol hingga ke Kepulauan Karibia. Selain itu, Spanyol juga kemudian membawa Tomat ke Negara Filipina, Hal ini menjadi awal bagi berkembang dan meluasnya tanaman tomat di seluruh Benua Asia. Tanaman tomat itu sendiri termasuk ke dalam jenis tanaman tropis yang artinya adalah tanaman yang biasa tumbuh di keadaan udara yang lembab dan dingin. Selain itu tanaman yang memiliki cirri khas berwarna merah ini termasuk ke dalam jenis tanaman sayur-sayuran.

2.

Morfologi Tanaman Tomat

Tanaman tomat termasuk tanaman semusim (berumur pendek). Artinya, tanaman hanya satu kali produksi dan setelah itu mati. Tanaman tomat berbentuk perdu yang panjangnya mencapai ± 3 meter. Oleh karena itu tanaman tomat perlu diberi penopang atau ajir dari batang bambu atau kayu agar tidak roboh.

Berikut ini morfologi tanaman tomat :

1.

Morfologi akar Tanaman tomat memiliki akar tunggang yang tumbuh menembus kedalam tanah dan akar serabuat yang tumbuh ke arah samping tetapi dangkal. Berdasarkan sifat perakaran ini,tanaman tomat akan dapat tumbuh dengan baik jika ditanam ditanah yang gembur dan porous (Pracaya, 1988:15).

1.

Morfologi batang Batang tanaman tomat berbentuk persegi empat hingga bulat, berbatang lunak tetapi cukupkuat, berbulu atau berambuat halus dan diantara bulu – bulu itu terdapat rambut kelenjar.Batang tanaman tomat berwarna hijau, pada ruas – ruas batang mengalami penebalan, dan pada ruas bagian bawah tumbuh akar – akar pendek. Selain itu, batang tanaman tomat dapat bercabang dan apabila tidak dilakukan pemangkasan akan bercabang banyak yang menyebar secara merata (Pracaya, 1988:14).

1.

Morfologi daun Daun tanaman tomat berbentuk oval, bagian tepinya bergerigi dan mambentuk celah – celah menyirip agak melengkung kedalam. Daun berwarna hijau dan merupakan daun majemuk ganjil yang berjumlah 5 – 7. Ukuran daun sekitar (15 – 30 cm) x (10 x 25 cm) dengan panjang tangkai sekitar 3 – 6 cm. diantara daun yang berukuran besar biasanya tumbuh 1 – 2 daun yang berukuran kecil (Pracaya, 1988:14). Daun majemuk pada tanaman tomat tumbuh berselang selingatau tersusun spiral mengelilingi batang tanaman.

1.

Morfologi bunga

Bunga tanaman tomat berukuran kecil, berdiameter sekitar 2cm dan berwarna kuning cerah.Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian bawah atau pangkal bunga. Bagian lain pada bunga tomat adalah mahkota bunga, yaitu bagian terindahdari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah sekitar 6 buah dan berukuran sekitar 1 cm (Pracaya, 1988:13). bunga tomat merupakan bunga sempurna, karena benang sariatau tepung sari dan kepala benang sari atau kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota bunga, yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih muda.

1.

Morfologi buah Buah tomat memiliki bentuk bervariasi, tergantung pada jenisnya. Ada buah tomat yang berbentuk bulat, agak bulat, agak lonjong, bulat telur (oval), dan bulat persegi. Ukuran buahtomat juga sangat bervariasi, yang berukuran paling kecil memiliki berat 8 gram dan yang berukuran besar memiliki berat sampai 180 gram. Buah tomat yang masih muda berwarnahijau muda, bila sudah matang warnanya menjadi merah.Buah tomat yang masih muda memiliki rasa getir dan aromanya tidak enak, sebab masih mengandung zat lycopersicin yang berbentuk lender (Pracaya, 1988:16). Aroma yang tidak sedap tersebut akan hilang dengan sendirinya pada saat buah memasuki fase pematangan hingga matang. Rasanya juga akan berubah menjadi manis agak masam yang menjadi ciri khas kelezatan buah tomat.

Dalam proses pematangan buah terjadi perubahan warna dari hijau muda yang sedikir demi sedikit berubah menjadi berwarna kuning ataupun merah. Pada saat matang optimal, warna buah berubah menjadi cerah.Buah tomat banyak mengandung biji lunak berwarna putih kekuning – kuningan yang tersusun secraa berkelompok dan dibatasi oleh daging buah. Biji tomat saling melekat karena adanya lender pada ruang-ruang tempat bijinya tersusun. Daging buah tomat lunak agak keras, berwarna merah apabila sudah matang dan mengandung banyak air. Buah tomat juga memiliki kulit yang sangat tipis dan dapat dikelupas bila sudah matang.

3.

Jenis-Jenis Tanaman Tomat

Sementara itu berdasarkan bentuknya, menurut Bernardinus (2002:11) buah tomat dibedakan menjadi 5 jenis, yakni :

1.

Tomat biasa ( Lycopersicum esculentum Mill, var.commune Bailey). Berbentuk bulat pipih tidak teratur, sedikit beralur terutama di dekat tangkai. Tomat jenis ini banyak ditemui di pasarpasar lokal.

2.

Tomat Apel atau Pir ( Lycopersicum esculentum Mill, var pyriform Alef). Berbentuk bulat seperti buah apel atau buah pir.

3.

Tomat kentang ( Lycopersicum esculentum Mill, var grandifolium Bailey). Berbentuk bulat besar, padat dan kompak. Ukuran buahnya jauh lebih besar dibandingkan tomat apel.

4.

Tomat tegak ( Lycopersicum esculentum Mill. Var va;lidum Bailey). Buahnya berbentuk agak lonjong dan teksturnya keras. Smentara itu, daunnya rimbun, berbentiuk keriting, dan berwarna kelam. Pertumbuhan tanaman tegak dengan percabangan mengarah ke atas.

5.

Tomat Cherry ( Lycopersicum esculentum Mill. Var cerasiform (Dun) Alef). Buahnya berukuran kecil berbentuk bulat atau bulat memanjang. Warnanya merah atau kuning.Tomat mungil ini berasal dari peru dan ekuador.

Berdasarkan tipe pertumbuhannya, menurut (Pracaya, 1988:13) tanaman tomat dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yakni :

1.

Tipe Determinete. Tanaman tomat yang pertumbuhannya diakhiri dengan pertumbuhan rangkaian bunga atau buah. Umur panennya relative lebih pendek dan pertumbuhan batangnya cepat.

2.

Tipe Interdeterminete. Tanaman tomat yang pertumbuhannya tidak diakhiri dengan pertumbuhan bunga dan buah. Umur panennya relative lama dan pertumbuhan batangnya relative lambat.

3.

Tipe semi Interdeterminete. Tanaman tomat ini memiliki cirri-ciri antara tomat tipedeterminate dan interdeterminete.

4.

Kandungan Tomat Warna jingga pada buah tomat merupakan kandungan karotin yang berperan sebagai provitamin A, sedanagkan warna merah menunjukkan kandunagan lycopen yang juga sangat baik untuk mencegah penyakit kekurangan vitamin A (Xerophthalmia). Sementara rasa asam disebabkan kandungan asam sitrat dapat berfungsi sebagai penggumpal.

Nilai Gizi Buah Buah Tomat Segar ( Per 100 Gram) Menurut Bernardinus (2002:5)

N

Zat Gizi

Nilai Gizi

1

Karoten ( Vit. A)

1.500 S.I

2

Thiamin (Vit. B3)

60 µg

3

Riboflavin (Vit. C)

-

4

Asamaskorbat (Vit. C)

40 mg

5

Protein

1g

6

Karbohidrat

4.2 g

7

Lemak

0.3 g

8

Kalsium (Ca)

5 mg

9

Fosfor (P)

27 mg

O

10 Zat besi (Fe)

0.5 mg

11 Bagian yang dapat dimakan

95

4.

Heritabilitas dan variabilitas Genetik Tanaman Tomat

Nilai heritabilitas merupakan pernyataan kuantitatif peran faktor genetik dibanding faktor lingkungan dalam memberikan keragaan akhir atau fenotipe suatu karakter (Allard, 1960). Heritabilitas dari suatu populasi bersegregasi penting diketahui untuk memahami besarnya ragam genetik yang mempengaruhi suatu fenotipe tanaman. Nilai duga heritabilitas yang akurat juga perlu untuk membangun sistem seleksi dan evaluasi yang optimum (Weaver, 1982). Nilai duga heritabilitas yang diperoleh sangat beragam tergantung dari populasi, generasi dan metode pendugaannya (Sjamsudin, 1990).

Untuk menduga nilai heritabilitas diperlukan beberapa populasi yaitu populasi homogen dan populasi heterogen (populasi bersegregasi). Populasi homogen dapat berupa populasi tetuanya atau populasi tanaman hibrida dan populasi heterogen dapat berupa populasi tanaman bersegregasi. Bila ragam genetik untuk setiap generasinya semakin besar maka nilai heritabilitas akan meningkat dan dikatakan bahwa karakter tersebut sebagian besar disebabkan oleh faktor genetik. Menurut Tillman (1996) heritabilitas dapat digunakan sebagai strategi untuk menyeleksi genotipe-genotipe dalam populasi.

Setelah dilaporkan adanya faktor menurun pengendalian sifat oleh Mendel, orang-orang beranggapan bahwa pertumbuhan tanaman semata mata diatur oleh gen-gen dalam kromosom, sedangkan lingkungan hanya meningkatkan potensi sifatnya. Namun, setelah diketahui bahwa

tanaman-tanaman tidak berkembang secara teratur menurut perubahan lingkungan maka orang mulai menyadari adanya interaksi antara genotipe dan lingkungan. Untuk mengetahui seberapa jauh peranan lingkungan pada suatu sifat tanaman maka didekati dengan usaha untuk memisahkan antar pengaruh genotipe dan lingkungan serta interaksinya (Poespodarsono, 1988).

Variabilitas genetik menunjukkan kriteria keanekaragaman genetik. Seleksi merupakan suatu proses pemuliaan tanaman dan merupakan dasar dari seluruh perbaikan tanaman untuk mendapatkan kultivar unggul baru. Variabilitas genetik yang luas merupakan salah satu syarat efektifnya program seleksi, dan seleksi suatu karakter yang diinginkan akan lebih berarti apabila karakter tersebut mudah diwariskan (Wahyuni, 2004). Evaluasi variasi genetik akan mendapatkan perbaikan-perbaikan sifat disamping juga diperolehnya keleluasaan dalam pemilihan suatu genotipe unggul (Bari et al., 1982).

Heritabilitas

Nilai Heritabilitas dinyatakan dalam bilangan pecahan (desimal) atau persentase. Nilainya berkisar antara 0 dan 1. Heritabilitas dengan nilai 0 berarti bahwa keragaman fenotipe hanya disebabkan lingkungan, sedangkan keragaman dengan keragaman 1 berarti keragaman fenotipe hanya disebabkan oleh genotipe. Makin mendekati 1 dinyatakan heritabilitasnya makin tinggi, sebaliknya makin mendekati 0, heritabilitasnya makin rendah. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu populasi maka akan semakin memungkinkan untuk dilakukan seleksi (Poespodarsono, 1988). Rekapitulasi pendugaan nilai heritabilitas disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Duga Heritabilitas beserta Kriterianya

No

Kriteria

Persentase (%)

Kriteria

1

Umur berbunga (hari)

0.00

Rendah

2

Umur panen (hari)

0.00

Rendah

3

Bobot buah layak pasar (g)

0.00

Rendah

4

Bobot buah total (g)

67.75

Tinggi

5

Tebal kulit buah (mm)

0.00

Rendah

6

Panjang buah (cm)

67.14

Tinggi

7

Bobot rata-rata buah (g)

97.69

Tinggi

8

Diameter buah (mm)

93.88

Tinggi

9

Diameter tanaman (mm)

80.91

Tinggi

10

Tinggi dikotomus (cm)

97.22

Tinggi

11

Tinggi tanaman (cm)

88.11

Tinggi

12

Bobot berangkasan (g)

81.13

Tinggi

13

Umur berbunga (hari)

0.00

Rendah

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar karakter memiliki nilai heritabilitas yang tinggi kecuali umur berbunga, umur panen, bobot buah layak pasar dan tebal kulit buah. Nilai duga heritabilitas dari karakter yang diamati berkisar antara 0.00 – 97.69%. Dengan demikian, semua genotipe F4 yang digunakan memungkinkan untuk menuju tahapan seleksi selanjutnya. Pada sifat yang memiliki heritabilitas tinggi, seleksi akan berlangsung efektif karena 20 pengaruh lingkungan sangat kecil sehingga faktor genetik lebih besar dalam penampilan fenotipenya (Pinaria, 1995).

5.

Teknik persilangan tanaman tomat

Tomat ungu diperoleh dari persilangan terong ungu dengan tomat biasa sehingga diperoleh tomat berwarna ungu. Terong dan tomat yang menyerbuk secara silang dapat disilangkan sehingga mendapatkan varietas baru. Persilangan tomat dan terong ungu sama seperti persilangan pada tanaman mnyerbuk silang pada umumnya. Tetua betina diambilkan dari bunga tomat sedangkan tetua jantan diambilkan dari terong ungu. Hal itu dikarenakan, tujuan dari persilangan kedua tanamn tersebut adlah menghasilkan tanamna tomat yang mempounyai warna ungu sehingga hanya mengadopsi warna ungu yang dimiliki oleh terong ungu tersebut. Jadi terong ungu dijadikan sebgai tetua jantan karena yang paling berpengaruh terbessar padan gen anakan adalah tetua betina.

Pemlihan tetua jantan dan betina adalah pada bunga yang masih kuncup pada tetua betina dan bung yang sudah mekar pada tetua jantan. Tetua betina dipilih yang masih kuncup karena mengantisipasi bahwa putik belum dibuahi oleh serbuk sari. Kastrasi dan emaskulasi tetua betina dilakukan untuk menhilangkan bagian tanaman yang menghalangi terjadinya polinasi dan

menghilangkan polen agar tidak menyerbuk sendiri. Setelah dilakukannya kastrasi dan emaskulasi dilakukan isolasi putik agar putik tidak terserbuki oleh polen yang lain. Setelah itu, adalah melakukan polinasi antara tomat biasa dengan terong ungu. Setelah polinasi, lakukan isolasi hasil polinasi , pelabelan dan mengamati hasil polinasi.

6.

Dasar Genetik Tanaman Tomat

Tanaman tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman penyerbuk sendiri (selfpollinatet crops atau tanaman autogam) yang berlanjut dengan pembuahan secara terus menerus, populasi generasi-generasi berikutnya cendrung mempunyai tingkat homozigot yang semakin besar. Jadi, populasi tanaman akan cendrung merupakan kumpulan suatu lini murni (pure lines). Misalnya jika suatu genotif yang heterezigot pada satu lokusnya, hanya dua allele yang berbeda (Aa) mengalami penyerbukan dan pembuahan sendiri secara terus menerus, akan tampak bahwa proporsi yang homozigot (baik yang dominant maupun resesif) akan bertambah, sedangkan yang heterezigot akan menurun. Pada tanaman menyerbuk sendiri keturunan anakan memiliki sifat yang sama dengan induknya.

Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri yaitu terdapat pertemuan sel kelamin betina dan jantan dari satu tanaman yg sama. Susunan genetik tanaman tomat adalah homosigot. Tanaman menyerbuk sendiri yang disilangkan heterosigot makin kurang keragaman genetiknya terjadi penyerbukan sendiri terus menerus, perubahan susunan genetika pada masing–masing pasangan. Alel mengarah ke homosigositas, sehingga susunan genetik dalam tanaman semua atau sebagian besar homosigot. Bila ada pautan maka proporsi homosigot akan meningkat, tapi tidak mempengaruhi presentase homosigositas.

7.

Tujuan Pemulian Tomat

Tujuan dalam program pemuliaan tanaman didasarkan pada strategi jangka panjang untuk mengantisipasi berbagai perubahan arah konsumen atau keadaan lingkungan. Ada dua tujuan umum dalam pemuliaan tanaman: peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitasproduk yang dihasilkan. Peningkatan kepastian terhadap hasil biasanya diarahkan pada peningkatan daya hasil, cepat dipanen, ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang kurang baik bagi usaha tani, serta kesesuaian terhadap perkembangan teknologi pertanian yang lain. Hasil yang tinggi menjamin terjaganya persediaan bahan mentah untuk diolah lebih lanjut. Tanaman yang berumur singkat (genjah) akan memungkinkan efisiensi penggunaan lahan yang lebih tinggi. Ketahanan terhadap organisme pengganggu atau kondisi alam yang tidak mendukung akan membantu pelaku usaha tani menghindari kerugian besar akibat serangan hama, penyakit, serta bencana alam. Beberapa tanaman tertentu yang dalam usaha budidayanya melibatkan banyak peralatan mekanik memerlukan populasi yang seragam atau khas agar dapat sesuai dengan kemampuan mesin dalam bekerja

Usaha perbaikan kualitas produk adalah tujuan utama kedua. Tujuan semacam ini dapat diarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan. Perkembangan bioteknologi di akhir abad ke-20 telah membantu pemuliaan terhadap tanaman yang mampu menghasilkan bahan pangan dengan kandungan gizi tambahan (pangan fungsional) atau mengandung bahan pengobatan tertentu. Dalam hal tanaman pumuliaan tanaman tomat tujuan utamanya pasti untuk menghasilkan tanaman tomat yang unggul, berkualitas tinggi dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Dari segi visual tanaman tomat diharapkan memiliki atau mempunyai warna dan bentuk yang menarik. 8.

Deskripsi Tanaman Tomat Ungu

Para ahli di Inggris saat ini tengah mengembangkan sejenis tomat berwarna ungu yang diklaim memiliki faedah menghambat pertumbuhan sel kanker. Tomat jenis baru hasil penyilangan gen ini diyakini para ahli mengandung banyak pigmen antioksidan disebut anthocyanin yang berperan penting menghalau tumor dan kanker. Untuk membuat tomat ungu ini, melakukan persilangan tomat dengan varietas liar. Dan warna gelap pada tomat ini berasal dari pigmen yang mirip dengan blueberry. Makin lama terkena sinar Matahari, warna tomat ini akan bertambah gelap. Pigmen ini fotosensitif atau sangat peka dengan cahaya, sehingga semakin lama tomat tersebut berada di bawah sinar matahari, maka kulitnya makin bertambah gelap. Perusahaan yang menghasilkan varietas baru ini mengkhususkan diri dalam memproduksi sayuran hibrida. Tomat hitam ini dipercaya tinggi akan antioksidan serta Vitamin C. Bahkan, pengembang mengatakan bahwa tomat ini bahkan lebih bergizi, sebab dengan pigmen yang unik ini sangat terkonsentrasi antioksidan dan vitamin C, yang dikenal untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

9.

Teknik Pemuliaan Tanaman Tomat Ungu

Tomat merupakan salah satu buah yang mengandung antosianin. Tanaman tomat ungu merupakam varian baru hasil kombinasi dengan gen-gen dari bunga snapdragon atau Antirrhinum majus. Bunga snapdragon memang dikenal sebagai salah satu tumbuhan yang kaya anthocyanin, zat yang juga ditemukan pada berbagai jenis berry berwarna gelap seperti blackberry, cranberry dan chokeberry. Selain itu, tanaman tomat ungu dapat dihasilkan dari persilangan buah blueberry, cranberry yang mengandung anthocyanin yang tinngi (Prihadi, 2008).

Pada proses perakitan tomat ungu, terdapat dua teknik yang dapat dilakukan. Teknik pertama dapat dilakukan dengan hibridisasi antara bunga tomat dengan bunga blueberry atauy cranberries. Teknik hibridisasi yang dilakukan sama dengan teknik persilangan pada umumnya. Teknik lain untuk mendapatkan tomat ungu adalah dengan rekayasa genetika. Menurut penelitian di Inggris dari John Innes Centre, tomat ungu didapatkan dari hasil mengkombinasikan gen-gen dari bunga snapdragon atau Antirrhinum majus.

Penemuan ini telah diuji coba pada tikus yang telah disisipi gen kanker. Berdasarkan penelitian, tikus penderita kanker yang diberi tomat ungu memiliki jangka hidup yang lebih panjang daripada tikus penderita kanker yang diberi asupan tomat merah.

10.

Kelebihan dan Kekurangan Tomat Ungu

Kelebihan



Kandungan antosianin pada tomat ungu lebih tinggi daripada tomat merah. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang mencegah sel kanker.



Memiliki kandungan air yang tinggi.



Memiliki tampilan yang menarik karena berwarna ungu.



Dapat menambah nilai jual buah tomat Kekurangan



Belum ada penelitian lebih lanjut tentang tomat ungu di Indonesia.



Belum mengetahui ketahanan tomat ungu terhadap hama dan penyakit.



Belum dapat diperbanyak secara massal.

Kesimpulan



Tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman menyerbuk sendiri keturunan anakan memiliki sifat yang sama dengan induknya, sehingga dasar genetik tanaman tomat adalah homozigot.



Pemuliaan tanaman tomat bertujuan untuk peningkatan kepastian terhadap hasil yang tinggi dan perbaikan kualitas produk yang dihasilkan, dengan mengarahkan pada perbaikan ukuran, warna, kandungan bahan tertentu (atau penambahan serta penghilangan substansi tertentu), pembuangan sifat-sifat yang tidak disukai, ketahanan simpan, atau keindahan serta keunikan.



Pembuatan tomat ungu ini, dilakukan dengan persilangan antara tomat dengan varietas liar. Warna gelap pada tomat berasal dari pigmen yang mirip dengan blueberry. Semakin lama terkena sinar matahari, warna tomat akan semakin gelap. karena pigmen tomat ungu fotosensitif. Hal ini menyebabkan tomat ungu banyak mengandung anthocyanin.



Tanaman tomat ungu merupakam varian baru hasil kombinasi dengan gen-gen dari bunga snapdragon atau Antirrhinum majus. Selain itu, tanaman tomat ungu dapat dihasilkan dari persilangan buah blueberry, cranberry yang mengandung anthocyanin yang tinngi.



Pada proses perakitan tomat ungu, terdapat dua teknik yang dapat dilakukan. Teknik pertama dapat dilakukan dengan hibridisasi (teknik persilangan pada umumnya) antara bunga tomat dengan bunga blueberry atau cranberries. Sedangkan teknik yang satunya adalah dengan rekayasa genetika. Tomat ungu sendiri bermanfaat mengobati kanker.

DAFTAR PUSTAKA

Allard, R.W. 1960. Priciples Of Plant Breeding. John Wileyand Sons, Inc. New York, London, Sydney. 485 p.

Bari, A. S. Musa, dan E. Sjamsudin .1982. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Nani. Tomat – lebih baik tanam sendiri. Jakarta. 1998

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hal 159

Pracaya .1998 Bertanam tomat. Kanisius Yogyakarta

Sjamsudin, E. 1990. Pendugaan Heritabilitas Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogea L.) tipe Virginia di Queensland Australia. Bul. Agr 19: 1-6.

T. Bernardinus dan Wahyu Wiryanta. 2002.Bertanam Tomat. Agromedia Pustaka. Jakarta

Tillman, B.L., and S. A. Harrison. 1996. Heritabilities of resistance to bacterial streak in winter wheat. Crop Sci 36: 412-418.

Wahyuni, T. S., R. Setiamihardja, N. Hermiati, dan K. H. Hendroatmodjo. 2004. Variabilitas Genetik, Heritabilitas, dan Hubungan Antara Hasil Umbi dengan Beberapa Karakter Kuantitatif dari 52 Genotipe Ubi Jalar di Kendalpayak Malang. Zuriat 15(2):109-117.

Weaver, D.B., and J.R. Wilcox. 1982. Heritabilities, gains from selection, and genetic correlation for characteristic of soybeans grow in two row spacing. Crop Sci 22: 625-628

Rukmana,Rahmat,2007.Tomat dan Cherry. Yogyakarta : Kanisius

View more...

Comments

Copyright ©2017 KUPDF Inc.
SUPPORT KUPDF